makalah ktsp.pdf

44
MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI Model Kurikulum Berbasis Tingkat Satuan PendidikanDosen Pengampu Silfia Ilma M.Pd Disusun Oleh: Shafira Widya Ika Pertiwi : 13.601030.001 Diah Kurniawati : 13.601030.004 Suharni : 13.601030.009 Rahmi Agus Lestari : 13.601030.012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 2015

Upload: diah-kurnia

Post on 14-Apr-2016

99 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah KTSP.pdf

MAKALAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM BIOLOGI

“Model Kurikulum Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan”

Dosen Pengampu

Silfia Ilma M.Pd

Disusun Oleh:

Shafira Widya Ika Pertiwi : 13.601030.001

Diah Kurniawati : 13.601030.004

Suharni : 13.601030.009

Rahmi Agus Lestari : 13.601030.012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2015

Page 2: Makalah KTSP.pdf

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala

limpahan Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan

makalah yang berjudul “Model Kurikulum Berbasis Tingkat Satuan

Pendidikan” dengan lancar. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai

salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi para pembaca.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman

kami yang miliki sangat kurang. Semoga makalah ini bermanfaat untuk

pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Penyusun

Tarakan, 01 April 2015

Page 3: Makalah KTSP.pdf

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................ i

Kata Pengantar ............................................................................................... ii

Daftar Isi......................................................................................................... iii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3

D. Manfaat Penulisan .................................................................................... 4

BAB II Pembahasan

A. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ................................. 5

B. Landasan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.................................... 5

C. Tujuan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan .... 15

D. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

.. ............................................................................................................... 15

E. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

. ................................................................................................................. 15

F. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. ................................ 21

G. Model Konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. .......................... 26

H. Pengembangan Silabus............................................................................. 28

I. Pelaksanaan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. .......... 37

BAB III Penutup

A. Kesimpulan .............................................................................................. 39

B. Saran ......................................................................................................... 40

Daftar Pustaka

Page 4: Makalah KTSP.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta

kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan

dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan

untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan

potensi yang ada di daerah. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan

untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional

pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan , dan penilaian

pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu

Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan

utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU

20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar

Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang

pendidikan dasar dan menengah di susun oleh satuan pendidikan dengan

mengacu pada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain itu, penyusunan KTSP

juga harus mengikuti ketentuan lain yangmenyangkut kurikulum dalam UU

20/2003 dan PP 19/2005.

Panduan yang di susun BSNP terdiri atas dua bagian. Pertama,

Panduan Umum yang memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum

Page 5: Makalah KTSP.pdf

yang dapat diterapkan pada satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam SI dan SKL.

Termasuk dalam ketentuan umum adalah penjabaran amanat dalam UU

20/2003 dan ketentuan PP 19/2005 serta prinsip dan langkah yang harus di acu

dalam pengembangan KTSP. Kedua, model KTSP sebagai salah satu contoh

hasil akhir pengembangan KTSP dengan mengacu pada SI dan SKL dengan

berpedoman pada Panduan Umum yang dikembangkan BSNP. Sebagai model

KTSP, tentu tidak dapat mengakomodasi kebutuhan seluruh daerah di wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan hendaknya di pergunakan

sebagai refrensi.

Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat

memberi kesempatan kepada peserta didik untuk: (1) belajar untuk beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) belajar untuk memahami dan

menghayati, (3) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara

efektif, (4) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan (5)

belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar

yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di uraikan di atas, maka

permasalahan yang hendak di angkat dalam makalah ini adalahs:

1. Apa pengertian kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)?

2. Apa landasan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)?

3. Apa tujuan panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP)?

4. Apa saja prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP)?

5. Apa saja acuan operasional penyusunan kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP)?

6. Apa saja komponen kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)?

7. Bagaimana model konsep kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)?

Page 6: Makalah KTSP.pdf

8. Bagaimana pengembangan silabus dalam kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP)?

9. Bagaimana pelaksanaan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP)?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan yang

akan di capai dalam penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP).

2. Untuk mengetahui landasan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

3. Untuk mengetahui tujuan panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP).

4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tingkat

satuan pendidikan (KTSP).

5. Untuk mengetahui acuan operasional penyusunan kurikulum tingkat

satuan pendidikan (KTSP).

6. Untuk mengetahui komponen kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP).

7. Untuk mengetahui model konsep kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP).

8. Untuk mengetahui pengembangan silabus dalam kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP).

9. Untuk mengetahui pelaksanaan penyusunan kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP).

Page 7: Makalah KTSP.pdf

D. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat di ambil dari penyusunan makalah ini adalah :

a. Bagi penulis

1. Agar dapat digunakan untuk menyelesaikan tugas penyusunan

makalah model kurikulum berbasis tingkat satuan pendidikan pada

mata kuliah Pengembangan Kurikulum Biologi.

2. Agar penulis mengetahui sistematika penulisan makalah serta saling

menghargai pikiran atau ide dalam bekerja sama sebagai satu tim

untuk menyelesaikan makalah ini.

3. Agar menambah wawasan bagi penyusun makalah.

b. Bagi pembaca

1. Untuk menambah wawasan serta refrensi para pembaca baik dosen

maupun mahasiswa/mahasiswi di Universitas Borneo Tarakan tentang

kurikulum terkait materi model kurikulum berbasis tingkat satuan

pendidikan.

2. Agar makalah ini dapat di jadikan sebagai contoh literature dalam

penyusunan makalah terkait materi model kurikulum berbasis tingkat

satuan pendidikan.

Page 8: Makalah KTSP.pdf

BAB II

PEMBAHASAN

Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah mengembangkan

kurikulum berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI)

dan berpedoman pada panduan yang di tetapkan oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP), maka materi bab ini akan mengacu pada Panduan

Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah yang disusun oleh

BSNP tahun 2006.

A. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan

pendidikan tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

Silabus adalah rencana pembelajaran pasa suatu dan/atau kelompok mata

pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,

materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian

kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

B. Landasan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur

KTSP, adalah :

Pasal 1 ayat (19) :

Ayat 19: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang di gunakan sebagai

Page 9: Makalah KTSP.pdf

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.

Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4) :

Ayat 1: Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.

Ayat 2: Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum

dan pendidikan menengah kejuruan.

Ayat 3: Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA),

madrasah aliyah(MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah

Aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. (4) Ketentuan

mengenai pendidikan menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

ayat (2), dan ayat (3) diatur lenih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Pasal 32 ayat (1), (2), (3) :

Ayat 1: Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena

kelainan fisik, emosional, mental, social, dan/ atau memiliki potensi

kecerdasan dan bakat istimewa.

Ayat 2: Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta

didik di daerah terpencil, dan/ atau mengalami bencana alam, bencana

social, dan tidak mampu dari segi ekonomi.

Ayat 3: Ketentuan mengenai pelaksanaan pendidikan khusus dan

pendidikan layanan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2) di atur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Pasal 35 ayat (2) :

Ayat 2 Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan

pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

pengelolaan, dan pembiayaan.

Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4) :

Ayat 1: Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada

standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.

Page 10: Makalah KTSP.pdf

Ayat 2: Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan

dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan

pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.

Ayat 3: Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam

kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: a)

penigkatan iman dan takwa; b) peningkatan akhlak mulia; c) peningkatan

potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; d) keragaman potensi daerah

dan lingkungan;e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; f) tuntutan

dunia kerja; g) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; h)

agama; i) Dinamika perkembangan global; dan j) persatuan nasional dan

nilai-nilai kebangsaan.

Ayat 4: Ketentuan mengenai pengembangan kurikulum sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan

peraturan pemerintah.

Pasal 37 ayat (1), (2), (3) :

Ayat 1: Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: a)

pendidikan agama; b) pendidikan kewarganegaraan; c) bahasa; d)

matematika; e) ilmu pengetahuan alam; f) ilmu pengetahuan social; g) seni

dan budaya; h) Pendidikan jasmani dan olahraga; i)

keterampilan/kejuruan; dan j) muatan lokal.

Ayat 3: Ketentuan mengenai kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dan ayat (2) di atur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah”.

Pasal 38 ayat (1), (2) :

Ayat 1: Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan

menengah ditetapkan oleh Pemerintah.

Ayat 2: Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai

dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan

komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas

pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/ kota untuk

pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah”.

Page 11: Makalah KTSP.pdf

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan. Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang

mengatur KTSP, adalah :

Pasal 1 ayat (5), (13), (14) (15) :

Ayat 5: Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi

yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi

bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang

harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan

tertentu.

Ayat 13: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.

Ayat 14: Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan

dalam Peraturan Pemerintah ini untuk dijadikan pedoman dalam

penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada

setiap satuan pendidikan.

Ayat 15: Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum

operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan

pendidikan”.

Pasal 5 ayat (1), (2) :

Ayat 1: Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk

mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Ayat 2: Standar isi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat kerangka

dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan

pendidikan, dan kalender pendidikan/ akademik.

Pasal 6 ayat (6) :

Ayat 6: Kurikulum dan silabus SD/ MI/ SDLB/ Paket A, atau bentuk lain

yang sederajat menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran

membaca dan menulis, kecakapan berhitung, serta kemampuan

berkomunikasi.

Page 12: Makalah KTSP.pdf

Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8) :

Ayat 1: Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada SD/ MI/

SDLB/ Paket A, SMP/ MTs/ SMPLB/ Paket B, SMA/ MA/ SMALB/

Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui

muatan dan/ atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu

pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan.

Ayat 2: Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada

SD/ MI/ SDLB/ Paket A, SMP/MTs/ SMPLB/ Paket B, SMA/MA/

SMALB/ Paket C, SMK/ MAK, atau bentuk lain yang sederajat

dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia,

kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani.

Ayat 3: Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada

SD/ MI/ SDLB/ Paket A, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan

melalui muatan dan/ atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan

alam, ilmu pengetahuan social, keterampilan/ kejuruan, dan muatan lokal

yang relevan.

Ayat 4: Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada

SMP/ MTs/ SMPLB/ Paket B, atau bentuk lain yang sederajat

dilaksanakan melalui muatan dan/ atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu

pengetahuan alam, ilmu pengetahuan social, keterampilan/ kejuruan, dan/

atau teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan local yang relevan.

Ayat 5: Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada

SMA/ MA/ SMALB/ Paket C, atau bentuk lain yang sederajat

dilaksanakan melalui muatan dan/ atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu

pengetahuan alam, ilmu pengetahuan social, keterampilan/ kejuruan,

teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan local yang relevan.

Ayat 6: Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada

SMK/ MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan

dan/ atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu

pengetahuan social, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan

komunikasi, serta muatan local yang relevan.

Page 13: Makalah KTSP.pdf

Ayat 7: Kelompok mata pelajaran estetika pada SD/ MI/ SDLB/ Paket A,

SMP/ MTs/ SMPLB/ Paket B, SMA/ MA/ SMALB/ Paket C, SMK/

MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/

atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan local

yang relevan.

Ayat 8; Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan pada

SD/ MI/ SDLB/ Paket A, SMP/ MTs/ SMPLB/ Paket B, SMA/ MA/

SMALB/ Paket C, SMK/ MAK, atau bentuk lain yang sederajat

dilaksanakan melalui muatan dan/ atau kegiatan pendidikan jasmani,

olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan local

yang relevan”.

Pasal 8 ayat (1), (2), (3) :

Ayat 1: Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan

dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan/ atau semester

sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

Ayat 2: Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas

standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Ayat 3: Ketentuan mengenai kedalaman muatan kurikulum sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan

Peraturan Menteri.

Pasal 10 ayat (1), (2), (3) :

Ayat 1. Beban belajar untuk SD/ MI/ SDLB, SMP/ MTs/ SMPLB, SMA/

MA/ SMALB, SMK/ MAK atau bentuk lain yang sederajat menggunakan

jam pembelajaran setiap minggu setiap semester dengan system tatap

muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, sesuai

kebutuhan dan ciri khas masing-masing.

