makalah insektarium

50
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biologi adalah suatu ilmu tentang kehidupan. Bagi siswa mempelajari tumbuhan dan hewan dalam hubungannya dengan lingkungan sekitarnya adalah bagian penting dalam mempelajari biologi. Untuk mengenal hakikat hidup, serta dalam kehidupan tersebut diperlukan suatu cara atau metode. Pengawetan hewan sangat diperlukan terutama untuk memenuhi kebutuhan pada masa yang akan datang, "dalam membantu" perkembangan ilmu. Awetan serangga atau biasa disebut insektarium contohnya, sering diperlukan sebagai alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar biologi di kelas. Adanya awetan yang dibuat sendiri selanjutnya sangat membantu pengadaan alat peraga dan koleksi. Insektarium yang berisi serangga awetan ini juga berfungsi untuk memanfaatkan serangga yang daur hidupnya singkat. Hal ini akan memudahkan siswa mempelajari berbagai jenis serangga, termasuk yang jarang ditemui sekalipun. 1.2. Rumusan Masalah 1. Melimpahnya berbagai jenis serangga yang selama ini belum dimanfaatkan 2. Perlunya pemanfaatan serangga hama sebagai suatu bentuk kegiatan yang akan meningkatkan nilai jual serangga 3. Masa hidup serangga singkat sehingga lebih baik bila serangga diawetkan. 1

Upload: letilatte

Post on 07-Dec-2014

2.787 views

Category:

Documents


90 download

DESCRIPTION

SMA Santo Aloysius, Bandung

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Insektarium

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Biologi adalah suatu ilmu tentang kehidupan. Bagi siswa mempelajari tumbuhan

dan hewan dalam hubungannya dengan lingkungan sekitarnya adalah bagian penting

dalam mempelajari biologi. Untuk mengenal hakikat hidup, serta dalam kehidupan

tersebut diperlukan suatu cara atau metode. Pengawetan hewan sangat diperlukan

terutama untuk memenuhi kebutuhan pada masa yang akan datang, "dalam membantu"

perkembangan ilmu. Awetan serangga atau biasa disebut insektarium contohnya, sering

diperlukan sebagai alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar biologi di kelas. Adanya

awetan yang dibuat sendiri selanjutnya sangat membantu pengadaan alat peraga dan

koleksi. Insektarium yang berisi serangga awetan ini juga berfungsi untuk memanfaatkan

serangga yang daur hidupnya singkat. Hal ini akan memudahkan siswa mempelajari

berbagai jenis serangga, termasuk yang jarang ditemui sekalipun.

1.2. Rumusan Masalah

1. Melimpahnya berbagai jenis serangga yang selama ini belum dimanfaatkan

2. Perlunya pemanfaatan serangga hama sebagai suatu bentuk kegiatan yang akan

meningkatkan nilai jual serangga

3. Masa hidup serangga singkat sehingga lebih baik bila serangga diawetkan.

3.1. Tujuan

1. Mengawetkan berbagai jenis serangga sehingga dapat diteliti lebih dekat

2. Mempelajari morfologi macam-macam serangga

3. Mengenal klasifikasi serangga

3.2. Manfaat Penelitian

4. Terdapat banyak manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan insektarium ini.

Serangga-serangga yang telah diawetkan dalam insektarium dapat menjadi acuan

pembelajaran tentang serangga. Mempelajari bagian-bagian tubuh serangga awetan

tentunya akan lebih menarik daripada mempelajari gambar di buku. Selain itu, siswa juga

akan lebih dimudahkan karena tidak harus memakai serangga hidup setiap kali

praktikum.

1

Page 2: Makalah Insektarium

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Insektarium

Seperti dikutip dari http://en.wikipedia.org/wiki/Insectarium, insektarium adalah

sebuah museum serangga yang memperlihatkan bermacam-macam anthropoda seperti : laba-

laba , kumbang , kecoa , semut , lebah , kaki seribu , kelabang , jangkrik ,belalang , belalang

sembah , kalajengking ,dan mantis.

Insektarium merupakan koleksi serangga berupa awetan-awetan kering. Spesimen-

spesimen yang telah dikeringkan dan dilabeli lalu disimpan di dalam kotak serangga. Kotak

tersebut lalu dilapisi dengan gabus atau styrofoam dan ditutup.

Alat yang digunakan untuk insektarium sangat beragam, mulai dari jaring

serangga, kotak pemisah (separation box), botol pembunuh (killing bottle), botol

pengawet, amplop kertas (papilot), alat penghisap (aspirator), perangkap. (trap), sampai

pinset, kuas kecil dan pisau.

Sedangkan bahan yang dibutuhkan antara lain: asam asetat glasial 5%, gliserin

5%, kloroform, alkohol dan formalin. Tetapi untuk pengawetan serangga bersayap dengan

ukuran sedang sampai besar alat dan bahan yang digunakan dapat dimodifikasi

sehingga lebih murah dan mudah diperoleh dimana saja. Alat yang dibutuhkan antara

lain: jaring serangga, topeles, botol pembunuh (killing bottle), amplop kertas (papilot) ukuran

21,5 cm x 16,5 cm, gabus (sterofoam), jarum pentul, kapas, dan kertas minyak/ kertas tisu.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah serangga yang akan diawetkan dan alkohol.

Menurut Bapak Asep dari Taman Kupu-kupu Cihanjuang, serangga, terutama kupu-

kupu yang dipakai untuk insektarium didapatkan dengan 2 cara, yaitu :

Kupu-kupu kering

Kupu-kupu ini baru keluar dari kepompongnya dan langsung diambil lalu disuntik

alkohol pada bagian thorax. Kupu-kupu awetan dari jenis ini mempunyai kualitas

yang sangat baik (A1).

Kupu-kupu tangkapan

Kupu-kupu ini ditangkap lalu dibunuh dengan cara menusuk bagian thoraxnya.

Setelah itu kupu-kupu baru dikeringkan dalam oven. Kupu-kupu awetan jenis ini

biasanya kurang mulus (A2).

Setelah mendapatkan serangga dan bahan-bahan lainnya, insektarium dapat dibuat.

2

Page 3: Makalah Insektarium

Berikut adalah langkah-langkah pembuatan insektarium :

1. Perlengkapan dan Metode Pengkoleksian

Terbagi menjadi dua katagori, yaitu kolektor aktif (aktif mencari serangga dengan

peralatan berupa insect net, aspirator, beating sheet, dll) dan kolektor pasif (menggunakan

perangkap/trap).

