makalah kuda renggong

19
MAKALAH KUDA RENGGONG A. Pendahuluan Kuda Renggong merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat yang berasal dari Sumedang. Kata "renggong" di dalam kesenian ini merupakan metatesis dari kata ronggeng yaitu kamonesan (bahasa Sunda untuk "ketrampilan") cara berjalan kuda yang telah dilatih untuk menari mengikuti irama musik terutama kendang, yang biasanya dipakai sebagai media tunggangan dalam arak-arakan anak sunat. Sejarah Menurut tuturan beberapa seniman, Kuda Renggong muncul pertama kali dari desa Cikurubuk, Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang. Di dalam perkembangannya Kuda Renggong mengalami perkembangan yang cukup baik, sehingga tersebar ke berbagai desa di beberapa kecamatan di luar Kecamatan Buah Dua. Dewasa ini, Kuda Renggong menyebar juga ke daerah lainnya di luar Kabupaten Sumedang. Bentuk kesenian Sebagai seni pertunjukan rakyat yang berbentuk seni helaran (pawai, karnaval), Kuda Renggong telah berkembang dilihat dari pilihan bentuk kudanya yang tegap dan kuat, asesoris kuda dan perlengkapan musik pengiring, para penari, dll., dan semakin hari semakin semarak dengan pelbagai kreasi para senimannya. Hal ini tercatat dalam setiap festival Kuda Renggong yang diadakan setiap tahunnya. Akhirnya Kuda Renggong menjadi seni pertunjukan khas Kabupaten Sumedang. Kuda Renggong kini telah menjadi komoditi pariwisata yang dikenal secara nasional dan internasional. Dalam pertunjukannya, Kuda Renggong memiliki dua kategori bentuk pertunjukan, antara lain meliputi pertunjukan Kuda Renggong di desadan pada festival. B. Pertunjukan di pemukiman

Upload: ciawigebang1

Post on 22-Nov-2015

843 views

Category:

Documents


43 download

DESCRIPTION

kuda renggong

TRANSCRIPT

MAKALAH KUDA RENGGONGA.PendahuluanKuda Renggongmerupakan salah satu seni pertunjukan rakyat yang berasal dariSumedang. Kata "renggong" di dalam kesenian ini merupakan metatesis dari kata ronggeng yaitukamonesan(bahasa Sundauntuk "ketrampilan") cara berjalan kuda yang telah dilatih untuk menari mengikuti irama musik terutamakendang, yang biasanya dipakai sebagai media tunggangan dalam arak-arakan anaksunat.SejarahMenurut tuturan beberapa seniman, Kuda Renggong muncul pertama kali dari desaCikurubuk, KecamatanBuah Dua, Kabupaten Sumedang. Di dalam perkembangannya Kuda Renggong mengalami perkembangan yang cukup baik, sehingga tersebar ke berbagai desa di beberapa kecamatan di luar Kecamatan Buah Dua. Dewasa ini, Kuda Renggong menyebar juga ke daerah lainnya di luar Kabupaten Sumedang.Bentuk kesenianSebagai seni pertunjukan rakyat yang berbentuk senihelaran(pawai, karnaval), Kuda Renggong telah berkembang dilihat dari pilihan bentuk kudanya yang tegap dan kuat, asesoris kuda dan perlengkapan musik pengiring, para penari, dll., dan semakin hari semakin semarak dengan pelbagai kreasi para senimannya. Hal ini tercatat dalam setiap festival Kuda Renggong yang diadakan setiap tahunnya. Akhirnya Kuda Renggong menjadi seni pertunjukan khas Kabupaten Sumedang. Kuda Renggong kini telah menjadi komoditipariwisatayang dikenal secara nasional dan internasional.Dalam pertunjukannya, Kuda Renggong memiliki dua kategori bentuk pertunjukan, antara lain meliputi pertunjukan Kuda Renggong didesadan pada festival.

