makalah issuee
DESCRIPTION
mTRANSCRIPT
Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Tingkat Inflasi dan Perekonomian Indonesia
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar BelakangKebijakan pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam
negeri menyebabkan perubahan perekonomian secara drastis. Kenaikan BBM ini akan
diikuti oleh naiknya harga barang-barang dan jasa-jasa di masyarakat. Kenaikan harga
barang dan jasa ini menyebabkan tingkat inflasi di Indonesia mengalami kenaikan dan
mempersulit perekonomian masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan tetap.
Jika terjadi kenaikan harga BBM di negara ini, akan sangat berpengaruh terhadap
permintaan (demand) dan penawaran (supply). Permintaan adalah keinginan yang disertai
dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan (Rosyidi,
2009:291). Sementara penawaran adalah banyaknya jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga dan waktu tertentu.
Permintaan dari masyarakat akan berkurang karena harga barang dan jasa yang
ditawarkan mengalami kenaikan. Begitu juga dengan penawaran, akan berkurang akibat
permintaan dari masyarakat menurun. Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi
melonjak akibat dari naiknya biaya produksi dari barang dan jasa. Ini adalah imbas dari
kenaikan harga BBM. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan, “Jika harga suatu barang
naik, maka jumlah barang yang diminta akan turun, dan sebaliknya jika harga barang
turun, jumlah barang yang diminta akan bertambah” (Jaka, 2007:58).
Masalah lain yang akan muncul akibat dari kenaikan harga BBM adalah kekhawatiran
akan terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Ini terjadi karena dampak kenaikan harga
barang dan jasa yang terjadi akibat komponen biaya yang mengalami kenaikan. Kondisi
perekonomian Indonesia juga akan mengalami masalah. Daya beli masyarakat akan
menurun, munculnya pengangguran baru, dan sebagainya.
Inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga BBM tidak dapat atau sulit untuk dihindari,
karena BBM adalah unsur vital dalam proses produksi dan distribusi barang. Disisi lain,
kenaikan harga BBM juga tidak dapat dihindari, karena membebani APBN. Sehingga
Indonesia sulit untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, baik itu tingkat investasi,
maupun pembangunan-pembangunan lain yang dapat memajukan kondisi ekonomi
nasional.
Dengan naiknya tingkat inflasi, diperlukan langkah-langkah atau kebijakan-kebijakan
untuk mengatasinya, demi menjaga kestabilan perekonomian nasional. Diperlukan
kebijakan pemerintah, dalam hal ini Bank Sentral yakni Bank Indonesia untuk mengatur
jumlah uang yang beredar di masyarakat. Jumlah uang yang beredar di masyarakat ini
berhubungan dengan tingkat inflasi yang terjadi. Banyaknya uang yang beredar di
masyarakat ini adalah dampak konkret dari kenaikan harga BBM.
Bank Indonesia selaku lembaga yang memiliki wewenang untuk mengatasi masalah
ini, selain pemerintah tentunya, bertugas untuk mengatur jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Salah satu langkah yang dilakukan untuk mengatasi inflasi ini adalah dengan
mengatur tingkat suku bunga. Kebijakan menaikan dan menurunkan tingkat suku bunga
ini dikenal dengan sebutan politik diskonto yang merupakan salah satu instrumen
kebijakan moneter.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, kata inflasi sering muncul, terutama jika dalam pembahasan
mengenai ilmu ekonomi makro. Begitu juga dalam masalah keuangan dan perbankan. Secara
sederhana, inflasi dapat diartikan sebagai turunnya atau melemahnya nilai mata uang akibat
banyaknya jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
kata inflasi memiliki arti kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya
uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang (Depdiknas,
2005:423).
Menurut Jaka (2007:113) menyatakan,
Inflasi adalah suatu gejala ekonomi dimana terjadi kemerosotan nilai uang karena banyaknya uang yang beredar atau suatu keadaan yang menyatakan terjadinya kenaikan harga-harga secara umum dan menunjukan suatu proses turunnya nilai uang secara continue.Pendapat lain menyatakan bahwa inflasi adalah proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar
yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang (Samuelson, 1986:292). Inflasi terjadi apabila tingkat harga
dan biaya umum naik; harga bahan pokok, harga bahan bakar, tingkat upah, harga tanah,
sewa barang-barang modal juga naik (Samuelson, 1986:293).
