makalah k3 kelompok 8

8
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Kesehatan Kerja Dan Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah proses merencanakan dan mengendalikan situas berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur yang menjadi acuan dalam bekerja (Rika Ampu Hadiguna, 2009) Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik !isik mental maupun sosial ("aluhusni, 200#) $alam pasal %& '' o * +ahun 200*, dinyatakan bah a setiap pekerja ata mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat s nilai agama 2.2 Faktr Resik Di Tem!at Kerja $itempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat d (e!!endi, .erry 2009)/ eban Kerja berupa beban !isik, mental dan sosial sehingga upay pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan eban terlalu berat atau kemampuan !isik yang terlalu lemah dapat mengakibatka pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja 2 Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampi jasmani, ukuran tubuh, keadaan gi1i dan sebagainya Kapasitas kerja yang status kesehatan kerja dan gi1i kerja yang baik serta kemampuan !isik ya diperlukan agar seorang pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik atau tingkat kesehatan pekerja sebagai modal a al seseorang untuk melakukan pekerjaan harus pula mendapat perhatian Kondisi a al seseorang untuk b dipengaruhi oleh kondisi tempat kerja, gi1i kerja, dll * "ingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa !aktor !isik, kimia ergonomik, maupun aspek psikososial Kondisi lingkungan kerja (misalnya, bising, berdebu, 1at-1at kimia, dll) dapat menjadi beban tambahan terha Askep Komunitas Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Page 1

Upload: lenta-wantheaven-ii

Post on 07-Oct-2015

249 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Keperawatan

TRANSCRIPT

BAB II

TINJAUAN TEORI2.1 Pengertian Kesehatan Kerja Dan Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah proses merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan dalam bekerja (Rika Ampu Hadiguna, 2009).

Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik mental maupun sosial (Laluhusni, 2005)

Dalam pasal 86 UU No 13 Tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama.2.2 Faktor Resiko Di Tempat KerjaDitempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat dipengaruhi oleh (effendi, Ferry. 2009):1. Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan. Beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.2. Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya. Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar seorang pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja sebagai modal awal seseorang untuk melakukan pekerjaan harus pula mendapat perhatian. Kondisi awal seseorang untuk bekerja dapat dipengaruhi oleh kondisi tempat kerja, gizi kerja, dll.3. Lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik, maupun aspek psikososial. Kondisi lingkungan kerja (misalnya, panas, bising, berdebu, zat-zat kimia, dll) dapat menjadi beban tambahan terhadap pekerja. Beban-beban tambahan tersebut secara sendiri atau bersama-sama dapat menimbulkan gangguan atau penyakit akibat kerja.2.3 Ruang lingkup kesehatan kerjaKesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis, dalam hal cara atau metode, proses, dan kondisi pekerjaan yang bertujuan untuk (effendi, Ferry. 2009):1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja disemua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun kesejahteraan sosialnya.

2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan atau kondisi lingkungannya.

3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.

4. Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.2.4 Tujuan keselamatan kerja1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakuakn pekerjaan atau kesejahteraan hidup dan meningkatkan produktivitas nasional.2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.2.5 Dasar HukumDasar hukum tentang kesehatan dan keselamatan kerja adalah Undang-undang RI No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Pasal 86 (dermawan, deden. 2012: 190):

1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :

a. Keselamatan dan kesehatan kerja

b. Moral kesusilaan

c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

2. Untuk melindungi keselamatan kerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.2.5 Kecelakaan kerjaMenurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan yang terjadi pada waktu bekerja pada perusahaan. Tak terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesenjangan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan (dermawan, deden. 2012)..2.1.1 Penyebab kecelakaan kerja

Secara umum, dua penyebab terjadinya kecelakaan kerja adalah penyebab dasar (basic causes) dan penyebab langsung (immediate causes)

