makalah itkg

51
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Fanny seorang mahasiswa koas akan mengerjakan pasien dengan keluhan kehilangan gigi pada rahang atas dan rahang bawah. Fanny mempersiapkan pasien untuk dilakukan pemeriksaan di Dental Unit. Pemeriksaan dilakukan dan diketahui pasien kehilangan gigi bagian posterior 14-18 dan 35-38. Kondisi Oral Higyne buruk terutama pada bagian anterior Rahang Bawah terdeteksi kalkulus supra gingiva dan sub gingiva. Fanni akan melakukan persiapkan tindakkan pembuatan gigi tiruan Resin Akrilik dan melakukan scaling dan penyerutan akar pada pasiennya. a. Apa persiapan yang dilakukan Fanny di dental unit sebelum mendudukkan pasien b. Apa saja instument yang dipersiapkan untuk diagnostik c. Apa saja instrument untuk scling dan penyurutan akar beserta fungsi dan cara pemengangan instrument 1

Upload: pebrian-diki-prestya

Post on 01-Jan-2016

122 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah itkg

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Fanny seorang mahasiswa koas akan mengerjakan pasien dengan keluhan

kehilangan gigi pada rahang atas dan rahang bawah. Fanny mempersiapkan pasien

untuk dilakukan pemeriksaan di Dental Unit. Pemeriksaan dilakukan dan diketahui

pasien kehilangan gigi bagian posterior 14-18 dan 35-38. Kondisi Oral Higyne buruk

terutama pada bagian anterior Rahang Bawah terdeteksi kalkulus supra gingiva dan sub

gingiva.

Fanni akan melakukan persiapkan tindakkan pembuatan gigi tiruan Resin

Akrilik dan melakukan scaling dan penyerutan akar pada pasiennya.

a. Apa persiapan yang dilakukan Fanny di dental unit sebelum mendudukkan

pasien

b. Apa saja instument yang dipersiapkan untuk diagnostik

c. Apa saja instrument untuk scling dan penyurutan akar beserta fungsi dan cara

pemengangan instrument

d. Apa saja instrument yang disiapkan melalui mulai dari mencetak sampai

pembuatan gigi tiruan

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian kalkulus subginggival dan kalkulus supraginggival ?

2. Apa pengertian dari penyerutan akar ?

3. Apa instrument untuk penyerutan akar dan skaling ?

4. Apa instrument pembuatan gigi tiruan ?

1

Page 2: Makalah itkg

5. Bagaimana persiapan operator sebelum mendudukan pasien ?

1.3 TUJUAN

1. Mengerti dan memahami instrument-instrumen dan teknologi dalam skaling,

penyerutan akar dan pembuatan gigi tiruan.

2. Mengetahui apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum mendudukan pasien.

2

Page 3: Makalah itkg

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kalkulus

Kalkulus disebut juga tartar, yaitu suatu lapisan deposit (bahan keras yang

melekat pada permukaan gigi) mineral yang berwarna kuning atau coklat pada gigi

karena dental plak yang keras. Struktur permukaan kalkulus yang kasar memudahkan

timbunan plak gigi. Kalkulus melekat erat mengelilingi mahkota dan akar gigi, juga

pada gigi tiruan dan restorasi gigi.

2.2 Definisi Root Planning (Penyerutan Akar)

Penyerutan akar adalah menyingkir kalkulus dari permukaan mahkota dan akar

gigi. Menyingkirkan sementum yang tercemar toksin dan nekrosis pada permukaan

subgingival dari akar gigiMenyingkirkan dinding jaringan lunak saku.

Penyerutan akar menggunakan :

Kuret Greccy(khusus) : digunakan untuk satu gigi atau sisi tertentu

permungkaan tegak lurus

Kuret Universal(umum) : digunakan untuk seluruh permungkaan gigi

2.3 Definisi Skaling

3

Page 4: Makalah itkg

Skaling (scaling) adalah pada kedokteran gigi: pembersihan gigi di atas gusi

untuk menghilangkan plak, kalkulus, dan noda gigi. Scaling untuk membersihkan

kalkulus dengan mengunakan alat yaitu sceler. Alat scaling yaitu: Scaler, sickle, hoe

scaler, wingset scaler, curret scaler, chisel scaler, supersonik scaler.

2.4 Definisi Gigi Tiruan Lengkap

Gigi tiruan lengkap (GTL) adalah gigi tiruan yang dibuat untuk menggantikan

semua gigi asli beserta bagian jaringan gusi yang hilang, karena apabila seseorang telah

hilang semua gigi geliginya, maka dapat menghambat fungsi pengunyahan, fungsi

fonetik, fungsi estetik dan dapat mempengaruhi keadaan psikis. Tujuan pembuatan GTL

adalah :

Merehabilitasi seluruh gigi yang hilang sehingga dapat memperbaiki atau

mengembalikan fungsi bicara, pengunyahan, estetis dan psikis.

Memperbaiki kelainan, gangguan dan penyakit yang disebabkan oleh

keadaan edentulous.

Bagi seseorang yang telah kehilangan gigi geligi, maka prosessus alveolaris

akan mengalami penyusutan yang disebut residual ridge. Penyusutan alveolaris biasanya

berjalan 2-3 minggu, tetapi ada yang sampai berbulan-bulan. Pembuatan GTL akan

mencegah pengerutan ( atropi processus )

4

Page 5: Makalah itkg

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Anamnesis

Anamnesis adalah riwayat yang lalu dari suatu penyakit atau kelainan, berdasarkan

pada ingatan penderita pada waktu dilakukan wawancara dan pemeriksaan

medic/dental. (Lusiana K.B., 1995)

Disamping itu terdapat keadaan dimana cerita mengenai penyakit ini tidak

disampaikan oleh pasien yang bersangkutan, melainkan melalui bantuan orang lain.

5

Page 6: Makalah itkg

Keadaan seperi ini dijumpai umpamanya pada paien bisu, ada kesulitan bahasa,

penderita yang mengalami kecelakaan atau pada anak-anak kecil. Cara ini disebut allo

anamnesis. (Lusiana K.B., 1995)

Pada saat anamnesis biasanya ditanyakan hal-hal sebagai berikut :

Nama penderita.

Hal ini perlu diketahui untuk membedakan seseorang penderita dari yang lainnya, di

samping untuk mengetahui asal suku dan rasnya.

Alamat.

Dengan mengetahui alamatnya, penderita dapat dihubungi segera bila terjadi sesuatu

yang tidak diharapkan, umpamanya kekeliruan pemberian obat. Pemanggilan kembali

penderita juga dapat dengan mudah dilakukan. Alamat juga membantu mengetahui latar

belakang lingkungan hidup seorang pasien, sehingga dapat pula diketahui status

sosialnya.