Ayat 2. MI/ MTs/ MA atau bentuk lain yang sederajat dapat

menambahkan beban belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk

kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata

pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian sesuai dengan kebutuhan dan

ciri khasnya.

Page 14: Makalah KTSP.pdf

Ayat 3. Ketentuan mengenai beban belajar, jam pembelajaran, waktu

efektif tatap muka, dan persentase beban belajar setiap kelompok mata

pelajaran ditetapkan dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan

BSNP”.

Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4) :

Ayat 1. Beban belajar untuk SMP/ MTs/ SMPLB, atau bentuk lain yang

sederajat dapat dinyatakan dalam satuan kredit semester (SKS).

Ayat 2. Beban belajar untuk SMA/ MA/ SMPLB, SMK/ MAK atau bentuk

lain yang sederajat pada jalur pendidikan formal kategori standar dapat di

nyatakan dalam satuan kredit semester.

Ayat 3. Beban belajar untuk SMA/ MA/ SMALB, SMK/ MAK atau

bentuk lain yang sederajat pada jalur pendidikan formal kategori mandiri

dinyatakan dalam satuan kredit semester.

Ayat 4. Beban belajar minimal dan maksimal bagi satuan pendidikan yang

menerapkan system SKS ditetapkan dengan Peraturan Menteri

berdasarkan usul dari BSNP.

Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4) :

Ayat 1. Kurikulum untuk SMP/ MTs/ SMPLB atau bentuk lain yang

sederajat, SMA/ MA/ SMALB atau bentuk lain yang sederajat, SMK/

MAK atau bentuk lain yang sederajat dapat memasukkan pendidikan

kecakapan hidup.

Ayat 2. Pendidikan kecakapan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mencakup kecakapan pribadi, kecakapan social, kecakapan akademik, dan

kecakapan vokasional.

Ayat 3. Pendidikan kecakapan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan (2) dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran

agama dan akhlak mulia, pendidikan kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian, pendidikan kelompok mata pelajaran

ilmu pengetahuan dan teknologi, kelompok mata pelajaran pendidikan

estetika, atau kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan

kesehatan.

Page 15: Makalah KTSP.pdf

Ayat 4. Pendidikan kecakapan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

(2), dan (3) dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang

bersangkutan atau dari satuan pendidikan nonformal yang sudah

memperoleh akreditasi.

Pasal 14 ayat (1), (2), (3) :

Ayat 1. Kurikulum untuk SMP/ MTs SMPLB atau bentuk lain yang

sederajat dan kurikulum untuk SMA/ MA/ SAMLB atau bentuk lain yang

sederajat dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan local.

Ayat 2. Pendidikan berbasis keunggulan local sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran

agama dan akhlak mulia, pendidikan kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian, pendidikan kelompok mata pelajaran

ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan kelompok mata pelajaran

estetika, atau kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan

kesehatan.

Ayat 3. Pendidikan berbasis keunggulan local sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan (2) dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang

bersangkutan atau dari satuan pendidikan nonformal yang sudah

memperoleh akreditasi.

Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5) :

Ayat 1. Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang

pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang disusun

oleh BSNP.

Ayat 2. Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi sekurang-

kurangnya: a. Model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk

SD/ MI/ SDLB, SMP/MTs SMPLB, SMA/ MA/ SMALB, dan SMK/MAK

pada jalur pendidikan formal kategori standar; b. Model-model kurikulum

tingkat satuan pendidikan untuk SD/ MI/ SDLB/ SMP/ MTs/ SMPLB/

SMA/ MA/ SMALB, dan SMK/ MAK pada jalur pendidikan formal

kategori mandiri;

Page 16: Makalah KTSP.pdf

Ayat 3. Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang

pendidikan dasar dan menengah keagamaan berpedoman pada panduan

yang disusun oleh BSNP.

Ayat 4. Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berisi sekurang-

kurangnya model-model kurikulum satuan pendidikan keagamaan jenjang

pendidikan dasar dan menengah.

Ayat 5. Model-modal kurikulum tingkat satuan pendidikan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dan (4) sekurang-kurangnya meliputi model

kurikulum tingkat satuan pendidikan apabila menggunakan system paket

dan model kurikulum tingkat satuan pendidikan apabila menggunakan

system kredit semester”.

Pasal 17 ayat (1), (2) :

Ayat 1. Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/ MI/ SDLB/ SMP/ MTs/

SMPLB, SMA/ MA/ MALB/ SMK/ MAK, atau bentuk lain yang sederajat

dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/

karakteristik daerah, social budaya masyarakat, dan peserta didik.

Ayat 2. Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah,

mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya

berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di

bawah supervise dinas kabupaten/ kota yang bertanggung jawab dibidang

pendidikan untuk SD, SMP, SMA dan agama untuk MI,MTs, MA, dan

MAK”.

Pasal 18 ayat (1), (2), (3) :

Ayat 1. Kalender pendidikan/ kalender akademik mencakup permulaan

tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari

libur.

Ayat 2. Hari libur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk

jeda tengah semester selama-lamnya satu minggu dan jeda antar semester.

Ayat 3. Kalender pendidikan/ akademik sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) untuk setiap satuan pendidikan diatur lebih lanjut dengan Peraturan

Menteri”.

Page 17: Makalah KTSP.pdf

Pasal 20 :

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan

pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan

penilaian hasil belajar.

3. Standar Isi

Standar ini mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk

mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Termasuk dalam SI adalah kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar

Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada

setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan

menengah. SI di tetapkan dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2006.

Pemendiknas Nomor 22 tentang Standar Isi :

Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang

selanjutnya disebut Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan

tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal

untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis

pendidikan tertentu”.

4. Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Lulusan merupakan kualifikasi kemampuan

lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan kerampilan sebagaimana

yang ditetapkan dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006.

Permendiknas Nomor 23 Standar Kelulusan :

Ayat 1. Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan

menengah di gunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan

kelulusan peserta didik.

Ayat 2. Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan

menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran,

dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.