Ada beberapa pengertian inflasi yang disampaikan para ahli. Menurut A.P. Lehner, inflasi
adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (Excess Demand) terhadap barang-
barang dalam perekonomian secara keseluruhan. Ahli yang lain, yaitu Ackley memberi
pengertian inflasi sebagai suatu kenaikan harga yang terus menerus dari barang dan jasa
secara umum (bukan satu macam barang saja dan sesaat). Sedangkan menurut Boediono,
inflasi sebagai kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila
kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang-
barang lain.
Dalam definisi lain, inflasi merupakan proses dimana terjadinya kenaikan harga barang-
barang dan jasa-jasa secara menyeluruh dalam satu periode tertentu, biasanya dalam satu
tahun. Inflasi terjadi ketika harga mengalami kenaikan, sementara nilai uang mengalami
penurunan. Inflasi juga dapat diartikan sebagai proses menurunnya nilai mata uang yang
diakibatkan karena jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibandingkan
jumlah barang dan jasa yang tersedia. Berdasarkan berbagai definisi yang telah dikemukakan
di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum inflasi adalah suatu gejala
naiknya harga secara terus-menerus (berkelanjutan) terhadap sejumlah barang. Kenaikan
yang sifatnya sementara tidak dikatakan inflasi dan kenaikan harga terhadap satu jenis
komoditi juga tidak dikatakan inflasi.
2.2 Jenis-Jenis Inflasi
Terdapat beberapa jenis-jenis inflasi. Jenis-jenis inflasi dapat digolongkan
berdasarkan beberapa bagian sebagai berikut:
Penggolongan berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya, jenis-jenis inflasi adalah sebagai berikut:
1. Inflasi ringan (< 10% setahun), ditandai dengan kenaikan harga berjalan
secara lambat dengan persentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang
relative
2. Inflasi sedang (10%-30% setahun), ditandai dengan kenaikan harga yang
relatif cepat atau perlu diwaspadai dampaknya terhadap perekonomian.
3. Inflasi berat (30%-100% setahun), ditandai dengan kenaikan harga yang
cukup besar dan kadang-kadang berjalan dalam waktu yang relatif pendek
serta mempunyai sifat akselerasi yang artinya harga-harga minggu atau bulan
ini lebih tinggi dari minggu atau bulan sebelumnya.
4. Hiperinflasi (>100% setahun), dimana inflasi ini paling parah akibatnya.
Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang, nilai uang
merosot dengan tajam, sehingga ditukar dengan barang. Harga-harga naik
lima sampai enam kali. Biasanya keadaan ini timbul oleh adanya perang yang
dibelanjai atau ditutupi dengan mencetak uang.
Berdasarkan sebab terjadinya
Berdasarkan sebab terjadinya, inflasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Demand pull inflation
Adalah inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat terhadap akan
berbagai barang terlalu kuat. Demand pull inflation terjadi karena kenaikan
permintaan agregat dimana kondisi perekonomian telah berada pada kesempatan
kerja penuh. Jika kondisi produksi telah berada pada kesempatan kerja penuh. Jika
kondisi produksi telah berada pada kesempatan kerja penuh, maka kenaikan
permintaan tidak lagi mendorong kenaikan output ataupun produksi tetapi hanya
mendorong kenaikan harga-harga yang disebut inflasi murni. Kenaikan permintaan
yang melebihi produk domestik bruto akan menyebabkan inflationary gap yang
menyebabkan inflasi.
Cost Push Inflation
Adalah inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi. Pada Cost Push
Inflation tingkat penawaran lebih rendah dibandingkan tingkat permintaan. Karena
adanya kenaikan harga faktor produksi sehingga produsen terpaksa mengurangi
produksinya sampai pada jumlah tertentu. Penawaran agregat terus menurun
karena adanya kenaikan biaya produksi.
