makalah hipotuitutari

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelenjar hipofisis kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisis mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormone hipofisis memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, oleh organ lainnya, dimana kadar hormone endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisis untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya. Jenisnya ada Kelenjar hipofisis anterior dan posterior. Hipofungsi kelenjar hipofisis ( Hipopituitarisme ) dapat terjadi akibat penyakit pada kelenjar hipofisis sendiri atau pada hipotalamus ; namun demikian, akibat kedua keadaan ini pada hakikatnya sama. Hipopituitarisme dapat terjadi akibat kerusakan lobus anterior kelenjar hipofisis. Panhipopituitarisme ( penyakit simmond ) merupakan keadaan tidak adanya seluruh sekresi hipofisis dan penyakit ini jarang dijumpai. Microsisi hipofisis pasca partus (syndrome Sheehan ) merupakan penyebab lain kegagalan hipofisis anterior yang jarang. Keadaan ini lebih cenderung terjadi pada wanita yang mengalami kehilangan darah, hipovolemia dan hipotensi pada saat melahirkan. (Smeltzer, Suzanne.C. 2001) 1

Upload: sucia-fhaarista

Post on 04-Sep-2015

252 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

hipotuitutari

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelenjar hipofisis kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisis mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormone hipofisis memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, oleh organ lainnya, dimana kadar hormone endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisis untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya. Jenisnya ada Kelenjar hipofisis anterior dan posterior.Hipofungsi kelenjar hipofisis ( Hipopituitarisme ) dapat terjadi akibat penyakit pada kelenjar hipofisis sendiri atau pada hipotalamus ; namun demikian, akibat kedua keadaan ini pada hakikatnya sama. Hipopituitarisme dapat terjadi akibat kerusakan lobus anterior kelenjar hipofisis. Panhipopituitarisme ( penyakit simmond ) merupakan keadaan tidak adanya seluruh sekresi hipofisis dan penyakit ini jarang dijumpai. Microsisi hipofisis pasca partus (syndrome Sheehan ) merupakan penyebab lain kegagalan hipofisis anterior yang jarang. Keadaan ini lebih cenderung terjadi pada wanita yang mengalami kehilangan darah, hipovolemia dan hipotensi pada saat melahirkan.(Smeltzer, Suzanne.C. 2001)

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas yang diberikan untuk memenuhi

tugas mata kuliah askep sistem endokrin.

2. Tujuan khusus

Diharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat :

a. Mengetahui pengertian penyakit hipopituitarisme

b. Mengetahui klasifikasi dari hipopituitarisme

c. Mengetahui penyebab terjadinya hipopituitarisme

d. Mengetahui tanda dan gejala penyakit hipopituitarisme

e. Mengetahui dan memahami focus pengkajian pada penyakit hipopituitarisme

f. Mengetahui dan memahami focus perencanaan pada penyakit hipopituitarisme

g. Memahami contoh kasus penyakit hipopituitarisme dan mengetahui asuhan keperawatan yang harus diberikan pada penderita hipopituitarisme

C. Manfaat Penulisan

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca, sehingga dapat

menetahui cara hidup sehat, menambah pengetahuan dan pendalaman, penelitian

tentang pasien dengan hipopituitarisme.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Hipopituitari dapat terjadi pada kerusakan lobus anterior kelenjar hipofisis. (brunner & suddarth).

2. Hipopituitari adalah sekresi beberapa hormone hipofisis anterior yang rendah.

(elizabeth. J. Korwin).

3. Hipopituitarisme merupakan keadaan tidak adanya seluruh sekresi hipofisis (sylvia A. Price & Lorrena M. Wilson).

4. Hipopituitari adalah penurunan / adanya sekresi hormon kelenjar hipofisis interior. Hipopituitari sering di sebut juga hipofungsi kelenjar hipofisis. (http://www.google.co.id).

5. Hipofungsi kelenjar hipofisis (hipopituitarisme) dapat terjadi akibat penyakit pada kelenjar sendiri atau pada hipotalamus. (Robbins Cotran Kumar)

6. Hipopitutarisme is pituitary insuffisienency from destruction of the anterior lobe of the pituitary gland. (Diane C. Baughman)

7. Hipopituitarisme adalah disebabkan oleh macam macam kelainan antara lain nekrosis, hipofisis post partum (penyakit shecan), nekrosis karena meningitis basalis trauma tengkorak, hipertensi maligna, arteriasklerosis serebri, tumor granulema dan lain lain (Kapita Selekta Edisi:2)

Jadi, dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa Hipopituitari adalah suatu keadaan yang timbul akibat penurunan, atau tidak adanya sekresi hormone kelenjar hipofisis anterior atau hipofungsi.

