[makalah] konstitusisd
TRANSCRIPT
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 1/24
MAKALAH KEWARGANEGARAAN
KONSTITUSI
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 07
Pembimbing: Dra. Sani Safitri, M.Si.
Rabiatul Adawiyah 04011181320045
Chyntia Tiara Putri 04011181320047
Aprilia Kartini 04011181320049
Nina Vella Rizky 04011181320051
Zakira Tifany Fajrianty 04011181320079
Dea Firstianty Hendarman 04011181320081
Nilam Siti Rahmah 04011181320083
PENDIDIKAN DOKTER UMUM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 2/24
ii
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. karena atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul ‘Konstitusi’. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas MPK
Kewarganegaraan di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Tahun Ajaran 2014/2015.
Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis sadar bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, begitu pula dengan makalah
ini. Oleh karena itu penulis menerima saran dan kritik yang ada. Semoga dengan hal tersebut
akan membuat penulisan makalah seperti ini lebih baik lagi.
Palembang, Februari 2015
Penulis
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 3/24
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………………... i
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………... ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………………… .iii
BAB I: PENDAHULUAN………………………………………………………………… 1
1.1.Latar Belakang…………………………………………………………………………. 1
1.2.Rumusan Masalah……………………………………………………………………... 1
1.3.Tujuan………………………………………………………………………………….. 2
1.4.Manfaat………………………………………………………………………………… 2
BAB II: PEMBAHASAN………………………………………………………………….. 3
2.1.Pengertian Konstitusi…………………………………………………………………... 3
2.2.Fungsi Konstitusi………………………………………………………………………. 4
2.3.Jenis Jenis Konstitusi…………………………………………………………………... 5
2.3.1.Jenis Konstitusi di Indonesia……………………………………………………….... 6
2.4.Unsur Unsur Konstitusi………………………………………………………………... 11
2.5.Sifat Konstitusi………………………………………………………………………… 12
2.5.1.Sifat Konstitusi di Indonesia………………………………………………………… 14
2.6.Tujuan Konstitusi …………………………………………………………………….. 15
2.7.Kedudukan dan Peranan Konstitusi dalam Kehidupan Bernegara…………………… 16
2.7.1.Kedudukan Konstitusi……………………………………………………………… 16
2.7.2.Peranan Konstitusi………………………………………………………………….. 16
2.8.Pelaksanaan Konstitusi di Indonesia………………………………………………….. 18
BAB III: PENUTUP……………………………………………………………………… 20
3.1.Simpulan……………………………………………………………………………….. 20
3.2.Saran…………………………………………………………………………………… 20
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….. 21
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 4/24
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam pelaksanaannya, sebuah negara memerlukan dasar atau landasan untuk mencapai
tujuan negara dan kehidupan bernegara yang baik. Pancasila sebagai dasar negara menjadi
dasar filosofis Negara Republik Kesatuan Indonesia. Namun untuk mewujudkan cita-cita
yang berasaskan dasar filosofis tersebut, dibentuklah konstitusi negara sebagai dasar pijakan
dan landasan konstitusional untuk mengatur dan menyelenggarakan pemerintahan yang
konstitusional.
Konstitusi sendiri sering dipergunakan untuk menggantikan istilah undang-undang
dasar. Sesungguhnya, pengertian konstitusi perlu dibedakan dengan undang undang dasar.
Konstitusi memuat peraturan dasar suatu negara, baik yang tertulis maupun tidak tertulis,
sedangkan UUD hanya memuat peraturan dasar suatu negara yang tertulis saja. Pada intinya,
konstitusi dibentuk untuk mengatur kehidupan sesuai dengan nilai budaya dan adat istiadat
yang ada.
Di Indonesia, konstitusi kita telah mengalami beberapa kali pergantian. Zaman
reformasi menuntut kita untuk mengamandemen beberapa poin dari Undang-Undang Dasar.
Amandemen tersebut ditujukan untuk menyesuaikan UUD 1945 sesuai situasi dan zaman
sekarang, namun pertanyaannya adalah apakah perubahan tersebut perlu?
Sebagai dasar kerja dari negara dan pemerintahan, konstitusi harus mencakup kondisi
negara dan mengayomi seluruh warga negara tanpa pengecualian. Interpretasi dan
implementasi dari hukum dasar inilah yang akan menentukan nasib Indonesia. Pemerintah
harus bekerja sesuai dengan konstitusi kalau tidak ingin menyimpang dari tujuan dan cita-cita
negara kita. Dan sebagai warga negara, kita dapat ikut serta dalam pemerintahan sebagai
pengawas bagi kinerja pemerintah sekarang. Namun untuk memahami benar-tidaknya
pemerintahan kita, kita harus memahami dulu landasan kerja yang kita gunakan dalam
kehidupan bernegara.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 5/24
2
1. Apakah pengertian dari konstitusi?
2. Apakah fungsi dari konstitusi?
3. Apa saja jenis-jenis konstitusi?
4. Apa saja unsur-unsur dari konstitusi?
5. Bagaimanakah sifat konstitusi?
6. Apa tujuan dari konstitusi?
7. Bagaimana kedudukan dan peran konstitusi dalam kehidupan bernegara?
8. Bagaimana pelaksanaan konstitusi di Indonesia?
1.3. Tujuan
Tujuan yang didapat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami pengertian dari konstitusi
2. Memahami fungsi dari konstitusi
3. Mengetahui jenis jenis konstitusi
4. Mengetahui unsur-unsur konstitusi
5. Mengetahui sifat dari konstitusi
6. Memahami tujuan dari konstitusi
7. Memahami kedudukan dan peran konstitusi dalam kehidupan bernegara
8. Mengetahui dan memahami pelaksanaan konstitusi di Indonesia.
1.4. Manfaat
Manfaat yang bisa diambil dari makalah ini adalah:
1. Bagi penulis
Penulis dapat memahami seluk beluk konstitusi, mulai dari pengertian, tujuan dan fungsi,
sifat dan unsur, hingga jenis jenis konstitusi. Pengetahuan ini dapat dibandingkan dengan
konstitusi yang sekarang ada di Indonesia dan digunakan untuk lebih memahami
bagaimana kehidupan konstitusional kita.