Pekerjaan.

Dengan mengetahui pekerjaan pasien, keadaan social ekonominya juga dapat

diketahui. Pada umumnya lebih tinggi kedudukan social seseorang, lebih besar

tuntutannya terhadap factor estetik.

Jenis Kelamin.

Secara jelas sebenarnya tidak terdapat karakteristik konkrit yang berlaku untuk pria

dan wanita. Namun demikian hal-hal beikut ini sebaiknya diperhatikan. Wanita pada

umumnya cenderung lebih memperhatikan factor estetik disbanding pria. Sebaliknya

pria membutuhkan protesa yang lebih kuat, sebab mereka menunjukkan kekuatan

mastikasi yang lebih besar. Pria juga lebih mementingkan rasa enak/nyaman, disamping

6

Page 7: Makalah itkg

factor fungsional geligi tiruan yang dipakainya. Selanjutnya, bentuk gigi wanita relative

lebih banyak lengkungan/bulatannya, disbanding ria yang member kesan lebih kasar

dan persegi. Pengelolaan perawatan penderita wanita dalam masa menopause

membutuhkan pertimbangan lebih teliti. Pada periode ini, mulut biasanya terasa lebih

kering dan ada rasa seperti terbakar.

Usia.

Pengaruh lanjutnya usia pada perawatan prostodontik harus selalu menjadi bahan

pertimbangan. Proses menua mempengaruhi toleransi jaringan, kesehatan mulut,

koordinasi otot, mengalirnya saliva, ukuran pulpa igi, serta panjang mahkota klinis.

Usia juga menentukan bentuk, warna, serta ukuran gigi seseorang.Kemampuan adaptasi

penderita usia muda terhadap geligi tiruan biasanya lebih tinggi disbanding penderita

usia lanjut. Pada penderita usia lebih dari empat puluh tahun, adaptasi biasanya mulai

berkurang dan akan menjadi sukar setelah usia enampuluhan.

Pencabtan Terakhir Gigi.

Waktu dan gigi dibagian mana yang dicabut terakhir perlu diketahui. Apakah gigi

tesebut sengaja dicabut atau tanggal sendiri. Bila tanggal sendiri mungkin ada sisa akar

yang tertinggal. Lama jangka waktu anatara pencabutan terakhir dengan saat dimulainya

pembuatan geligi tiruan akan mempengaruhi hasil perawatan.

Pengalaman Memakai Geligi Tiruan.

Seorang penderita yang pernah memakai geligi tiruan sudah mempunyai

pengalaman, sehingga adaptasinya terhadap geligi tiruan baru akan lebih mudah dan

cepat. Ia juga sudah mengalami prosedur pembuatannya. Sebaliknya, penderita

semacam ini juga sering membanding-bandingkan protesa barunya dengan yang pernah

7

Page 8: Makalah itkg

dipakai sebelumnya.Mereka yang belum pernah memakai geligi tiruan, biasanya

membutuhkan masa adatasi lebih panjang karena kesulitannya menyesuaikan diri.

Kelompok ini belum berpengalaman dalam prsedur pembuatan protesa; seperti pada

waktu pencetakan, penentuan gigitan, maupun pada saat awal pemakaian, yang sering

kali menimbulkan rasa sakit. Itulah sebabnya penerangan yang diberikan kepada

penderita sebelum pembuatan geligi tiruan dilaksanakan menjadi penting sekali.

Persiapan pasien

Adapun pesiapan yang dilakukan ialah sebagai berikut:

Pemanggilan pasien

Pasien dipanggil dengan menyebutkan nama dan nomer antrian pasien, agar tidak

terjadi kekeliruan saat pemanggilan.

Mendudukkan dan mengatur posisi pasien

Pasien dipersilahkan untuki duduk di Dental Unit, cipatakan kenyamanan pasien

dengan mengatur arm rest,back rest, dan head rest. Ketinggian dental unit disesuaikan

dengan operator.

Mengatur posisi lampu

Lampu dental unit di arahkan ke mulut pasien, hindari kontaknya mata pasien

dengan sinar lampu secara langsung.

Memasang slaber

Slaber dipasang agar baju pasien tetap bersih, mintalah izin terlebih   dahulu

sebelum memasangkan slaber.

Menginstruksikan pasien untuk kumur

Pasien dipersilahkan untuk berkumur terlebih dahulu untuk membuat kondisi mulut

pasien stabil.

8

Page 9: Makalah itkg

Posisi operator

Posisi berdasarkan arah jarum jam

Posisi yang di gunakan dalam menentukan posisi operator  yang di lihat dari

posisi menghadap ke pasien seperti kita melihat jam

Bila pasien berbaring di kursi gigi maka kepalanya menunjuk posisi jam 12 dan

kakinya menunjuk posisi jam 6

Operator duduk di kanan pasien, maka kita melihatnya pada posisi jam 9,

operator bisa bergerak ke posisi jam 8, 10,11, 12

Penentuan posisi operator berdasarkan area kerja pada mulut pasien atau

kuadran mana yang akan di kerjakan.

Berdasakan lokasinya Kalkulus ada 2 macam, yaitu :

1. Kalkulus supragingiva

Letak = di sebelah koronal dari tepi gingival (diatas gingival)

Kalkulus terdeposit mula-mula pada permukaan gigi yang berlawanan dengan duktus

saliva, pada permukaan lingual insisivus bawah dan permukaan bukal molar atas, tetapi

dapat juga terdeposit pada setiap gigi dan geligi tiruan yang tidak dibersihkan dengan

baik, misalnya permukaan oklusal gigi yang tidak mempunyai antagonis.

Warna = agak kekuningan kecuali bila tercemar faktor lain seperti tembakau,

anggur, pinang.

Bentuk = cukup keras, rapuh, mudah dilepas dari gigi dengan alat khusus

Sumber mineral diperoleh dari saliva

Dapat terlihat langsung di dalam mulut

9

Page 10: Makalah itkg

2. Kalkulus subgingiva

Letak = akar gigi di dekat batas apical poket yang dalam, pada kasus yang parah,

bahkan dapat ditemukan jauh lebih dalam sampai ke apeks gigi (dibawah

gingival).