B. Etiologi

Sindrom disebabkan oleh kelainan destrutif pada kelenjar hipofisis.

Penyebab yang sering adalah :

1. Sheehan postpartum necrosis

2. Adenoma khoromofob

3. Craniopharyngioma

4. Kelainan-kelainan yang mungkin juga menimbulkan hipopitutarisme ialah radang, terutama tuberculosis, sarcoidosis. Kadang-kadang penyebab dari pada destruksi hipofisis tidak jelas dan hanya tampak sebagai fibrosis saja (dr. Sutisna himawan, 1994)

Hipopiutuitarisme dapat terjadi akibat maifungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus.

Penyebab menyangkut :

1. Infeksi atau peradangan oleh : jamur, bakteri piogenik

2. Penyakit auto imun (hipofisis limfoid autoimun)

3. Tumor, misalnya dari sejenis sel penghasil hormon yang dapat mengganggu pembentukan salah satu atau semua hormon lain.

4. Umpan balik dari organ sasaran yang mengalami malfungsi. Mkisalnya, akan terjadi penurunan sekresi TSH dari hipofisis apabila kelenjer tiroid yang sakit mengeluarkan HT dalam kadar berlebihan

5. Mekrotik hipoksik (kematian akibat kekurangan O2) hipofisis atau oksigenasi dalam merusak sebagian atau semua sel penghasil hormon. Salah satunya sindromn sheecan yang tertjadi setelah perdarahan maternal.

C. Klasifikasi

1. Hypophyseal cachexia (penyakit simmonds)

a. Dapat terjadi pada semua usia, lebih sering pada usia dewasa.

b. Lebih sering pada wanita dengan perbandingan 2 : 1

c. Penderita dapat hidup bertahun-tahun dengan penyakitnya kadang-kadang sampai 30-40 tahun

Gejala-gejala klinik biasanya disebabkan oleh insufiensi adrenal, tyroid atau gonad yang terjadi sekunder akibat hipopituitarisme. Kombinasi kelenjar yang mengalami insufiensi itu bisa berbagai macam : yang paling sering ialah kombinasi hipothyroidisme dan hipoadrenalisme.

2. Hypophyseal dwarfism (jenis lorain-levi)

a. Pada anak yang sedang tumbuh

b. Terjadi duafisme yang simetri

Penyebab yang paling sering ialah : craniopharyngioma. Kadang-kadang juga disebabkan oleh: necrosis hiskemik, kista, atau radang.

3. Sindrom froehlich ( Dystrophia Adiposogenitalis )

a. Obesitas jenis eunocoid

b. Pertumbuhan yanag tidak sempurna dari pada gonad atau genital

c. Ciri-ciri sek sekunder tidak ada disfungsi seksual, dan kulit yang halus

d. Terjadi pada usia muda, dapat menyerang baik laki-laki maupun wanita dengan perbandingan yung sama ( dr. Sutisna himawan 1994 )

D. Manifestasi Klinis

Pada anak-anak, terjadi gangguan pertumbuhan somatis akibat difesiensi pelepasan GH. Duafisme hipofisis (kerdil) merupakan konsekuensi dari difesiensi tersebut. Ketika anak-anak tersebut mencapai pubertas, maka tanda-tanda seksual sekunder dan genitalia eksterna gagal berkembang. Selain itu sering pula ditemukan berbagai derajat infisiensi adrenal dan hipotirodisme, mereka mungkin akan mengalami kesulitan disekolah dan memperlihatkan perkembangan intelektual yang lamban, kulit biasanya pucat karena tidak adanya MSH.

Pada orang dewasa, kehilangan fungsi hipofisis sering mengikuti kronologis seperti defisiensi GH, hipogonadisme, hipotiroidisme dan insufisiensi adrena. Karena orang dewasa telah menyelesaikan pertumbuhan somatisnya maka tinggi tubuh pasien dewasa dengan hipotuitarisme adalah normal.

Adapun tanda dan gejalanya yang mungkin ditemukan yaitu :

1. Terjadi hipogonodisme

2. Penurunan libido, impotensi progresi pertumbuhan rambut dan bulu ditubuh, jenggot, berkurangnya perkembangan otot pada pria.

