makalah itkg
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Fanny seorang mahasiswa koas akan mengerjakan pasien dengan keluhan
kehilangan gigi pada rahang atas dan rahang bawah. Fanny mempersiapkan pasien
untuk dilakukan pemeriksaan di Dental Unit. Pemeriksaan dilakukan dan diketahui
pasien kehilangan gigi bagian posterior 14-18 dan 35-38. Kondisi Oral Higyne buruk
terutama pada bagian anterior Rahang Bawah terdeteksi kalkulus supra gingiva dan sub
gingiva.
Fanni akan melakukan persiapkan tindakkan pembuatan gigi tiruan Resin
Akrilik dan melakukan scaling dan penyerutan akar pada pasiennya.
a. Apa persiapan yang dilakukan Fanny di dental unit sebelum mendudukkan
pasien
b. Apa saja instument yang dipersiapkan untuk diagnostik
c. Apa saja instrument untuk scling dan penyurutan akar beserta fungsi dan cara
pemengangan instrument
d. Apa saja instrument yang disiapkan melalui mulai dari mencetak sampai
pembuatan gigi tiruan
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kalkulus subginggival dan kalkulus supraginggival ?
2. Apa pengertian dari penyerutan akar ?
3. Apa instrument untuk penyerutan akar dan skaling ?
4. Apa instrument pembuatan gigi tiruan ?
1
5. Bagaimana persiapan operator sebelum mendudukan pasien ?
1.3 TUJUAN
1. Mengerti dan memahami instrument-instrumen dan teknologi dalam skaling,
penyerutan akar dan pembuatan gigi tiruan.
2. Mengetahui apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum mendudukan pasien.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kalkulus
Kalkulus disebut juga tartar, yaitu suatu lapisan deposit (bahan keras yang
melekat pada permukaan gigi) mineral yang berwarna kuning atau coklat pada gigi
karena dental plak yang keras. Struktur permukaan kalkulus yang kasar memudahkan
timbunan plak gigi. Kalkulus melekat erat mengelilingi mahkota dan akar gigi, juga
pada gigi tiruan dan restorasi gigi.
2.2 Definisi Root Planning (Penyerutan Akar)
Penyerutan akar adalah menyingkir kalkulus dari permukaan mahkota dan akar
gigi. Menyingkirkan sementum yang tercemar toksin dan nekrosis pada permukaan
subgingival dari akar gigiMenyingkirkan dinding jaringan lunak saku.
Penyerutan akar menggunakan :
Kuret Greccy(khusus) : digunakan untuk satu gigi atau sisi tertentu
permungkaan tegak lurus
Kuret Universal(umum) : digunakan untuk seluruh permungkaan gigi
2.3 Definisi Skaling
3
Skaling (scaling) adalah pada kedokteran gigi: pembersihan gigi di atas gusi
untuk menghilangkan plak, kalkulus, dan noda gigi. Scaling untuk membersihkan
kalkulus dengan mengunakan alat yaitu sceler. Alat scaling yaitu: Scaler, sickle, hoe
scaler, wingset scaler, curret scaler, chisel scaler, supersonik scaler.
2.4 Definisi Gigi Tiruan Lengkap
Gigi tiruan lengkap (GTL) adalah gigi tiruan yang dibuat untuk menggantikan
semua gigi asli beserta bagian jaringan gusi yang hilang, karena apabila seseorang telah
hilang semua gigi geliginya, maka dapat menghambat fungsi pengunyahan, fungsi
fonetik, fungsi estetik dan dapat mempengaruhi keadaan psikis. Tujuan pembuatan GTL
adalah :
Merehabilitasi seluruh gigi yang hilang sehingga dapat memperbaiki atau
mengembalikan fungsi bicara, pengunyahan, estetis dan psikis.
Memperbaiki kelainan, gangguan dan penyakit yang disebabkan oleh
keadaan edentulous.
Bagi seseorang yang telah kehilangan gigi geligi, maka prosessus alveolaris
akan mengalami penyusutan yang disebut residual ridge. Penyusutan alveolaris biasanya
berjalan 2-3 minggu, tetapi ada yang sampai berbulan-bulan. Pembuatan GTL akan
mencegah pengerutan ( atropi processus )
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Anamnesis
Anamnesis adalah riwayat yang lalu dari suatu penyakit atau kelainan, berdasarkan
pada ingatan penderita pada waktu dilakukan wawancara dan pemeriksaan
medic/dental. (Lusiana K.B., 1995)
Disamping itu terdapat keadaan dimana cerita mengenai penyakit ini tidak
disampaikan oleh pasien yang bersangkutan, melainkan melalui bantuan orang lain.
5
Keadaan seperi ini dijumpai umpamanya pada paien bisu, ada kesulitan bahasa,
penderita yang mengalami kecelakaan atau pada anak-anak kecil. Cara ini disebut allo
anamnesis. (Lusiana K.B., 1995)
Pada saat anamnesis biasanya ditanyakan hal-hal sebagai berikut :
Nama penderita.
Hal ini perlu diketahui untuk membedakan seseorang penderita dari yang lainnya, di
samping untuk mengetahui asal suku dan rasnya.
Alamat.
Dengan mengetahui alamatnya, penderita dapat dihubungi segera bila terjadi sesuatu
yang tidak diharapkan, umpamanya kekeliruan pemberian obat. Pemanggilan kembali
penderita juga dapat dengan mudah dilakukan. Alamat juga membantu mengetahui latar
belakang lingkungan hidup seorang pasien, sehingga dapat pula diketahui status
sosialnya.
Pekerjaan.
Dengan mengetahui pekerjaan pasien, keadaan social ekonominya juga dapat
diketahui. Pada umumnya lebih tinggi kedudukan social seseorang, lebih besar
tuntutannya terhadap factor estetik.
Jenis Kelamin.
Secara jelas sebenarnya tidak terdapat karakteristik konkrit yang berlaku untuk pria
dan wanita. Namun demikian hal-hal beikut ini sebaiknya diperhatikan. Wanita pada
umumnya cenderung lebih memperhatikan factor estetik disbanding pria. Sebaliknya
pria membutuhkan protesa yang lebih kuat, sebab mereka menunjukkan kekuatan
mastikasi yang lebih besar. Pria juga lebih mementingkan rasa enak/nyaman, disamping
6
factor fungsional geligi tiruan yang dipakainya. Selanjutnya, bentuk gigi wanita relative
lebih banyak lengkungan/bulatannya, disbanding ria yang member kesan lebih kasar
dan persegi. Pengelolaan perawatan penderita wanita dalam masa menopause
membutuhkan pertimbangan lebih teliti. Pada periode ini, mulut biasanya terasa lebih
kering dan ada rasa seperti terbakar.
