makalah klp kebisingan dan getaran

24
Kebisingan dan Getaran Kebisingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industrialisasi merupakan motor penggerak bagi peningkatan kemakmuran dan menempati posisi sentral dalam kehidupan masyarakat modern terutama di negara maju. Di negara berkembang, industri sangat esensial untuk memperluas landasan pembangunan dan memenuhi kebutuhan masyarakat (Kristanto P, 2002). Adanya industrialisasi terjadi peningkatan kesejahteraan penduduk, hal ini dapat dilihat dengan pertumbuhan penduduk dunia yang semakin pesat. Dengan adanya teknologi/mesin- mesin yang semakin modern, meringankan dan mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Namun di sisi lain, bila tidak dikelola dengan baik maka menimbulkan dampak yang

Upload: muhammad-fadhalna

Post on 16-Apr-2016

126 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

kebisingan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Klp Kebisingan Dan Getaran

Kebisingan dan Getaran

Kebisingan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industrialisasi merupakan motor penggerak bagi peningkatan kemakmuran dan

menempati posisi sentral dalam kehidupan masyarakat modern terutama di negara maju.

Di negara berkembang, industri sangat esensial untuk memperluas landasan

pembangunan dan memenuhi kebutuhan masyarakat (Kristanto P, 2002).

Adanya industrialisasi terjadi peningkatan kesejahteraan penduduk, hal ini dapat

dilihat dengan pertumbuhan penduduk dunia yang semakin pesat. Dengan adanya

teknologi/mesin-mesin yang semakin modern, meringankan dan mempermudah manusia

dalam memenuhi kebutuhannya. Namun di sisi lain, bila tidak dikelola dengan baik maka

menimbulkan dampak yang membahayakan manusia antara lain keselamatan jiwa,

kecacatan, penurunan kualitas lingkungan, penurunan derajat kesehatan dan kerugian

ekonomi. Keuntungan besar yang didapat dari kegiatan industri, apabila tidak dikelola

dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan maka keuntungan sering kali lebih

sedikit bila dibandingkan biaya sosial yang dikeluarkan untuk mengatasi dampak negatif.

Kerugian sosial ini sebagian besar merupakan kerugian yang ditimbulkan pada

lingkungan karena lingkungan sebagai penopang kehidupan generasi sekarang dan

generasi penerus. Bila lingkungan rusak, efek negatif yang ditimbulkan tidak hanya

Page 2: Makalah Klp Kebisingan Dan Getaran

dirasakan oleh generasi sekarang, tetapi juga dirasakan generasi mendatang bahkan efek

ke generasi mendatang bisa lebih besar dibandingkan yang dialami generasi sekarang.

B. Perumusan Masalah

Kebisingan dapat menyebabkan ketulian bagi tenaga kerja, sehingga diperlukan untuk

membahas tentang kebisingan di tempat kerja.

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sumber bising ?

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI KEBISINGAN

Bising dalam kesehatan kerja, bising diartikan sebagai suara yang dapat menurunkan

frekuensi pendengaran baik secara kuantitatif ( peningkatan ambang pendengaran) maupun

secara kualitatif (penyempitan spektrum  pendengaran) berkaitan dengan faktor intensitas,

frekuensi, durasi dan pola waktu.

Kebisingan didefinisikan sebagai “suara yang tak dikehendaki “, misalnya yang

merintangi terdengarnya suara, musik dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang

menghalangi gaya hidup. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kebisingan adalah bunyi atau suara

yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat

menimbulkan ketulian.

B. SUMBER KEBISINGAN

Page 3: Makalah Klp Kebisingan Dan Getaran

Sumber bising adalah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu pen-

dengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan

dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga,

alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga.

Di industri, sumber kebisingan dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :

a. Mesin Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktivitas mesin

b. Vibrasi Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat

gesekan, benturan, atau ketidakseimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda

gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain

c. Pergerakan udara, gas dan cairanKebisingan ini ditimbulkan akibat pergerakan udara,

gas, dan cairan dalamkegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur

cairan gas,outlet pipa, gas buang, jet. Flare boom, dan lain-lain.

C. KATEGORI KEBISINGAN

Berdasarkan frekuensi tingkat tekanan bunyi, tingkat bunyi dan te-

naga bunyi maka bising dibagi dalam tiga kategori yaitu audible noise, occupationalnoise,

dan impuls noise (Gabriel JF, 1996)

1. Audible noise (bising pendengaran), bising ini disebabkan oleh frekuensi bunyi atau

31,5 –  8.000 Hz.