Beberapa cara pengumpulan serangga

Hand Collecting

Spesimen diambil langsung di tempat dengan tangan atau pinset (bila berbahaya)

Pengambilan serangga dengan aspirator . Sangat berguna bagi serangga-serangga

kecil, seperti pada ordo diptera.

scene.asu.edu

Gambar 2.1 Aspirator

Pengambilan serangga permukaan tanah dengan Pitfall Trap

Pitfall trap dapat ditambah umpan untuk serangga yang akan ditangkap.

oisat.org

Gambar 2.2 Pitfall Trap

3

Page 4: Makalah Insektarium

Pengambilan serangga dengan Malaise Net

Pengambilan seranggga dengan Insect Net

2. Menangkap/Pengumpulan Spesimen

Serangga dapat langsung ditangkap dengan menggunakan insect net atau dengan

menggunakan metode lainnya yang dapat menangkap tanpa merusak morfolgi serangga

tsb. Ada beberapa macam wadah yang umum digunakan saat kita menangkap serangga,

yaitu botol pembunuh (berisi alkohol 90% dan digunakan untuk membunuh serangga

berukuran kecil, seperti semut, lebah, dll) dan kertas papilot (lipatan kertas yang

berguna untuk penyimpanan sementara serangga bersayap rapuh seperti kupu – kupu dan

capung)

web.ipb.ac.id

Gambar 2.3 Cara Membuat Kertas Papilot

4

Page 5: Makalah Insektarium

3. Pinning

Pinning adalah cara yang terbaik untuk mengawetkan serangga bertubuh keras. Letak

pin yang akan ditusukan akan berbeda - beda. Pada Coleoptera ditusuk pada elytron

kanan. Hemiptera dan Homoptera ditusuk melalui scuttelum. Ordo lain ditusuk melalui

mesothorax. Spesimen yang terlalu kecil dan rapuh untuk dilakukan pinning,

ditempatkan pada micropins atau cardboard pins.

uky.edu

Gambar 2.4 Ilustrasi melakukan pinning yang benar

Untuk hasil terbaik, kupu-kupu dan ngengat sayapnya dibentangkan. Pertama tusuk

serangga melalui mesothorax dan tancapkan pada papan. Pindahkan sayap bagian depan,

sehingga batas belakangnya membentuk garis paralel dengan tubuhnya. Tahan posisi

sayap sementara dengan meletakan pin. Hal serupa dilakukan pada sayap belakangnya,

kemudian tempelkan kertas melintasi sayapnya dan beri pin pada kertas & garis luar

sayapnya (pin tidak boleh menusuk sayapnya). Pin-pin tersebut dapat dicabut kembali

setelah 3-5 hari ditusukkan (Elzinga, 1997).

4. Mengeringkan Spesimen

Spesimen yang kecil akan sangat cepat kering di udara terbuka, begitu halnya dengan

serangga berukuran besar, tetapi tidak dianjurkan untuk meninggalkan mereka terbuka

dalam jangka waktu yang lama karena kemungkinan kerusakan oleh dermestid, semut

dan hama lainnya. Sebuah ruangan dengan satu atau lebih bola lampu akan

mempercepat pengeringan. (Borror, 1997).

5

Page 6: Makalah Insektarium

5. Pelabelan

Semua spesimen yang ditemukan harus diberi label mengenai data waktu dan lokasi

penangkapan. Data sebaiknya ditulis seperti ini 10.Aug.1977m 10.VIII>1977, atau

VIII.10.1977. Label ditempatkan ditempatkan pada pin serangga. Nama kolektor

ditempatkan pada label kedua di bawah label mengenai waktu dan lokasi ditemukan.

5. Pemajangan dan Penyimpanan

Koleksi menjadi lebih berarti ketika spesimen tersebut dapat dipelajari dan dipajang.

Museum dan banyak koleksi pribadi biasanya ditemaptkan di semacam lemari kayu

atau besi yang dilapisi kaca. Tiap-tiap laci memiliki suatu baki yang memudahkan

spesimen yang telah dikoleksi untuk dimasukan dan dikeluarkan sebanyak yang

diperlukan. Tiap baki terdiri dari 1 species dan disusun secara alfabet berdasarkan

spesies dalam suatu genus, genus dalam suatu famili dan begitu seterusnaya. Diperlukan

pengasapan dan repellent,selain itu pemeriksaan secara rutin mengenai kerusakan koleksi

(sisa serbuk di bawah spesimen yang mengindikasikan spesies tersebut dimakan oleh

serangga hama). Awetan serangga secara rutin harus tetap dirawat supaya tidak cepat

rusak. Perawatannya cukup mudah, yaitu dengan cara membersihkan kotoran yang

menempel pada serangga dan pada tempat penyimpanannya dengan menggunakan kapas

atau tisu kering. Selain itu, tempat penyimpanan harus dijaga supaya tidak lembab.

Pada kondisi tempat yang lembab, akan memicu tumbuhnya jamur-jamur yang dapat

merusak awetan serangga.

6

Page 7: Makalah Insektarium

2.2. Sejarah Insektarium

Londonzoo adalahsalah satu insectariumspublik pertama di dunia(1881).

(http://fr.wikipedia.org/wiki/Insectarium#Histoire)

Kebun Binatang London adalah kebun binatang tertua di dunia.Kebun binatang ini

dibuka di London pada tanggal 27 April 1828, dan awalnya digunakan untuk mengumpulkan

objek dan hasil penelitian ilmu pengetahuan. Tempat ini dibuka untuk umum pada tahun

1847. London zoo membuka juga Reptile house (1849), first public Aquarium (1853), first

insect house (1881) and the first children's zoo (1938).

Menurut Purwiji tahun 2011, Insektarium adalah suatu objek biologi memakai media

kaca sebagai tempat untuk meneliti kehidupan serangga.

Dalam dunia entomology, pengawetan serangga termasuk dalam kegiatan koleksi

serangga atau insektarium;

Bertujuan untuk :

1) Memperlajari taksonomi (indetifikasi , deskripsi dan klasifikasi) serangga

2) Mempelajari keanekaragaman , sejarah hidup , perilaku , ekologi, habitat, dan

distribusi serangga

3) Sebagai materi pembanding identifikasi untuk membantu program pengelolaan

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

4) untuk keperluan pameran (display) dengan maksud memperkenalkan jenis-jenis

serangga di sekitar kita

7

Page 8: Makalah Insektarium

BAB III

METODOLOGI PEMBUATAN INSEKTARIUM

3.1 Alat dan Bahan

Berbagai spesies serangga

Kertas minyak

Styrofoam

Cutter

Jarum pentul

Kamper

Kotak kayu besar yang berkaca untuk serangga-serangga yang sudah diawetkan

3.2 Cara Kerja

3.2.1 Penangkapan Serangga

Kupu-kupu yang diawetkan di dalam insektarium sebagian besar ditangkap di Taman

Kupu-Kupu Cihanjuang pada tanggal 14 November 2011.