Mixed Inflation
Merupakan gejala kombinasi antara unsur inflasi yang disebabkan karena
kenaikan permintaan dan kenaikan biaya produksi. Pada umumnya bentuk yang
sering terjadi adalah inflasi campuran, yaitu kombinasi dari kenaikan permintaan dan
kenaikan biaya produksi, dan sering sekali keduanya saling memperkuat satu sama
lain
2.3 Dampak Inflasi
Dampak Positif1. Peredaran / perputaran barang lebih cepat.2. Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi dan orang bergairah untuk bekerja3. Pendapatan nasional bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikan pendapatan kecil4.Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah5. Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam
Dampak Negatif1. Menimbulkan tindakan spekulasi.2. Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun dan berkurang.3. Kesadaran menabung masyarakat berkurang.4. Harga barang-barang dan jasa menjadi naik5. Banyak proyek pembangunan menjadi macet dan terlantar.6. Kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian menjadi lebih rendah dibandingkan saat peminjaman
2.4 Penyebab Inflasi
Terdiri dari berbagai faktor penyebab inflasi. Secara umum, Inflasi dapat
disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan atau desakan biaya produksi.
Inflasi tarikan permintaan terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan
sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya permintaan terhadap
barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor
produksi. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian
menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu
kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam
situasi full employment.
Inflasi desakan biaya terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input)
sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.
Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu kenaikan harga,
misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji,misalnya kenaikan gaji PNS akan
mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut:
1. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa
2. Tuntutan kenaikan upah dari pekerja.
3. Kenaikan harga barang impor
4. Penambahan penawaran uang dengan cara mencetak uang baru
5. Kekacauan politik dan ekonomi seperti yang pernah terjadi di Indonesia tahun
1998. akibatnya angka inflasi mencapai 70%.
2.5 Cara Mengatasi Inflasi
1. Kebijakan MoneterKebijakan moneter dapat dilakukan melalui instrument-instrumen berikut:
• Politik diskoto (Politik uang ketat): bank menaikkan suku bunga sehingga jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.• Politik pasar terbuka: bank sentral menjual obligasi atau surat berharga ke pasar modal untuk menyerap uang dari masyarakat dan dengan menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga jumlah uang beredar dapat dikurangi dan laju inflasi dapat lebih rendah.• Peningkatan cash ratio: Menaikkan cadangan uang kas yang ada di bank sehingga jumlah uang bank yang dapat dipinjamkan kepada debitur/masyarakat menjadi berkurang. Hal ini berarti dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.
2. Kebijakan FiskalKebijakan fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut:
• Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Pemerintah tidak menambah pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.• Menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak.
3. Kebijakan Non MoneterKebijakan non moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut:
• Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya.• Menekan tingkat upah.• Pemerintah melakukan pengawasan harga dan sekaligus menetapkan harga maksimal.• Pemerintah melakukan distribusi secara langsung.• Penanggulangan inflasi yang sangat parah (hyper inflation) ditempuh dengan cara melakukan sneering (pemotongan nilai mata uang). Senering ini pernah dilakukan oleh pemerintah pada tahun 1960-an pada saat inflasi mencapai 650%. Pemerintah memotong nilai mata uang pecahan Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 1,00.• Kebijakan yang berkaitan dengan output. Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang di dalam negeri
cenderung menurunkan harga.• Kebijakan penentuan harga dan indexing. Ini dilakukan dengan penentuan ceiling price.
4. Kebijakan Sektor RiilKebijakan sektor riil dapat dilakukan melalui instrument berikut:
• Pemerintah menstimulus bank untuk memberikan kredit lebih spesifik kepada UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Contohnya bank BRI mencanangkan tahun ini sebagai Microyear.• Menekan arus barang impor dengan cara menaikkan pajak.• Menstimulus masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri.