Usia.
Pengaruh lanjutnya usia pada perawatan prostodontik harus selalu menjadi bahan
pertimbangan. Proses menua mempengaruhi toleransi jaringan, kesehatan mulut,
koordinasi otot, mengalirnya saliva, ukuran pulpa igi, serta panjang mahkota klinis.
Usia juga menentukan bentuk, warna, serta ukuran gigi seseorang.Kemampuan adaptasi
penderita usia muda terhadap geligi tiruan biasanya lebih tinggi disbanding penderita
usia lanjut. Pada penderita usia lebih dari empat puluh tahun, adaptasi biasanya mulai
berkurang dan akan menjadi sukar setelah usia enampuluhan.
Pencabtan Terakhir Gigi.
Waktu dan gigi dibagian mana yang dicabut terakhir perlu diketahui. Apakah gigi
tesebut sengaja dicabut atau tanggal sendiri. Bila tanggal sendiri mungkin ada sisa akar
yang tertinggal. Lama jangka waktu anatara pencabutan terakhir dengan saat dimulainya
pembuatan geligi tiruan akan mempengaruhi hasil perawatan.
Pengalaman Memakai Geligi Tiruan.
Seorang penderita yang pernah memakai geligi tiruan sudah mempunyai
pengalaman, sehingga adaptasinya terhadap geligi tiruan baru akan lebih mudah dan
cepat. Ia juga sudah mengalami prosedur pembuatannya. Sebaliknya, penderita
semacam ini juga sering membanding-bandingkan protesa barunya dengan yang pernah
7
dipakai sebelumnya.Mereka yang belum pernah memakai geligi tiruan, biasanya
membutuhkan masa adatasi lebih panjang karena kesulitannya menyesuaikan diri.
Kelompok ini belum berpengalaman dalam prsedur pembuatan protesa; seperti pada
waktu pencetakan, penentuan gigitan, maupun pada saat awal pemakaian, yang sering
kali menimbulkan rasa sakit. Itulah sebabnya penerangan yang diberikan kepada
penderita sebelum pembuatan geligi tiruan dilaksanakan menjadi penting sekali.
Persiapan pasien
Adapun pesiapan yang dilakukan ialah sebagai berikut:
Pemanggilan pasien
Pasien dipanggil dengan menyebutkan nama dan nomer antrian pasien, agar tidak
terjadi kekeliruan saat pemanggilan.
Mendudukkan dan mengatur posisi pasien
Pasien dipersilahkan untuki duduk di Dental Unit, cipatakan kenyamanan pasien
dengan mengatur arm rest,back rest, dan head rest. Ketinggian dental unit disesuaikan
dengan operator.
Mengatur posisi lampu
Lampu dental unit di arahkan ke mulut pasien, hindari kontaknya mata pasien
dengan sinar lampu secara langsung.
Memasang slaber
Slaber dipasang agar baju pasien tetap bersih, mintalah izin terlebih dahulu
sebelum memasangkan slaber.
Menginstruksikan pasien untuk kumur
Pasien dipersilahkan untuk berkumur terlebih dahulu untuk membuat kondisi mulut
pasien stabil.
8
Posisi operator
Posisi berdasarkan arah jarum jam
Posisi yang di gunakan dalam menentukan posisi operator yang di lihat dari
posisi menghadap ke pasien seperti kita melihat jam
Bila pasien berbaring di kursi gigi maka kepalanya menunjuk posisi jam 12 dan
kakinya menunjuk posisi jam 6
Operator duduk di kanan pasien, maka kita melihatnya pada posisi jam 9,
operator bisa bergerak ke posisi jam 8, 10,11, 12
Penentuan posisi operator berdasarkan area kerja pada mulut pasien atau
kuadran mana yang akan di kerjakan.
Berdasakan lokasinya Kalkulus ada 2 macam, yaitu :
1. Kalkulus supragingiva
Letak = di sebelah koronal dari tepi gingival (diatas gingival)
Kalkulus terdeposit mula-mula pada permukaan gigi yang berlawanan dengan duktus
saliva, pada permukaan lingual insisivus bawah dan permukaan bukal molar atas, tetapi
dapat juga terdeposit pada setiap gigi dan geligi tiruan yang tidak dibersihkan dengan
baik, misalnya permukaan oklusal gigi yang tidak mempunyai antagonis.
Warna = agak kekuningan kecuali bila tercemar faktor lain seperti tembakau,
anggur, pinang.
Bentuk = cukup keras, rapuh, mudah dilepas dari gigi dengan alat khusus
Sumber mineral diperoleh dari saliva
Dapat terlihat langsung di dalam mulut
9
2. Kalkulus subgingiva
Letak = akar gigi di dekat batas apical poket yang dalam, pada kasus yang parah,
bahkan dapat ditemukan jauh lebih dalam sampai ke apeks gigi (dibawah
gingival).
Bentuk = bewarna hijau tua atau hitam, lebih keras daripada kalkulus
supragingiva, melekat lebih erat pada permukaan gigi
Melekat pada permukaan akar dan distribusinya tidak berhubungan dengan
glandula saliva tetapi dengan adanya inflamasi gingival dan pembentukan poket, suatu
fakta terefleksi dari namanya ‘kalkulus seruminal’
Proses Pembentukan Kalkulus
Sejumlah penelitian menunjukkan, penyebab dari beberapa masalah rongga
mulut adalah dental plaque atau plak gigi. Setelah kita menyikat gigi, pada permukaan
gigi akan terbentuk lapisan bening dan tipis yang disebut pelikel. Pelikel ini belum
ditumbuhi kuman. Apabila pelikel sudah ditumbuhi kuman disebutlah dengan plak. Plak
berupa lapisan tipis bening yang menempel pada permukaan gigi, terkadang juga
ditemukan pada gusi dan lidah. Lapisan itu tidak lain adalah kumpulan sisa makanan,
segelintir bakteri, sejumlah protein dan air ludah. Plak selalu berada dalam mulut karena
pembentukannya selalu terjadi setiap saat, dan akan hilang bila menggosok gigi atau
menggunakan benang khusus. Plak yang dibiarkan, lama kelamaan akan terkalsifikasi
(berikatan dengan kalsium) dan mengeras sehingga menjadi karang gigi. Mineralisasi
plak mulai di dalam 24-72 jam dan rata-rata butuh 12 hari untuk matang.Karang gigi
menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar dan menjadi tempat menempelnya plak
kembali sehingga kelamaan karang gigi akan semakin mengendap, tebal dan menjadi
10
sarang kuman. Karang gigi dapat terlihat kekuningan atau kehitaman, warna kehitaman
biasanya akibat bercampur dengan rokok, teh, dan zat lain yang dapat meninggalkan
warna pada gigi. Jika dibiarkan menumpuk, karang gigi dapat meresorbsi ( menyerap )
tulang alveolar penyangga gigi dan akibatnya gigi mudah goyang dan tanggal.