Sedangkan, serangga-serangga lainnya didapatkan di sekolah, rumah, dan hutan.

3.2.2 Pengawetan Kupu - Kupu

Kupu-kupu yang sudah ditangkap, dimatikan.

Masing-masing kupu-kupu dibungkus oleh kertas minyak atau kertas papilot lalu

dihekter.

Kupu-kupu dijemur di tempat yang kering selama seminggu. Kupu-kupu dapat juga

dikeringkan dengan cara ditaruh dibawah lampu.

Masih dalam keadaan terbungkus, kupu-kupu dimasukkan ke dalam freezer agar

lunak.

Setelah dibiarkan dalam freezer selama 2 hari, kupu-kupu siap dioffset.

Selain cara-cara diatas, kupu-kupu yang sudah mati di dalam kertas minyak dapat

juga langsung dioffset.

3.2.3 Pembuatan Offset Kupu – Kupu

8

Page 9: Makalah Insektarium

Pada styrofoam, buat lekukan menggunakan cutter sebesar tubuh kupu-kupu.

Keluarkan kupu-kupu dari kertas minyak, lalu tempatkan tubuhnya ke dalam lekukan.

Rentangkan sayapnya dengan hati-hati agar tidak rusak.

Tutup kupu-kupu dengan kertas minyak, lalu tancapkan jarum pentul di beberapa

posisi.

Taburkan beberapa kamper di sekitar kupu-kupu agar awet.

Biarkan di tempat kering selama beberapa hari.

Kupu-kupu siap untuk dimasukkan ke dalam insektarium.

3.2.4 Pengawetan Serangga – Serangga Lain

Serangga yang sudah ditangkap, diawetkan dengan cara menyemprot obat nyamuk

sampai mati. Setelah itu, serangga bisa langsung dimasukkan ke dalam insektarium.

Bisa juga serangga langsung dimasukkan ke dalam toples tertutup yang di dalamnya

diberikan eter. Setelah dibiarkan selama sehari, serangga bisa langsung dimasukkan

ke dalam insektarium.

3.2.5 Pembuatan Insektarium

Ke dalam kotak kaca, susun serangga-serangga yang sudah diawetkan.

Beri styrofoam pada kedua sayap kupu-kupu lalu tempelkan pada kotak insektarium

dengan menggunakan lem.

Beri label nama spesies masing-masing serangga.

9

Page 10: Makalah Insektarium

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Serangga

Serangga atau insekta merupakan kelas yang mempunyai spesies paling banyak dari

filum Arthropoda. Insekta dapat ditemukan di mana saja. Serangga termasuk dalam kelas

insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera (misalnya

lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan tabuhan),

dan Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan ngengat). Kelompok Apterygota terdiri dari 4 ordo

karena semua serangga dewasanya tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya termasuk

dalam kelompok Pterygota karena memiliki sayap.

Metamorfosis pada Pterygota dapat dibedakan lagi menjadi hemimetabola dan

holometabola.

1. Hemimetabola

Serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Tahapan metamorfosisnya

adalah telur, nimfa, dan imago.

2. Holometabola

Serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapannya adalah telur, larva,

pupa, dan imago.

Untuk menentukan ordo serangga dapat dilihat dari ciri sayap dan alat mulutnya.

Beberapa ordo serangga adalah :

1. Ordo Lepidoptera

Ketika fase larva memiliki tipe mulut pengunyah, sedangkan ketika imago memiliki

tipe mulut penghisap. Pada serangga dewasa, alat mulutnya berupa tabung yang disebut

proboscis, palpus maxillaris dan mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus labialis

berkembang sempurna. Serangga berordo ini memiliki sayap bersisik. Beberapa jenisnya

antara lain:

a. Penggerek batang padi kuning (Tryporiza incertulas Wlk)

b. Kupu-kupu gajah (Attacus atlas L)

c. Ulat grayak pada tembakau (Spodoptera litura)

10

Page 11: Makalah Insektarium

2. Ordo Collembola

Ciri khasnya yaitu memiliki collophore, bagian mirip tabung yang terdapat pada

bagian ventral di sisi pertama segmen abdomen. Beberapa spesies dari jenis ini merupakan

karnivora dan penghisap cairan. Umumnya Collembolla merupakan scavenger yang

memakan sayuran dan jamur yang busuk, serta bakteri, selain itu ada beberapa spesies yang

memakan feses Artropoda, serbuk sari, ganggang, dan material lainnya.

http://enfo.agt.bme.hu/drupal/en/node/10992

Gambar 4.1 Ceratophysella denticulata

3. Ordo Coleoptera

Memiliki tipe mulut pengunyah dan termasuk herbivora. Habitatnya di permukaan

tanah, dengan membuat lubang, selain itu juga membuat lubang pada kulit pohon, dan ada

beberapa yang membuat sarang pada dedaunan. Selain itu hewan ordo ini memiliki sepasang

sayap depan yang tebal, disebut elitra. Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe

oligopoda), namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan

pakan dari luar (istirahat) dan bertipe bebas/libera. Contohnya antara lain kumbang kelapa

(Brontispa longissima Gestr), sambar lilen, dan kepik.

4. Ordo Othoptera

Termasuk herbivora, namun ada beberapa spesies sebagai predator. Tipe mulut dari

ordo ini adalah tipe pengunyah. Ciri khas yang dapat dijumpai yaitu sayap depan lebih keras

dari sayap belakang. Contohnya adalah kecoa, belalang, dan jangkrik.

5. Ordo Dermaptera

Mempunyai sepasang antena, tubuhnya bersegmen terdiri atas toraks dan abdomen.

Abdomennya terdapat bagian seperti garpu. Ordo Diplura memiliki mata majemuk, tidak

terdapat ocelli. Habitatnya dapat ditemukan di bawah batu, di atas tanah, tumpukan kayu, di

11

Page 12: Makalah Insektarium

perakaran pohon, dan di gua. Ordo ini merupakan pemakan humus.

6. Ordo Hemiptera

Memiliki tipe mulut penusuk dan penghisap. Ada beberapa yang menghisap darah dan

sebagian sebagai penghisap cairan pada tumbuhan. Sebagian besar bersifat parasit bagi

hewan, tumbuhan, maupun manusia. Ordo ini banyak ditemukan di bagian bunga dan daun

dari tumbuhan, kulit pohon, serta pada jamur yang busuk. Contohnya adalah belalang, walang

sangit, dan kutu busuk.

7. Ordo Odonata

Memiliki tipe mulut pengunyah. Umumnya Ordo ini termasuk karnivora yang

memakan serangga kecil dan sebagian bersifat kanibal. Habitatnya adalah di dekat perairan.

Biasanya ditemukan di sekitar air terjun, di sekitar danau, dan pada daerah bebatuan.

