syarah tuntunan ibadah praktis.doc

40
TUNTUNAN IBADAH PRAKTIS (Thaharah dan Shalat) A. Thaharah Wudhu 1. Berniat untuk berwudhu. Letak niat di dalam hati. 2. Membaca basmalah. Hadits-hadits tentang basmalah terdapat kelemahan di dalamnya akan tetapi dapat terangkat menjadi hasan karena banyaknya jalan-jalan periwayatannya. Berkata Al Hafizh Ibnu Hajar : “Nampak bahwa keseluruhan hadits-hadits ini memberikan kekuatan baginya yang menunjukkan bahwa dia memiliki asal.” Berkata Al Albani : “Hadits yang paling kuat diriwayatkan dalam masalah ini adalah hadits Abu Hurairah yang berbunyi : لا لاة ص ن م ل لا وء ض و له ولا وء ض و ن م ل م ل ر ك ذ ي م س ا له ل ا ى ل عا ت ي ل ع ه“Tidak ada shalat bagi orang yang tidak berwudhu dan tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah Ta’ala atasnya.” (HR. Abu Daud) 3. Mencuci kedua tangan Menuangkan air ke atas kedua tangan dan mencucinya di luar bejana (H.1 & H.2). Apabila tangan mengandung najis atau diragukan kesuciannya maka wajib mencucinya di luar bejana sebelum memasukkannya ke dalam bejana (H.3). (H.1)

Upload: busmadiforest

Post on 15-Nov-2015

94 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

TUNTUNAN IBADAH PRAKTIS

TUNTUNAN IBADAH PRAKTIS

(Thaharah dan Shalat)A. Thaharah

Wudhu1. Berniat untuk berwudhu.

Letak niat di dalam hati.

2. Membaca basmalah.

Hadits-hadits tentang basmalah terdapat kelemahan di dalamnya akan tetapi dapat terangkat menjadi hasan karena banyaknya jalan-jalan periwayatannya. Berkata Al Hafizh Ibnu Hajar : Nampak bahwa keseluruhan hadits-hadits ini memberikan kekuatan baginya yang menunjukkan bahwa dia memiliki asal. Berkata Al Albani : Hadits yang paling kuat diriwayatkan dalam masalah ini adalah hadits Abu Hurairah yang berbunyi :

Tidak ada shalat bagi orang yang tidak berwudhu dan tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah Taala atasnya. (HR. Abu Daud)

3. Mencuci kedua tangan

Menuangkan air ke atas kedua tangan dan mencucinya di luar bejana (H.1 & H.2). Apabila tangan mengandung najis atau diragukan kesuciannya maka wajib mencucinya di luar bejana sebelum memasukkannya ke dalam bejana (H.3).

(H.1) . Dari 'Amr bin Yahya dari bapaknya dia berkata : "Saya melihat 'Amr bin Abi Hasan bertanya kepada Abdullah bin Zaid tentang wudhunya Nabi , maka dia meminta satu bejana air lalu dia berwudhu untuk mereka, maka dia mengambil air dengan telapak tangannya dan menuangkan ke atas kedua tangannya lalu mencuci kedua tangannya itu tiga kali, kemudian dia memasukkan tangannya ke dalam bejana lalu berkumur-kumur dan menghirup serta menghembuskan air (dari hidungnya) tiga kali dengan tiga kali menciduk air, kemudian dia memasukkan tanganya ke dalam bejana lalu mencuci wajahnya tiga kali, kemudian dia memasukkan tangannya ke dalam bejana lalu mencuci kedua tangannya hingga ke kedua sikunya dua kali dua kali, kemudian dia memasukkan tangannya ke dalam bejana lalu mengusap kepalanya maka dia memajukan kedua tangannya dan memundurkannya, kemudian dia memasukkan tangannya ke dalam bejana lalu dia mencuci kedua kakinya ." Dan dalam riwayat Wuhaib dia berkata : "dia mengusap kepalanya satu kali." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan dalam satu lafazh yang juga diriwayatkan Bukhari dan Muslim : "Kemudian dia mengusap kepalanya dengan kedua tangannya maka dia memajukan keduanya dan memundurkannya, dia memulai dari bagian depan kepalanya sampai dia memperjalankan kedua tangannya ke belakang kepalanya kemudian dia mengembalikan kedua tangannya itu ke tempat mulainya tadi kemudian dia mencuci kedua kakinya.(H.2) . Dari Abdu Khair dia berkata : "Kami datang kepada Ali bin Abi Thalib ketika dia telah selesai shalat maka dia meminta air wudhu, maka kami berkata apa yang akan dilakukannya padahal dia telah shalat, (pastilah) dia tidak ingin kecuali untuk mengajar kami, maka dibawakan kepadanya bejana yang berisi air dan ember besar, maka dia menuangkan air dari bejana ke atas tangannya lalu dia mencucinya tiga kali kemudian dia berkumur-kumur dan menghirup air (ke dalam hidungnya) tiga kali dari tangan yang dengannya dia mengambil air kemudian dia mencuci wajahnya tiga kali dan mencuci tangannya yang kanan tiga kali dan tangan kirinya tiga kali dan mengusap kepalanya satu kali kemudian dia mencuci kakinya yang kanan tiga kali dan kaki kirinya tiga kali, kemudian dia berkata : "Barangsiapa yang senang untuk mengetahui wudhunya Rasulullah maka inilah dia." (HR. Abu Daud dan Nasa-i dan disahihkan oleh Al Albani)

(H.3) Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi bersabda : Apabila salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya maka janganlah dia mencelupkan tangannya ke dalam air wudhunya sampai dia mencucinya sebanyak tiga kali karena dia tidak tahu dimana tangannya itu bermalam. (HR. Abu Daud dan An Nasai dan diasahihkan oleh Al Albani) Mencuci kedua tangan hingga ke pergelangan tangan (H.4).

