makalah isbd.doc

23
Makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar Manusia Keragaman dan Kesetaraan D I S U S U N OLEH : NAMA : WIYATA LOLANDA SITEPU MK : PENGANTAR PENDIDIKAN PRODI : PKN NPM :

Upload: gajah-lompat

Post on 25-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH ISBD.doc

Makalah Ilmu Sosial Budaya DasarManusia Keragaman dan Kesetaraan

D

I

S

U

S

U

N

OLEH :

NAMA : WIYATA LOLANDA SITEPU

MK : PENGANTAR PENDIDIKAN

PRODI : PKN

NPM :

STKIP BUDIDAYA BINJAI

TAHUN AJARAN 2013/2014

Page 2: MAKALAH ISBD.doc

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas rahmat-

Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Manusia

Keragaman Dan Kesetaraan”.

Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk

menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar Universitas Budidaya

Binjai. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi

makalah ini, dan kami harapkan kedepannya dapat lebih baik.

Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa kita berharap dan berdo’a, semoga

makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.

Amin….!

 

Binjai, …………………..

Penulis

Page 3: MAKALAH ISBD.doc

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

1.1.Latar Belakang

1.2.Rumusan masalah

1.3.Tujuan dan manfaat penulisan

1.4.Metode Penulisan

1.5.Sistematika Penulisan

Bab II Pembahasan

A. Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia

B.  Kemajemukan Dalam Dinamika Sosial Budaya

C.  Kemajemukan dan Kesetaraan Sebagai Kekayaan Sosial Budaya Bangsa

D.  Problematika Keragaman dan Kesetaraan Serta Solusi Dalam Kehidupan

Bab III Kesimpulan

Bab IV Penutup

Page 4: MAKALAH ISBD.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu

pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan

manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya, dan masalah-masalah yang terwujud

daripadanya. Memberikan landasan dan wawasan yang luas, serta menumbuhkan sikap

kritis, peka, dan arif untuk memahami keragaman, kesetaraan, dan kemartabatan

manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial yang

beradab serta bertanggungjawab terhadap sumber daya dan lingkungannya.

Setiap manusia dilahirkan setara, meskipun dengan keragaman identitas yang

disandang. Kesetaraan merupakan hal yang inheren yang dimiliki manusia sejak lahir.

Setiap individu memiliki hak-hak dasar yang sama yang melekat pada dirinya sejak

dilahirkan atau yang disebut dengan hak asasi manusia. Kesetaraan dalam derajat

kemanusiaan dapat terwujud dalam praktik nyata dengan adanya pranata-pranata sosial,

terutama pranata hukum, yang merupakan mekanisme kontrol yang secara ketat dan adil

mendukung dan mendorong terwujudnya prinsip-prinsip kesetaraan dalam kehidupan

nyata.

Kebudayaann Indonesia dapat didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan

Indonesia yang telah ada sebelum terbentuknya negara Indonesia pada tahun 1945.

Keberagaman menjamin kehormatan antarmanusia di atas perbedaan, dari seluruh prinsip

ilmu pengetahuan yang berkembang di dunia, baik ilmu ekonomi, politik, hukum, dan

sosial. Pancasila yang digali dan dirumuskan para pendiri bangsa ini adalah sebuah

rasionalitas yang telah teruji. Pancasila adalah rasionalitas kita sebagai sebuah bangsa

yang majemuk, yang multi agama, multi bahasa, multi budaya, dan multi ras yang

bernama Indonesia.

1.2 Rumusan masalah

Untuk membahas tentang persatuan Indonesia dengan mengangkat tema

kemajemukan budaya di Indonesia terdapat rumusan masalah sebagai berikut;

1 Makna apa yang terdapat dalam keragaman dan kesetaraan manusia?

2 Bagaimana Kemajemukan dalam dinamika social budaya?

3 Apa saja yang terjadi dalam kemajemukan dan kesetaraan social budaya bangsa?

4 Apakah muncul konflik dengan adanya keanekaragaman budaya Indonesia?

5 Solusi apa yang diberikan Pancasila terhadap konflik keanekaragaman budaya?

6 Bagaimana keadaan budaya Indonesia saat ini?

Page 5: MAKALAH ISBD.doc

1.3 Tujuan dan manfaat penulisan

Penulis dan pembaca pada khususnya dapat menghayati dan mengamalkan sila

persatuan Indonesia ini dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Saling hormat dan

menghormati dan menghargai keberagaman disekitarnya. Meyakini bahwa semboyan

bhineka tunggal ika merupakan suatu hal yang nyata. Dan itu pasti adanya, karena di

mana pun kita tinggal, dengan baahasa apa kita bicara, agama apa yang kita anut, dan

adat yang kita pakai.

