makalah komunikasi.docx

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrat manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi yang mempengaruhinya. Komunikasi dapat terjadi pada siapa saja, baik antar guru dengan muridnya. Orang tua dengan anaknya, pimpinan dengan bawahannya, antara sesama karyawan dan lain sebagainya. Melakukan komunikasi merupakan bagian terpenting dari semua aktivitas, agar timbul pengertian dalam menyelesaikan tugas masing-masing. Komunikasi merupakan dasar interaksi antar manusia. Kesepakatan atau kesepahaman dibangun melalui sesuatu yang berusaha bisa dipahami bersama sehingga interaksi berjalan dengan baik. Persoalan mendasar dari masalah ini terletak pada hambatan yang muncul dalam membangun kesepahaman dan usaha mencapai tujuan secara maksimal. Hal ini biasanya melahirkan suatu kegalauan tentang komunikasi yang baik sederhana yang dibayangkan yang kemudian menuntun pada pemikiran tentang usaha melakukan komunikasi secara efektif. 1.2 Tujuan dan Manfaat Adapun maksud tujuan komunikasi adalah : a. Dengan mengetahui konsep, teori dan dasar-dasar praktik komunikasi yang baik, seseorang bisa menjadi pekerja komunikasi terampil dan profesional dalam melaksanakan tugas-tugas yang diembannya. b. Perubahan sikap (attitude change). Seorang komunikasi setelah menerima pesan kemudian sikapnya berubah, baik 1

Upload: siie-lolla-oon

Post on 14-Feb-2015

47 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah komunikasi.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrat manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi yang mempengaruhinya. Komunikasi dapat terjadi pada siapa saja, baik antar guru dengan muridnya. Orang tua dengan anaknya, pimpinan dengan bawahannya, antara sesama karyawan dan lain sebagainya. Melakukan komunikasi merupakan bagian terpenting dari semua aktivitas, agar timbul pengertian dalam menyelesaikan tugas masing-masing.

Komunikasi merupakan dasar interaksi antar manusia. Kesepakatan atau kesepahaman dibangun melalui sesuatu yang berusaha bisa dipahami bersama sehingga interaksi berjalan dengan baik. Persoalan mendasar dari masalah ini terletak pada hambatan yang muncul dalam membangun kesepahaman dan usaha mencapai tujuan secara maksimal. Hal ini biasanya melahirkan suatu kegalauan tentang komunikasi yang baik sederhana yang dibayangkan yang kemudian menuntun pada pemikiran tentang usaha melakukan komunikasi secara efektif.

1.2 Tujuan dan ManfaatAdapun maksud tujuan komunikasi adalah : a. Dengan mengetahui konsep, teori dan dasar-dasar praktik komunikasi yang baik,

seseorang bisa menjadi pekerja komunikasi terampil dan profesional dalam melaksanakan tugas-tugas yang diembannya.

b. Perubahan sikap (attitude change). Seorang komunikasi setelah menerima pesan kemudian sikapnya berubah, baik positif/negatif, dalam beberapa situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang bersikap positif sesuai keinginan kita.

c. Perubahan pendapat (opinion change). Dalam komunikasi berusaha menciptakan pemahaman. Pemahaman ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator.

d. Perubahan perilaku (behavior change. Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku maupun tindakan seseorang. Misalnya : kampanye kesehatan merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan setelah mengikuti kampanye tersebut si perokok berusaha menguranginya.

1

Page 2: makalah komunikasi.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses yang kompleks karena dalamnya terjadi konfigu rasi berbagai macam aspek yakni aspek personal ( kognitif, afektif dan psychomotor ), sosial ( budaya, lingkungan, norma , etika ), pemenuhan kebutuhan dan agama. Konfigurasi dari berbagai aspek akan terwujud dalam perilaku . Perilaku merupakan per wujudan nyata dari interaksi dengan sesamanya, perilaku perupakan aktualisasi diri merupakan pengkomunikasian diri kepada orang lain.

Komunikasi seorang perawat dengan pasien pada umumnya menggunakan komunikai yang yang berjenjang yakni komunikasi intrapersonal, interpersonal dan kelompok. Poter dan Ferry ( 1993 ) ,” komunikasi dalam prosesnya terjadi tiga tahapan yakni komunikasi intrapersonal, interpersonal dan publik.”

