makalah ips

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penanaman sikap atau sikap mental yang baik melalui pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), tidak dapat dilepaskan dari mengajarkan nilai dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat. Dengan kata lain, strategi pengajaran nilai dan sistem nilai pada IPS bertujuan untuk membina dan mengembangkan sikap mental yang baik. Materi dan pokok bahasan pada pengajaran IPS dengan menggunakan berbagai metode (multi metode), digunakan untuk membina penghayatan, kesadaran, dan pemilikan nilai-nilai yang baik pada diri siswa. Dengan terbinanya nilai-nilai secara baik dan terarah pada mereka, sikap mentalnya juga akan menjadi positif terhadap rangsangan dari lingkungannya, sehingga tingkah laku dan tindakannya tidak menyimpang dari nilai-nilai yang luhur. Dengan demikian tingkah laku dan tindakannya tadi selalu akan dilandasi oleh tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan terhadap lingkungannya. Penanaman nilai dan sikap pada pengajaran IPS hendaknya dipersiapkan dan dirancang berkesinambungan dengan penekanan pada setiap tingkat yang berbeda. Semakin tinggi jenjangnya semakin besar unsur pemahaman dan pertanggungjawabannya. 1

Upload: ayanyayan5387

Post on 05-Dec-2014

42 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Ips

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penanaman sikap atau sikap mental yang baik melalui pengajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS), tidak dapat dilepaskan dari mengajarkan nilai dan

sistem nilai yang berlaku di masyarakat. Dengan kata lain, strategi pengajaran

nilai dan sistem nilai pada IPS bertujuan untuk membina dan mengembangkan

sikap mental yang baik. Materi dan pokok bahasan pada pengajaran IPS dengan

menggunakan berbagai metode (multi metode), digunakan untuk membina

penghayatan, kesadaran, dan pemilikan nilai-nilai yang baik pada diri siswa.

Dengan terbinanya nilai-nilai secara baik dan terarah pada mereka, sikap

mentalnya juga akan menjadi positif terhadap rangsangan dari lingkungannya,

sehingga tingkah laku dan tindakannya tidak menyimpang dari nilai-nilai yang

luhur. Dengan demikian tingkah laku dan tindakannya tadi selalu akan dilandasi

oleh tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan terhadap lingkungannya.

Penanaman nilai dan sikap pada pengajaran IPS hendaknya dipersiapkan dan

dirancang berkesinambungan dengan penekanan pada setiap tingkat yang berbeda.

Semakin tinggi jenjangnya semakin besar unsur pemahaman dan

pertanggungjawabannya.

Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar adalah

untuk mempersiapkan para siswa menjadi warga negara yang baik serta

mengembangkan kemampuan menggunakan penalaran dalam pengambilan

keputusan setiap persoalan yang dihadapi siswa. Oleh karena itu nilai-nilai yang

ditanamkan kepada siswa merupakan nilai-nilai yang pokok dan mendasar bagi

kehidupan manusia.

Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar dimulai dengan pengenalan diri (self),

kemudian keluarga, tetangga, lingkungan RT, RW, kelurahan/desa, kecamatan,

kota/kabupaten, propinsi, negara-negara  tetangga, kemudian dunia. Anak

bukanlah sehelai kertas putih yang menunggu untuk ditulisi, atau replika  orang

dewasa dalam format kecil yang dapat dimanipulasi sebagai tenaga buruh yang

murah, melainkan, anak adalah entitas yang unik, yang memiliki berbagai potensi

1

Page 2: Makalah Ips

yang masih latent dan memerlukan proses serta sentuhan-sentuhan tertentu dalam

perkembangannya. Mereka yang memulai dari egosentrisme dirinya kemudian

belajar, akan menjadi berkembang dengan kesadaran akan ruang dan waktu yang

semakin meluas, dan mencoba serta berusaha melakukan aktivitas yang berbentuk

intervensi dalam dunianya.