Kalau kita berbicara mengenai gigi, tentu tidak terlepas dari membicarakan
jaringan penyangga gigi (jaringan periodontal). Jaringan periodontal ini yang menjadi
tempat tertanamnya gigi. Jaringan ini terdiri dari gusi, sementum, jaringan pengikat
tulang penyangga gigi (alveolar). Jaringan penyangga gigi inilah yang mengikat gigi,
pembuluh darah dan persarafan menjadi satu kesatuan.
Karang gigi mengandung banyak kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit lain di daerah sekitar gigi. Bila tidak dibersihkan, maka kuman-kuman dapat
memicu terjadinya infeksi pada daerah penyangga gigi tersebut.
Bila sudah infeksi maka masalah lebih lanjut bisa timbul. Penderita biasanya mengeluh
gusinya terasa gatal, mulut berbau tak sedap, sikat gigi sering berdarah, bahkan
adakalanya gigi dapat lepas sendiri dari jaringan penyangga gigi. Infeksi yang mencapai
lapisan dalam gigi (tulang alveolar) akan menyebabkan tulang pernyangga gigi menipis
sehingga pada perbandingan panjang gigi yang tertanam pada tulang dan tidak tertanam
1:3, gigi akan goyang dan mudah tanggal.
Selain mengakibatkan gigi tanggal, kuman infeksi jaringan penyangga gigi juga dapat
menyebar ke seluruh tubuh. Melalui aliran darah, kuman dapat menyebar ke organ lain
seperti jantung. Karena itu ada beberapa kasus penyakit yang sebenarnya dipicu oleh
infeksi dari gigi, ini disebut infeksi fokal. Penyakit infeksi otot jantung (miokarditis)
termasuk penyakit yang dapat disebabkan oleh infeksi fokal.
11
Oleh karena itu, masalah karang gigi tidak dapat disepelekan. Bila plak sudah
mengendap menjadi karang gigi maka penyikatan sekeras apapun dengan sikat gigi
biasa tidak akan menghilangkannya. Satu-satunya cara untuk mengatasi karang gigi
adalah dengan pergi ke dokter gigi untuk dibersihkan agar terhindar dari penyakit yang
lebih berat dan tentunya butuh biaya yang lebih besar.
Karang gigi harus dibersihkan dengan alat yang disebut scaler. Ada yang manual
ataupun dengan ultrasonic scaler. Setelah dibersihkan dengan scaler, karang gigi akan
hilang dan gigi menjadi bersih kembali. Namun, karang gigi dapat timbul kembali
apabila kebersihan gigi tidak dijaga dengan baik.
Dianjurkan melakukan tindakan pencegahan sebelum karang gigi timbul yaitu dengan
menyikat gigi secara teratur dan sempurna. Dental floss juga perlu digunakan untuk
membersihkan permukaan antar dua gigi yang sering menjadi tempat terselipnya
makanan dan menjadi tempat penimbunan plak. Obat kumur yang mengandung
clorhexidine dapat digunakan untuk mencegah timbulnya plak, obat ini dapat digunakan
setelah penyikatan gigi.
3.1 Apa saja instument yang dipersiapkan untuk diagnostik
1. Kaca mulut/Mouth Mirror/Spiegel (2 buah)
Ciri-cirinya:
Alat yang tangkainya dari logam / non logamdengan diujungnya terdapat kaca
berbentuk bulat. Macam permukaan kaca :
- datar
- cembung Diameter kaca ada beberapa macam mulai dari nomor 3 sampai nomor
Kegunaan :
12
Melihat permukaan gigi yang tidak dapat dilihat langsung mata
Membantu memperluas daerah pekerjaan yaitu dengan menahan pipi, lidah
dan ,bibir.
Mengetahui adanya debris, karang gigi, lubang gigi.
Melihat hasil preparasi, tumpatan.
Melihat kelainan di dalam rongga mulut, lidah, gusi, palatum.
2. Pinset (Dental Pinset) (1 buah)
Ciri-ciri :
Alat penjepit dari stainless steel dengan ujung jepitan melengkung/membentuk sudut.
Kegunaan :
Untuk menjepit kapas, kasa, tampon, cotton roll, cotton pellet, mata bur gigi.
3. Sonde/Probe/Explorer (1 buah)
Ciri-ciri :
Alat dari stainless steel/logam dengan bagian ujung yang runcing.
Ujung yang runcing hanya pada satu sisi ( single end atau di kedua sisi
( double ).
Macam :
Sonde bengkok/melengkung ½ lingkaran dan Sonde lurus
Kegunaan :
Mencari caries & mengukur kedalamannya
13
Memeriksa adanya debris dan calculus.
Memeriksa adanya ferforasi atap pulpa.
Tankainya bisa untuk tes perkusi
Mengetahui tumpatan atau tepi tumpatan sudah rata/belum.
4. Excavator (1buah)
Ciri-ciri :
Alat dari stainlees steel dengan bagian ujungnya menyerupai sendok kecil.
Bentuk ujungnya mempunyai berbagai ukuran, mulai dari nomor nol s/d no.6
Kegunnaan :
Membersihkan jaringan karies yang lunak dan kotoran- kotorannya atau sisa
makanan yang terdapat di dalam kavitas.
Membongkaran tumpatan sementara.
Mengambil kelebihan fletcher, cement, amalgam.