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan

penulis dan pembaca tentang manusia dalam pandangan islam dan untuk membuat kita

lebih memahami manusia dalam konsep dan penciptaannya dalam islam.

 

1.4 Metode Penulisan

Penulis memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan makalah

ini. Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi juga dari media media

lain seperti e-book dan perangkat media massa yang diambil dari internet

 

1.5 Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun menjadi empat bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan,

kesimpulan dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar belakang,

rumusan makalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika

penulisan. Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan subbab yang berkaitan dengan

Ilmu Sosial Budaya Dasar. Ketiga bab kesimpulan. Dan keempat bab penutup.

Page 6: MAKALAH ISBD.doc

BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKIKAT KERAGAMAN DAN KESETARAAN MANUSIA

1. Makna Keragaman Manusia

Keragaman berasal dari kata ragam. Keragaman menunjukkan adanya banyak

macam, banyak jenis. Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki

perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu yang setiap

individu memiliki ciri-ciri khas tersendiri. Perbedaan itu terutama ditinjau dari sifat-sifat

pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat.

Selain makhluk individu, manusia juga makhluk sosial yang membentuk

kelompok persekutuan hidup. Tiap kelompok persekutuan hidup juga beragam.

Masyarakat sebagai persekutuan hidup itu berbeda dan beragam karena ada perbedaan,

misalnya dalam ras, suku, agama, budaya, ekonomi, status sosial, jenis kelamin, jenis

tempat tinggal. Hal-hal demikian dikatakan sebagai unsur-unsur yang membentuk

keragaman dalam masyarakat. Keragaman individual maupun sosial adalah implikasi dari

kedudukan manusia,baik sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

2. Makna Kesetaraan Manusia

Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Kesetaraan atau kesederajatan

menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau

tidak lebih rendah antara satu sama lain.

Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki

tingkat atau kedudukan yang sama. Semua manusia diciptakan dengan kedudukan yang

sama, yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya dibanding makhluk lain. Di

hadapan Tuhan, semua manusia sama derajatnya,kedudukan atau tingkatannya. Yang

membedakan adalah tingkat ketakwaan manusia tersebut terhadap Tuhan.

Kesetaraan atau kesederajatan tidak sekedar bermakna adanya persamaan

kedudukan manusia. Kesederajatan adalah suatu sikap mengakui adanya persamaan

derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban sebagai sesama manusia.

B. KEMAJEMUKAN DALAM DINAMIKA SOSIAL BUDAYA

Keragaman yang terdapat dalam lingkungan sosial manusia melahirkan

masyarakat majemuk. Majemuk berarti banyak ragam,beraneka,berjenis-jenis. Konsep

masyarakat majemuk (plural society) pertama kali dikenalkan oleh Furnivall tahun 1948

yang mengatakan bahwa ciri utama masyarakatnya adalah berkehidupan secara

berkelompok yang berdampingan secara fisik, tetapi terpisah oleh kehidupan sosial dan

Page 7: MAKALAH ISBD.doc

tergabung dalam sebuah satuan politik. Konsep ini merujuk pada masyarakat Indonesia

masa kolonial. Masyarakat Hindia Belanda waktu itu dalam pengelompokkan

komunitasnya didasarkan atas ras,etnik,ekonomi,dan agama.

Usman Pelly (1989) mengategorikan masyarakat majemuk disuatu kota berdasarkan dua

hal,yaitu pembelahan horizontal dan pembelahan vertikal.

Secara Horizontal, masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan :

1. Etnik dan rasa tau asal usul keturunan.

2. Bahasa daerah

3. Adat istiadat atau perilaku

4. Agama

5. Pakaian, makanan, dan budaya material lainnya.

Secara Vertikal, masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan :

1. Penghasilan atau ekonomi

2. Pendidikan

3. Pemukiman

4. Pekerjaan

5. Kedudukan sosial politik.

Keragaman atau kemajemukan masyarakat terjadi karena unsur-unsur seperti

ras,etnik,agama,pekerjaan,penghasilan,pendidikan,dan sebagainya.