2. Bagi pembaca
Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat mengetahui dasar dasar dari konstitusi
dan konstitusi Indonesia, serta dapat menerapkan ilmu tersebut untuk memahami
pelaksanaan konstitusi di Indonesia.
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 6/24
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Konstitusi
Kata ‘konstitusi” yang berarti pembentukan, berasal dari kata “constituer” (Perancis)
yang berarti membentuk. Sedangkan istilah “undang-undang dasar” merupakan terjemahan
dari bahasa Belanda “grondwet”. “Grond” berarti dasar, dan “wet” berarti undang-undang.
Jadi Grondwet sama dengan undang-undang dasar. Namun dalam kepustakaan Belanda
dikenal pula istilah “constitutie” yang artinya juga undang- undang dasar. Dalam
kepustakaan hukum di Indonesia juga dijumpai istilah “hukum dasar”. Hukum memiliki
pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan undang-undang. Kaidah hukum bisa tertulis
dan bisa tidak tertulis, sedangkan undang-undang menunjuk pada aturan hukum yang
tertulis.
Atas dasar pemahaman tersebut, konstitusi disamakan pengertiannya dengan hukum
dasar, yang berarti sifatnya bisa tertulis dan tidak tertulis. Sedangkan undang-undang dasar
adalah hukum dasar yang tertulis atau yang tertuang dalam suatu naskah/dokumen. Dengan
demikian undang-undang dasar merupakan bagian dari konstitusi. Sedangkan di samping
undang-undang masih ada bagian lain dari hukum dasar yakni yang sifatnya tidak tertulis,
dan biasa disebut dengan konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan. Konvensi ini merupakan
aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara
walaupun tidak tertulis.
Berikut ini pengertian yang menggambarkan perbedaan antara undang-undang dasar
dan konstitusi. Bahwa undang-undang dasar adalah suatu kitab atau dokumen yang memuat
aturan-aturan hukum dan ketentuan-ketentuan hukum yang pokok-pokok atau dasar-dasar
yang sifatnya tertulis, yang menggambarkan tentang sistem ketatanegaraan suatu negara.
Sedangkan konstitusi adalah dokumen yang memuat aturan-aturan hukum dan ketentuan-
ketentuan hukum yang pokok-pokok atau dasar-dasar, yang sifatnya tertulis maupun tidak
tertulis, yang menggambarkan tentang sistem ketatanegaraan suatu negara. (Soehino,
1985:182).
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 7/24
4
Menurut James Bryce, konstitusi adalah suatu kerangka masyarakat politik (negara)
yang diorganisir dengan dan melalui hukum. (Stong, 2008:15). Dengan demikian konstitusi
merupakan kerangka kehidupan negara yang diatur dengan ketentuan hukum.
Pendapat lainnya menyatakan bahwa konstitusi memiliki 2 (dua) pengertian, yaitu
pengertian yang luas dan pengertian yang sempit. Namun hampir semua negara di dunia
memberi arti konstitusi dalam pengertian yang sempit, kecuali di Inggris. (Martosoewignjo,
1981:62). Dalam pengertian yang sempit konstitusi hanya mengacu pada ketentuan-
ketentuan dasar yang tertuang dalam dokumen tertulis yaitu undang-undang dasar, sehingga
muncul sebutan seperti, Konstitusi Amerika Serikat, Konstitusi Perancis, Konstitusi Swiss,
dan sebagainya. Sedangkan dalam pengertian yang luas, konstitusi juga mencakup kebiasaan
ketatanegaraan sebagai suatu kaidah yang sifatnya tidak tertulis. Jadi ketika istilah
“konstitusi” disamakan pengertiannya dengan “undang-undang dasar”, istilah tersebut
hendaknya dipahami dalam pengertian yang sempit.
2.2. Fungsi Konstitusi
Fungsi konstitusi dapat dibagi menjadi fungsi pokok dan fungsi umum:
Fungsi Pokok
Membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak sewenang wenang sehingga hak warga
negara terlindungi (Konstitusionalisme) Fungsi Umum
- Kontrol penyelenggaraan negara
- Indikator keberhasilan pemerintah
- Kontrak sosial antara warga negara dengan penyelenggara negara
Menurut Jimmy Asshiddiqe, fungsi konstitusi adalah sebagai berikut:
1. Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan Negara
2.
Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar lembaga Negara.
3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara lembaga dengan warga Negara.
4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan ataupun kegiatan
penyelnggaraan kekuasaan Negara.
5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (dalam
demokrasi adalah rakyat) kepada organ Negara.
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 8/24
5
6. Fungsi simbolik yaitu sebagai sarana pemersatu (symbol of unity), sebagai rujukan
identitas dan keagungan kebangsaan (identitu of nation) serta sebagai center of
ceremony.
7. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik dalam arti sempit
yaitu bidang politik dan dalam arti luas mencakup bidang social ekonomi.8. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat.
2.3. Jenis Jenis Konstitusi
Konstitusi tertinggi yang disahkan dalam negara Indonesia adalah Undang-Undang
Dasar 1945, akan tetapi belakangan keabsahan dan kedudukannya semakin terombang-
ambing oleh penguasa negara. UUD’45 terlihat hanya sebagai simbol untuk pengakuan
masih adanya kedaulatan hukum di Indonesia. Untuk itu berikut analisis terkait
pengklasifikasian konstitusi menurut K.C. Wheare dikomparasikan terhadap Konstitusi
Indonesia.