Apa saja instrument untuk scling dan penyurutan akar beserta fungsi dan cara
pemengangan instrument
3.3 Instrument untuk scling dan penyurutan akar beserta fungsi dan cara pemengangan
instrument Instrumentnya :
Scaler
1. HOE SCALER
14
Ciri-ciri: Bentuknya seperti cangkul, Kegunaan :Untuk meratakan permukaan akar,
sehingga bebas dari karang gigi.
2. CHISEL SCALER
Ciri-ciri :Bentuknya sperti pahat, Kegunaan: Untuk membersihkan karang gigi pada
permukaan proximal gigi anterior.
3. FILE SCALER
Ciri-ciri : Bentuknya seperti kikir. Kegunaan : Alat ini jarang dipakai, karena bisa
menyebabkan permukaan gigi menjadi rata.
4. SICKLE SCALER
Ciri-ciri : Bentuknya seperti bulan sabit. Kegunaan :Untuk mengambil supra/sub
gingival calculus pada interdental space.
5. CURRET SCALER
Ciri-ciri :Bentuknya seperti sendok. Kegunaan : Untuk mengambil sub gingival
calculus, jaringan cementum dan jaringan lunak dari dinding pocket.
6. CAVITRON / SUPER SONIC SCALER
Ciri-ciri : Suatu alat yang dipakai untuk membersihkan karang gigi yang dijalankan
dengan listrik/ultrasonic. Bagian ujung dari alat ini dapat diganti-ganti disesuaikan
dengan bentuk yang kita butuhkan. Pada bagian ujung dari alat ini ada lubang yang
gunanya untuk mengeluarkan air ketika dipakai, maksudnya supaya tidak menjadi
15
panas. Kegunaan : Ujung yang tipis dipakai untuk bagian approximal.Ujung yang
permukaannya lebar, dipakai untuk bagian buccal. Untuk membersihkan karang gigi,
baik sub maupun supra gingival calculus serta debris dan stain.
3.4 Artikulator
Mounting the dental casts
1. Memilih artikulator
Pada tahap ini, dilakukan penyesuaian dental casts pasien dengan artikulator.
Artikulator adalah alat mekanis yang dapat menirukan gerakan rahang, mulai dari
gerakan membuka dan menutup sampai pada gerakan kompleks berupa simulasi
berbagai pergerakan mandibula dan juga dapat memegang model RA dan RB dalam
hubungan seperti aslinya
Kegunaan/fungsi artikulator adalah : (1) sebagai alat bantu pada pembuatan gigi
tiruan untuk memperoleh oklusi dan artikulasi yang seimbang/baik (2)sebagai simulator
untuk menggerakan rahang sehingga gigi tiruan yang dihasilkan dapat berfungsi seperti
aslinya.
Menurut heartwell, artikulator dapat diklasifikasikan sebagai :
Menurut kemampuan menirukan gerakan rahang
5. Non anatomis hanya menirukan gerakan membuka dan menutup mulut.
Contoh : okludator. Okludator digunakan sebagai alat bantu pada saat
pembuatan GTC sederhana (1-2 gigi) dan juga untuk plat ortodonthi.
6. Anatomis dapat menirukan semua gerakan mandibula. Dibangi lagi menjadi :
(1) non adjustable lereng sendi dan lereng insisal ditentukan berdasarkan
penghitungan rata-rata, tidak dapat disetel individual, cth : free-plane articulator,
16
handy 2A, Gysi simplex (2) adjustable ukuran lereng-lereng tersebut dapat
disetel individual sehingga gerakannya lebih mendekati gerakan pasien. Tipe ini
ada yang semi adjustable, bila hanya beberapa unsur yang dapat disetel, cth :
Whipmix, Dentatus, Hanau H2; dan fully adjustable, bila semua unsur dapat
disetel, cth: Denar D4, Stuart,dll.
Menurut kemampuan sendinya melakukan gerakan
Simple hinge type hanya dapat melkukan gerakan buka tutup
Tipe dengan sendi yang dapat melakukan gerakan meluncur selain gerakan
engsel
Menurut letak kondilusnya
Tipe non arcon kondilus artikulator berada di lengan atas dan fossa di lengan
bawah. Jadi gerakan rahangnya merupakan kebalikan dari gerakan mandibula
(atas bergerak terhadap bawah). Contoh : semua tipe semiadjustable
Tipe arcon (articulario condyle) kondilua artikulator berada di lengan bawah
dan fossa di lengan atas artikulator, jadi sesuai dengan keadaan manusia
Menurut Stewarts, berdasarkan pada adjustability (kemampuan menyesuaikan) dari
artikulator, maka artikulator dibagi menjadi 3, yaitu:
Nonadjustable articulators
Nonadjustable articulators dapat membuka dan menutup di sekitar suatu axis
horizontal. Elemen kondilarnya menempel pada bagian atas artikulator dan berotasi
pada groove atau lubang di bagian bawah artikulator. Artikulator ini memiliki fixed
condylar path, dimana elemen kondilarnya dapat menunjukkan gerak lateral dan
protrusif rahang. Nonadjustable articulators diindikasikan untuk perawatan RPD dengan
17
sedikit kehilangan gigi posterior dan adanya disklusi gigi kaninus. Nonadjustable
articulators juga bersifat rigid (banyak diminati), karena kelenturan bagian atas dan
bawah artikulator atau adanya gerakan lateral pada engsel kedua bagian tersebut dapat
membuat kesalahan oklusi.
Semi-adjustable articulators
Jenis artikulator ini paling sering dipakai. Artikulator ini memiliki adjustable
horizontal condylar paths, adjustable lateral condylar paths, dan adjustable incisal guide
tables; sehingga artikulator ini dapat disesuaikan dengan pergerakan mandibula pasien,
tidak seutuhnya, tapi semirip mungkin dengan pasien
Highly adjustable articulators
Artikulator ini dapat disetel untuk menirukan semua gerakan rahang dari pasien,
sehingga membutuhkan proses dan memakan waktu yang cukup panjang dan juga
dibutuhkan kemampuan drg yang kompeten.
Pertimbangan pemilihan articulator
Praktisi harus memilih alat sesederhana mungkn yang telah memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dari suatu perawatan karena semakin kompleks suatu articulator semakin
signifikan kesalahan yang dapat diperbuat. Nonadjustable articulator umumnya
diindikasikan pada kasus Kennedy kelas III/. Semiadjustable instrument seringkali
digunakan pada kasis Kennedy kelas I, II, IV. Highly adjustable instrument umumnya
terbatas pada pasien yang membutuhkan rehabilitasi oklusal yang ekstensif.