(H.4) . Dari Humran maula Utsman bahwasanya Utsman bin Affan meminta air wudhu lalu dia berwudhu maka dia mencuci kedua telapak tangannya tiga kali kemudian dia berkumur-kumur dan menghembuskan air (dari hidung) kemudian dia mencuci mukanya tiga kali kemudian dia mencuci tangannya yang kanan sampai ke siku tiga kali kemudian mencuci tangan kirinya seperti itu pula, kemudian dia mengusap kepalanya kemudian mencuci kaki kanannya hingga ke mata kaki tiga kali kemudian mencuci yang kiri seperti itu pula, kemudian dia berkata : "Aku melihat Rasulullah berwudhu seperti wudhuku ini kemudian beliau bersabda : "Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini kemudian dia berdiri melaksanakan shalat dua raka'at, dia tidak berbicara dengan dirinya sendiri pada ke dua raka'at itu (khusyu') diampunkan baginya dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Mencuci sela-sela jari (H.5).

(H.5)

. Dari Laqith bin Shabirah dia berkata : Aku berkata : Wahai Rasulullah sampaikanlah kepadaku tentang wudhu, beliau berkata : "Sempurnakanlah wudhu, cucilah sela-sela jari dan bersungguh-sungguhlah dalam menghirup air kecuali jika engkau sedang berpuasa." (HR. Tirmidzi dan disahihkan oleh Al Albani)

4. Membersihkan mulut dan hidung

Dengan cara berkumur-kumur, menghirup air ke dalam hidung lalu menghembuskannya kembali ke luar (H.1 & H.2).

Berkumur-kumur dan menghirup air ke dalam hidung dilakukan secara bersamaan (H.2 & H.4).

Bersungguh-sungguh ketika menghirup air ke dalam hidung kecuali dalam keadaan berpuasa karena dikhawatirkan air masuk ke dalam kerongkongan (H.5).

5. Mencuci muka

Batas muka (wajah) : lebarnya antara kedua telinga dan panjangnya dari awal tempat tumbuhnya rambut hingga ke dagu.

Jika kepala tidak memiliki rambut maka patokannya adalah tempat tumbuhnya rambut dalam keadaan normal atau ketika dia masih memiliki rambut.

Janggut dibedakan antara yang lebat dan yang tipis. Janggut yang lebat adalah janggut yang tumbuh sedemikian sehingga kulit tempat tumbuhnya janggut tersebut tidak terlihat lagi, maka janggut yang seperti ini diusap permukaannya dan disela-selai dengan jari-jari tangan yang dibasahi dengan air. Adapun janggut yang tipis adalah janggut yang masih terlihat kulit tempat tumbuhnya janggut tersebut, maka janggut yang seperti ini harus dicuci dan air harus sampai ke kulit wajah tempat tumbuhnya janggut tersebut.

Dari anas bin Malik bahwasanya Rasulullah apabila beliau berwudhu beliau mengambil seciduk air lalu memasukkannya di bawah dagu beliau lalu mencuci di sela-sela janggut beliau dan beliau berkata : Beginilah Tuhanku Azza wa Jalla memerintahkan kepadaku. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al Albani)6. Mencuci kedua tangan hingga ke siku (H.1 & H.2)

7. Mengusap kepala (bukan mencuci).

Yaitu dengan membasahi kedua tangan dengan air lalu mengusapkannya ke kepala (H.1).

Cara mengusap kepala yaitu dengan memperjalankan kedua telapak tangan yang telah dibasahi dengan air, dimulai dari bagian depan kepala hingga ke bagian belakang kepala kemudian dikembalikan lagi ke bagian depan (tempat memulai) (H.1).

Setelah kedua telapak tangan kembali ke tempat mulainya langsung mengusap kedua telinga tanpa mengambil air yang baru (H.6 & H.7 ).

Mengusap telinga dengan cara mengusap bagian dalam daun telinga dengan jari telunjuk dan bagian luar daun telinga dengan ibu jari (H.6).

(H.6) . Dari 'Amr bin Syu'aib dari bapaknya dari kakeknya tentang sifat wudhu Rasulullah , dia berkata : Kemudian beliau mengusap kepalanya dan memasukkan kedua jari telunjuknya ke dalam kedua telinganya dan mengusap dengan kedua ibu jarinya bagian luar dari kedua telinganya (daun telinga) dan mengusap dengan kedua telunjuknya bagian dalam dari kedua telinganya. (HR. Abu Daud dan berkata Al Albani hasan shahih)

(H.7)Dari Abu Hurairah, Abdullah bin Zaid dan Abu Umamah radhiyallahu anhum bahwasanya Rasulullah bersabda :

Kedua telinga itu adalah bagian dari kepala. (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah dan disahihkan oleh Al Albani)8. Mencuci kaki

Mencuci kedua kaki hingga ke mata kaki. Allah berfirman :

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan kakimu sampai dengan kedua mata kaki (QS. Al Maidah : 6) Mencuci sela-sela jari-jari kaki (H.5).

