makalah hakim

10
MAKALAH MATERIAL HANDLING Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perancangan Tata Letak Fasilitas DISUSUN OLEH: Nama : Affanul Hakim NIM : 130130023 DOSEN PEMBIMBING: Syarifuddin, S.T., M.T. JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MALIKUSSALEH 2015

Upload: arie-gonzales

Post on 31-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

rerw

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Hakim

MAKALAH

MATERIAL HANDLING

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Perancangan Tata Letak Fasilitas

DISUSUN OLEH:

Nama : Affanul Hakim

NIM : 130130023

DOSEN PEMBIMBING:

Syarifuddin, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

2015

Page 2: Makalah Hakim

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas berkat, rahmat, dan karunia-Nyalah karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam juga tak lupa pula kita berikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, sehingga kita bisa sampai seperti saat ini. Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Perancangan Tata Letak Fasilitas” di semester V di tahun ajaran 2015/2016 ini dengan pembahasan mengenai “Penanganan Material (Material Handling)”.

Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Syarifuddin, S.T., M.T. yang tidak pernah lelah dan bosan untuk selalu

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis setiap saat.

2. Orang tua, keluarga, dan teman-teman yang selalu memberikan motivasi dan

dorongan serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual.

Penulis sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Penyusun

Affanul Hakim

Page 3: Makalah Hakim

MATERIAL HANDLING

Pemindahan bahan atau material handling merupakan istilah terjemahan dari

material handling adalah suatu aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan

produksi dan memiliki kaitan erat dengan perencanaan tata letak fasilitas produksi

(Wignjosoebroto, 2000).

Material Handling Planning Sheet (MHPS) merupakan suatu tabel yang digunakan

untuk menghitung biaya penanganan bahan. Disini dilakukan minimasi biaya

penanganan bahan tetapi dengan tidak mengabaikan prinsip-prinsip pemindahan

bahan, prinsip-prinsip tersebut adalah seluruh aktivitas pemindahan harus

direncanakan, mengoptimasi aliran bahan dengan merencanakan sebuah urutan

operasi dan pengaturan peralatan, mengurang mengkombinasi dan menghilangkan

pergerakan atau peralatan yang tidak diperlukan, memanfaatkan prinsip gravitasi

bagi pergerakan bahan jika memungkinkan, meningkatkan jumlah, ukuran dan berat

muatan yang dipindahkan, menggunakan peralatan pemindahan yang mekanis dan

otomatis, mengurangi waktu non produktif dari peralatan dan tenaga kerja (Apple

1990).

Material Handling adalah salah satu jenis transportasi (pengangkutan) yang

dilakukan dalam perusahaan industri, yang artinya memindahkan bahan baku, barang

setengah jadi atau barang jadi dari tempat asal ketempat tujuan yang telah ditetapkan.

Pemindahan material dalam hal ini adalah bagaimana cara yang terbaik untuk

memindahkan material dari satu tempat proses produksi ketempat proses produksi

yang lain. Pada dasarnya kegiatan material handling adalah kegiatan tidak produktif,

karena pada kegiatan ini bahan tidaklah mendapat perubahan bentuk atau perubahan

nilai, sehingga sebenarnya akan mengurangi kegiatan yang tidak efektif dan mencari

ongkos material handling terkecil. Menghilangkan transportasi tidaklah mungkin

dilakukan, maka caranya adalah dengan melakukan hand-off, yaitu menekan jumlah

ongkos yang digunakan untuk biaya transportasi. Menekan jumlah ongkos

transportasi dapat dilakukan dengan cara: menghapus langkah transportasi,

mekanisasi atau meminimasi jarak (Unikom, 2011).

Page 4: Makalah Hakim

Berikut ada beberapa istilah yang umumnya dijumpai dalam pembahasan mengenai

material handling (Mercubuana, 2010). Transport, adalah pemindahan bahan dalam

satuan berat (unit load) atau continers melalui suatu lintasan yang jaraknya lebih dari

5 feet atau sekitar 1,5 meter. Transper, adalah pemindahan bahan melalui lintasan

yang jaraknya kurang dari 5 feet atau sekitar 1,5 meter. Bulk Material, yaitu baha

material yang dalam pemindahan tidak memerlukan bag, barrel, bottle, drum, dan

lain-lain. Unit load, manunjukan sejumlah packaged unit tertentu yang bisa di muat

dalam skid box, pallets, dan lan-lain. Rehandle, adalah aktivitas penurunan muatan

yang ada dalam pallets, box, skid, dan lain-lain (Mercubuana, 2010).