3. Pada wanita, berhentinya siklus menstruasi aminorea yang merupakan tanda awal dari kegagalan hipofisis. Kemudian diikuti atrofi payudara dan genetalia eksterna (Price Syvia A, 2005:1216-1217)

Kelemahan, disfungsi seksual, kerontokan rambut ketiak dan pubis, hipertensi, perubahan lapang pandang dan sakit kepala dan gangguan penglihatan atau adanya tanda-tanda tekanan intara kranial yang meningkat. Mungkin merupakan di sebabkan tumor oleh tumor pituitary non fungsional yang besar dan trauma.

1. Gambaran dari produksi hormon pertumbuhan yang berlebih termasuk akromegali (tangan dan kaki besar demikian pula lidah dan rahang), berkeringat banyak, hipertensi dan artralgia (nyeri sendi).

2. Hiperprolaktinemia : amenore atau oligomenore galaktore (30%), infertilitas pada wanita, impotensi pada pria.

3. Sindrom Chusing : obesitas sentral, hirsutisme, striae, hipertensi, diabetesmilitus, osteoporosis.

4. Defisiensi hormon pertumbuhan : (Growt Hormon = GH) gangguan pertumbuhan pada anak-anak.

5. Defisiensi Gonadotropin : impotensi, libido menurun, rambut tubuh rontok pada pria, amenore pada wanita.

6. Defisiensi TSH : rasa lelah, konstipasi, kulit kering gambaran laboratorium dari hipertiroidism.

7. Defisiensi Kortikotropin : malaise, anoreksia, rasa lelah yang nyata, pucat, gejala gejala yang sangat hebat selama menderita penyakit sistemik ringan biasa, gambaran laboratorium dari penurunan fungsi adrenal.

8. Defisiensi Vasopresin : poliuria, polidipsia,dehidrasi, tidak mampu memekatkan urin

BAB III

KONSEP ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN HIPOPITUITARI

A. Pengkajian

1. Biodata

a. Identitas klien

Nama: Ny. E

Umur: 28 thn

Jenis kelamin: Perempuan

Status Perkawinan: Kawin

Agama: Islam

Suku/Bangsa: Sunda

Pendidikan: SD

Pekerjaan : Wirasasta

Alamat : Jln. Ciporeat no.07 rt.06 rw.o8 kec.ujungberung Bandung Jawa Barat

No. RM: 14167890

Diagnosa : Hipopituitari

b. Identitas Penanggung

Nama: Tn. B

Umur: 32 thn

Jenis kelamin: Laki-Laki

Status Perkawinan: Nikah

Agama: Islam

Suku/Bangsa: Sunda

Pendidikan: SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jln. Ciporeat

Hubungan dengan klien: Suami pasien

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama :

Nyeri pada kepala pasca kecelakaan ( klien mengalami cedera di bagian kepala)

b. Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke RS dengan keluhan nyeri pada kepala, nyeri dirasakan hilang timbul saat beraktivitas dengan skala nyeri 3 ( skala 0-5 ).

c. Riwayat kesehatan masa lalu

Adakah penyakit atau trauma pada kepala yang pernah diderita klien, serta riwayat radiasi pada kepala.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Didalam keluarga tidak ada yang memiliki gangguan sistem endokrin dan penyakit menular lainnya.

3. Pola Aktivitas Sehari-hari

No

Pola Aktivitas

Sebelum sakit

Selama Sakit

1.

Nutrisi

A. Makan

Pola makan

Frekuensi

Jenis makanan

Keluhan

B. Minum

intake cairan/hari

jenis cairan

Keluhan

Teratur porsi

makan habis.

3 kali sehari.

Nasi, lauk pauk,

sayur.

Tidak ada keluhan

7-8 gelas perhari

Air putih dan teh

Tidak ada keluhan

Teratur, porsi

makan habis.