2. Occupational noise (bising berhubungan dengan pekerjaan), bising yangdisebabkan

oleh bunyi mesin ditempat kerja.

3. Impuls Noise (impact noise = bising impulsive), bising yang terjadi akibatadanya

bunyi yang menyentak. Misalnya pukulan palu, ledakan, mriam,tambakan bedil dan

lain–lain.

D. JENIS KEBISINGAN

Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, bising dapat dibagi atas:

a. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas. Bising inirelatif tetap

dalam batas kurang lebih 5 dB untuk periode 0,5 detik berturut–turut. Misalnya

mesin, kipas angin, dan dapur pijar. 

b. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit. Bising ini juga

relatif tetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja(pada frekuensi

500, 1000, dan 4000 hz). Misalnya gergaji serkuler, katupgas.

Page 4: Makalah Klp Kebisingan Dan Getaran

c. Bising terputus–putus (Intermitten). Bising ini tidak terjadi secara terus–menerus,

melainkan ada periode relatif tenang. Misalnya suara lalu lintas,kebisingan di

lapangan terbang.

d. Bising Impulsif Bising jenis ini memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40

dB dalamwaktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya.

Misalnyatembakan, suara ledakan mercon, meriam.

e. Bising Impulsif BerulangSama dengan bising impulsif, hanya saja disini terjadi secara

berulang–ulang. Misalnya mesin tempa.

Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, bising dapat dibagi atas :

a. Bising yang mengganggu (Irritating noise),

Intensitas tidak terlalu keras, Misalnya mendengkur.

b. Bising yang menutupi (Masking Noise)

Merupakan bunyi yang menutupi pendengarn yang jelas. Secara tidak langsung

bunyi ini akan membahayakankesehatan dan keselamatan tenaga kerja, karena

teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain.

c. Bising yang merusak (damaging/ injurious noise) bunyi yang intensitasnya

melampaui NAB. Bunyi jenis ini akan merusak ataumenurunkan fungsi pendengaran.

E. NILAI AMBANG BATAS KEBISINGAN

NAB kebisingan adalah angka dB yang dianggap aman untuk sebagian besar tenaga kerja

bila bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu.Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi

dan Koperasi No. SE-01/MEN/1978, Nilai Ambang Batas untuk kebisingan di tempat kerja

ada;ahintensitas tertingi dan merupakan nilai rata–rata yang masih dapat diterima tenaga

kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu terus menerus

tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggunya.

Waktu maksimum untuk bekrja adalah sebagai berikut :a.

 

82 dB : 16 jam per hari b.

 

85 dB : 8 jam per haric.

Page 5: Makalah Klp Kebisingan Dan Getaran

 

88 dB : 4 jam per harid.

 

91 dB : 2 jam per harie.

 

97 dB : 1 jam per harif.

 

100 dB : ¼ jam per hari

NAB Kebisingan menurut SK Menteri Tenaga Kerja No : Kep-51/Men/1999tentang NAB

batas faktor fisik di tempat kerja :

Sedangkan menurut OSHA untuk batas waktu pemaparan bising yangdiperkenankan adalah

Page 6: Makalah Klp Kebisingan Dan Getaran

F. FAK

TOR

YANG BERHUBUNGAN DENGAN BAHAYA KEBISINGAN

Bahaya bising dihubungkan dengan beberapa faktor :

1. Intensitas Intensitas bunyi yang ditangkap oleh telinga berbanding langsung dengan

logaritma kuadrat tekanan akustik yang dihasilkan getaran dalam rentang yang dapat

didengar. Jadi, tingkat tekanan bunyi diukur dengan skala logaritma dalam desibel

(dB)

2. Frekuensi Frekuensi bunyi yang dapat didengar telinga manusia terletak antara 16

hingga 20.000 Hz. Frekuensi bicara terdapat dalm rentang 250–4.000 Hz.Bunyi

frekuensi tinggi adalah yang paling berbahaya

3. Durasi Efek bising yang merugikan sebanding dengan lamanya paparan, dan

kelihatannya berhubungan dengan jumlah total energi yang mencapai telinga dalam.

Jadi perlu untuk mengukur semua elemen lingkungan akustik. Untuk tujuan ini

digunakan pengukur bising yang dapat merekam dan memadukan bunyi.

4. Sifat Mengacu pada distribusi energi bunyi terhadap waktu (stabil,

berfluktuasi,intermiten). Bising impulsif (satu atau lebih lonjakan energi bunyi

dengandurasi kurang 1 detik) sangat berbahaya.