9. Untuk anggota tubuh yang berpasangan dimulai dengan mencuci bagian yang kanan kemudian bagian yang kiri.

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha dia bekata : Adalah Nabi suka untuk memulai dari yang kanan ketika memakai sendal, bersisir, bersuci dan dalam seluruh keadaan beliau. (HR. Bukhari)

10. Anggota-anggota wudhu dapat dicuci sebanyak masing-masing satu kali Dari Ibnu Abbas bahwasanya Nabi pernah berwudhu satu kali satu kali. (HR. Bukhari)

Atau masing-masing dua kali

Dari Abdullah bin Zaid bahwasanya Nabi pernah berwudhu dua kali dua kali. (HR. Bukhari)

Atau masing-masing tiga kali (H1, H2, H4) dan inilah yang afdhal.

Mandi Janabah

Sahnya mandi janabah adalah dengan membasahi seluruh tubuh dengan air. Adapun sunnahnya maka ada dua cara:

1. Cara pertama :

Mencuci kedua tangan

Berwudhu secara sempurna sebagaimana wudhu untuk shalat

Mencuci sela-sela rambut dengan jari-jari tangan sampai membasahi seluruh permukan kulit kepala.

Menyiram air ke atas kepala tiga kali.

Menyiram seluruh tubuh.

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha dia berkata : Adalah Nabi apabila beliau mandi janabah beliau mulai dengan mencuci kedua tangannya kemudian beliau berwudhu seperti wudhunya untuk shalat, kemudian beliau memasukkan jari-jari beliau ke dalam air lalu mencuci sela-sela rambutnya hingga ke kulit kepala beliau kemudian beliau menyiramkan air ke atas kepalanya tiga kali dengan tangan beliau kemudian beliau menyiramkan air ke seluruh permukaan kulit beliau . (HR. Bukhari)

2. Cara kedua :

Menuangkan air ke tangan dua atau tiga kali.

Mencuci kemaluan.

Menggosok tangan ke tanah atau ke tembok.

Berkumur-kumur, menghirup air ke hidung dan menghembuskannya ke luar.

Mencuci muka.

Mencuci lengan .

Menyiram air ke atas kepala.

Menyiram air ke seluruh tubuh.

Berpindah tempat kemudian mencuci kaki.

Menyeka air dari tubuh dengan kedua tangan dan tidak dengan handuk (tetapi hal ini tidak menunjukkan bahwa memakai handuk terlarang).

. Dari Maimunah radhiyallahu 'anha dia berkata : Rasulullah meletakkan air untuk mandi janabah lalu beliau menuangkan air dengan tangan kanannya ke tangan kirinya dua kali atau tiga kali, kemudian beliau mencuci kemaluan beliau, kemudian beliau menepukkan tangan beliau ke tanah atau ke tembok dua kali atau tiga kali, kemudian beliau berkumur-kumur dan menghirup air dan mencuci wajah beliau dan kedua lengan beliau kemudian beliau menyiramkan air ke atas kepala beliau lalu menyiramkan air ke tubuh beliau, kemudian beliau minggir lalu beliau mencuci kedua kaki beliau. Berkata Maimunah : Lalu aku mengambilkan beliau kain (handuk) namun beliau tidak menginginkannya, lalu beliau mulai menyeka air dengan tangan beliau. (HR. Bukhari dan Muslim)

Tayammum

Tata cara tayammum :

Menepukkan kedua telapak tangan ke atas tanah yang berdebu.

Meniup kedua telapak tangan tangan yang telah ditepukkan ke tanah.

Mengusap kedua telapak tangan ke wajah.

Mengusap kedua telapak tangan hingga ke pergelangan.

. Dari Ammar bin Yasir bahwasanya Nabi berkata kepadanya (tentang tayammum) : Sesungguhnya cukup bagimu berbuat seperti ini, lalu Nabi menepukkan kedua telapak tangannya ke tanah dan meniup keduanya kemudian beliau mengusap dengan kedua telapak tangannya itu wajah beliau dan kedua tangan beliau hingga pergelangan. (HR. Bukhari dan Muslim)

B. Shalat1. Berniat

Niat letaknya di dalam hati.

2. Takbiratul ihram

Mengucapkan Allahu Akbar.

(H.1) . Dari Abu Hurairah bahwasanya dia berkata : "Adalah Rasulullah apabila beliau bertakbir untuk shalat beliau menjadikan kedua tangannya sejajar dengan kedua bahu beliau dan apabila beliau beliau ruku' beliau berbuat seperti itu dan apabila beliau bangkit (dari ruku') untuk sujud beliau berbuat seperti itu dan apabila beliau bangkit dari rakaat yang kedua beliau berbuat seperti itu." (HR. Abu Daud dan disahihkan oleh Al Albani)

Mengangkat kedua tangan sejajar dengan kedua bahu (H.1) atau sejajar dengan kedua telinga (H.2).