B.Pertunjukan di pemukimanPertunjukan Kuda Renggong dilaksanakan setelah anak sunat selesai diupacarai dan diberi doa, lalu dengan berpakaian wayang tokohGatotkaca, dinaikan ke atas kuda Renggong lalu diarak meninggalkan rumahnya berkeliling, mengelilingi desa.Musik pengiring dengan penuh semangat mengiringi sambung menyambung dengan tembang-tembang yang dipilih, antara lainKaleked,Mojang Geulis,Rayak-rayak,Ole-ole Bandung,Kembang Beureum,Kembang Gadung,Jisamsu, dll. Sepanjang jalan Kuda Renggong bergerak menari dikelilingi oleh sejumlah orang yang terdiri dari anak-anak, juga remaja desa, bahkan orang-orang tua mengikuti irama musik yang semakin lama semakin meriah. Panas dan terik matahari seakan-akan tak menyurutkan mereka untuk terus bergerak menari dan bersorak sorai memeriahkan anak sunat. Kadangkala diselingi dengan ekspose Kuda Renggong menari, semakin terampil Kuda Renggong tersebut penonton semakin bersorak dan bertepuk tangan. Seringkali juga para penonton yang akan kaul dipersilahkan ikut menari.Setelah berkeliling desa, rombongan Kuda Renggong kembali ke rumah anak sunat, biasanya dengan laguPileuleuyan(perpisahan). Lagu tersebut dapat dilantunkan dalam bentuk instrumentalia atau dinyanyikan. Ketika anak sunat selesai diturunkan dari Kuda Renggong, biasanya dilanjutkan dengan acara saweran (menaburkan uang logam dan beras putih) yang menjadi acara yang ditunggu-tunggu, terutama oleh anak-anak desa.

C.Pertunjukan festivalPertunjukan Kuda Renggong di Festival Kuda Renggong berbeda dengan pertunjukan keliling yang biasa dilakukan di desa-desa. Pertunjukan Kuda Renggong di festival Kuda Renggong, setiap tahunnya menunjukan peningkatan, baik jumlah peserta dari berbagai desa, juga peningkatan media pertunjukannya, asesorisnya, musiknya, dll. Sebagai catatan pengamatan, pertunjukan Kuda Renggong dalam sebuah festival biasanya para peserta lengkap dengan rombongannya masing-masing yang mewakili desa atau kecamatan se-Kabupaten Sumedang dikumpulkan di area awal keberangkatan, biasanya di jalan raya depan kantor Bupati, kemudian dilepas satu persatu mengelilingi rute jalan yang telah ditentukan panitia (Diparda Sumedang). Sementara pengamat yang bertindak sebagai Juri disiapkan menilai pada titik-titik jalan tertentu yang akan dilalui rombongan Kuda Renggong.Dari beberapa pertunjukan yang ditampilkan nampak upaya kreasi masing-masing rombongan, yang paling menonjol adalah adanya penambahan jumlah Kuda Renggong (rata-rata dua bahkan empat), pakaian anak sunat tidak lagi hanya tokoh Wayang Gatotkaca, tetapi dilengkapi dengan anak putri yang berpakaian seperti putriCinderelladalam dongeng-dongengBarat. Penambahan asesoris Kuda, dengan berbagai warna dan payet-payet yang meriah keemasan, payung-payung kebesaran, tarian para pengiring yang ditata, musik pengiring yang berbeda-beda, tidak lagiKendang Penca, tetapiBajidoran,Tanjidor,Dangdutan, dll. Demikian juga dengan lagu-lagunya, selain yang biasa mereka bawakan di desanya masing-masing, sering ditambahkan dengan lagu-lagu dangdutan yang sedang popular, sepertiGoyang Dombret,Pemuda Idaman,Mimpi Buruk, dll. Setelah berkeliling kembali ke titik keberangkatan.

D.PerkembanganDari dua bentuk pertunjukan Kuda Renggong, jelas muncul musik pengiring yang berbeda. Musik pengiring Kuda Renggong di desa-desa, biasanya cukup sederhana, karena umumnya keterbatasan kemampuan untuk memiliki alat-alat musik (waditra) yang baik. Umumnya terdiri darikendang,bedug,goong,terompet,genjring kemprang,ketuk, dankecrek. Ditambah dengan pembawa alat-alat suara (speakrer toa, ampli sederhana, mike sederhana). Sementara musik pengiring Kuda Renggong di dalam festival, biasanya berlomba lebih "canggih" dengan penambahan peralatan musik terompet Brass, keyboard organ,simbal,drum,tamtam, dll. Juga di dalam alat-alat suaranya.

