makalah ilmu gizi
TRANSCRIPT
Nama : Nana Media
Nim : 1122060059
Kelas : Biologi V B
Pola konsummsi makanan mahasiswa
A. Pendahuluan
Zat gizi atau nutrisi yang terkandung di dalam makanan merupakan kunci
perkembangan dan pemeliharaan kesehatan tubuh. Asupan makanan yang buruk dan diikuti
dengan gaya hidup yang kurang gerak merupakan faktor resiko untuk penyakit kronik yang
mematikan ataupun mengancam hidup, seperti penyakit kardiovaskuler, stroke, hipertensi,
diabetes, dan beberapa jenis kanker. Menurut Canadian statistic (2002), penyakit
kardiovaskuler membunuh duapertiga masyarakat di Amerika Serikat.
Di Indonesia, pada laporan Risdakes (2007) dikatakan bahwa prevalensi beberapa
penyakit seperti hipertensi dan stroke meningkat sesuai dengan peningkatan umur, dan mulai
menyerang orang-orang diusia muda. Faktanya, sudah ditemukan penyakit stroke sebesar
1,1% pada usia muda (Riskesdas, 2007). Salah satu factor ditemukannya penyakit
degenerative pada usia muda adalah asupan makanan yang mengandung tinggi lemak, gula,
dan garam yang kemudian tidak diseimbangkan dengan asupan buah dan sayur (Arisman,
2004).
Tidak memenuhi kebutuhan nutrisi dasar dari usia muda, dapat menyebabkan individu
tersebut terkena dampaknya diusia selanjutnya, seperti kerapuhan tulang yang dapat
menyebabkan fraktur ataupun osteoporosis. Kurang mengkonsumsi zat besi juga dapat
mengakibatkan anemia. Sementara itu, mengkonsumsi suplemen, seperti vitamin A, vitamin
D, vitamin B-6, ataupun kalsium, yang berlebihan juga berbahaya. Mengkonsumsi alkohol
terlalu banyak juga berhubungan dengan terjadinya kasus sirosis hati, beberapa jenis kanker,
kecelakaan, dan bunuh diri (Almatsier, 2013).
Tingkah laku manusia atau kelompok manusi dalam memenuhi kebutuhannya akan
makanan meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan terhadap makanan. Sikap individu
terhadap makanan dapat berupa sifat positif dan negatif. Sikap positif dan negatif terhadap
makanan bersumber pada nilai affective yang berasal dari lingkungan (alam, budaya, sosial,
dan ekonomi) dimana manusia atau kelompok manusia tersebut tumbuh. Demikian juga
halnya dengan kepercayaan terhadap makanan yang berkaitan dengan nilai-nilai koognitif,
yaitu kualitas baik dan buruk serta menarik dan tidak menarik. Pemilihan merupakan proses
psikomotor untuk memilih makanan yang dikonsumsi sesuai dengan sikap dan
kepercayaannya (Agnes Natalia Sebayang, FIK UI, 2012).
Konsumsi makanan dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Kurangnya konsumsi
makanan baik secara kuantitas maupun kualitas pada segala usia dapat menyebabkan
gangguan dalam proses produksi tenaga dan pertahanan tubuh. Gangguan dalam produksi
tenaga dapat menyebabkan individu kekurangan tenaga untuk bergerak bekerja, dan
melakukan aktivitas lainnya. Sedangkan gangguan dalam hal pertahanan tubuh dapat
menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit
(Almatsier, 2013).
Pola makan yang sehat diasosiasikan dengan pengaturan jumlah dan jenis makanan
dengan maksud tertentu, seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau
membantu kesembuhan penyakit. Setiap individu membutuhkan pola makan yang sehat dan
seimbang untuk menjaga kesehatan dan untuk mendukung kelancaran aktivitas, terutama bagi
individu yang memiliki aktivitas keseharian yang padat, misalnya pada mahasiswa.