3.5 Resin akrilik
Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus
strukturnya. Dua kelompok resin akrilik dalam kedokteran gigi yaitu kelompok turunan
18
asam akrilik, CH2 = CHCOOH, dan kelompok asam metakrilik CH2 = C(CH3)COOH.
Kebanyakan Basis protesa di buat menggunakan resin poli ( metil metaktilat). Resin
akrilik terdiri dari poli (metil metakrilat) yang berbentuk bubuk disebut polimer, dan
metil metakrilat yang berbentuk cairan disebut monomer.
Berdasarkan polimerisasinya ada empat jenis resin akrilik, yaitu cold cured, heat
cured, microwave cured dan light cured. Sembilan puluh lima persen gigi tiruan yang
digunakan saat ini berasal dari resin akrilik heat cured.
Resin akrilik heat cured merupakan campuran antara monomer metil metakrilat
(H2C = CH-COOH3) dan polimer poli metil metakrilat yang mencapai polimerisasi saat
dipanaskan. Resin akrilik berpolimerisasi secara adisi radikal. Bila suhu dinaikkan
diatas 60°C, molekul benzoil peroksida yang berperan sebagai inisiator akan terurai
menjadi bentuk radikal bebas yang bereaksi dengan molekul monomer untuk
membentuk monomer baru dan seterusnya terjadi reaksi propagasi sampai terminasi.
Temperatur polimerisasi yang tinggi dan waktu polimerisasi yang pendek akan
menghasilkan gigi tiruan resin akrilik yang berkekuatan lemah karena polimer yang
terbentuk memiliki rantai yang pendek (Craig RG, et al, 2000).
Untuk membuat bahan resin akrilik biasanya digunakan metode adonan, yaitu
mencampur cairan monomer dengan bubuk polimer. Hasil adonan ini kemudian
dimasukkan ke dalam cetakan untuk diproses lebih Ianjut. Kualitas yang diperoleh
tergantung pada berbagai parameter seperti temperatur pencampuran, temperatur
pemasakan, waktu pemasakan dan tekanan pengepresan. Agar diperoleh bahan resin
akrilik dengan kualitas terbaik perlu diselidiki pengaruh parameter-parameter tersebut
terhadap besarnya porositas.
Terdapat beberapa tahap pada interaksi bubuk polimer dan cairan monomer, yaitu:
19
1. Mula-mula terbentuk campuran yang menyerupai pasir basah (Sandy stage/ wet
sand stage).
2. Bahan menjadi merekat begitu polimer mulai larut di dalam monomer (shrink
stage/ sticky stage) sehingga campuran tersebut melunak, melekat serta
berserabut (tacky fibrous). Bila dipegang atau ditarik-tarik, campuran tadi masih
melekat di tangan.
3. Kemudian dicapai konsistensi liat (dough/gel stage), dimana; monomer makin
banyak merembes ke dalam butir-butir polimer dan ada juga monomer yang
menguap sehingga konsistensi makin padat . Pada akhirnya akan menjadi adonan
yang plastis dan tidak tidak melekat lagi pada tangan. Ini merupakan stadium
yang cocok untuk memasukkan bahan kedalam cetakan/mould. Waktu dough
( waktu sampai tercapainya konsistensi liat) tergantung pada ukuran partikel
polimer ; partikel yang lebih kecil lebih cepat larut dan lebih cepat tercapai
konsistensi liat, terdapatnya plasticizer pada beberapa bahan, ini mempercepat
terjadinya dough stage yang dapat diperlambat dengan menyimpan campuran di
suhu rendah. Perbandingan polimer/monomer; bila tidak sesuai (terlalu sedikit
monomer) maka dough stage lebih singkat.
4. Bila campuran dibiarkan terlalu lama, bentuk dan campuran pada tingkatan paling
akhir ini sudah agak keras, menyerupai karet , tetapi masih dapat diputuskan
dengan jari tangan untuk dibentuk (rubber stage).
5. Fase keras terjadi apabila campuran yang terbentuk seperti karet dibiarkan lebih
lama sudah tidak dapat diputuskan dengan tangan (hard stage). (Combe ;
diterjemahkan oleh drg. Slamat Tarigan : 1992).
20
Selanjutnya setelah tercapai dough stage, resin akrilik diisikan pada suatu ruang
cetak. Ruang cetak adalah rongga/ruangan yang telah disiapkan untuk diisi dengan
acrylic. Ruang tersebut dibatasi oleh gips yang tertanam dalam kuvet (pelat logam yang
biasanya terbuat dari logam). Sebelum rongga tersebut diisi dengan acrylic, lebih dulu
diulasi dengan bahan separator/pemisah, yang umumnya menggunakan could mould
seal (CMS). Agar merata dan padat, maka diperlukan pengepresan dengan
menggunakan alat hydraulic bench press. Sebaiknya pengepresan dilakukan dilakukan
berulang-ulang agar rongga cetak terisi penuh dan padat.
Adonan resin akrilik yang telah dicetak akan mengalami pemrosesan lebih lanjut
yang dapat dilakukan dengan cara pemanasan dalam air pada suhu 70°C selama 8 jam,
atau dengan cara dipanaskan dalam air pada suhu 70°C selama 1 jam 30 menit
kemudian suhu dinaikkan menjadi 100°C selama 1 jam (Anusavice, 2003). Pemanasan
pada suhu 100°C penting dilakukan untuk mendapatkan kekuatan dan derajat
polimerisasi resin yang tinggi (Toeti, MWG., 1981). Pemanasan resin akrilik pada suhu
100°C juga akan mengurangi sisa monomer yang tertinggal (Vallittu PK, et al., 1995).
Monomer sisa metil metakrilat bersifat iritatif pada jaringan lunak mukosa mulut dan
dapat mengakibatkan keradangan jaringan mukosa dibawah gigi tiruan yang umum
dikenal sebagai denture stomatitis (Harrison A, Hugget R., 1992). Monomer juga dapat
bertindak sebagai antigen bagi tubuh sehingga dapat menyebabkan reaksi
hipersensitivitas (Baker S, et al., 1988). Pemrosesan resin akrilik dapat dilakukan
dengan menggunakan:
1. kompor gas
Cuvet berisi resin akrilik dimasukkan dalam panci berisi air. Kemudian dipanaskan
dengan suhu yang dibiarkan naik perlahan hingga 70˚C. Dipertahankan selama 1,5 jam.