(H.2) . Dari Malik bin Al Huwairits bahwasanya Rasulullah apabila beliau bertakbir beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua telinganya dan apabila beliau ruku' beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua telinganya dan apabila beliau mengangkat kepalanya dari ruku' lalu mengucapkan sami'allahu liman hamidah beliau juga berbuat seperti itu." (HR. Muslim)

Jari-jari tangan tidak direnggangkan dan tidak pula dirapatkan (H.3).

(H.3) : : : - Dari Abu Amir al Aqdy dia berkata: telah menyampaikan kepada kami Ibnu abi Dzib dari Said bin Saman dia berkata: Abu Hurairah pernah mendatangi di mesjid Bani Zuraiq lalu beliau berkata : Tiga perkara yang dahulu Rasululah mengamalkannya dan sekarang manusia meninggalkannya. Adalah beliau apabila beliau masuk ke dalam shalat beliau berbuat begini Abu Amir mencontohkan dengan tangannya dimana dia tidak menjarangkan antara jari-jarinya dan tidak pula merapatkannya. (HR. Al Hakim dan dia menshahihikannya dan disepakati oleh Adz Dzahabi, Al Albani juga menshahihkan hadits ini).

3. Membaca doa iftitah

Dapat memilih salah satu doa diantara doa-doa iftitah yang diriwayatkan secara shahih dari Rasulullah . Beberapa contoh doa iftitah :

Ya Allah jauhkanlah antara aku dan dosa-dosaku sebagaimana Engkau menjauhkan antara tinur dan barat. Ya Allah sucikanlah aku dari dosa-dosaku sebagaimana sucinya kain yang putih dari noda. Ya Allah cucilah aku dari dosa-dosaku dengan salju dan air dan embun. (HR. Bukhari dan Muslim) Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan Pujimu dan berberkahlah NamaMu dan tinggilah KemuliaanMu dan tidak ada Ilah selainMu. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al Albani)

Allah Maha Besar dan segla puji bagi Allah dengan sebanyak-banyaknya dan Maha Suci Allah diwaktu pagi dan diwaktu petang. Ketika Rasulullah mendengar seorang sahabat membaca doa tersebut beliau bersabda : Saya kagum dengan doa ini, telah dibukakan baginya pintu-pintu langit. (HR. Muslim) Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak lagi baik dan berberkah padanya. Ketika Rasulullah mendengar seorang sahabat membaca doa ini beliau bersabda : Sungguh saya telah melihat dua belas malaikat bersegera kepadanya (mereka berlomba) siapa diantara mereka yang akan mengangkatnya (melaporkannya kepada Allah). (HR. Muslim)4. Membaca surah Al Fatihah

Dari Ubadah bin Ash Shamit bahwasanya Rasulullah bersabda : Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca surat al Fatihah. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dimulai dengan taawwudz karena surah Al Fatihah adalah bagian dari Al Quran. Beberapa contoh bacaan taawwudz :

Maka apabila engkau akan membaca Al Quran maka berlindunglah kepada Allah dari syaithan yang terkutuk. (QS. An Nahl : 98) : Dari Abu Said Al Khudri dia berkata : Adalah Rasulullah apabila beliau shalat di waktu malam beliau bertakbir kemudian beliau membaca (yang artinya) : Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan Pujimu dan berberkahlah NamaMu dan tinggilah KemuliaanMu dan tidak ada Ilah selainMu. Kemudian beliau membaca la ilaha illallah 3X kemudian membaca Allahu akbar kabira (3X) aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari syaitan yang terkutuk; dari kesurupannya dan dari kesombongannya dan dari syairnya kemudian beliau membaca (Al Fatihah). (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh al Albani) : : - - - - Dari anak Jubair bin Muthim dari bapaknya dia berkata : Adalah Rasulullah apabila beliau masuk ke dalam shalat beliau membaca : Allahu Akbar kabira walhamdulillahi katsira (3X), aku berlindung kepada Allah dari syaithan yang terkutuk; dari kesombongannya dan dari kesurupannya dan dari syairnya. (HR. Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh Al Albani)

Membaca basmalah dengan siir (tidak mengeraskan suara) baik dalam shalat-shalat siir maupun dalam shalat-shalat jahar.

Hadits 'Aisyah r.a dia berkata:

"Adalah Nabi memulai sholat dengan takbir dan (memulai) bacaan dengan Alhamdulillahi rabbil 'alamin." (HR. Bukhari-Muslim).

Hadits Anas r.a :

"Bahwasanya Nabi dan Abu Bakar dan Umar, mereka memulai shalat dengan Alhamdulillahi rabbil 'alamin." (HR. Bukhari-Muslim)

Dalam riwayat Ahmad, An-Nasa'i dan Ibnu Khuzaimah disebutkan :

Mereka tidak menjaharkan Bismillahirrahmanirrahim. Mengucapkan amin baik sebagai imam, mamum ataupun shalat sendiri.

. Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi bersabda : "Apabila imam mengucapkan amin maka ucapkanlah amin karena sesungguhnya barangsiapa yang bertepatan aminnya dengan aminnya malaikat diampunkan baginya dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Terdapat khilaf dalam masalah wajibkah mamum membaca Al Fatihah dalam shalat-shalat yang jahar. Pendapat yang rajih adalah bahwa mamum tetap wajib membacanya dalam shalat jahriyyah : . Dari Ubadah bin Ash Shamit dia berkata : "Kami pernah shalat subuh di belakang Rasulullah maka Rasulullah membaca lalu terasa berat bagi beliau bacaannya, maka ketika selesai beliau berkata : "Barangkali kalian membaca di belakang imam kalian ?" Kami menjawab : "Benar wahai Rasulullah, dengan cepat." Beliau bersabda : "Jangan kalian lakukan, kecuali dengan fatihatul kitab (surat Al Fatihah) karena sesungguhnya tidak sah shalat bagi orang yang tidak membacanya." (HR. Abu Daud dan Ahmad dan dihasankan oleh Tirmidzi dan Al Albani).

