makalah hadits tarbawy (takhrij dan syarah).docx
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 MAKALAH HADITS TARBAWY (takhrij dan syarah).docx
1/11
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar BelakangAl-Hadits merupakan sumber hukum islam kedua setelah Al-Qur’an, karena iamempunyai peranan penting, terutama sebagai hujjah dalam menetapkan hukum. Olehkarena itu validasi sebuah hadits harus menjadi perhatian. Hadits mempunyai tiga unsur
penting yakni, sanad, matan dan perawi. Sebuah hadits belum dapat ditentukan apakah boleh diterima (maqbul se!ara baik atau ditolak (mardud sebelum keadaan sanadnya,apakah merekamuttashil ataukah munqathi’ . Sanad berperan menentukan nilai hadits,karena sanad adalah matarantai para pera"i yang mengantarkan sebuah matan.Sedangkan matan merupakan lafadhyang menunjuk pada isi sebuah hadits. #ari segi
peri"ayatannya, posisi dan kondisi para pera"i yang berderet dalam sanad sangatmenentukan status sebuah hadits, apakah ia shahih, dla’if,atau lainnya. #engan demikian
ke-a’dalah-an, ke-tsiqoh-an dan ke-dlabith-an setiap pera"i sangat menentukn statushadits.#iantara kita terkadang memperoleh atau menerima teks, baik dalam majalah maupun
buku-buku agama bahkan dalam sebagian kitab karya $lama’ %lasik, yang dinyatakansebagi hadits tetapi tidak disertakan sanadnya bahkan tidak pula pera"inya. &aka untuk memastikan apakah teks-teks tersebut benar merupakan hadits atau tidak, atau jikamemang hadits maka perlu diketahui statusnya se!ara pasti, siapa pera"inya dan siapa-siapa sanadnya. $ntuk mendapatkan hasil yang maksimal maka teks tersebut harus ditelitiatau dila!ak, darimana teks tersebut diambil (menunjuk pada kitab sumbernya sekaligussiapa pera"inya, dan bagaimana keadaan para pera"i dalam sanad setelah ditemukansanadnya. Hasilnya akan diketahui sumber teks (kitab dan penulis atau pera"i, maupun
sanadnya jika teks pun diketahui apakah sahih atau tidak. 'ela!akan seperti itulahnamanya penelitian hadits (takhrij al-hadits.
B Rumusan Masalah
Apa itu pengertian takhrij dan syarah al-hadits )* +agaimana metode takhrij dan syarah al-hadits)
C Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan kami dalam pembahasan masalah adalah sebagai berikut &engetahui pengertian akhrij dan Syarah Hadits* &engetahui metode akhrij dan Syarah Hadits
1
-
8/20/2019 MAKALAH HADITS TARBAWY (takhrij dan syarah).docx
2/11
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertan Takhrj al!Ha"ts
&enurut bahasa, takhrij ( /0123 berasal dari 4i’il madli kharaja (5678 yang berartimengeluarkan. %ata tersebut merupakan bentuk imbuhan dari kata dasar khuruj (5918 yang
berasal dari kata kharaja(518 yang berarti keluar. 'erhatikan dua ungkapan dalam dua!ontoh diba"ah ini $mar keluar (khuruj dari masjid,dan +intang mengeluarkan (takhrij "arna#engan makna tersebut maka takhrij al-hadits se!ara sederhana berarti :mengeluarkanhadits;, artinya hadits di!ari atau dila!ak dari sumbernya (kitab hadits.
Adapun se!ara terminologis, takhrij al-hadits (>?@ />>0123 dipahami sebagai !ara penunjukan ke tempat letak hadits pada sumber yang orisinil takhrijnya berikut sanadnya,
kemudian dijelaskan martabat haditsnya bila diperlukan. #r. &ahmud at-hahhanmenjelaskan bah"a takhrij al-hadits adalah !ara penunjukan sumber asli dari suatu hadits,menjelaskan sanadnya dan menerangkan martabat nilai hadits yang ditakhrij. takhrij al-hadits diartikansebagai berikut :&engembalikan hadits ke sumber-sumber aslinya yangakurat. Bika pada aslinya tidak ditemukan, maka dirujukkan pada !abang-!abangnya, dan jikamengalami kesulitan, maka hendaklah dikembalikan pada !atatan yang memiliki sanad, sertamenjelaskan tingkatan hadits se!ara umum;. Cumusan de4initi4 tersebut mengandung maksud
bah"a takhrij al-hadits adalah upaya menulusuri hadits hingga sumber atau asalnya, baik untuk menemukan sanad dan pera"inya maupun untuk mengklari4ikasi redaksi matannyayang diharapkan untuk membuktikan bah"a hadits tersebut palsu (mawdlu’ atau tidak.