21
Jika suhu diperkirakan naik maka dapat ditambahkan air dingin atau mengecilkan nyala
kompor.
2. dengan curing unit
Dilengkapi dengan sensor panas yang dihubungkan dengan pembaca suhu di dalam
bak. Diluarnya dipasang komponen pengatur panas dan waktu. Pemrosesan resin unit
dilakukan dengan mengisi bak curing unit dengan 5 liter air. Pengaturan suhu dan waktu
dilakukan 2 tahap. Tahap pertama suhu dinaikkan perlahan sampai 70˚C lalu
dipertahankan selama 1,5 jam. Kemudian dinaikkan 100 derajat dan dipertahankan
selama 30 menit.
Kekuatan dari suatu bahan gigi tiruan juga tergantung pada kekuatan bahan aklirik
yaitu molekul dari polimer yang telah dicuring, jumlah kandungan sisa monomer,
banyak dan besarnya porosity serta terdapatnya benda asing di dalam bahan.
Adapun perbandingan polimer dan monomer (powder dan liquid resin) yang tepat
berpengaruh pada struktur akhir dari resin. Umumnya lebih banyak polimer yang
digunakan, waktu reaksi menjadi lebih pendek, pengerutan dari resin juga menjadi lebih
kecil.Proporsi polimer : monomer umumnya kurang lebih 3:1 berdasarkan volum, atau
2:1 menurut berat, perbandingan yang demikian ini dipakai bila powder yang lebih
halus sudah turun dari permukaaan, atau telah terjadi distribusi yang merata dari ukuran
partikel-partikel polimer yang berbeda demikian juga dengan partikel-partikel
pigmennya. Fungsi dari monomer (liquid) di dalam polimer (powder) adalah untuk
menghasilkan massa plastis yang dapat dimasukkan ke dalam mold. Plastisasi ini
dicapai dari sebagian larutan polimer dalam monomer.
Sifat-sifat Resin Akrilik
Resin akrilik mempunyai beberapa sifat yaitu sebagai berikut :
22
a. Curing Shrinkage
Ketika monomer metil metakrilat berpolimerisasi akan terjadi perubahan
kepadatan. Perubahan kepadatan menyebabkan shrinkage polimerisasi sebesar
21 %. Umumnya perbandingan powder-liquid adalah sebesar 3–3,5 :1 (vol ) atau
2,5 :1 (berat). Pada proporsi adonan akrilik ini akan terjadi Shrinkage sebesar
7%. Hal ini disebabkan karena resin akrilik selama ini menunjukkan shrinkage
yang terdistribusi merata disetiap permukaan basis sehingga tidak begitu
mempengaruhi adaptasi basis mukosa.
b. Strength (Kekuatan )
Kekuatan resin akrilik tergantung dari komposisi resin, teknik prosesing, dan
lingkungan gigi tiruan itu sendiri. Resin akrilik mempunyai modulus elastisitas
yang relatif rendah yaitu 2400 Mpa, oleh karena itu basis tidak boleh kurang dari
1 mm.
c. Porositas
Porositas adalah gelembung udara yang terjebak dalam massa akrilik yang telah
mengalami polimerisasi. Timbulnya porositas menyebabkan efek negatif
terhadap kekuatan dari resin akrilik.
Ada 2 jenis porositas yang dapat kita temukan pada basis gigi tiruan yaitu
shrinkage porosity dan gaseous porosity. Shrinkage porosity terlihat sebagai
gelembung yang tidak beraturan bentuk di seluruh permukaan gigi tiruan.
Sedangkan gaseous porosity terlihat berupa gelembung kecil halus yang
uniform, biasanya terjadi terutama pada protesa yang tebal dan di bagian yang
lebih jauh dari sumber panas.
d. Stabilitas dimensi
23
Stabilitas dimensi dapat dipengaruhi oleh proses, molding, cooling, polimerisasi,
absorbsi air dan temperatur tinggi.
e. Crazing
Retakan yang terjadi pada permukaan basis resin, hal ini disebabkan karena
adanya tensile stress sehingga terjadi pemisahan berat molekul.
f. Fraktur
Gigi tiruan yang tidak sesuai karena desain yang tidak baik dapat menyebabkan
daya fleksural yang berkelanjutan sehingga terjadi fatigue dan akhirnya
menyebabkan gigi tiruan fraktur.
g. Radiologi
Akrilik tidak dapat dideteksi dalam foto karena sifat radiolusensinya. Ini
disebabkan karena atom C,H,O yang terdapat dalam akrilik melemahkan,
menyerap sinar x- ray. Hal ini akan meyulitkan jika terjadi kecelakaan dimana
ada bagian akrilik yang tertelan atau tertanam di dalam jaringan lunak.
h. Penyerapan air
Resin akrilik meyerap air secara peerlahan dengan nilai equilibrium absorpsi 2 –
2,5 % akan terjadi setelah 6 bulan atau lebih tergantung dari ketebalan basis.
Peyerapan air ini akan menyebabkan perubahan dimensional, tetapi hal ini tidak
signifikan dan biasanya bukan merupakan penyebab utama ketidaksesuaian gigi
tiruan.
i. Berat molekul
Resin akrilik polimerisasi panas memiliki berat molekul polimer yang tinggi
yaitu 500.000 – 1.000.000 dan berat molekul monomernya yaitu 100. Berat
molekul polimer ini akan bertambah hingga mencapai angka 1.200.000 setelah
24
berpolimerisasi dengan benar. Rantai polimer dihubungkan antara satu dengan
lainnya oleh gaya Van der Waals dan ikatan antar-rantai molekul. Bahan yang
memiliki berat molekul tinggi mempunyai ikatan rantai molekul yang lebih
banyak dan mempunyai kekakuan yang besar dibandingkan polimer yang
memiliki berat molekul yang lebih rendah.
j. Resisten terhadap asam, basa, dan pelarut organik
Resistensi resin akrilik terhadap larutan yang mengandung asam atau basa lemah
adalah baik. Penggunaan alkohol dapat menyebabkan retaknya protesa. Ethanol
juga berfungsi sebagai plasticizer dan dapat mengurangi temperatur transisi
kaca. Oleh karena itu, larutan yang mengandung alkohol sebaiknya tidak
digunakan untuk membersihkan protesa.
k. Cukup elastik dan cukup rigid terhadap tekanan kunyah.
l. Dapat menyesuaikan diri dengan cairan mulut.
m. Tidak mengiritasi jaringan mulut
n. Tidak beracun
o. Tidak berasa dan tidak berbau.
p. Tidak berubah warna.
q. Mudah dipolish.