Kecuali seorang yang masbuq yang tidak sempat lagi membaca Al Fatihah namun mendapatkan ruku ketika imam sedang ruku maka dia dianggap mendapatkan rakaat tersebut :

. Dari Abu Bakrah bahwasanya dia sampai kepada Nabi sementara beliau dalam keadan ruku', maka dia pun ruku' sebelum sampai ke shaf, lalu dia menyebutkan hal itu kepada Rasulullah maka beliau bersabda : "Semoga Allah menambah keinginanmu (untuk mendapatkan kebaikan) dan jangan kamu ulangi (buru-buru mengejar shalat dan ruku' sebelum sampai ke shaf)." (HR. Bukhari)

5. Membaca surah setelah Al Fatihah.

Membaca surah setelah Al Fatihah pada rakaat pertama dan kedua adapun pada rakaat ketiga dan keempat hanya membaca Al Fatihah saja.

Bacaan pada rakat pertama lebih panjang dari pada bacaan pada rakaat kedua.

. Dari Abdullah bin Abi Qatadah dari bapaknya, dia berkata : "adalah Nabi membaca pada dua rakaat yang pertama dari shalat zhuhur surat Al Fatihah dan dua surat yang dipanjangkannya pada rakaat yang pertama dan dipendekkannya pada rakaat yang kedua, dan kadang-kadang beliau memperdengarkan ayat yang dibacanya, dan adalah beliau membaca pada shalat ashar surat Al Fatihah dan dua surat dan beliau memenjangkan pada rakaat pertama dan adalah beliau memanjangkan (bacan) pada rakaat pertama pertama shalat subuh dan memendekkan pada rakaat yang kedua." (HR. Bukhari dan Muslim)

. Dari Abdullah bin Abi Qatadah dari bapaknya bahwasanbya Nabi membaca pada dua rakaat yang pertama dari shalat zhuhur dan ashar Al Fatihah dan surat, dan kadang-kadang beliau memperdengarkannya kepada kami, dan beliau membaca Al Fatihah pada dua rakaat yang terakhir." (HR. Muslim)

6. Ruku

Bertakbir ketika akan ruku (H.4) sambil mengangkat kedua tangan seperti saat takbiratul ihram (H.1 & H.2).

(H.4) . Dari Abi Humaid dia berkata : "Aku yang paling tahu diantara kalian tentang shalatnya Rasulullah , sesungguhnya Rasulullah berdiri lalu bertakbir dan mengangkat kedua tangannya, kemudian beliau mengangkat kedua tangannya ketika bertakbir untuk ruku', kemudian beliau ruku' dan meletakkan kedua tangannya pada kedua lututnya seakan-akan beliau menggenggam keduanya dan beliau melengkungkan kedua tangannya dan menjauhkan keduanya dari kedua sisi badannya dan belaiu tidak mengangkat kepalanya dan tidak pula menundukkannya." (HR. Abu Daud dan disahihkan oleh Al Albani)

Meletakkan dan menggenggamkan kedua telapak tangan di kedua lutut (H.4) dengan merenggangkan jari-jari tangan (H.5, H.6) serta manjauhkan kedua siku dari sisi-sisi badan (H.4).

(H.5) Dari Wail bin Hujr bahwasanya Nabi apabila ruku' beliau menjarangkan antara jari-jari(tangan)nya dan apabila beliau sujud beliau merapatkan jari-jari(tangan)nya." (HR. Hakim dan Ibnu Majah dan disahihkan oleh Al Albani)

Meratakan pungung.

. Dari Wabishah bin Ma'bad dia berkata : "Saya melihat Rasulullah shalat, maka apabila beliau ruku' beliau meratakan punggungnya sehingga apabila dituangkan di atasnya air sungguh air itu akan tinggal." (HR. Ibnu Majah dan disahihkan oleh Al Albani).

Tidak mengangkat kepala dan tidak pula menundukkannya (H.4).

Tumaninah, yaitu berdiam dengan tenang pada satu posisi sebelum berpindah kepada posisi berikutnya (H.6)

(H.6) . Dari Abdullah bin Umar bahwasanya Rasulullah bersabda : "Apabila engkau ruku' maka letakkanlah kedua telapak tanganmu di atas kedua lututmu kemudian jarangkanlah antara jari-jarimu kemudian tinggallah sampai semua anggota tubuh mengambil tempatnya." (HR. Ibnu Hibban dan disahihkan oleh Al Albani)

Membaca doa ruku. Beberapa contoh doa ruku :

Artinya : Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung (dibaca 3X). (HR. Abu Daud dan dishahihkan Al Albani) Artinya : Yang Maha Suci (dari segala keburukan) Yang Maha Suci (dari segala yang kotor) Tuhannya para malaikat dan Tuhannya Ar Ruh (malaikat Jibril). (HR. Muslim)

Artinya : Maha Suci Engkau Ya Allah Tuhan kami dan dengan PujiMu Ya Allah ampunilah aku. (HR. Bukhari dan Muslim)

Boleh membaca tasbih lebih dari 3X.

