makalah kim-fis

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari banyak kamu jumpai peralatan rumah tangga yang prinsip kerjanya menggunakan konsep perpindahan kalor, misal: panci tekan (pressure cooker), setrika, alat penyulingan, dan alat pendingin. Semua benda – benda diatas merupakan contoh dari beberapa alah yang menggunakan kalor dan perpindahannya. Salah satu konsep dari perpindahan kalor, kebanyakan menggunakan sebuah alat yang disebut Alat Penukaran Kalor (Heat Exchanger). Dan dari tahun ke tahun maupun dari zaman ke zaman, alat ini terus mengalami perkembangan dari berbagai segi. Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan. Dalam Hidrologi, peenguapan dapat dibedakkan menjadi dua macam, yaitu : Evaporasi Transpirasi Evaporasi diberi notasi (E 0 ) adalah penguapan yang terjadi dari permukaan air seperti laut, danau, sungai, permukaan tanah ( genangan di atas tanah dan penguapandari permukaan air tanah yang dekat dengan permukaan tanah ) dan permukaan tanaman (intersepsi). Tekanan (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas (A).Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan atau gas.Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan suhu. Semakin

Upload: indah-reis

Post on 23-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

makalah kimia fisik

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kim-Fis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kamu jumpai peralatan rumah tangga yang prinsip kerjanya menggunakan konsep perpindahan kalor, misal: panci tekan (pressure cooker), setrika, alat penyulingan, dan alat pendingin.

Semua benda – benda diatas merupakan contoh dari beberapa alah yang menggunakan kalor dan perpindahannya. Salah satu konsep dari perpindahan kalor, kebanyakan menggunakan sebuah alat yang disebut Alat Penukaran Kalor (Heat Exchanger). Dan dari tahun ke tahun maupun dari zaman ke zaman, alat ini terus mengalami perkembangan dari berbagai segi.

Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.

Dalam Hidrologi, peenguapan dapat dibedakkan menjadi dua macam, yaitu :

Evaporasi Transpirasi

Evaporasi diberi notasi (E0) adalah penguapan yang terjadi dari permukaan air seperti laut, danau, sungai, permukaan tanah ( genangan di atas tanah dan penguapandari permukaan air tanah yang dekat dengan permukaan tanah ) dan permukaan tanaman (intersepsi).

Tekanan (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas (A).Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan atau gas.Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan suhu. Semakin tinggi tekanan di dalam suatu tempat dengan isi yang sama, maka suhu akan semakin tinggi. Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa suhu di pegunungan lebih rendah dari pada di dataran rendah, karena di dataran rendah tekanan lebih tinggi.Akan tetapi pernyataan ini tidak selamanya benar atau terkecuali untuk uap air, uap air jika tekanan ditingkatkan maka akan terjadi perubahan dari gas kembali menjadi cair.

Rumus dari tekanan dapat juga digunakan untuk menerangkan mengapa pisau yang diasah dan permukaannya menipis menjadi tajam. Semakin kecil luas permukaan, dengan gaya yang sama akan dapatkan tekanan yang lebih tinggi.Tekanan udara dapat diukur dengan menggunakan barometer.

Page 2: Makalah Kim-Fis

Prinsip Le Chatelier :

“Jika kesetimbangan dinamis terganggu dengan mengubah kondisi, posisi kesetimbangan bergerak untuk melawan perubahan”

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud dengan Kalor Penguapan, Tekanan Uap Zat Padat dan Cair serta Prisinsip Le Le Chatelier?

2. Faktor-Faktor apa saja yang mempengaruhi Kecepatan Penguapan ?3. Bagaimana menyelesaikan sebuah soal dengan menggunakan Prinsip Le Chatelier?

1.3 TUJUAN

Adapun Tujuan dari Makalah ini adalah agar para pembaca dapat memahami lebih jelas tentang Kalor Penguapan serta Mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi Penguapan beserta dengan Contohnya dan juga dapat mempelajari tentang Tekakan Uap pada zat cair dan Padat Serta mengetahui tentang Prinsip Le Châtelier lengkap dengan contoh soalnya.