K.C. Wheare mengklasifikasikan konstitusi menjadi beberapa kelompok, yakni :
Konstitusi tertulis dan tidak tertulis
dalam kenyataannya tidak diketemukan lagi dalam negara-negara di dunia saat ini,
sehingga pembagian berdasarkan hal ini tidak dapat dipertahankan lagi;
Documentary constitution dan non-documentary constitution. Documentary constitution
mengandung arti bahwa dituangkan dalam suatu dokumen tertentu seperti yang
dilakukan oleh para pembentuk konstitusi di Amerika Serikat. Non-documentary
constitution, konstitusi yang tidak dituangkan dalam suatu dokumen tertentu, tetapi
dalam banyak bentuk peraturan seperti Kerajaan Inggris. Penggolongan konstitusi ke
dalam documentary constitution dan non-documentary constitution, paralel dengan
pengertian konstitusi berturut-turut dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Konstitusi Fleksibel dan Rigid
yaitu berdasarkan pada cara-cara konstitusi itu diubah atau dengan jalan bagaimanakah
suatu konstitusi itu dapat diubah. Digolongkan kedalam flexible constitution, apabila
dapat diubah melalui proses yang sama dengan undang-undang, yaitu dengan cara yang
tidak terlalu sulit, misalnya dengan sistem suara terbanyak mutlak. Sedangkan
digolongkan ke dalam rigid constitution, jika perubahan konstitusi dilakukan melalui
cara-cara yang khusus (special process). Hal itu tergantung pada jumlah penghalang dan
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 9/24
6
besar-kecilnya penghalang tersebut. Jika suatu konstitusi berisi penghalang-penghalang
formil (legal obstacles) untuk mengubahnya, maka ia adalah rigid constitution
(Amerika Serikat, Australia, Denmark, Swiss, Norwegia, Perancis); oleh karena sangat
sulit diubah dan memang jarang diubah dan jika sebaliknya maka merupakan flexible
constitution (Inggris dan Selandia Baru).
Konstitusi Supreme dan non supreme
Dikatakan konstitusi supreme atau berderajad tinggi apabila konstitusi mempunyai
kedudukan tertinggi dalam negara, sehingganya konstitusi berada diatas peraturan
perundang-undangan yang lain. Sedangkan konstitusi non supreme adalah sebaliknnya.
Konstitusi federal dan kesatuan
Berkaitan dengan bentuk suatu negara, artinya jika bentuk negara itu serikat (federal)
maka akan didapatkan sistem pembagian kekuasaaan antara negara pusat dengan
negara-negara bagiannya. Sedangkan konstitusi kesatuan dipakai dalam negara kesatuan
dengan sistem konstitusi terpusat, artinya memakai konstitusi nasional yang berlaku
diseluruh pelosok dalam negara tersebut.
Presidential & Parliamentary executive constitution
Konstitusi berdasar sistem pemerintahan yang dianut oleh negara tersebut. Lebih ke
pengaturan legalitas dan kewenangan badan eksekutif.
Republican & Monarchial constitutionKonstitusi berdasar dan menyesuaikan terhadap bentuk pemerintahan, agar terwujudnya
sinkronasi antara peraturan dengan casing pemerintahan yang dianut negara tersebut.
2.3.1. Jenis Konstitusi di Indonesia
Para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia telah sepakat utntuk menyusun
sebuah Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis dengan segala arti dan fungsinya.
Sehari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945,
konstitusi Indonesia sebagai sesuatu ”revolusi grondwet” telah disahkan pada 18 Agustus
1945 oleh panitia persiapan kemerdekaan Indonesia dalam sebuah naskah yang dinamakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dengan demikian, sekalipun Undang-
Undang Dasar 1945 itu merupakan konstitusi yang sangat singkat dan hanya memuat 37
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 10/24
7
pasal namun ketiga materi muatan konstitusi yang harus ada menurut ketentuan umum teori
konstitusi telah terpenuhi dalam Undang-Undang Dasar 1945 tersebut.
Pada dasarnya kemungkinan untuk mengadakan perubahan atau penyesuaian itu
memang sudah dilihat oleh para penyusun UUD 1945 itu sendiri, dengan merumuskan dan
melalui pasal 37 UUD 1945 tentang perubahan Undang-Undang Dasar. Dan apabila MPR
bermaksud akan mengubah UUD melalui pasal 37 UUD 1945 , sebelumnya hal itu harus
ditanyakan lebih dahulu kepada seluruh Rakyat Indonesia melalui suatu referendum.(Tap
no.1/ MPR/1983 pasal 105-109 jo. Tap no.IV/MPR/1983 tentang referendum) .
Perubahan UUD 1945 kemudian dilakukan secara bertahap dan menjadi salah satu
agenda sidang Tahunan MPR dari tahun 1999 hingga perubahan ke empat pada sidang
tahunan MPR tahun 2002 bersamaan dengan kesepakatan dibentuknya komisi konstitusi
yang bertugas melakukan pengkajian secara komperhensif tentang perubahan UUD 1945
berdasarkan ketetapan MPR No. I/MPR/2002 tentang pembentukan komisi Konstitusi.
Dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia ada empat macam Undang -
Undang yang pernah berlaku, yaitu :
1. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
(Penetapan Undang-Undang Dasar 1945)
Saat Republik Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Republik yang
baru ini belum mempunyai undang-undang dasar. Sehari kemudian pada tanggal 18
Agustus 1945 Rancangan Undang-Undang disahkan oleh PPKI sebagai Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia setelah mengalami beberapa proses.
2. Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950
(Penetapan konstitusi Republik Indonesia Serikat)
Perjalanan negara baru Republik Indonesia ternyata tidak luput dari rongrongan pihak
Belanda yang menginginkan untuk kembali berkuasa di Indonesia. Akibatnya Belanda
mencoba untuk mendirikan negara-negara seperti negara Sumatera Timur, negara
Indonesia Timur, negara Jawa Timur, dan sebagainya. Sejalan dengan usaha Belanda
tersebut maka terjadilah agresi Belanda 1 pada tahun 1947 dan agresi 2 pada tahun
1948. Dan ini mengakibatkan diadakannya KMB yang melahirkan negara Republik
Indonesia Serikat. Sehingga UUD yang seharusnya berlaku untuk seluruh negara
Indonesia itu, hanya berlaku untuk negara Republik Indonesia Serikat saja.
