makalah hipoglikemi revisi.pdf

18
MAKALAH HIPOGLIKEMI (Untuk memenuhi tugas Keperawatan Gawat Darurat) ANGGOTA KELOMPOK : - Okky Dwi N - Diah Ardila - Rereh Yudo P - Ahsanul K - Riza Umami - Ali Mansyur - Rizka Puji L - Imam M - Suraida Handayani - Aprilia K.S - Tami Ambarani - Arvan K - Widiya Fitra Y. - Hanim Irayanti - Wempy P - Mukhlas Saputra - Zainiya Drastisia - Nur Ainun Z PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO 2014

Upload: okky-dwi

Post on 19-Jul-2016

1.412 views

Category:

Documents


352 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH HIPOGLIKEMI revisi.pdf

MAKALAH HIPOGLIKEMI

(Untuk memenuhi tugas Keperawatan Gawat Darurat)

ANGGOTA KELOMPOK :

- Okky Dwi N - Diah Ardila

- Rereh Yudo P - Ahsanul K

- Riza Umami - Ali Mansyur

- Rizka Puji L - Imam M

- Suraida Handayani - Aprilia K.S

- Tami Ambarani - Arvan K

- Widiya Fitra Y. - Hanim Irayanti

- Wempy P - Mukhlas Saputra

- Zainiya Drastisia - Nur Ainun Z

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT

MOJOKERTO

2014

Page 2: MAKALAH HIPOGLIKEMI revisi.pdf

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak

nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk

Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada

terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”HIPOGLIKEMI”.

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan segenap

keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu

besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit

kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari

makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar Makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Mojokerto, 09 Juni 2014

Penulis

Page 3: MAKALAH HIPOGLIKEMI revisi.pdf

Daftar Isi

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

A. BAB I PENDAHULUAN

B. BAB II PEMBAHASAN

C. BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: MAKALAH HIPOGLIKEMI revisi.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hipoglikemia (kadar glukosa darah yang abnormal-rendah) terjadi kalau kadar

glukosa turun di bawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7 hingga 3,3mmol/L). Keadaan ini dapat

terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan

yang terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik yang berat. Pada hipoglikemia berat (kadar

glukosa darah hingga di bawah 10 mg/dl), dapat terjadi serangan kejang bahkan dapat

terjadi koma (koma hipoglikemik). Pada sebagian besar kasus koma hipoglikemik yang

ditemukan di tempat pelayanan kesehatan umum (klinik/RS) penyebab utamanya adalah

karena terapi pemberian insulin pada pasien penderita diabetes mellitus. Pada penelitian

survey yang dilakukan oleh Department of Neurology and Neurological Sciences, and

Program in Neurosciences, Stanford University School of Medicine,terdapat setidaknya

93,2% penyebab masuknya seseorang dengan gejala koma hipoglikemik adalah mereka

yang menderita diabetes mellitus dan telah menjalani terapi pemberian insulin pada rentang

waktu sekitar 1,5 tahunan

B. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui pengertian,

penyebab, tanda dan gejala serta penanganan kegawat daruratan pada HIPOGLIKEMIA

C. Sistematika Penulisan

Pada penulisan makalah ini dibagi dalam tiga bab, setiap bab diuraikan secara

singkat dan dalam bentuk makalah yakni :Bab satu terdiri dari pendahuluan yang berisikan

latar belakang, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. Bab dua terdiri dari konsep

dasar keperawatan dan asuhan keperawatan gawat darurat. Dan bab tiga berisi kesimpulan

dan saran-saran

Page 5: MAKALAH HIPOGLIKEMI revisi.pdf

BAB II

PEMBAHASAN

KONSEP MEDIS

A. Definisi

Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara

abnormal rendah. Dalam keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 70-

110 mg/dL. Pada diabetes, kadar gula darah terlalu tinggi; pada hipoglikemia, kadar gula darah

terlalu rendah. Kadar gula darah yang rendah menyebabkan berbagai sistem organ tubuh

mengalami kelainan fungsi. Hypoglikemi adalah konsentrasi glukose darah di bawah

40mg/100ml. Hypoglikemi merupakan keadaan yang serius dan keadaan semakin gawat jika

anak semakin muda.

Hipoglikemia terjadi kalau kadar glukosa turun di bawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7

hingga 3,3mmol/L). Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang

berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik yang berat. Pada

hipoglikemia berat (kadar glukosa darah hingga di bawah 10 mg/dl), dapat terjadi serangan

kejang bahkan dapat terjadi koma (koma hipoglikemik).

