makalah ilmu sosial dan budaya dasar

18
Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar “Dilema Antara Kepentingan Individu dan Sosial” Oleh : Kelompok: 4 (Empat) Anggota : 1. Agus Rabialdi (1301759/2013) 2. Edilman Hallawa (1303262/2013) 3. Pradana Hidayat (1301079/2013) 4. Resty Prasuryani (1302694/2013) 5. Riska Stefani (1308026/2013) 6. Siti Khodijah (1302135/2013)

Upload: agus-rabialdi

Post on 25-Oct-2015

752 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

“Dilema Antara Kepentingan Individu dan Sosial”

Oleh :

Kelompok : 4 (Empat)

Anggota : 1. Agus Rabialdi (1301759/2013)

2. Edilman Hallawa (1303262/2013)

3. Pradana Hidayat (1301079/2013)

4. Resty Prasuryani (1302694/2013)

5. Riska Stefani (1308026/2013)

6. Siti Khodijah (1302135/2013)

Dosen : Mira Hasti Hasmira, SH, M.Si

Mata Kuliah Umum

Universitas Negeri Padang

2013

Page 2: Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

Daftar Isi

Daftar Isi...............................................................................................................................2

A. Latar Belakang.................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3

C. Tinjauan Pustaka............................................................................................................. 3

D. Data Sebuah Kasus.......................................................................................................... 8

E. Solusi dari Kasus..............................................................................................................11

F. Kesimpulan......................................................................................................................11

G. Saran................................................................................................................................12

Daftar Pustaka......................................................................................................................13

2

Page 3: Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

A. Latar Belakang

Setiap yang disebut manusia selalu terdiri dari dua kepentingan yaitu kepentingan

individu dan kepentingan kelompok atau golongan. kepentingan individu adalah kepentingan

yang menyangkut dirinya dan keluarga, berbeda dengan kepentingan kelompok atau

golongan dan kepentingan masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat. Dalam diri

manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu

kepentingan tersebut hilang dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak bisa

membedakan suatu kepentingan. jika kepentingan individu yang hilang dia menjadi lupa

pada keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia banyak

timbul masalah kemasyarakatan

Sebagai mahluk sosial manusia tentunya tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan

orang lain. Kebutuhan fisik (sandang, pangan, papan), kebutuhan sosial ( pergaulan,

pengakuan, sekolah , pekerjaan ) dan kebutuhan psikis termasuk rasa ingin tahu, rasa aman,

perasaan religiositas, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat?

2. Apa yang dibutuhkan manusia sebagai mahluk individu dan sebagai mahluk sosial?

3. Bagaimana Solusi Penanganan Masalah kepentingan individu dan kepentingan sosial?

C. Tinjauan Pustaka

1. Dinamika Interaksi sosial

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis.

Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan

individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara

kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan

sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang

menggunakannya.

3

Page 4: Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak

terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian

makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya.

Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan terhadap

makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai

sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative process

Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak

sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan

sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan

reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal

yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial.

Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik,

adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin,

usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan

berbusana, dan wacana.

Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang

dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi

ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak

sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan

mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang

dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang

dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum

memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.

Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbal balik yang dilakukan oleh

individu dengan individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu,

antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan social.

Dalam kamus Bahasa Indonesia Interaksi didefinisikan sebagai hal saling melalkukan

akasi , berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian interaksi adalah

4

Page 5: Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi salaing mempengaruhi antara individu dengan

individu, antara individu dankelompok dan antara kelompok dengan dengan kelompok.

Gillin mengartikan bahwa interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan sosial dimana yang

menyangkut hubungan antarandividu , individu dan kelompok antau antar kelompok.

Menurut Charles P. loomis sebuah hubungan bisa disebut interaksi jika memiliki ciri-ciri

sebagai berikut :

1. jumlah pelakunya dua orang atau lebih.

2. adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau lambang.

3. adanya suatu dimensi waktu yang meliputi ,masa lalu, masa kini, dan masa yang akan

datang .

4. adanya tujuan yang hendak dicapai

2. DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN KEPENTINGAN MASYARAKAT

Dilema adalah situasi sulit yg mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua

kemungkinan yg sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan; situasi yg sulit dan

membingungkan. Dilema anatara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah

pada pertanyaan mana yang harus saya utamakan, kepentingan saya selaku individu atau

kepentingan masyarakat tempat saya hidup bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan

individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang berkembang menjadi

paham/aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat.