B. #bjek Takhrjobjek yang menjadi pusat kajian takhrij adalah sanad dan matan. Sanad sebagai unsur
dari struktur hadits harus diteliti disamping banyak rijal yang terdapat dalam sanadmengundang kemungkinan untuk belum diterima haditsnya, juga se!ara realitas memangdiantara para rijal dalam sanad hadits terkandang ada yang belum diketahui (majhul ,misalnya terdapat unsur sanad yang hanya disebut dengan rajul (DE7, atau bahkan terkadangada yang dilompati, misalnya setelah nama seorang tabi’in langsung dikatakan nabi, yangmenunjukan sanadnya terjadi missing link atau infishal (FGIJ. Apalagi sebuah hadits yangditulis atau disampaikan tanpa sanad maupun pera"i akhir.
&atan juga mesti diteliti lagi agar diperoleh kenis!ayaan bah"a redaksi atau teks yangditemukan dari luar kitab hadits itu benar-benar merupakan hadits. Hal tersebut dilakukankarena berbagai alasan. #iantara satu dari sekian alasan meneliti matan adalah untuk menghindari pemalsuan hadits.
C. Met$"e Takhrj
&etode takhrij adalah !ara atau teknis melakukan penelusuran terhadap hadits darisumber asalnya, baik hadits tanpa sanad dan pera"i, hadits dengan pera"i, maupun haditslengkap sanad dengan menggunakan kitab-kitab rujukan yang mendukung, maupunmenggunakan alat tekhnologi digital.
Se!ara metodologis, takhrij hadits dapat dilakukan dengan lima !ara, yaitu takhrjdengan !ara mela!ak pera"i dari generasi shahabat, takhrij dengan !ara mela!ak a"al kata
matan hadits, takhrij dengan !ara mela!ak suku kata atau potongan matan hadits, takhrij
2
-
8/20/2019 MAKALAH HADITS TARBAWY (takhrij dan syarah).docx
3/11
dengan !ara mela!ak tema hadits, dan takhrij dengan !ara mela!ak si4at-si4at khuhus terdapat pada sanad maupun matan hadits.
Adapun langkah-langkah teknis yang harus diperhatikan oleh orang yang hendak
melakukan takhrij adalah . 'roses akhrij#alam melakukan penelitian (takhrij terhadap sebuah hadits seorang peneliti
( Mukharrij hendaknya melakukan langkah-langkah sebagai berikut &enentukan teks hadits atau topik terlebih dahulu.* &enentukan atau mengetahui peri"ayat (rawi hadits, misalnya Ahmad, al-+ukhari,
&uslim dan sebagainya. &enulusuri hadits yang dimaksud dari sumber aslinya, misalnya Musnad al-Imam
Ahmad ibn Hanbal al-abawi karya #r. A.B. Kinsi!k atau lainnya untuk mengetahui dimana posisi sebuah hadits yang di!ari sesungguhnya berada.
L &eneliti sanad. Setelah didapati keberadaan hadits dan diketahui sanadnya dalam
kitab tertentu, maka nama-nama yang terdapat dalam matarantai sanad diteliti satu persatu. $ntuk meneliti nama-nama dalam sanad (rijal al-hadits dapat dipergunakan buku-buku indeks pera"i seperti kitab !ahd"ib at-!ahd"ibkarya ibn Hajar al-MAsNalani untuk mengetahui esensi nama dan silsilahnya, si4atnya dan hubungandengan pera"i lainnya, sehingga ditemukan simpulan tentang nama sebenarnya,si4atnya dan sebagainya, hingga diketahui status haditsnya.
&enyimpulkan k"alitas hadits. #ari langkah keempat tadi peneliti dapat menganalsissebuah hadits melalui sanad, baik dari aspek k"antitas dan kualitas, lalu ditentukanstatusnya. Bika dimungkinkan, maka dilakuka istinbathhukum dari proses tersebut.