E.MaknaMakna yang secara simbolis berdasarkan beberapa keterangan yang berhasil dihimpun, diantaranyaMakna spiritual: semangat yang dimunculkan adalah merupakan rangkaian upacara inisiasi (pendewasaan) dari seorang anak laki-laki yang disunat. Kekuatan Kuda Renggong yang tampil akan membekas di sanubari anak sunat, juga pemakaian kostum tokoh wayang Gatotkaca yang dikenal sebagai figur pahlawan;Makna interaksi antar mahluk Tuhan: kesadaan para pelatih Kuda Renggong dalam memperlakukan kudanya, tidak semata-mata seperti layaknya pada binatang peliharaan, tetapi memiliki kecenderungan memanjakan bahkan memposisikan kuda sebagai mahluk Tuhan yang dimanjakan, baik dari pemilihan, makanannya, perawatannya, pakaiannya, dan lain-lain;Makna teatrikal: pada saat-saat tertentu di kala Kuda Renggong bergerak ke atas seperti berdiri lalu di bawahnya juru latih bermain silat, kemudian menari dan bersilat bersama. Nampak teatrikal karena posisi kuda yang lebih tampak berwibawa dan mempesona. Atraksi ini merupakan sajian yang langka, karena tidak semua Kuda Renggong, mampu melakukannya;Makna universal: sejak zaman manusia mengenal binatang kuda, telah menjadi bagian dalam hidup manusia di pelbagai bangsa di pelbagai tempat di dunia. Bahkan kuda banyak dijadikan simbol-simbol, kekuatan dan kejantanan, kepahlawanan, kewibawaan dan lain-lain.

F.PenutupDengan telah dibuatnya makalah tentang Seni Kudarenggongpenyusun mengharapkan agar kesenian tradisional dapat dilestarikan lebih dalam lagi, selain itu kami harapkan para pelajar yangmembacanya dapat lebihmemaknai arti kebudayaan dankekayaanakankesenian daerah yangdiwariskan secara turun-temurun selain itu kami harapkan pembaca dapat membuat makalah yang lebih baik dari yang kami buat.Demikianlah makalah ini kami buat, kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, begitu pula kamisebagai penyusun.

PATA GOLD AWARDpada tahun 1987dan sampai sekarang sering menjuarai festival kuda renggong yang diadakan oleh pemerintah daerah sumedangKuda renggng harisbaya yang di pimpin oleh bapak awan ini memang merupakan kesenian yang cukup di segani di daerahnya dan sering tampil di TV serata panggilannya sampai keluar jawaBiasanya kesenian kudarenggong ini di panggil untuk mengisi acara resepsi KHITANANdengan Menambahkan Kesenian kuda renggong Acara Resepsi Khitanan yg anda adakanakan lebih Meriah dan lebih marakKesenian kuda renggong merupakan kesenian asli sumedang .Kesenian ini beralamat:Kampung bosok ,Desa Sukagalih no: 118,kode pos 45351 ,Kecamatan sumedang selatan,Kabupaten Sumedang,Propinsi Jawa barat,Bila anda berminat untuk memeriahkan acara resefsi khitanan anak saudara .HUBUNGI:Rusmiati No telp:081320520454 ...........alamat Sumedang, Yaya Karmaya No Telp: 02136934161..............alamat tangerang