A. Pandangan Individualisme

Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah

makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang

tidak terlepas dari manusia yang lain.

Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan individulah yang harus

diutamakan. Yang menjadi sentral individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk

merealisasikan dirinya. Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini

bisa disebut juga ideologi individualisme liberal.

5

Page 6: Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

Paham individualisme liberal muncul di Eropa Barat (bersama paham sosialisme)

pada abad ke 18-19. Yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomas Hobben,

John Locke, Rousseau, dan Montesquieu. Beberapa prinsip yang dikembangkan ideologi

liberalisme adalah sebagai berikut.

a. Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini , pemilikan sepenuhnya berada

pada pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial,

b. Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan,

c. Pemberian kebebasan penuh pada individu,

d. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.

Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan

dan dinamika kebebasan antar individu. Menurut paham liberalisme, kebebasan antar

individu tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum. Jadi, negara yang menjamin keadilan

dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka mengelola kebebasan agar tetap

menciptakan tertibnya penyelenggaraan hidup bersama.

B. Pandangan Sosialisme

Paham sosialisme dipelopori oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi Blanc,

dan Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang

diutamakan. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan

sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena

keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok.

Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil,

selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat

produksi. Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan

terutama yang tersisih oleh system liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan

kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu

harus diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme

yang radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal itu adalah dengan

menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan. Paham

marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883).

6

Page 7: Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam

memandang hakikat manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika Serikat 1776,

orientasinya lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk individu yang bebas

merdeka, manusia adalah pribadi yang memiliki harkat dan martabat yang luhur. Sedangkan

dalam Manifesto Komunisme Karl Marx dan Engels, orientasinya sangat menekankan pada

hakikat manusia sebagai makhluk sosial semata. Menurut paham ini manusia sebagai

makhluk pribadi yang tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk kepentingan negara.

Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahannya masing-masing. Individualisme liberal

dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi, imperialisme,

dan kolonialisme, liberalisme mungkin membawa manfaat bagi kehidupan politik, tetapi

tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial. Sosialisme dalam bentuk yang ekstrem, tidak

menghargai manusia sebagai pribadi sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam

negara komunis mungkin terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu

terjamin.

3. Kehidupan di Indonesia

Dalam negara Indonesia yang berfalsafahkan Pancasila, hakikat manusia dipandang

memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Manusia bukanlah makhluk individu

dan sosial, tetapi manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Frans Magnis

Suseno, (2001) menyatakan bahwa manusia adalah individu yang secara hakiki bersifat sosial

dan sebagai individu manusia bermasyarakat.

Bung Karno menerangkan tentang seimbangnya dua sifat tersebut dengan ungkapan

“Internasianalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam buminya

nasionalisme. Nasionalisme tidak hidup subur kalau tidak hidup dalam taman sarinya

internasionalisme” (Risalah Sidang BPUPKI-PPKI, 1998). Paduan harmoni antara individu dan

sosial dalam diri bangsa Indonesia diungkap dalam sila kedua dan ketiga Pancasila. Bangsa

Indonesia memiliki prinsip menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi

dan golongan. Namun demi kepentingan bersama tidak dengan mengorbankan hak-hak

dasar setiap warga negara.

Akan tetapi pada masyarakat Indonesia sekarang lebih condong ke arah liberalisme

bagaimana tidak ? seorang pejabat pemerintah bisa mengkorupsi uang pajak untuk rakyat

7

Page 8: Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

sampai bermiliyar – miliyar rupiah itu yang torbongkar, belum lagi yang tidak terbongkar.

Dari yang terkecil seperti premanisme juga mengakar pada budaya kita. Semua itu tidak

dipungkiri masalah ekonomi Indonesia yang kurang baik, banyak suap dimana – mana , dari

jalan raya sampai gedung bertingkat, ada juga nepotisme yang masih banyak terjadi banyak

orang yang tidak berkompeten menjadi ketua organisasi karena saudaranya seorang pejabat

publik, akan tetapi jika sesorang itu ahli dibidangnya dan mendaptkan pekerjaaan di

bidangnya karena saudaranya malah dianjurkan.