Page 18: Makalah KTSP.pdf

C. Tujuan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Tujuan Panduan Penyusunan KTSP ini untuk menjadi acuan bagi satuan

pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan

SMK/MAK dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan

dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.

D. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok

atau satuan pendidikan dan komite sekolah dibawah koordinasi dan supervise

dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk

pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Penyusunan

KTSP untuk pendidikan khusus pendidikan menengah. Penyusunan KTSP

untuk pendidikan khusus di koordinasi dan disupervisi oleh dinas

pendidikanprovinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan

penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan

Peseta didik dan Lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TUhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk

mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta

didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta sisik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi

sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2. Beragam dan Terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman

karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan,

serta menghargau dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,

Page 19: Makalah KTSP.pdf

budaya, adat istiadat, status social ekonomi, dan gender. Kurikulum

meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan local, dan

pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan

keinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

3. Tanggap terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan seni.

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh

karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar

peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu

pengetahuan, tekologi, dan seni.

4. Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untukmenjamin relevansi pendidikan dengan

kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,

dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh Karen aitu, pengembangan

keterampilan pribadi, keterampilan social, keterampilan akademik, dan

keterampilan vokasional.

5. Menyeluruh dan Berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,

bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan

disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

6. Belajar Sepanjang Hayat

Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan,

dan pemberdayaan peserta didik yang berlabgsung sepanjang hayat.

Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan

formal, nonformal dan informal dengan memperhatikan kondisi dan

tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan

manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan

nasional dan daerah untuk membengun kehidupan bermasyarakat,

Page 20: Makalah KTSP.pdf

baerbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan daerah harus saling

menisci dan memberdayakan sejalan dengan Bhineka Tunggal Ika dalam

kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam pelaksanaannya, KTSP menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan

kondisi siswa untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.

Dalam hal ini siswa harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang

bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya

secara bebas, dinamis dan menyenangkan.

2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu:

(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b)

belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu

melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama

dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan

menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan.

3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan siswa mendapat pelayanan yang

bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi,

tahap perkembangan, dan kondisi siswa dengan tetap memperhatikan

keterpaduan pengembangan pribadi siswa yang berdimensi ke-Tuhanan,

keindividuan, kesosialan, dan moral.

4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan siswa dan pendidik

yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan

prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung

tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah

membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan

teladan).

5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi

dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan

memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip

Page 21: Makalah KTSP.pdf

alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang

di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta

dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).

6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, social

dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan

muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

7. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,

muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam

keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai

antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

E. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Peningkatan Iman dan Takwa serta Akhlak Mulia

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar

pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun

yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan

iman dan takwa serta akhlak mulia.

2. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat

Perkembangan dan Keamanan Peserta Didik

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan

martabat manusia secara holistic yang memungkinkan potensi diri

(afektif, kognitif, psikomotorik) berkembang secara optimal. Sejalan

dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat

perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, social, spiritual,

dan kinestik peserta didik.

3. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan

Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman

karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan

sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh

karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk

Page 22: Makalah KTSP.pdf

menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan

daerah.

4. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan

yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan

mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan

nasional. Untuk itu, keduanya harus di tamping secara berimbang dan

saling mengisi.

5. Tuntutan Dunia Kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya

pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai

kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan

hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat

penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang

tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

6. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa

masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan

sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus-menerus

melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga

tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,

kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan

sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

7. Agama

Kurikulum harus di kembangkan untuk mendukung peningkatan

iman dan takwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan

kerukunan semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman,

takwa, dan akhlak mulia.

8. Dinamika Perkembangan Global

Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu

maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia di gerakkan oleh pasar

Page 23: Makalah KTSP.pdf

bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu

yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk

hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

9. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

Pendidikan di arahkan untuk membangun karakter dan wawasan

kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya

memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh

karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan

sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan

bangsa dalam wilayah NKRI.

10. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat

Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik

social budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman

budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat terlebih dahulu

di tumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

11. Kesetaraan Gender

Kurikulum harus di arahkan pada terciptanya pendidikan yang

berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan gender.

12. Karakteristik satuan pendidikan

Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan,

kondisi, dan cirri khas satuan pendidikan.

F. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

1. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah di

rumuskan mengacu pada tujuan umum pendidikan berikut:

a. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Page 24: Makalah KTSP.pdf

b. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

c. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan

untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai

dengan kejuruannya.

2. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran

sebagai berikut.

a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.

c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

d. Kelompok mata pelajaran estetika.

e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan

Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan

dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana di uraikan dalam PP 19/2005

Pasal 7.

Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan

kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan

pendidikan. Di samping itu, materi muatan local dan kegiatan

pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.

a. Mata Pelajaran

Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing

tingkat satuan pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang

tercantum dalam SI.

b. Muatan Lokal

Muatan local merupakan kegiatan kurikuler untuk

mengembangkan kompetensi yang sesuai dengan ciri khas dan potensi

Page 25: Makalah KTSP.pdf

daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai

menjadi bagian dari materi pelajaran lain dan atau terlalu banyak

sehingga harus menjadi mata pelanajaran tersendiri. Substansi muatan

local ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata

pelajaran keterampilan. Muatan local merupakan mata pelajaran

sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar

Kompentensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan local

yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan

satu mata pelajaran muatan local setiap semester. Ini berarti bahwa

dalam satu tahun, satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua

mata pelajaran muatan local.

c. Kegiatan Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat,

setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan

pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru,

atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan

ekstrakulikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan, antara

lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan

masalah diri pribadi, kehidupan social, belajar, dan pengembangan

karier peserta didik, sedangkan untuk kegiatan ekstrakulikuler dapat

dilakukan, antara lain melalui kegiatan kepramukaan, kepemimpinan,

dan kelompok ilmiah remaja.

Khusus untuk sekolah menengah kejuruan pengembangan diri

terutama ditunjukan untuk pengembangan kreaktivitas dan bimbingan

karier.