 

G. GANGGUAN PENDENGARAN

Page 7: Makalah Klp Kebisingan Dan Getaran

Gangguan pendengaran adalah perubahan pada tingkat pendengaran yang ber-

akibat kesulitan dalam melaksanakan kehidupan normal, biasanya dalam hal memahami

pembicaraan. Menurut ISO derajat ketulian sebagai berikut :

Jika peningkatan ambang dengar antara 0 - < 25 dB, masih normal

Jika peningkatan ambang dengar antara 26–40 dB, disebut tuli ringan

Jika peningkatan ambang dengar antara 41–60 dB, disebut tuli sedang

Jika peningkatan ambang dengar antara 61–90 dB, disebut tuli berat

Jika peningkatan ambang dengar antara > 90 dB disebut tuli sangat berat Bising

menyebabkan berbagai gangguan terhadap tenaga kerja, seperti gangguan fisiologis,

gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian, atau ada yang

menggolongkan gangguannya berupa gangguan auditory, misalnya gangguan

terhadap pendengaran dan gangguan non auditory seperti komunikasi terganggu,

ancaman bahaya keselamatan, menurunnya performance kerja, kelelahan dan stress.

1. Gangguan Fisiologis

Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi, basal

metabolisme, konstruksi pembuluh darah kecil terutama pada bagian kaki, dapat

menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.

2. Gangguan Psikologis

Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi,susah tidur,

emosi dan lain–lain. Pemaparan jangka waktu lama dapat menimbulkan penyakit,

psikosomatik seperti gastritis, penyakit jantung koroner, dan lain–lain.

3. Gangguan komunikasi

Gangguan komunikasi ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan mungkin

terjadi kesalahan, terutama bagi pekerja baru yang belum berpengalaman. Ganggu-

an komunikasi ini secara tidak langsung akanmengakibatkan bahaya terhadap keselamat-

an dan kesehatan tenaga kerja,karena tidak mendengar teriakan atau isyarat tanda bahaya

dan tentunyaakan dapat menurunkan mutu pekerjaan dan produktifitas kerja.

4. Gangguan Keseimbangan

Gangguan keseimbangan ini mengakibatkan gangguan fisiologis sepertikepala pusing,

mual dan lain-lain.

5. Gangguan terhadap pendengaran (Ketulian)

Page 8: Makalah Klp Kebisingan Dan Getaran

Diantara sekian banyak gangguan yang ditimbulkan oleh bising,gangguan terhadap

pendengaran adalah gangguan yang paling seiruskarena dapat menyebabkan hilangnya

pendengaran atau ketulian. Ketulian ini dapat bersifat progresif atau awalnya bersifat

sementara tapi bila bekerja terus  menerus di  tempat  bising  tersebut maka  daya dengar

 akan menghilang secara menetap atau tuli.

 

Tuli dibagi menjadi beberapa yaitu sebagai berikut :

a. Tuli Sementara (Temporary Treshold Shift = TTS) Diakibatkan pemaparan terhadap

bising dengan intensitas tinggi,tenaga kerja akan mengalami penurunan daya dengar

yang sifatnya sementara. Biasanya waktu pemaparan nya terlalu singkat. Apabila

kepada tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara cukup. Daya dengarnya akan

pulih kembali kepada ambang dengar semula dengar semula.

b. Tuli menetap (Permanent Treshold Shift = PTS)Biasanya akibat waktu paparan yang

lama (kronis). Besarnya PTSdipengaruhi oleh faktor–faktor berikut :

Tingginya level suara

Lama pemaparan

Spektrum suara

Temporal pattern, bila kebisingan yang kontinyu makakemungkinan terjadinya TTS

akan lebih besar.

Kepekaan individu

Pengaruh Obat–Obatan Beberapa obat dapat memperberat (pengaruh

sinergestik)ketulian apabila diberikan bersamaan dengan kontak suara.Misalnya

quinine, aspirin, streptomycin, dan beberapa obatlainnya.

Keadaan kesehatan

Menghindari kebisingan 

Pengendalian secara Administratif ( Administrative control ) dengan cara :

1. Melakukan shift kerja

2. Mengurangi waktu kerja

3. Melakukan trainning

4. Alat pelindung pendengaran (earplug, earmuff, dan helmet)

Pengendalian kebisingan dapat dilakukan juga dengan pengendalian secara medis yaitu

dengan cara pemeriksaan kesehatan secara teratur.

