makalah kunjungan dindi

21
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI BERSIH PENERAPAN TEKNOLOGI BERSIH DI RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG Di susun oleh : Raisa Yuniarmita L2J 009 068 Cyndia Putri Lupita L2J 009 083 Vianisa Anggraeni L2J 009 084 Raras Wanudyajati L2J 009 085 Karimatu Sa’diyah L2J 009 087

Upload: karimatu-sadiyah

Post on 05-Aug-2015

92 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH KUNJUNGAN DINDI

TUGAS MATA KULIAH

TEKNOLOGI BERSIH

PENERAPAN TEKNOLOGI BERSIH

DI RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG

Di susun oleh :

Raisa Yuniarmita L2J 009 068

Cyndia Putri Lupita L2J 009 083

Vianisa Anggraeni L2J 009 084

Raras Wanudyajati L2J 009 085

Karimatu Sa’diyah L2J 009 087

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2012

Page 2: MAKALAH KUNJUNGAN DINDI

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu penghasil limbah terbesar. Limbah yang

dihasilkan rumah sakit berasal dari berbagai macam aktivitas seperti kegiatan medis,

laboratorium, kegiatan laundry, dan dapur. Limbah yang dihasilkan rumah sakit

antara lain berupa limbah cair, limbah padat (medis, non medis), dan limbah B3.

Penanganannya pun berbeda berdasarkan karakterstik dari masing-masing limbah.

Pengolahan limbah bagi suatu Rumah Sakit sangatlah penting, karena jika limbah

tidak diolah akan menyebabkan terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan

yang kondisinya akan semakin parah bila seiring dengan lemahnya penegakan

hukum.

Untuk itu diperlukan suatu sistem pengolahan limbah cair yang terdiri dari

beberapa unit pengolahan limbah cair sesuai dengan debit dan karakteristik limbah

cair yang dihasilkan rumah sakit tersebut agar limbah cair yang dihasilkan layak

untuk dibuang ke lingkungan. Selain itu juga limbah padat (persampahan) harus

dikelola dengan baik mulai dari pewadahan, pengumpulan, sampai pengangkutan ke

TPS dan TPA. Biasanya untuk limbah rumah sakit menerapkan goodhousekeeping

dalam pengelolaan limbah padat rumah sakit tersebut.

Makalah ini akan dibahas mengenai pengolahan dan pengelolaan limbah di

Rumah Sakit Telogorejo sebagai upaya pencegahan pencemaran (pollution

prevention). Yang dibahas dalam makalah ini meliputi pengolahan limbah cair dan

2

Page 3: MAKALAH KUNJUNGAN DINDI

pengelolaan limbah padat (housekeeping) dimana keduanya merupakan bagian

Sanitasi dari Rumah Sakit Telogorejo.

3

Page 4: MAKALAH KUNJUNGAN DINDI

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Tlogoredjo

II.1.1 Penyaringan (Screening)

Penyaringan merupakan unit pengolahan yang paling awal. Tujuan

utama dari penyaringan adalah untuk melindungi pompa, pipa dan peralatan

mekanik lainnya agar tidak terjadi clogging atau penyumbatan. Unit ini akan

menyisihkan komponen padat dengan ukuran yang besar, seperti dahan,

ranting, kayu, sampah dan lain-lain. Penyaringan biasanya diklasifikasikan

menjadi dua tipe; saringan kasar dan saringan halus (Metcalf & Eddy, 1991).

2.1.2 Bak Ekualisasi

Bak ekualisasi biasanya berukuran cukup besar, fungsinya

mengumpulkan dan menyimpan masukan air limbah, kemudian

mengalirkannya ke pengolahan berikutnya dalam debit yang sudah konstan.

Ukuran yang dibutuhkan untuk sebuah bak ekualisasi dihitung dari mass

balance dari debit yang masuk dengan debit rata-rata desain pengolahan.