Sel otak tidak mampu hidup jika kekurangan glukose. Hypoglikemi dapat terjadi

berkaitan dengan banyak penyakit, misalnya pada neonatus dengan ibu diabetes dan mengalami

Hyperglikemi in utero, atau sebagai komplikasi cidera dingin. Selama masa menggigil simpanan

glikogen tubuh tidak mencukupi, tetapi jika dihangatkan terjadi peningkatan kebutuhan glikogen.

Simpanan glikogen menurun dan cadangan tidak dapat memenuhi kebutuhan pada pemanasan

(Rosa M Sacharin, 1986).

Otak merupakan organ yang sangat peka terhadap kadar gula darah yang rendah

karena glukosa merupakan sumber energi otak yang utama.

Otak memberikan respon terhadap kadar gula darah yang rendah dan melalui

sistem saraf, merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin (adrenalin). Hal ini akan

merangsang hati untuk melepaskan gula agar kadarnya dalam darah tetap terjaga. Jika kadarnya

menurun, maka akan terjadi gangguan fungsi otak.

Page 6: MAKALAH HIPOGLIKEMI revisi.pdf

B. Etiologi

Etiologi Hypoglikemi pada diabetes militus (DM)

1. Hypoglikemi pada DM stadium dini

2. Hypoglikemi dalam rangka pengobatan DM

a. Penggunaan insulin

b. Penggunaan sulfonilura

c. Bayi yang lahir dari ibu pasien DM

3. Hypoglikemi yang tidak berkaitan dengan DM

a. Hiperinsulinisme alimeter pascagastrektomi

b. Insulinoma

c. Penyakit hati berat

d. Tumor ekstrapankreatik.: fibrosarkoma, karsinoma ginjal

e. Hipopituitarisme

Hipoglikemia bisa disebabkan oleh:

Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas

Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada

penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya.

Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal

Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa di hati.

Secara umum, hipogklikemia dapat dikategorikan sebagai yang berhubungan

dengan obat dan yang tidak berhubungan dengan obat. Sebagian besar kasus hipoglikemia

terjadi pada penderita diabetes dan berhubungan dengan obat.

Penderita diabetes berat menahun sangat peka terhadap hipoglikemia berat. Hal ini

terjadi karena sel-sel pulau pankreasnya tidak membentuk glukagon secara normal dan

kelanjar adrenalnya tidak menghasilkan epinefrin secara normal. Padahal kedua hal

Page 7: MAKALAH HIPOGLIKEMI revisi.pdf

tersebut merupakan mekanisme utama tubuh untuk mengatasi kadar gula darah yang

rendah. Pemakaian alkohol dalam jumlah banyak tanpa makan dalam waktu yang lama

bisa menyebabkan hipoglikemia yang cukup berat sehingga menyebabkan stupor.

Puasa yang lama bisa menyebabkan hipoglikemia hanya jika terdapat penyakit lain

(terutama penyakit kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal) atau mengkonsumsi sejumlah

besar alkohol. Cadangan karbohidrat di hati bisa menurun secara perlahan sehingga tubuh

tidak dapat mempertahankan kadar gula darah yang adekuat. Pada orang-orang yang

memiliki kelainan hati, beberapa jam berpuasa bisa menyebabkan hipoglikemia.

Bayi dan anak-anak yang memiliki kelainan sistem enzim hati yang memetabolisir

gula bisa mengalami hipoglikemia diantara jam-jam makannya.

Seseorang yang telah menjalani pembedahan lambung bisa mengalami hipoglikemia

diantara jam-jam makannya (hipoglikemia alimenter, salah satu jenis hipoglikemia

reaktif). Hipoglikemia terjadi karena gula sangat cepat diserap sehingga merangsang

pembentukan insulin yang berlebihan. Kadar insulin yang tinggi menyebabkan penurunan

kadar gula darah yang cepat.

Jenis hipoglikemia reaktif lainnya terjadi pada bayi dan anak-anak karena memakan

makanan yang mengandung gula fruktosa dan galaktosa atau asam amino leusin. Fruktosa

dan galaktosa menghalangi pelepasan glukosa dari hati; leusin merangsang pembentukan

insulin yang berlebihan oleh pankreas. Akibatnya terjadi kadar gula darah yang rendah

beberapa saat setelah memakan makanan yang mengandung zat-zat tersebut.