3 kali sehari

Bubur, lauk pauk,

sayur

Tidak ada keluhan

6-7 gelas perhari

Air putih, cairan infus RL 20 tetes/permenit

Tidak ada keluhan

2

Pola eliminasi

A. BAK

Frekuensi BAK/ hari

Warna urin

Bau

Keluhan

B. BAB

frekuensi BAB/ hari

Konsistensi

Warna feses

Bau

keluhan

6-7 kali

Kuning jernih

Amonia

Tidak ada keluhan

1 kali / hari

Padat

Kuning

Khas feses

Tidak ada keluhan

5-6 kali

Kuning jernih

Amonia

Tidak ada keluhan

1 kali/ hari

Padat

Kuning

Khas feses

Tidak ada keluhan

3

Pola istirahat tidur

A. Kebiasaan

Tidur siang

Tidur malam

13.00-14.00

21.00-05.00

13.00-15.00

20.00-05.30

4

Personal hygiene

A. Frekuensi mandi

B. Frekuensi kramas

C. Frekensi gosok gigi

D. Frekuensi potong kuku

2 kali sehari

2 kali seminggu

2 kali seminggu

1 kali seminggu

Selama dirawat klien belum pernah mandi hanya di lap basah

Belum pernah

Belum pernah

Belum pernah

4. Data Psikososial

Klien merasa khawatir dengan penyakit yang dia alami saat ini, klien berharap

semoga penyakit nya yang di alaminya ini bisa disembuhkan dan klien bisa

beraktivitas seperti biasa lagi.

5. Data Spiritual

Klien beragama islam dan taat melakukan ibadah kepada Allah SWT

6. Pemeriksaan Fisik

Pasca kecelakaan klien mengalami cidera di bagian kepala

7. Pemeriksaan Penunjang

Rontgen

Hasil foto rontgen menunjukan kepala klien mengalami gangguan khususnya bagian hipofisis anterior akibat benturan tersebut.

B. Analisis Data

No

Sympton

Etiologi

Problem

1.

Ds :

Klien mengatakan

nyeri kepala

Do :

ekspresi wajah klien

meringis

skala nyeri 3 (0-5)

P : nyeri

Q : Hilang timbul

R : Kepala

S : 3 (0-5)

T : pada saat

beraktivitas

Adanya faktor penyebab ( adanya trauma pada kepala)

Terjadi gangguan pada jaringan dan kelenjar di sekitar

Produksi hormon terganggu

Hipopituitari (penurunan sekresi hormon hipofisis)

nyeri

nyeri

2.

Ds :

Klien mengatakan

tidak biasa

beraktivitas

Do :

Klien nampak lemah

Klien nampak dalam pemenuhan ADL-nya

Adanya trauma pada klien

Keterbatasan rentang gerak pasca cedera

kelemahan

intoleransi

intoleransi aktivitas

Intoleransi aktivitas

3

Ds :

Klien mengatakan

tidak tahu dengan

penyakitnya

Do :

Klien nampak sering

bertanya tentang

penyakitnya

Klien nampak cemas

Perubahan status kesehatan

Kurang terpaparnya informasi

Koping individu tidak efektif

Ansietas

ansietas

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan cedera kepala.

2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan menurunnya kekuatan otot.

3. Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan status kesehatan.

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

No

Diagnosa Keperawatan

Perencanaan

Tujuan

Intervensi

Rasional

1.

Nyeri berhubungan

dengan cedera

kepala, ditandai

dengan :

Ds :

Klien mengatakan nyeri kepala

DO :

ekspresi wajah meringis

skala nyeri 3 (0-5) nyeri muncul pada saat beraktivitas

TTV

Tujuan :

Klien merasa nyaman

dengan kriteria hasil :

Klien tidak

mengeluh nyeri

TTV dalam

batas normal

1. kaji keluhan

nyeri dengan

menggunakan

skala nyeri,

catat lokasi nyeri, lamanya, serangan, peningkatan nadi, nafas cepat atau lambat, berkeringat dingin.

2. Kurangi rangsangan

3. berikan analgetik

sesuai dengan

program

4. ciptakan lingkungan yang

nyaman termasuk

tempat tidur

5. Ajarkan tekhnik

relaksasi kepada pasien.

6. Ajarkan tekhnik

relaksasi kepada

pasien

7. Observasi TTV

1. mengetahui daerah

nyeri,kualitas,kapan

nyeri dirasakan,

faktor pencetus,

berat ringannya

nyeri yang

dirasakan.

2. nyeri dapat

berkurang dengan posisi yang nyaman

3. nyeri tidak muncul

4. untuk mengurangi

rasa nyeri

5. klien merasa

nyaman saat

beristirahat tidur

6. untuk mengajarkan

pasien apa bila nyeri

timbul

7. untuk mengetahui

keadaan umum

pasien.

2.

Defisit perawatan

diri berhubungan

dengan menurunnya

kekuatan otot,

ditandai dengan :

Ds :

Klien

mengatakan tidak biasa

beraktivitas

Do :

Klien nampak lemah

Klien nampak dalam pemenuhan ADL-nya

Tujuan :

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

klien dapat aktif

dalam aktifitas

perawatan diri.

Dengan kriteria hasil :

Mengidentifikasi memampuan aktifitas perawatan diri.