Pengembangan diri untuk satuan pendidikan khusus menekankan

pada peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengan

kebutuhan khusus peserta didik. Pengembangan diri bukan merupakan

Page 26: Makalah KTSP.pdf

mata pelajaran. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan

secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran.

d. Pengaturan Beban Belajar

1) Beban belajar dalam system paket digunakan oleh tingkat satuan

pendidikan SD/MI/SDLB,SMP/MTs/SMPLB baik kategori

standar. Beban belajar dalam system kredit semester (SKS) dapat

digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB kategori mandiri, dan oleh

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar. Bebabn belajar

dalam system kredit semester (SKS) digunakan oleh

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri.

2) Jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran pada system paket

dialokasikan sebagaiamana tertera dalam struktur kurikulum.

Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang

terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran

dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang

tepat. Pemanfaatan jam pembelajarantambahan

mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai

kompetensi, disamping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain

yang dianggap penting dan tidak terdapat didalam struktur

kurikulum yang tercantum didalam standar Isi.

3) Alokasi waktu untuk penugasan struktur dan kegiatan mandiri

tidak terstruktur dalam system paket untuk DD/MI/SDLB 0%-

40%, SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60% dari kegiatan waktu

mata pelajaran yang bersagkutan. Pemanfaatan alokasi waktu

tersebut mempertimbangkan poensidan kebutuhan peserta didk

dalam mecapai kompetensi.

4) Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik disekolah

setara dengan nsatu jam tatap muka. Empat jam praktik diluar

sekolah setara dengan satu jam tatap muka.

Page 27: Makalah KTSP.pdf

5) Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan struktur, dan kegiatan

mandiri tidak terstruktur untuk SMP/MTs dan

SMA/MA/SMK/MAK yang menggunakan system satuan kredit

semester (sks) mengikuti aturan sebagai berikut: a) satu sks pada

SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan

struktur dan kegiatan mandiri tidak tersrtruktur, b) satu sks pada

SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap muka, 25 menit

kegiatan terstruktur dan 25 menit kegiatan mandiri tidak

terstruktur.

e. Ketuntasan belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam

suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal

ketuntasan untuk tiap-tiap indicator 75%. Satuan pendidikan harus

menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mengembangkan

tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber

daya pendukung dalam penyelenggarakan pembelajaran. Satuan

pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara

terus-menerus untuk mencapai criteria ketuntasan ideal.

f. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran.

Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing-masing direktorat teknis

terkait.

Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta

didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar

dan menengah setelah: (a) menyelesaikan seluruh program

pembelajaran; (b) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir

untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan

akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok

mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani,

olahraga, dan kesehatan; (c) lulus ujian sekolah/madrasah untuk

Page 28: Makalah KTSP.pdf

kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan (d)

lulus Ujian Nasional.

g. Penjurusan

Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA.

Criteria penjurusan diatur oleh direktorat teknis terkait.

h. Pendidikan Kecakapan Hidup

1) Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,

SMA/MA/SMALB, SMK/MAK dapat memasukkan pendidikan

kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan

social, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional.

2) Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari

pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul

yang direncanakan secara khusus.

3) Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari

satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan

pendidikan formal lain dan/atau nonformal.

i. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

1) Pendidikan berbasis keunggulan local dan global adalah

pendidikan yang memanfaatkan keunggulan local dan kebutuhan

daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi

informasi dan komunikasi, ekologi dan lain-lain, yang semuanya

bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.

2) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat

memasukkan pendidikan berbasis keunggulan local dan global.

3) Pendidikan berbasis keunggulan local dan global dapat merupakan

bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata

pelajaran muatan local.

4) Pendidikan berbasis keunggulan local dapat diperoleh peserta didik

dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah

memperoleh akreditasi.

Page 29: Makalah KTSP.pdf

3. Kalender Pendidikan

Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender

pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah,

kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender

pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam Standar Isi.

G. Model Konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Dalam khazanah literatur kurikulum, setidaknya dikenal ada empat

model konsep kurikulum yaitu model kurikulum subjek akademik, model

kurikulum personal, model kurikulum rekonstruksi sosial, dan model

kurikulum teknologis. Kurikulum subjek akademik berorientasi pada

pembentukan manusia intelek. Materi pelajaran berupa ilmu pengetahuan,

sistem nilai yang dianggap baik dan harus disampaikan secara turun temurun.

Proses pendidikan adalah upaya transfer ilmu pengetahuan masa lampau yang

dianggap baik. Keberhasilan pendidikan dilihat dari sejauh mana siswa

menguasai bahan ajar yang dipalajarinya.

Model kurikulum personal yaitu kurikulum yang berorientasi pada

pengembangan potensi siswa secara maksimal. Dalam kurikulum ini tidak ada

materi standar, karena materi disesuaikan dengan kebutuhan dan minat anak.

Proses pembelajaran lebih banyak upaya pembimbingan anak untuk

menyalurkan minat dan perhatiannya. Evaluasi dilakukan untuk melihat

sejauh mana siswa merasa senang dalam menjalani aktivitas.

Kurikulum rekonstruksi sosial, adalah model kurikulum yang

berorientasi pada kepedulian sekolah untuk memecahkan permasalahan yang

ada di masyarakat. Isi pendidikan berupa permasalahan yang ada di

masyarakat, untuk selanjutnya dibahas dan dipecahkan dengan menggunakan

khasanah keilmuan yang ada yang dipandang relevan untuk memecahkan

masalah. Metode pembelajaran lebih banyak pada upaya diskusi dan penilaian

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam proses

pemecahan masalah dan sejauh mana masalah mampu dipecahkan dalam

proses pembelajaran. Terakhir model kurikulum teknologis, yaitu kurikulum

Page 30: Makalah KTSP.pdf

yang didasarkan pada penggunaan metode ilmiah dalam penyusunan

kurikulum dan isi kurikulum adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang

harus dikuasai untuk menghadapi kehidupan. Isi pendidikan menekankan pada

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, proses pendidikannya berupa

transfer IPTEK, sedang evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana IPTEK

mampu dikuasai oleh siswa. Ada dua jenis teknologi yang digunakan dalam

jenis kurikulum ini yaitu teknologi perangkat lunak dan teknologi perangkat

keras.