Metamorfosis serangga pada ordo ini tidak sempurna (Hemimetabola), pada stadium larva

dijumpai adanya alat tambahan berupa insang dan hidup di dalam air.

Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada beberapa jenis serangga kecil yang

termasuk hama, seperti beberapa jenis trips, wereng, kutu loncat serta ngengat penggerek

batang padi.

8. Ordo Isoptera

Mempunyai ciri tipe mulut menggigit dan mempunyai sepasang sayap tipis seperti

jaringan. Contohnya rayap.

9. Ordo homoptera

Memiliki ciri-ciri tipe mulut menghisap, sayap depan dan belakangnya sama.

Contohnya antara lain wereng, kutu kepala, kutu hama tumbuhan, dan tonggeret.

10. Ordo Neuroptera

Memiliki sayap jala. Contohnya undur-undur

11. Ordo Diptera

Serangga anggota ordo Diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap

darah, predator dan parasitoid. Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan,

sedang sayap belakang mereduksi menjadi alat keseimbangan berbentuk gada dan disebut

halter. Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet.

Tipe alat mulut bervariasi, tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-

pengisap, pengisap, atau pencucuk pengisap.

12

Page 13: Makalah Insektarium

Pada tipe penjilat pengisap alat mulutnya terdiri dari tiga bagian yaitu :

Bagian pangkal yang berbentuk kerucut disebut rostum.

Bagian tengah yang berbentuk silindris disebut haustellum.

Bagian ujung yang berupa spon disebut labellum atau oral disc.

Contohnya antara lain lalat dan nyamuk.

mrpeacelovers.blogspot.com

Gambar 4.2 Morfologi nyamuk (Aedes aegypti)

12. Ordo Hymenoptera

Sayap terdiri dari dua pasang dan membranus. Sayap depan umumnya lebih besar

daripada sayap belakang. Pada kepala dijumpai adanya antene (sepasang), mata facet dan

occelli.

Tipe alat mulut penggigit atau penggigit-pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai

alat pengisapnya.

Metamorfose sempurna (Holometabola) melalui stadium: telur -> larva –>

kepompong —> dewasa. Anggota famili Braconidae, Chalcididae, Ichnemonidae,

Trichogrammatidae dikenal sebagai tabuhan parasit penting pada hama tanaman.

Beberapa contoh anggotanya antara lain adalah :

Trichogramma sp. (parasit telur penggerek tebu/padi).

Apanteles artonae Rohw. (tabuhan parasit ulat Artona).

Tetratichus brontispae Ferr. (parasit kumbang Brontispa).

13

Page 14: Makalah Insektarium

Gambar 4.3 Trichogramma sp.

13. Ordo Blattodea

Ordo Blattodea umumnya dikenal dengan nama kecoa atau kakerlak. Serangga

kelompok ini biasanya hidup dalam rumah (Synanthtropy), memiliki alat-alat mulut mengigit,

mata majemuk besar, sayap depan agak keras, sayap belakang besar, membranus, bervena

banyak, femur belakang dan femur tengah hamper sama panjang dan sama tebal, serta tubuh

berbetuk pipih. Metamormosisnya termasuk metamorphosis sederhana : telur menetas

menjadi nimfa dan berkembang menjadi dewasa

14. Ordo Siphonoptera

Meliputi golongan pinjal. Serangga ini tidak memiliki sayap. Contoh jenisnya adalah

kutu tikus, kutu kucing, dan sebagainya.

suchaini.net

Gambar 4.4 Kutu Manusia

.

14

Page 15: Makalah Insektarium

4.1.1 Ordo Lepidoptera

biologigonz.blogspot.com

Gambar 4.5 Anatomi kupu-kupu

Kupu-kupu adalah kelompok serangga yang termasuk bangsa (ordo) Lepidoptera,

yang berarti mempunyai sayap bersisik. Sisik ini yang memberi corak dan warna pada sayap.

Kupu-kupu hanya merupakan bagian kecil (sekitar 10%) dari 170.000 jenis

Lepidoptera yang ada di dunia. Bagian terbesar adalah ngengat atau dikenal juga sebagai

kupu-kupu malam. Walaupun jumlah jenisnya jauh lebih sedikit daripada ngengat kupu-kupu

lebih dikenal umum karena sifatnya yang diurnal (aktif di siang hari) dan warnanya yang

bersifat cerah dan menarik. Seperti serangga lain yang tergolong serangga holometabola.

Kupu-kupu mempunyai metamorfosis lengkap dengan siklus hidup, yaitu: telur - ulat(larva) -

kepompong(pupa) - dewasa.

Fungsi utama kupu-kupu dewasa adalah untuk berkembang biak, dan beberapa jenis

mempunyai perilaku menarik untuk menemukan pasangannya sampai dengan kawin. Kupu-

kupu betina akan meletakkan telurnya untuk kelanjutan siklus hidupnya. Fase dewasa kupu -

kupu menggunakan pasokan energi yang tersimpan dari fase ulat, dan mereka menghisap

nektar bunga dengan alat mulut (proboscis) yang terjulur, saat itu pula kupu-kupu tersebut

membantu menyerbuk bunga.

Ada keterkaitan yang sangat erat antara kupu-kupu dengan tumbuhan unatuk makanan

ulatnya, yang dikenal sebagai tanaman inang. Umumnya tiap jenis kupu-kupu memilih

tanaman inang tertentu sebagai tempat meletakkan telur-telurnya. Tanaman ini akan menjadi

sumber makanan bagi ulat. Sebagai contoh, kupu-kupu betina jenis Papilio polytes

15

Page 16: Makalah Insektarium

meletakkan telur-telur pada daun jeruk dan beberapa marga lainnya yang termasuk dalam

suku Rutaceae. Derajat keterkaitan ini bervariasi tergantung jenisnya. Beberapa jenis kupu-

kupu dapat mempunyai 3-4 jenis tanaman yang sama ataupun berbeda, sementara jenis

sangatlah spesifik dalam memilih tanaman inangnya.

Umumnya kupu-kupu aktif pada hari yang cerah, hangat dan tenang, sekitar jam 9

pagi sampai jam 3 siang. Kelompok kupu-kupu tertentu seperti suku Nymphalidae umumnya

aktif saat terang pagi dan sore sekitar matahari terbit dan terbenam, atau dikenal bersifat

krepuskular.

Pengamatan pada waktu atau musim yang berbeda mungkin akan menunjukan jenis

yang berbeda karena jenis-jenis tersebut mempunyai periode terbang yang berbeda. Hal ini

jelas sekali di daerah 4 musim. Di Indonesia terdapast perbedaan tajam distribusi dan

keanekaragaman kupu-kupu musim penghujan dan musim kemarau.