Pada tindakan atau intervensi keperawatan umumnya berbentuk komunikasi secara interpersonal langsung dengan jenis verbal maupun non verbal. Kemampuan inter aktif, perawat kesehatan dengan pasien mempunyai karakter spesial . Dalam tindakan atau perilaku kedua belah pihak menunjukkan aspek sosial dan profesional. ( Hupcey dan More, 1997 ).Setiap komunikasi mempunyai tujuan, untuk mencapai tujuan diperlukan suatu metode , sehingga pencapaian tujuan dapat optimal. Komunikasi interaktif perawat kese-hatan dengan pasien tujuannya adalah kesembuhan pasien dari sakit yang dideritanya. Bila harapan pasien untuk sembuh lambat dan bahkan tidak terjadi seorang perawat secara moral sering kali merasa ikut bersalah. Perasaan yang sering kali muncul dalam dii ri seorang perawat yang baik dan profesional, menunjukkan bahwa komunikasi dalam ke perawatan mempunyai kekukhususan yakni menyangkut kelangsungan kehidupan seorang manusia.

Addalati (1983), Bucaille ( 1979 ) dan Amsyari, ( 1995 ) menegaskan bahwa seo-rang perawat yang beragama, tidak dapat bersikap masa bodoh, tidak peduli terhadap pa sien, seseorang ( perawat ) yang tidak care dengan orang lain ( pasaien ) adalah berdosa. Seorang perawat yang tidak menjalankan profesinya secara profesional akan merugikan orang lain / pasien, unit kerjanya dan juga dirinya. Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan komunikasi therapeutik, artinya komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat pada saat melakukan intervensi kepera watan harus mampu memberikan kasiat therapi dalam proses penyembuhan pasien. Oleh karenanya seorang perawat kesehatan harus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aplikatif komunikasi therapeutic agar kebutuhan, kepuasan pasien dapat dipenuhi.

2

Page 3: makalah komunikasi.docx

2.2 Unsur-Unsur atau Elemen Komunikasi

Komunikasi telah didefinisikan sebagai usaha penyampaian pesan antar manusia, sehingga untuk terjadinya proses komunikasi minimal terdiri dari 3 unsur yaitu : pengirim pesan (komunikator), penerima pesan (komunikan) dan pesan itu sendiri. Awal tahun 1960-an, David K. Berlo membuat formula komunikasi yang lebih sederhana yang dikenal dengan ”SMCR”, yaitu : Source (pengirim), Message (pesan), Channel (saluran-media) dan Receiver (penerima).

KomunikatorPengirim pesan (komunikator) adalah manusia berakal budi yang berinisiatif menyampaikan pesan untuk mewujudkan motif komunikasinya. Komunikator dapat dilihat dari jumlahnya terdiri dari (a) satu orang; (b) banyak orang dalam pengertian lebih dari satu orang; (c) massa

KomunikanKomunikan (penerima pesan) adalah manusia yang berakal budi, kepada siapa pesan komunikator ditujukan. Peran antara komunikator dan komunikan bersifat dinamis,salingbergantian.

PesanPesan bersifat abstrak. Pesan dapat bersifat konkret maka dapat berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan. Pesan bersifat verbal (verbal communication) : (1) oral (komunikasi yang dijalin secara lisan); (2) written (komunikasi yang dijalin secara tulisan).Pesan bersifat non verbal (non verbal communication) : (1) gestural communication (menggunakan sandi-sandi

bidang kerahasiaan)

Saluran komunikasi & media komunikasi. Saluran komunikasi merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat dua cara : (1) non mediated communication (face to face), secara langsung; (2) dengan media.

Efek komunikasiEfek komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. Terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri komunikan : (1) kognitif (seseorang menjadi tahu sesuatu); (2) afektif (sikap seseorang terbentuk) dan (3) konatif (tingkah laku, hal yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu).Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan komunikator yang disampaikan.

dalam proses komunikasi satu elemen tidak lebih baik atau lebih penting di banding elemen yang lain,proses komunikasi akan berjalan dengan baik dan bermakna bila semua elemen yang terlibat dapat berjalan sebagaimana mestinya.elemen-elemen ini sangat terkait dan mempengaruhi satu sama lain.

3

Page 4: makalah komunikasi.docx

Elemen-elemen dalam komunikasi antara lain: sumber, komunikator, pesan, media, komunikan, umpan balik, dan efek.

1.     Sumber

Sumber adalah dasar yang di gunakan dalam penyampaian pesan dan di gunakan dalam rangka memperkuat  pesan itu sendir

2.     Komunikator

Komunikator adalah orang ataupun kelompok yang menyampaikan pesan atau stimulus ke pada orang atau pihak lain yang di harapkan

menerima pesan tersebut.

3.     pesan

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang di sampaikan oleh komunikator/isi stimulus yang di keluarkan ke pada penerima.

4.     media

Media adalah sarana untuk penyampaian pesan.

5.     komunikan

Komunikan adalah penerima pesan/orang yang di berikan stimulus oleh komunikator.