2.6 Pengertian Perekonomian
Sebelum membahas perekonomian, perlu dibahas mengenai ilmu ekonomi. Menurut Samuelson (1986:5) mengatakan,Ilmu ekonomi merupakan suatu studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih dan menggunakan sumberdaya yang langka dan yang memiliki beberapa alternatif penggunaan, dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, untuk kemudian menyalurkannya - baik saat ini maupun dimasa depan – kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.Sementara secara etimologi, kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Oikos, yang berarti rumah tangga, dan Nomos, yang berarti aturan. Jadi ekonomi secara bahasa adalah aturan rumah tangga (Jaka, 2007:96). Secara istilah ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari berbagai tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas.Dalam kamus besar bahasa Indonesia, ekonomi diartikan sebagai ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti keuangan, perindustrian dan perdagangan) (Depdiknas, 2005:287). Sementara perekonomian diartikan sebagai tindakan (aturan atau cara) berekonomi (Depdiknas, 2005:287). Dalam suatu Negara, ekonomi merupakan suatu tata kehidupan yang sangat penting. Perekonomian di suatu Negara merupakan suatu system yang digunakan oleh pemerintah untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya, baik itu sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
2.7 Dampak Kenaikan BBM
Dalam situasi ekonomi masyarakat yang sulit, maka kenaikan BBM bisa
kontraproduktif. Kenaikan harga BBM akan menimbulkan kemarahan masal, sehingga
ketidakstabilan dimasyarakat akan meluas (Hamid, 2000:144). Sebagian masyarakat merasa
tidak siap untuk menerima kenaikan harga BBM. Kenaikan BBM ini merupakan tindakan
pemerintah yang beresiko tinggi.
Meskipun demikian, kenaikan harga BBM juga dapat menimbulkan dampak yang positif.
a. Dampak Positif
1) Munculnya bahan bakar dan kendaraan alternatif
Seiring dengan melonjaknya harga minyak dunia, muncul berbagai bahan bakar alternatif
baru. Yang sudah di kenal oleh masyarakat luas adalah BBG (Bahan Bakar Gas). Harga juga
lebih murah dibandingkan dengan harga BBM bersubsidi. Ada juga bahan bakar yang terbuat
dari kelapa sawit. Tentunya bukan hal sulit untuk menciptakan bahan bakar alternatif
mengingat Indonesia adalah Negara yang kaya akan Sumber Daya Alam. Selain itu, akan
muncul juga berbagai kendaraan pengganti yang tidak menggunakan BBM, misalnya saja
mobil listrik, mobil yang berbahan bakar gas, dan kendaraan lainnya.
2) Pembangunan Nasional akan lebih pesat
Pembangunan nasional akan lebih pesat karena dana APBN yang awalnya digunakan untuk
memberikan subsidi BBM, jika harga BBM naik, maka subsidi dicabut dan dialihkan untuk
digunakan dalam pembangunan di berbagai wilayah hingga ke seluruh daerah.
3) Hematnya APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Jika harga BBM mengalami kenaikan, maka jumlah subsidi yang dikeluarkan oleh
pemerintah akan berkurang. Sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dapat
diminimalisasi.
4) Mengurangi Pencemaran Udara
Jika harga BBM mengalami kenaikan, masyarakat akan mengurangi pemakaian bahan bakar.
Sehingga hasil pembuangan dari bahan bakar tersebut dapat berkurang, dan akan berpengaruh
pada tingkat kebersihan udara.
b. Dampak negatif
1) Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi lebih mahal.
Harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan disebabkan oleh naiknya biaya produksi
sebagai imbas dari naiknya harga bahan bakar.
2) Apabila harga BBM memang dinaikkan, maka akan berdampak bagi perekonomian
khususnya UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah)
3) Meningkatnya biaya produksi yang diakibatkan oleh: misalnya harga bahan, beban
transportasi dll.
4) Kondisi keuangan UMKM menjadi rapuh, maka rantai perekonomian akan terputus.
5) Terjadi Peningkatan jumlah pengangguran.
Dengan meningkatnya biaya operasi perusahaan, maka kemungkinan akan terjadi PHK.