Alat Dan Bahan yang digunkan untuk pembuatan gigi tiruan dengan resin akrilik
dimana digunakan adalah gigi tiruan lepasan sebahagian dengan mengunakan sendok
cetakan yang berlobang dimana kita ketahui bahwa resin akrilik tersebur terdiri dari
liquid dan powder dan pencampurannya harus pas.
25
a. Alat :
• Pisau malam
• Pisau model
• Bowl dan spatula
• Kuvet dan begel portable
• Bunch press hidrolik
• Lampu spirtus
• Mixing jar
• Mesin pulas
• Macam-macam mata bur (sesuai kebutuhan)
• Straight dan contra h.p dan tali bur
• Masker
• Kompor dan panci
• Kuas kecil
• Chip blower
• Vibrator
• Trimmer
26
b. Bahan :
• Model spacer malam
• Vaselin
• Gips putih
• Gips biru
• Resin akrilik
• Baseplate wax
• Kertas gosok
• Air sabun
• CMS
• Celophan
Cara Kerja
1. Lempeng gigit yang digunakan adalah lempeng gigi dari tahap pekerjaan
praktikum malam.
2. Menutup seluruh tepi lempeng gigit dengan malam sampai batas mukosa
bergerak tak bergerak.
3. Melakukan kontur sederhana dengan merapikan seluruh permukaan lempeng
gigit sampai rata, halus dan mengkilat, digosok dengan air sabun untuk
menghilangkan kotoran yang melekat pada model malam
27
4. Selanjutnya untuk tahap penanaman menyiapkan kuvet, begel portable, gips
putih, gips biru dan vaselin. Melakukan pemeriksaan terhadap kuvet, apakah
pasangan kuvet sudah mudah dilepas? Dan melakukan penanaman percobaan,
memerikasa apakah seluruh model dapat termuat dalam kuvet, jika tidak
melakukan pengurangan tepi tepi model dengan cara mentrimmer model.
5. Mengulasi seluruh permukaan model lempeng gigit dengan menggunakan
vaselin kecuali model malam.
6. Mengaduk gips putih secukupnya dengan konsistensi normal, menuang ke
dalam kuvet bawah diatas vibrator hingga terisi penuh ¾ bagian, kemudian
meletakkan model dalam kuvet, untuk rahang bawah tegak lurus 90o ,
mencobakan kuvet lawan memperhatikan jarak antara bagian tertinggi model
dengan batas bibir atas kuvet lawan, jarak ideal adalah 1 cm, setelah dicapai
jarak yang sesuai melepas kembali kuvet lawan.
7. Sebelum gips mencapi finnal setting merapikan seluruh permukaan gips pada
kuvet, memperhatikan agar jangan sampai ada daerah undercut, terakhir
menggosok dengan kertas gosok sehingga seluruh permukan gips menjadi rata
dan halus.
8. Setelah gips putih mencapai finnal setting, mengolesi seluruh permukaan dengan
vaselin kecuali model malam, mengaduk gips biru secukupnya dengan
konsistensi kental, mengolesi seluruh permukaan model malam dengan gips biru
dengan menggunakan kuas, merapikan dan menghindari terjadinya daerah
undercut.
9. Setelah gips biru mencapai finnal setting, mengkatupkan kuvet lawan,
mengaduk gips putih kemudian menuang ke dalam kuvet diatas vibrator sampai
28
penuh, tutup kuvet, merapikan, membuang sisa sisa gips yang keluar dari mulut
kuvet. Meletakkan kuvet pada press portable kemudian peress dengan kekuatan
maksimal lalu membiarkan mencapi finnal setting.
10. Tahap selanjutnya adalah tahap burning out atau buang malam, pada tahap ini
disiapkan kompor dan panci. Mendidihkan air dalam panci, banyaknya air
diperkirakan hingga seluruh permukaan kuvet nantinya terendam dalam air.
Setelah mendidih masukkan kuvet dan press portable ke dalam panci dibiarkan
selama 5 menit.
11. Setelah 5 menit mengangkat kuvet dan press portable dari atas panci, membuka
press portable hingga kuvet terlepas, memisahkan kuvet atas dengan kuvet
bawah, memperhatikan cara mengungkit.
12. Setelah kuvet terpisah, memeriksa daerah mould space, jika masih terdapat
malam menyiram dengan air mendidih, memastikan seluruh mould space bebas
dari malam . Kemudian membiarkan setengah dingin.
13. Tahap selnjutnya adalah packing akrilik. Dengan menggunakan kuas, mengulasi
seluruh permukaan model dengan menggunakan bahan separator (CMS),
ditunggu sampai kering. Menyiapkan cellophan dan merendam dalam air.
14. Menyiapkan monomer dan polimer akrilik dengan perbandingan 2 : 1 menurut
volume dan 3 :1 menurut berat.
15. Menuang monomer ke dalam mixing jar menambahkan polimer kemudian
mengaduknya sampai homogen, menutup mixing jar agar terhindar dari sinar
matahari, didiamkan, ditunggu sampai campuran akrilik mencapai fase dough
stage.
29
16. Setelah mencapai dough stage ambil dari mixing jar, dibagi menjadi dua bagian
sama basar, diaplikasikan masing masing bagian kedalam kuvet atas dan bawah,
ditambahkan sedikit monomer kemudian menutup kuvet bawah dengan
cellophan, memasang kuvet lawan lalu di press dengan press hidrolik, ditekan
sampai mencapai 900 psi, dipertahankan sampai 10 detik, lalu perlahan lahan
dilepaskan tekanan hingga mencapai 0, kuvet dikeluarkan dari press hidrolik.