6.     umpan balik/feed back

Merupakan respon komunikan terhadap pesan yang di terima oleh komunikan.

7.     effect

Adalah hasil akhir dari suatu komunikasi ,yakni sikap dan tingkah laku seseorang  sesuai atau tidak dengan yang kita inginkan

4

Page 5: makalah komunikasi.docx

2.3 Syarat-Syarat dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

2.3.1 Syarat-syarat yang mempengaruhi komunikasi

Konteks komunikasi terdiri dari 3 dimensi, yaitu:

a. SpasialApapun bentuknya, sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pesan atau komunikasi. Contohnya pada cara duduk di kelas. Mahasiswa dalam kelas yang duduknya melingkar mampu berkomunikasi lebih baik daripada mahasiswa dalam kelas yang duduknya berbaris ke belakang.

b. Sosial-PsikologisMerupakan tata hubungan status di antara mereka yang terlibat komunikasi. Biasanya merupakan peran atau permainan yang dijalankan orang-orang. Contohnya saja peran mahasiwa dan dosen pada sekelompok orang dalam ruang perkuliahan.Konteks lainnya adalah aturan budaya masyarakat di suatu area yang digunakan dalam berkomunikasi. Contohnya rasa persahabatan atau permusuhan, hubungan formalitas atau informalitas, dan dalam situasi yang serius atau senda gurau.

c. TemporalKomunikasi memerlukan konteks waktu. Biasanya, dimensi waktu antara lain: jam, hari, minggu, bulan, pagi, siang, sore, dan malam. Dimensi waktu biasanya dalam hitungan sejarah, dan konteks sejarah sangat mempengaruhi proses komunikasi. Pesan yang disampaikan seabad yang lalu, belum tentu sama bila pesan tersebut disampaikan saat ini.

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi

Setiap orang mempunyai sifat yang unik dan masing-masing dapat membuat penafsian dari pasa komunikasi yang dilakukan. Perbedaan penafsiran yang disebabkan beberapa hal dapat menggangu jalannya komunikasi yang efektif. Seseorang klien yang menunjukkan muka masam dapat mempunyai beberapa arti: 1)tidak bahagia, 2)marah , 3)nyeri atau makna yang lain. Menurut Perry & Potter (1987), persepsi seseorang, nilai, emosi, latar belakang budaya dan tingkat pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi jalannya pengiriman dan penerimaan pesan (komunikasi) dalam pelayanan keperawatan.

Persepsi a) Persepsi adalah cara seseorang mencerap tentang segala sesuatu

yang terjadi disekelilingnya. b) Persepsi seseorang juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu.

5

Page 6: makalah komunikasi.docx

c) Persepsi juga merupakan kerangka tujuan yang diharapkan dan hasil setelah mengobservasi lingkungan.

d) Sebagai contoh, seorang mahasiswa praktik akan berpersepsi bahwa dosen adalah ancaman baginya tatkala dia melihat dosen datang ke Rumah Sakit sedangkan dia tidak membawa tugas yang telah ditentukan.

e) Begitupun sebaliknya seorang mahasiswa akan beranggapan bahwa dosen yang datang ke RS merupakan peluang untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui.

f) Dari contoh diatas, komunikasi mahasiswa yang menganggap bahwa dosen adalah ancaman tidak akan terjadi komunikasi yang aktif, namun bagi mahasiswa yang menganggap hadirnya dosen sebagai peluang, maka akan tercipta komunikasi yang aktif, efektif dan nyaman.

Nilai a) Nilai adalah keyakinan yang dianut seseorang. b) Jalan hidup seseorang dipengaruhi oleh keyakinan, fikiran dan tingkah

lakunya. c) Nilai-nilai seseorang sangat dekat dengan masalah etika.d) Komunikasi yang terjadi antara perawat dengan klien juga dipengaruhi

oleh nilai-nilai dari kedua belah pihak. e) Nilai-nilai yang dianut perawat dalam kontek komunikasi kesehatan

tentunya beda dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh klien.f) Komunikasi yang terjadi antara perawat dan perawat atau kolega

lainnya mungkin terfokus pada bahasan tentang upaya peningkatan dalam memberikan pertolongan maslaah kesehatan.

g) Sedangkan komunikasi dengan klien hendaknya lebih mengarah pada memberikan support dan dukungan nasehat dalam rangka mengatasi masalah.

Emosi

a) Emosi adalah subyektif seseorang dalam merasakan situasi yang terjadi disekelilingnya.

b) Kekuatan emosi seorang dipengaruhi oleh bagaimana kemampuan atau kesanggupan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.

c) Untuk membantu klien, seorang perawat harus menghadirkan perasaannya, dia merasakan apa yang dirasakan oleh kliennya.

d) Komunikasi akan berjalan lancar dan efektif apabila tenaga kesehatan termasuk perawat dalam mengelola emosinya.

e) Kemampuan profesional seseorang dapat diketahui dari emosinya dan menjadi ukuran awal seseorang dalam merasakan, bersikap dan menjalankan hubungan dengan klien.