Page 3: Makalah Kim-Fis

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KALOR PENGUAPAN

Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan menjadi panas. Mengapa air menjadi panas? Air menjadi panas karena mendapat kalor, kalor yang diberikan pada air mengakibatkan suhu air naik. Dari manakah kalor itu? Kalor berasal dari bahan bakar, dalam hal ini terjadi perubahan energi kimia yang terkandung dalam gas menjadi energi panas atau kalor yang dapat memanaskan air.

Sebelum abad ke-17, orang berpendapat bahwa kalor merupakan zat yang mengalir dari suatu benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah jika kedua benda tersebut bersentuhan atau bercampur. Jika kalor merupakan suatu zat tentunya akan memiliki massa dan ternyata benda yang dipanaskan massanya tidak bertambah. Kalor bukan zat tetapi kalor adalah suatu bentuk energi dan merupakan suatu besaran yang dilambangkan Q dengan satuan joule (J), sedang satuan lainnya adalah kalori (kal). Hubungan satuan joule dan kalori adalah 1 kalori = 4,2 joule , dan 1 joule = 0,24 kalori

Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama sekali. Dalam suatu proses, kalor dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu suatu zat dan atau perubahan tekanan, reaksi kimia dan kelistrikan.

Kalor Penguapan merupakan salah satu proses perubahan fisik. Penguapan juga dipandang sebagai suatu reaksi di mana yang berperan sebagai zat cair adalah pereaksi sedangkan hasil reaksi adalah uap yang bersangkutan. Kalor penguapan dan perubahan energy penguapan adalah kalor reaksi dan perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair menjadi 1 mol zat dalam fase gas pada titik didihnya.

Contohnya dapat dilihat dari reaksi pemanasan air pada system terbuka berikut ini:

H2O(l) --> H2O(g) ΔH = + 44 kJ

Selanjutnya, karena penguapan dapat dipandang sebagai proses yang hanya terdiri atas satu tahap, maka kalor penguapan dapat dipandang sebagai energy pengaktifan reaksi penguapan. Berdasarkan perumpamaan ini, kalor penguapan dapat diukur dengan cara yang lazim digunakan untuk energy pengaktifan. Pengukuran energy pengaktifan dilakukan dengan mengukur laju reaksi pada berbagai suhu dan dengan menggunakan persamaan Arrhenius berikut:

Log k = log A (E/2,303 RT)

Page 4: Makalah Kim-Fis

Keterangan : K = tetapan laju reaksi pada suhu konstan T A = suatu tetapan E = energy pengaktifan R = tetapan gas ideal T = suhu mutlak

Dengan demikian, kalor penguapan dapat diperoleh dengan mengukur laju penguapan pada berbagai suhu dan dengan mengartikan E sebagai kalor penguapan. Penguapan merupakan salah satu proses perubahan fisik. Penguapan juga dipandang sebagai suatu reaksi di mana yang berperan sebagai zat cair adalah pereaksi sedangkan hasil reaksi adalah uap yang bersangkutan. Kalor penguapan dan perubahan energy penguapan adalah kalor reaksi dan perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair menjadi 1 mol zat dalam fase gas pada titik didihnya. Contohnya dapat dilihat dari reaksi pemanasan air pada system terbuka .

Panas atau kalor penguapan, atau lengkapnya perubahan entalpi penguapan standar, ΔvHo, adalah energi yang dibutuhkan untuk mengubah suatu kuantitas zat menjadi gas. Energi ini diukur pada titik didih zat dan walaupun nilainya biasanya dikoreksi ke 298 K, koreksi ini kecil dan sering lebih kecil dari pada deviasi standar nilai terukur. Nilainya biasanya dinyatakan dalam kJ/mol, walaupun bisa juga dalam kJ/kg, kkal/mol, kal/g dan Btu/lb.