Sekilas Tentang KudaRenggongPosted on11 Januari 2012Sumber gambar : voiceofbandung.comLiburan sekolah yang baru saja usai banyak dimanfaatkan oleh banyak orang tua untuk mengadakan sunatan / khitanan anak mereka dengan alasan sedang libur sekolah. Klinik khitan dan tukang sunat yang mempunyai banyak sebutan sepertibengkong, paraji sunat, mantri sunatdll mendapat order yang cukup tinggi disaat liburan seperti ini. Ditempat asal akang yaitu Sumedang, salah satu pihak yang mendapat banyak order disaat seperti ini adalah grup kesenianKuda Renggongyaitu salah satu kesenian tradisional yang berasal dari Sumedang sendiri.Kuda renggong mulai dikenal pada masa pemerintahan Pangeran Arya Surya Atmadja (1882-1919) menjadi bupati Sumedang. Katarenggongdalam bahasa sunda berarti gerakan tari berirama dengan ayunan langkah kaki yang diikuti oleh gerakan kepala dan leher yang tetap. Kata ini juga merupakan metatesis dariRonggeng yang berarti pertunjukkan tari yang dilakukan oleh perempuan di halaman rumah saat bulan bersinar.Tokoh penting dalam permulaan kesenian kuda renggong ini bernama Sipan bin Midin yang lahir pada tahun 1870 di dusun Cikurubuk, kecamatan Buah Dua, kabupaten Sumedang. Sejak kecil Sipan suka mengamati tingkah laku kuda dan membedakan langkah kaki kuda menjadi 4 macam,yaitu :A. Adeanadalah gerak lari kuda melintang seperti gerak lari kepinggir seperti ayam yang sedang berahi.B. Torolongadalah gerak lari kuda dengan langkah kaki pendek-pendek dan cepat.C. Derap / jogrogadalah langkah kaki kuda biasa yang artinya tidak lari namun gerakannya cepat.D. Congklangadalah gerak lari cepat seperti gerakan kuda pacu dimana kaki kanan dan kiri kuda bergerak serempak kearah depan.Sipan melatih kuda dengan cara kendali kuda dipegang oleh dua orang di kiri kanan, seorang mencambuk dari belakang sehingga kuda meronta namun tertahan tali kendali. Latihan tersebut biasanya berlangsung selama 3 bulan dengan iringan musik. Dengan demikian kuda menjadi terbiasa setiap mendengar pengiring ia akan bergerak-gerak menari. Kuda hasil pelatihan Sipan menjadi terkenal dan banyak dicari orang yang kemudian dikenal dengan sebutan kuda renggong.Kesenian kuda renggong akhirnya menjadi kesenian rakyat yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Sumedang. Saat ini hampir di setiap kecamatan mempunyai perkumpulan permainan kuda renggong. Selain digunakan pada acara khitanan kuda renggong juga sering dipakai untuk menyambut para pejabat yang turun ke daerah, juga digunakan pada perayaan hari jadi Kabupaten dan setiap hari Kemerdekaan. Dengan banyaknya perkumpulan kuda renggong maka sering diadakan festival untuk memilih mana kuda renggong terbaik atau perkumpulan terbaik. Semakin sering kuda renggong memenangi suatu festival maka otomatis harga jualnya akan melambung tinggi.Jalannya pertunjukkan permainan kuda renggong terdiri atas beberapa adegan perkelahian antara manusia (pesilat) dengan kuda, antara lain :1. Kuda berdiri diatas kedua kaki belakang, kaki depan kedua-duanya bergerak seperti posisi akan mencakar diiringi lagu kidung.2. Anak pesilat diinjak perutnya oleh kuda.3. Anak pesilat dengan posisi terlentang diinjak kepala bagian jidatnya oleh kedua kaki depan kuda.4. Leher anak pesilat ada diantara kedua kaki depan kuda dalam posisi terlentang kemudian berguling-guling.5. Anak pesilat bermain silat diatas punggung kuda, juga berdiri diatas kedua kaki belakang kemudian kuda berputar-putar.Atraksi ini akan berlangsung sekitar satu jam kemudian anak sunat / khitan dinaikkan keatas kuda untuk kemudian diarak keliling kampung lengkap dengan pengiring yang memainkan musik juga pengiring yang bertugas menari-nari didepan kuda selama arak-arakan berlangsung. Selama arak-arakan inilah kuda memamerkan keahliannya menari sambil berjalan dengan mengikuti iringan musik. Musik pengiring kuda renggong didominasi oleh suara terompet diselingi suara juru sinden. Alat pengiring lainnya mirip dengan perangkat gamelan hanya lebih sedikit jumlahnya. Pada awalnya lagu-lagu yang diperdengarkan sepertiKembang Gading, Kembang Beureum, Manuk Dadali, Adem Ayem, Daun Puspa, Solempang Konengyang berirama cepat mirip musik dangdut tetapi seiring waktu lagu-lagu tersebut mulai ditinggalkan dan beralih dengan lagu-lagu populer yang biasa kita dengar ditelevisi saat ini. Hanya lagu Kembang Gadung dan Kembang Beureum yang masih selalu dipakai karena lagu tersebut dianggap sebagai kidung persembahan untuk para leluhur.Pertunjukkan kuda renggong ini biasanya dilakukan sehari sebelum khitanan dilaksanakan. Anak yang saat di sunat dirayakan dengan pertunjukkan kuda renggong ini biasanya mempunyai kenangan dan kebanggan tersendiri diantara anak lainnya. Kenangan yang bisa terbawa hingga dewasa dan tidak bisa dilupakan.Akangsendiri saat disunat tidak dirayakan dengan pertunjukkan kuda renggong mungkin karena orang tua sedang tidak mempunyai uang untuk mengundangnya.Akangadalah anak ketiga dari lima bersaudara yang semuanya laki-laki, dari kelima anak yang mengadakan pertunjukan kuda renggong saat dikhitan adalah anak pertama, kedua dan terakhir sehingga walaupun saat dikhitanakangtidak naik kuda renggong tetapi bisa nebeng saat kakak dan adik disunat.Sumber pustaka : Permainan rakyat jawa barat, oleh: Drs.Sunatra S.H. MS, Drs Endang Hermawan, Asep Wahyu, FS. BA