6

Page 7: makalah komunikasi.docx

Latar Belakang Sosial Budaya

a. Latar belakang sosial budaya mempengaruhi jalannya komunikasi.

b. Orang Arab akan meratap sedih dan menangis apabila ada anggota keluarganya meninggal dunia, hal ini berbeda dengan orang Amerika golongan menengah yang sering menahan tangis secara terbuka bila kehilangan orang yang dicintai.

c. Sedihnya dipendam untuk memperlihatkan ketegarannya kepada anggota keluarga yang lain.

Pengetahuan Komunikasi sulit berlangsung bila terjadi perbedaan tingkat pengetahuan dari pelaku komunikasi.Perawat diharapkan dapat berkomunikasi dengan berbagai tingkat pengetahuan yang dimiliki pasien. Dengan demikian perawat dituntut mempunyai pengetahuan yang cukup tentang pertumbuhan dan perkembangan klien karena hal tersebut sangat terkait dengan pengetahuan yang dimiliki oleh klien

Peran Dan Hubungan Peran seseorang mempengaruhi dalam menjalin hubungan dengna orang lain. Dalam berkomunikasi akan sangat baik bila mengenal dengan siapa ia berkomunikasi. Berkomunikasi dengan orang yang sudah kita kenal, akan merasa bebas dalam mengeluarkan ide atau gagasan ingin disampaikan. Komunikasi efektif bila partisipan (perawat- klien) mempunyai efek /dampak yang positif dalam menjalin hubungan sesuai dengan perannya masing-masing.

2.4 Macam-Macam Komunikasi

2.4.1 . Komunikasi Verbal Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Katakata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan,membangkitkan respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan.Sering juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung. Komunikasi Verbal yang efektif harus:

7

Page 8: makalah komunikasi.docx

1. Jelas dan ringkasKomunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Makin sedikit kata-kata yang digunakan makin kecil kemungkinan terjadinya kerancuan. Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas. Penggunaan contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah untuk dipahami. Ulang bagian yang penting dari pesan yang disampaikan. Penerimaan pesan perlu mengetahui apa, mengapa, bagaimana, kapan, siapa dan dimana. Ringkas, dengan menggunakan kata-kata yang mengekspresikan ide secarasederhana. Contoh: “Katakan pada saya dimana rasa nyeri anda” lebih baik daripada “saya ingin anda menguraikan kepada saya bagian yang anda rasakan tidak enak.”

2. Perbendaharaan KataKomunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan dalam keperawatan dan kedokteran, dan jika ini digunakan oleh perawat, klien dapat menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi penting. Ucapkan pesan dengan istilah yang dimengerti klien. Daripada mengatakan “Duduk, sementara saya akan mengauskultasi paru-paru anda” akan lebih baik jika dikatakan “Duduklah sementara saya mendengarkan paru-paru anda”.

3. Arti denotatif dan konotatifArti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata. Kata serius dipahami klien sebagai suatu kondisi mendekati kematian, tetapi perawat akan menggunakan kata kritis untuk menjelaskan keadaan yang mendekati kematian. Ketika berkomunikasi dengan klien, perawat harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan, terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi klien.

4. Selaan dan kesempatan berbicaraKecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan keberhasilankomunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang menyembunyikan sesuatu terhadap klien. Perawat sebaiknya tidak berbicara dengan cepat sehingga kata-kata tidak jelas. Selaan perlu digunakan untuk menekankan pada hal tertentu, memberi

8

Page 9: makalah komunikasi.docx

waktu kepada pendengar untuk mendengarkan dan memahami arti kata. Selaan yang tepat dapat dilakukandenganmemikirkan apa yang akan dikatakan sebelum mengucapkannya, menyimak isyarat nonverbal dari pendengar yang mungkin menunjukkan. Perawat juga bisa menanyakan kepada pendengar apakah ia berbicara terlalu lambat atau terlalu cepat dan perlu untuk diulang.

5. Waktu dan relevansiWaktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan. Bila klien sedang menangis kesakitan, tidak waktunya untuk menjelaskan resiko operasi. Kendatipun pesan diucapkan secara jelas dan singkat, tetapi waktu tidak tepat dapat menghalangi penerimaan pesan secara akurat. Oleh karena itu, perawat harus peka terhadap ketepatan waktu untuk berkomunikasi. Begitu pula komunikasi verbal akan lebih bermakna jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan minat dan kebutuhan klien.