Page 9: Makalah Klp Kebisingan Dan Getaran

Alat Pelindung Pendengaran

Pemakaian alat pelindung diri merupakan pilihan terkahir yangharus dilakukan. Alat

pelindung diri yang dipakai harus mampumengurangi kebisingan hingga mencapai level

TWA atau kurang dari itu,yaitu 85 dB. Ada 3 janis alat pelindung pendengaran, yaitu :

a. Sumbat telinga (Earplug), dapat mengurangi kebisingan 8-30 dB.Biasanya digunakan

untuk proteksi sampai dengan 100 dB.Beberapa tipe dari sumbat telinga antara lain :

Formable type,Costum molded ty\pe, Premoled type

b. Tutup telinga (earmuff), dapat menurunkan kebisingan 25–40 dB.Digunakan untuk

proteksi sampai dengan 110 dB.

c. Helm (helmet), mengurangi kebisingan 40–50 dB

 

Pendidikan dan Motivasi

Semua pekerja yang berhak mengikuti progam konservasi  pendengaran,  harus mendapatkan

pendidikan  dan  training yang cukup setiap tahun, baik yang terlibat langsung maupun tidak

pada program pemeliharaan pendengaran. pendidikan dan edukasi pada dasarnya sasarannya

adalah perilaku pekerja.

Hal–hal yang relevan dan harus ada dalam program pendidikan iniadalah sebagai berikut :

a. Standart penanganan dampak kebisingan akibat kerja yang rasionaldan jelas.

b. Dampak kebisingan terhadap pendengaran

c. Policy / kebijakan perusahaan dengan pengontrolan yang baik yangtelah dilaksanakan

maupun rencana kedepan

d. Audiometri yaitu menjelaskan bagaimana peranan audiometri dalam mencegah hilang

nya pendengaran akibat kebisingan, bagaimana melakukan test  itu sendiri

 interpretasinya sertaimplikasi yang timbul dari hasil test.

e. Tanggung jawab individual, dengan diskusi mengenai sumberkebisingan, bagaimana

mengontrolnya serta usaha mencegahnyaagar tidak mengganggu kesehatan

dikemudian hari.

 

Pencatatan dan pelaporan

Informasi yang harus tersimpan dalam pencatatan dan pelaporan yaitu :

a. Data hasil pengukuran kebisingan :

1. Departemen dan lokasi yang disurvey beserta hasilnya

2. Alat yang dipakai serta kalibrasinya

Page 10: Makalah Klp Kebisingan Dan Getaran

3. Daftar nama karyawan yang terpapar di atas 85 dBA

4. Daftar area karyawan yang terpapar di atas 85 dBA b. Data kontrol terikat /

administrative

5. Data instalasi kontrol teknik secara lengkap beserta evaluasinya

6. Data perawatan mesin secara teratur

7. Data karyawan yang mendapatkan perlakuan secara administrativec. Data hasil

Audiometri

8. Data hasil pemeriksaan audiometri dari masing–masing karyawanlengkap dengan

nama, umur, job description, tanggal pelaksanaanaudiometri dsb.

9. Pre–employment atau pre–exposure audiogram

10. Termination atau exit audiogram

11. Hasil review dari audiogram

12. Nama teknisi yang melaksanakan audiometri serta sertifikasi yangdimilikinya

 

H. MENGUKUR TINGKAT KEBISINGAN

Untuk mengetahui intensitas bising di lingkungan kerja, digunakan Sound level meter. Untuk mengukur nilai ambang pendengaran digunakan Audiometer. Untuk menilai tingakt pajanan pekerja lebih tepat digunakan Noise Dose Meter karena pekerja umumnya tidak menetap pada suatu tempat kerja selama 8 jam ia bekerja. Nilai ambang batas (NAB) intensitas bising adalah 85 dB dan waktu bekerja maksimum adalah 8 jam per hari.

Sound level Meter adalah alat pengukur suara. Mekanisme kerja SLM apabila ada benda bergetar, maka akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan udara yang dapat ditangkap oleh alat ini, selanjutnya akan menggerakkan meter penunjuk.

Audiometer adalah alat untuk mengukur nilai ambang pendengaran. Audiogra, adalah chart hasil pemeriksaan audiometer. Nilai Ambang pendengaran adalah suara yang paling lemah yang masih dapat didengar telinga.