(H.7) Dari Hudzaifah dia berkata : Aku pernah shalat bersama Nabi pada suatu malam maka beliau membuka dengan surah Al Baqarah maka aku berkata beliau akan ruku pada ayat ke 100, ternyata beliau melanjutkan, maka aku berkata beliau akan menyelesaikan Al Baqarah dalam satu rakaat lalu beliau melanjutkan ( bacaan beliau) maka aku berkata beliau akan ruku (pada akhir Al Baqarah), kemudian beliau membaca surah An Nisa kemudian beliau membaca surah Ali Imran maka beliau membacanya dengan perlahan, apabila beliau melewati ayat yang di dalamnya tasbih beliau bertasbih dan apabila beliau melewati ayat permintaan beliau meminta dan apabila beliau melewati ayat taawwudz beliau meminta perlindungan, kemudian beliau ruku dan membaca subhana rabbiyal azhim, maka adalah rukunya seperti panjamgnya berdirinya, keudian beliau membaca samiallahu liman hamidah lalu beliau berdiri panjang seperti panjangnya rukunya, kemudian beliau sujud dan membaca subhana rabbiyal ala maka adalah sujudnya seperti panjangnya berdirinya. (HR. Muslim)

7. Bangkit dari ruku (itidal)

Mengangkat kedua tangan seperti saat takbiratul ihram (H.1, H.2) sambil mengucapkan samiallahu liman hamidah bagi imam dan orang yang shalat sendiri, adapun mamum maka cukup mengucapkan rabbana wa lakal hamdu jika imam membaca samiallahu liman hamidah.

. Dari Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya dijadikan imam untuk diikuti, maka apabila dia shalat berdiri maka shalatlah kalian dengan berdiri dan apabila dia ruku' maka ruku'lah kalian, dan apabila dia bangkit maka bangkitlah kalian dan apabila dia mengucapkan sami'allahu liman hamidah ucapkanlah rabbana wa lakalhamdu, dan apabila dia shalat berdiri maka shalatlah kalian dengan berdiri dan apabila dia shalat duduk maka shalatlah kalian semua sambil duduk." (HR. Bukhari dan Muslim)

Terdapat ikhtilaf diantara para ulama tentang posisi tangan saat berdiri itidal apakah diletakkan di atas dada (H.9 & H.10) atau digantungkan ke bawah (H.8). Pendapat yang rajih dalam masalah ini adalah disunnahkan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada (bersedekap) pada saat berdiri itidal.

(H.8) . Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi masuk ke dalam masjid lalu masuk pula seorang laki-laki dan melaksanakan shalat, kemudian dia datang memberi salam pada Nabi maka Nabi menjawab salamnya dan berkata : "Ulangi shalatmu karena sesungguhnya kamu belum shalat," kemudian orang itu datang lagi dan memberi salam kepada Nabi maka beliau berkata : "Ulangi shalatmu karena sesungguhnya kamu belum shalat," tiga kali, maka orang itu berkata : "Demi Yang Mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak tahu selain dari itu maka ajarkanlah aku." Beliau berkata : "Apabila engkau berdiri untuk shalat maka bertakbirlah kemudian bacalah apa yang mudah bagimu dari Al Qur-an kemudian ruku'lah sampai engkau tenang dalam keadaan ruku' kemudian bangkitlah hingga engkau tegak lurus berdiri kemudian sujudlah hingga engkau tenang dalam keadaan sujud kemudian bangkitlah hingga engkau tenang dalam keadaan duduk kemudian sujudlah hingga engkau tenang dalam keadaan sujud kemudian lakukanlah yang seperti itu dalam seluruh shalatmu." (HR. Bukhari dan Muslim)

(H.9) . Dari Wail bin Hujr dia berkata : "Saya melihat Rasulullah apabila beliau berdiri di dalam shalat beliau menggenggamkan tangan kanannya atas tangan kirinya." (HR. Nasa-i dan disahihkan oleh Al Albani)

(H.10) . Dari Wail bin Hujr dia berkata : "Saya pernah shalat di belakang Rasulullah , maka beliau bertakbir ketika masuk (ke dalam shalat) dan mengangkat kedua tangannya, dan ketika akan ruku' beliau mengangkat kedua tangannya, dan ketika beliau mengangkat kepalanya dari ruku' beliau mengangkat kedua tangannya dan meletakkan kedua telapak tangannya." (HR. Ahmad dengan sanad yang sahih)

Membaca doa itidal. Beberapa contoh doa itidal :

Ya Tuhan kami, bagiMu segala puji. (HR. Bukhari dan Muslim ) Ya Tuhan kami dan bagiMu segala puji. (HR. Bukhari dan Muslim) Ya Allah Tuhan kami, bagiMu segala puji. (HR. Bukhari) Ya Allah Tuhan kami, bagiMu segala puji sepenuh langit dan sepenuh bumi dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki dari sesuatu. (HR. Muslim) Ya Tuhan kami dan bagiMu segala puji, pujian yang banyak yang baik yang berberkah padanya. (HR. Bukhari)8. Sujud

Terdapat ikhtilaf diantara para ulama tentang cara menyungkur sujud setelah berdiri itidal, antara mendahulukan kedua tangan sebelum kedua lutut atau sebaliknya. Pendapat yang rajih dalam masalah ini adalah mendahulukan kedua tangan sebelum kedua lutut.