Pemindahan barang adalah bagian dari sistem industri yang memberi pengaruh

tentang hubungan dan kondisi fisik dari bahan atau material produk terhadap proses

produksi tanpa adanya perubahan-perubahan akan kondisi atau bentuk material

produk itu sendiri. Prinsip didalam menetapkan sistem pemindahan bahan yang

optimal adalah konsep “the best handling is no handling at all”. Material handling

adalah aliran bahwa yang harus direncanakan dengan secermat-cermatnya sehingga

material akan bisa dipindahkan pada saat dan menuju lokasi yang tepat (Binus,

2004).

Kegunaan Material Handling

Dalam merancang tata letak pabrik, maka aktivitas pemindahan bahan (material

handling) merupakan salah satu faktor yang cukup penting untuk diperhatikan dan

diperhitungkan. Aktivitas pemindahan tersebut dapat ditentukan dengan terlebih

dahulu memperhatikan aliran bahan yang terjadi dalam suatu operasi. Selanjutnya hal

yang harus diperhatikan adalah tipe layout yang akan digunakan. Ongkos material

handling adalah ongkos yang dikeluarkan untuk melakukan pemindahan material

dari satu departemen menuju departemen yang lain untuk dilakukannya proses

produksi selanjutnya. Tujuan ongkos material handling adalah menjaga atau

mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan dan memberikan

perlindungan terhadap material (Mercubuana, 2010).

Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi Menghemat penggunaan luas lantai.

Mengurangi beban manusia dan kecelakaan. Meningkatkan semangat kerja.

Page 5: Makalah Hakim

Mengurangi biaya handling atau penanganan. Mengurangi biaya overhead.

Mengurangi biaya produksi (Mercubuana, 2010).

Kegunaan luas lantai adalah saat digunakan dalam membantu untuk perhitungan

Ongkos Material Handling antar departemen, sesuai dengan luas lantai hasil

perhitungan. Beberapa aktivitas pemindahan bahan yang perlu diperhitungkan adalah

sebagai berikut. Pemindahan bahan dari gudang bahan baku (receiving) menuju

departemen fabrikasi maupun departemen assembling. Pemindahan bahan yang

terjadi dari satu departemen menuju departemen yang lainnya. Pemindahan bahan

dari departemen assembling menuju gudang bahan jadi (shipping). Alat angkut yang

dipergunakan (Binus, 2004).

Peralatan Material Handling

Peralatan material handling yang biasanya dipergunakan dalam suatu perusahaan

pabrik dapat dibedakan atas sebagai berikut: Fixed path equipment yaitu peralatan

material handling yang sudah tetap (fixed) digunakan suatu proses produksi,dan

dapat digunakan untuk maksud-maksud lain. Sifat-sifat dari fixed path

equipment ialah: biasanya tergantung atau ditentukan oleh proses produksi. Sifatnya

sudah tetap (fixed) tidak fleksibel, karena hanya digunakan untuk mengangkut

barang-barang atau bahan-bahan secara terus-menerus dan tidak dapat digunakan

untuk maksud yang lain. Mesin-mesin atau peralatan ini biasanya menggunakan

kekuatan tenaga listrik. Contoh fixed path equipment adalah: ban berjalan

(conveyor), ada yang diletakkan di atas ruang dan ada di lantai, derek (cranes), lift

(elevator), kereta api (Unikom, 2011).

Varied Path Equipment, yaitu peralatan material handling yang sifatnya fleksibel

dapat dipergunakan untuk bermacam-macam tujuan dan tidak khusus untuk

mengangkut atau memindahkan bahan-bahan/barang-barang tertentu. Sifat-sifat dari

varied ialah: biasanya tidak tergantung dari proses produksi. Dapat dipergunakan

bermacam-macam operasi. Mesin-mesin atau peralatan semacam ini biasanya

digunakan dengan kekuatan tenaga manusia atau tenaga mesin (motor). Contoh dari

varied path equipment adalah bermacam-macam truk, forktruck atau forklift, kereta

dorong (Mercubuana, 2010).

Page 6: Makalah Hakim

Pemilihan jenis alat angkut didasari terhadap besar beban material yang harus

dipindahkan, dimana jenis alat angkut yang dipergunakan bergantung pada

spesifikasi alat angkut dalam melakukan operasinya. Beberapa alat-alat angkut yang

biasa dipergunakan adalah: Alat angkut dengan menggunakan tenaga manusia <20

kg. Alat angkut dengan menggunakan walky pallet (20-50 kg). Alat angkut dengan

menggunakan lift truck (di atas 50 kg). Setelah ditentukan alat angkut yang akan

digunakan, maka selanjutnya dapat ditentukan ongkos alat angkut berdasarkan jarak

tempuh (meter gerakan). Seperti telah dikatakan bahan plant lay out dan material

handling seharusnya berjalan bersamaan. Oleh karena itu plant lay out yang dibuat

haruslah mencerminkan banyaknya kebutuhan atas kegiatan material handling dari

suatu tingkat proses ke tingkat proses berikutnya (Mercubuana, 2010).