Bentuk = bewarna hijau tua atau hitam, lebih keras daripada kalkulus

supragingiva, melekat lebih erat pada permukaan gigi

Melekat pada permukaan akar dan distribusinya tidak berhubungan dengan

glandula saliva tetapi dengan adanya inflamasi gingival dan pembentukan poket, suatu

fakta terefleksi dari namanya ‘kalkulus seruminal’

Proses Pembentukan Kalkulus

Sejumlah penelitian menunjukkan, penyebab dari beberapa masalah rongga

mulut adalah dental plaque atau plak gigi. Setelah kita menyikat gigi, pada permukaan

gigi akan terbentuk lapisan bening dan tipis yang disebut pelikel. Pelikel ini belum

ditumbuhi kuman. Apabila pelikel sudah ditumbuhi kuman disebutlah dengan plak. Plak

berupa lapisan tipis bening yang menempel pada permukaan gigi, terkadang juga

ditemukan pada gusi dan lidah. Lapisan itu tidak lain adalah kumpulan sisa makanan,

segelintir bakteri, sejumlah protein dan air ludah. Plak selalu berada dalam mulut karena

pembentukannya selalu terjadi setiap saat, dan akan hilang bila menggosok gigi atau

menggunakan benang khusus. Plak yang dibiarkan, lama kelamaan akan terkalsifikasi

(berikatan dengan kalsium) dan mengeras sehingga menjadi karang gigi. Mineralisasi

plak mulai di dalam 24-72 jam dan rata-rata butuh 12 hari untuk matang.Karang gigi

menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar dan menjadi tempat menempelnya plak

kembali sehingga kelamaan karang gigi akan semakin mengendap, tebal dan menjadi

10

Page 11: Makalah itkg

sarang kuman. Karang gigi dapat terlihat kekuningan atau kehitaman, warna kehitaman

biasanya akibat bercampur dengan rokok, teh, dan zat lain yang dapat meninggalkan

warna pada gigi. Jika dibiarkan menumpuk, karang gigi dapat meresorbsi ( menyerap )

tulang alveolar penyangga gigi dan akibatnya gigi mudah goyang dan tanggal.

Kalau kita berbicara mengenai gigi, tentu tidak terlepas dari membicarakan

jaringan penyangga gigi (jaringan periodontal). Jaringan periodontal ini yang menjadi

tempat tertanamnya gigi. Jaringan ini terdiri dari gusi, sementum, jaringan pengikat

tulang penyangga gigi (alveolar). Jaringan penyangga gigi inilah yang mengikat gigi,

pembuluh darah dan persarafan menjadi satu kesatuan.

Karang gigi mengandung banyak kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit lain di daerah sekitar gigi. Bila tidak dibersihkan, maka kuman-kuman dapat

memicu terjadinya infeksi pada daerah penyangga gigi tersebut.

Bila sudah infeksi maka masalah lebih lanjut bisa timbul. Penderita biasanya mengeluh

gusinya terasa gatal, mulut berbau tak sedap, sikat gigi sering berdarah, bahkan

adakalanya gigi dapat lepas sendiri dari jaringan penyangga gigi. Infeksi yang mencapai

lapisan dalam gigi (tulang alveolar) akan menyebabkan tulang pernyangga gigi menipis

sehingga pada perbandingan panjang gigi yang tertanam pada tulang dan tidak tertanam

1:3, gigi akan goyang dan mudah tanggal.

Selain mengakibatkan gigi tanggal, kuman infeksi jaringan penyangga gigi juga dapat

menyebar ke seluruh tubuh. Melalui aliran darah, kuman dapat menyebar ke organ lain

seperti jantung. Karena itu ada beberapa kasus penyakit yang sebenarnya dipicu oleh

infeksi dari gigi, ini disebut infeksi fokal. Penyakit infeksi otot jantung (miokarditis)

termasuk penyakit yang dapat disebabkan oleh infeksi fokal.

11

Page 12: Makalah itkg

Oleh karena itu, masalah karang gigi tidak dapat disepelekan. Bila plak sudah

mengendap menjadi karang gigi maka penyikatan sekeras apapun dengan sikat gigi

biasa tidak akan menghilangkannya. Satu-satunya cara untuk mengatasi karang gigi

adalah dengan pergi ke dokter gigi untuk dibersihkan agar terhindar dari penyakit yang

lebih berat dan tentunya butuh biaya yang lebih besar.

Karang gigi harus dibersihkan dengan alat yang disebut scaler. Ada yang manual

ataupun dengan ultrasonic scaler. Setelah dibersihkan dengan scaler, karang gigi akan

hilang dan gigi menjadi bersih kembali. Namun, karang gigi dapat timbul kembali

apabila kebersihan gigi tidak dijaga dengan baik.

Dianjurkan melakukan tindakan pencegahan sebelum karang gigi timbul yaitu dengan

menyikat gigi secara teratur dan sempurna. Dental floss juga perlu digunakan untuk

membersihkan permukaan antar dua gigi yang sering menjadi tempat terselipnya

makanan dan menjadi tempat penimbunan plak. Obat kumur yang mengandung

clorhexidine dapat digunakan untuk mencegah timbulnya plak, obat ini dapat digunakan

setelah penyikatan gigi.

3.1 Apa saja instument yang dipersiapkan untuk diagnostik

1. Kaca mulut/Mouth Mirror/Spiegel (2 buah)

Ciri-cirinya:

Alat yang tangkainya dari logam / non logamdengan diujungnya terdapat kaca

berbentuk bulat. Macam permukaan kaca :

- datar

- cembung Diameter kaca ada beberapa macam mulai dari nomor 3 sampai nomor

Kegunaan :

12

Page 13: Makalah itkg

Melihat permukaan gigi yang tidak dapat dilihat langsung mata

Membantu memperluas daerah pekerjaan yaitu dengan menahan pipi, lidah

dan ,bibir.

Mengetahui adanya debris, karang gigi, lubang gigi.

Melihat hasil preparasi, tumpatan.

Melihat kelainan di dalam rongga mulut, lidah, gusi, palatum.

2. Pinset (Dental Pinset) (1 buah)

Ciri-ciri :

Alat penjepit dari stainless steel dengan ujung jepitan melengkung/membentuk sudut.

Kegunaan :

Untuk menjepit kapas, kasa, tampon, cotton roll, cotton pellet, mata bur gigi.

3. Sonde/Probe/Explorer (1 buah)

Ciri-ciri :

Alat dari stainless steel/logam dengan bagian ujung yang runcing.

Ujung yang runcing hanya pada satu sisi ( single end atau di kedua sisi

( double ).

Macam :

Sonde bengkok/melengkung ½ lingkaran dan Sonde lurus

Kegunaan :

Mencari caries & mengukur kedalamannya

13

Page 14: Makalah itkg

Memeriksa adanya debris dan calculus.

Memeriksa adanya ferforasi atap pulpa.

Tankainya bisa untuk tes perkusi

Mengetahui tumpatan atau tepi tumpatan sudah rata/belum.