P ontoh hadis tentang larangan menjual air GR=T U=VWXR=T XYZ[G\I] ^W1_WFG`9 XJ1V8ZYZFGR_@c_] G0^Y =VW6XJf_@[G9 ^ >>Z
G? XV>>R@FG>> . \V>>3G>>_@XJq>> _>>] F>>]7 >>U .>>J >̂>Wc>>\Y G>>_@7=>>0wZG x(97 =_TZ.
(zz dari MAmr, dari Abu &inhal yang mendengar {yas ibn MAbd al-&u|aniy, berkata:janganlah menjual air karena aku mendengar Casulullah sa". &elarang penjualan air,dimana MAmr tidak mengetahui air apakah yang dimaksudkan;.
$ntuk melakukan praktik takhrij al-hadits sebagaimana langkah-langkah diatas dapatkita !ontohkan, meneliti hadits tentang menjual air (bay’ al-ma’ dari segi sanad dan sistem
peri"ayatannya. Sebagai berikut &ula-mula peneliti ( Mukharrij harus mengetahui siapa pera"i hadits tersebut. Bika
suatu hadits tidak disebutkan pera"inya maka peneliti harus mela!aknya, misalnya,melalui kitab indeks hadits. Seorang pera"i yang semestinya menjadi sentral ri"ayathadits tetapi tidk disebutkan, seperti al-+ukhari, &uslim dan sebagainya. &elalui
penulusuran tersebut ditemukan hasil bah"a hadits tersebut terdapat dalamkitab musnad al-Imam Ahmad lengkap dengan petunjuk ju| dan halamannya. {tuartinya pera"i hadits tersebut adalah {mam Ahmad CA.
* Seorang peneliti mengkor4irmasi kebenaran data dari Mu’jam tersebut dengan melihatlangsung kitab yang ditulis oleh pera"i, yaitu Musnad al-Imam Ahmad . Setelahditemukan kebenarannya, peneliti men!atat nomor halaman maupun nomor hadits.
Seorang peneliti melengkapi haditsnya dengan nama-nama sanad (rijal al-hadits dan pera"inya untuk dilakukan penelitian selanjutnya.
3
-
8/20/2019 MAKALAH HADITS TARBAWY (takhrij dan syarah).docx
4/11
*. &ela!ak peri"ayatan hadits dan k"alitas pera"i.Setelah menemukan hadits lengkap dengan sanad seorang peneliti mengamati nama-
nama dalam sana. #alam menentukan si4at dan martabat hadits peneliti ( Mukharrij harusmengetahui nama-nama pera"i. +agaimana k"alitas mereka (Madil, dlabith, atau tidak dan
bagaimana hubungan mereka dengan pera"i sebelumnya) untuk itu nama-nama pera"i
dalam mata rantai sanad harus diidenti4ikasi satu persatu untuk diteliti.
D Man%aat Ilmu Takhrj
&elihat kondisi hadits dari segi historisitasnya, hadits adalah pusat perhatian yangmengundang para pemerhatinya untuk bersikap "aspada dalam memberlakukannya(menerima dan menyampaikannya, mengingat hadits baru ditulis dan disusun se!ara resmi
pada abad ke {{ H. {tu menunjukkan proses panjang yang rentetan yang rekayasa didalamnyaoleh pihak-pihak yang tidak bertanggung ja"ab. %e!uali itu mun!ulnya kliasi4ikasi haditsmenjadi shahih dan tidak shahih (dla’if , kemudian mun!ul hadits hasan sebagai ja"aban atas
problema yang terjadi diantara keduanya, bahkan hadits madlu’, juga merupakan 4aktor lainyang membuat kita untuk berhati-hati terhadap hadits. $ntuk memperoleh hasil temuan yang
dapat dipertanggung ja"abkan itulah maka diperlukan sebuah ilmu yang disebut denganistilah !akhrij al-Hadits. akhrij sebagai ilmu perlu diketahui oleh setiap orang yang hendak mendapatkan hadits dengan keadaan dan status yang jelas. Selanjutnya mengenai tujuan danman4aat takhrij hadits ini, yang menjadi tujuan dari takhrij adalah menunjukkan sumber hadits dan menerangkan ditolak atau diterimanya hadits tersebut. #engan demikian, ada duahal yang menjadi tujuan takhrij, yaitu $ntuk mengetahui sumber dari suatu hadits, dan* &engetahui kualitas dari suatu hadits, apakah dapat dtierima atau ditolak.Sedangkan man4aat takhrij se!ara umum banyak sekali, diantaranya *
&emperkenalkan sumber-sumber hadits, kitab-kitab asal dari suatu hadits beserta ulama
yang meri"ayatkannya. &enambah pembendaharaan sanad hadits melalui kitab-kitab yang ditunjukkannya. &emperjelas keadaan sanad, hingga dapat diketahhui apakah munNathi’ atau tidak. &emperjelas pera"i hadits yang samar karena dengan adanya takhrij, dapat diketahui
nama pera"i yang sebenarnya se!ara lengkap. #apat membedakan antara proses peri"ayatan yang dilakukan dengan la4ad| dan yang
dilakukan dengan makna saja.