Mahasiswa tergolong dalam kelompok usia transisi dari masa remaja akhir menjadi dewasa
awal. Seseorang yang memasuki usia transisi ini sudah mulai peduli dan memperhatikan
tentang asupan makanan yang dikonsumsi untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya, baik dari
segi kebutuhan energy, vitamin, maupun mineral.
Oleh karena itu pola makan mahasiswa menjadi fokus utama penulis dikarenakan
asupan makanan yang dikonsumsi oleh mahasiswa akan berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tubuh serta konsentrasinya dalam belajar. Mahasiswa sebagai bagian dari
masyarakat Indonesia dan khususnya sebagai generasi penerus bangsa diharapkan memiliki
perilaku hidup dan pola makan yang sehat.
Sebagian besar mahasiswa tinggal di rumah kost dan asrama, dimana perilaku atau
pola konsumsi makanan mahasiswa yang tinggal di rumah kost dan asrama cenderung serba
tidak teratur dan jauh dari ukuran sehat. Hal ini diakibatkan oleh banyak faktor, seperti
aktivitas yang padat, kesulitan dari segi ekonomi, kurangnya kepedulian dan pengetahuan
akan pola makan yang baik dan lain sebagainya. Hal ini akan berpengaruh pada munculnya
berbagai masalah gizi dan bahkan tidak tertutup kemungkinan akan menyebabkan mahasiswa
menjadi sakit dan akan menghambat proses belajarnya.
B.Tumbuh kembang mahasiswa
Pada umumnya, istilah pertumbuhan dan perkembangan digunakan secara betgantian.
Padahal, kedua proses ini berlangsung secara interdepedensi, artinya saling bergantung satu
sama lain. Kedua proses itu tidak dapat di pisahkan, akan tetapi dari segi penggunannya, kita
dapat membedakanya. (Idad Suhada, 2012) pertumbuhan berkaitan dengan perubahan fisik
secara kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan
adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil proses pematangan fungsi dalam perjalanan
waktu tertentu. Pertumbuhan dapat pula di artikan sebagai proses transmisi dari konstitusi
fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmani) kedalam bentuk proses aktif berkesinambungan
Dalam teori tumbuh kembang, mahasiswa berada pada tahap awal transisi dewasa
(usia 18 20) ataupun dalam tahap memasuki kedewasaan (usia 21-27 Tahap awal transisi
dewasa dialami oleh kelompok usia ini yang baru menyandang predikat mahasiswa, dimana
mereka berpisah dari keluarga dan merasakan kebebasan dari dunia luar. Padahal usia 20
tahun, dewasa muda telah melengkapi pertumbuhan fisiknya.
Dalam perkembangan manusia terdapat hokum-hukum yang diperoleh melalui
penelitian, kajian teori dan praktek. Carol Gestwicqi (1995) mengemukakakn bahwa :
1.Dalam perkambangan terdapat urutan yang dapat diramalkan
2.Perkambangan dalam suatu tahap merupakan lamdasan bagi perkembangan
berikutnya.
3. Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal.
4.Perkembangan itu maju berkelanjutan dan semua aspek-aspeknya merupakan
kesatuan yang saling mempengaruhi.
5.Setiap individu berkembang sesuai dengan waktunya masing-masing.
6.Perkembangan berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks, dari yang
umum kepada yang khusus.
Pada tahap dewasa muda yang sedang hamil dan menyusui, karena pada tahap
tersebut, perubahan fisik, kognitif dan psikososial serta masalah kesehatan yang mereka
alami sangat luas. Usia dewasa awal merupakan masa-masa yang aktif, mereka cenderung
menyibukan diri dengan berbagai aktivitas dan mencari kesuksesan dari segala sisi.