6) Inflasi
Inflasi akan terjadi jika harga BBM menglami kenaikan. Inflasi yang terjadi karena
meningkatnya biaya produksi suatu barang atau jasa
2.8 Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Inflasi dan
Perekonomian
Rencana kebijakan untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak hanya berpengaruh terhadap ekonomi mikro tetapi juga secara tidak langsung mempengaruhi dalam sector makro, termasuk juga berpengaruh terhadap perbankan yang kemungkinan akan menyebabkan kredit macet dikarenakan pasca kenaikan harga BBM akan berpengaruh juga pada tingkat suku bunga yang meningkat, berarti juga mempengaruhi arus pembayaran kredit, maka perbankan harus waspada pula dengan ancaman kredit macet.
kenaikan harga BBM selalu diikuti inflasi dan penyesuaian suku bunga bank. Menurutnya, hal itu merupakan situasi yang tak bisa dihindari. Sebab, semua lembaga perbankan perlu mengikuti perubahan harga BBM tersebut. Dia mencontohkan kebijakan kenaikan BBM pada 2005 lalu yang menimbulkan kenaikan suku bunga. Dampaknya beberapa peminjam dana perbankan pun harus mengembalikan dalam kondisi suku bunga yang meningkat. "Itulah yang kemudian menimbulkan kredit macet bank. Besarnya kredit macet itu tergantung pada berbagai faktor lain lagi," Eko menganalisis.
Lebih detil dia menyebut kenaikan harga BBM pada 2005 itu membuat perbankan tidak mengalami lonjakan pertumbuhan. Bahkan dalam hitungan statistik menunjukkan perbankan tidak tumbuh sampai 50%. Eko menjelaskan, stagnasinya pertumbuhan ekonomi pascakenaikan BBM lebih dipicu oleh arus inflasi masyarakat. Karena tingkat konsumsi pun meningkat. Akibatnya arus pengembalian pinjaman bank pun ikut berpengaruh. "Masyarakat lebih fokus pada penyesuaian ekonomi keluarganya. Jadwal rutin pembayaran kredit pun tersendat. Itu yang menimbulkan ketidakmampuan untuk membayar kredit," ucapnya.
Inflasi terjadi ketika naiknya harga barang terus menerus secara umum dalam periode tertentu, juga dimana terjadi penurunan nilai uang. Bila Rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi akan diberlakukan sekitar minggu ketiga Juni 2013. Adapun harga BBM bersubsidi jenis premium menjadi Rp 6.500 dan solar Rp 5.500 per liter. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak ini juga akan sangat mempengaruhi harga
barang lainnya ikut naik, apa lagi sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan dimana sebagian besar masyarakat Indonesia beragama Islam akan merayakan Hari Raya Idul Fitri, di saat itu pula harga bahan pokok naik ditambah pula dengan naiknya harga BBM bersubsidi.
Jika terjadi kenaikan harga BBM, maka akan terjadi inflasi. Terjadinya inflasi ini tidak
dapat dihindari karena bahan bakar, dalam hal ini premium, merupakan kebutuhan vital bagi
masyarakat, dan merupakan jenis barang komplementer. Meskipun ada berbagai cara untuk
mengganti penggunaan BBM, tapi BBM tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat
sehari-hari.
Inflasi akan terjadi karena apabila subsidi BBM dicabut, harga BBM akan naik.
Masyarakat mengurangi pembelian BBM. Uang tidak tersalurkan ke pemerintah tapi tetap
banyak beredar di masyarakat. Jika harga BBM naik, harga barang dan jasa akan mengalami
kenaikan pula. Terutama dalam biaya produksi. Inflasi yang terjadi dalam kasus ini adalah
“Cost Push Inflation”. Karena inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan dalam biaya
produksi. Ini jika inflasi dilihat berdasarkan penyebabnya. Sementara jika dilihat berdasarkan
sumbernya, yang akan terjadi adalah “Domestic Inflation”, sehingga akan berpengaruh
terhadap perekonomian dalam negeri.
Kenaikan harga BBM akan membawa pengaruh terhadap kehidupan iklim berinvestasi.
Biasanya kenaikan BBM akan mengakibatkan naiknya biaya produksi, naiknya biaya
distribusi dan menaikan juga inflasi. Harga barang-barang menjadi lebih mahal, daya beli
merosot, kerena penghasilan masyarakat yang tetap. Ujungnya perekonomian akan stagnan
dan tingkat kesejahteraan terganggu.
Di sisi lain, kredit macet semakin kembali meningkat, yang paling parah adalah semakin
sempitnya lapangan kerja karena dunia usaha menyesuaikan produksinya sesuai dengan
kenaikan harga serta penurunan permintaan barang.