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 11/24
8
3. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
(Penetapan Undang-Undang Dasar Sementara 1950)
Periode federal dari Undang-undang Dasar Republik Indonesia Serikat 1949 merupakan
perubahan sementara, karena sesungguhnya bangsa Indonesia sejak 17 Agustus 1945
menghendaki sifat kesatuan, maka negara Republik Indonesia Serikat tidak bertahan
lama karena terjadinya penggabungan dengan Republik Indonesia. Hal ini
mengakibatkan wibawa dari pemerintah Republik Indonesia Serikat menjadi berkurang,
akhirnya dicapailah kata sepakat untuk mendirikan kembali Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Bagi negara kesatuan yang akan didirikan jelas perlu adanya suatu undang-
undang dasar yang baru dan untuk itu dibentuklah suatu panitia bersama yang
menyusun suatu rancangan undang-undang dasar yang kemudian disahkan pada tanggal
12 Agustus 1950 oleh badan pekerja komite nasional pusat dan oleh Dewan Perwakilan
Rakyat dan senat Republik Indonesia Serikat pada tanggal 14 Agustus 1950 dan
berlakulah undang-undang dasar baru itu pada tanggal 17 Agustus 1950.
4. Periode 5 Juli 1959 – sekarang
(Penetapan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945)
Dengan dekrit Presiden 5 Juli 1959 berlakulah kembali Undang-Undang Dasar 1945.
Dan perubahan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama pada masa
1959-1965 menjadi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Baru. Perubahan
itu dilakukan karena Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama dianggap
kurang mencerminkan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan
konsekuen.
Analisis konstitusi Indonesia sebagai berikut, konstitusi yang diabsahkan sebagai aturan
fundamental Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 dikodifikasikan / tertulis kedalam
kitab Undang-Undang, berarti Indonesia ditentukan memakai konstitusi tertulis. Akan
tetapi dalam kenyataannya, masih banyak di daerah-daerah pelosok Indonesia yang
malah lebih memprioritaskan konstitusi tidak tertulis, seperti hukum adat, kebiasaan dan
tradisi yang juga bersifat fundamental bagi kelompok mereka. Bahkan di pedalaman-
pedalaman, masyarakatnya bahkan tidak mengetahui satupun tentang konstitusi tertulis
Indonesia yaitu UUD, dan yang mereka pergunakan dalam kehidupan sampai detik ini
adalah konstitusi tidak tertulis mereka yaitu hukum adat. Peraturan yang non legal atau
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 12/24
9
tidak tertulis Menurut KC.Wheare sering lebih efektif daripada peraturan-peraturan
yang tertulis dalam praktek pemerintahan. Konstitusi tertulis atau Undang-Undang
Dasar dalam negara-negara yang menganut demokrasi Konstitusional biasanya
menganggap bahwa konstitusi yang tertulis atau Undang-Undang Dasar sebagai suatu
ketentuan yang luhur, sehingga kemajuan zamanpun harus tidak merubah nilai dan
semangat yang dikandung didalamnya. Oleh sebab itu di samping kontitusi tertulis,
masi diakui kebiasaan yang tidak tertulis.
Diatas kertas UUD dapat dilihat bahwa konstitusi Indonesia dikelompokkan Konstitusi
rigid karena untuk proses pengamandemenannya perlu prosedur khusus dan rumit, tidak
seperti prosedur pembentukan undang-undang pada umumnya. Proses amandemen
dalam pasal 37 UUD 1945 disebutkan:
(1) Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan dalam
sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh sekurangkurangnya 1/3
dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
(2) Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara tertulis
dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.
(3) Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat dihadiri sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
(4) Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan dengan
persetujuan sekurang-kurangnya limapuluh persen ditambah satu anggota dari seluruh
anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
(5) Khusus mengenai bentuk negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat
dilakukan perubahan.
Secara konseptual konstitusi Indonesia bisa dikategorikan sebagai konstitusi yang rigid ,
karena mekanisme atau prosedural kelembagaan untuk melakukan amandemen terhadap
UUD 1945 adalah susah. Sulit dalam artian proses amandemen UUD 1945 secara eksplisit
diatur dalam Pasal 37 UUD 1945 hasil amandemen tersebut dengan prasyarat yang banyak.
Disamping hal tersebut di atas, negara yang menganut sistem Demokrasi Konstitusional
memiliki Undang-Undang Dasar yang kaku. Demikian pula bila kita mengakui pendapat
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 13/24
10
K.C. Wheare, Undang-Undang Dasar 1945 juga termasuk Undang Undang Dasar yang kaku
karena cara merubah Undang-Undang Dasar 1945 baik hal tersebut sebelum maupun
sesudah amandemen ternyata tidak sama dengan cara merubah Undang-Undang biasa,
misalnya Undang- Undang Lalu Lintas, Undang-Undang Pajak Bumi Bangunan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, ternyata bangsa Indonesia menganut paham Demokrasi
Konstitusional, yang berarti menganggap bahwa UUD 1945 sebagai ketentuan yang luhur.
Oleh sebab itu diharapkan nilai-nilai Undang-Undang Dasar tidak dirubah.
Tapi ada juga sebagian masyarakat yang menilai bahwa konstitusi kita masuk kategori
yang fleksibel, seperti dijelaskan di atas. Justru karena Pasal 37 tadi yang membolehkan
untuk mengamandemennya. Kemudian yang menganggapnya fleksibel berdalil, bahwa
dibandingkan era Orde Baru, konstitusi Indonesia menjadi sesuatu yang sangat sakral,
seolah-olah jauh dari kehidupan nyata manusia Indonesia atau dikatakan “konstistusi yang
mati”. Berbeda dengan kondisi saat ini persepsi masyarakat dan termasuk anggota MPR
terhadap konstitusi Indonesia adalah “living constitution” atau konstitusi yang hidup
berkembang sesuai dengan bahsa zamannya. Jika secara prosedural sudah terpenuhi maka
tinggal ketok palu saja untuk mengubah UUD 1945. Secara yuridis-formal konstitusi
Indonesia telah ada ketetapannya, yaitu dalam kitab undang-undang amandemen ke IV.