. Dari Abu Hurairah dia berkata : Bersabda Rasulullah : "Apabila salah seorang dari kalian sujud maka janganlah dia turun seperti turunnya unta, hendaklah dia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya." (HR. Abu Dawud dan disahihkan oleh Al Albani)

Bersujud di atas tujuh tulang.

. Dari Ibnu Abbas dia berkata : Bersabda Nabi : Aku diperintahkan untuk sujud di atas tujuh tulang ; atas jidat sambil beliau menunjuk dengan tangannya ke hidungnya dan kedua tangan dan kedua lutut dan atas ujung-ujung kedua kaki dan agar kita tidak mengumpulkan (menggulung) pakaian dan rambut." (HR. Bukhari dan Muslim)

Meletakkan kedua telapak tangan di atas tanah sejajar dengan kedua bahu (H.11 & H.12).

(H.11) . Dari Al Bara' dia berkata : Bersabda Rasulullah : "Apabila engkau sujud maka letakkanklah kedua tanganmu dan angkatlah kedua sikumu." (HR. Muslim)

(H.12) . Dari Abu Humaid As Sa'idiy bahwasanya Nabi apabila beliau sujud beliau meletakkan hidungnya dan jidatnya di tanah dan menjauhkan kedua tangannya dan kedua lambungnya dan meletakkan kedua tapak tangannya sejajar dengan kedua bahunya. (HR. Tirmidzi dan disahihkan oleh Al Albani)

Mengangkat kedua siku (tidak merapatkan kedua siku di tanah) (H.11) dan manjauhkannya dari lambung. :

Dari Maimunah radhiyallahu 'anha bahwasanya Nabi apabila beliau sujud beliau menjauhkan (antara kedua tangannya) sehingga sekiranya ada anak kambing yang hendak lewat diantara kedua tangan beliau pasti dia dapat melewatinya. (HR. Muslim dan Abu Uwanah)

. Dari Abdullah bin Malik bin Buhainah bahwasanya Nabi apabila beliau shalat beliau menjarangkan antara kedua tangannya hingga terlihat ketiak beliau. (HR. Bukhari dan Muslim)

Merapatkan jari-jari tangan (H.5) dan menghadapkannya ke kiblat. Dari Al Bara bin Azib dia berkata : Adalah Rasulullah apabila beliau sujud beliau meletakkan kedua tangannya di tanah dengan menghadapkan kedua tangan beliau dan jari-jari beliau ke kiblat. (HR. Baihaqi dan dishahihkan oleh Al Albani) Merapatkan sisi dalam kedua telapak kaki dan menghadapkan jari-jarinya ke kiblat (H .13 & H.14).

(H.13) . Dari Aisyah radhiyallahu 'anha dia berkata : Saya kehilangan Rasulullah padahal beliau tadinya bersamaku di atas tempat tidurku, maka aku mendapatkannya sedang sujud dengan merapatkan kedua kakinya dan menghadapkan ujung jari-jari kaki beliau ke kiblat, maka aku mendengar beliau mengucapkan : "Aku berlindung dengan keridhoanMu dari kemurkaanMu dan (aku berlindung) dengan maafMu dari hukumanMu." (HR. Baihaqi dan disahihkan oleh Al Albani)

(H.14) . Dari Abu Humaid As Sa'idi dia berkata : Aku yang paling hafal diantara kalian shalatnya Rasulullah , aku melihat beliau apabila bertakbir beliau menjadikan kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya dan apabila beliau ruku' beliau mengokohkan kedua tangannya pada kedua lututnya, kemudian beliau meratakan punggung beliau, maka apabila beliau mengangkat kepalanya beliau sempurnakan (berdiri) sampai semua ruas tulang punggung kembali ke tempatnya, maka apabila beliau sujud beliau meletakkan kedua tangannya dengan tidak merapatkan sikunya ke tanah dan tidak pula mengumpulkannya (merapatkannya ke badannya) dan beliau menghadapkan ujung-ujung jari kaki beliau ke kiblat , maka apabila beliau duduk pada dua rakaat beliau duduk di atas kakinya yang kiri dan menegakkan yang kanan dan apabila beliau duduk pada rakaat yang terakhir beliau majukan kakinya yang kiri dan menegakkan yang lain (kanan) dan beliau duduk di atas pantatnya." (HR. Bukhari)

Tumaninah dalam sujud (H.8).

Membaca doa sujud. Beberapa contoh doa sujud :

Artinya : Maha Suci Tuhan kami Yang Maha Tinggi. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al Albani)

Artinya : Yang Maha Suci (dari segala keburukan) Yang Maha Suci (dari segala yang kotor) Tuhannya para malaikat dan Tuhannya Ar Ruh (malaikat Jibril). (HR. Muslim)

Artinya : Maha Suci Engkau Ya Allah Tuhan kami dan dengan PujiMu Ya Allah ampunilah aku. (HR. Bukhari dan Muslim)

Boleh membaca tasbih lebih dari tiga kali (H.7).