Kupu-kupu dapat dijumpai pada hampir semua tipe habitat jika tanaman inang yang

sesuai untuk jenis-jenis kupu-kupu tersebut. Ada tempat-tempat yang memiliki jenis kupu-

kupu yang hanya terdapat di sana, yang dikenal sebagai jenis endemik. Umumnya perbatasan

ini terjadi karena lokasi geografis dan isolasi genetika.

Kupu-kupu dapat dibagi dalam superfamili Hesperioidea yang meliputi suku

Hesperiidae, dan superfamili Papilionodea yang meliputi suku Papilionidae, Peeridae,

Nymphalidae, Riodinidae dan Lycanidae. Sebagian beasr anggota suku Riodinidae dijumpai

di Amerika Selatan.

Pada Hesperioidea, sungut kanan dan kiri berjauhan, sungut bersiku di ujungnya dan

tubuhnya relatif gemuk. Pada Papilionodea, sungut kanan dan kiri berdekatan, sungut

membesar di ujung tetapi tidak bersiku dan tubuhnya relatif ramping.

a. Papilionidae

Anggota suku ini umumnya berwarna menarik: merah, kuning, hijau, dengan

kombinasi hitam dan putih. Kupu - kupu ini berukuran sedang sampai besar. Ada jenis-jenis

yang mempunyai ekor yang merupakan perpanjangan sudut sayap belakang. Banyak jenis

yang bersifat sexual dimorphic yaitu berbeda pola sayap jantan dan betinanya. Pada beberapa

jenis, kupu-kupu betina juga bersifat polymorphic yaitu terdapat beberapa pola sayap. Pada

jenis - jenis di mana jantan dan betina tampak serupa, betina biasanya lebih besar dengan

sayap yang lebih membulat.

16

Page 17: Makalah Insektarium

b. Pieridae

Kupu-kupu ini umumnya berwarna kuning dan putih, ada juga yang berwarna orange

dengan sedikit hitam atau merah. Kupu-kupu ini berukuran sedang. Tidak ada perpanjangan

sayap yang menyerupai “ekor”. Banyak jenis menunjukkan variasi sesuai musim. Beberapa

jenis mempunyai kebiasaan bermigrasi dan beberapa jenis menunjukkan banyak variasi.

Umumnya kupu-kupu betina lebih gelap dan dapat dengan mudah dibedakan dari yang

jantan.

c. Nymphalidae

Kupu-kupu dari suku Nymphalidae ini sangat bervariasi. Umumnya berwarna coklat,

oranye, kuning, dan hitam. Kupu-kupu ini berukuran beragam, mulai kecil sampai besar. Ciri

yang paling penting pada Nymphalidae adalah mengecilnya pasangan tungkai depan kupu-

kupu jantan dan betina (kecuali pada kupu-kupu betina Lybytheine) sehingga tungkai tidak

berfungsi untuk berjalan. Pada kupu-kupu jantan, biasanya pasangan tungkai depan ini

tertutup oleh kumpulan sisik yang padat menyerupai sikat, sehingga kupu-kupu ini juga

dikenal sebagai kupu-kupu berkaki sikat.

d. Lycaenidae

Anggota kelompok ini umumnya berukuran kecil. Berwarna biru, ungu, atau oranye

dengan bercak metalik, hitam, atau putih. Biasanya jantan berwarna lebih terang daripada

betina. Banyak jenis mempunyai “ekor” sebagai perpanjangan sayap belakang. Kupu-kupu

ini umumnya dijumpai pada hari yang cerah dan di tempat yang terbuka. Beberapa anggota

suku ini bersimbiosis mutualistik dengan semut, di mana ulat memanfaatkan semut untuk

menjaganya dari serangan parasit, dan semut mendapatkan cairan manis yang dikeluarkan

kelenjar pada ruas ketujuh abdomen ulat tersebut.

e. Hesperiidae

Anggota suku ini berukuran sedang. Sayap umumnya berwarna coklat dengan bercak

putih atau kuning. Terbang cepat dengan sayap yang relatif pendek. Sebagian besar bersifat

crepuscular.

17

Page 18: Makalah Insektarium

Beberapa kupu-kupu yang ditemukan adalah sebagai berikut :

1. Pachliopta aristolochiae

lba.uk.com

Gambar 4.6 Pachliopta aristolochiae

Ada dua variasi : dengan tubuh merah dan sayap bercak merah, atau tubuh kuning dan

sayap bercak kuning. Jenis ini menjadi model dalam mimikri kupu-kupu betina Papilio

polites. Biasanya dijumpai di dataran rendah dan perbukitan.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Lepidoptera

Famili Papilionidae

Genus Artrophaneura

Upagenus Pachliopta

Species A.(P.) aristolochiae

Tabel 4.1 Klasifikasi ilmiah Pachliopta aristolochiae (Fabricus, 1755)

1. Papilio polites

Papilio polites merupakan salah satu spesies dari famili Papilionidae yang banyak

ditemukan di Asia. Kupu-kupu ini terdapat di negara-negara Pakistan, India, Nepal, Sri

Lanka, Myanmar, Thailand, China barat dan selatan (termasuk Hainan), Taiwan, Hong Kong,

Jepang, Vietnam, Laos, Kamboja, Malaysia Barat dan Timur, Brunei, Indonesia (kecuali

Maluku dan Papua), Filipina, dan Kepulauan Mariana Utara (Saipan).

18

Page 19: Makalah Insektarium

Kupu-kupu ini berwarna hitam dengan totol putih pada sayapnya. Pada kupu-kupu

jantan, sayap atasnya memiliki totol putih yang semakin lama semakin mengecil. Kupu-kupu

jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil daripada betina. Ukuran tubuh dari Papilio

polites bervariasi menurut Iklim daerahnya.

Kupu-kupu betina dari spesies ini dapat melakukan mimikri sehingga menyerupai

kupu-kupu lain yang tidak boleh dimakan seperti Pachliopta aristolochiaedanPachliopta

hector.

Kupu-kupu betina memiliki 3 macam morfologi atau disebut polimorphs.

Bentuk Cyrus

Merupakan bentuk yang paling umum. Bentuknya mirip dengan jantan, tetapi

memiliki totol merah.

Bentuk stichius

Memimikri kupu-kupu Pachliopta aristolochiae dengan sangat mirip

Bentuk romulus

Memimikri kupu-kupu Pachliopta aristolochiae, tetapi tidak semirip bentuk stichius.

Kupu-kupu Papilio polites memiliki tubuh berwarna hitam, sementara Pachliopta

aristolochiae tubuhnya berwarna merah

Bentuk sakontala

19

Page 20: Makalah Insektarium

Gambar 4.7 Sayap Bentuk Sakontala

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Lepidoptera

Famili Papilionidae

Genus Papilio

Species P. polytes

Tabel 4.2 Klasifikasi Papilio polytes menurut Linnaeus,1758 (Systema Naturae)

butterflycircle.com

Gambar 4.8 Papilio polites

2. Troides Helena

Gambar 4.9 Troides helena

Troides helena merupakan spesies kupu-kupu besar yang juga disebut Common

Birdwing. Troides helena pertama kali di deskripsikan oleh Linnaeus pada tahun 1758.