KUDARENGGONG HARISBAYAPaguyuban kesenian kudarenggong harisbaya merupakan kesenian yang mempunyai banyak ide dan inovasiDalam bebera bulan ini kesenian ini terus menggali agar menjadikan kesenian yang paling bergengsi di antara kesenian kesenian kudarenggong lainnyaSeiring dengan kemajuan jaman dan terus bertambahnya kelompok seni Kuda Renggong atau Kuda Silat yang jumlahnya di Kabupaten Sumedang sudah mencapai lebih dari 160 grup atau kelompok, ibarat jamur di musim hujan, jumlah komunitas penyenang maupun pendukung salah satu kelompok atau grup seni Kuda Renggong terus bertambah

Biasanya kelompok pendukung atau komunitas seni Kuda Renggong maupun Kuda Silat akan menggunakan nama kelompok atau grup seni Kuda Renggong ataupun Kuda Silat favorit mereka. Keberadaan mereka membuat kelompok atau grup sangat terbantu karena keberadaan komunitas membuat pemilik grup atau kelompok Kuda Renggong tidak terlalu sulit untuk mencari yang mau menanggap mereka

Untuk mencapai pendukung yang banyak kesenian ini harus selalu menjadi yang terbaik dalamDalam berbagai aspek terutama inovasi di bidang demontrasiDan dibidang instrument dan peralatan peralatan nyaSekarang ini kesenian kudarenggong Harisbaya yang di ketuai oleh bapak Awan Irawan telah menambahkan alat alat baru untuk mendukung kesenian ini supaya lebih meriah dan ramaiDan tidak mengecewakan pelanggan nya .Alat alat yang baru ini adalah sebuah sound system mini yang di dorong atau di naikan di sebuah mobil pik up yang posisinya di belakang para penabuh instrumentAlat ini di beri power dari generator listrik mini , jadi suara musik nya pun lebih nyaring dan menggema .Dengan menambah kan sound system mini yg di beri power generator kecil ini alat alat musik bisa dipareasikan dengan menambah gitar listrik dan keybort .Suaranya pun semakin asik didengar dan bisa dipareasikan antara musik Dangdut , musik bajidoran, dan musik khas kudarenggong.