Banyak juga orang yang mementingkan masyarakat dari pada diri sendiri seperti

pekerja sosial yang lupa pada keluarganya sehingga terlantar. Hal inilah yang harus dibenahi

kita harus kembali melihat kepada pancasila yang benar – benar memandang sifat pribadi

sekaligus sosial secara seimbang.

D. Data Sebuah Kasus

1. Kasus

REPUBLIKA.CO.ID,KUDUS--Jumlah perkara tindak pidana korupsi di Tanah Air yang

memasuki tahap penyidikan dari Januari hingga Agustus 2011 mencapai 1.018 kasus.

"Perkara tersebut, merupakan perkara yang ditangani oleh Kejaksaan Agung, Kejaksaan

Tinggi Negeri, Kejaksaan Negeri dan Cabang Kejaksaan Negeri se-Indonesia pada tahun ini,"

kata Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Andhi Nirwanto ketika melakukan sosialisasi

upaya pemberantasan tindak pidana korupsi di daerah, di Kudus, Senin.

Sedangkan perkara tindak pidana korupsi yang memasuki tahap penyelidikan, kata

dia, sebanyak 357 kasus, sedangkan jumlah perkara yang memasuki tahap penyidikan

sebanyak 1.018 kasus. Dari seribuan perkara korupsi tersebut, terdapat 825 perkara tindak

pidana korupsi memasuki tahap penuntutan.

Adapun jumlah uang negara yang berhasil diselamatkan dari ratusan kasus tersebut,

dalam bentuk rupiah sebesar Rp 68,46 miliar dan dalam bentuk dolar sebanyak 2.920,56

dolar AS. Berdasarkan data rekapitulasi data perkara tindak pidana korupsi se-Indonesia

untuk tahap penyelidikan periode Januari-Agustus 2011 yang berjumlah 357 kasus, sebanyak

80 kasus di antaranya ditangani oleh Kejaksaan Agung, sedangkan Kejati Jawa Timur dan

Sumatera Utara masing-masing menangani 36 kasus.

8

Page 9: Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

Untuk Kejati yang lainnya, jumlah kasus yang ditangani berkisar antara satu hingga 18

kasus, kecuali Kejati DKI Jakarta, Bali, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Gorontalo untuk

tingkat penyelidikan tindak pidana korupsi masih nihil. Pada tahap penyidikan pada periode

yang sama, semua kejati di Tanah Air menangani kasus korupsi dengan jumlah bervariasi.

Adapun peringkat tiga besar yang menangani kasus korupsi pada tahap penyidikan,

yakni Kejati Jawa Timur sebanyak 119 kasus, disusul Kejati Papua sebanyak 114 kasus, dan

Kejati Jateng sebanyak 79 kasus.

Sementara pada tingkat penuntutan selama periode Januari-Agustus 2011, paling

banyak dari Kejati Jatim sebanyak 91 kasus, disusul Sumatera Utara sebanyak 51 kasus, dan

Sulawesi Utara sebanyak 50 kasus. Sedangkan jumlah perkara tindak pidana korupsi pada

tahun 2010, pada tahap penyidikan sebanyak 2.315 kasus dan pada tahap penuntutan

sebanyak 1.715 kasus dengan jumlah uang negara yang berhasil diselamatkan sebanyak

354,52 miliar.

Andhi menambahkan, dalam rangka pencegahan dan pemberantasan korupsi ke

depan terdapat empat hal yang bisa dijadikan bahan renungan dan pemikiran. Keempat hal

tersebut, yakni harmonisasi peraturan perundang-undangan dalam rangka pencegahan dan

pemberantasan korupsi, revitalisasi dan reaktualisasi peran dan fungsi aparatur penegak

hukum yang menangani perakara korupsi, reformulasi fungsi lembaga legislatif, dan

pemberantasan tindak pidana korupsi harus dimulai dari diri sendiri dari hal-hal yang kecil

dan mulai hari ini agar setiap daerah terbebas dari korupsi.

"Pasalnya, tindak pidana korupsi yang terjadi di daerah akan memberikan andil bagi

indeks persepsi korupsi secara nasional," ujarnya. Berdasarkan lembaga survei internasional

dan penggiat antikorupsi, senantiasa menempatkan Indonesia dalam posisi sebagai negara

terkorup.