4. Excavator (1buah)

Ciri-ciri :

Alat dari stainlees steel dengan bagian ujungnya menyerupai sendok kecil.

Bentuk ujungnya mempunyai berbagai ukuran, mulai dari nomor nol s/d no.6

Kegunnaan :

Membersihkan jaringan karies yang lunak dan kotoran- kotorannya atau sisa

makanan yang terdapat di dalam kavitas.

Membongkaran tumpatan sementara.

Mengambil kelebihan fletcher, cement, amalgam.

Apa saja instrument untuk scling dan penyurutan akar beserta fungsi dan cara

pemengangan instrument

3.3 Instrument untuk scling dan penyurutan akar beserta fungsi dan cara pemengangan

instrument Instrumentnya :

Scaler

1. HOE SCALER

14

Page 15: Makalah itkg

Ciri-ciri: Bentuknya seperti cangkul, Kegunaan :Untuk meratakan permukaan akar,

sehingga bebas dari karang gigi.

2. CHISEL SCALER

Ciri-ciri :Bentuknya sperti pahat, Kegunaan: Untuk membersihkan karang gigi pada

permukaan proximal gigi anterior.

3. FILE SCALER

Ciri-ciri : Bentuknya seperti kikir. Kegunaan : Alat ini jarang dipakai, karena bisa

menyebabkan permukaan gigi menjadi rata.

4. SICKLE SCALER

Ciri-ciri : Bentuknya seperti bulan sabit. Kegunaan :Untuk mengambil supra/sub

gingival calculus pada interdental space.

5. CURRET SCALER

Ciri-ciri :Bentuknya seperti sendok. Kegunaan : Untuk mengambil sub gingival

calculus, jaringan cementum dan jaringan lunak dari dinding pocket.

6. CAVITRON / SUPER SONIC SCALER

Ciri-ciri : Suatu alat yang dipakai untuk membersihkan karang gigi yang dijalankan

dengan listrik/ultrasonic. Bagian ujung dari alat ini dapat diganti-ganti disesuaikan

dengan bentuk yang kita butuhkan. Pada bagian ujung dari alat ini ada lubang yang

gunanya untuk mengeluarkan air ketika dipakai, maksudnya supaya tidak menjadi

15

Page 16: Makalah itkg

panas. Kegunaan : Ujung yang tipis dipakai untuk bagian approximal.Ujung yang

permukaannya lebar, dipakai untuk bagian buccal. Untuk membersihkan karang gigi,

baik sub maupun supra gingival calculus serta debris dan stain.

3.4 Artikulator

Mounting the dental casts

1. Memilih artikulator

Pada tahap ini, dilakukan penyesuaian dental casts pasien dengan artikulator.

Artikulator adalah alat mekanis yang dapat menirukan gerakan rahang, mulai dari

gerakan membuka dan menutup sampai pada gerakan kompleks berupa simulasi

berbagai pergerakan mandibula dan juga dapat memegang model RA dan RB dalam

hubungan seperti aslinya

Kegunaan/fungsi artikulator adalah : (1) sebagai alat bantu pada pembuatan gigi

tiruan untuk memperoleh oklusi dan artikulasi yang seimbang/baik (2)sebagai simulator

untuk menggerakan rahang sehingga gigi tiruan yang dihasilkan dapat berfungsi seperti

aslinya.

Menurut heartwell, artikulator dapat diklasifikasikan sebagai :

Menurut kemampuan menirukan gerakan rahang

5. Non anatomis hanya menirukan gerakan membuka dan menutup mulut.

Contoh : okludator. Okludator digunakan sebagai alat bantu pada saat

pembuatan GTC sederhana (1-2 gigi) dan juga untuk plat ortodonthi.

6. Anatomis dapat menirukan semua gerakan mandibula. Dibangi lagi menjadi :

(1) non adjustable lereng sendi dan lereng insisal ditentukan berdasarkan

penghitungan rata-rata, tidak dapat disetel individual, cth : free-plane articulator,

16

Page 17: Makalah itkg

handy 2A, Gysi simplex (2) adjustable ukuran lereng-lereng tersebut dapat

disetel individual sehingga gerakannya lebih mendekati gerakan pasien. Tipe ini

ada yang semi adjustable, bila hanya beberapa unsur yang dapat disetel, cth :

Whipmix, Dentatus, Hanau H2; dan fully adjustable, bila semua unsur dapat

disetel, cth: Denar D4, Stuart,dll.

Menurut kemampuan sendinya melakukan gerakan

Simple hinge type hanya dapat melkukan gerakan buka tutup

Tipe dengan sendi yang dapat melakukan gerakan meluncur selain gerakan

engsel

Menurut letak kondilusnya

Tipe non arcon kondilus artikulator berada di lengan atas dan fossa di lengan

bawah. Jadi gerakan rahangnya merupakan kebalikan dari gerakan mandibula

(atas bergerak terhadap bawah). Contoh : semua tipe semiadjustable

Tipe arcon (articulario condyle) kondilua artikulator berada di lengan bawah

dan fossa di lengan atas artikulator, jadi sesuai dengan keadaan manusia

Menurut Stewarts, berdasarkan pada adjustability (kemampuan menyesuaikan) dari

artikulator, maka artikulator dibagi menjadi 3, yaitu:

Nonadjustable articulators

Nonadjustable articulators dapat membuka dan menutup di sekitar suatu axis

horizontal. Elemen kondilarnya menempel pada bagian atas artikulator dan berotasi

pada groove atau lubang di bagian bawah artikulator. Artikulator ini memiliki fixed

condylar path, dimana elemen kondilarnya dapat menunjukkan gerak lateral dan

protrusif rahang. Nonadjustable articulators diindikasikan untuk perawatan RPD dengan

17

Page 18: Makalah itkg

sedikit kehilangan gigi posterior dan adanya disklusi gigi kaninus. Nonadjustable

articulators juga bersifat rigid (banyak diminati), karena kelenturan bagian atas dan

bawah artikulator atau adanya gerakan lateral pada engsel kedua bagian tersebut dapat

membuat kesalahan oklusi.

Semi-adjustable articulators

Jenis artikulator ini paling sering dipakai. Artikulator ini memiliki adjustable

horizontal condylar paths, adjustable lateral condylar paths, dan adjustable incisal guide

tables; sehingga artikulator ini dapat disesuaikan dengan pergerakan mandibula pasien,

tidak seutuhnya, tapi semirip mungkin dengan pasien

Highly adjustable articulators

Artikulator ini dapat disetel untuk menirukan semua gerakan rahang dari pasien,

sehingga membutuhkan proses dan memakan waktu yang cukup panjang dan juga

dibutuhkan kemampuan drg yang kompeten.