Hipoglikemia reaktif pada dewasa bisa terjadi setelah mengkonsumsi alkohol yang

dicampur dengan gula (misalnya gin dan tonik). Pembentukan insulin yang berlebihan juga

bisa menyebakan hipoglikemia. Hal ini bisa terjadi pada tumor sel penghasil insulin di

pankreas (insulinoma). Kadang tumor diluar pankreas yang menghasilkan hormon yang

menyerupai insulin bisa menyebabkan hipoglikemia.

Penyebab lainnya adalah penyakti autoimun, dimana tubuh membentuk

antibodi yang menyerang insulin. Kadar insulin dalam darah naik-turun secara abnormal

karena pankreas menghasilkan sejumlah insulin untuk melawan antibodi tersebut. Hal ini

bisa terjadi pada penderita atau bukan penderita diabetes. Hipoglikemia juga bisa terjadi

Page 8: MAKALAH HIPOGLIKEMI revisi.pdf

akibat gagal ginjal atau gagal jantung, kanker, kekurangan gizi, kelainan fungsi hipofisa

atau adrenal, syok dan infeksi yang berat. Penyakit hati yang berat (misalnya hepatitis

virus, sirosis atau kanker) juga bisa menyebabkan hipoglikemia.

C. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi (Arif Masjoer, 2001) terjadi hipoglikemia pada pasien

yang mendapat pengobatan insulin atau sulfonilurea:

1. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pasien

a. Pengurangan / keterlambatan makan

b. Kesalahan dosis obat

c. Latihan jasmani yang berlebihan

d. Perubahan tempat suntikan insulin

e. Penurunan kebutuhan insulin

· Penyembuhan dari penyakit

· Nefropati diabetik

· Penyakit Addison

· Hipotirodisme

· Hipopituitarisme

f. Hari-hari pertama persalinan

g. Penyakit hati berat

h. Gastroparesis diabetik

2. Faktor-faktor yang berkaitan dengan dokter

a. Pengendalian glukosa darah yang ketat

b. Pemberian obat-obat yang mempunyai potensi hipogliklemik

Page 9: MAKALAH HIPOGLIKEMI revisi.pdf

c. Penggantian jenis insulin

D. Patofisiologi

Puasa / intake kurang

Glikogenolisis

Deficit glikogen pada hepar

Gula darah menurun < 60 mg/dl

Penurunan nutrisi jaringan otak

Respon SSP

Respon Otak Vegetatif state

(hilangnya kesadaran secara permanen)

Kortek serebri Pelepasan norepinefrin &

kurang suplai energi ( < 50mg/dl) adrenalin

Kekaburan yang dirasa dikepala Takikardia, pucat, gemetar,

Sulit konsentrasi / berfikir berkeringat

Gemetar

Kepala terasa melayang Tidak sadar

Gangguan proses berfikir Stupor, kejang, koma

Resiko komplikasi

Resiko terjadi infeksi

Resiko gangguan

keseimbangan

imobilisasi

Page 10: MAKALAH HIPOGLIKEMI revisi.pdf

E. Manifestasi Klinis

Hipoglikemi terjadi karena adanya kelebihan insulin dalam darah sehingga

menyebabkan rendahnya kadar gula dalam darah. Kadar gula darah yang dapat

menimbulkan gejala-gejala hipoglikemi, bervariasi antara satu dengan yang lain.

Pada awalnya tubuh memberikan respon terhadap rendahnya kadar gula darah

dengan melepasakan epinefrin (adrenalin) dari kelenjar adrenal dan beberapa ujung saraf.

Epinefrin merangsang pelepasan gula dari cadangan tubuh tetapi juga menyebabkan gejala

yang menyerupai serangan kecemasan (berkeringat, kegelisahan, gemetaran, pingsan,

jantung berdebar-debar dan kadang rasa lapar). Hipoglikemia yang lebih berat

menyebabkan berkurangnya glukosa ke otak dan menyebabkan pusing, bingung, lelah,

lemah, sakit kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan

penglihatan, kejang dan koma.

Hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang

permanen. Gejala yang menyerupai kecemasan maupun gangguan fungsi otak bisa terjadi

secara perlahan maupun secara tiba-tiba. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang

memakai insulin atau obat hipoglikemik per-oral. Pada penderita tumor pankreas penghasil

insulin, gejalanya terjadi pada pagi hari setelah puasa semalaman, terutama jika cadangan

gula darah habis karena melakukan olah raga sebelum sarapan pagi. Pada mulanya hanya

terjadi serangan hipoglikemia sewaktu-waktu, tetapi lama-lama serangan lebih sering

terjadi dan lebih berat.