Tetapi secara politik bisa saja para anggota MPR (anggota DPR & DPD) memiliki political
will atau kemauan politik untuk mengamandemen UUD 1945 yang ke-lima, kita tidak tahu.
Karena fenomena anggota parlemen kita sekarang ini lebih aneh ketimbang anak TK.
Karena mereka bisa saja mencari-cari alasan untuk menipu rakyat agar kepentingannya
tercapai.Selain itu UUD 1945 merupakan sebuah konstitusi derajat tinggi, karena berlaku
sebagai hukum dasar yang menempati kedudukan tertinggi dalam hirarki norma hukum dan
perundang-undangan di Indonesia. Bentuk negara kesatuan yang dianut Indonesia
menjadikan UUD 1945 termasuk ke dalam konstitusi kesatuan, dalam sistem pemerintahan
presidensial, yang berbentuk republik dan menganut paham demokrasi.
Akan tetapi dalam praktek kesehariannya, di Indonesia masih marak daerah yang tidak
menggunakan konstitsi tertulis UUD, seharusnya konstitusi Indonesia terbilang rigid akan
tetapi melihat acap kalinya amandemen dan prosesnya ternyata tidak terlalu rumit.
Sedangkan untuk kategori supreme, UUD’45 belakangan sudah tidak dijunjung seperti dulu
lagi, adanya jual beli pasal, otonomi daerah yang menyebabkan power UUD berkurang
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 14/24
11
karena terbagi. Indonesia seharusnya menganut konstitusi presidensil, serikat dan republic,
tetapi dalam prakteknya masih banyak sistem kelembagaan dan birokrasi di Indonesia yang
mencerminkan sistem parlementer, adanya negara dalam negara seperti negara federal, di
Indonesia yaitu DIY. Dan konstitusi yang berdasarkan bentuk pemerintah Indonesia yaitu
republic, meskipun KKN merajalela sehingga anggota keluarga atau orang terdekat saja
yang diberi jabatan, ini serupa sistem monarki. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa
Indonesia beridentitas konstitusi A, tetapi prakteknya B.
2.4. Unsur Unsur Konstitusi
Undang-undang dasar atau konstitusi negara tidak hanya berfungsi membatasi kekuasaan
pemerintah, akan tetapi juga menggambarkan struktur pemerintahan suatu negara. Menurut
Savornin Lohman ada 3 (tiga) unsur yang terdapat dalam konstitusi yaitu:
a. Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat (kontrak sosial),
sehingga menurut pengertian ini, konstitusi- konstitusi yang ada merupakan hasil atau
konklusi dari persepakatan masyarakat untuk membina negara dan pemerintahan yang akan
mengatur mereka.
b. Konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia, berarti perlindungan
dan jaminan atas hak-hak manusia dan warga negara yang sekaligus penentuan batas-batas
hak dan kewajiban baik warganya maupun alat-alat pemerintahannya.
c. Konstitusi sebagai forma regimenis, yaitu kerangka bangunan pemerintahan. (Lubis,
1982:48)
Pendapat lain dikemukakan oleh Sri Sumantri, yang menyatakan bahwa materi muatan
konstitusi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Pengaturan tentang perlindungan hak asasi manusia dan warga negara,
b. Pengaturan tentang susunan ketatanegaraan suatu negara yang mendasar,
c. Pembatasan dan pembagian tugas-tugas ketatanegaraan yang juga mendasar. (Chaidir,
2007:38).
Menurut CF. Strong, konstitusi memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Cara pengaturan berbagai jenis institusi;
b. Jenis kekuasaan yang diberikan kepada institusi-institusi tersebut;
c. Dengan cara bagaimana kekuasaan tersebut dilaksanakan. (Stong, 2008:16).
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 15/24
12
Dari beberapa pendapat sebagaimana di atas, dapat dekemukakan bahwa unsur-unsur
yang terdapat dalam konstitusi modern meliputi ketentuan tentang:
a. Struktur organisasi negara dengan lembaga-lembaga negara di dalamnya;
b. Tugas/wewenang masing-masing lembaga negara dan hubungan tatakerja antara satu
lembaga dengan lembaga lainnya;
c. Jaminan hak asasi manusia dan warga negara.
2.5. Sifat Konstitusi
Sifat pokok konstitusi negara adalah fleksibel (luwes) dan rigid (kaku). Konstitusi negara
memiliki sifat fleksibel / luwes apabila konstitusi itu memungkinkan adanya perubahan
sewaktu-waktu sesuai perkembangan jaman /dinamika masyarakatnya. Sedangkan konstitusi
negara dikatakan rigid / kaku apabila konstitusi itu sulit untuk diubah kapanpun.
Fungsi pokok konstitusi adalah membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa
sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Pemerintah sebagai
suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, terkait oleh
beberapa pembatasan dalam konstitusi negara sehingga menjamin bahwa kekuasaan yang
dipergunakan untuk memerintah itu tidak disalahgunakan. Dengan demikian diharapkan
hak-hak warga negara akan terlindungi.
Sesuai dengan istilah konstitusi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang diarti kan
sebagai 1) Segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan; 2) Undang-undang Dasar
suatu negara. Berdasarkan pengertian tersebut, konstitusi merupakan tonggak atau awal
terbentuknya suatu negara dan menjadi dasar utama bagi penyelenggara negara. Oleh sebab
itu, konstitusi menempati posisi penting dan strategis dalam kehidupan ketatanegaraan suatu
negara. Konstitusi juga menjadi tolok ukur kehidupan berbangsa dan bernegara yang sarat
dengan bukti sejarah perjuangan para pendahulu sekaligus memuat ide-ide dasar yang
digariskan oleh pendiri negara ( the founding fathers ). Konstitusi memberikan arahan
kepada generasi penerus bangsa dalam mengemudikan negara menuju tujuannya.