 

1. Ras

Kata ras berasal dari bahasa Prancis dan Italia, yaitu razza. Pertama kali istilah ras

diperkenalkan Franqois Bernier,antropolog Prancis, untuk mengemukakan gagasan

tentang pembedaan manusia berdasarkan ketegori atau karakteristik warna kulit dan

bentuk wajah.

Berdasarkan karakteristik biologis, pada umumnya manusia dikelompokkan

dalam berbagai ras. Manusia dibedakan menurut bentuk wajah,rambut,tinggi badan, dan

karakteristik fisik lainnya. Jadi, ras adalah perbedaan manusia menurut atau berdasarkan

cirri fisik biologis.

Di dunia ini dihuni berbagai ras. Pada abad ke-19, para ahli biologi membuat

klasifikasi ras atas tiga kelompok,yaitu Kaukasoid,Negroid,dan Mongoloid. Sedangkan

Koentjaraningrat (1990) membagi ras dunia ini dalam 10 kelompok,yaitu Kaukasoid,

Mongoloid, Negroid, Australoid, Polynesia, Melanisia, Micronesia, Ainu, Dravida, dan

Bushmen. Orang-orang yang tersebar di wilayah Indonesia termasuk dalam rumpun

berbagai ras. Orang-orang Indonesia bagian barat termasuk dalam ras Mongoloid

Melayu, sedangkan orang-orang yang tinggal di Papua termasuk ras Melanesia.

Page 8: MAKALAH ISBD.doc

2. Etnik atau Suku Bangsa

Koentjaraningrat (1990) menyatakan suku bangsa sebagai kelompok social atau

kesatuan hidup manusia yang memiliki sistem interaksi, yang ada karena kontinuitas dan

rasa identitas yang mempersatukan semua anggotanya serta memiliki sistem

kepemimpinan sendiri.

F. Baart (1988) menyatakan etnik adalah suatu kelompok masyarakat yang

sebagian besar secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan, mempunyai nilai

budaya sama dan sadar akan kebersamaan dalam suatu bentuk budaya, membentuk

jaringan komunikasi dan interaksi sendiri, dan menentukan sendiri ciri kelompok yang

diterima kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain.

Identitas kesukubangsaan antara lain dapat dilihat dari unsur-unsur suku bangsa

bawaan (etnictraits). Ciri-ciri tersebut meliputi natalitas (kelahira) atau hubungan

darah,kesamaan bahasa,kesamaan adat istiadat,kesamaan kepercayaan (religi),kesamaan

mitologi,kesamaan totemisme.

Jumlah etnik atau suku bangsa di Indonesia ada 400 buah. Klasifikasi dari suku

bangsa di Indonesia biasanya didasarkan sistem lingkaran hukum adat. Van Vollenhoven

mengemukakan adanya 19 lingkaran hukum adat (Koentjaraningrat,1990). Jadi

berdasarkan klasifikasi etnik secara nasional, bangsa Indonesia adalah heterogen.

C. KEMAJEMUKAN DAN KESETARAAN SEBAGAI KEKAYAAN SOSIAL

BUDAYA BANGSA

1. Kemajemukan sebagai kekayaan Bangsa Indonesia

Kemajemukan bangsa terutama karena adanya kemajemukan etnik, disebut juga

suku bangsa. Ada juga keragaman dalam hal ras,agama,golongan,tingkat ekonomi, dan

gender. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang multikultural artinya memiliki

banyak budaya.

Hampir setiap pulau-pulau besar di Indonesia memiliki etnik yang lebih dari satu.

Di Papua ditemukan kurang lebih 30 suku. Suku-suku di Papua tersebut antara lain suku

Biak, Hattam, Mapia, Dani, Asmat, Mamberamo, dan suku Sentani. Beberapa suku

merupakan suku mayoritas,seperti suku Jawa di pulau Jawa dan suku minoritas seperti

suku Badui di Jawa Barat dan suku Kubu di Jambi.