Faktor-faktor material handling yang perlu dipertimbangkan dalam plant lay out

yang baru ialah disediakannya gang-gang kecil atau ruang gerak (aisles) yang cukup

lebar untuk menempatkan dengan aman jenis-jenis peralatan yang mekanis, dan

dapat menampung muatan yang terbesar yang dihadapkan serta cukup bagi tempat

bergerak orang-orang yang berjalan sejajar. Menyediakan tempat atau ruangan yang

cukup untuk berjalannya pekerjaan, sehingga dapat dihindarinya rehandling sebelum

pengolahan dilakukan. Menyimpan barang agar supaya barang tersebut tetap dalam

keadaan yang baik untuk dikerjakan. Jangan sekali-kali meletakkan bahan-bahan

lepas di atas lantai, kecuali bila tidak dapat dihindarkan sama sekali, karena hal ini

membutuhkan pekerjaan dengan tangan untuk mengangkut dan membongkar bahan-

bahan tersebut setiap kali dipindahkan (Mercubuana, 2010).

Meniadakan kamar-kamar penyimpanan yang terpencil dan dipagari di mana

mungkin, kecuali kalau: bahan-bahan harus disimpan secara teliti sekali, bahan-

bahan mudah hilang, rusak atau dicuri, bahan-bahan tidak segera dapat diperoleh,

karena waktu pengiriman bahan-bahan tersebut lama. Kamar penyimpanan yang

dipagari membutuhkan sistem pemindahan yang khusus baik untuk penerimaan

maupun pengeluaran barang, dan biasanya administrasinya khusus pula.

Mengadakan suatu sistem pemindahan barnag-barang sisa atau scrap dari bahan-

bahan bekas yang dibuang. Merencanakan pos-pos pengawasan sebagai suatu bagian

dari arus pekerjaan. Menghindarkan semua gerakan yang menyilang (zig-zag yang

melalui arus yang berlaku umum (general line of flow). Merencanakan pekerjaan-

Page 7: Makalah Hakim

pekerjaan pengepakan pada akhir aliran atau arus pekerjaan untuk menghindarkan

pekerjaan pengepakan dan pengangkutan kembali. Dalam merencanakan tempat-

tempat penerimaan dan pengiriman barang, kekuatan lantai harus dibuat sedemikian

rupa, sehingga memudahkan masuknya kendaraan pengangkut/pemindah bahan

(Mercubuana, 2010)

Menurut Herjanto (2008), perencanaan penanganan material adalah suatu komponen

penting dalam perencanaan fasilitas, terutama dalam kaitannya dengan desain tata

letak. Ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan di dalam perencanaan

penanganan material, yaitu:

1. Sistem penanganan material yang disusun harus dapat memenuhi tujuan dan

persyaratan dasar, serta mempertimbangkan keinginan masa datang.

2. Sistem kegiatan penanganan dan dan penyimpanan hendaknya merupakan

suatu sistem operasi yang terintegrasi termasuk dalam penerimaan, inspeksi,

penyimpanan, produksi, perakitan, pengemasan, pergudangan, pengangkutan

dan transportasi.

3. Peralatan penanganan material dan prosedurnya agar didesain sedemikian

rupa dengan mempertimbangkan faktor kemampuan manusia dan

keterbatasannya, sehingga dapat terjadi interaksi yang efektif dengan manusia

yang menggunakan sistem.

4. Metode dan peralatan penanganan material yang dipilih harus memberikan

biaya per unit angkut yang rendah.

5. Faktor pemakaian energi dari sistem penanganan material dan prosedurnya

harus diikutsertakan dalam melakukan justifikasi ekonomi.

6. Penggunaan ruangan harus dimanfaatkan seefektif mungkin.

7. Sedapat mungkin manfaatkan gaya berat untuk memindahkan material,

dengan tetap memperhatikan keterbatasan yang menyangkut faktor

keselamatan tenaga kerja, kerusakan maupun kehilangan produk.

8. Untuk meningkatkan informasi pengendalian material, sedapat mungkin

gunakan komputerisasi dalam sistem penanganan material dan penyimpanan.