Gejala hipoglikemik dan manifestasi dapat dibagi menjadi yang diproduksi oleh

hormon counterregulatory ( epinefrin / adrenalin dan glukagon) dipicu oleh glukosa jatuh,

dan efek neuroglycopenic dihasilkan oleh gula otak berkurang.

Manifestasi adrenergik

Kegoyahan, kegelisahan,

Berdebar-debar , tachycardia

Berkeringat , rasa hangat (meskipun kelenjar keringat memiliki reseptor muscarinic,

sehingga "manifestasi adrenergik" tidak sepenuhnya akurat)

Muka pucat , dingin

Page 11: MAKALAH HIPOGLIKEMI revisi.pdf

Dilated murid (mydriasis)

Perasaan mati rasa " kesemutan "(paresthesia)

Manifestasi Glukagon

Kelaparan , borborygmus

Mual , muntah , ketidaknyamanan perut

Sakit kepala

Manifestasi Neuroglycopenic

Abnormal pemikiran, penilaian terganggu

Spesifik dysphoria, kecemasan , kemurungan, depresi, menangis

Negativisme, lekas marah, agresif, combativeness, marah

Kepribadian berubah, lability emosional

Kelelahan , kelemahan, apatis, kelesuan , melamun, tidur

Kebingungan, amnesia , pusing, delirium

Menatap, "kaca" lihat, penglihatan kabur, penglihatan ganda

Otomatis perilaku, juga dikenal sebagai otomatisme

Kesulitan berbicara, bicara cadel

Ataxia , ketiadaan, kadang-kadang keliru untuk " mabuk "

Focal atau umum motor defisit, kelumpuhan , hemiparesis

Paresthesia , sakit kepala

Pingsan, koma, pernapasan abnormal

Generalized atau fokus kejang

Tidak semua manifestasi di atas terjadi dalam setiap kasus hipoglikemia. Tidak

ada urutan yang konsisten untuk munculnya gejala, jika gejala bahkan terjadi. manifestasi

tertentu juga dapat bervariasi menurut umur, dengan tingkat keparahan hipoglikemia dan

kecepatan penurunan. Pada anak-anak muda, muntah kadang-kadang dapat menyertai

hipoglikemia pagi dengan ketosis . Pada anak yang lebih tua dan orang dewasa, berat

hipoglikemia agak bisa menyerupai mania , penyakit mental, intoksikasi obat, atau

mabuk. Pada orang tua, hipoglikemia dapat menghasilkan fokus stroke seperti efek-atau

sulit menentukan malaise. Gejala satu orang mungkin mirip dari episode ke episode,

Page 12: MAKALAH HIPOGLIKEMI revisi.pdf

tetapi tidak selalu begitu dan mungkin dipengaruhi oleh kecepatan di mana kadar glukosa

yang ditinggalkan, serta kejadian sebelumnya.

F. Diagnosa

Gejala hipoglikemia jarang terjadi sebelum kadar gula darah mencapai 50 mg/dL.

Diagnosis hipoglikemia ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan hasil pemeriksaan

kadar gula darah. Penyebabnya bisa ditentukan berdasarkan riwayat kesehatan penderita,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium sederhana. Jika dicurigai suatu

hipoglikemia autoimun, maka dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya

antibodi terhadap insulin. Untuk mengetahui adanya tumor penghasil insulin, dilakukan

pengukuran kadar insulin dalam darah selama berpuasa (kadang sampai 72 jam).

Pemeriksaan CT scan, MRI atau USG sebelum pembedahan, dilakukan untuk menentukan

lokasi tumor.

G. Pencegahan

Cara yang paling efektif untuk mencegah episode selanjutnya hipoglikemia

tergantung pada penyebabnya.

Risiko episode lebih lanjut dari hipoglikemia diabetes sering dapat (tetapi tidak

selalu) akan berkurang dengan menurunkan dosis insulin atau obat lain, atau dengan

perhatian yang lebih cermat untuk menyeimbangkan gula darah pada jam yang tidak biasa,

tingkat yang lebih tinggi dari latihan, atau konsumsi alkohol.

Banyak kesalahan metabolisme bawaan memerlukan menghindari atau

pemendekan interval puasa, atau karbohidrat ekstra. Untuk gangguan yang lebih berat,

seperti jenis penyakit penyimpanan glikogen 1, ini mungkin diberikan dalam bentuk tepung

jagung setiap beberapa jam atau dengan infus lambung terus menerus.