Pertimbangan pemilihan articulator

Praktisi harus memilih alat sesederhana mungkn yang telah memenuhi kebutuhan-

kebutuhan dari suatu perawatan karena semakin kompleks suatu articulator semakin

signifikan kesalahan yang dapat diperbuat. Nonadjustable articulator umumnya

diindikasikan pada kasus Kennedy kelas III/. Semiadjustable instrument seringkali

digunakan pada kasis Kennedy kelas I, II, IV. Highly adjustable instrument umumnya

terbatas pada pasien yang membutuhkan rehabilitasi oklusal yang ekstensif.

3.5 Resin akrilik

Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus

strukturnya. Dua kelompok resin akrilik dalam kedokteran gigi yaitu kelompok turunan

18

Page 19: Makalah itkg

asam akrilik, CH2 = CHCOOH, dan kelompok asam metakrilik CH2 = C(CH3)COOH.

Kebanyakan Basis protesa di buat menggunakan resin poli ( metil metaktilat). Resin

akrilik terdiri dari poli (metil metakrilat) yang berbentuk bubuk disebut polimer, dan

metil metakrilat yang berbentuk cairan disebut monomer.

Berdasarkan polimerisasinya ada empat jenis resin akrilik, yaitu cold cured, heat

cured, microwave cured dan light cured. Sembilan puluh lima persen gigi tiruan yang

digunakan saat ini berasal dari resin akrilik heat cured.

Resin akrilik heat cured merupakan campuran antara monomer metil metakrilat

(H2C = CH-COOH3) dan polimer poli metil metakrilat yang mencapai polimerisasi saat

dipanaskan. Resin akrilik berpolimerisasi secara adisi radikal. Bila suhu dinaikkan

diatas 60°C, molekul benzoil peroksida yang berperan sebagai inisiator akan terurai

menjadi bentuk radikal bebas yang bereaksi dengan molekul monomer untuk

membentuk monomer baru dan seterusnya terjadi reaksi propagasi sampai terminasi.

Temperatur polimerisasi yang tinggi dan waktu polimerisasi yang pendek akan

menghasilkan gigi tiruan resin akrilik yang berkekuatan lemah karena polimer yang

terbentuk memiliki rantai yang pendek (Craig RG, et al, 2000).

Untuk membuat bahan resin akrilik biasanya digunakan metode adonan, yaitu

mencampur cairan monomer dengan bubuk polimer. Hasil adonan ini kemudian

dimasukkan ke dalam cetakan untuk diproses lebih Ianjut. Kualitas yang diperoleh

tergantung pada berbagai parameter seperti temperatur pencampuran, temperatur

pemasakan, waktu pemasakan dan tekanan pengepresan. Agar diperoleh bahan resin

akrilik dengan kualitas terbaik perlu diselidiki pengaruh parameter-parameter tersebut

terhadap besarnya porositas.

Terdapat beberapa tahap pada interaksi bubuk polimer dan cairan monomer, yaitu:

19

Page 20: Makalah itkg

1. Mula-mula terbentuk campuran yang menyerupai pasir basah (Sandy stage/ wet

sand stage).

2. Bahan menjadi merekat begitu polimer mulai larut di dalam monomer (shrink

stage/ sticky stage) sehingga campuran tersebut melunak, melekat serta

berserabut (tacky fibrous). Bila dipegang atau ditarik-tarik, campuran tadi masih

melekat di tangan.

3. Kemudian dicapai konsistensi liat (dough/gel stage), dimana; monomer makin

banyak merembes ke dalam butir-butir polimer dan ada juga monomer yang

menguap sehingga konsistensi makin padat . Pada akhirnya akan menjadi adonan

yang plastis dan tidak tidak melekat lagi pada tangan. Ini merupakan stadium

yang cocok untuk memasukkan bahan kedalam cetakan/mould. Waktu dough

( waktu sampai tercapainya konsistensi liat) tergantung pada ukuran partikel

polimer ; partikel yang lebih kecil lebih cepat larut dan lebih cepat tercapai

konsistensi liat, terdapatnya plasticizer pada beberapa bahan, ini mempercepat

terjadinya dough stage yang dapat diperlambat dengan menyimpan campuran di

suhu rendah. Perbandingan polimer/monomer; bila tidak sesuai (terlalu sedikit

monomer) maka dough stage lebih singkat.

4. Bila campuran dibiarkan terlalu lama, bentuk dan campuran pada tingkatan paling

akhir ini sudah agak keras, menyerupai karet , tetapi masih dapat diputuskan

dengan jari tangan untuk dibentuk (rubber stage).

5. Fase keras terjadi apabila campuran yang terbentuk seperti karet dibiarkan lebih

lama sudah tidak dapat diputuskan dengan tangan (hard stage). (Combe ;

diterjemahkan oleh drg. Slamat Tarigan : 1992).

20

Page 21: Makalah itkg

Selanjutnya setelah tercapai dough stage, resin akrilik diisikan pada suatu ruang

cetak. Ruang cetak adalah rongga/ruangan yang telah disiapkan untuk diisi dengan

acrylic. Ruang tersebut dibatasi oleh gips yang tertanam dalam kuvet (pelat logam yang

biasanya terbuat dari logam). Sebelum rongga tersebut diisi dengan acrylic, lebih dulu

diulasi dengan bahan separator/pemisah, yang umumnya menggunakan could mould

seal (CMS). Agar merata dan padat, maka diperlukan pengepresan dengan

menggunakan alat hydraulic bench press. Sebaiknya pengepresan dilakukan dilakukan

berulang-ulang agar rongga cetak terisi penuh dan padat.

Adonan resin akrilik yang telah dicetak akan mengalami pemrosesan lebih lanjut

yang dapat dilakukan dengan cara pemanasan dalam air pada suhu 70°C selama 8 jam,

atau dengan cara dipanaskan dalam air pada suhu 70°C selama 1 jam 30 menit

kemudian suhu dinaikkan menjadi 100°C selama 1 jam (Anusavice, 2003). Pemanasan

pada suhu 100°C penting dilakukan untuk mendapatkan kekuatan dan derajat

polimerisasi resin yang tinggi (Toeti, MWG., 1981). Pemanasan resin akrilik pada suhu

100°C juga akan mengurangi sisa monomer yang tertinggal (Vallittu PK, et al., 1995).