Kelompok usia ini cenderung mengabaikan gejala fisik yang mereka rasakan setelah
beraktivitas dan sering menunda dalam mencari perawatan kesehatan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang kurang normal pada
organisme adalah sebagai berikut. . (Idad Suhada, 2012)
1. faktor sebelum lahir, seperti peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, janin
terkena virus, keracunan sewaktu bayi dalam kandungan, terkena infeksi oleh bakteri
syphilis, TBC, kolera, tifus, gondok, sakit gula dan lain-lain
2. faktor pada saat kelahiran, seperti pendarahan pada bagian kepala bayi yang
disebabkan tekanan dari dinding Rahim ibu sewaktu ia dilahirkan dan efek susunan
syaraf pusat karena proses kelahiranya.
3. faktor yang dialami baya sesudah lahir, seperti pengalaman traumatic pada kepala,
kepala bagian dalam terluka karena kepala janin terpukul atau mengalami serangan
sinar matahari, infeksi pada otak atau selaput otak, misalnya penyakit cerebral
meningitis, malaria tropika, dan lain-lain. Semua penyebab tersebut mengakibatkan
pertumbuhan bayi dan anak menjadi terganggu.
4. faktor fisiologis, misalnya bayi atau anak yang ditinggal ibu, ayah atau kedua
orangtuanya cenderung akan mengalami gangguan fisiologis. Sebeb lain ialah anak-
anak dititipkan pada rumah yatim piyatu, yayasan perawatan bayi, dan lain-lain
sehingga mereka kurang mendapat perawatan jasmaniyah dan kasih saying orang
tuanya. Anak tersebut akan mengalami tekanan mental, kehampaam psikis (inanitie
fisikis), sehingga mengakibatkan kelambatan pertumbuhan pada semua fungsi
jasmani dan rohaninya. Pertumbuhan fisik memang mempengaruhi perkambangan
psikologis, dan sebaliknya factor fsikologis mempengaruhi pertumbuhan fisik. Jadi,
jelaslah bahwa istilah pertumbuhan dimaksudkan untuk menggambat=rkan
pertumbuhan dalam ukuran-ukuran badan dan fungsi-fungsi biologis.
C.Pola konsumsi makan sehari-hari mahasiswa
Pola makan adalah cara seorang atau sekelompok orang yang memilih dan
mengkonsumsi makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, psikologi, budaya
dan social sebagai bagian yang mempengaruhi pola makan dapat meliputi kegiatan memilih
pangan, cara memperoleh, menyimpan, beberapa factor yang mempengaruhi kebutuhan
makan manusia yaitu factor intrinsic dan factor ekstrinsik . Menurut Baliwati (2004) pola
konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau
kelompok orang pada waktu tertentu.
Terkadang, terdapat penilaian yang berbeda terhadap jenis makanan tertentu.di
masyarakat sehingga makanan tersebut dilarang untuk dimakan (tabu). Jenis makanan
pantangan tidak hanya Karena alasan agama, bisa juga karena alas an kesehatan yang berbeda
tiap individu (Suhardjo, 1989).
Energi yang digunakan oleh tubuh tidak hanya berasal dari katabolisme zat gizi yang
tersimpan di dalam tubuh, tetapi juga berasal dari energi dalam makanan yang dikonsumsi
oleh individu tersebut (Almatsier, 2013). Kecukupan energi bisa didapatkan dari konsumsi
makanan yang menjadi sumber karbohidrat, protein, dan lemak. Karbohidrat dan protein
merupakan sumber energi utama bagi tubuh, karena protein memiliki fungsi utama untuk
pertumbuhan
Sebesar 60-75 % energi dalam tubuh dibutuhkan untuk memelihara fungsi dasar
tubuh seperti bernafas, sirkulasi darah, serta mengatur suhu tubuh. Jika jumlah energi yang
masuk lebih sedikit dari pada jumlah energi yang digunakan atau dikeluarkan maka
cadangan energi yang berada pada jaringan otot atau lemak akan digunakan untuk menutupi
kekuranagn tersebut.