Dalam dua tahun terakhir, indeks persepsi korupsi Indonesia versi Transparency

International (TI) berada pada angka 2,8 dengan rangking 110 dari 178 negara pada tahun

2009 dan angka 2,8 dengan rangking 110 dari 180 negara terkorup pada tahun 2010.

Sedangkan versi Political and Economic Risk Consultantcy Ltd (PERC), Indonesia

memiliki indeks persepsi korupsi 8,32 pada tahun 2009 dan 9,10 pada tahun 2010, serta

9

Page 10: Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

menempatkannya sebagai negara terkorup di Asia yang berada di bawah Vietnam dan

Filipina.

2. Statistik Data

Penyidikan 51 Kasus. Per 30 September 2013, di tahun 2013 KPK melakukan

penyelidikan 65 perkara, penyidikan 51 perkara, penuntutan 27 perkara, inkracht 25

perkara, dan eksekusi 32 perkara.

Tabulasi Data Penanganan Korupsi (oleh KPK) Tahun 2004-2013 (per 30

September 2013)

10

Page 11: Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

E. Solusi dari Kasus

Ada beberapa kesimpulan tentang penanggulangan korupsi sebagai berikut:

1) Membangun dan menyebarkan etos pejabat dan pegawai baik di instansi pemerintah

maupun swasta tentang pemisahan yang jelas dan tajam antara milik pribadi dan milik

perusahaan atau milik negara.

2) Mengusahakan perbaikan penghasilan (gaji) bagi pejabat dan pegawai negeri sesuai

dengan kemajuan ekonomi dan kemajuan swasta, agar pejabat dan pegawai saling

menegakan wibawa dan integritas jabatannya dan tidak terbawa oleh godaan dan

kesempatan yang diberikan oleh wewenangnya.

3) Menumbuhkan kebanggaan-kebanggaan dan atribut kehormatan diri setiap jabatan dan

pekerjaan. Kebijakan pejabat dan pegawai bukanlah bahwa mereka kaya dan melimpah,

akan tetapi mereka terhormat karena jasa pelayanannya kepada masyarakat dan negara.

4) Bahwa teladan dan pelaku pimpinan dan atasan lebih efektif dalam memasyarakatkan

pandangan, penilaian dan kebijakan.

5) Menumbuhkan pemahaman dan kebudayaan politik yang terbuka untuk kontrol, koreksi

dan peringatan, sebab wewenang dan kekuasaan itu cenderung disalahgunakan.

6) Hal yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana menumbuhkan “sense of

belongingness” dikalangan pejabat dan pegawai, sehingga mereka merasa peruasahaan

tersebut adalah milik sendiri dan tidak perlu korupsi, dan selalu berusaha berbuat yang

terbaik.

F. Kesimpulan

1) Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan sosial adalah suatu situasi sulit

yang mengharuskan seseoran menentukan pilihan antara kepentingan yang

menyangkut dirinya dan keluarga atau kepentingan kelompok dan kepentingan

masyarakat yang termasuk kepentingan rakyat.

2) Sebagai manusia Kita tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia

mempunyai karakteristik atau kekuatan masing-masing dalam dirinya yang keduanya saling

keterkaitan dalam berbagai hal dalam kehidupan.

3) Kebutuhan manusia sebagai makhluk individu dapat kita lihat terhadap benda atau jasa

yang dapat memberikan kepuasan jasmani maupun kebutuhan rohani misalnya rasa aman, 11

Page 12: Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

ingin dihargai, atau dihormati, sedangkan kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial

adalah kebutuhan saling berinteraksi antara manusia yang satu dengan manusia yang

lainnya dalam kehidupan bermasyarakat misalnya dosen dengan mahasiswa.

G. Saran

Sebagai manusia yang baik dan bijaksana, pasti ia bisa memilih kepentingan mana yang

harus ia dahulukan dan berguna bagi orang banyak bukan hanya berguna bagi diri sendiri.Boleh

kita menomor satukan kepentingan individu tapi jangan sampai kepentingan tersebut

mengganggu kepentingan orang banyak dan tetap jangan lupa bahwa kita sebagai mahluk

social tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.

12

Page 13: Makalah Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar

Daftar Pustaka

Herimanto, dkk. 2012. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Solo : Bumi Aksara

13