Persoalan yang dihadapi adalah pengajaran IPS dilaksanakan dalam waktu

yang terbatas, sehingga tidak mungkin dapat memperkenalkan seluruh nilai- nilai

kehidupan manusia kepada siswa. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk

merancang, memilih dan menggunakan strategi serta metode pembelajaran yang

tepat sehingga proses belajar mengajar yang dilaksanakan dapat berlangsung

sesuai dengan tujuan pengajaran.

Proses belajar mengajar dalam penyelenggaraan dan pelaksanaannya

melibatkan dua unsur yang saling berkaitan yaitu guru dan siswa. Guru

merupakan unsur yang penting di dalam proses tersebut karena guru menciptakan

interaksi belajar mengajar yang kondusif. Dengan demikian seorang guru tidak

hanya perlu memahami ciri-ciri interaksi belajar mengajar tetapi juga harus

mempunyai kompetensi disamping faktor-faktor lainnya seperti lingkungan,

keluarga, fasilitas dan minat siswa itu sendiri (Djamarah, 1994).

Apabila faktor-faktor tersebut di atas dapat berlangsung dengan baik, maka

pendidikan yang dilaksanakan di sekolah dapat berjalan dengan baik, demikian

pula halnya dengan kualitas atau prestasi siswa.

Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa guru dituntut mampu

mengembangkan model yang tepat dalam mengajar IPS. Sehingga interaksi antara

guru dengan siswa serta interaksi antar siswa dalam mengkomunikasikan,

memahami dan menguasai suatu materi pokok dapat tercipta secara kondusif

sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai.

Dari uraian di atas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian pustaka

tentang “Model Pembelajaran STAD pada Pelajaran IPS di SDN No. 51/IX

Setiris.”

2

Page 3: Makalah Ips

1.2. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari uraian latar belakang di atas, permasalahan dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana Model Pembelajaran STAD pada Pelajaran IPS

di SDN No. 51/IX Setiris yang tepat ?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

metode pembelajaran IPS di sekolah dasar dalam upaya mengantisipasi

keterbatasan waktu pengajaran.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari peneilitian ini adalah :

1) Bagi Guru

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, guru diharapkan memperoleh

informasi serta mengetahui strategi dan metode pengajaran yang bervariasi

sehingga dapat meningkatkan serta memperbaiki sistim pembelajaran di kelas

dan mampu menyelesaikan setiap permasalahan yang timbul dalam proses

belajar mengajar.

2) Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan dampak positif terhadap

pembinaan dalam rangka meningkatkan mutu sekolah melalui keterlibatan

penuh dalam proses belajar mengajar.

3) Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan pada sekolah dalam rangka

perbaikan model dan sistim pembelajaran bidang studi Matematika serta

bidang studi lainnya.

1.5. Metode Penulisan

Makalah ini ditulis berdasarkan studi literatur.

3

Page 4: Makalah Ips

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Deskripsi Teoritis

Pelajaran  Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus memperhatikan

kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia

tersebut berada dalam perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada

tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan

yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih

jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang (kongkrit), dan bukan masa depan

yang belum  mereka pahami (abstrak). Padahal bahan materi IPS penuh dengan

pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep seperti waktu, perubahan,

kesinambungan (continuity), arah mata angin, lingkungan, ritual, akulturasi,

kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-

konsep abstrak yang dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa

SD.

Berbagai cara dan teknik pembelajaran dikaji untuk memungkinkan

konsep-konsep abstrak itu dipahami anak. Bruner (1978) dalam Muhammad

(2009) memberikan pemecahan berbentuk jembatan bailey untuk

mengkongkritkan yang abstrak itu dengan enactive, iconic, dan symbolic melalui

percontohan dengan gerak tubuh, gambar, bagan, peta, grafik, lambang,

keterangan lanjut, atau elaborasi dalam kata-kata yang dapat dipahami siswa.

Itulah sebabnya IPS SD bergerak dari yang kongkrit ke yang abstrak dengan

mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas (expanding

environment approach) dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah

kepada yang sukar, dari yang sempit menjadi lebih luas, dari yang dekat ke yang

jauh, dan seterusnya : dunia-negara tetangga-negara-propinsi-kota/kabupaten-

kecamatan-kelurahan/desa-RT/RW-tetangga-keluarga-Aku.