Panas penguapan dapat dipandang sebagai energi yang dibutuhkan untuk mengatasi interaksi antarmolekul di dalam cairan (atau padatan pada sublimasi). Karenanya, helium memiliki nilai yang sangat rendah, 0,0845 kJ/mol, karena lemahnya gaya van der Waals antar atomnya. Di sisi lain, molekul air cair diikat oleh ikatan hidrogen yang relatif kuat, sehingga panas penguapannya, 40,8 kJ/mol, lebih dari lima kali energi yang dibutuhkan untuk memanaskan air dari 0 °C hingga 100 °C (cp = 75,3 J/K/mol).

Harus diperhatikan, jika menggunakan panas penguapan untuk mengukur kekuatan gaya antarmolekul, bahwa gaya-gaya tersebut mungkin tetap ada dalam fase gas (seperti pada kasus air), sehingga nilai perhitungan kekuatan ikatan akan menjadi terlalu rendah. Hal ini terutama ditemukan pada logam, yang sering membentuk molekul ikatan kovalen dalam fase gas. Dalam kasus ini, perubahan entalpi standar atomisasi harus digunakan untuk menemukan nilai energi ikatan yang sebenarnya.

Kalor penguapan (entalpi penguapan; panas penguapan) Kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 mol zat cair pada titik didihnya dari fasa cair ke fasa gas. Contoh: ∆H v

(H2O) = +40,67 kJ.mol-1; ∆Hv (etanol Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup buat menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan "menguap".

Page 5: Makalah Kim-Fis

2.1.1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUAPAN

Dalam kehidupan sehari-hari, penguapan dimanfaatkan untuk kebutuhan tertentu, misalnya untuk mengeringkan pakaian. Penguapan sering kali dapat dipercepat. Berikut adalah cara-cara atau Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan antara lain :

MEMANASKAN

MEMPERLUAS PERMUKAAN ZAT CAIR

Peristiwa lepasnya molekul zat cair tidak dapat berlangsung secara serentak akan tetapi bergiliran dimulai dari permukaan zat cair yang punya kesempatan terbesar untuk melakukan penguapan. Dengan demikian untuk mempercepat penguapan kita juga bisa melakukannya dengan memperluas permukaan zat cair tersebut. Contohnya Air mendidih yang ditempatkan dalam piring akan lebih cepat menguap dibandingkan dengan air mendidih yang dimasukkan dalam gelas. Hal tersebut terjadi karena luas permukaan piring lebih luas daripada permukaan gelas. Jadi, dapat dikatakan bahwa penguapan dapat dipercepat dengan memperluas bidang permukaan..

MENIUPKAN UDARA DI ATAS PERMUKAAN ZAT CAIR

Pada saat pakaian basah dijemur, proses pengeringan tidak sepenuhnya dilakukan oleh panas sinar matahari, akan tetapi juga dibantu oleh adanya angin yang meniup pakaian sehingga angin tersebut membawa molekul-molekul air keluar dari pakaian dan pakaian menjadi cepat kering.

MENGURANGI TEKANAN

Pengurangan tekanan udara pada permukaan zat cair berarti jarak antar partikel udara di atas zat cair tersebut menjadi lebih renggang. Dengan memperkecil tekanan udara pada permukaan zat, berakibat jarak antar molekul udara menjadi besar. Hal ini mengakibatkan molekul-molekul pada permukaan zat cair akan berpindah ke udara di atasnya sehingga mempercepat proses penguapan. Akibatnya molekul air lebih mudah terlepas dari kelompoknya dan mengisi ruang kosong antara partikel-partikel udara tersebut. Hal yang sering terjadi di sekitar kita adalah jika kita memasak air di dataran tinggi akan lebih cepat mendidih daripada ketika kita memasak di dataran rendah.