20

Page 21: Makalah Insektarium

Bentangan sayapnya berkisar antara 13 sampai 17 cm. Kupu-kupu ini termasuk dalam suku

Troidini pada family Papilionidae. Tubuh dan sayap Troides helena biasanya berwarna gelap

dengan sayap bagian bawah berwarna kuning keemasan dengan bintik hitam. Perbedaan

mencolok antara jantan dan betina adalah, kupu-kupu betina memiliki tubuh yang lebih besar

daripada kupu-kupu jantan. Kupu-kupu ini sering diperjual-belikan dengan harga yang cukup

mahal dikarenakan popularitas dan keindahannya. Kupu-kupu ini memiliki tujuh belas

subspsies.

Anatomi kupu-kupu :

Sayap atas Troides helena berwarna hitam, sedangkan sayap bawah berwarna kuning

keemasan. Ruas dan tepi sayap berwarna hitam. Pola corak dan bentuk sayap sebelah

kiri biasanya sama dengan sayap yang sebelah kanan.

Kepala dan dada berwarna hitam. Tubuh (perut) Troides helena berwarna coklat

muda, dengan bagian bawah berwarna kuning.

Troides helena betina memiliki bentangan sayap yang lebih lebar dari Troides helena

Jantan.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Lepidoptera

Superfamili Papilionoidea

Famili Papilionidae

Genus Troides

Species Troides helena

Tabel 4.3 Klasifikasi Troides helena menurut Linnaeus,1758 (Systema Naturae)

3. Euploea core

21

Page 22: Makalah Insektarium

jpmoth.org

Gambar 4.10 Euploea core

Euploea core atau kupu-kupu gagak merupakan kupu-kupu yang sering ditemui di

Asia selatan. Euploea core memiliki rentang sayap sekitar 8–9 cm dan memiliki totol putih

yang menonjol. (Don Herbison-Evans, Stella Crossley & John Stumm)

Pupa kupu-kupu ini sangat menarik karena berwarna metalik. Efek metalik ini

didapatkan dari lembaran-lembaran transparan yang bertumpuk.

Gambar 4.11 Pupa Euploea core

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Lepidoptera

Famili Nymphalidae

Genus Euploea

Species E. core

Tabel 4.4 Klasifikasi Euploea core menurut Cramer,1780

4. Danaus chrysippus

22

Page 23: Makalah Insektarium

naturemagics.com

Gambar 4.12 Danaus chrysippus

Danaus chrysippus atau yang biasa dikenal dengan kupu-kupu macan dan African

monarch adalah kupu-kupu yang umum ditemukan di Asia dan Afrika. Kupu-kupu ini

beracun karena memakan tanaman yang beracun saat larva.

Anatomi kupu-kupu Danaus chrysippus:

Rentang sayap 7-8 cm

Sayap atas lebih terang dari sayap bawah, berwarna cerah yang menandakan

beracun. Garis kuning dan hitam menandakan bahwa kupu-kupu ini dapat

menyengat. Burung yang pernah menyerang kupu-kupu Danaus yang beracun

tidak akan menyerang kupu-kupu ini lagi, bahkan kupu-kupu yang memiliki

warna mirip. Hal ini menyebabkan banyak serangga meniru anatomi kupu-

kupu ini. Contohnya : Acraea encedana dan Hypolimnas misippus

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Lepidoptera

Famili Nymphalidae

Genus Danaus

Species D. chrysippus

Tabel 4.5 Klasifikasi Danaus chrysippus menurut Linnaeus,1758 (Systema Naturae)

5. Junonia almana

23

Page 24: Makalah Insektarium

tolweb.org

Gambar 4.13 Junonia almana

Spesies ini banyak ditemukan di Asia Selatan. Kupu-kupu ini memiliki 2 macam

bentuk tubuh yang disesuaikan dengan musim. Saat musim hujan, sayapnya memiliki corak

mata dan garis. Sedangkan, saat musim kering sayapnya tidak memiliki banyak corak. Ulat

dari kupu-kupu ini banyak ditemukan pada tanaman Ruellia repens (Acanthaceae).

Anatomi kupu-kupu ini:

- Berwarna kuning kecoklatan mencolok dengan corak mata dibagian sayap bawah

- Pada sayap atas terdapat 4 garis berwarna hitam

- Sayap bagian bawah berwarna lebih pucat tetapi corak mata tetap terlihat

butterflycircle.blogspot.com

Gambar 4.14 Telur kupu-kupu Junonia almana (diameter 0.75 mm)

Klasifikasi IlmiahKerajaan AnimaliaFilum ArthropodaKelas InsectaOrdo LepidopteraFamili NymphalidaeGenus Danaus

Species D. chrysippusTabel 4.6 Klasifikasi Junonia almana menurut Linnaeus,1758 (Systema Naturae)

6. Gymnoscelis rufifasciata (Ngengat)

Gymno berarti telanjang dan scelis berarti kaki dalam bahasa Yunani. Sedangkan rufi

berarti merah dan fasciata berarti garis-garis.

Spesies ini dapat ditemukan pada bulan Maret akhir – Mei dan Juli-Agustus. Ngengat

24

Page 25: Makalah Insektarium

ini termasuk ngengat pug yang sulit diidentifikasi. Namun, jenis ini dapat dibedakan

karena memiliki garis-garis gelap di pinggir sayapnya.

themothzoo.blogspot.com

Gambar 4.15 Gymnoscelis rufifasciata

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Lepidoptera

Famili Geometridae

Genus Gymnoscelis

Species Gymnoscelis rufifasciata

Tabel 4.7 Klasifikasi Ngengat menurut Linnaeus,1758 (Systema Naturae)

4.1.2. Ordo Orthoptera

4.1.2.1. Belalang

Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera.

Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga

memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya

dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen

(disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya

umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap,

walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina

umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan.

25

Page 26: Makalah Insektarium

adearisandi.wordpress.com

Gambar 4.16 Anatomi belalang kayu

Tabel 4.8 Klasifikasi Valanga nigricornis menurut Burmeister,1838

4.1.2.2.Jangkrik

Cengkerik atau jangkrik (Gryllidae) adalah serangga yang berkerabat dekat dengan

belalang, memiliki tubuh rata dan antena panjang. Jangkrik adalah omnivora, dikenal dengan

suaranya yang hanya dihasilkan oleh cengkerik jantan. Suara ini digunakan untuk menarik

betina dan menolak jantan lainnya. Suara cengkerik ini semakin keras dengan naiknya suhu

sekitar. Di dunia dikenal sekitar 900 spesies cengkerik, termasuk di dalamnya adalah gangsir.