4

Page 5: Makalah Ips

Pendidikan IPS SD disajikan dalam bentuk synthetic science, karena basis

dari disiplin ini terletak pada fenomena yang telah diobservasi di dunia nyata.

Konsep, generalisasi, dan temuan-temuan penelitian dari synthetic science

ditentukan setelah fakta terjadi atau diobservasi, dan tidak sebelumnya, walaupun

diungkapkan secara filosofis. Para peneliti menggunakan logika, analisis, dan

keterampilan (skills) lainnya untuk melakukan inkuiri terhadap fenomena secara

sistematik. Agar diterima, hasil temuan dan prosedur inkuiri harus diakui secara

public  (Welton and Mallan, 1988 : 66-67 dalam Muhammad 2009).

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang

mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan

dengan isu sosial. Memuat  materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi.

Melalui mata pelajaran IPS, anak diarahkan untuk dapat menjadi warga negara

Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta

amai.

Mata pelajaran IPS bertujuan agar anak didik  memiliki kemampuan sbb:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,rasa ingin

tahu,inkuiri, memecahkan masalah, dan keteramplan dalam kehidupan sosial

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

d. Memiliki kemampuan berkomonikasi,  bekerjasama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang mejemuk, ditingkat lokal,nasional, dan global

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

a.        Manusia, tempat, dan lingkungan

b.       Waktu, keberlanjutan, dan perubahan

c.        Sistem sosial dan budaya

d.       Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

Secara gradual, di bawah ini akan diungkapkan beberapa tema IPS SD yang

perlu mendapat perhatian kita bersama, antara lain :

a. IPS SD sebagai Pendidikan Nilai (value education), yakni : Mendidikkan

nilai-nilai yang baik yang merupakan norma-norma keluarga dan masyarakat;

5

Page 6: Makalah Ips

Memberikan klarifikasi nilai-nilai yang sudah dimiliki siswa; Nilai-nilai

inti/utama (core values) seperti menghormati hak-hak perorangan, kesetaraan,

etos kerja, dan martabat manusia (the dignity of man and work) sebagai upaya

membangun kelas yang demokratis.

b. IPS SD sebagai Pendidikan Multikultural (multicultural _ocial_on), yakni

Mendidik siswa bahwa perbedaan itu wajar; Menghormati perbedaan etnik,

budaya, agama, yang menjadikan kekayaan budaya bangsa; Persamaan dan

keadilan dalam perlakuan terhadap kelompok etnik atau minoritas.

c. IPS SD sebagai Pendidikan Global (global education), yakni : Mendidik siswa

akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan peradaban di dunia; Menanamkan

kesadaran ketergantungan antar bangsa; Menanamkan kesadaran semakin

terbukanya komunikasi dan transportasi antar bangsa di dunia; Mengurangi

kemiskinan, kebodohan dan perusakan lingkungan.

2.2. Deskripsi Empiris

Beberapa persoalan yang dihadapi oleh tenaga pendidik (guru) dalam

mengajar IPS di sekolah dasar adalah :

a) Terbatasnya waktu yang dialokasikan untuk mata pelajaran IPS

b) Terbatasnya alat bantu mengajar yang dimiliki sekolah, sehingga proses

pembelajaran berjalan secara monoton

c) Beragamnya tingkat kecerdasan siswa,

d) Kecenderungan guru untuk mengharuskan siswa menghafal materi pelajaran

IPS (bukan mengembangkan informasi yang diajarkan)

e) Kecenderungan siswa dijadikan objek pembelajaran sehingga mereka tidak

aktif dalam belajar

Persoalan-persoalan tersebut mengakibatkan siswa tidak mampu

memahami tujuan dari pembelajaran IPS, baik dari sisi hal ini dapat dilihat dari

masih rendahnya nilai yang diperoleh siswa pada setiap pelaksanaan evaluasi,

baik ulangan harian maupun ujian semester.

2.3. Gagasan Perbaikan

6

Page 7: Makalah Ips

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu

dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam

kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan anak akan

memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang

berkaitan.