TUJUAN KESENIAN KUDA RENGGONGPHOTO KUDARENGGONG HARISBAYA SUMEDANG

Sebagai seni pertunjukan rakyat yang berbentuk senihelaran(Pawai ,karnaval), Kuda Renggong telah berkembang dilihat dari pilihan bentuk kudanya yang tegap dan kuat, asesoris kuda dan perlengkapan musik pengiring, para penari, dll., dan semakin hari semakin semarak dengan pelbagai kreasi para senimannya. Hal ini tercatat dalam setiap festival Kuda Renggong yang diadakan setiap tahunnya. Akhirnya Kuda Renggong menjadi seni pertunjukan khas Kabupaten Sumedang. Kuda Renggong kini telah menjadi komoditipariwisatayang dikenal secara nasional dan internasional.Dalam pertunjukannya, Kuda Renggong memiliki dua kategori bentuk pertunjukan, antara lain meliputi pertunjukan Kuda Renggong didesadan pada festivalPertunjukan di pemukimanPertunjukan Kuda Renggong dilaksanakan setelah anak sunat selesai diupacarai dan diberi doa, lalu dengan berpakaian wayang tokohGatotkaca, dinaikan ke atas kuda Renggong lalu diarak meninggalkan rumahnya berkeliling, mengelilingi desa.Musik pengiring dengan penuh semangat mengiringi sambung menyambung dengan tembang-tembang yang dipilih, antara lain Rayak-rayak, Kembang Beureum, Kembang Gadung, dll. Sepanjang jalan Kuda Renggong bergerak menari dikelilingi oleh sejumlah orang yang terdiri dari anak-anak, juga remaja desa, bahkan orang-orang tua mengikuti irama musik yang semakin lama semakin meriah. Panas dan terik matahari seakan-akan tak menyurutkan mereka untuk terus bergerak menari dan bersorak sorai memeriahkan anak sunat. Kadangkala diselingi dengan ekspose Kuda Renggong menari, semakin terampil Kuda Renggong tersebut penonton semakin bersorak dan bertepuk tangan. Seringkali juga para penonton yang akan kaul dipersilahkan ikut menari.Setelah berkeliling desa, rombongan Kuda Renggong kembali ke rumah anak sunat, biasanya dengan lagu Pileuleuyan (perpisahan). Lagu tersebut dapat dilantunkan dalam bentuk instrumentalia atau dinyanyikan. Ketika anak sunat selesai diturunkan dari Kuda Renggong, biasanya dilanjutkan dengan acara demontrasi kuda renggong serta saweran (menaburkan uang logam dan beras putih) yang menjadi acara yang ditunggu-tunggu, terutama oleh anak-anak desa..

Kuda Renggong (Kesenian Tradisional Masyarakat Sunda)Asal UsulKuda renggong adalah suatu kesenian khas masyarakat Sunda (Jawa Barat) yang menampilkan 1-4 ekor kuda yang dapat menari mengikuti irama musik. Di atas kuda-kuda tersebut biasanya duduk seorang anak yang baru saja dikhitan atau seorang tokoh masyarakat. Kata renggong adalah metatesis dari ronggeng yang artinya gerakan tari berirama dengan ayunan (langkah kaki) yang diikuti oleh gerakan kepala dan leher.

Kesenian kuda renggong atau yang dahulu biasa disebut kuda igel karena bisa ngigel (menari) ini konon tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat Desa Cikurubuk, Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang. Waktu itu (sekitar tahun 1880-an) ada seorang anak laki-laki bernama Sipan yang mempunyai kebiasaan mengamati tingkah laku kuda-kuda miliknya yang bernama si Cengek dan si Dengkek. Dari pengamatannya itu, ia menyimpulkan bahwa kuda juga dapat dilatih untuk mengikuti gerakan-gerakan yang diinginkan oleh manusia.

Selanjutnya, ia pun mulai melatih si Cengek dan si Dengkek untuk melakukan gerakan-gerakan seperti: lari melintang (adean), gerak lari ke pinggir seperti ayam yang sedang birahi (beger), gerak langkah pendek namun cepat (torolong), melangkah cepat (derep atau jogrog), gerakan kaki seperti setengah berlari (anjing minggat), dan gerak kaki depan cepat dan serempak (congklang) seperti gerakan yang biasa dilakukan oleh kuda pacu. Cara yang digunakan untuk melatih kuda agar mau melakukan gerakan-gerakan tersebut adalah dengan memegang tali kendali kuda dan mencambuknya dari belakang agar mengikuti irama musik yang diperdengarkan. Latihan dilakukan selama tiga bulan berturut-turut hingga kuda menjadi terbiasa dan setiap mendengar musik pengiring ia akan menari dengan sendirinya.