26

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Orthoptera

Famili Acriididae

Genus Valanga

Species Valanga nigricornis

Page 27: Makalah Insektarium

Siklus hidup jangkrik :

A. Telur

Telur-telur dari famili Gryllus berbenruk silindris seperti buah pisang ambon,

berwarna kuning muda bening dengan panjang rata-rata 2,5 - 3 mm. Di salah satu bagian atas

dari telur ada tonjolan yang disebut operculum. Tonjolan ini merupakan celah untuk

keluarnya nimfa dari dalam telur. Kulit telur tidak akan pecah bila ditekan sekalipun karena

sangat liat dan kuat, baru bisa pecah bila ditusuk. Kulit telur ini berfungsi melindungi bagian

dalam telur. Telur akan menetas pada hari ke-13 sampai hari ke-25 setelah peletakan telur.

B. Nimfa

Jangkrik stadia nimfa mengalami lima kali pergantian kulit yang disebut eksdisis.

Lama proses pergantian kulit tergantung pada besarnya serangga. Pergantian kulit pertama,

saat serangga masih kecil, lebih cepat daripada pergantian kulit yang terakhir. Nimfa I yang

baru keluar dari telur masih tetap bergerombol di sekitar sisa-sisa kulit telur sambil memakan

sisa-sisa cairan telur. Selanjutnya nimfa berpencar satu per satu dengan arah yang tidak

teratur, dan akan berkumpul di sekitar tempat penetasan yang basah atau lembab sambil

mengisapnya.

Lama stadia nimfa G. testaceus Walk dan G. mitratus di laboratorium berbeda. Lama

stadia nimfa ini selain tergantung jenis jangkriknya juga tergantung jenis makanan yang

diberikan. Di laboratorium, nimfa dari jenis yang sama diberi makanan ubi mengalami

pertumbuhan lebih lama dibanding dengan diberi wortel. Tetapi jangkrik yang diberi makan

ubi mempunyai stamina lebih kuat.

Pada nimfa IV, selain opivositor pada betina mulai muncul, juga sayap-sayap mulai

berkembang. Pada nimfa V barulah lengkap pertumbuhan sayap jantan dan betina dan bisa

dikawinkan.

C. Dewasa

Serangga muda jenis Gryllus testacus mulai dapat bereproduksi setelah berumur 7-10

hari, dihitung setelah melewati nimfa V atau setelah menjadi imago atau dewasa. Masa

produktif jangkrik betina berbeda tergantung jenisnya, yaitu antara 45-60 hari. Pada masaa-

masa produktif ini baik jantan maupun betina saling memakan, walaupun makanan

berlimpah. Setelah masa produktifnya lewat, betina akan mengalami kematian.

27

Page 28: Makalah Insektarium

littlenewslittle.blogspot.com

Gambar 4.17 Jangkrik

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Orthoptera

Upaordo Ensifera

Superfamili Grylloidea

Famili Gryllidae

Tabel 4.9 Klasifikasi Grylloidea gryllidae menurut Bolivar, 1878

4.1.3. Ordo Blattodea

Kecoa

Kecoa termasuk phyllum Arthropoda, kelas Insekta. Para ahli serangga memasukkan

kecoa kedalam ordo serangga yang berbeda-beda. Maurice dan Harwood (1969)

memasukkan kecoa ke dalam ordo Blattaria dengan salah satu familinya Blattidae; Smith

(1973) dan Ross (1965) memasukkan kecoa kedalam ordo Dicyoptera dengan sub ordonya

Blattaria; sedangkan para ahli serangga lainnya memasukkan kedalam ordo Orthoptera

dengan sub ordo Blattaria dan famili Blattidae.

Kecoa adalah insekta dari ordo Blattodea yang kurang lebih terdiri dari 3.500 spesies

dalam 6 familia.  Kecoa terdapat hampir di seluruh belahan bumi, kecuali di wilayah kutub.

Kecoa juga termasuk hewan purba. Banyak ahli yang mengatakan bahwa kecoa telah hidup di

bumi 300 juta tahun yang lalu. Keberadaan kecoa sejak jaman purba itu dibuktikan dengan

temuan fosil. Fosil kecoa yang tertua diidentifikasi dari periode Carboniferous diakhir

periode Devonian sekitar 354-295 juta tahun lalu. Walau pun bentuk kecoa purba ini lebih

28

Page 29: Makalah Insektarium

mirip belalang. Seandainya itu tidak cukup kuat, maka ada lagi fosil kecoa yang mirip dengan

bentuk kecoa modern. Berdasarkan uji umur, fosil ini diperkirakan dari masa awal Cretaceous

(sekitar 145-4 juta tahun lalu).

Di antara spesies yang paling terkenal adalah kecoa Amerika, Periplaneta americana,

yang memiliki panjang 3 cm, kecoa Jerman, Blattella germanica, dengan panjang ±1½ cm,

dan kecoa Asia, Blattella asahinai, dengan panjang juga sekitar 1½ cm. Kecoa sering

dianggap sebagai hama dalam bangunan, walaupun hanya sedikit dari ribuan spesies kecoa

yang termasuk dalam kategori ini. Kecoa adalah makhluk omnivora seperti manusia. Mereka

memakan sesuatu yg telah mati atau benda benda yang tidak bergerak yang kebanyakan

adalah bahan bahan organik, seperti buah dan sayuran yang telah membusuk.

upikke.staff.ipb.ac.id

Gambar 4.18 Kecoa atau Lipan

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Blattodea

Famili Blattidae

Genus Periplaneta

Species P. americana

Tabel 4.10 Klasifikasi Periplaneta americana menurut Linnaeus,1758 (Systema Naturae)

29

Page 30: Makalah Insektarium

4.1.4 Ordo Odonata

Capung 'Yellow-tailed Ashy Skimmer' (Potamarcha congener)

dragonflypix.com

Gambar 4.19 Potamarcha congener

Capung jenis ini banyak ditemukan di Indo-Malaya dan daerah Australia. Spesies ini

banyak ditemukan di daerah berair, seperti kolam dan persawahan. (Tang, H. B., L. K. Wang

& M. Hämäläinen)

Ciri-ciri tubuh:

- Panjang tubuh 43 sampai 45 mm.

- Rentang sayap 31 sampai 34 mm.

- Thoraks berwarna hitam dengan garis kuning di sisi-sisinya.

- Terdapat flap di sisi-sisi segmen ke-8 yang digunakan untuk menaruh telur

(betina).