Melakukan kebersihan optimal setelah bantuan dalam perawatan diberikan.

Berpartisipasi secara fisik / verbal dalam aktifitas, perawatan diri / pemenuhan kebutuhan dasar.

1. Kaji faktor penyebab menurunnya defisit perawatan diri.

2. Tingkatkan partisipasi optimal

3. Evaluasi kemampuan untuk berpartisipasi

dalam setiap aktivitas perawatan.

4. Beri dorongan untuk mengekspresikan perasaan tentang kurang perawatan diri.

1. Menghambat

faktor penyebab

dapat

meningkatkan

perawatan diri.

2. Partisipasi

optimal dapat

memaksimalkan

perawatan diri.

3. Dapat menumbuhkan

rasa percaya diri

klien.

4. Dapat

memberikan

kesempatan pada

klien untuk

melakukan

perawatan diri.

3.

Ansietas

berhubungan dengan

ancaman atau

perubahan status

kesehatan, ditandai

dengan :

Ds :

Klien

mengatakan tidak tahu

dengan

penyakitnya

Do :

Klien

nampak

sering bertanya tentang penyakitnya

Klien nampak cemas

Tujuan :

Ansietas berhubungan

dengan perubahan

status kesehatan

berkurang

Kriteria hasil :

Peningkatan

kenyaman psikologis dan

fisik.

Menggambarkan ansietas dan pola kopingnya.

1. Bina hubungan

saling percaya.

2. Catat respon verbal

non verbal pasien.

3. Berikan aktivitas

yang dapat

menurunkan

ketegangan.

4. Jadwalkan istirahat

adekuat dan

periode

menghentikan

tidur.

1. Komunikasi

terapeutik dapat

memudahkan

tindakan.

2. Mengetahui

perasaan yang

sedang dialami

klien.

3. Kondisi rileks dapat

menurunkan tingkat

ancietas

4. Mengatasi kelemahan,

menghemat energi

dan dapat

meningkatkan

kemampuan koping.

A. Implementasi dan Evaluasi

No

Tgl / jam

DX

Implementasi

Evaluasi

Paraf

Tindakan / hasil

1.

1

mengkaji keluhan nyeri dengan menggunakan skala nyeri, catat lokasi nyeri lamanya,

serangan, peningkatan nadi, nafas cepat atau lambat, berkeringat

dingin.

mengurangi rangsangan

memberikan analgetik

sesuai dengan program

menciptakan lingkungan yang

nyaman termasuk

tempat tidur

mengajarkan tekhnik

relaksasi kepada

pasien.

mengajarkan tekhnik

relaksasi kepada pasien

mengobservasi TTV

S : Klien mengatakan nyeri kepala

O : ekspresi wajah meringis,

skala nyeri 3 (0-5), nyeri

muncul pada saat

beraktivitas, TTV

A : masalah teratasi

P : -

2

2

mengkaji factor

penyebab menurunnya defisit perawatan diri.

Tingkatkan partisipasi

optimal

Evaluasi kemampuan

untuk berpartisipasi

dalam setiap aktivitas

perawatan.

Beri dorongan untuk

mengekspresikan perasaan tentang kurang perawatan diri.

S : Klien mengatakan tidak biasa beraktivitas

O : Klien nampak lemah,

klien nampak dalam

pemenuhan ADL-nya

A : masalah teratasi

P : -

3

3

Membina hubungan saling percaya.

Mencatat respon verbal non verbal pasien.

Memberikan aktivitas yang dapat menurunkan ketegangan.

Menjadwalkan istirahat adekuat dan periode menghentikan tidur

S : Klien mengatakan tidak

tahu dengan

penyakitnya

O : Klien nampak sering

bertanya tentang

penyakitnya, Klien nampak cemas

A :masalah teratasi

P : -

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hipopituitari adalah suatu keadaan yang timbul akibat penurunan, atau tidak adanya sekresi hormone kelenjar hipofisis anterior atau hipofungsi. Hipopiutuitarisme dapat terjadi akibat maifungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus. Adapun tanda dan gejalanya yang mungkin ditemukan adalah terjadi hipogonodisme, penurunan libido, impotensi progresi pertumbuhan rambut dan bulu ditubuh, jenggot, berkurangnya perkembangan otot pada pria.

B. Saran

Pada kesempatan ini penulis ingin menyumbangkan saran-saran pada kasus hipopituitari.Diharapkan pembaca dapat mengetahui gejala-gejala hipoputuitari sejak dini.

15