1 Majid khon, Abdul, Ulumul Hadis, Cet IV, Jakarta, Amzah, 2010
2 ohari ahrani, Ulumul Hadits, !"o#or, $halia Indonesia Cet, I, 2010%, h& 2'&
(
-
8/20/2019 MAKALAH HADITS TARBAWY (takhrij dan syarah).docx
5/11
E Pendahuluan Syarah Hadits
)ara ulama terdahulu telah ban*ak melakukan +enasiran terhada+
hadits-hadits *an# terda+at dalam berba#ai kitab hadits, *akni den#an
menulis kitab-kitab s*arah& Meski+un kitab-kitab tersebut telah ban*ak
disusun, teta+i u+a*a untuk melakukan metode *an# di#unakan oleh +araulama dalam +en*usunan kitab-kitab s*arah tersebut ham+ir tidak
tersentuh&
"erdasarkan akta-akta diatas, men#etahui .ara atau metode
+emahaman hadits-hadits *an# di#unakan oleh +ara ulama dalam
men*usun kitab s*arah menjadi sebuah kenis.a*aan, hal tersebut
di+eroleh untuk mem+eroleh keran#ka umum ban#unan metodolo#is
dalam +emahaman hadits&
)ara +enulis telah mem+ersembahkan kar*a-kar*a mereka dibidan#
s*arah hadits& Jika kar*a-kar*a tersebut di.ermati, maka da+at
diklasi/kasikan bebera+a metode *an# di+er#unakan oleh +ara+ens*arah& Metode-metode s*arah *an# dimaksud adalah metode tahlili,
ijmali, muorin dan maudlui&
Metode-metode ini diado+si dari metode +enasiran al-uran den#an
melihat karakter +ersamaan *an# terda+at antara +enasiran al-uran
dan +enasiran atau s*arah hadits& Artin*a metode +enasiran al-uran
da+at ditera+kan dalam s*arah hadits den#an men#ubah redaksikata al-
uran menjadi hadits4 tasir mejadi s*arah3&
F Metode Tahlil1& )en#ertian
Metode s*arah 5ahlil adalah menjelaskan hadits-hadits 6abi den#an
mema+arkan se#ala as+ek *an# terkandun# dan meneran#kan makna-
makna *an# ter.aku+ didalamn*a sesuai den#an ke.enderun#an dan
keahlian +ens*arah(&
2& Ciri-.iri Metode 5ahlili
)ens*arahan *an# men#ikuti metode tahlili da+at berbentuk matsur
!ri7a*at% ra* !+emikiran rasional%& Jika di.ermati maka +ens*arahan
*an# dilakukan men#ikuti +ola menjelaskan makna *an# terkandun#dalam hadits se.ar kon+renhensi dan men*eluruh&
8alam melakukan +ens*arahan, hadits dijelaskan kata demi kata,
kalimat demi kalimat se.ara berurutan, serta meneran#kan asbab al-
7urud& Jika hadits *an# dis*arah memiliki asbab al-7urud, dijelaskan
ju#a munasabat !hubun#an% antara satu hadits den#an hadits lain&
3 Nizar, Ali, Memahami Hadits Nabi, (Yogyakarta: CESaD YPI Al-Rahman, Cet ke-1, 21!, h" 2#"
( Ibid , h" 2$"
9
-
8/20/2019 MAKALAH HADITS TARBAWY (takhrij dan syarah).docx
6/11
erta di7arnai +ula oleh ke.enderun#an dan keber+ihakan +ens*arah
ke+ada salah satu madzhab tertentu9&
3& :elebihan Metode 5ahlili
a& ;b*ek +embahasann*a san#at luas
Metode ini biasa dikatakan se+erti itu karena da+at men.aku+ berba#ai
as+ek *an# meli+uti4 kata, kalimat, asbab al-7urud, serta munasabah
*an# da+at di#unakan dalam +eri7a*atan&
b& Men.aku+ ide dan #a#asan