Etnik atau suku merupakan identitas social budaya seseorang. Artinya,

identifikasi seseorang dapat dikenali dari bahasa, tradisi, budaya, kepercayaan, dan

pranata yang dijalani yang bersumber dari etnik darimana ia berasal. Tetapi, dalam

perkembangan berikutnya, identitas social budaya seseorang tidak semata-mata

ditentukan dari etniknya. Identitas seseorang mungkin ditentukan dari golongan ekonomi,

Page 9: MAKALAH ISBD.doc

status sosial, tingkat pendidikan, profesinya. Identitas etnik lama-kelamaan bisa hilang,

misalnya karena adanya perkawinan campur dan mobilitas yang tinggi.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang plural. Plural artinya jamak,

banyak ragam, atau majemuk. Kemajemukan masyarakat Indonesia adalah suatu

kenyataan atau fakta yang justru kita terima sebagai kekayaan sosial budaya bangsa.

Kesadaran akan kemajemukan bangsa tersebut sesungguhnya sudah tercermin

dengan baik melalui semboyan bangsa kita, yaitu Bhineka Tunggal Ika. Bhineka artinya

aneka,berbeda-beda,banyak ragam. Tunggal Ika menunjukkan semangat akan perlunya

persatuan dari keanekaragaman tersebut. Bhineka adalah kenyataan (das sein) sedang Ika

adalah keinginan (das sollen). Kemajemukan adalah karakteristik sosial budaya

Indonesia. Selain kemajemukan, karakteristik Indonesia yang lain adalah :

1. Jumlah penduduk yang besar

2. Wilayah yang luas

3. Posisi silang

4. Kekayaan alam dan daerah tropis

5. Jumlah pulau yang banyak

6. Persebaran pulau

2. Kesetaraan Sebagai Warga Bangsa Indonesia

Pengakuan akan prinsip kesetaraan dan kesederajatan itu secara yuridis diakui dan

dijamin oleh Negara melalui UUD 1945. Warga Negara tanpa dilihat perbedaan ras,

suku, agama dan budayanya diperlakukan sama dan memiliki kedudukan yang sama

dalam hukum dan pemerintahan. Hal ini dinyatakan dalam Pasal 27 ayat 1 UUD 1945.

Persamaan di bidang politik misalnya memperoleh kesempatan sama untuk warga Negara

memilih dan dipilih,berkesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik Negara.

Persamaan di depan hukum atau equality before of law mengharuskan setiap warga

Negara diperlakukan sama dan adil. Prinsip persamaan warga negara di depan hukum

atau equality before of law adalah jaminan atas harkat dan martabatnya sebagai manusia.

Hukum bertujuan untuk menegakkan keadilan dan ketertiban.

Persamaan di bidang ekonomi adalah setiap warga negara mendapat kesempatan

yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan ekonomi.Warga negara yang kurang

mampu, negara wajib memberikan bantuan agar bisa hidup sejahtera. Demokrasi

ekonomi mengharapakan distribusi yang adil dalam hal pendapatan dan kekayaan.

Persamaan di bidang social budaya itu meliputi bidang agama, pendidikan,

kesehatan, kebudayaan, seni dan iptek. Persamaan warga negara di bidang sosial budaya

berarti warga negara memiliki kesempatan, hak dari pemerintah. Negara tidak membeda-

bedakan kelas sosial, status sosial, ras, suku, dan agama dalam memberikan pelayanan.

Page 10: MAKALAH ISBD.doc

Dengan demikian, secara yuridis maupun politis, segala warga negara memiliki

persamaan kedudukan, baik dalam bidang politik, hokum, pemerintahan, ekonomi, dan

sosial. Negara tidak boleh membeda-bedakan kedudukan warga negara tersebut terutama

dalam hal kesempatan. Kesempatan yang sama bagi semua warga negara tersebut dalam

berbagai bidang kehidupan berlaku tanpa membedakan unsur-unsur primodial dari warga

negara itu sendiri. Primodial artinya hal-hal yang berkaitan dengan asal atau awal

seseorang, misalnya suku, agama, ras, kelompok, sejarah.

D. PROBLEMATIKA KERAGAMAN DAN KESETARAAN SERTA

SOLUSINYA DALAM KEHIDUPAN

1. Problematika Keragaman Serta Solusinya Dalam Kehidupan

Keragaman masyarakat adalah suatu kenyataan sekaligus kekayaan dari bangsa.