9. Dalam penanganan dan penyimpanan, arus data agar dapat diintegrasikan

dengan arus fisik material.

10. Urutan operasi dan tata letak peralatan harus efektif dan efisien.

Page 8: Makalah Hakim

11. Metode dan peralatan penanganan material agar distandarisasikan sehingga

terdapat kesamaan dalam pelaksanaan dan acuan yang digunakan.

12. Peralatan penanganan material jika mungkin dimekanisasikan untuk

meningkatkan efisiensi.

13. Metode dan peralatan penanganan material yang digunakan harus memiliki

dampak minimal terhadap lingkungan.

14. Metode penanganan harus sesederhana mungkin, dengan mengeliminasi,

mengurangi, atau mengkombinasikan gerakan dan atau peralatan yang tidak

perlu.

15. Metode dan peralatan yang dipilih sedapat mungkin bisa digunakan untuk

berbagai tugas dalam berbagai kondisi operasi.

16. Metode dan peralatan penanganan material harus sesuai dengan peraturan

keselamatan yang berlaku.

17. Sistem penanganan material harus mencakup rencana pemeliharaan dan

jadwal perbaikan untuk semua peralatan serta kebijaksanaan jangka panjang

untuk penggantian peralatan dan metode yang usang.

Biaya Material Handling

Umumnya, biaya yang diperlukan dalam kegiatan material handling cukup besar.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meminimalkan biaya perpindahan

barang yakni melalui perbaikan tata letak penempatan barang. Tata letak penempatan

barang yang baik adalah tata letak yang memungkinkan barang yang tersimpan dapat

terjangkau dan jarak pemindahan yang minimum. Jarak pemindahan yang minimum

akan dapat mengurangi biaya perpindahan barang sehingga dapat mengurangi total

biaya operasional gudang (Tompkins dan Smith, 1990 dalam Karonsih, et al., 2013).

Secara umum biaya yang termasuk dalam perancangan dan operasi sistem penanganan material adalah sebagai berikut:

1. Biaya investasi

Yang termasuk biaya ini adalah harga pembelian peralatan, harga komponen alat bantu dan biaya instalasi.

2. Biaya operasi, yang terdiri dari:

a. Biaya perawatan

b. Biaya bahan bakar

Page 9: Makalah Hakim

c. Biaya tenaga kerja yang terdiri dari upah dan jaminan kecelakaan

3. Biaya pembelian muatan, yang digolongkan dalam pembelian pallets dan

container.

4. Biaya yang menyangkut masalah pengepakan dan kerusakan material.

Susetyo, et al. (2010) juga mengatakan bahwa pemilihan ongkos material

handling sebagai kriteria keberhasilan dari relayout disebabkan oleh beberapa alasan,

yaitu:

1. Ongkos material handling cukup besar dan terjadi secara terus menerus di

samping juga termasuk dalam klasifikasi ongkos variabel. Material handling

pada dasarnya merupakan kegiatan yang tidak produktif yaitu dalam arti tidak

memberikan nilai tambah apa-apa dari material yang dipindahkan.

2. Ongkos material handling dapat dengan mudah dihitung. Biasanya ongkos

material handling akan proporsional dengan jarak pemindahan material.

3. Ongkos material handling seringkali akan sangat dipengaruhi oleh relayout-

nya sendiri.

Contoh Kasus

Berikut adalah ongkos material handling pada salah satu proses produksi :

Harga conveyor : 10juta

Umur pakai : 5 tahun

Bahan bakar (listrik) : Rp 10.000,-/8jam

Maintenance (perawatan) : Rp 10.000,-/jam

Lama operasi mesin : 300hari/1tahun

Upah operator : Rp 10.000,-/jam

Jawab

a. (10juta x 1th x 1hari)/(5th x 30hr x 8jam) = Rp 2500/jam

b. Jarak perpindahan tiap jam

20.000m/hari x (1hari/8jam) = 2500/jam

c. Total biaya

(10.000 + (10.000/8jam) + 2500 + 10.000)= 23.750/Jam

d. OMH

23.750/jam / 2500 m/jam = Rp 9,5/m

Page 10: Makalah Hakim

DAFTAR PUSTAKA

Purwaningsih, Ratna dan P. A. Wicaksono. 2007. Ergonom Industri. Buku Ajar. Universitas Diponegoro. Semarang.

Rochman, Taufiq; R. D. Astuti; dan R. Patriansyah. 2010. Peningkatan Produkstivitas Kerja Operator melalui Perbaikan Alat Material Handling dengan Pendekatan Ergonomi. Performa, 9(1):1-10.