Contohnya Gelas yang dibuka tutupnya lebih cepat dingin daripada gelas yang ditutup. Hal tersebut terjadi karena tekanan pada permukaan gelas lebih kecil. Jadi, dapat disimpulkan bahwa permukaan dapat dipercepat dengan mengurangi tekanan pada permukaan.

Page 6: Makalah Kim-Fis

KASUS KHUSUS

Cara mempercepat penguapan dapat juga dilakukan dengan mengembuskan udara dingin di atas permukaan air. Dengan mengembuskan udara dingin, tekanan di atasnya akan menjadi lebih kecil. Dengan demikian, jarak di antara molekul-molekul udara di atas permukaan air menjadi lebih besar atau lebih regang.

Contohnya jika bensin kita teteskan pada kulit? Ternyata bensin akan menguap dan kulit kita terasa dingin. Pada peristiwa ini kalor yang diperlukan untuk menguap diambil dari kulit tangan, sehingga suhu turun dan kulit tangan kita terasa dingin. Proses penguapan yang mengambil kalor di sekitarnya, seperti bensin tadi digunakan dalam prinsip kerja lemari es dan pendingin ruangan (Air Conditioner).

Zat cair yang digunakan pada lemari es adalah freon, yaitu zat cair yang mudah menguap, cairan freon dipompa menuju ruangan lemari es melalui pipa. Setelah itu, cairan freon diuapkan dalam ruang pembeku pada tekanan rendah. Untuk menguapkan diperlukan kalor dan kalornya diambil dari ruangan lemari es, sehingga ruangan bagian dalam lemari es menjadi dingin atau suhunya turun.

Tekanan uap suatu cairan bergantung pada banyaknya molekul di permukaan yang memiliki cukup energi kinetik untuk lolos dari tarikan molekul-molekul tetangganya. Jika dalam cairan itu dilarutkan suatu zat, maka kini yang menempati permukaan bukan hanya molekul pelarut, tetapi juga molekul zat terlarut. Karena molekul pelarut di permukaan makin sedikit, maka laju penguapan akan berkurang. Dengan pekataan lain, tekanan uap cairan itu turun. Makin banyak zat terlarut, makin besar pula penurunan tekanan uap.

Apabila permukaan air tanah cukup dalam, evaporasi dari air tanah adalah kecil dandapat diabaikan. Intersepsi adalah penguapan yang berasal dari air hujan yang berada pada permukaan daun, ranting, dan batang tanaman. Sebagian air hujan yang jatuh akantertahan oleh tanaman dan menempel pada daun dan cabang, kemudian akan menguap.

2.2 TEKANAN UAP ZAT CAIR DAN ZAT PADAT

Tekanan uap adalah tekanan suatu uap pada kesetimbangan dengan fase bukan uap-nya. Semua zat padat dan cair memiliki kecenderungan untuk menguap menjadi suatu bentuk gas, dan semua gas memiliki suatu kecenderungan untuk mengembun kembali. Pada suatu suatu suhu tertentu, suatu zat tertentu memiliki suatu tekanan parsial yang merupakan titik kesetimbangan dinamis gas zat tersebut dengan bentuk cair atau padatnya. Titik ini adalah tekanan uap zat tersebut pada suhu tersebut.

Tekanan uap suatu cairan bergantung pada banyaknya molekul di permukaan yang memiliki cukup energi kinetik untuk lolos dari tarikan molekul-molekul tetangganya. Jika dalam cairan itu dilarutkan suatu zat, maka kini yang menempati permukaan bukan hanya molekul pelarut, tetapi juga molekul zat terlarut. Karena molekul pelarut di permukaan makin sedikit, maka laju penguapan akan berkurang. Dengan pekataan lain, tekanan uap cairan itu turun. Makin banyak zat terlarut, makin besar pula penurunan tekanan uap.