Sifat-sifat konstitusi yaitu:
1. Merupakan hukum yang mengikat pemerintah sebagai penyelenggara negara, maupun
rakyat sebagai warga Negara
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 16/24
13
2. Berisi norma-norma, aturan/ketentuan-ketentuan yang dapat dan harus dilaksanakan
3. Merupakan Perundang-undangan yang tertinggi dan berfungsi sebagai alat kontrol
terhadap norma-norma hukum yang lebih rendah
4. Memuat aturan-aturan pokok bersifat singkat dan supel serta memuat hak asasi manusia,
sehingga dapat memenuhi tuntutan zaman.
Selain itu, sifat konstitusi dibagi menjadi 2 lagi, yaitu:
1. Sifat Umum
Normatif, aturan yang harus ditaati oleh penyelengga negara dan warga negaranya.
Nominal, pilihan pasal yg dilaksanakan oleh penguasa.
Semantik, UUD hanya sebagai simbol sedangkan aturan bernegara menurut kemauan
politik penguasa
2. Sifat Pokok
Flexible, agar mudah mengikuti perkembangan jaman (Inggris dan Selandia Baru).
Rigid, agar tidak mudah dirubah hukum dasarnya (Amerika, Kanada, Jerman dan
Indonesia)
Ukuran yang dipakai oleh para ahli dalam menentukan apakah suatu undang-undang dasar
bersifat flexible atau rigid, ialah:
Apakah terhadap naskah konstitusi itu dimungkinkan dilakukan perubahan, dan apakah
cara mengubahnya cukup mudah atau sulit?
Apakah naskah konstitusi tersebut mudah atau tidak mudah berubah sesuai
perkembangan serta kebutuhan masyarakat?
Untuk undang-undang dasar yang tergolong fleksibel perubahannya kadang-kadang hanya
dengan the ordinary legislative process, sementara undang-undang dasar yang dikenal
kaku/rigid prosedur perubahannya dapat dilakukan antara lain:
Oleh lembaga legislative tetapi dengan pembatasan-pembatasan tertentu
Oleh rakyat secara langsung melalui referendum
Oleh utusan negara-negara bagian
Dengan kebiasaan ketatanegaraan atau oleh suatu lembaga negara yang khusus dibentuk
hanya untuk keperluan perubahan.
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 17/24
14
Harus diketahui pula bahwa menentukan suatu undang-undang apakah termasuk luwes
atau rigid sebenarnya tidak cukup hanya melihat dari segi cara merubahnya. Dapat saja
dikatakan bahwa suatu UUD bersifat rigid tetapi dapat diubah tanpa melalui prosedur yang
ditentukan oleh undang-undang dasar tersebut, melainkan dapat dirubah diluar prosedur
seperti melalui revolusi atau constitutional convention
Jika undang-undang dasar tersebut mudah mengikuti zaman maka undang-undang dasar
tersebut bersifat fleksibel. Namun jika undang-undang tersebut tidak mudah mengikuti
zaman maka sifat daripada undang-undang tersebut ialah rigid.
2.5.1. Sifat Konstitusi di Indonesia
1. Konstitusi RIS
Sifat UUD Republik Indonesia Serikat Tahun 1949 merupakan konstitusi rigid karena
mempersyaratkan prosedur khusus untuk perubahan atau amandemennya. Tertuang dalam
BAB VI Perubahan, ketentuan-ketentuan peralihan dan ketentuan-ketentuan penutup bagian
satu perubahan, pasal 190 ayat (1), (2), pasal 191 Ayat (1), (2), (3), bagian dua ketentuan-
ketentuan peralihan pasal 192 Ayat (1), (2), pasal 193 Ayat (1),(2).
2. UUDS 1950
Sifat Undang-Undang Dasar Sementara tahun 1950 termasuk konstitusi rigid karena dalam
perubahannya mempersyaratkan prosedur khusus sehingga tidak semudah seperti merubah
peraturan perundang-undangan biasa. Diatur dalam pasal 140 UUDS 1950 ayat 1-4.
3. UUD 1945
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan konstitusi rigid karena dalam perbahannya
memperhatikan syarat-syarat tertentu seperti tertera dalam pasal 37 ayat 1-5 UUD 1945,
bahwa pengajuan perubahan minimal dilakuakan oleh 1/3 dari anggota MPR, dan dalam
sidangnya dihadiri oleh 2/3 dari anggota MPR, dan putusan disetujui oleh lima puluh persen
ditambah satu dari seluruh jumlah anggota MPR, dan syarat lain adalah dalam ayat 5 bahwa
“Khusus mengenai bentuk negara kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan”.
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 18/24
15
2.6. Tujuan Konstitusi
Tujuan konstitusi merupakan suatu gagasan yang dinamakan konstitusionalisme. Maksud
dari konstitusionalisme adalah suatu gagasan yang memandang pemerintah (penyelenggara
pemerintahan) sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama
rakyat.
Tujuan konstitusi yaitu :
1. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang-wenang. Maksudnya
tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan bisa
saja kekuasaan penguasa akan merajalela dan bisa merugikan rakyat banyak.
2. Melindungi HAM. Maksudnya setiap penguasa berhak menghormati HAM orang lain dan
hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya.
3. Pedoman penyelenggaraan negara. Maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi negara
kita tidak akan berdiri dengan kokoh.
Kedudukan, fungsi dan tujuan konstitusi dlm negara berubah dari jaman ke jaman
a. Masa Monarkhi Absolut
Konstitusi dipakai sebagai alat untuk melegalisir kekuasaan Raja
b. Masa peralihan feodal monarchi ke negara nasional Demokrasi
Kedudukan konstitusi sebagai benteng pemisah rakyat dengan penguasa, kemudian
berangsur-angsur berfungsi sebagai alat rakyat dlm perjuangan kekuasaan melawan gol
penguasa.