Sesuai dengan karakteristik anak dan IPS SD, maka metode ekspositori

akan menyebabkan siswa bersikap pasif, dan menurunkan derajat IPS menjadi

pelajaran hafalan yang membosankan. Guru yang bersikap memonopoli peran

sebagai sumber informasi, selayaknya meningkatkan kinerjanya dengan metode

pembelajaran yang bervariasi, seperti menyajikan cooperative learning model;

role playing, jigsaw, membaca sajak, buku (novel), atau surat kabar/majalah/jurnal

agar siswa diikutsertakan dalam aktivitas akademik. Menerapkan pembelajaran

aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM)  yang memungkinkan anak 

mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangakan ketrampilan, sikap

dan pemahaman dengan penekanan belajar sambil bekerja, sementara guru

menggunakan berbagai sember dan alat Bantu belajar termasuk pemnfaatan

lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. Tentu

saja guru harus menimba ilmunya dan melatih keterampilannya, agar ia mampu

menyajikan pembelajaran IPS SD dengan menarik.

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan/proses perubahan yang dialami oleh individu

sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan. Interaksi tersebut dilakukan

dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental dan spiritualnya.

Perubahan yang dimaksud terdiri dari aspek pengetahuan, tingkah laku dan

keterampilan.

Menurut Djamarah (2002), Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif

dan psikomotor. Dengan kata lain, individu yang belajar akan mengalami

perubahan tentang pengetahuan, perasaan, mental dan psikologisnya.

7

Page 8: Makalah Ips

Sudjana (2000), menyatakan bahwa “..., Belajar adalah suatu proses yang

ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil

proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti berubah

pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya,

kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain

aspek yang ada pada individu, ...”

Umumnya individu yang sering belajar akan sangat reaktif terhadap situasi

yang ada disekitarnya, berbuat sesuatu berdasarkan pengalamannya dan akan

termotivasi untuk melihat, mangamati dan memahami sesuatu yang baru yang ada

di lingkungannya. Dengan demikian, individu yang belajar akan mengalami

perubahan baik pengetahuan, tingkah laku, pemahaman dan psikologisnya ke arah

yang lebih baik.

Winataputra (1993) mengemukakan, ciri khas belajar adalah suatu proses

menyempurnakan tingkah laku dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan

penilaian terhadap sikap nilai, pengetahuan dan kecakapan peserta didik.

Sedangkan mengajar merupakan segala upaya yang sengaja dilakukan dalam

rangka memberikan kemungkinan peserta didik agar dapat belajar. Dengan

demikian belajar merupakan suatu proses bukan suatu tujuan yang ingin dicapai.

b. Belajar Berkelompok

Slavin 1997 dalam Amin Saib dkk 2010 pembelajaran kooperatif

merupakan model pembelajaran dengan siswa bekerja dalam kelompok yang

memiliki kemampuan heterogen. Suryosubroto (2000) menyebutkan, belajar

kelompok dibentuk dengan harapan para siswa dapat berpartisipasi secara aktif

dalam pembelajaran.

Menurut Edwar (1989) kelompok yang terdiri dari empat orang terbukti

sangat efektif, sedangkan Sudjana (1989) mengemukakan, beberapa siswa

dihimpun dalam satu kelompok dapat terdiri dari 4 – 6 orang siswa.

Dari pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa belajar berkelompok

dapat membuat siswa aktif dan bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan

guru. Siswa bisa saling membantu dalam menyelesaikan tugas tanpa membedakan

jenis kelamin dan tidak membedakan kemampuan masing-masing.

8

Page 9: Makalah Ips

c. Model Pembelajaran STAD

Student Team Achievement Division (STAD) adalah salah satu model

pembelajaran berkelompok dimana kelompok yang dibentuk terdiri dari beberapa

orang siswa dengan latar belakang berbeda (heterogen). Pada model pembelajaran

ini, siswa akan saling membantu, berbagi tugas dan berupaya untuk saling

melengkapi informasi dalam memahami materi yang akan dibahas. Diharapkan

dengan penerapan metode STAD ini siswa akan mengerjakan sesuatu bersama-

sama dan saling membantu satu dengan lainnya sebagai satu tim untuk mencapai

tujuan secara bersama-sama pula.

d. Kelebihan dan Kelemahan Model STAD

Sebagai suatu model pembelajaran, model STAD juga memiliki kelebihan

dan kelemahan dalam pelaksaannya.