(Metcalf & Eddy, 1991)

4

Page 5: MAKALAH KUNJUNGAN DINDI

2.1.3 Clarifier

Clarifier berfungsi untuk menyisihkan lumpur aktif dari pencampuran

limbah. Penyisihan padatan ini merupakan tahap akhir untuk produksi efluen

yang jernih dan mengandung BOD dan SS yang rendah. Pada unit clarifier

ini terjadi pengendapan padatan hasil dari proses biologi pada unit aerasi yaitu

berupa flok – flok.

2.1.4 Bioreaktor Aerob

Bioreaktor Aerob (Biodetox) merupakan operasi yang digunakan

dalam pengolahan air limbah untuk menghilangkan kontaminan dengan

memanfaatkan aktifitas biologis. Metode ini digunakan untuk menguraikan

kandungan organik menjadi lumpur biologis dan gas. Menggunakan bakteri

aerob (memerlukan oksigen) dalam pendegradasian lumpur biologis.

5

Page 6: MAKALAH KUNJUNGAN DINDI

2.1.5 Filtrasi

Filter atau unit penyaringan yang digunakan adalah filter multimedia

yang menggunakan media pasir silica dan karbon aktif. Media Filter

diletakkan di dalam suatu tangki mirip tandon air berbahan plastik berwarna

biru.

2.1.6 Desinfeksi

Proses ini merupakan proses pembubuhan khlor yang bertujuan

untuk :

1) Penurunan ammonia bebas dengan breakpoint chlorination

NH3 + HOCl NH2Cl +H2O

NH2Cl + HOCl NHCl2 + H2O

6

Page 7: MAKALAH KUNJUNGAN DINDI

NHCl2 + HOCl NCl3 + H2O

Reaksi ini tergantung pada pH, temperatur dan waktu kontak

serta rasio inisial khlor/ammonia

2) Mereduksi bakteri golongan Coli dengan penambahan chlor sampai

melewati break event point, sehingga terdapat chlor bebas.

Desinfeksi berfungsi untuk menghilangkan bakteri yang terdapat dalam air

limbah, khususnya bakteri coli.

II.2 Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit Telogorejo

Pada prinsipnya, limbah cair rumah sakit karakteristiknya mirip dengan

limbah cair dari industry sehingga treatment yang diperlakukan pada limbah rumah

sakit berbeda dengan treatment terhadap limbah domestic (rumah tangga). Parameter

yang diremoval adalah TSS, BOD, dan COD. Sumber limbah Rumah sakit

Telogorejo berasal dari beberapa kegiatan, antara lain kegiatan medis, analisa

laboratorium (reagen), kegiatan laundry (biasanya menghasilkan limbah cair paling

banyak), dapur (lemak, minyak, kotoran sisa makanan), dan limbah biasa yang

berasal dari kantin dan kamar mandi.

Sistem pengaliran air limbah Rumah Sakit Telogorejo menggunakan

sistem perpipaan air buangan dimana pipa-pipa tersebut diletakkan pada ruangan-

7

Page 8: MAKALAH KUNJUNGAN DINDI

ruangan yang menghasilkan limbah cair seperti dari kamar mandi di setiap kamar

pasien, laboratorium, ruang laundry, ruang dapur, dan kantin. Air limbah tersebut

dialirkan kemudian dipompa agar dapat mengalir menuju Instalasi Pengolahan Air

Limbah yang terletak di bagian belakang dari Rumah Sakit. Jumlah

kamar pasien di Rumah Sakit Telogorejo ada 293 kamar dengan pemakaian air bersih

per harinya sekitar 500 sampai 1000 l/hari dan air limbah yang dihasilkan biasanya

80% dari total pemakaian air bersih sehingga debit air buangan yang dihasilkan dari

keseluruhan kamar pasien yang ada di Rumah Sakit Telogorejo adalah 146,5 sampai

293 m3/hari. Debit air limbah yang dihasilkan Rumah Sakit Telogorejo ini diolah di

IPAL Rumah sakit tersebut dengan kapasitas pengolahan 260 m3/hari.