Melihat keberhasilan Sipan dalam melatih kuda-kudanya ngarenggong membuat Pangeran Aria Surya Atmadja yang waktu itu menjabat sebagai Bupati Sumedang menjadi tertarik dan memerintahkannya untuk melatih kuda-kudanya yang didatangkan langsung dari Pulau Sumbawa. Dan, dari melatih kuda-kuda milik Pangeran Aria Surya Atmadja inilah akhirnya Sipan dikenal sebagai pencipta kesenian kuda renggong.

Dalam perkembangan selanjutnya, kesenian kuda renggong bukan hanya menyebar ke daerah-daerah lain di Kabupaten Sumedang, melainkan juga ke kabupaten-kabupaten lain di Jawa Barat, seperti Kabupaten Bandung dan Purwakarta. Selain menyebar ke beberapa daerah, kesenian ini juga mengalami perkembangan, baik dalam kualitas permainannya maupun waditra dan lagu-lagu yang dimainkan. Di Kabupaten Sumedang kualitas permainan kuda renggong diukur menurut standar Persatuan Kuda Sumedang (PKS) yang dibagi menjadi tiga kelas, yaitu: (1) kuda kualitas baik dan pernah menjadi juara dalam festival kuda renggong tingkat kabupaten; (2) kualitas kuda tingkat pertengahan (kualitas pasaran/pasaran mentas); dan (3) kuda renggong yang masih dalam tahap belajar (kuda baru).

PemainPara pemain kuda renggong umumnya adalah laki-laki dewasa yang tergabung dalam sebuah kelompok yang terdiri atas: seorang pemimpin kelompok (pelatuk), beberapa orang pemain waditra, dan satu atau dua orang pemain silat. Para pemain ini adalah orang-orang yang mempunyai keterampilan khusus, baik dalam menari maupun memainkan waditra. Keterampilan khusus itu perlu dimiliki oleh setiap pemain karena dalam sebuah pertunjukan kuda renggong yang bersifat kolektif diperlukan suatu tim yang solid agar semua gerak tari yang dimainkan dapat selaras dengan musik yang dimainkan oleh para pemain waditra.

Tempat dan Peralatan PermainanKesenian kuda renggong ini umumnya ditampilkan pada acara: khitanan, menyambut tamu agung, pelantikan kepala desa, perayaan hari kemerdekaan dan lain sebagainya. Biasanya dilakukan pada siang hari dan berkeliling kampung. Durasi sebuah pementasan kuda renggong biasanya memakan waktu cukup lama, bergantung dari luas atau tidaknya kampung yang akan dikelilingi.

Peralatan yang digunakan dalam permainan kuda renggong adalah: (1) satu sampai empat ekor kuda yang sudah terlatih beserta perlengkapannya yang terdiri dari: sela (tempat atau alat untuk duduk penunggang kuda), seser (pembalut kepala kuda), sanggawedi (pijakan kaki bagi penunggang), apis buntut (tali penahan sela yang dihubungkan dengan pangkal ekor kuda), eles (tali kemudi kuda), kadali (besi yang dipasang pada mulut kuda untuk mengikatkan tali kendali), ebeg (hiasan sela), sebrak (lapisan di bawah sela agar punggung kuda tidak luka/lecet), dan andong (sabuk yang diikatkan ke bagian perut kuda sebagai penguat sela agar tidak mudah lepas dari punggung kuda); (2) seperangkat waditra yang terdiri dari: dua buah kendang besar (kendang indung dan kendang anak), sebuah terompet, dua ancak ketuk (bonang), sebuah bajidor, dua buah gong (besar dan kecil), satu set kecrek, genjring, dan terbang atau dulang; dan (3) busana pemain kuda renggong yang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu busana juru pengrawit (wiyaga) dan busana pemain silat (pengatik). Busana juru pengrawit terdiri dari: baju seragam biru lengan panjang dan berstrip putih, celana panjang, tutup kepala iket loher, dan sandal. Sedangkan busana pemain silat terdiri dari: celana pangsi berwarna hitam, tutup kepala iket loher, dan ikat pinggang kain berwarna merah.