1. Penyebab dasar

a. Faktor manusia atau pribadi, antara lain karena kurangnya kemampuan fisik, mental, dan psikologis, kurang atau lemahnya pengetahuan dan keterampilan (keahlian), stress, dan motivasi yang tidak cukup atau salah.

b. Faktor kerja atau lingkungan, antara lain karena ketidakcukupan kemampuan kepemimpinan dan/ atau pengawasan, rekayasa (engineering), pembelian atau pengadaan barang, perawatan (maintenance), alat-alat, perlengkapan, dan barang-barang atau bahan-bahan, standart-standart kerja, serta berbagai penyalahgunaan yang terjadi di lingkungan kerja.

2. Penyebab langsunga. Kondisi berbahaya (kondisi yang tidak standart/ unsafe condition), yaitu tindakan yang akan menyebabkan kecelakaan misalnya peralatan pengaman, pelindung atau rintangan yang tidak memadai atau tidak memenuhi syarat, bahan dan peralatan yang rusak, terlalu sesak atau sempit, sistem-sistem tanda peringatan yang kurang memadai, bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan, kerapian atau tata letak (houskeeping) yang buruk, lingkungan berbahaya atau beracun (gas, debu, asap, uap, dan lainnya), bising, paparan radiasi, serta ventilasi dan penerangan yang kurang (B, sugeng. 2003)

b. Tindakan berbahaya (tindakan yang tidak standart/ unsafe act), yaitu tingkah laku, tindak tanduk atau perbuatan yang dapat menyebabkan kecelakaan misalnya mengoperasikan alat tanpa wewenang, gagal untuk memberi peringatan dan pengamanan, bekerja dengan kecepatan yang salah, menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi, memindahkan alat-alat keselamatan, menggunakan alat yang rusak, menggunakan alat dengan cara yang salah, serta kegagalan memakai alat pelindung atau keselamatan diri secara benar (B, sugeng. 2003).2.1.2 Kerugian yang disebabkan kecelakaan akibat kerja

Kecelakaan menyebabkan lima jenis kerugian, antara lain:

1. Kerusakan: Kerusakan karena kecelakaan kerja antara lain bagian mesin, pesawat alat kerja, bahan, proses, tempat, & lingkungan kerja.

2. Kekacauan Organisasi: Dari kerusakan kecelakaan itu, terjadilah kekacauan dai dalam organisasi dalam proses produksi.

3. Keluhan & Kesedihan: Orang yang tertimpa kecelakaan itu akan mengeluh & menderita, sedangkan kelurga & kawan-kawan sekerja akan bersedih.

4. Kelainan & Cacat: Selain akan mengakibatkan kesedihan hati, kecelakaan juga akan mengakibatkan luka-luka, kelainan tubuh bahkan cacat.

5. Kematian: Kecelakaan juga akan sangat mungkin merenggut nyawa orang & berakibat kematian..

2.1.3 Pencegahan kecelakaan akibat kerja

Kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan:

1. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi-kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, kontruksi, perwatan & pemeliharaan, pengwasan, pengujian, & cara kerja peralatan industri, tugas-tugas pengusaha & buruh, latihan, supervisi medis, PPPK, & pemeriksaan kesehatan.

2. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah mati atau tak resmi mengenai misalnya kontruksi yang memnuhi syarat-syarat keselamatan jenis-jenis peralatan industri tertentu, praktek-praktek keselamatan & hygiene umum, atau alat-alat perlindungan diri.

3. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan.

4. Penelitian bersifat teknik, yang meliputi sifat & ciri-ciri bahan-bahan yang berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman, pengujian alat-alat perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan peledakan gas & debu, atau penelaahan tentang bahan-bahan & desain paling tepat untuk tambang-tambang pengangkat & peralatan pengangkat lainnya.

5. Riset medis, yang meliputi terutama penelitian tentang efek-efek fisiologis & patologis faktor-faktor lingkungan & teknologis, & keadaan-keadaan fisik yang mengakibatkan kecelakaan.