Setelah perjuangan dimenangkan rakyat, konstitusi berubah kedudukan dan perannya
dari sekedar penjaga keamanan dan kepentingan hidup rakyat terhadap kedzoliman
golongan penguasa, menjadi senjata pamungkas rakyat untuk mengakhiri kekusaan
sepihak penguasa (raja) dan untuk membangun tata kehidupan baru atas dasar landasan
kepentingan bersama rakyat dengan menggunakan berbagai ideologi.
Selanjutnya kedudukan dan fungsi konstitusi ditentukan oleh ideologi yg melandasi
negara.
c. Sejarah Dunia Barat
Konstitusi dimaksudkan untuk menentukan batas wewenang penguasa menjamin hak
rakyat.
d. Masa Kelahiran Demokrasi
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 19/24
16
Konstitusi dipakai sebagai alat rakyat untuk konsolidasi kedudukan hak dan politik,
mengatur kehidupan bersama dan mencapai cita bersama.
e. Masa Demokrasi Konstitusional
Konstitusi untuk membatasi kekuasaan penguasa (disebut paham konstitusional).
2.7. Kedudukan dan Peranan Konstitusi dalam Kehidupan Bernegara
2.7.1. Kedudukan Konstitusi
Kedudukan konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan pada suatu negara sangat penting
karena menjadi ukuran kehidupan dalam bernegara dan berbangsa untuk mengetahui aturan-
aturan pokok yang ditujukan baik kepada penyelenggara negara maupun masyarakat dalam
ketatanegaraan. Kedudukan tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Sebagai hukum dasar
Dalam hal ini, konstitusi memuat aturanaturan pokok mengenai penyelengara negara, yaitu
badan-badan/lembaga-lembaga pemerintahan dan memberikan kekuasaan serta prosedur
penggunaan kekuasaan tersebut kepada badan-badan pemerintahan.
2. Sebagai hukum tertinggi
Dalam hal ini, konstitusi memiliki kedudukan yang lebih tinggi terhadap peraturan-peraturan
yang lain dalam tata hukum pada suatu negara. Dengan demikian, aturan-aturan di bawah
konstitusi tidak bertentangan dan harus sesuai dengan aturan-aturan yang terdapat pada
konstitusi.
2.7.2. Peranan Konstitusi dalam Kehidupan Bernegara
Konstitusi sesungguhnya memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan
bernegara. Karena jika dalam sebuah negara tidak ada konstitusi, akan ada banyak orang
yang melakukan tindakan sewenang-wenangnya. Setiap negara memiliki konstitusinya
masing-masing demi terciptanya keadilan, kenyamanan, ketentraman, saling menghargai
antar negara, antar individu, dll.
Istilah konstitusi itu sendiri berasal dari bahasa inggris yaitu “Constitution” dan berasal
dari bahasa belanda “constitue” dalam bahasa latin (contitutio,constituere) dalam bahasa
prancis yaitu “constiture” dalam bahsa jerman “vertassung” dalam ketatanegaraan RI
diartikan sama dengan Undang-undang dasar. Konstitusi / UUD dapat diartikan peraturan
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 20/24
17
dasar yang memuat aturan-aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini
merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar
politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang
dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya, Konstitusi umumnya merujuk pada
penjaminan hak kepada warga masyarakatnya dan menjadi satu sumber perundang-
undangan. Konstitusi adalah keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis
yang mengatur secara mengikat cara suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu
masyarakat negara.
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga yudikatif yang berperan sebagai
pemantau dalam perundang-undangan dalam hal penyelenggaraan negara. Mahkamah
Konstitusi sebagai lembaga perlu memperkenalkan diri ke tengah-tengah masyarakat, dan
mengambil tanggungjawab untuk mengembangkan upaya pendidikan dan pemasyarakatan
konstitusi, tidak hanya berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan Mahkamah
Konstitusi, hak dan kewajiban konstitusional warga negara, dan lain-lain yang berkaitan
dengan pengawalan dan penafsiran terhadap UUD 1945, tetapi juga mengenai kebutuhan
untuk pemasyarakatan UUD 1945 dalam arti yang lebih luas.
Di samping itu, yang tentu tidak kalah pentingnya ialah peranan Pemerintah, lembaga-
lembaga pendidikan, dan lembaga-lembaga penyiaran. Pemerintah lah yang menguasai lebih
banyak informasi, sumber-sumber dana, sarana, dan prasarana, tenaga, keahlian, dan
jaringan yang dapat diharapkan mendukung upaya pemasyarakatan dan pendidikan
konstitusi. Karena itu, tanggungjawab utama dan pertama untuk pemasyarakatan dan
pendidikan konstitusi itu ada di tangan Pemerintah. Setelah Pemerintah sungguh-sungguh
menjalankan perannya baru lah kita dapat berharap bahwa lembaga-lembaga pendidikan dan
lembaga-lembaga penyiaran dapat digerakkan untuk berperan aktif dalam upaya pendidikan
dan pemasyarakatan mengenai pentingnya kehidupan bernegara yang berdasarkan
konstitusi.
Demikian pula masyarakat sendiri, tokoh-tokoh politik, tokoh-tokoh agama, lembaga-
lembaga swadaya masyarakat, organisasi-organisasi kemasyarakatan, dan semua institusi
yang berperan dalam lingkungan masyarakat madani (civil society), dalam lingkungan dunia
usaha atau business (market), dan dalam lingkungan organ-organ negara, organ-organ
daerah secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama sudah seharusnya secara sinergi
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 21/24
18
mendukung, membantu, dan memprakarsai berbagai upaya untuk menyukseskan kegiatan
pemasyarakatan dan pendidikan kesadaran berkonstitusi. Dengan begitu, kita dapat berharap
bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 akan benar-benar
menjadi “living consttution”, sehingga tugas konstitusional Mahkamah Konstitusi sendiri
sebagai “the guardian and the sole interpreter of the constitution” menjadi lebih mudah
diwujudkan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa konstitusi merupakan acuan tertulis yang digunakan
untuk menjalankan negara dalam hal ini bisa perundang-undangan. Dan mahkamah
konstitusi lah yang bertanggungjawab untuk mengatur jalannya konstitusi tersebut sesuai
dengan apa yang sudah ditentukan. Sebagaimana kita ketahui, kenyataannya justru
pemerintah dan masyarakat itu sendiri lah yang kerap melanggar konstitusi. Oleh karena itu,
sangat diharapkan kita sebagai warga negara yang baik dapat sungguh-sungguh menyadari
dan sekaligus mengerti arti pentingnya Mahkamah Konstitusi dalam rangka mewujudkan
jaminan-jaminan atas hak-hak dan kewajiban-kewajiban konstitusional mereka sendiri
dalam kehidupan bernegara berdasarkan UUD 1945.