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Odonata

Familia Libellulidae

Genus Potamarcha

Spesies Congener

Tabel 4.11 Klasifikasi Potamarcha congener menurut Rambur, 1842

30

Page 31: Makalah Insektarium

4.1.5 Ordo Hymenoptera

Tawon ‘Cuckoo’

En.wikipedia.org

Gambar 4.20 Famili Chrysididae

Tawon jenis ini umumnya ditemukan di daerah Amerika Utara, namun dapat juga

ditemukan di berbagai wilayah di dunia kecuali di Antartika. Banyak spesies dari family

Chrysididae hidup sebagai parasit pada tawon jenis lain dan larva lebah.(R. M. Bohart and L.

S. Kimsey)

Anatomi tubuh:

- Panjang tubuh 6 sampai 12 mm

- Tubuh berwarna biru metallic dengan corak yang khas.

- Antenna terdiri atas 13 segmen (jantan) atau 12 segmen (betina)

- Bagian bawah abdomen berbentuk cekung, yang memungkinkan Chrysididae

untuk menggulung tubuhnya saat merasa terancam.

Tabel 4.12 Klasifikasi Chrysidoidea chrysididae (Systema Naturae)

31

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Hymenoptera

Superfamili Chrysidoidea

Famili Chrysididae (Cuckoo Wasps)

Page 32: Makalah Insektarium

4.1.6 Ordo Diptera

Lalat rumah ‘Musca domestica’

Pancarahmat.blogspot.com

Gambar 4.21 Lalat Rumah

Anatomi tubuh :

- Panjang tubuh 6 sampai 7,5 mm

- Tubuh berwarna hitam keabu-abuan dengan empat garis memanjang pada bagian

punggung

- Mata lalat betina mempunyai celah lebih lebar dibandingkan lalat jantan

- Antenanya terdiri atas 3 ruas, ruas terakhir paling besar, berbentuk silinder dan

memiliki bulu pada bagian atas dan bawah.

- Bagian mulut atau probosis lalat seperti paruh yang menjulur digunakan untuk

menusuk dan menghisap makanan berupa cairan atau sedikit lembek.

- Bagian ujung probosis terdiri atas sepasang labella berbentuk oval yang

dilengkapi dengan saluran halus disebut pseudotrakhea tempat cairan makanan

diserap.

Siklus Hidup Lalat

Siklus hidup ada 4 stadium: telur, larva, pupa dan dewasa.

- Lalat berkembang biak dengan bertelur, berwarna putih dengan ukuran lebih

kurang 1 mm panjangnya.

- Telur yang menetas akan menjadi larva berwarna putih kekuningan, panjang 12-

13 mm.

32

Page 33: Makalah Insektarium

- Akhir dari fase larva ini berpindah tempat ke tempat yang dingin guna

mengeringkan tubuhnya.

- Setelah itu berubah menjadi kepompong yang berwarna coklat tua, panjangnya

sama dengan larva dan tidak bergerak.

- Kemudian akan keluar lalat muda dan sudah dapat terbang dengan jarak antara

450–900 meter.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Diptera

Famili Muscidae

Genus Musca

Species Musca domestica

Tabel 4.13 Klasifikasi Musca domestica menurut Linnaeus,1758 (Systema Naturae)

33

Page 34: Makalah Insektarium

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Insektarium adalah media untuk menampilkan berbagai spesies terutama dari kelas

Insecta yang sudah diawetkan. Tujuannya adalah untuk memudahkan melihat perbedaan

antara satu spesies dengan yang lainnya serta mengenali berbagai spesies serangga.

Pada proses pembuatan insektarium, dapat disimpulkan beberapa hal dari metode-

metode yang digunakan. Pertama, jika kupu-kupu dijemur dalam keadaan sayap ditutup maka

ketika akan dibuat offset menjadi lebih sulit untuk merentangkan sayapnya. Kedua,

penggunaan eter pada pengawetan belalang maupun laba-laba secara lama dan berlebih

menyebabkan kerusakan pada tubuh laba-laba dan perubahan warna pada tubuh belalang.

5.2. Saran

Pada proses pembuatan awetan kupu-kupu, sebaiknya sayap kupu-kupu tidak dalam

kondisi tertutup saat dibungkus kertas minyak, sebab hal itu menyebabkan sayapnya menjadi

kaku ketika dioffset. Akibatnya sayapnya lebih mudah terkoyak jika dipaksakan untuk

dibuka. Demikian juga pada saat proses pengawetan laba-laba, seharusnya eter yang

digunakan tidak terlalu banyak dan lama. Selain itu pengidentifikasian serangga dapat

dilakukan dengan lebih cermat dan memperhatikan semua ciri-ciri serangga sehingga

kemungkinan terjadi salah spesies lebih kecil.

34

Page 35: Makalah Insektarium

DAFTAR PUSTAKA

http://Pancarahmat.blogspot.com

http://dragonflypix.com

http://upikke.staff.ipb.ac.id

http://littlenewslittle.blogspot.com

http://adearisandi.wordpress.com

http://tolweb.org

http://naturemagics.com

http://jpmoth.org

http://butterflycircle.com

http://lba.uk.com

http://biologigonz.blogspot.com

http://suchaini.net

http://mrpeacelovers.blogspot.com

http://enfo.agt.bme.hu/drupal/en/node/10992

http://fr.wikipedia.org/wiki/Insectarium#Histoire

http://id.wikipedia.org/wiki/Serangga

http://id.wikipedia.org/wiki/Belalang

http://nuzulularifin.blogspot.com/2012/01/blattodea.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Papilio_polytes

http://lepidoptera.butterflyhouse.com.au/nymp/core.html

http://www.iucnredlist.org/details/167281/0.com

http://jujujitu.blogspot.com/2011/05/capung-potamarcha-congener-yellow.html

http://rmbr.nus.edu.sg/dna/organisms/details/756

http://bugguide.net/node/view/6946

http://pancarahmat.blogspot.com/2012/05/gambar-morfologi-lalat-rumah-musca.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Anjing_tanah

Purwiji, M.W.2011. Pembuatan Koleksi, Visualisasi, dan Informasi. Slide show powerpoint

diklat dasar fungsional ahli. Disampaikan tanggal 6 Juni 2011.

Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati.2007. Sains Biologi 1 SMA/MA Kelas X. Jakarta:

PT Bumi Aksara

Elzinga, Richard J. 2000. Fundamentals of Entomology. Minessota : Practice Hall.

35

Page 36: Makalah Insektarium

Borror, Donald Joyce. 1997. A Field Guide to Insects. Boston : Houghton Mifflin.

Wawancara dengan Bapak Atep dari Taman Kupu-Kupu Cihanjuang , Bandung pada tanggal

14 November 2012.

36

Page 37: Makalah Insektarium

LAMPIRAN

37