Hal-hal di atas terjadi jika harga BBM dinaikkan, Bagaimana jika tidak? Subsidi
pemerintah terhadap BBM akan semakin meningkat juga. Meskipun negara kita merupakan
penghasil minyak, dalam kenyataannya untuk memproduksi BBM kita masih membutuhkan
impor bahan baku minyak juga.
Dengan tidak adanya kenaikan BBM, subsidi yang harus disediakan pemerintah juga
semakin besar. Untuk menutupi sumber subsidi, salah satunya adalah kenaikan pendapatan
ekspor. Karena kenaikan harga minyak dunia juga mendorong naiknya harga ekspor
komoditas tertentu. Seperti kelapa sawit, karena minyak sawit mentah (CPO) merupakan
subsidi minyak bumi. Income dari naiknya harga CPO tidak akan sebanding dengan besarnya
biaya yang harus dikeluarkan untuk subsidi minyak.
Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian Nasional
Kenaikan harga BBM berdampak pada meningkatnya inflasi. Dampak dari terjadinya
inflasi terhadap perekonomian nasional adalah sebagai berikut:
1. Inflasi akan mengakibatkan perubahan output dan kesempatan kerja di masyarakat,
2. Inflasi dapat mengakibatkan ketidak merataan pendapatan dalam masyarakat,
3. Inflasi dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi.
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau tidaknya
inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat
mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat
orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam
masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan
perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak
bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga
meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau
karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi
harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Sementara dampak inflasi bagi masyarakat, ada yang merasa dirugikan dan ada juga yang
diuntungkan. Golongan masyarakat yang dirugikan adalah golongan masyarakat yang
berpenghasilan tetap, masyarakat yang menyimpan hartanya dalam bentuk uang, dan para
kreditur. Sementara golongan masyarakat yang diuntungkan adalah kaum spekulan, para
pedagang dan industriawan, dan para debitur.
Inflasi dapat dikatakan sebagai salah satu indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu
wilayah negara atau daerah. Yang mana tingkat inflasi menunjukkan perkembangan harga
barang dan jasa secara umum yang dihitung dari indeks harga konsumen (IHK). Dengan
demikian angka inflasi sangat mempengaruhi daya beli masyarakat yang berpenghasilan
tetap, dan disisi lain juga mempengaruhi besarnya produksi dari suatu barang dan jasa.
Sebenarnya dimanapun secara menyeluruh kenaikan BBM ankan menimbulkan efek sekalipun kenaikan harga BBM baru dalam tahap sosialisasi. Dalam hal ini rakyat kecil selalu menjadi pihak yang merasakan langsung dampak kenaikan harga BBM tersebut.
Menurut Norman Pengamat Ekonomi Universitas Jayabaya, ada yang berubah dalam sistem penyampaian di Indonesia. Zaman orde baru yang dipimpin Soeharto, kepastian kenaikan BBM tidak lama berselang. Malam dirapatkan, pagi dilaksanakan. Sementara, saat ini pemerintah terkesan memberi peluang terjadinya guncangan harga. Bukan masalah harga naiknya, tapi dampak yang ditimbulkan. “Ada dua dampak dari lamanya pelaksanaan kenaikan,” tutur Norman.
Yang pertama, dampak yang tidak jelas dan dampak jelas. Dampak yang tidak jelas seperti kenaikan harga bahan pokok sebelum naiknya harga BBM atau masih tahap sosialisasi. “Nanti kalau sudah dilaksanakan, harga naik lagi,” tuturnya menganalisa. Apalagi, kenaikan harga BBM menjelang bulan Ramadhan dapat menyebabkan menurunnya kesejahteraan masyarakat. Akhirnya, kriminalitas seperti penimbunan bahan bakar banyak terjadi.