1) Kelebihan Model STAD

a. Siswa saling membantu dan bekerjasama dalam belajar

b. Siswa tidak merasa canggung ataupun malu dikelompokkan secara

heterogen

c. Memupuk rasa keberanian dan Tanggung Jawab

d. Dalam kelompok, semua siswa aktif dan kreatif untuk

mendapatkan hasil yang memuaskan.

2) Kelemahan Model STAD

a. Kurangnya waktu untuk bisa menyelesaikan tugas

b. Siswa selalu minta bantuan apabila tidak bisa menyelesaikan tugas

c. Keaktifan siswa kurang

d. Siswa hanya bermain-main saja dalam kerja kelompok

e. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Model STAD

1) Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang diperhatikan, yaitu :

a. Tahap Penyajian Materi

Guru memulai dengan menyampaikan indikator yang ingin

dicapai.

b. Tahap Kerja Kelompok

9

Page 10: Makalah Ips

Siswa diberi lembaran tugas sebagai bahan yang akan dipelajari

dalam kerja kelompok.

c. Tahap Tes Individu

Tahapan tes dilakukan untuk mengetahui keberhasilan siswa

dalam memahami materi yang telah dipelajari.

d. Tahap Perhitungan Skor Perkembangan Individu

Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui skor keberhasilan

masing-masing siswa dan dihitung berdasarkan hasil evaluasi

belajar per semester.

2) Tahap Pelaksanaan

a. Langkah Pembukaan

Guru mengatur tempat duduk kelompok yang telah ditentukan

anggotanya

Guru mengemukakan apa yang harus dicapai oleh tiap siswa

Guru menjelaskan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa

secara berkelompok.

b. Langkah Pelaksanaan Model STAD

Guru membuka pelajaran yang merangsang siswa untuk

berpikir

Menciptakan suasana yang menyenangkan

Memberi kesempatan pada tiap siswa untuk bertanya

3) Tahap Penutup Model STAD

Model Pembelajaran STAD dilakukan secara berkelompok, dengan

pemberian tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan

pembelajaran yang berlangsung dan meyakinkan siswa untuk

memahami proses belajar, dengan harapan akan diperoleh peningkatan

hasil belajar siswa dan kelompok.

10

Page 11: Makalah Ips

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian makalah ini adalah :

1) Perlu dilakukan penerapan metode pembelajaran yang tepat dalam proses

belajar mengajar IPS di sekolah dasar, sebagai upaya mengantisipasi problem

dalam pengajaran IPS.

2) Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode belajar berkelompok

yaitu Student Team Achievement Division (STAD)

3.2. Saran

Saran yang ingin disampaikan dalam makalah ini adalah :

1) Perlu dilakukan penelitian mendalam tentang pemilihan metode pembelajaran

IPS di sekolah dasar

2) Apabila proses pembelajaran IPS menggunakan metode STAD, sebaiknya

guru benar-benar mempersiapkan dan mengoperasionalkan proses belajar

sesuai dengan standar yang diberlakukan dalam penggunaan metode STAD

11

Page 12: Makalah Ips

D A F T A R P U S T A K A

Abdul Azis, 2009, Problematika Pembelajaran IPS SD. http://www.ilmiah- tesis.com/2009/10/pengaruh-strategi-pembelajaran.html

Djamarah S.B. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Usaha Nasional. Surabaya

Djamarah S.B. 2002. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Muhammad, 2009. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, http://azisgr. blogspot.com/2009/05/problematika-pembelajaran-ips-sd.html

Sudjana, N. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru. Bandung.

Suryosubroto, S. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta Bandung

Winataputra, U. S. 1993. Proses Belajar Mengajar yang Efektif. PT. Bina Karya. Jakarta

12