:elebihan *an# tidak dimiliki oleh metode lain *aitu s*arahn*a *an#
men##unakan metode analisis #una meluan#kan seban*ak mun#kin
ide dan #a#asan-#a#asan *an# +ernah ditemukan oleh +ara ulama&
(& :ekuran#an Metode 5ahlili
a& Menjadikan +etunjuk hadits +arsial !ter+e.ah-+e.ah%
Metode tahlili memberikan seolah-olah memberikan +edoman se.ara
tidak utuh dan tidak konsisten *an# disebabkan oleh s*arah *an#
diberikan +ada sebuah hadits berbeda den#an s*arah *an# diberikan
+ada hadits lain *an# sama karena kuran# mem+erhatikan hadits lain
*an# miri+ atau sama redaksin*a den#ann*a&
b& Melahirkan s*arah *an# subjekti
8alam mens*arah suatu hadits sesuai den#an ke+ribadiann*a
sendirikein#inan dari +ens*arah tersebut tan+a mem+erhatikan
norma-norma *an# berlaku& 8idalam +ens*arahan al-Askolani
misaln*a, di+en#aruhi oleh sika+ subjektin*a seba#ai ulama hadits&
elain itu +ens*arahan ju#a lebih menitik beratkan ke+ada Imam
*a/i&
G Metode Ijmali (Global)
1& )en#ertian
-
8/20/2019 MAKALAH HADITS TARBAWY (takhrij dan syarah).docx
7/11
seban*ak-ban*akn*a& ;leh sebab itu, +enjelasan umum dan san#at
rin#kas meru+akan .iri *an# dimiliki kitab s*arah den#an metode
ijmali&
3& :elebihan metode ijmali
a& >in#kas dan +adat
*arah *an# men##unakan metode ini terasa lebih +raktis dan sin#kat
sehin##a da+at se#era disera+ oleh +emba.an*a&
b& "ahasan*a mudah
)emahaman terhada+ kosa kata *an# terda+at dalam hadits ini lebih
mudah dida+atkan karena +ens*arahan lan#sun# menjelaskan maksud
hadits *an# tak memikirkan ke+ribadian dari +ens*arah tersebut
sehin##a mudah di+ahami karena men##unakan bahasa *an# sin#kat
dan mudah&
(& :ekuran#an
a& Menjadikan +etunjuk hadits menjadi +arsial
5erkadan# hadits memiliki keterkaitan antara hadits satu den#an *an#
lain, oleh karena itu adasebuah hadits *an# bersika+ umum#lobal
!samar% da+at di+erjelas den#an hadits lain *an# da+at melen#ka+i
kekuran#an hadits tersebut& 8en#an men##abun#kan kedua hadits
tersebut akan di+eroleh suatu +emahaman *an# utuh tan+a ter+e.ah-
+e.ah&
b& 5idak ada ruan# untuk men#emukakan analisis *an# memadai
*arah *an# men##uankan metode ini tidak da+at memberikan sarana
*an# memuaskan *an# berkenaan den#an 7a.ana +luralisme
+emahaman suatu hadits& 8isam+in# itu memeliki sisi +ositi *aitu
bersiat instan se+erti *an# sudah disebutkan diatas&
H Metode Maudu’i (Tematik %
1& )en#ertian
Metode maudui ju#a disebut den#an metode tematik karena
+embahasann*a berdasarkan tema-tema tertentu *an# terda+at dalam
suatu hadits&
Ada dua .ara dalam tata kerja metode maudui4 +ertama, den#an .ara
men#him+un hadits *a# berbi.ara tentan# satu masalah
!maudutema% tertentu serta men#arah ke+ada satu tujuan *an#sama& :edua, +ens*arahan *an# dilakukan berdasarkan suatu hadits=&
8alam men#emukakan metode maudui ada bebera+a lan#kah, *aitu?
