makalah ji'alah

6
A. Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari terkadang seseorang mendapatkan musibah berupa kehilangan anak atau barang- barang berharga yang tinggi nilainya. Terlepas dari sebab hilangnya tersebut apakah dicuri atau hilang karena kelalaian pemiliknya, yang jelas berbagai upaya dilakukan untuk mengembalikan benda atau barang yang dimilikinya. Biasanya pemilik barang tersebut membuat pengumuman untuk khalayak ramai dengan memberikan imbalan/komisi tertentu bagi siapa saja yang bisa mengembalikan barangnya. Amalan yang demikian merupakan bentuk mu’amalah yang disebut dalam Islam sebagai al ju’alah. Ju’alah adalah jenis akad atas manfaat sesuatu yang diduga kuat akan diperolehnya. Dalam konsep teori ju’alah memang terlihat sederhana dibanding jenis muamalah lainnya seperti sewa-menyewa, mudharabah, murobahah dan lainnya. Namun demikian konsep ju’alah berkembang pesat pada dunia pendidikan dan bisnis dewasa ini. Dalam dunia dunia pendidikan di berbagai instansi seringkali memberikan hadiah bagi para pelajar/mahasiswa yang kreatif melakukan penelitan dan riset yang bermanfaat bagi perkembangan zaman. Namun harus dicermati bahwa tidak semua sayembara berhadiah sesuai dengan konsep ju’alah yang dibolehkan.

Upload: tri-agustuti

Post on 10-Feb-2017

910 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah Ji'alah

A. Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari terkadang seseorang mendapatkan musibah

berupa kehilangan anak atau barang-barang berharga yang tinggi nilainya.

Terlepas dari sebab hilangnya tersebut apakah dicuri atau hilang karena kelalaian

pemiliknya, yang jelas berbagai upaya dilakukan untuk mengembalikan benda

atau barang yang dimilikinya. Biasanya pemilik barang tersebut membuat

pengumuman untuk khalayak ramai dengan memberikan imbalan/komisi tertentu

bagi siapa saja yang bisa mengembalikan barangnya. Amalan yang demikian

merupakan bentuk mu’amalah yang disebut dalam Islam sebagai al ju’alah.

Ju’alah adalah jenis akad atas manfaat sesuatu yang diduga kuat akan

diperolehnya. Dalam konsep teori ju’alah memang terlihat sederhana dibanding

jenis muamalah lainnya seperti sewa-menyewa, mudharabah, murobahah dan

lainnya. Namun demikian konsep ju’alah berkembang pesat pada dunia

pendidikan dan bisnis dewasa ini. Dalam dunia dunia pendidikan di berbagai

instansi seringkali memberikan hadiah bagi para pelajar/mahasiswa yang kreatif

melakukan penelitan dan riset yang bermanfaat bagi perkembangan zaman.

Namun harus dicermati bahwa tidak semua sayembara berhadiah sesuai dengan

konsep ju’alah yang dibolehkan.

Dari paparan singkat diatas maka perlu dan penting bagi kita mengakaji

konsep ju’alah dalam tinjauan Islam . Selain dalam rangka tafaqquh fiddin

(mendalami agama) kitapun bisa mengimprovisasikannya dalam muamalah

modern baik dalam dunia pendidikan maupun bisnis yang senantiasa dituntut

untuk inovatif dan kreatif sesuai dengan perkembangan zaman.

Page 2: makalah Ji'alah

B. Pembahasan

1. Pengertian Ji’alah

Kata ji’alah atau Ju’alah adalah sayembara. Menurut bahasa artinya mengupah.

Secara syara’ sebagaimana oleh sayyid Sabiq:

عقد على منفعة يظن حصو لهArtinya: “sebuah akad untuk mendapatkan materi (upah) yang diduga kuat

dapat diperolah”

Secara terminologi, istilah ji’alah dapat diartikan sebagai akad yang menjanjikan

pemberian uapah kepada pihak yang telah berhasil melakukan pekerjaan tertentu.

Ji’alah bukan hanya terbatas pada barang yang hilang namun dapat setiap

pekerjaan yang dapat menguntungkan seseorang. Kata ji’alah dapat dibaca jaalah.

Dan ji’alah telah dipratikkan sejak zaman Rasulullah. Tujuan dari ji’alah untuk

memberikan motivasi kepada para karyawan untuk melakukan pekerjaan secara

ekstra atau semangat yang lebih, sehingga mencapat target tertentu.1

Sedangkan menurut kompilasi hukum ekonomi syari’ah ji’alah adalah perjanjian

imbalan tertentu dari pihak pertama kepada pihak kedua atas pelaksanaan suatu

tugas/pelayanan yang dilakukan olah pihak kedua untuk kepentingan pihak

pertama.2

1 2 http://lailahamkha.blogspot.com/2014/04/jialah-sayembara_25.htmlTgl 09/04/15. Jam 09.30

Page 3: makalah Ji'alah

2. Landasan Hukum Ji’alah

Jumhur Fukaha sepakat bahwa hukum ji’alah adalah mubah. Hal ini didasari karena

ji’alah diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Ji’alah akad yang sangat manusiawi,

karena seseorang dalam hidupnya tidak mampu memenuhi semua pekerjaan dan

keinginannya, kecuali jika ia memberikan upah kepada orang lain untuk membantunya.3

Dalam kehidupan muamalah, terkadang dijumpai adanya pekerjaan yang membutuhkan

khusus untuk menyelesaikannya. Karena akad ji’alah disyari’atkan untuk memberikan

motivasi kepada pihak yang ingin berpartisipasi dalam melakukan pekerjaannya. Adapun

dasar hukum menurul Al-qur’an terdapat pada QS. Yusuf ayat 72.

قا لو نفقد صو ا ع ا لملك ولمن جا ء نه حملبعير و ا نا به ز عيم

Artinya: kami kehilangan piala raja maka sipa yang dapat mengembalikannya,

meka ia akan medapatkan bahan makanan seberat beban unta. Dan aku, menjamin

terhadapnya.4

Adapun hukum menurut Al-Hadits, diriwayatkan, diantara sahabat nabi pernah

menerima imblan hadiah melalui ji’alah berupa seekor kambing setelah salah

seorang di antara mereka berhasil mengobati orang yang dipatuk kalajengking

dengan membaca Al-fatihah. Ketika mereka menceritakan kejadian tersebut

kepada Rasulullah,, karena takut hadia tidak halal. Rasulullah Saw pun kemudian

tertawa seraya bersabda: “Tahukah kalian, bahwa itu adalah jampi-jampi (yang

positif). Terimalah hadiah itu dan beri saya sebagian.5

Dalam hal lain, yang masih ji’alah Rasulullah memperbolahkan upah atas jasa

mengobatan yang menggunakan bacaan al-Qur’an dengan surat al-Fatihah.

3 4 1425 159

Page 4: makalah Ji'alah