6. HumorDugan (1989) mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien. Sullivan dan Deane (1988) melaporkan bahwa humor merangsang produksi catecholamines dan hormon yangmenimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi pernapasan dan menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidak mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.

7. Kekuatan KataSeseorang dapat mengubah persepsi orang lain tentang realitas dengan pilihan kata-kata yang digunakan. DEngan belajar mengenali bagaimana pasien dan professional kesehatan menggunakan bahasa untuk memanipulasi kenyataan, seseorang juga dapat belajar tentang bagaimana mengubah persepsi dan berkomunikasi secara lebih efektif.

8. Bahasa PenghindaranBahasa penghindraan mengindikasikan bahwa seseorang ingin menyembunyikan sesuatu, terutama pertasaannya. Akibatnya, sikap menerima seseorang menggunakan kalimat eufenisme hanaya akan membiarkan rasa takut tetap berlanjut dan tidak pernah membantu orang tersebut menghadapinya. Sebaliknya, penggunaan bahasa yang

9

Page 10: makalah komunikasi.docx

langsung, tepat, dan deskriptif, dapat membuat seseorang beradaptasi terhadap situasi dan memungkinkan mendiskusikan rasa takutnya.

9. Bahasa PengalihanBahasa pengalihan digunakan untuk melindungi individu dari kenyataan atau situasi menyakitkan ketika suatu topic terlalu menyakitkan untuk dibicarakan. Bahasa pengalihan dapat memberi individu kesempatan untuk mendekati subjek secara tidak langsung.

2.4.2 Komunikasi Non-VerbalKomunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan katakata. Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non-verbal menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Komunikasi non-verbal teramati pada:

1. MetakomunikasiKomunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada hubungan antara pembicara dengan lawan bicaranya. Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang marah.

2. Penampilan PersonalPenampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama yang diperhatikan selama komunikasi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4 menit pertama. Delapan puluh empat persen dari kesan terhadap seserang berdasarkan penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993). Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias menunjukkan kepribadian, status sosial, pekrjaan, agama, budaya dan konsep diri. Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan citra diri dan profesional yang positif. Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan/asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap klien mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan seorang perawat. Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan perawat, tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk membina rasa percaya terhadap klien jika perawat tidak memenuhi citra klien.

10

Page 11: makalah komunikasi.docx

3. Intonasi (Nada Suara)Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang dikirimkan, karena emosi seseorang dapat secara langsung mempengaruhi nada suaranya. Perawat harus menyadari emosinya ketika sedang berinteraksi dengan klien, karena maksud untuk menyamakan rsa tertarik yang tulus terhadap klien dapat terhalangi oleh nada suara perawat.

4. Ekspresi wajahHasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang tampak melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan pendapat. interpesonal. Kontak mata sangat penting dalam komunikasi interpersonal. Orang yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan diekspresikan sebagai orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan untuk menjadi pengamat yangbaik. Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah ketika sedang berbicara dengan klien, oleh karena itu ketika berbicara sebaiknya duduk sehingga perawat tidak tampak dominan jika kontak mata dengan klien dilakukan dalam keadaan sejajar.

5. Sikap tubuh dan langkahSikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emos, konsep diri dan keadaan fisik. Perawat dapat mengumpilkan informasi yang bermanfaat dengan mengamati sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh faktor fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur.

6. SentuhanKasih sayang, dudkungan emosional, dan perhatian disampaikan melalui sentuhan. Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat-klien, namun harus mnemperhatikan norma sosial. Ketika membrikan asuhan keperawatan, perawat menyentuh klien, seperti ketika memandikan, melakukan pemeriksaan fisik, atau membantu memakaikan pakaian. Perlu disadari bahwa keadaan sakitmembuat klien tergantung kepada perawat untuk melakukan kontak interpersonal sehingga sulit untuk menghindarkan sentuhan. Bradley & Edinburg (1982) dan Wilson & Kneisl (1992) menyatakan bahwa walaupun sentuhan banyak bermanfaat ketika membantu klien, tetapi perlu diperhatikan apakah penggunaan sentuhan dapat dimengerti dan diterima oleh klien, sehingga harus dilakukan dengan kepekaan dan hati-hati.

11

Page 12: makalah komunikasi.docx

7. ParalanguagePesan juga dapat disampaikan secara nonverbal, atau paralanguage melalui nada suara, jeda, intonasi, kecepatan, volume, dan penekanan dalam berbicara. Dengan pemantauan teliti pada bahasa yang diucapkan, perawat dapat memahami makna dari pesan verbal seseorang dengan lebih baik dan dapat lebih akurat dalam mengontrol paralanguage mereka sendiri. Paralanguage merupakan petunjuk yang sangat berharga terhadap perasaan dan perhatian seseorang. Bahkan anak-anak tertentu, berespons dengan penuh perhatian pada suara yang lambat,

sama, dan teratur.