IPAL Rumah Sakit Telogorejo menggunakan unit pengolahan biologis

Bioreactor aerob (Biodetox). Digunakan sistem aerob pada pengolahan biologisnya

karena sistem aerob tidak menimbulkan efek bau yang menyengat seperti proses

anaerob, serta tidak menimbulkan gas-gas CO2 dan Methane (CH4) yang

menimbulkan efek pencemaran udara jika tidak diolah dengan baik. Bioreactor ini

menggunakan bakteri yang memperoleh energinya dari oksigen untuk mendegradasi

beberapa parameter pencemar yang terdapat dalam air limbah seperti TSS, BOD, dan

COD.

Proses jalannya air limbah dari pipa-pipa air buangan masuk ke bar

screen yang berbentuk seperti screw yang memisahkan padatan-padatan (sampah) ke

dalam suatu wadah penampung, kemudian masuk ke bak Equalization untuk

pengaturan debit pengolahan tiap jamnya. Pada bak Equalization ini dilakukan

pengadukan dengan cara penghembusan Oksigen dengan menggunakan blower.

Setelah itu limbah masuk ke dalam bak clarifier dengan cara dipompa. Pada bak

clarifier ini terjadi proses pengendapan sedimentasi (lumpur) sehingga air limbah

dapat dipisahkan dari endapan dan memudahkan untuk treatment selanjutnya.

Lumpur yang diendapkan kemudian masuk ke dalam sludge collector dan jika telah

8

Page 9: MAKALAH KUNJUNGAN DINDI

terjadi penumpukan lumpur akan dikeruk sehingga tidak mengganggu operasional

unit-unit pengolahan air limbah lainnya. Sebelum air limbah ditransfer ke Bioreactor

terlebih dahulu air limbah masuk ke dalam bak penghubung yaitu Bak Buffer yang

berfungsi menurunkan pH karena air limbah yang dihasilkan biasanya bersifat basa

yang disebabkan oleh kontribusi air limbah terbesar yaitu dari bagian laundry. Setelah

itu air limbah masuk ke dalam Bioreactor aerob (Biodetox) dimana terdapat bakteri

aerob yang menempel pada dinding dan bagian dasar Bioreactor. Pada Bioreactor

tersebut dipasang difusser agar bakteri dapat terangkat dan mendegradasi zat-zat

pencemar pada air limbah rumah sakit. Selanjutnya air limbah dialirkan menuju

tangki chlorinasi untuk mendapat injeksi chlor. Injeksi chlor ini sangat penting dalam

pengolahan air limbah karena injeksi chlor ini berperan membunuh bakteri-bakteri

pathogen yang terdapat pada air limbah. Tangki chlorin yang digunakan

menggunakan bahan plastik. Mengandung kaporit dengan konsentrasi rata-rata 75

liter dalam 1000 liter air. Lalu air limbah masuk ke bak Polishing dimana pada bak

ini terjadi pengendapan sisa-sisa sludge hasil samping dari proses pendegradasian zat-

zat pencemar pada air limbah di Bioreactor dan proses pendegradasian bakteri-bakteri

pathogen di tangki chlorinasi. Sludge yang terkumpul kemudian akan dialirkan

kembali menuju sludge collector agar tidak terjadi penumpukkan sludge di Tangki

Polishing. Kemudian air limbah dialirkan menuju Unit Filter Multimedia. Filter ini

menggunakan dua macam media yaitu pasir silica dan karbon aktif. Di unit ini air

limbah mengalami tahap penyaringan. Filtrasi ini merupakan proses akhir dari

pengolahan air limbah, kemudian air hasil pengolahan ditampung di bak pengumpul

untuk kemudian dibuang ke saluran drainase perkotaan yang ada di depan rumah

sakit. IPAL Rumah Sakit Tlogoredjo menggunakan sistem automatic, jadi jika air

limbah habis di salah satu unit pengolahan, sistem akan berhenti secara otomatis.