Jika konsumsi energi melalui makanan melebihi energi yang dikeluarkan, maka
kelebihan energi tersebut akan diubah menjadi lemak tubuh. Penimbunan lemak tubuh yang
terus menerus dapat menyebabkan berat badan lebih atau kegemukan. Kegemukan dapat
disebabkan oleh berbagai factor seperti konsumsi makanan yang berlebih seperti karbohidrat,
lemak maupun protein serta akibat kurang bergerak. Kegemukan dapat menyebabkan
gangguan fungsi tubuh, yang merupakan resiko untuk menderita penyakit kronis, seperti
diabetes melius, hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker, dan dapat memperpendek
harapan hidup. (Almatsier, 2013)
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh yang berasal dari makanan.
Bahan makanan yang menjadi sumber zat tenaga yang berasal dari karbohidrat antara lain:
beras, jagung, gandum, ubi jalar, kentang, sagu, roti, mie, pasta` makaroni dan tepung-
tepungan disamping gula murni, baik sukrosa, glukosa atau laktosa. Makan yang bersumber
dari karbohidrat sebaiknya memenuhi 50-60% dari total kebutuhan energi (Depkes, 2003)
Karbohidrat dapat dikelompokan menjadi karbohidrat sederhana dan karbohidrat
kompleks. Gula merupakan sumber karbohidrat sederhana. Makanan yang menjadi sumber
karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung,gandum), umbi-umbian (singkong,
ubi jalar, kentang) (Almatsier. 2013). Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat
kompleks lebih lama daripada karbohidrat sederhana, sehingga orang yang mengonsumsi
karbohidrat kompleks tidak akan cepat merasa lapar. Beberapa karbohidrat kompleks seperti
serat tidak dapat dicerna oleh sistem pencernaan manusia dan tidak mampu memberikan
energi yang cukup bagi manusia. Akan tetapi, karbohidrat jenis ini sangat diperlukan oleh
tubuh untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan (FAO, 2008)
Lemak
Lemak merupakan nutrisi padat yang mampu menyediakan 9 kkal per gram diet dan
merupakan sumber penghasil energi tubuh yang utama (ALmatsier, 2013). Sumber zat tenaga
yang berasal dari lemak antara lain daging, susu, telur, kacang-kacangan, dan sebagainya.
Lemak dan minyak merupakan sumber energy paling padat, yang menghasilkan 9 kalori
untuk tiap gram untuk tiap gram, yaitu 2 12
kali besar energy yang dihasilkan oleh karbohidrat
dan protein dalam jumlah yang sama.
Sebagai simpanan lemak, lemek merupakan cadangan energy tubuh paling besar
simpanan ini berasal dari konsumsi berlebihan salah satu atau kombinasi zat-zat energy
karbohidrat, lemak, dan protein. Lemak tubuh pada umumnya disimpan sebagai berikut :
50% dijaringan bawah kulit (subkutan), 45% disekeliling organ dalam rongga perut dan 5%
dijaringan intramuskuler,
Protein
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena berhubungan dengan proses
kehidupan. Protein diperlukan oleh tubuh untuk membangun dan memelihara jaringan tubuh
serta mengganti sel-sel yang rusak. Walaupun fungsi utama protein untuk pertumbuhan, pada
saat tubuh kekurangan zat energi, fungsi protein untuk membentuk glukosa akan
didahulukan. Jika glukosa atau asam lemak di dalam tubuh terbatas, sel terpaksa
menggunakan protein untuk membentuk glukosa dan energi. Dalam keadaan berlebihan,
protein akan mengalami deaminasi. Nitrogen akan dikeluarkan dari tubuh dan sisa-sisa ikatan
karbon akan diubah menjadi lemak dan disimpan didalam tubuh. Dengan demikian,
mengkonsumsi protein secara berlebihan dapan menyebabkan kegemukan (Almatzier. 2004).
Protein dapat didapatkan dari bahan makanan hewani atau tumbuh-tumbuhan (nabati).