a& Memilih atau meneta+kan masalah *an# ada dalam suatu hadits
*an# akan dikaji se.ara maudui&
b& Men#him+un suatu hadits *an# berkaitan den#an masalah hadits
*an# akan dibahas&
.& Men*usun suatu hadits *an# akan dibahas menurut kronolo#i
dalam hadits tersebut, serta di.antumkan men#enai asbab al-
7urudn*a&
= Pro&" Dr" A'" )*+in Salim, )A, Metodologi Ilmu Tafsir , (Yogyakarta: era, Cet-I 2.!, h" /0"
'
-
8/20/2019 MAKALAH HADITS TARBAWY (takhrij dan syarah).docx
8/11
d& Men#etahui munasabah hadits tersebut&
2& Ciri-.iri metode maudui
a& :ajian s*arah ini mmerlukan kajian s*arah analitis +en#etahuan
asbab al-7urud dan men#etahui tentan# dalalah suatu laal dan
+en##unaann*a&
b& Men*usun tema +embahasan dalam keran#ka *an# te+at,
sistematis, sem+urna dan utuh
.& Melen#ka+i den#an uraian hadits *an# berhubun#an den#an
+embahasan
3& :elebihan metode maudui
a& Memun.ulkan sika+ dinamis dalam mens*arah hadits karena
men*ajikan hadits-hadits *an# berhubun#an den#an +emasalahan
maka dalam +ers*aratann*a masih terda+at ruan# untuk berijtihad la#i
sesuai den#an kebutuhan zaman
b& Men#hasilkan +emahaman *an# utuh, dalam metode ini seluruh
hadits *an# berhubun#an den#an +ermasalahan disajikan sehin##a
da+at di+eroleh +emahaman *an# utuh tidak +arsial seba#aimana
metode tahlili&
(& :ekuran#an metode maudui
a& Metode ini ban*ak melakukan +emen##alan hadits
b& Membatasi +emahaman hadits, hal ini han*a men#ambil ba#ian-
ba#ian tertentu saja dari hadits-hadits *an# berhubun#an den#an
+embahasan&
I Metode Muqorin
1& )en#ertian
-
8/20/2019 MAKALAH HADITS TARBAWY (takhrij dan syarah).docx
9/11
2& Ciri-.iri metode muarin
Ciri utama dalam metode ini adalah +erbandin#an& 8isinilah letak salah
satu +erbedaan *an# +rinsi+il antara metode ini den#an metode *an#
lain& Hal itu disebabkan karena *an# dijadikan bahan dalam
membandin#kan hadits den#an hadits adalah +enda+at +ara
+ens*arah& Jika suatu s*arah dilakukan tan+a membandin#kan
+enda+at +ara +ens*arah, maka +enda+at se+erti itu tidak da+at
disebut metode kom+arati&
3& :elebihan metode muarin
a& Memberikan 7a7asan +emahaman *an# lebih luas
b& "ersika+ toleran terhada+ +enda+at oran# lain
.& 8en#an metode ini san#at ber#una ba#i mereka *an# in#in
men#etahui berba#ai +enda+at tentan# suatu hadits
(& :ekuran#an metode muarin
a& )embahasan *an# dikemukakan terlalu luas sehin##a sulit ba#i
+emba.a untuk menentukan +ilihan
b& Metode ini tidak da+at diandalkan untuk menja7ab +ermasalahan
sosial *an# berkemban# diten#ah mas*arakat, karena +ens*arah
lebih men#ede+ankan +erbandin#an dari +ada +eme.ahan masalah
.& Metode ini terkesan lebih ban*ak menelusuri +emahaman *an#
diberikan oleh +ens*arah dari +ada men#emukakan +enda+at baru&
9& :itab-kitab *an# men##unakan metode muarin
a& hahih Muslim bi *arah al-6a7a7i kar*a Imam 6a7a7i
b& Umdah al-ari *arah al-"ukhari kar*a "adr al-8in Abu
Muhammad Mahmud bin Ahmad al-Ani&
BAB III
PENUTUP
A. &esm'ulan
Se!ara khar4iah, kata takhrij ( /0123 berasal dari 4i’il madli kharaja (5678 yang berartimengeluarkan. %ata tersebut merupakan bentuk imbuhan dari kata dasar khuruj (5918 yang