Monomer sisa metil metakrilat bersifat iritatif pada jaringan lunak mukosa mulut dan

dapat mengakibatkan keradangan jaringan mukosa dibawah gigi tiruan yang umum

dikenal sebagai denture stomatitis (Harrison A, Hugget R., 1992). Monomer juga dapat

bertindak sebagai antigen bagi tubuh sehingga dapat menyebabkan reaksi

hipersensitivitas (Baker S, et al., 1988). Pemrosesan resin akrilik dapat dilakukan

dengan menggunakan:

1. kompor gas

Cuvet berisi resin akrilik dimasukkan dalam panci berisi air. Kemudian dipanaskan

dengan suhu yang dibiarkan naik perlahan hingga 70˚C. Dipertahankan selama 1,5 jam.

21

Page 22: Makalah itkg

Jika suhu diperkirakan naik maka dapat ditambahkan air dingin atau mengecilkan nyala

kompor.

2. dengan curing unit

Dilengkapi dengan sensor panas yang dihubungkan dengan pembaca suhu di dalam

bak. Diluarnya dipasang komponen pengatur panas dan waktu. Pemrosesan resin unit

dilakukan dengan mengisi bak curing unit dengan 5 liter air. Pengaturan suhu dan waktu

dilakukan 2 tahap. Tahap pertama suhu dinaikkan perlahan sampai 70˚C lalu

dipertahankan selama 1,5 jam. Kemudian dinaikkan 100 derajat dan dipertahankan

selama 30 menit.

Kekuatan dari suatu bahan gigi tiruan juga tergantung pada kekuatan bahan aklirik

yaitu molekul dari polimer yang telah dicuring, jumlah kandungan sisa monomer,

banyak dan besarnya porosity serta terdapatnya benda asing di dalam bahan.

Adapun perbandingan polimer dan monomer (powder dan liquid resin) yang tepat

berpengaruh pada struktur akhir dari resin. Umumnya lebih banyak polimer yang

digunakan, waktu reaksi menjadi lebih pendek, pengerutan dari resin juga menjadi lebih

kecil.Proporsi polimer : monomer umumnya kurang lebih 3:1 berdasarkan volum, atau

2:1 menurut berat, perbandingan yang demikian ini dipakai bila powder yang lebih

halus sudah turun dari permukaaan, atau telah terjadi distribusi yang merata dari ukuran

partikel-partikel polimer yang berbeda demikian juga dengan partikel-partikel

pigmennya. Fungsi dari monomer (liquid) di dalam polimer (powder) adalah untuk

menghasilkan massa plastis yang dapat dimasukkan ke dalam mold. Plastisasi ini

dicapai dari sebagian larutan polimer dalam monomer.

Sifat-sifat Resin Akrilik

Resin akrilik mempunyai beberapa sifat yaitu sebagai berikut :

22

Page 23: Makalah itkg

a. Curing Shrinkage

Ketika monomer metil metakrilat berpolimerisasi akan terjadi perubahan

kepadatan. Perubahan kepadatan menyebabkan shrinkage polimerisasi sebesar

21 %. Umumnya perbandingan powder-liquid adalah sebesar 3–3,5 :1 (vol ) atau

2,5 :1 (berat). Pada proporsi adonan akrilik ini akan terjadi Shrinkage sebesar

7%. Hal ini disebabkan karena resin akrilik selama ini menunjukkan shrinkage

yang terdistribusi merata disetiap permukaan basis sehingga tidak begitu

mempengaruhi adaptasi basis mukosa.

b. Strength (Kekuatan )

Kekuatan resin akrilik tergantung dari komposisi resin, teknik prosesing, dan

lingkungan gigi tiruan itu sendiri. Resin akrilik mempunyai modulus elastisitas

yang relatif rendah yaitu 2400 Mpa, oleh karena itu basis tidak boleh kurang dari

1 mm.

c. Porositas

Porositas adalah gelembung udara yang terjebak dalam massa akrilik yang telah

mengalami polimerisasi. Timbulnya porositas menyebabkan efek negatif

terhadap kekuatan dari resin akrilik.

Ada 2 jenis porositas yang dapat kita temukan pada basis gigi tiruan yaitu

shrinkage porosity dan gaseous porosity. Shrinkage porosity terlihat sebagai

gelembung yang tidak beraturan bentuk di seluruh permukaan gigi tiruan.

Sedangkan gaseous porosity terlihat berupa gelembung kecil halus yang

uniform, biasanya terjadi terutama pada protesa yang tebal dan di bagian yang

lebih jauh dari sumber panas.

d. Stabilitas dimensi

23

Page 24: Makalah itkg

Stabilitas dimensi dapat dipengaruhi oleh proses, molding, cooling, polimerisasi,

absorbsi air dan temperatur tinggi.

e. Crazing

Retakan yang terjadi pada permukaan basis resin, hal ini disebabkan karena

adanya tensile stress sehingga terjadi pemisahan berat molekul.

f. Fraktur

Gigi tiruan yang tidak sesuai karena desain yang tidak baik dapat menyebabkan

daya fleksural yang berkelanjutan sehingga terjadi fatigue dan akhirnya

menyebabkan gigi tiruan fraktur.

g. Radiologi

Akrilik tidak dapat dideteksi dalam foto karena sifat radiolusensinya. Ini

disebabkan karena atom C,H,O yang terdapat dalam akrilik melemahkan,

menyerap sinar x- ray. Hal ini akan meyulitkan jika terjadi kecelakaan dimana

ada bagian akrilik yang tertelan atau tertanam di dalam jaringan lunak.

h. Penyerapan air

Resin akrilik meyerap air secara peerlahan dengan nilai equilibrium absorpsi 2 –

2,5 % akan terjadi setelah 6 bulan atau lebih tergantung dari ketebalan basis.

Peyerapan air ini akan menyebabkan perubahan dimensional, tetapi hal ini tidak

signifikan dan biasanya bukan merupakan penyebab utama ketidaksesuaian gigi

tiruan.

i. Berat molekul

Resin akrilik polimerisasi panas memiliki berat molekul polimer yang tinggi

yaitu 500.000 – 1.000.000 dan berat molekul monomernya yaitu 100. Berat

molekul polimer ini akan bertambah hingga mencapai angka 1.200.000 setelah

24

Page 25: Makalah itkg

berpolimerisasi dengan benar. Rantai polimer dihubungkan antara satu dengan

lainnya oleh gaya Van der Waals dan ikatan antar-rantai molekul. Bahan yang

memiliki berat molekul tinggi mempunyai ikatan rantai molekul yang lebih

banyak dan mempunyai kekakuan yang besar dibandingkan polimer yang

memiliki berat molekul yang lebih rendah.

j. Resisten terhadap asam, basa, dan pelarut organik

Resistensi resin akrilik terhadap larutan yang mengandung asam atau basa lemah

adalah baik. Penggunaan alkohol dapat menyebabkan retaknya protesa. Ethanol

juga berfungsi sebagai plasticizer dan dapat mengurangi temperatur transisi

kaca. Oleh karena itu, larutan yang mengandung alkohol sebaiknya tidak

digunakan untuk membersihkan protesa.

k. Cukup elastik dan cukup rigid terhadap tekanan kunyah.

l. Dapat menyesuaikan diri dengan cairan mulut.

m. Tidak mengiritasi jaringan mulut

n. Tidak beracun

o. Tidak berasa dan tidak berbau.

p. Tidak berubah warna.

q. Mudah dipolish.