Page 7: Makalah Kim-Fis

Gambar 2.1 Pada saat tekanan uap sama dengan tekanan udara luar maka gelembung-gelembung uap dalam cairan bergerak ke permukaan dan masuk fase gas.

Ada cairan yang kelihatannya tidak menguap pada suhu tertentu di dalam gas tertentu (contohnya minyak makan pada suhu kamar). Cairan seperti ini memiliki molekul-molekul yang cenderung tidak menghantar energi satu sama lain dalam pola yang cukup buat memberi satu molekul "kecepatan lepas" - energi panas - yang diperlukan untuk berubah menjadi uap. Namun cairan seperti ini sebenarnya menguap, hanya saja

prosesnyajauh lebih lambat dan karena itu lebih tak terlihat.

PENURUNAN TEKANAN UAP (ΔP)

Keterangan :ΔP : penurunan tekanan uapPo : tekanan uap jenuh pelarutP : tekanan uap jenuh larutanXp : fraksi mol pelarutXt : fraksi mol terlarut

Jika zat pelarut atau terlarut merupakan elektrolit maka ditambahkan faktor Van’t Hoff (i) pada rumus fraksi mol (mol zat elektrolit (pelarut atau terlarut) dikali i)

Page 8: Makalah Kim-Fis

Keterangan :

α = derajat ionisasi --> elektrolit kuat α = 1

n= jumlah ion

Contoh : Al2(SO4)3 V n = 5

H2SO4 V n = 3

2.3 PRINSIP LE CHÂTELIER

Prinsip Le Chatelier adalah prinsip yang ditemukan oleh Henry Louis de Chatelier dan KarlFerdinand Braun sehingga kadang prinsip ini deisebut sebagai prinsip Le Chatelier-Braun. Bunyi prinsiptersebut adalah

“Jika suatu sistem dalam keseimbangan dinamik diganggu, sistem tersebut akan berganjak ke arah mengurangkan gangguan tersebut sehingga keseimbangan dicapai semula.”

Prinsip Le Chatelier dalam dunia industri berguna untuk memaksimalkan hasil produksi suatu reaksi.Perubahan kondisi yang dimaksud pada prinsip Le Chatelier meliputi perubahan konsentrasi, tekanan, dantemperatur.

A. Perubahan Konsentrasi

Adanya perubahan konsentrasi baik itu penambahan maupun pengurangan konsentrasi akan merubahkeadaan kesetimbangan suatu sistem. Adanya perubahan keadaan kesetimbangan bertujuan untuk meminimalisir adanya perubahan pada sistem.Aturan-aturan dalam perubahan konsentrasi-

Jika ada penambahan konsentrasi pada suatu zat maka kesetimbangan akan bergeser kearah yangMenjauhi zat tersebut. Jika ada pengurangan konsentrasi pada suatu zat maka kesetimbangan akan bergeser ke arah Mendekati zat tersebut.Sebagai contoh: Misalkan ada persamaan A + 2BC + D

Misalkan ada penambahan zat A ke sistem, sehingga kesetimbangan bergeser untuk meminimalisir terjadinya perubahan. Perubahan kesetimbangan bertujuan untuk menurunkankembali konsentrasi A dengan cara mereaksikan A dengan B dan berubah menjadi C dan D.Sehingga posisi kesetimbangan akan bergeser ke kanan.Sebaliknya jika ada pengurungan konsentrasi kesetimbangan akan bergeser untuk meningkatkan kembali konsentrasi A. Sehingga C dan D akan bereaksi untuk menggantikan A yanghilang. dan konsentrasi akan bergeser ke kiri.

Page 9: Makalah Kim-Fis

Prinsip Le Châtelier memberikan jalan untuk memprediksi secra kualitatif arah perubahan sistem dibawah pengaruh luar. Sistem ini sangat bertumpu pada Q sebagai alat Prediksi.

Keseimbangan dinamik

sesuatu sistem dikatakan berada dalam keseimbangan dinamik hanya sekiranya sistem ini terpencil.