Beberapa perlakuan digunakan untuk hipoglikemia hyperinsulinemic, tergantung

pada bentuk yang tepat dan tingkat keparahan. Beberapa bentuk hiperinsulinisme bawaan

menanggapi diazoxide atau octreotide . Operasi pengangkatan bagian terlalu aktif pankreas

adalah kuratif dengan resiko minimal ketika hiperinsulinisme adalah fokal atau karena

tumor jinak memproduksi insulin pankreas.Ketika hiperinsulinisme bawaan longgar dan

Page 13: MAKALAH HIPOGLIKEMI revisi.pdf

tahan terhadap obat, pancreatectomy nyaris total mungkin pengobatan terakhir, namun

dalam kondisi ini kurang konsisten efektif dan penuh dengan komplikasi lebih.

Hipoglikemia karena kekurangan hormon seperti hypopituitarism atau kekurangan

adrenal biasanya berhenti ketika hormon yang tepat diganti.

Hipoglikemia karena sindrom dumping dan kondisi pasca-bedah lainnya yang

terbaik ditangani dengan mengubah diet. Termasuk lemak dan protein dengan karbohidrat

dapat memperlambat pencernaan dan mengurangi sekresi insulin awal. Beberapa bentuk

ini menanggapi pengobatan dengan inhibitor glukosidase , yang

memperlambat pati pencernaan.

Hipoglikemia reaktif dengan kadar glukosa menunjukkan rendah paling sering

gangguan ditebak yang bisa dihindari dengan mengkonsumsi lemak dan protein dengan

karbohidrat, dengan menambahkan camilan pagi atau sore hari, dan mengurangi konsumsi

alkohol.

Sindrom Idiopathic postprandial tanpa kadar glukosa menunjukkan rendah pada

saat gejala bisa lebih dari tantangan manajemen. Banyak orang menemukan perbaikan

dengan mengubah pola makan (porsi kecil, menghindari gula berlebihan, makanan

campuran daripada karbohidrat sendiri), mengurangi asupan perangsang seperti kafein ,

atau dengan membuat perubahan gaya hidup untuk mengurangi stres.

H. Penatalaksanaan

Glukosa darah diarahkan kekadar glukosa puasa : 120 mg/dl

Dengan rumus 3 – 2 – 1

Hipoglikemi:

Pisang / roti / karbohidrat lain, bila gagal

Teh gula, bila gagal tetesi gula kental atau madu dibawah lidah.

Koma hipoglikemi:

Injeksi glukosa 40% iv 25 ml infus glukosa 10%, bila belum sadar dapat diulang setiap ½

jam sampai sadar (maksimum 6 x) bila gagal

Page 14: MAKALAH HIPOGLIKEMI revisi.pdf

Injeksi efedrin bila tidak ada kontra indikasi jantung dll 25 – 50 mg atau injeksi glukagon

1 mg/im, setelah gula darah stabil, infus glukosa 10% dilepas bertahap dengan glukosa 5%

stop.

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Fokus Pengkajian

Data dasar yang perlu dikaji adalah :

1. Keluhan utama : sering tidak jelas tetapi bisanya simptomatis, dan lebih sering

hipoglikemi merupakan diagnose sekunder yang menyertai keluhan lain sebelumnya

seperti asfiksia, kejang, sepsis.

2. Riwayat :

ANC

Perinatal

Post natal

Imunisasi

Diabetes melitus pada orang tua/ keluarga

Pemakaian parenteral nutrition

Sepsis

Enteral feeding

Pemakaian Corticosteroid therapi

Ibu yang memakai atau ketergantungan narkotika

Kanker

3. Data fokus

Data Subyektif :

Sering masuk dengan keluhan yang tidak jelas

Keluarga mengeluh bayinya keluar banyak keringat dingin

Rasa lapar (bayi sering nangis)

Page 15: MAKALAH HIPOGLIKEMI revisi.pdf

Nyeri kepala

Sering menguap

Irritabel

Data obyektif:

Parestisia pada bibir dan jari, gelisah, gugup, tremor, kejang, kaku,

Hight—pitched cry, lemas, apatis, bingung, cyanosis, apnea, nafas cepat

irreguler, keringat dingin, mata berputar-putar, menolak makan dan koma

Plasma glukosa < 50 gr/%

B. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko komplikasi berhubungan dengan kadar glukosa plasma yang rendah seperti,

gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi

2. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh

3. Resiko Gangguan Keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan peningkatan

pengeluaran keringat

4. Keterbatasan gerak dan aktivitas berhubungan dengan hipoglikemi pada otot

C. Intervensi

1. Resiko komplikasi berhubungan dengan kadar glukosa plasma yang rendah seperti,

gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi

Rencana tindakan:

Cek serum glukosa sebelum dan setelah makan

Monitor : kadar glukosa, pucat, keringat dingin, kulit yang lembab

Monitor vital sign

Monitor kesadaran

Monitor tanda gugup, irritabilitas

Lakukan pemberian susu manis peroral 20 cc X 12

Analisis kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan hipoglikemi.

Page 16: MAKALAH HIPOGLIKEMI revisi.pdf

Cek BB setiap hari

Cek tanda-tanda infeksi

Hindari terjadinya hipotermi

Lakukan kolaborasi pemberian Dex 15 % IV

Lakukan kolaborasi pemberian O2 1 lt – 2 lt /menit

2. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh

Rencana tindakan:

Lakukan prosedur perawatan tangan sebelum dan setelah tindakan

Pastikan setiap benda yang dipakai kontak dengan bayi dalam keadaan bersih atau

steril

Cegah kontak dengan petugas atau pihak lain yang menderita infeksi saluran nafas.

Perhatikan kondisi feces bayi

Anjurkan keluarga agar mengikuti prosedur septik aseptik.

Berikan antibiotik sebagai profolaksis sesuai dengan order.

Lakukan pemeriksaan DL, UL, FL secara teratur.

3. Resiko Gangguan Keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

peningkatan pengeluaran keringat

Rencana tindakan:

Cek intake dan output

Berikan cairan sesuai dengan kebutuhan bayi /kg BB/24 jam

Cek turgor kulit bayi

Kaji intoleransi minum bayi

Jika mengisap sudah baik anjurkan pemberian ASI

4. Keterbatasan gerak dan aktivitas berhubungan dengan hipoglikemi pada otot

Rencana Tindakan:

Bantu pemenihan kebutuhan sehari-hari

Lakukan fisiotherapi

Ganti pakaian bayi secara teratur dan atau jika kotor dan basah

Page 17: MAKALAH HIPOGLIKEMI revisi.pdf

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah Hipoglikemia merupakan salah satu

kegawatan diabetic yang mengancam, sebagai akibat dari menurunnya kadar glukosa darah <

60 mg/dl. Tanda dan gejala hipoglikemia terdiri dari Fase I,gejala –gejala akibat aktivasi pusat

autonom di hipotalamus sehingga hormon epinefrin di lepaskan.Gejala awal ini merupakan

peringatan karna saat itu pasien masih sadar sehingga dapat di ambil tindakan yang perlu untuk

mengatasi hipoglikemia lanjut.Fase II,gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terganggunya

fungsi otak , karna itu dinamakan gejala neurologis. Pengkajian khusus paha hipoglikemia

adalah Airway:Tidak ada gangguan; Breathing:Merasa kekurangan oksige dan napas

tersengal-sengal dan Circulation: Kebas,kesemutan di bagian ekstremitas, keringat dingin,

hipotermi, dan penurunan kesadaran

B. Saran

Untuk memudahkan pemberian tindakan keperawatan dalam keadaan darurat secara

cepat dan tepat, mungkin perlu dilakukan prosedur tetap/protokol yang dapat digunakan setiap

hari. Bila memungkinkan , sangat tepat apabila pada setiap unit keperawatan di lengkapi

dengan buku-buku yang di perlukan baik untuk perawat maupun untuk klien

Page 18: MAKALAH HIPOGLIKEMI revisi.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito (1997), L.J Nursing Diagnosis, Lippincott , New Yor

Marino (1991), ICU Book, Lea & Febiger, London

Nelson (1993), Ilmu Kesehatan Anak, EGC, Jakarta

Suparman (1988), Ilmu Penyakit Dalam , Universitas Indonesia, Jakarta.

Wong and Whaley (1996) Peiatric Nursing ; Clinical Manual, Morsby, Philadelpia

Waspadji S. Kegawatan pada diabetes melitus. Dalam: Prosiding simposium: penatalaksanaan

kedaruratan di bidang ilmu penyakit dalam. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu

Penyakit Dalam FKUI; 2000. hal.83-4. http://askep21a.blogspot.com/2013/11/askep-

hipoglikemia.html