Untuk parameter pencemar seperti lemak dan minyak yang dihasilkan dari aktivitas

dapur biasanya dilakukan pre treatment dengan menggunakan Grease Trap yang

prinsipnya memisahkan air limbah dari lemak dan minyak yang mengapung dari

9

Page 10: MAKALAH KUNJUNGAN DINDI

permukaan air limbah. Pemisahan minyak dan lemak ini menggunakan sistem

overflow.

Air hasil treatment biasanya diuji, baik secara kualitas maupun uji

ekosistem. Uji ekosistem ini dilakukan dengan mengalirkan air hasil treatment di

IPAL ke kolam ikan. Jika ikan tidak mati berarti kuaitas air sudah baik dan layak

dibuang ke lingkungan. Selain itu uji kualitas biasanya dilakukan oleh BLH Kota

Semarang yang melakukan controlling terhadap kualitas air hasil pengolahan IPAL

Rumah sakit Telogorejo tiap sebulan sekali. Sampel uji kualitas air diambil dari bak

pengumpul untu dianalisa di laboratorium Internal Sanitasi BLH Kota Semarang.

Kualitas air limbah yang diuji ini mengacu pada Kepmenkes No.12 Tahun 2004

mengenai Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, Perda No.10 Tahun 2004, serta

KepmenLH No.58 Tahun 1995 mengenai baku mutu limbah cair untuk Rumah Sakit.

II.3 Pengolahan Limbah Padat Rumah Sakit Telogorejo

Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau

bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan

industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat

rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan,

pertanian serta dari tempat-tempat umum.

Dalam hal ini, rumah sakit juga dapat dikatakan sebagai pendonor limbah

karena buangannya berasal dari kegiatan non-medis maupun medis yang bersifat

berbahaya dan beracun dan dalam jumlah besar. Oleh karena itu diperlukan suatu

pengolahan limbah yang sesuai sehingga tidak membahayakan bagi lingkungan.

Adapun sarana pengolahan limbah padat di rumah sakit salah satunya adalah dengan

menggunakan insinerator, sedangkan limbah cairnya diolah dengan instalasi pengolah

air limbah seperti pada umumnya.

Di Rumah Sakit Telogorejo, limbah padat yang dihasilkan dibagi menjadi 2

kategori dalam pembungkusan, yaitu kantong berwarna hitam untuk sampah non

10

Page 11: MAKALAH KUNJUNGAN DINDI

medis dan kantong berwarna kuning untuk sampah medis. Sampah medis dapat

berasal dari hasil pemeriksaan di laboratorium, sisa operasi, potongan tubuh, jarum

suntik, bekas kapas dan lainnya. Sedangkan sampah non medis bisa berasal dari

sampah sisa makanan atau sisa buangan lain yang dihasilkan pasien.

Gambar tempat sampah medis dan non medis

Pengelolaan limbah padat yang dilakukan oleh Rumah Sakit Telogorejo

adalah dengan pembakaran menggunakan insenerator. Sekali pembakaran dapat

membakar limbah padat sebanyak 2 peti berukuran 50x50x90cm3 dengan panas

mencapai 1000oC selama kurang lebih 1 jam dan menghasilkan 5-10kg abu. Lalu abu

yang dihasilkan dari pembakaran limbah padat tersebut dibuang langsung ke TPA.

Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, dikarenakan banyak warga sekitar yang

mengeluh akibat buangan asap yang dihasilkan dari insenerator mengganggu warga

sekitar. Maka sejak tahun 1990, Rumah Sakit Telogorejo tidak lagi menggunakan

insenerator sendiri, tetapi mereka bekerja sama dengan Yayasan Sosial Pancaka,

sebuah yayasan yang bergerak di bidang pembakaran limbah padat dan tempat

kremasi. Limbah padat yang dihasilkan oleh Rumah Sakit Telogorejo akan diangkut

setiap 2 kali seminggu yaitu pada hari Selasa dan Jumat. Pembakaran sampah

idealnya dilakukan setiap hari, namun karena pertimbangan tenaga, waktu serta biaya

maka pembakaran hanya dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu. Sekali

11

Page 12: MAKALAH KUNJUNGAN DINDI

pengangkutan biasanya dapat mengangkut 6-8 peti berukuran 50x50x90cm3 dengan

biaya pembakaran sebesar Rp. 140.000,-/peti dengan menggunakan mobil khusus

untuk sampah yang disediakan Yayasan Pancaka, dan setiap selesai digunakan untuk

pengangkutan akan dicuci dengan cairan desinfektan.