2.8. Pelaksanaan Konstitusi di Indonesia
Konstitusi di Republik Indonesia sudah mengalami beberapa kali perubahan. Perjalanan
sejarah mencatat ada empat Undang-Undang Dasar yang pernah digunakan yaitu Undang-
Undang Dasar (UUD) 1945, Konstitusi RIS 1949, Undang-Undang Dasar Sementara
(UUDS) 1950, dan UUD 1945 amandemen. Pembentukan dan perubahan UUD itu sarat
akan berbagai kepentingan politik yang juga diwarnai pandangan pro dan kontra.
Contohnya, dalam Pasal 34 ayat (1) UUD 1945, disebutkan bahwa “fakir miskin dan
anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara”. Kenyataannya tidak semua orang miskin
dan anak terlantar dipelihara negara. Secara umum konstitusi Indonesia sudah menjamin
hak asasi warga negaranya, namun pelaksanaannya tergantung kepada ketaatan
penyelenggara negara dan warga negaranya.
Konstitusi Indonesia ini lahir hasil reformasi, karena itu harus secara terus menerus
diupayakan agar menjadi lebih baik lagi. Sejak awal tujuan pembuatan konstitusi Indonesia
sudah jelas, melindungi segenap warga negara dan seluruh tumpah darah Indonesia,
mencerdaskan kehidupan bangsa, memenuhi kebutuhan dasar, memelihara fakir miskin dan
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 22/24
19
anak-anak terlantar serta setiap warga negara bersamaan kedudukannya di depan hukum dan
pemerintahan, namun dari semua itu implementasinya belum optimal. Sampai saat ini, kita
kerap melihat potret betapa lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif selalu
disibukkan dengan persoalan politik dan korupsi. Mereka terlalu disibukkan dengan
persoalan-persoalan pertarungan politik dan perebutan kekuasaan yang tiada ujungnya.
Dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar, seperti pangan yang merupakan amanat konstitusi,
negara belum mampu mewujudkannya.
Belum lagi di bidang lain seperti penguasaan blok-blok migas, yang kini dikuasai asing,
Indonesia tidak berdaulat menentukan harga. Ini bukti Indonesia belum mampu
mewujudkan kedaulatan ekonomi. Konstitusi Indonesia di atas kertas sudah sangat baik,
namun implementasinya terpulang kepada pelaksana-pelaksananya.
Penegakan hukum harus menjadi panglima dalam mengatasi berbagai persoalan bangsa.
Tapi berbagai penyimpangan terjadi, muaranya adalah pelanggaran hukum. Sementara
kondisi perekonomian bangsa saat ini tidak sejalan dengan data kemiskinan yang ada di
negeri ini. Semua ketimpangan itu terjadi karena masih banyaknya penyimpangan di bidang
penegakan hukum. Karena itu, sangatlah diperlukan penegakan supremasi hukum sebagai
prioritas program guna mengatasi persoalan bangsa ini. Idealnya, pertumbuhan ekonomi
harus searah dengan laju penekanan jumlah penduduk miskin, bukan malah sebaliknya.
Ketidakadilan itu terjadi karena banyaknya korupsi yang terjadi di pemerintahan. Agar
keadilan bisa tegak, kuncinya, keadilan harus dijunjung dengan cara penegakan hukum. Tata
kelola pemerintahan yang bersih bebas dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme
harus menjadi perhatikan pemerintah di masa depan di semua tingkatan, dari daerah hingga
ke tingkat pusat.
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 23/24
20
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Konstitusi yang sekarang digunakan oleh NKRI yaitu UUD 1945 tergolong konstitusi
yang rigid . Sebagai acuan tertulis sebuah penyelenggaraan negara, konstitusi kita seharusnya
fleksibel sesuai zaman, mengikat serta membatasi kekuasaan pemerintah, dan melindungi dan
mengayomi warga negara. Tetapi kenyataannya, UUD 1945 yang rigid ini jauh dari kaku dalam
pelaksanaannya. Sudah banyak interpretasi dan misinterpretasi oleh pemerintah dan jajarannya
sehingga negara tidak berjalan sesuai tujuan awalnya. Oleh karena itu penting bagi kita untuk
kembali mengingat apa itu konstitusi, dan menerapkannya kembali untuk menjamin hak dan
kewajiban konstitusional kita terjaga.
3.2. Saran
Sebagai warga negara yang baik kita dapat sungguh-sungguh menyadari dan sekaligus
mengerti arti pentingnya Mahkamah Konstitusi dalam rangka mewujudkan jaminan-jaminan atas
hak-hak dan kewajiban-kewajiban konstitusional mereka sendiri dalam kehidupan bernegara
berdasarkan UUD 1945.
8/17/2019 [Makalah] KonstitusiSD
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-konstitusisd 24/24
21
DAFTAR PUSTAKA
Asshidiqie, Jimly. 2010. Konstitusi dan Konstitusionalisme di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Hasim. 2010. Civic Education 1. Jakarta: Yudhistira.
Ubaidillah, Ahmad, et.al. 2000. Pendidikan Kewargaan (Civic Education): Demokrasi, HAM
dan Masyarakat Madani. Jakarta: IAIN Jakarta Press.
___________. 2012. Buku Modul Kuliah Kewarganegaraan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.