Alat Dan Bahan yang digunkan untuk pembuatan gigi tiruan dengan resin akrilik

dimana digunakan adalah gigi tiruan lepasan sebahagian dengan mengunakan sendok

cetakan yang berlobang dimana kita ketahui bahwa resin akrilik tersebur terdiri dari

liquid dan powder dan pencampurannya harus pas.

25

Page 26: Makalah itkg

a. Alat :

• Pisau malam

• Pisau model

• Bowl dan spatula

• Kuvet dan begel portable

• Bunch press hidrolik

• Lampu spirtus

• Mixing jar

• Mesin pulas

• Macam-macam mata bur (sesuai kebutuhan)

• Straight dan contra h.p dan tali bur

• Masker

• Kompor dan panci

• Kuas kecil

• Chip blower

• Vibrator

• Trimmer

26

Page 27: Makalah itkg

b. Bahan :

• Model spacer malam

• Vaselin

• Gips putih

• Gips biru

• Resin akrilik

• Baseplate wax

• Kertas gosok

• Air sabun

• CMS

• Celophan

Cara Kerja

1. Lempeng gigit yang digunakan adalah lempeng gigi dari tahap pekerjaan

praktikum malam.

2. Menutup seluruh tepi lempeng gigit dengan malam sampai batas mukosa

bergerak tak bergerak.

3. Melakukan kontur sederhana dengan merapikan seluruh permukaan lempeng

gigit sampai rata, halus dan mengkilat, digosok dengan air sabun untuk

menghilangkan kotoran yang melekat pada model malam

27

Page 28: Makalah itkg

4. Selanjutnya untuk tahap penanaman menyiapkan kuvet, begel portable, gips

putih, gips biru dan vaselin. Melakukan pemeriksaan terhadap kuvet, apakah

pasangan kuvet sudah mudah dilepas? Dan melakukan penanaman percobaan,

memerikasa apakah seluruh model dapat termuat dalam kuvet, jika tidak

melakukan pengurangan tepi tepi model dengan cara mentrimmer model.

5. Mengulasi seluruh permukaan model lempeng gigit dengan menggunakan

vaselin kecuali model malam.

6. Mengaduk gips putih secukupnya dengan konsistensi normal, menuang ke

dalam kuvet bawah diatas vibrator hingga terisi penuh ¾ bagian, kemudian

meletakkan model dalam kuvet, untuk rahang bawah tegak lurus 90o ,

mencobakan kuvet lawan memperhatikan jarak antara bagian tertinggi model

dengan batas bibir atas kuvet lawan, jarak ideal adalah 1 cm, setelah dicapai

jarak yang sesuai melepas kembali kuvet lawan.

7. Sebelum gips mencapi finnal setting merapikan seluruh permukaan gips pada

kuvet, memperhatikan agar jangan sampai ada daerah undercut, terakhir

menggosok dengan kertas gosok sehingga seluruh permukan gips menjadi rata

dan halus.

8. Setelah gips putih mencapai finnal setting, mengolesi seluruh permukaan dengan

vaselin kecuali model malam, mengaduk gips biru secukupnya dengan

konsistensi kental, mengolesi seluruh permukaan model malam dengan gips biru

dengan menggunakan kuas, merapikan dan menghindari terjadinya daerah

undercut.

9. Setelah gips biru mencapai finnal setting, mengkatupkan kuvet lawan,

mengaduk gips putih kemudian menuang ke dalam kuvet diatas vibrator sampai

28

Page 29: Makalah itkg

penuh, tutup kuvet, merapikan, membuang sisa sisa gips yang keluar dari mulut

kuvet. Meletakkan kuvet pada press portable kemudian peress dengan kekuatan

maksimal lalu membiarkan mencapi finnal setting.

10. Tahap selanjutnya adalah tahap burning out atau buang malam, pada tahap ini

disiapkan kompor dan panci. Mendidihkan air dalam panci, banyaknya air

diperkirakan hingga seluruh permukaan kuvet nantinya terendam dalam air.

Setelah mendidih masukkan kuvet dan press portable ke dalam panci dibiarkan

selama 5 menit.

11. Setelah 5 menit mengangkat kuvet dan press portable dari atas panci, membuka

press portable hingga kuvet terlepas, memisahkan kuvet atas dengan kuvet

bawah, memperhatikan cara mengungkit.

12. Setelah kuvet terpisah, memeriksa daerah mould space, jika masih terdapat

malam menyiram dengan air mendidih, memastikan seluruh mould space bebas

dari malam . Kemudian membiarkan setengah dingin.

13. Tahap selnjutnya adalah packing akrilik. Dengan menggunakan kuas, mengulasi

seluruh permukaan model dengan menggunakan bahan separator (CMS),

ditunggu sampai kering. Menyiapkan cellophan dan merendam dalam air.

14. Menyiapkan monomer dan polimer akrilik dengan perbandingan 2 : 1 menurut

volume dan 3 :1 menurut berat.

15. Menuang monomer ke dalam mixing jar menambahkan polimer kemudian

mengaduknya sampai homogen, menutup mixing jar agar terhindar dari sinar

matahari, didiamkan, ditunggu sampai campuran akrilik mencapai fase dough

stage.

29

Page 30: Makalah itkg

16. Setelah mencapai dough stage ambil dari mixing jar, dibagi menjadi dua bagian

sama basar, diaplikasikan masing masing bagian kedalam kuvet atas dan bawah,

ditambahkan sedikit monomer kemudian menutup kuvet bawah dengan

cellophan, memasang kuvet lawan lalu di press dengan press hidrolik, ditekan

sampai mencapai 900 psi, dipertahankan sampai 10 detik, lalu perlahan lahan

dilepaskan tekanan hingga mencapai 0, kuvet dikeluarkan dari press hidrolik.