Guna menjaga tingkat inflasi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi, pemerintah menyiapkan dana sebagai kompensasi kepada masyarakat. Besarannya diperkirakan mencapai Rp 14 triliun. "Sekitar Rp 13-14 triliun, tergantung masa pemberian apakah 3 atau 4 bulan," ungkap Menko Kesra Agung Laksono di Kantor Presiden, Jakarta. Dana tersebut diambil dari APBN-P 2013 mendatang di mana terdapat potensi penghematan sebesar Rp 37 triliun. Dari jumlah itu, seluruhnya diberikan untuk memberikan proteksi bagi rakyat miskin berbentuk BLSM, beasiswa dan program kesejahteraan lainnya. "Kemudian pembangunan infrastruktur juga tetap diadakan. Sisanya untuk menekan 2 hal, terutama menekan defisit anggaran yang sudah di atas 3,8 persen, kita harus tekan di bawah 3 atau 2,5 persen," paparnya.
Berdasarkan data yang sudah disusun Badan Pusat Statistik (BPS) yang dimuktahirkan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), jumlah penerima BLSM diperkirakan mencapai 15,5 juta rumah tangga sasaran (RTS). "Atau ekuivalen dengan 62 atau 65 juta jiwa, atau sekitar 25-30 persen penduduk Indonesia yang berpenghasilan rendah," tandasnya.
Pengamat energi Kurtubi menegaskan kenaikan harga BBM bersubsidi ini akan mencederai kehidupan masyarakat kecil. Dana kompensasi yang dijanjikan, menurutnya, diperkirakan juga tidak maksimal membantu masyarakat karena rawan akan benturan kepentingan politik menjelang pemilihan umum. "Maka dari itu saya tidak setuju jika harga BBM dinaikkan saat ini," ujarnya pada merdeka.com di Jakarta, Senin (13/5) malam.
Terdapat lima alasan mengapa kenaikan harga BBM sangat memberatkan kehidupan masyarakat kecil :
1. Harga barang semakin mahalKarena mendekati lebaran harga cenderung naik karena meningkatnya permintaan, ditambah lagi dengan naiknya harga BBM maka harga barang dan jasa lainnya akan semakin naik.
2. Daya beli masyarakat menurunDaya beli masyarakat kecil dengan penghasilannya yang tetap akan mengurangi kemampuannya untung membeli kebutuhan hidupnya.
3. Kemiskinan bertambahKurtubi menegaskan kenaikan harga BBM bersubsidi akan berimplikasi pada melonjaknya tingkat kemiskinan. Meski pemerintah berjanji untuk memberikan kompensasi pada masyarakat kecil namun dampaknya dinilai tidak akan signifikan. Kompensasi yang bertujuan sebagai jaring pengaman agar masyarakat miskin tidak semakin jatuh ke jurang kemiskinan justru berpotensi dimanfaatkan oleh agenda politik. Pasalnya, dalam waktu dekat Indonesia akan memasuki masa pemilihan umum (pemilu)."Orang miskin akan semakin bertambah karena ada kepentingan politik untuk pencitraan. Kompensasi justru mencederai demokrasi," jelasnya.
4. Pengangguran meningkatKurtubi menilai kenaikan harga BBM bersubsidi akan membuat biaya produksi usaha bertambah. Hal ini menimbulkan pengusaha mengurangi beban usaha salah satunya dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). PHK tentunya akan menimbulkan angka pengangguran meningkat. Apalagi, tambahnya, rencana pembatasan konsumsi BBM yakni sebesar 0,7 liter per motor per hari dan 3 liter per mobil per hari akan membuat kondisi semakin parah. "Semua rencana ini akan membuat gerak ekonomi terganggu. Pengangguran akan bertambah. Maka dari itu saya tidak setuju," ungkapnya.
5. Usaha kecil terancam gulung tikarUsaha kecil menjadi sektor yang paling terpukul akibat dampak kenaikan harga BBM ini. Sektor ini mengalami penambahan beban produksi terbesar. Bila harga barang tetap maka akan menambah biaya dan mengurangi laba, sedangkan bila biaya di bebankan ke harga jual maka akan menurunkan volume penjualan.
Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Inflasi
Beberapa kebijakan yang dapat diambil pemerintah untuk mengatasi terjadinya inflasi
adalah sebagai berikut:
a. Kebijakan Moneter
1. Politik Diskonto
Untuk mengatasi terjadinya inflasi, maka bank sentral harus mengurangi jumlah uang yang
beredar dengan cara bank sentral akan menaikan tingkat suku bunga pinjaman kepada bank
umum. Kebijakan ini juga disebut dengan Rediscount Policy atau kebijakan suku bunga.