berasal dari kata kharaja (518 yang berarti keluar. Adapun se!ara terminologis, takhrij al-hadits(/0123
-
8/20/2019 MAKALAH HADITS TARBAWY (takhrij dan syarah).docx
10/11
nilai hadits yang ditakhrij. Adapun obyek yang menjadi pusat kajian takhrijadalah sanad dan matan. &atan juga mesti diteliti lagi agar diperoleh kenis!ayaan bah"aredaksi atau teks yang ditemukan dari luar kitab hadits itu benar-benar merupakan hadits. Haltersebut dilakukan karena berbagai alasan. #iantara satu dari sekian alasan meneliti matanadalah untuk menghindari pemalsuan hadits. Se!ara metodologis, takhrij hadits dapat
dilakukan dengan lima !ara, yaitu takhrj dengan !ara mela!ak pera"i dari generasi shahabat,takhrij dengan !ara mela!ak a"al kata matan hadits, takhrij dengan !ara mela!ak suku kataatau potongan matan hadits, takhrij dengan !ara mela!ak tema hadits, dan takhrij dengan !aramela!ak si4at-si4at khuhus terdapat pada sanad maupun matan hadits.
)ara ulama terdahulu telah ban*ak melakukan +enasiran terhada+
hadits-hadits *an# terda+at dalam berba#ai kitab hadits, *akni den#an
menulis kitab-kitab s*arah& Meski+un kitab-kitab tersebut telah ban*ak
disusun, teta+i u+a*a untuk melakukan metode *an# di#unakan oleh +ara
ulama dalam +en*usunan kitab-kitab s*arah tersebut ham+ir tidak
tersentuh&
"erdasarkan akta-akta diatas, men#etahui .ara atau metode+emahaman hadits-hadits *an# di#unakan oleh +ara ulama dalam
men*usun kitab s*arah menjadi sebuah kenis.a*aan, hal tersebut
di+eroleh untuk mem+eroleh keran#ka umum ban#unan metodolo#is
dalam +emahaman hadits&
)ara +enulis telah mem+ersembahkan kar*a-kar*a mereka dibidan#
s*arah hadits& Jika kar*a-kar*a tersebut di.ermati, maka da+at
diklasi/kasikan bebera+a metode *an# di+er#unakan oleh +ara
+ens*arah& Metode-metode s*arah *an# dimaksud adalah metode tahlili,
ijmali, muorin dan maudlui&
Metode-metode ini diado+si dari metode +enasiran al-uran den#anmelihat karakter +ersamaan *an# terda+at antara +enasiran al-uran
dan +enasiran atau s*arah hadits& Artin*a metode +enasiran al-uran
da+at ditera+kan dalam s*arah hadits den#an men#ubah redaksikata al-
uran menjadi hadits4 tasir mejadi s*arah&Adapun langkah-langkah teknis yang harus diperhatikan oleh orang yang hendak
melakukan takhrij adalah 'roses akhrij #alam melakukan penelitian (takhrij terhadap sebuah hadits seorang
peneliti ( Mukharrij hendaknya &enentukan teks hadits atau topik terlebih dahulu.* &enentukan atau mengetahui peri"ayat (rawi hadits, misalnya Ahmad, al-
+ukhari, &uslim dan sebagainya.Selanjutnya mengenai tujuan dan man4aat takhrij hadits ini, adalah menunjukkan
sumber hadits dan menerangkan ditolak atau diterimanya hadits tersebut. #engan demikian,ada dua hal yang menjadi tujuan takhrij, yaitu $ntuk mengetahui sumber dari suatu hadits,dan mengetahui kualitas dari suatu hadits, apakah dapat dtierima atau ditolak.
10
-
8/20/2019 MAKALAH HADITS TARBAWY (takhrij dan syarah).docx
11/11
DA(TAR PUSTA&A
Ali, 6izar, Memahami Hadits Nabi, Cet ke-1,