8. Perilaku Responsif dan Tidak ResponsifIndividu berespons satu sama lain melalui perilaku responsive, seperti menganggukkan kepala, menggunakan kontak mata langsung, mengulangi atau meminta klarifikasi, dan mengeluarkan komentar yang sesuai, atau perilaku tidak responsive, seperti mengetuk-ngetukkan jari, berbalik dari pembicara, menghindari kontak mata, dan menginterupsi (Seidel dkk, 1999). Maka dari itu, perawatperlu menggunakan perilaku responsive, terutama pada anak-anak karena sensitifitas mereka terhadap petunjuk-petunjuk nonverbal.

2.5Tujuan Komunikasia. Mengendalikan Prilaku Fungsi ini menekankan pada suatu informasi yang

berisi tentang aturan yang harus dipatuhi untuk memperbaiki prilaku. Berikut adalah contohnya : Seorang anak berusia 2 tahun yang senang menjambak rambut orang yang ada di dekatnya, maka untuk mengendalikan perilaku anak itu, kita harus memberikan pengertian kepadanya bahwa apa yang dia lakukan tidak baik.

b. Perkembangan Motivasi Fungsi ini menjelaskan pentingnya komunikasi dalam memberikan support atas apa yang dilakukan seseorang yang memiliki dampak positif bagi orang tersebut. Misalnya : Tn. Nick baru pertama kali melakukan ambulasi didampingi dengan perawat Nina. Ketika Tn.Nick merasa putus asa karena merasa tidak mampu melakukannya, perawat Nina memberikan motivasi kepadanya, “ Ayo, Tn. Nick. Anda pasti bisa melakukannya.”

c. Pengungkapan Emosional Dalam hal ini komunikasi berfungsi untuk mengungkapkan perasaan marah, sedih, senang dsb. Sebagai contoh, seorang bayi yang menangis karena haus atau lapar, menggunakan tangisan untuk komunikasi, cemas tanpa sadar bayi akan menghisap jempolnya untuk meredakan kecemasannya.

12

Page 13: makalah komunikasi.docx

d. Informasi Dengan komunikasi seseorang dapat menyampaikan ide, pendapat dan suatu berita baik atau buruk. Misalnya : Seorang anak berusia 4 tahun memberikan informasi tentang apa yang sudah dialaminya ketika belajar dikelasnya,.”Hari ini aku dipuji sama ibu guru karena gambar yang ku buat sangat bagus.” Atau anak ingin memberitahukan apa yang diinginkannya “Aku ingin permen.”

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari keberadaan orang lain di sekitarnya,dengan komunikasi akan terjalin hubungan yang sangat baik.

Secara umum tujuan komunikasi adalah:

a)    supaya pesan yang kita sampaikan dapat di mengerti orang lain (komunikan).

b)    memahami orang lain

c)    supaya gagasan dapat di terima orang lain

d)    menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu

Secara singkat dapat kita simpulkan bahwa komunikasi mengharapkan pengertian,dukungan,gagasan,dan tindakan komunikator dapat di terima oleh orang lain.

Dalam aktifitas keseharian,fungsi komunikasi sangat-sangat luas dan menyentuh pada banyak aspek kehidupan.beberapa fungsi komunikasi tersebut antara lain:

a. informasi,pengumpulan,penyimpanan,pemprosesan,penyebaran berita,data,gambar,fakta,pesan,opini dan komentar yang di butuhkan agar dapat di mengerti dan beraksi secara  jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

b. sosialisasi,dengan komunikasi sesuatu yang ingin di sampaikan dapat di sebarluaskan ke masyarakat luas.

c. motivasi,proses komunikasi yang di lakukan secara argumentative dapatberfungsi sebagai penggerak semangat bagi seseoarang untuk melakukan sesuatu yang diinginkan oleh komunikator.

d. perdebatan dan diskusi,permasalahan yang masi controversial atau polemic dalam hubungan dengan masalah public dapat di bahas dan di selesaikan dengan komunikasi.

13

Page 14: makalah komunikasi.docx

e.  pendidikan,proses  pengalihan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendorong intelektual dapat di lakukan dengan komunikasi  yang baik dan efektif.

f.  memajukan kehidupan,maksudnya seperti menyebarkan kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu dan masi banyak lainnya.

g. hiburan ,dunia entertainment telah banyak muncul  dari produk komunikasi seperti lawak,menyanyi,drama,sastra,seni dan masi banyak yang lainnya,

h. integrasi,adanya kesempatan untuk memperoleh informasi dan pesan yang di perlukan dapat mempengaruhi seseorang dalam bersikap dan berpola pikir serta sebagai sarana untuk menghargai dan memahami pandangan orang lain terhadap komunikasi yang sedang di lakukan.