17. Memisahkan kuvet, melepaskan cellophan, membuang kelebihan akrilik dengan

pisau model, menambahkan monomer, menutup kembali dengan cellophan

kemudian mengkatupkan kembali dengan cellophan kemudian mengkatupkan

kembali kedua kuvet. Meletakkan kuvet pada press hidrolik kembali, ditekan

hingga mencapai tekanan 1200 psi dipertahankan 10 detik, memisahkan kedua

kuvet, merapikan kembali akrilik, membuang kelebihan akrilik lalu

menambahkan sedilit monomer pada masing masing kuvet kemudian katupkan

kembali, pada tahap ini tanpa menggunakan cellophan. Meletakkan kuvet pada

press hidrolik memberi tekanan sebesar 1500 psi mempertahankan 10 detik, lalu

membuka tekanan press keluarkan kuvet dan letakkan kuvet pada press portable,

memutar hingga mencapi kekuatan maksimal, lalu merendam kuvet dalam air

selama 8 jam.

18. Tahap selanjutanya adalah proses pemasakan akrilik. Masak air dalam panci,

banyaknya air diperkirakan cukup sampai seluruh permukaan kuvet terendam,

pada saat air mendidih kuvet dan begel portable dimasukkan ke dalam panci

kemudian ditunggu hingga air mendidih kembali lalu dipertahankan selama 20

menit. Setelah itu api dimatikan dan kuvet dibiarkan ke dalam panci hingga air

mencapai suhu normal kembali.

30

Page 31: Makalah itkg

18. Tahap berikutnya adalah tahap finishing. Mengeluarkan kuvet dan press

portable dalam panci kemudian melepaskan kuvet dari press portable,

memisahkan kedua kuvet, arah ungkitan diperhatkan. Setelah terpisah

mengeluarkan model dari dalam kuvet, diusahakan agar model tetap utuh (tidak

pecah). Memisahkan lempeng akrilik dengan model, memperhatikan arah

ungkitan.

19. Melakukan tahap finishing dengan merapikan lempeng akrilik, menggunakan

straight hand piece dan fraser, membentuk lempeng sesuai outline dan

membebaskan daerah mukosa bergerak tidak bergerak.

20. Tahap selanjutnya adalah polishing, meratakan permukaan lempeng akrilik

dengan menggunakan kertas gosok, setelah rata dan halus dipulas dengan mesin

pulas dengan menggunakan pumice dan cryet.

21. Hasil maksimal adalah lempeng akrilik yang halus, rata dan mengkilat.

BAB IV

PENUTUP

4.1 SIMPULAN

Adapun pesiapan yang dilakukan ialah sebagai berikut: Pemanggilan pasien,

Mendudukkan dan mengatur posisi pasien , Mengatur posisi lampu, Memasang

slaber, Menginstruksikan pasien untuk kumur, Posisi operator.

Instument yang dipersiapkan untuk diagnostik

31

Page 32: Makalah itkg

1. Kaca mulut/Mouth Mirror/Spiegel (2 buah)

Ciri-cirinya:

Alat yang tangkainya dari logam / non logamdengan diujungnya terdapat kaca

berbentuk bulat.

Macam permukaan kaca :

- datar

- cembung Diameter kaca ada beberapa macam mulai dari nomor 3 sampai nomor

Kegunaan :

-Melihat permukaan gigi yang tidak dapat dilihat langsung mata

-Membantu memperluas daerah pekerjaan yaitu dengan menahan pipi, lidah

dan ,bibir.

-Mengetahui adanya debris, karang gigi, lubang gigi.

-Melihat hasil preparasi, tumpatan.

-Melihat kelainan di dalam rongga mulut, lidah, gusi, palatum.

2. Pinset (Dental Pinset) (1 buah)

Ciri-ciri :

Alat penjepit dari stainless steel dengan ujung jepitan melengkung/membentuk

sudut.

Kegunaan :

Untuk menjepit kapas, kasa, tampon, cotton roll, cotton pellet, mata bur gigi.

3. Sonde/Probe/Explorer (1 buah)

32

Page 33: Makalah itkg

Ciri-ciri :

-Alat dari stainless steel/logam dengan bagian ujung yang runcing.

-Ujung yang runcing hanya pada satu sisi ( single end atau di kedua sisi ( double end

).

-Macam :

Sonde bengkok/melengkung ½ lingkaran.

Sonde lurus

Kegunaan :

-Mencari caries & mengukur kedalamannya

-Memeriksa adanya debris dan calculus.

-Memeriksa adanya ferforasi atap pulpa.

-Tankainya bisa untuk tes perkusi

-Mengetahui tumpatan atau tepi tumpatan sudah rata/belum.

4. Excavator (1buah)

Ciri-ciri :

-Alat dari stainlees steel dengan bagian ujungnya menyerupai sendok kecil.

-Bentuk ujungnya mempunyai berbagai ukuran, mulai dari nomor nol s/d no.

Kegunnaan :

-Membersihkan jaringan karies yang lunak dan kotoran- kotorannya atau sisa

makanan -yang terdapat di dalam kavitas.

33

Page 34: Makalah itkg

-Membongkaran tumpatan sementara.

-Mengambil kelebihan fletcher, cement, amalgam.

Instrument untuk scling dan penyurutan akar beserta fungsi dan cara

pemengangan instrument

Instrumentnya :

SCALER

HOE SCALER, Kegunaan : Untuk meratakan permukaan akar, sehingga bebas

dari karang gigi.

CHISEL SCALER, Kegunaan: Untuk membersihkan karang gigi pada

permukaan proximal gigi anterior.

FILE SCALER Kegunaan : Alat ini jarang dipakai, karena bisa menyebabkan

permukaan gigi menjadi rata.

SICKLE SCALER, Kegunaan :Untuk mengambil supra/sub gingival calculus

pada interdental space.

CURRET SCALER, Kegunaan :Untuk mengambil sub gingival calculus,

jaringan cementum dan jaringan lunak dari dinding pocket.

CAVITRON / SUPER SONIC SCALER, membersihkan karang gigi yang

dijalankan dengan listrik/ultrasonic.Bagian ujung dari alat ini dapat diganti-ganti

disesuaikan dengan bentuk yang kita butuhkan

34

Page 35: Makalah itkg

- Pada bagian ujung dari alat ini ada lubang yang gunanya untuk mengeluarkan

air ketika dipakai, maksudnya supaya tidak menjadi panas.

Kegunaan :

- Ujung yang tipis dipakai untuk bagian approximal

- Ujung yang permukaannya lebar, dipakai untuk bagian buccal.

- Untuk membersihkan karang gigi, baik sub maupun supra gingival calculus

serta debris dan stain.

Cara pemegangan instrument : Dikondisikan di mana kalkulus itu berada supaya

di dapatkan tenaga yang cukup ntuk membersihkan kalkuluus itu baik denggan

menggunakan teknik pen grip, palm grip, dan finger grip.

35