Van De Berghe menjelaskan bahwa masyarakat majemuk atau masyarakat yang beragam

selalu memiliki sifat-sifat dasar sebagai berikut :

a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok yang sering kali memiliki kebudayaan

yang berbeda.

b. Memiliki struktur social yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang

bersifat nonkomplementer.

c. Kurang mengembangkan consensus diantara para anggota masyarakat tentang

nilai-nilai social yang bersifa dasar.

d. Secara relative, sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan

yang lain.

e. Secara relative, integrasi social tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan

di dalam bidang ekonomi.

f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.

Keragaman budaya daerah memang memperkaya khazanah budaya dan menjadi

modal yang berharga untuk membangun Indonesia yang multikultural. Tetapi, kondisi

aneka budaya itu sangat berpotensi memecah belah dan menjadi lahan subur bagi konflik

dan kecemburuan sosial.

Konflik atau pertentangan sebenarnya terdiri atas dua fase, yaitu fase disharmoni

dan fase disintegrasi. Disharmoni menunjuk pada adanya perbedaan tentang tujuan, nilai,

norma, dan tindakan antarkelompok. Disintegrasi merupakan fase dimana sudah tidak

dapat lagi disatukan pandangan, nilai, norma, dan tindakan kelompok yang menyebabkan

pertentangan antar kelompok.

Salah satu hal penting dalam meningkatkan pemahaman antarbudaya dan

masyarakat ini adalah sedapat mungkin dihilangkan penyakit-penyakit budaya. Penyakit

budaya tersebut adalah etnosentrisme stereotip, prasangka, rasisme, diskriminasi, dan

scape goating.

Page 11: MAKALAH ISBD.doc

Etnosentrisme atau sikap etnosentris diartikan sebagai suatu kecenderungan yang

melihat nilai atu norma kebudayaan sendiri sebagai suatu yang mutlak sereta

menggunakannya sebagai tolok ukur kebudayaan lain. Etnosentrisme adalah

kecenderungan untuk menetapkan semua norma dan nilai budaya orang lain dengan

standar budayanya sendiri.

Stereotip adalah pemberian tertentu terhadap seseorang berdasarkan kategori yang

bersifat subjektif. Pemberian sifat itu bisa positif maupun negatif. Allan G Johnson

menegaskan bahwa stereotip adalah keyakinan seseorang untuk menggeneralisasikan

sifat-sifat tertentu yang cenderung negatif tentang orang lain karena dipengaruhi oelh

pengetahuan dan pengalaman tertentu. Keyakinan ini menimbulkan penilaian yang

cenderung negatif atau bahkan merendahkan kelompok lain. Yang termasuk problematika

yang perlu diatasi adalah stereotip yang negatif atau memandang rendah kelompok lain.

Konsep stereotip ini dalam bentuk lain disebut stigma atau cacat. Stigmatisasi oleh

sekelompok orang kepada kelompok lain cenderung negatif.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh

pengaruh negatif dari keragaman, yaitu :

1 Semangat religious

2 Semangat nasionalisme

3 Semangat pluralisme

4 Semangat humanism

5 Dialaog antar umat beragama

6 Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan

antaragama, media massa, dan harmonisasi dunia.

 

2. Problem Kesetaraan serta Solusinya dalam Kehidupan

Kesederajatan atau kesetaraan adalah suatu sikap untuk mengakui adanya

persamaan derajat, hak, dan kewajiban sebagai sesame manusia. Indikator kesedarajatan

adalah sebagai berikut :

a. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras, gender, dan

golongan

b. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang

layak.

c. Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dan anggota

masyarakat.

Problema yang terjadi dalam kehidupan, umumnya adalah munculnya sikap dan

perilaku untuk tidak mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban anatr

manusia atau antar warga. Perilaku yang membeda-bedakan orang disebut diskriminasi.

Page 12: MAKALAH ISBD.doc

Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM menyatakan bahwa

diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, yang langsung ataupun tak langsung

didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok,

golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, dan keyakinan politik,

yang berakibat pada pengurangan, penyimpangan, atau penghapusan pengakuan,

pelaksanaan, atau penggunaan HAM dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individu

maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hokum, social, budaya, dan aspek

kehidupan lainnya.