17. Memisahkan kuvet, melepaskan cellophan, membuang kelebihan akrilik dengan
pisau model, menambahkan monomer, menutup kembali dengan cellophan
kemudian mengkatupkan kembali dengan cellophan kemudian mengkatupkan
kembali kedua kuvet. Meletakkan kuvet pada press hidrolik kembali, ditekan
hingga mencapai tekanan 1200 psi dipertahankan 10 detik, memisahkan kedua
kuvet, merapikan kembali akrilik, membuang kelebihan akrilik lalu
menambahkan sedilit monomer pada masing masing kuvet kemudian katupkan
kembali, pada tahap ini tanpa menggunakan cellophan. Meletakkan kuvet pada
press hidrolik memberi tekanan sebesar 1500 psi mempertahankan 10 detik, lalu
membuka tekanan press keluarkan kuvet dan letakkan kuvet pada press portable,
memutar hingga mencapi kekuatan maksimal, lalu merendam kuvet dalam air
selama 8 jam.
18. Tahap selanjutanya adalah proses pemasakan akrilik. Masak air dalam panci,
banyaknya air diperkirakan cukup sampai seluruh permukaan kuvet terendam,
pada saat air mendidih kuvet dan begel portable dimasukkan ke dalam panci
kemudian ditunggu hingga air mendidih kembali lalu dipertahankan selama 20
menit. Setelah itu api dimatikan dan kuvet dibiarkan ke dalam panci hingga air
mencapai suhu normal kembali.
30
18. Tahap berikutnya adalah tahap finishing. Mengeluarkan kuvet dan press
portable dalam panci kemudian melepaskan kuvet dari press portable,
memisahkan kedua kuvet, arah ungkitan diperhatkan. Setelah terpisah
mengeluarkan model dari dalam kuvet, diusahakan agar model tetap utuh (tidak
pecah). Memisahkan lempeng akrilik dengan model, memperhatikan arah
ungkitan.
19. Melakukan tahap finishing dengan merapikan lempeng akrilik, menggunakan
straight hand piece dan fraser, membentuk lempeng sesuai outline dan
membebaskan daerah mukosa bergerak tidak bergerak.
20. Tahap selanjutnya adalah polishing, meratakan permukaan lempeng akrilik
dengan menggunakan kertas gosok, setelah rata dan halus dipulas dengan mesin
pulas dengan menggunakan pumice dan cryet.
21. Hasil maksimal adalah lempeng akrilik yang halus, rata dan mengkilat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Adapun pesiapan yang dilakukan ialah sebagai berikut: Pemanggilan pasien,
Mendudukkan dan mengatur posisi pasien , Mengatur posisi lampu, Memasang
slaber, Menginstruksikan pasien untuk kumur, Posisi operator.
Instument yang dipersiapkan untuk diagnostik
31
1. Kaca mulut/Mouth Mirror/Spiegel (2 buah)
Ciri-cirinya:
Alat yang tangkainya dari logam / non logamdengan diujungnya terdapat kaca
berbentuk bulat.
Macam permukaan kaca :
- datar
- cembung Diameter kaca ada beberapa macam mulai dari nomor 3 sampai nomor
Kegunaan :
-Melihat permukaan gigi yang tidak dapat dilihat langsung mata
-Membantu memperluas daerah pekerjaan yaitu dengan menahan pipi, lidah
dan ,bibir.
-Mengetahui adanya debris, karang gigi, lubang gigi.
-Melihat hasil preparasi, tumpatan.
-Melihat kelainan di dalam rongga mulut, lidah, gusi, palatum.
2. Pinset (Dental Pinset) (1 buah)
Ciri-ciri :
Alat penjepit dari stainless steel dengan ujung jepitan melengkung/membentuk
sudut.
Kegunaan :
Untuk menjepit kapas, kasa, tampon, cotton roll, cotton pellet, mata bur gigi.
3. Sonde/Probe/Explorer (1 buah)
32
Ciri-ciri :
-Alat dari stainless steel/logam dengan bagian ujung yang runcing.
-Ujung yang runcing hanya pada satu sisi ( single end atau di kedua sisi ( double end
).
-Macam :
Sonde bengkok/melengkung ½ lingkaran.
Sonde lurus
Kegunaan :
-Mencari caries & mengukur kedalamannya
-Memeriksa adanya debris dan calculus.
-Memeriksa adanya ferforasi atap pulpa.
-Tankainya bisa untuk tes perkusi
-Mengetahui tumpatan atau tepi tumpatan sudah rata/belum.
4. Excavator (1buah)
Ciri-ciri :
-Alat dari stainlees steel dengan bagian ujungnya menyerupai sendok kecil.
-Bentuk ujungnya mempunyai berbagai ukuran, mulai dari nomor nol s/d no.
Kegunnaan :
-Membersihkan jaringan karies yang lunak dan kotoran- kotorannya atau sisa
makanan -yang terdapat di dalam kavitas.
33
-Membongkaran tumpatan sementara.
-Mengambil kelebihan fletcher, cement, amalgam.
Instrument untuk scling dan penyurutan akar beserta fungsi dan cara
pemengangan instrument
Instrumentnya :
SCALER
HOE SCALER, Kegunaan : Untuk meratakan permukaan akar, sehingga bebas
dari karang gigi.
CHISEL SCALER, Kegunaan: Untuk membersihkan karang gigi pada
permukaan proximal gigi anterior.
FILE SCALER Kegunaan : Alat ini jarang dipakai, karena bisa menyebabkan
permukaan gigi menjadi rata.
SICKLE SCALER, Kegunaan :Untuk mengambil supra/sub gingival calculus
pada interdental space.
CURRET SCALER, Kegunaan :Untuk mengambil sub gingival calculus,
jaringan cementum dan jaringan lunak dari dinding pocket.
CAVITRON / SUPER SONIC SCALER, membersihkan karang gigi yang
dijalankan dengan listrik/ultrasonic.Bagian ujung dari alat ini dapat diganti-ganti
disesuaikan dengan bentuk yang kita butuhkan
34
- Pada bagian ujung dari alat ini ada lubang yang gunanya untuk mengeluarkan
air ketika dipakai, maksudnya supaya tidak menjadi panas.
Kegunaan :
- Ujung yang tipis dipakai untuk bagian approximal
- Ujung yang permukaannya lebar, dipakai untuk bagian buccal.
- Untuk membersihkan karang gigi, baik sub maupun supra gingival calculus
serta debris dan stain.
Cara pemegangan instrument : Dikondisikan di mana kalkulus itu berada supaya
di dapatkan tenaga yang cukup ntuk membersihkan kalkuluus itu baik denggan
menggunakan teknik pen grip, palm grip, dan finger grip.
35