2. Politik Pasar Terbuka (Open Market Policy)
Dalam politik pasar terbuka, bank sentral akan menjual (jika terjadi inflasi) atau membeli
(jika terjadi deflasi) surat-surat berharga kepada masyarakat, sehingga ada arus uang yang
masuk dari masyarakat ke bank sentral.
3. Menaikan Cash Ratio (Persediaan Kas)
Cash Ratio merupakan perbandingan antara kekayaan suatu bank dengan kewajiban yang
harus dibayarkan. Untuk mengatasi inflasi, bank sentral akan menaikan cadangan kas bank-
bank umum sehingga jumlah uang yang bisa diedarkan oleh bank umum kepada masyarakat
akan berkurang.
4. Kebijakan Kredit Selektif (Selective Credit Control)
Untuk mengatasi inflasi atau mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka
diambil kebijakan memperketat kredit atau pinjaman bagi masyarakat.
5. Margin Requirements
Kebijakan ini digunakan untuk membatasi penggunaan untuk tujuan-tujuan pembelian surat
berharga.
b. Kebijakan Fiskal
Dalam kebijakan fiskal, untuk mengatasi inflasi pemerintah harus mengatur penerimaan
dan pengeluaran yang dilakukan pemerintah. Dalam hal penerimaan, pemerintah bisa
menaikan tarif pajak, sehingga jumlah penerimaan pemerintah meningkat. Kebijakan yang
kedua adalah Expenditure Reducing, yakni mengurangi pengeluaran yang konsumtif,
sehingga akan mempengaruhi terhadap permintaan (Demand Full Inflation).
Bab III
Kesimpulan
Inflasi merupakan melemahnya atau menurunnya nilai mata uang karena banyaknya
jumlah uang yang beredar dimasyarakat, atau suatau keadaan dimana terjadinya kenaikan
harga-harga secara umum dan terjadi secara terus-menerus (continue).
Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak bagi masyarakat. Baik itu
dampak positif maupun dampak negatif. Dampak yang signifikan akan terjadi pada tingkat
inflasi dan pada kondisi perekonomian nasional. Dampak kenaikan harga BBM terhadap
inflasi adalah akan terjadi kenaikan pada tingkat persentase inflasi. Jumlah uang yang beredar
di masyarakat akan bertambah, dan akan berdampak pula pada harga berbagai jenis barang
dan jasa. Kondisi perekonomian akan mengalami goncangan, ketidakstabilan akan terjadi.
Iklim investasi akan menurun, sehingga berpengaruh pada jumlah pendapatan dan
pengeluaran pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah dengan
kebijakan moneter. Seluruh instrumen kebijakan moneter efektif dalam mengurangi dan
mengatasi inflasi.
Daftar Pustaka
http://ikhwanbukhari.blogspot.com/2012/12/makalah-dampak-kenaikan-harga-bahan.html
http://maristafitri.blogspot.com/2013/06/pengaruh-kenaikan-harga-bbm-terhadap.html
http://www.psychologymania.com/2013/01/jenis-jenis-inflasi.html
http://vibizlearning.com/new/knowledge/penyebab_dan_dampak_dari_inflasi
http://www.psychologymania.com/2013/01/faktor-penyebab-inflasi.html
http://www.dakwatuna.com/2013/06/06/34613/dampak-kenaikan-harga-bbm-yang-memukul-rakyat/#axzz2VjLdwY5f
2. http://www.jpnn.com/read/2013/06/04/175157/BBM-Naik,-Inflasi-dan-Suku-Bunga-Bank-Terkerek-
3. http://erabaru.net/nasional/133-nasional/33116-akhir-juni-2013-harga-bbm-naik4. http://www.merdeka.com/uang/5-dampak-kenaikan-harga-bbm-bagi-rakyat-miskin/harga-
barang-semakin-mahal.html
http://anaokta.blogspot.com/2013/05/tugas4dampak-kenaikan-harga-bahan-bakar.html