KTSP pada dasarnya merupakan penyempurnaan model dari KBK

(Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang diujicobakan oleh Depdiknas secara

nasional. KBK itu sendiri adalah kurikulum yang berbasis kompetensi.

Kurikulum berbasis kompetensi adalah salah satu jenis dari model konsep

kurikulum teknologis. Dengan demikian KTSP menggunakan model konsep

kurikulum teknologis.

Sedangkan apabila ditinjau dari model pendekatan pengembangannya,

kurikulum 2006/KTSP menerapkan pendekatan dekonsentrasi, yaitu campuran

antara setralistik dan desentralistik atau dalam istilah lain mengunakan

pendekatan campuran model administratif dan model akar rumput (grass

root).

Model administratif, yaitu model pengembangan kurikulum yang

inisiatif, pelaksananya ditentukan dan dilakukan oleh pemerintah pusat.

Kurikulum yang telah jadi disebarluaskan ke sekolah-sekolah untuk

dilaksanakan. Sekolah-sekolah/guru-guru tinggal menjalankan apa yang sudah

tertuang dalam kurikulum.

Model akar rumput, adalah model pengembangan kurikulum dimana

inisiatif dan pelaksanaannya dilakukan oleh guru-guru sebagai pelaksana

kurikulum. Upaya ini mula-mulanya dilakukan hanya pada cakupan terbatas

baik area materi maupun wilayah pemberlakuannya. Apabila memperoleh

kecocokan dengan sekolah lain dan didukung oleh pemerintah sebagai pihak

yang berwenang, penggunaannya bisa meluas. Tapi apabila tidak,

penggunaannya tidak bisa menyebar dan bahkan mungkin terhenti dan mati.

Page 31: Makalah KTSP.pdf

Dalam kurikulum 2006/KTSP sebagian dikembangkan oleh pusat, yaitu

Standar Komptensi Lulusan dan Standar Isi. Sebagian lagi dikembangkan oleh

daerah/sekolah, yaitu menerjemahkan SKL dan SI ke dalam bentuk kurikulum

operasional yang digunakan oleh setiap jenjang dan unit pendidikan masing-

masing sekolah dengan berpedoman pada rambu-rambu prosedur

pengembangan KTSP yang dikembangkan BNSP.

H. Pengembangan Silabus

1. Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok

mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,

kompetensi dasar, mata pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator,

pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

2. Prinsip Pengembangan Silabus

Prinsip Pengembangan Silabus, meliputi; (a) ilmiah, yaitu

keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus

benar dan tepat dipertanggung jawabkan secara keilmuan; (b) relevan,

yaitu cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan muatan penyajian materi

dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,

social, emosional, dan spiritual; (c) sistematis, yaitu komponen-komponen

silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi;

(d) konsisten, yaitu adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas)

antara kompetensi dasar, indicator, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, sumber belajar, dan system penilaian; (e) memadai, yaitu

cakupan indicator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber

belajar, dan system penilaian cukup untuk menunjang pencapaian

kompetensi dasar; (f) actual dan kontekstual, yaitu cakupan indicator,

materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan system

penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni

mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi; (g) fleksibel,

yaitu keseluruhan komponen silabus dapat perubahan yang terjadi

Page 32: Makalah KTSP.pdf

disekolah dan kebutuhan masyarakat; dan (h) menyeluruh, yaitu

komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,

afektif, psikomotor).

3. Unit waktu Silabus

a. Silabus mata pembelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu

yang disediakan untuk mata pembelajaran selama penyelenggaraan

pendidikan di tingkat satuan pendidikan.

b. Penyusunan silabus mempertahankan alokasi waktu yang disediakan

per smester, per tahun, dan alokasi waktu mata pembelajaran lain yang

sekelompok.

c. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan

silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada Struktur

kurikulum. Khusus untuk SMK/MAK menggunakan penggalan silabus

berdasarkan satuan kompetensi.

4. Pengembangan Silabus

Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara

mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah,

kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat

Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan, dengan ketentuan;(a)

disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu

mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya; (b)

apabila guru mata pembelajaran karena sesuatu hal belum dapat

melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah

dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran

untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah

tersebut; (c) di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai kelas VI,

menyusun silabus secara bersama. di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA

dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh guru yang terkait; (d)

sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus yang akan

digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG setempat;

Page 33: Makalah KTSP.pdf

dan (e) Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus

dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman

dibidangnya masing-masing.

5. Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

a. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran

sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan

urutan berdasarkan herarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat

kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di

SI; keterkaitan antara Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

dalam mata pelajaran; dan keterkaitan antara standar kompetensi dan

kompetensi dasar antar mata pelajaran.

b. Mengidentifikasikan Matero Pembelajaran yang menunjang

pencapaian kompetensi dasar, dengan mempertimbangkan; potensi

peserta didik; relevansi dengan karakteristik daerah; tingkat

perkembangan fisik, intelektual, emosional, social dan spiritual peserta

didik; kebermanfaatan bagi peserta didik; struktur keilmuan;

aktualitas; kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; relevansi

dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan alokasi

waktu.

c. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran

dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan

proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta

didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam

rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang

dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan

pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.

Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai

peserta didik.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan

pembelajaran adalah: (a) kegiatan pembelajaran disusun untuk

memberikan bantuan kepada peserta didik, khususnya guru, agar dapat

Page 34: Makalah KTSP.pdf

melaksanakan proses pembelajaran secara professional; (b) kegiatan

pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh

peserta didik secara berurutan untuk mencapai konsep dasar; (c)

ketentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan

hierarkikonsep materi pembelajaran; dan (d) rumusan pernyataan

dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsure yang

mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik, yaitu

kegiatan peserta didik dan materi.

d. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi.Indikator merupakan

penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan

perilaku yang dapat diukur mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik

peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan

rumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat

doobservasi. Indicator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat

penilaian. Kata kerja operasional (KKO) indicator dimulai dari

tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke

jauh, dan dari konkret ke abstrak (bukan sebaliknya). Kata kerja

operasional pada KD benar-benar terwakili dan teruji akurasinya pada

deskripsi yang ada di kata kerja operasional indicator.

e. Menentukan Jenis Penilaian. Penilaian pencapaian kompetensi dasar

peserta didik dilakukan berdasarkan indicator. Penilaian dilakukan

dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun

lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya

berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan

penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk

memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan

hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan

berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam

pengambilan keputusan.

Page 35: Makalah KTSP.pdf

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian, yaitu (a) penilaian

diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi; (b) penilaian

menggunakan acuan criteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa

dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan

bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya; (c)

system yang direncanakan adalah system penilaian yang berkelanjutan.

Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya

dianalisis untuk menentukan kometensi dasar yang telah dimiliki dan

yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa; (d) hasil

penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut

berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi

bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinaya di bawah kriteria

ketuntasan; dan (e) system penilaian harus disesuaikan dengan

pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran.

Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi

harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun

produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.

f. Menentukan Alokasi Waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan

pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pembelajaran per

minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar,

keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan

kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus

merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar

yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

g. Menentukan Sumber Belajar. Sumber belajar adalah rujukan, objek

dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang

berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan

fisik, alam, social, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan

pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian

kompetensi.

Page 36: Makalah KTSP.pdf

6. Contoh Model Silabus

Dalam menyusun silabus dapat memilih salah satu format yang ada

di antara dua format di bawah ini.

Format 1:

SILABUS

Nama Sekolah : SD Kendari, Jawa Timur

Mata Pembelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/semester : IV/2

Standar Kompetensi :Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi

dan kemajuan teknologi di lingkungan

kabupaten/kota di provensi.

Kompetensi Dasar :Mengenal perkembangan teknologi produksi,

komunikasi, dan transportasi serta pengalaman

menggunakannya

Alokasi Waktu : 12 X 35 Menit

Materi/ pokok

pemebelajaran

Kegiatan

pemebelajaran

Idikator Penilaian Alokasi

waktu

Sumber

belajar

Perkembangan

teknologi

produksi,

komunikasi, dan

trasportasi.

Mengenal

berbagai

teknologi

produksi

yang

digunakan

di daerah

setempat

bahan

makanan,

Mengenal

jenis-jenis

teknologi

untuk

produksi

yang

digunakan

oleh

masyarakat

pada masa

Tes

tertulis:

uraian

tentang

perkemban

gan

teknologi

produksi

3 x 35

menit

Gambaralat

produksi

“tahu”

Pabrik tahu

Buku ips

kelas IV

semester 2

Majalah/

Koran/

media

Page 37: Makalah KTSP.pdf

Format 2

Silabus

Nama sekolah : SMP… Padang Sumatera Barat

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas/Semester : VII/I

I. Standar Kompetensi

1. Menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma yang berlaku

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

II. Kompetensi Dasar

1.1 mendeskripsikan hakikatnorma-norma, kebiasaan, adat istiadat,

peraturan, yang berlakun dalam masyarakat.

III. Materi pokok/ pembelajaran

Sikap postif terhadap norma-norma kebiasaan, adat istiadat, peraturan

yang berlaku di masyarakat.

peralatan,

dll

lalu dan

sekarang

elektronik

Mencari

informasi

cara

memproduk

si “tahu

Kediri pada

masyarakat

masa lalu

dan masa

kini dst.

Membuat

diagram alur

tentang

proses

produksi dari

kekayaan

alam yang

tersedia dst.

Page 38: Makalah KTSP.pdf

IV. Kegiatan Pembelajaran

1. Mencari informasi dan berbagai sumber tentang norma-norma

yang berlaku dalam masyarakat Minang Kabau.

2. Mencari informasi dari berbagai sumber tentang kebiasaan yang

berlaku dalam masyarakat Minang Kabau.

3. Mencari informasi dari berbagai sumber tentang adat istiadat yang

berlaku dalam masyarakat Minang Kabau.

4. Mencari informasi dari berbagai sumber tentang peraturan yang

berlaku dalam masyarakat Minang Kabau.

5. Mendiskusikan perbedaan macam-macam norma yang berlaku

dimasyarakat Minang Kabau.

6. Mencari informasi akibat dari tidak mematuhi norma-norma,

kebiasaan, adat istiadat, peratura yang berlaku di masyarakat

Minang Kabau.

7. Membuat laporan.

V. Indikator :

1. Menjelaskan pengertian norma-norma dan peraturan yang berlaku

dalam masyarakat.

2. Menjelaskan pengertian kebiasaan dan adat istidat yang berlaku

dalam masyarakat.

3. Memberi contoh norma-norma,kebiasaan,adat istiadat,peraturan

yang tak berlaku alam masyarakat.

4. Menunujukkan sikap mematuhi norma, kebiasaan, dat istiadat,

peraturan yang berlaku dalam masyarakat.

VI. Penilaian:

1. Tes tertulis dalam bentuk uraian

2. Perilaku siswa dalam bentuk laporan

VII. Alokasi waktu : 4 x 40 menit

Page 39: Makalah KTSP.pdf

VII. Sumber belajar :

1. Buku teks Pkn Kelas VII

2. Perpustakaan

3. Narasumber

IX. Pengembangan silabus berkelanjuan

Dalam implimentasinya, silabus di jabarkan dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran, dulaksanakan, dievalasi, dan di tindak

lanjuti oelh masing-masing guru. Silabus harus dikaji dan

dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukan

hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaan

pembelajaran), dan evaluasi rencana pelaksanaan pembelajaran.