2.6 Etika Komunikasi

Pengertian Etika ( Etik )

Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan.

Pengertian Etiket

Etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan.

Etika Dan Etiket Yang Baik Dalam Komunikasi

Berikut di bawah ini adalah beberapa etika dan etiket dalam berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari :

1. Jujur tidak berbohong2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan3. Lapang dada dalam berkomunikasi4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien6. Tidak mudah emosi / emosional7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan10. Bertingkahlaku yang baik

14

Page 15: makalah komunikasi.docx

Contoh Teknik Komunikasi Yang Baik

- Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan lingkungan

- Gunakan bahawa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara- Menatap mata lawan bicara dengan lembut- Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum- Gunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar- Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara- Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai sikon- Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara- Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi- Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai

dengan karakteristik lawan bicara.- Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara yang

baik.- Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang

berlaku seperti berjabat tangan dan merunduk.

2.7 Tahapan Perkembangan Bicara Anak

Menangis adalah “percakapan sosial” pertama sang bayi. Tangisan di bulan pertama terdengar monoton, baik ketika ia lapar, sakit, ataupun merasa tak nyaman. Melalui tangisan, bayi berinteraksi dengan lingkungan. Ia tengah berkomunikasi untuk menyampaikan kebutuhannya kepada orang lain. Sebaliknya, dengan menangis si kecil belajar, setiap tangisan ternyata punya makna tersendiri. Penggunaannya berbeda-beda dan bisa ditangkap maksudnya oleh orang lain.

1-4 BULAN: BAHASA TUBUH DAN SUARA VOKAL (smiling, cooing)

Sampai usia 4 bulan, bayi masih banyak berkomunikasi dengan cara menangis. Namun di usia 1,5 bulan si kecil mulai memunculkan tangis yang berbeda-beda. Tangisannya tidak lagi monoton seperti ketika baru lahir. Contoh:

Bila sakit diungkapkan dengan tangisan melengking keras diselingi rengekan dan rintihan.

Bila merasa tak nyaman akibat kepanasan atau cari perhatian umumnya bayi mengeluarkan rengekan yang terputus-putus.

Tangisan lapar terdengar keras dan panjang diselingi gerakan mengisap pada mulut mungilnya.

Di usia ini, selain menangis bayi berkomunikasi dengan menggumam bunyi vokal meski belum begitu jelas. Umumnya terdengar seperti bunyi “aaah” atau “oooh”.

15

Page 16: makalah komunikasi.docx

Ada juga yang bergumam “uuuh” dan “eeeh”. Gumaman ini biasanya keluar saat bayi “mengutarakan” perasaan, seperti senang atau tak suka. Ketika gembira diajak bermain, gumaman yang keluar mungkin bernada panjang “aaah”. Gumaman ini sebetulnya merupakan hasil tekanan pada otot-otot bicaranya.

Di usia 4 bulan, bayi mulai tertawa nyaring dan mampu mengeluarkan suara dari tenggorokan. Jadi, tak lagi hanya sebatas gumaman. Ia juga mulai mengekspresikan keterampilannya menunjukkan bahasa tubuh. Kendati bentuknya masih amat sederhana, seperti tersenyum saat memandang wajah orang yang dikenalnya, mengerutkan dahi ketika merasa tak nyaman, dan mulai memalingkan wajah ke arah sumber bunyi ketika dipanggil.

5-7 BULAN: KELUAR OCEHAN (babbling)

Di usia ini bayi mulai mengeluarkan suara ocehan pendek berupa suku kata (gabungan huruf mati dan huruf hidup), seperti “ba”, “da”. Ocehannya masih terbatas pada bunyi-bunyi eksplosif awal yang muncul karena adanya perubahan mekanisme suara.

Bayi amat senang dengan bentuk komunikasi berupa ocehan ini. Jika gembira bermain, bayi akan mengeluarkan ocehan yang lebih lama dan panjang. Ocehan ini kelak akan berkembang menjadi celoteh (memadukan berbagai suku kata) dan selanjutnya menjadi kata demi kata.

Di usia ini, bayi juga mulai belajar mengomunikasikan perasaannya tidak melulu lewat tangisan. Kalau ia tak suka, misalnya, ia mengeluarkan suara seperti melenguh. Sebaliknya, jika sedang merasa senang, ocehannya bertambah keras. Bahkan akan menjerit kesenangan meski belum dengan nada tinggi.