6. Penelitian psikologis, yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan.

2.6 Penyakit akibat kerja

Dalam peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi Nomor: PER-01/MEN/1981 dicantumkan 30 jenis penyakit, sedangkan pada keputusan Presiden RI Nomor 22/1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja memuat jenis penyakit yang sama dengan tambahan penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat. Jenis-jenis penyakit akibat kerja tersebut adalah sebagai berikut:1. Pneumokoniosis disebabkan oleh debu mineral pembentukan jaringan parut (silikosis, antrakosiliksis, asbestosis) dan silikotuberkulosisyang silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.2. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang disebabkan oleh debu logam keras.3. Penykit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) atau byssinosis yang disebabkan oleh debu kapas, vlas, hnep (serat yang diperoleh dari batang tanaman cnnabis sativa), dan sisal (serat yang diperoleh dari tumbuhan agave sisalana, biasanya dibuat tali).4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.

5. Alveolitis alergica yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organik.6. Penyakit kulit atau dermatosis yang disebabkan oleh fisik, kimiawi atau biologis.7. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh Ter, Pic, bitumen, minyak mineral, antrasena, atau persenyawaan, produk dan residu dari zat-zat tersebut.8. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.9. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan resiko kontaminsai khusus.10. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah, panas radiasi, atau kelembapan udara yang tinggi.2.2 Alat pelindung diri (PEE)Persyaratan umum penyediaan alat pelindung diri (personal protective equipmentPPE) tercantum dalam personal protective equipment at work regulation 1992. Dalam menyediakan perlindungan terhadap bahaya, prioritas pertama seorang majikan adalah melindungi pekerjanya secara keseluruhan daripada individu (Ridley. 2006: 142). Ada prinsip umum yang harus diikuti :

PPE yang efektif harus :

a) Sesuai dengan bahaya yang dihadapi

b) Terbuat dari material yang akan tahan dengan bahaya tersebut

c) Cocok bagi orang yang akan menggunakannya

d) Tidak mengganggu kerja operator yang bekerja

e) Memiliki konstruksi yang sangat kuat

f) Tidak mengganggu PPE lain yang sedang dipakai secara bersamaan

g) Tidak meningkatkan risiko terhadap pemakainya.

Operator-operator yang menggunakan PPE harus memperoleh :

a) Informasi tentang bahaya yang dihadapi

b) Instruksi tentang tindakan pencegahan yang perlu diambil

c) Pelatihan tentang penggunan peralatan dengan benar

d) Konsultasi dan diizinkan pemilih PPE yang tergantung pada kecocokannya

e) Pelatihan cara memelihara dan menyimpan PPE

f) Instruksi agar melaporkan setiap kecacatan atau kerusakan.

Contoh-contoh perlindungan PPE (Ridley. 2006: 143-144)Bagian tubuhPPE

Kepala

Telinga

Mata

Paru

Tangan

Kaki

Kulit

Torso dan tubuh

Keseluruhan tubuh Helm keras , helm empuk, topi, harnet, atau pemangkasan rambut.

Tutup telinga (ear murf) dan sumbat telinga (ear plug)

Kacamata pelindung (googles), pelindung wajah, goggles khusus.

Masker wajah, respirator, alat bantu pernafasan.

Sarung tangan pelindung, sarung tangan tahan bahan kimia, sarung tangan insulasi.

Sepatu pengaman, selubung kaki (gaiter) dan sepatu pengaman.

Krim pelindung. Pelindung yang kedap seperti sarung tangan dan celemek.