I. Pelaksanaan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

1. Analisis kontek

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisis konteks adalah sebagai

berikut:

a. Menganalisis potensi dan kekuatan yang ada di sekolah: peserta didik,

pendidik, dan tenaga kependidikan, saran dan prasarana, biaya, dan

program-program yang ada disekolah.

b. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan

lingkungan sekitar; komite sekolah, dewan pendidikan, dinas

pendidikan, asosiasi profesi, dunia industry dan dunia kerja, sumber

daya alam, dan social budaya.

c. Mengidentifikasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan

sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum tingat satuan penidikan.

Pada proses penyusunan Standar Isi dan Standar Kelulusan, maka yang

perlu diperhatiakn adalah pembentukan tim penyusun dan perencanaan

kegiatan.

Page 40: Makalah KTSP.pdf

2. Mekanisme penyusunan

a. Tim penyusun

Tim penyusun KTSP pada SD, SMP, SMA dan SMK terdiri atas

guru, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota.

Di dalam kegiatan, tim penyusun melibatkan komite sekolah dan

narasumber, serta pihak lain yang terkait. Koordinasi dan supervisi

dilakukan oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang pendidikan

tingkat kabupaten/kota untuk SD dan SMP dan tingkat provnsi untuk

SMA dan SMK.

Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan MI, MTs,

Ma dan MAK terdiri atas guru, konselor dan kepala madrasah sebagai

ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim penusun melibatkan

komite sekolah, dan narasumber, serta pihak lain yang menangani

urusan pemerintahan di bidang agama.

Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan khusus

(SDLB,SMPLB, dan SMALB) terdiri atas guru, konselor, kepala

sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim

penyusun melibatkan komite sekolah, dan narasumber, serta pihak lain

yang terkait. Supervisi dilakukan oleh dinas provinsi yang bertanggung

jawab di bidang pendidikan.

b. Kegiatan

Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan

sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan /atau

lokakarya sekolah/madrasah dan/atau kelompok sekolah/madrasah

yang diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun pelajaran.

Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi;

penyiapan dan penyusunan draf, review dan revisi, serta finalisasi,

pemantapan dan penilaian. Langkah yang lebih besar terperinci dari

setiap legiatan diatur dan diselenggrakan oleh tim penyusun.

Page 41: Makalah KTSP.pdf

c. Pemberlakuan

Dokumen KTSP pada SD,SMP, SMA, dan SMK dinyatakan

berlaku oleh kepala sekolah setelah mendapat pertimbangan komte

sekolah dan diketahui oleh dinas tingkat kabupaten/kota yang

bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan SMP dan

tingkat provinsi untuk SMA dan SMK.

Dokumen KTSP pada MI, MTs, MA dan MAK dinyatakan

berlaku oleh kepala madrasah dan diketahui oleh departemen yang

menanganni urusan pemerintahan di bidang agama.

Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan SDLB, SMPLB

dan SMALB dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah serta mendapat

pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui dinas provinsi yang

bertanggung jawab di bidang pendidikan.

Page 42: Makalah KTSP.pdf

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Adapun landasan

kurikulum tingkat satuan pendidikan yaitu Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan, Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi dan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan. Adapun tujuan panduan penyusunan KTSP ini untuk

menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,

SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam penyusunan dan pengembangan

kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang

bersangkutan. Selain itu, prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tingkat

satuan pendidikan yaitu berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan,

dan kepentingan peseta didik dan lingkungannya, beragam dan terpadu,

tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,

relevan dengan kebutuhan kehidupan, menyeluruh dan berkesinambungan,

belajar sepanjang hayat, dan seimbang antara kepentingan nasional dan

kepentingan daerah. Adapun operasional penyusunan kurikulum tingkat

satuan pendidikan memperhatikan hal-hal sebagai berikut yaitu (1)

peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia, (2) peningkatan potensi,

kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan keamanan

peserta didik, (3) keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan,

(4) tuntutan pembangunan daerah dan nasional, (5) tuntutan dunia kerja, (6)

Page 43: Makalah KTSP.pdf

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, (7) agama, (8) dinamika

perkembangan global, (9) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan, (10)

kondisi social budaya masyarakat setempat, (11) kesetaraan gender, dan (12)

karakteristik satuan pendidikan. Selanjutnya mengenai komponen kurikulum

tingkat satuan pendidikan yaitu tujuan, struktur dan muatan kurikulum tingkat

satuan pendidikan, dan kalender pendidikan. Mengenai model konsep

kurikulum satuan pendidikan, KTSP pada dasarnya merupakan

penyempurnaan model dari KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang

diujicobakan oleh Depdiknas secara nasional. Sedangkan apabila ditinjau dari

model pendekatan pengembangannya, kurikulum 2006/KTSP menerapkan

pendekatan dekonsentrasi, yaitu campuran antara setralistik dan desentralistik

atau dalam istilah lain mengunakan pendekatan campuran model administratif

dan model akar rumput (grass root). Selanjutnya mengenai pengembangan

silabus kurikulum tingkat satuan pendidikan terdiri atas pengertian, prinsip,

unit waktu, pengembangan silabus dan langkah-langkah pengembangan

silabus kurikulu tingkat satuan pendidikan. Adapun pelaksanaan penyusunan

kurikulum tingkat satuan pendidikan terdiri atas (1) analisis kontek, (2)

mekanisme penyusunan yang meliputi (a) tim penyusun, (b) kegiatan, dan (c)

pemberlakuan.

B. Saran

Adapun saran yang ingin kami sampaikan di antaranya, yaitu :

1. Penulis menyadari penyusunan makalah ini tak luput dari kekurangan dan

kesalahan, di harapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca

demi kemajuan di masa mendatang.

2. Lebih memperbanyak sumber (buku) untuk mencari refrensi terkait materi

model kurikulum berbasis tingkat satuan pendidikan (KTSP), tidak hanya

satu sumber dan harus lebih objektif dalam memilah informasi terlebih

informasi dari internet.

Page 44: Makalah KTSP.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Anwar, Kasful dan Hendra Harmi. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: Alfabeta.

Masitoh. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. PDF (akses internet, pada

tanggal 30 April 2015, pukul 13.30)

Dharma, Surya. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. PDF (akses

internet, tanggal 30 April 2015, pukul 13.35)