Pertunjukan Kuda RenggongPertunjukan kuda renggong diawali dengan kata-kata sambutan yang dilakukan oleh panitia hajat. Setelah itu, barulah anak yang telah dikhitan atau tokoh masyarakat yang akan diarak dipersilahkan untuk menaiki kuda renggong. Selanjutnya, alat pengiring ditabuh dengan membawakan lagu Kembang Gadung dan Kembang Beureum yang berirama dinamis sebagai tanda dimulainya pertunjukan.

Setelah anak yang akan diarak siap, maka sang pemimpin (pelatuk) akan mulai memberikan aba-aba agar pemain silat (pengatik) dan sang kuda mulai melakukan gerakan-gerakan tarian secara serempak dan bersamaan. Tarian yang biasa dimainkan oleh pesilat bersama kuda renggong tersebut adalah tarian perkelahian yang terjadi diantara mereka, yang diantaranya adalah: gerakan kuda berdiri di atas kedua kaki belakangnya. Sementara kaki depan bergerak seperti mencakar pesilat, gerakan-gerakan yang seolah-olah menginjak perut pesilat, gerakan menginjak kepala pesilat menggunakan kaki depan, dan gerakan-gerakan pesilat saat beraksi di sekitar punggung kuda. Sebagai catatan, gerakan-gerakan yang dilakukan oleh sang kuda tidak begitu tinggi karena di atas punggungnya terdapat anak yang dikhitan atau pejabat yang menungganginya.

Sedangkan, lagu-lagu yang dimainkan oleh para wiyaga untuk mengiringi tarian biasanya diambil dari kesenian Jaipong, Ketuk Tilu, dan Joged seperti: Paris Wado, Rayak-rayak, Botol Kecap, Keringan, Kidung, Titipatipa, Gondang, Kasreng, Gurudugan, Mapay Roko, Kembang gadung, Kangsring, Buah Kawung, Gondang, Tenggong Petit, Sesenggehan, Badudud, Tunggul Kawing, Samping Butut, Sireum Beureum, Manuk Dadali, Adem Ayem, Daun Puspa, Solempang Koneng, Reumis Janari, Daun Pulus, dan lagu Selingan (Siyur, Tepang Sono, Awet Rajet, Serat Salira, Madu dan Racun, Pria Idaman, Goyang Dombret, Warudoyong dan lain sebagainya).

Pertunjukan kuda renggong ini dilakukan sambil mengelilingi kampung atau desa, hingga akhirnya kembali lagi ke tempat semula. Setelah itu, diadakan acara saweran yang didahului oleh pembacaan doa yang dipimpin oleh juru sawer (ahli nyawer) dengan menggunakan sesajen yang berupa: nasi tumpeng (congot), panggang daging, panggang ayam (bakakak), sebuah tempurung kelapa yang berisi beras satu liter, irisan kunyit, dan kembang gula. Dan, setelah acara saweran yang dilakukan dengan menaburkan uang logam dan beras putih, maka pertunjukan pun berakhir.

Nilai BudayaSeni sebagai ekspresi jiwa manusia sudah barang tentu mengandung nilai estetika, termasuk kesenian tradisional kuda renggong yang ditumbuh-kembangkan oleh masyarakat Cikurubuk, Kabupaten Sumedang. Namun demikian, jika dicermati secara mendalam kuda renggong tidak hanya mengandung nilai estetika semata, tetapi ada nilai-nilai lain yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat pendukungnya. Nilai-nilai itu antara lain adalah kerja sama, kekompakan, ketertiban, dam ketekunan. Nilai kerjasama terlihat dari adanya kebersamaan dalam melestarikan warisan budaya para pendahulunya. Nilai kekompakan dan ketertiban tercermin dalam suatu pementasan yang dapat berjalan secara lancar. Nilai kerja keras dan ketekunan tercermin dari penguasaan gerakan-gerakan tarian. (ali gufron)