7-8 BULAN: OCEHAN MENINGKAT (babbling)

Ocehan bayi makin panjang, semisal “bababa” atau “dadada”. Kuantitasnya juga meningkat dengan cepat di antara bulan ke-6 sampai ke-8. Di tenggang waktu ini, orangtua diharapkan memberi stimulasi yang tepat dengan lebih sering mengajak bayi bercakap-cakap dalam intonasi naik turun dan ekspresif agar mudah ditangkap.

8-12 BULAN: KELUAR CELOTEHAN PANJANG (lalling)

Ocehan konsonan-vokal seperti “dadada”, “uh-uh-uh” dan “mamama” akan meningkat jadi celoteh yang maknanya dalam. Pertama, berceloteh adalah dasar bagi perkembangan berbicara. Kedua, celoteh adalah bagian dari komunikasi bayi dengan orang lain. Ini terlihat ketika ia mendapat respons terhadap celotehnya, bayi akan lebih giat berceloteh dibandingkan bila ia

16

Page 17: makalah komunikasi.docx

berceloteh sendirian. Ketiga, dengan berceloteh bayi merasa menjadi bagian dari kelompok sosial karena celotehnya ditanggapi. Ini akan membuat bayi mengembangkan rasa percaya dirinya yang kelak akan sangat menentukan kemandiriannya.

11-14 BULAN: KATA-KATA PERTAMANYA NYARIS LENGKAP (speaking)

Secara spesifik, bayi mampu mengucapkan satu patah kata yang berarti meskipun belum sempurna/lengkap, misalnya “ma” untuk mama, “pa” untuk papa, “num” untuk minum, dan “nen” untuk menetek. Di usia ini bayi juga sudah mampu melakukan tugas yang diminta seperti “lempar bolanya!” atau “ayo minum” sambil orangtua menunjuk benda yang dimaksud.

17

Page 18: makalah komunikasi.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1) Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media.

2) Metode komunikasi dengan orang tua berdasarkan profesionalisme yang paling banyak digunakan adalah proses wawancara. Tidak seperti percakapan social, wawancara merupakan suatu bentuk spesifik komunikasi yang mengarah pada tujuan.

3) Komunikasi Verbal terdiri dari kekuatan kata, bahasa penginderaan, dan bahasa pengalihan

4) Komunikasi Nonverbal dilihat dari Paralanguage, Perilaku Responsif Dan Tidak Responsive.

5) Dalam berkomunikasi dengan aanak semua umur,komponen non verbal pada proses komunikasi menunjukkan pesan yang penting.anak sangant waspada terhadap lingkungan sekitar dan memaknai setiap sikap dan gerakan tubuh yang ditampilkan,terutama anak  yang sangat muda.

6) Selain metode wawancara konfersional seperti pertanyaan tefleksi dan pertanyaan terbuka,banyak tehnik yang dapat mendorong keluarga untuk  mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka tanpa menyuruh dan konfrontatif.berbagai tehnikverbal dapat digunakan untuk mendukung komunikasi.tehnik lain dapat disajikan melelui “permainan kata-kata”,yan ksering di terima dengan baik oleh anak-anak dan orang dewasa,membicarakan  perasaan mereka adalahhal yang sulit dan komunikasai verbal justru dapat lebih menegangkan dari pada mendukung.

7) Format yang digunakan untuk pengkajian riwayat kesehatan dapat (1) langsung – perawat menayakakan inforasi melalui wawancara langsung dengan informan- atau (2) tidak langsung – inforan member informasi dengan mengisi beberaa jenis kuesioner.Metode langsung  lebih baik dibandingkan pendekatan tidak langsung atau kombinasi keduanya.

8) Pada dasaranya hubungan antara perawat dan pasien berdasarkan pada sifat alamiah perawat dan pasien. Dalam interaksi perawat dan pasien, peran yang dimiliki masing–masing membentuk suatu kesepakatan atau persetujuan dimana pasien pempunyai peran dan hak sebagai pasien dan perawat dapam melaksanakan asuhan keparawatan mempunyai peran mempunyai peran dan hak sebagai perawat. Dalam konteks hubungan perawat dan pasien, maka setiap hubungan harus didahului dengan kontrak

18

Page 19: makalah komunikasi.docx

dan kesepakatan bersama, dimana pasien mempunyai peran sebagai pasien dan perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan.

3.2 Saran

ada beberapa hal saran yang akan penulis sampaikan yaitu sebagai berikut :

1. Terganggunya komunikasi pada anak terjadi karena tindakan yang dilakukan dala wawancara dengan anak tidak terlaksana dengan semestinya.

2. Terganggunya komunikasi pada anak juga terjadi karena factor keturunan dan tingkat  pendidikan pada keluarga.

19