I. PROGRAM KONSERVASI PENDENGARAN ( HEARING CONSERVATION PROGRAM)

Program ini mencakup aktifitas berikut :

a. Survey Paparan Kebisingan

Identifikasi area dimana pekerja terekspose dengan level kebisingan yang berbahaya. Pada daerah kerja yang telah ditetapkan tadi, dilakukan penelitan tingkat kebisingan (analisis kebisingan).

Page 11: Makalah Klp Kebisingan Dan Getaran

Untuk mengukur tingkt intensitas digunakan Sound Level Meter, tetapi bila ingin pengukuran lebih detail, maka menggunakan sound Level Meter yang dilengkapi Octave Band Analyzer atau dengan menggunakan Noise Dose Meter.\

b. Test Pendengaran

Terhadap karyawan yang bekerja di area tersebut, dilakukan pemeriksaan pendengarannya secara berkala setahun sekali. Sebelum diperiksa karyawan harus dibebaskan dari kebisingan di tempat kerjanya selama 16 jam. Dalam usaha memberikan perlindungan secara maksimum terhadap pekerja NIOSH menyarankan untuk melakukan pemeriksaan audiometri sebagai berikut :

1). Sebelum bekerja atau sebelum penugasan awal di daerah yang bising2). Secara berkala (periodik / tahunan)Pekerja yang terpapar kebisingan > 85 dB selama 8 jam sehari, pemeriksaan dilakukan setiap 1 tahun atau 6 bulan tergantung tingkat intensitas bising.3) Secara khusus pada waktu tertentu4) Pada akhir masa kerja.

Ada beberapa macam audiogram untuk pemeliharaan pendengaran yaitu :

1) Audiogram dasar (Baseline Audiogram), pada awal pekerja bekerja dikebisingan.

2) Monitor ( Monitoring Audiogram), dilakukan kurang dari setahun setelah audiogram sebelumnya.

3) Test Ulangan (Retest Audiogram)

4) Test Konfirmasi ( Confirmation Audiogram), dilakukan bagi pekerja yang retest audiogramnya konsisten menunjukkan adanya perubahan tingkat pendengaran.

5) Test Akhir ( Exit Audiogram), dilakukan bilamana pekerja brhenti bekerja.

c. Pengendalian kebisingan

Pada dasarnya pengendalian kebisingan dapat dilakuakn terhadap :

Terhadap Sumbernya dengan cara :

Desain akustik, dengan mengurangi vibrasi, mengubah struktur dan lainnya.

Substitusi alat

Mengubah proses kerja

Terhadap Perjalanannya dengan cara :

Jarak diperjauh

Page 12: Makalah Klp Kebisingan Dan Getaran

Akustik ruangan

Enclosure

Terhadap Penerimanya dengan cara :

Alat Pelindung telinga

Enclosure ( misal dalam control room)

Administrasi dengan rotasi dan mengubah schedule kerja

Selain dari ketiga diatas, dapat juga dilakukan dengan melakukan :

a). Pengendalian secara teknis ( Engineering control) dengan cara :

Pemilihan equipment/tools/ peralatan yang lebih sedikit menimbulkan bising

Dengan melakukan perawatan (Maintenance)

Melakukan pemasangan penyerap bunyi

Mengisolasi dengan melakukan peredaman (material akustik)

Menghindari kebisingan

b). Pengendalian secara Administratif (Administrative control) dengan cara :

Melakukan shift kerja

Mengurangi waktu kerja

Melakukan trainning

Langkah terakhir dalam pengendalian kebisingan adalah dengan menggunakan alat pelindung pendengaran (earplug, earmuff, dan helmet). Pengendalian kebisingan dapat dilakukan juga dengan pengendalian secara medis yaitu dengan cara pemeriksaan kesehatan secara teratur.

d. Alat Pelindung Pendengaran

Pemakaian alat pelindung diri merupakan pilihan terkahir yang harus dilakukan. Alat pelindung diri yang dipakai harus mampu mengurangi kebisingan hingga mencapai level TWA atau kurang dari itu, yaitu 85 dB. Ada 3 janis alat pelindung pendengaran, yaitu :

Page 13: Makalah Klp Kebisingan Dan Getaran

Sumbat telinga (Earplug), dapat mengurangi kebisingan 8 – 30 dB. Biasanya

digunakan untuk proteksi sampai dengan 100 dB. Beberapa tipe dari sumbat

telinga antara lain : Formable type, Costum molded ty\pe, Premoled type

Tutup telinga (earmuff), dapat menurunkan kebisingan 25 – 40 dB. Digunakan

untuk proteksi sampai dengan 110 dB.