(sistem terpencil = sistem tertutup iaitu suatu sistem yg mana jisim atau tenaga tidak berubah/bertukar)

Gangguan

gangguan merujuk kepada factor-faktor yg mempengaruhi kedudukan keseimbangan sesuatu sistem iaitu:

· Kesan mangkin

· Perubahan kepekatan (mana-mana substrat TB)

· Perubahan suhu

· Perubahan tekanan / isipadu

Faktor-Faktor Yg Memperngaruhi Keseimbangan Kimia

Kesan Mangkin

Mangkin mengubah kadar TB, oleh itu, pemalar kadar turut berubah. Tetapi:

· komposisi campuran keseimbangan tidak diubah.

· Pemalar keseimbangan (Kc & Kp) tidak diubah

Kadar TB ke KANAN dipercepatkankeseimbangan dicapai dgn lbh cepat

Kadar TB ke KIRI juga dipercepatkan

Page 10: Makalah Kim-Fis

KESEIMBANGAN TIDAK TERGANGGU

Kesan Perubahan Suhu

Dalam tindakbalas berbalik, perubahan suhu akan mempengaruhi:

Kadar TB

Pemalar kadar

Kedudukan keseimbangan

Pemalar keseimbangan

TB ENDOTERMIK: Bahan TB + HABA Hasil TB

TB EKSOTERMIK: Bahan TB Hasil TB + HABA

Penjelasan mengikut PRINSIP LE CHÂTELIER

Penambahan Haba ke atas suatu sistem keseimbangan yang EKSOTERMIK (dalam TB ke hadapan) akan menyebabkan sistem tersebut akan berganjak ke arah menentang penghasilan Haba tersebut sehingga keseimbangan dicapai semula. Yakni sistem akan bertindakbalas dalam arah KIRI (TB ke belakang) iaitu PENYERAPAN HABA dan BAHAN TINDAKBALAS bertambah.

Contoh:

N2O4 (g) + 2 NO2 (g) V ( ∆ Ho = 58.0 kJ )

Ramalkan apa yang akan berlaku ke atas sistem keseimbangan jika suhu sistem dikurangkan.

Jawaban :

TB di atas adalah TB Endotermik, maka TB ke Kanan melibatkan penyerapan haba (oleh Bahan TB).

N2O4 (g) + HABA V 2 NO2 (g)

Page 11: Makalah Kim-Fis

Menurut prinsip Le Chatelier, pengurangan haba ke atas suatu sistem keseimbangan yang Endotermik (dalam TB ke hadapan) akan menyebabkan sistem tersebut akan berganjak ke arah menentang pengurangan Haba tersebut sehingga keseimbangan dicapai semula. Yakni sistem akan bertindakbalas dalam arah KIRI (TB ke belakang) iaitu penghasilan haba dan BAHAN TINDAKBALAS (gas dinitrogen tetroksida) bertambah.Kesan Perubahan Tekanan / Isipadu

Dalam tindakbalas berbalik, gangguan hanya berlaku jika perubahan tekanan atau isipadu sistem menyebabkan perubahan dalam Tekanan Separa substrat-substrat dalam sistem.

Dalam keadaan ini, perubahan dalam tekanan atau isipadu akan mempengaruhi:

Kadar TB

Kedudukan keseimbangan

Kesan hanya signifikan pd substrat dalam fasa bergas shj. Kesan pd cecair & pepejal adalah minima & boleh diabaikan

Pemalar keseimbangan

kadar Pemalar

Penjelasan mengikut PRINSIP LE CHÂTELIER

Penambahan tekanan (disebabkan oleh pengurangan isipadu) ke atas suatu sistem (tertutup) yang berada dalam keseimbangan dinamik akan menyebabkan sistem tersebut akan berganjak ke arah mengurangkan tekanan tersebut sehingga keseimbangan dicapai semula.