Sumber zat pembangun yang berasal dari hewan antara lain: daging, ikan, ayam, telur, udang,
kerang, susu serta turunannya (seperti keju,yoghurt, dll). Protein nabati dapat diperoleh dari
santan, margarine dan mentega.
D.Angka kecukupan gizi
AKG merupakan rekomendasi asupan berbagai nutrient esensial yang
dipertimbangkan berdasarkan pengetahuan ilmiah agar nutrient tersebut cukup memadai
untuk memenuhi kebutuhan gizi semua orang sehat (Hartono, 2006). AKG mencerminkan
rata-rata perhari yang harus dikonsumsi oleh populasi dan bukan merupakan perorangan.
Tubuh manusia membutuhkan aneka ragam makanan untuk memenuhi semua zat gizi
tersebut. Kekurangan atau kelebihan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan kelainan
atau penyakit. Oleh karena itu, perlu diterapkan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang
seimbang sejak usia dini dengan jumlah yang sesuai untuk mencukupi kebutuhan masing-
masing individu, sehingga tercapai kondisi kesehatan yang prima.
Table 1.1
Kecukupan Gizi Rata-Rata Yang Dianjurkan Per Oerang Per Hari
Umur AKG energy
(KKal)
AKG Protein
(g)
16-20 thn (pria) 2500 66
20-45 thn 2800 55
16-20 thn (wanita) 2000 51
20-45 thn 2200 48
Sumber : Depkes RI (2004)
Indeks Masa Tubuh
Pola makan sehat bertujuan untuk menurunkan dan mempertahankan berat badan
ideal, sehingga dianjurkan untuk menyeimbangkan asupan kalori dengan kebutuhan energi
total dengan membatasi konsumsi makanan yang mengandung kalori tinggi atau makanan
dengan kandungan gula dan lemak yang tinggi. Selain itu,
Pola Menu Seimbang
Pedoman pola menu seimbang yang dikembangkan sejak tahun 1950 dan telah
mengakar dikalangan masyarakat luas adalah Pedoman Menu 4 Sehat 5 Sempurna. Hidangan
yang mengandung 4 sehat 5 sempurna terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-
buahan, dan disempurnakan dengan susu. Makanan
pokok seperti nasi berfungsi memberikan rasa kenyang, lauk pauk seperti daging,
ikan, tahu, tempe memberi kepuasan, sayuran dan buah-buahan biasanya dianggap sebagai
pencuci mulut, serta konsumsi susu. Orang dewasa dianjurkan untuk mengkonsumsi porsi
sayuran dalam bentuk tercampur sebanyak 150 -200 gram atau 1,5-2 mangok dan 200-300
gram atau 2-3 potong buah dalam sehari (Almatzier,2013). Konsumsi susu sangat penting
karena memiliki nilai biologis protein yang sangat tinggi serta mudah diserap (Depkes, 2003).
Pedoman 4 sehat 5 sempurna ini pada tahun 1995 telah dikembangkan menjadi Pedoman
Umum Gizi Seimbang yang memuat 13% dasar gizi seimbang (Almatzier, 2013)
Piramida makanan merupakan ilustrasi dari pedoman gizi seimbang. Gambar
piramida digunakan untuk menggambarkan variasi, proporsi, dan keseimbangan. Sebaiknya
setiap makan siang dan makan malam kita mengonsumsi makanan yang terdiri dari 4
kelompok makanan, yaitu makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah. Peranan berbagai
kelompok bahan makanan secara jelas tergambar piramida makanan. Ukuran dari tiap bagian
piramida menunjukkan jumlah porsi setiap hari yang dianjurkan untuk dikonsumsi. Tujuan
piramida makanan ini adalah agar tercapai masyarakat yang terpenuhi kecukupan gizinya,
mengonsumsi makanan dengan seimbang dan beraneka ragam, serta tidak mengonsumsi
makanan secara berlebihan (Depkes, 2003).