Helm (helmet), mengurangi kebisingan 40 – 50 dB

e. Pendidikan dan Motivasi

Semua pekerja yang berhak mengikuti progam konservasi pendengaran, harus mendapatkan pendidikan dan training yang cukup setiap tahun, baik yang terlibat langsung maupun tidak pada program pemeliharaan pendengaran. Pendidikan dan edukasi pada dasarnya sasarannya adalah perilaku pekerja.

Hal – hal yang relevan dan harus ada dalam program pendidikan ini adalah sebagai berikut :

Standart penanganan dampak kebisingan akibat kerja yang rasional dan jelas.

Dampak kebisingan terhadap pendengaran

Policy / kebijakan perusahaan dengan pengontrolan yang baik yang telah

dilaksanakan maupun rencana kedepan

Audiometri yaitu menjelaskan bagaimana peranan audiometri dalam

mencegah hilangnya pendengaran akibat kebisingan, bagaimana melakukan

test itu sendiri interpretasinya serta implikasi yang timbul dari hasil test.

Tanggung jawab individual, dengan diskusi mengenai sumber kebisingan,

bagaimana mengontrolnya serta usaha mencegahnya agar tidak mengganggu

kesehatan dikemudian hari.

f. Pencatatan dan pelaporan

Page 14: Makalah Klp Kebisingan Dan Getaran

Informasi yang harus tersimpan dalam pencatatan dan pelaporan yaitu :

a. Data hasil pengukuran kebisingan

Departemen dan lokasi yang disurvey beserta hasilnya

Alat yang dipakai serta kalibrasinya

Daftar nama karyawan yang terpapar di atas 85 dBA

Daftar area karyawan yang terpapar di atas 85 dBA

b. Data kontrol terikat / administrative

Data instalasi kontrol teknik secara lengkap beserta evaluasinya

Data perawatan mesin secara teratur

Data karyawan yang mendapatkan perlakuan secara administrative

c. Data hasil Audiometri

Data hasil pemeriksaan audiometri dari masing – masing karyawan lengkap

dengan nama, umur, job description, tanggal pelaksanaan audiometri dsb.

Pre – employment atau pre – exposure audiogram

Termination atau exit audiogram

Hasil review dari audiogram

Nama teknisi yang melaksanakan audiometri serta sertifikasi yang dimilikinya

d. Data Alat Pelindung Diri

Tanggal mulai pemberian APD pada karyawan

Merk dan ukuran APD yang dipakai

Data pendidikan penggunaan dan perawatan APD

Data hasil inspeksi penggunaan APD

Kalkulasi efek penurunan level kebisingan dari APD yang dipakai, untuk melihat

efektivitas alat.

e. Data Pendidikan dan Pelatihan

Page 15: Makalah Klp Kebisingan Dan Getaran

Isi program pendidikan dan pelatihan tahunan

Nnama presenter serta metode pelatihan yang digunakan

Nama – nama peserta pelatihan

Hasil evaluasi pelatihan

f. Data Evaluasi Program

Dokumentasi tahunan berkenaan pengukuran kebisingan, perfomance dari APD,

serta review hasil audiometri

Data usulan perubahan atau tambahan dalam pedoman program konservasi

pendengaran

g. Evaluasi Program

Mereview apakah program pemeliharaan pendengaran diatas sudah dilakukan

secara menyeluruh dan juga kulaitas pelaksanaan masing – masing komponennya.

Membandingkan baseline audiogram lainnya untuk menngukur keberhasilan

usaha pencegahan tersebut.

Identifikasikan apakah ada daerah yang dikontrol lebih lanjut.

Buat check list yang spesifik untuk masing – masing daerah kerja untuk

meyakinkan apakah semua komponen program telah ditindak lanjuti sesuai

standart yang berlaku.

Page 16: Makalah Klp Kebisingan Dan Getaran

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Kebisingan didefinisikan sebagai “suara yang tak dikehendaki “, misalnya yang

merintangi terdengarnya suara, musik dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit atau

yang menghalangi gaya hidup. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kebisingan adalah

bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan,

kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian.

B. Saran

Penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis meminta

kritik dan saran dari pembaca. Kebisingan di tempat kerja seharusnya di kendalikan

dengan baik agar dampak kronis yang ditimbulkan dapat ditanggulangi. Terima kasih atas

perhatian pembaca.

Page 17: Makalah Klp Kebisingan Dan Getaran