Gambar pewadahan sampah medis

Gambar pewadahan sampah non medis

Dalam teknis operasionalnya, untuk sampah medis ada satu APD (petugas

khusus yang berkeliling mengambil sampah dari setiap ruangan yang ada. Setelah

12

Page 13: MAKALAH KUNJUNGAN DINDI

terkumpul kemudian di kelompokkan atau dipisah, misal untuk limbah jarum suntik,

jarum dilepas kemudian di wadahi dalam botol. Kemudian sampah dipack dalam

kotak dan dikirim dengan mobil. Kelengkapan dari petugas sampah yang dikenakan

adalah sarung tangan, masker dan sepatu boot. Setelah melakukan pekerjaannya

petugas wajib menggunakan cairan desinfektan ( dalam hal ini digunakan alcohol).

Sedangkan untuk sampah non medis rumah sakit Telogorejo bekerjasama dengan

dinas kebersihan kota semarang untuk penanganannya.

13

Page 14: MAKALAH KUNJUNGAN DINDI

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Limbah yang dihasilkan rumah sakit antara lain berupa limbah cair, limbah

padat (medis, non medis), dan limbah B3. Penanganannya pun berbeda berdasarkan

karakterstik dari masing-masing limbah.

Instalasi Pengolahan Air Limbah terdiri dari Penyaringan (Screening), Bak

Ekualisasi, Clarifier, Bioreaktor Aerob, Filtrasi.

Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit Telogorejo

IPAL Rumah Sakit Telogorejo menggunakan unit pengolahan biologis

Bioreactor aerob (Biodetox). Digunakan sistem aerob pada pengolahan biologisnya

karena sistem aerob tidak menimbulkan efek bau yang menyengat seperti proses

anaerob, serta tidak menimbulkan gas-gas CO2 dan Methane (CH4) yang

menimbulkan efek pencemaran udara jika tidak diolah dengan baik

Pengolahan Limbah Padat Rumah Sakit Telogorejo

Pengelolaan limbah padat yang dilakukan dengan pembakaran menggunakan

insenerator. Sekali pembakaran dapat membakar limbah padat sebanyak 2 peti

berukuran 50x50x90cm3 dengan panas mencapai 1000oC selama kurang lebih 1 jam

dan menghasilkan 5-10kg abu. Lalu abu yang dihasilkan dari pembakaran limbah

padat tersebut dibuang langsung ke TPA.

Page 15: MAKALAH KUNJUNGAN DINDI

DAFTAR PUSTAKA

Abednego M., 1993. Pengelolaan Limbah Rumah Sakit. Makalah Seminar

Limbah Rumah Sakit.

Alaert, G. dan Santika, S. S., 1987. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional,

Surabaya.

Arthono, Andri. 2000. Perencanaan Pengolahan Limbah Cair Untuk Rumah Sakit

Dengan Metode Lumpur Aktif. Media ISTA, 3 (2), 15-18.

Barlin. 1995. Analisis dan Evaluasi Hukum Tentang Pencemaran Akibat Limbah

Rumah Sakit. Badan Pembinaan Hukum Nasional, Jakarta

Hariadi Agustinus, 1996. Sistem Pengelolaan Limbah bahan Berbahaya dan

Beracun Rumah Sakit. Direktorat Jenderal Pengelolaan Limbah B3 Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan, Jakarta.

Sugiharto, 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Universitas. Indonesia

Press, Jakarta.

15

Page 16: MAKALAH KUNJUNGAN DINDI