Program pembangunan jangka menengah nasional (RPJMM) 2004-2009

memasukkan program penghapusan diskriminasi dalam berbagai bentuk sebagai program

pembangunan bangsa. Berkaitan dengan ini, arah kebijakan yang diambil adalah sebagai

berikut :

a. Meningkatkan upaya penghapusan segala bentuk diskriminasi termasuk ketidakadilan

gender bahwa setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama dihadapan hukum

tanpa terkecuali.

b. Menerapkan hukum dengan adil melalui perbaikan system hokum yang professional,

bersih, dan berwibawa.

Faktor penyebab diskriminasi adalah;

1 Persaingan yang ketat dalam kehidupan, permasalahan ekonomi, tekanan dan

intimidasi.

2 Ketidak berdayaan golongan miskin.

Penghapusan diskriminasi dilakukan melalui pembuatan peraturan perundang-

undangan yang anti diskriminitif serta pengimplementasiannya di lapangan. Contohnya

adalah Undang-undang No. 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi atas Konvensi Internasional

tentang Penghapusan Segala Bentuk Dikriminasi Terhadap Perempuan. Contoh lain

adalah dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1999 yang merupakan

ratifikasi atau Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi

Rasial.

Pada tataran operasional, upaya mewujudkan persamaan di depan hokum dan

penghapusan diskriminasi rasial antara lain ditandai dengan penghapusan Surat Bukti

Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) melalui Keputusan Presiden No. 56

Tahun 1996 dan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1999.

Untuk mencegah terjadinya perilaku diskriminatif dalam rumah tangga, antara

lain telah ditetapkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan

Undang-Undang Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

(KDRT).

E.   Hubungan Desa-kota, Hubungan Pedesaan-Perkotaan

Page 13: MAKALAH ISBD.doc

  Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama

sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat

hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling

membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan

bahan pangan seperti beras sayur mayor, daging dan ikan.

Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu

dikota. Contohnya buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek

pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan. Mereka ini biasanya adalah

pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila

pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka

merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.

Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang,

karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan

makin menentukan kehidupan perdesaan.

Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara,

seperti:

1. Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan

merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan

perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam;

2. Inovasi kota, pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota

baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Penetrasi kota ke

desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang

sesungguhnya banyak terjadi;

3. Ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat

kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya

diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi,

oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada

umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.

Perbedaan antara desa dan kota :

Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural

community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994),

perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian

masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, sekecilnya-kecilnya suatu desa,

pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota.

Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang

masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang

mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat

berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara

Page 14: MAKALAH ISBD.doc

kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai

berikut:

Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih

mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya.

Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto,

1994). Selanjutnya Pudjiwati (1985), menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa

itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan.

Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk membedakan

antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan yang ada mudah mudahan

akan dapat mengurangi kesulitan dalam menentukan apakah suatu masyarakat dapat

disebut sebagi masyarakat pedeasaan atau masyarakat perkotaan.

Ciri ciri tersebut antara lain :

Jumlah dan kepadatan penduduk

Lingkungan hidup

Mata pencaharian

Corak kehidupan social

Stratifiksi social

Mobilitas social

Pola interaksi social

Solidaritas social

Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional.

Page 15: MAKALAH ISBD.doc

BAB III

KESIMPULAN

a. Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan.

Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu yang setiap individu

memiliki ciri-ciri khas tersendiri. Perbedaan itu terutama ditinjau dari sifat-sifat

pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat.

b. Kesetaraan berasal dari kata setara atau sederajat. Kesetaraan atau kesederajatan

menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi

atau tidak lebih rendah antara satu sama lain.

Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki

tingkat atau kedudukan yang sama. Semua manusia diciptakan dengan kedudukan yang

sama, yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya dibanding makhluk lain. Di

hadapan Tuhan, semua manusia sama derajatnya,kedudukan atau tingkatannya. Yang

membedakan adalah tingkat ketakwaan manusia tersebut terhadap Tuhan.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan

dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena

terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya

dengan judul makalah ini.

Kami sangat berharap untuk pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran

yang membangun untuk kami demi sempurnanya makalah ini dan dapat diberi

kesempatan untuk membuat makalah berikutnya. Semoga makalah ini berguna untuk

kami khususnya juga para pembaca yang budiman umumnya.