Contoh 1:3 H2 (g) + N2 (g) 2 NH3 (g)

Ketiga-tiga gas; nitrogen, hidrogen dan ammonia tersebut wujud dalam keseimbangan dinamik dalam sebuah bekas berisipadu 1.0 L pada suhu 30oC. Ramalkan apa yang akan berlaku ke atas sistem keseimbangan jika isipadu bekas disetengahkan pada suhu yang sama.

Jawapan Contoh 1

Apabila isipadu bekas disetengahkan, perubahan berlaku ke atas tekanan separa semua

Page 12: Makalah Kim-Fis

substrat yang hadir. Tekanan gas keseluruhan sistem meningkat, karena:Menurut prinsip Le Chatelier, pertambahan tekanan ke atas suatu sistem keseimbangan yang melibatkan substrat dalam fasa bergas akan menyebabkan sistem tersebut akan berganjak ke arah menentang pertambahan tekanan tersebut sehingga keseimbangan dicapai semula. Yakni sistem akan bertindakbalas dalam arah KANAN (TB ke hadapan) iaitu HASIL TINDAKBALAS (gas ammonia) bertambah.

Pembentukan Hasil TB melibatkan penbentukan jumlah bilangan mol yg kurang dalam isipadu yg sama berbanding dengan Bahan TB (i.e. tekanan lbh rendah)

Contoh 2:

Pada suhu yang sama, ramalkan kesan pertambahan tekanan ke atas sistem di bawah. Dianggap bahawa sebelum perubahan dalam tekanan, sistem tersebut berada dalam keseimbangan dinamik.H2 (g) + I2 (g) 2 HI (g)

Jawapan Contoh 2:

Tiada perubahan dalam keseimbangan. Ini adalah kerana jumlah bilangan mol Bahan TB adalah sama dengan jumlah bilangan mol Hasil TB. Pertambahan atau pengurangan tekanan atau isipadu tidak akan membawa kepada apa-apa perubahan dalam kedudukan keseimbangan.

Contoh 3:

Bincang kesan pertambahan gas Helium ke dalam campuran keseimbangan berikut:

N2O4 (g) V 2 NO2 (g)

Jawaban Contoh 3:

a) Jika ISIPADU sistem TIDAK BERUBAH

Walaupun, pertambahan gas Helium (gas adi) ke dalam sistem menambahkan jumlah tekanan, PJ sistem, tekanan separa kedua-dua gas N2O4 dan NO2 tidak berubah.Oleh itu, keseimbangan tindakbalas pada sistem TIDAK TERGANGGU. Tiada perubahan kepekatan atau tekanan separa akan berlaku ke atas substrat-substrat dalam sistem.

Page 13: Makalah Kim-Fis

b) Jika TEKANAN sistem TIDAK BERUBAH

Kehadiran He dalam sistem yg tertutup yang mana TEKANAN sistem tersebut diKEKALkan, hanya boleh dicapai jika isipadu bekas bertambah. Pertambahan isipadu bekas akan menyebabkan tekanan separa substrat-substrat yg berTB dalam sistem tersebut berkurang.

Menurut prinsip Le Chatelier, pengurangan tekanan ke atas sistem keseimbangan tersebut akan menganjakkannya ke arah menentang pengurangan tekanan tersebut sehingga keseimbangan dicapai semula. Yakni sistem akan bertindakbalas dalam arah KANAN (TB ke hadapan) iaitu HASIL TINDAKBALAS (gas nitrogen dioksida) bertambah.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Page 14: Makalah Kim-Fis

Dari pembahasan di atas,dapat kita simpulkan bahwa Banyak Faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan Penguapan dalam hal ini sepserti memperluas bidang, meniupkan udara dingin, dll . , juga tekanan Uap baik pada zat cair maupun zat padat serta dapat emnyelesaikan soal dengan menggunakan prinsip Le Châtelier.