Pakaian bertekanan udara (pressurized suits)

Fungsi dan tugas perawat dalam keselamatan dan kesehatan kerja

Fungsi dan tugas perawat dalam usaha keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di industri adalah sebagai berikut (Effendy, Nasrul. 1998):

1. Fungsi perawat

a. Mengkaji masalah kesehatanb. Menyusun rencana asuhan keperawatan pekerja

c. Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan terhadap pekerja

d. Melakukan penilaian terhadap asuhan keperawatan yang dilakukan

2. Tugas perawat

a. Mengawasi lingkungan pekerja

b. Memelihara fasilitas kesehatan perusahaan

c. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja

d. Membantu melakukan penilaian terhadap keadaan kesehatan pekerja

e. Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan di rumah kepada pekerja dan keluarga yang mempunyai masalah kesehatan

f. Ikut berperan dalam penyelenggaraan pendidikan K3 terhadap pekerja

g. Ikut berperan dalam usaha keselamatan kerja

h. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai KB terhadap pekerja dan keluarganya

i. Membantu usaha penyelidikan kesehatan pekerja

j. Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan K3.

2.3 Penerapan konsep lima tingkatan pencegahan penyakit/ five level and prevention diseases (leavel and clark) pada penyakit akibat kerja (effendi, ferry. 2009)1. Peningkatan kesehatan (health promotion)Misalnya; pendidikan kesehatan, meningkatkan gizi yang baik, pengembangan kepribadian, perusahaan yang sehat dan memadai, rekreasi, lingkungan kerja yang memadai, penyuluhan perkawinan dan pendidikan seksual, konsultasi tentang keturunan dan pemeriksaan kesehatan periodik.

2. Perlindungan khusu (spesific protection)Misalnya; imunisasi, hygine perorangan, sanitasi lingkungan, serta proteksi terhadap bahaya dan kecelakaaan kerja.

3. Deteksi dini dan pengobatan tepat (early diagnosis and prompt treatment)Misalnya; diagnosa dini setiap keluhan dan pengobatan segera serta pembatasan titik-titik lemah untuk mencegah terjadinya komplikasi.

4. Membatasi kecacatan (disability limitation)Misalnya; memeriksa dan mengobati tenaga kerja komprehensif, mengobati tenaga kerja secara sempurna, dan pendidikan kesehatan.

5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation)Misalnya; rehabilitasi dan mempekerjakan kembali para pekerja yang menderita cacat. Sedapat mungkin perusahaan mencoba menempatkan karyawan-karyawan cacat di jabatan yang sesuai, menyediakan tempat kerja yang dilindungi, dan terapi kerja di rumah sakit.2.4 Promosi Kesehatan Dalam Kesehatan Dan Keselamatan KerjaPromosi kesehatan digunakan untuk menunjukkan sebuah proses pembelajaran para pekerja mengenai bagaimana cara meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup mereka dengan mengembangkan gaya hidup yang baru. Proses promosi kesehatan di lahan kerja biasanya dimulai dari pekerja yang mendapat pengetahuan mengenai perilaku, risiko kesehatan atau proses penyakit (anderson. 2007: ).2.4.1 Jenis aktivitas promosi kesehatan

Aktivitas yang lazim dilakukan dalam upaya mempromosikan kesehatan atau mencegah cedera dan penyakit di lahan kerja adalah olah raga, penghentian merokok, perawatan punggung, dan program manajemen stres. Ada tiga jenis promosi kesehatan di lahan kerja (anderson. 2007), yaitu:

1. Program kesadaran, meningkatkan tingkat pengetahuan dan minat pekerja (contoh, dengan selebaran, seminar dan surat kabar).2. Aktivitas perubahan perilaku, membantu para partisipan mengembangkan perilaku yang lebih sehat (contoh, menghentikan kebiasaan merokok,olah raga teratur, dan nutrisi sehat).3. Lingkungan penunjang, menciptakan peluang kerja yang meningkatkan gaya hidup sehat (contoh, penyediaan makanan rendah lemak di cafetaria, kelas aerobik di tempat kerja, menyediakan waktu senggang untuk skrining kesehatan, kudapan sehat di etalase makanan).Askep Komunitas Keselamatan Dan Kesehatan KerjaPage 3