9. Duduk diantara dua sujud

Duduk iftirasy yaitu menduduki telapak kaki kiri dan menegakkan telapak kaki yang kanan (H.14 & H.15).

(H.15) . Dari Aisyah radiyallahu 'anha dia berkata : Adalah Rasulullah membuka shalat dengan takbir dan (membuka) bacaan dengan alhamdulillahi rabbil'alamin, dan apabila beliau ruku' beliau tidak mengangkat kepalanya dan tidak pula menundukkannya akan tetapi antara keduanya, dan apabila beliau mengangkat kepalanya dari ruku' beliau tidak sujud sampai beliau sempurna berdiri dan apabila beliau mengangkat kepalanya dari sujud beliau tidak sujud (kembali) sampai beliau duduk sempurna , dan beliau membaca pada setiap dua rakaat attahiyyah, dan adalah beliau menduduki kakinya yang kiri dan menegakkan yang kanan dan beliau melarang dari duduk uqbatusy syaithan dan beliau melarang seseorang merapatkan tangannya ke tanah seperti binatang buas, dan adalah beliau menutup shalatnya dengan salam . (HR. Bukhari)

Boleh juga dengan cara menegakkan kedua telapak kaki dan merapatkannya lalu duduk di atas tumit.

. Dari Abu Az Zubair bahwasanya dia mendengar Thawus berkata : Kami bertanya kepada Ibnu Abbas tentang duduk iq'aa di atas kedua kaki (menegakkan kedua kaki lalu duduk di atas kedua tumit) maka dia berkata: "Dia itu sunnah." (HR. Muslim)

Dilarang duduk uqbatusy syaithan, dan bentuknya ada dua :

Merapatkan punggung telapak kaki ke lantai dan menduduki kedua tumit.

Menegakkan kedua telapak kaki dan duduk diantara keduanya di atas tanah dan meletakkan kedua tangannya di tanah.

Meletakkan tangan kanan di atas paha kanan atau lutut kanan dan tangan kiri di atas paha kiri atau lutut kiri.

. Dari Ali bin Abdurrahman Al Mu'awi dia berkata : Abdullah bin Umar melihatku sementara aku mempermainkan kerikil dalam shalat, maka tatkala dia telah selesai dia melarangku dan berkata : "Lakukanlah seperti apa yang dilakukan oleh Rasulullah ," maka aku bertanya : "Bagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah ?" Dia berkata : "Adalah beliau apabila beliau duduk dalam shalat beliau meletakkan tangan kanannya di atas paha kanannya dan beliau menggenggam jari-jari beliau semuanya dan berisyarat dengan jari setelah ibu jari (yaitu jari telunjuk) dan beliau meletakkan tangan kiri beliau di atas paha kiri beliau." (HR. Muslim)

. Dari Abu Humaid dia berkata : "Aku yang paling tahu diantara kalian tentang shalatnya Rasulullah , sesungguhnya Rasulullah duduk untuk tasyahhud maka beliau duduk di atas kaki kirinya dan menghadapkan punggung telapak kaki kanannya ke kiblat dan meletakkan tangan kanannya di atas lututnya yang kanan dan tangan kirinya di atas lututnya yang kiri dan beliau berisyarat dengan jari telunjuknya." (HR. Tirmidzi dan disahihkan oleh Al Albani)

Membaca doa duduk diantara dua sujud. Beberapa contoh doa duduk diantara dua sujud :

Ya Allah ampunilah aku dan rahmatilah aku dan selamatkanlah aku (dari kecelakaan dunia dan akhirat / dari penyakit lahir dan batin) dan tunjukilah aku dan berikanlah rezki kepadaku. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al Albani)

Ya Allah ampunilah aku dan rahmatilah aku dan cukupkanlah aku dari kefakiranku dan tunjukilah aku dan berilah rezki kepadaku. (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani) .Tuhanku, ampunilah aku dan rahmatilah aku dan cukupkanlah aku dari kefakiranku dan berilah rezki kepadaku dan angkatlah (derajat)ku. (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani) Tuhanku, ampunilah aku. Tuhanku, ampunilah aku.(HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani). Doa ini dapat dibaca berulang-berulang.

10. Bangkit dari sujud

Bangkit dari sujud sambil bertakbir (H.16).

(H.16) . Dari Ayyub dari Abu Qilabah dia berkata : "Datang kepada kami Malik bin Al Huwairits lalu beliau mengimami kami di mesjid kami ini lalu dia berkata : "Sesungguhnya aku akan shalat dengan kalian dan tidaklah aku menginginkan shalat akan tetapi aku ingin memperlihatkan kepada kalian bagaimana aku melihat Nabi shalat," berkata Ayyub : "Aku berkata kepada Abu Qilabah : "Bagaimana shalatnya?" Dia berkata : "Seperti shalatnya syaikh kita ini," maksudnya 'Amr bin Salamah, berkata Ayyub : "Dan adalah syaikh tersebut menyempurnakan takbir, dan apabila dia mengangkat kepalanya dari sujud kedua dia duduk dan bertelekan di atas tanah kemudian berdiri," (HR. Bukhari)

Disunnahkan duduk istirahat, yaitu duduk sejenak setelah bangkit dari sujud sebelum berdiri ke rakaat berikutnya (H.16 & H.17). Dibolehkan langsung berdiri setelah bangun dari sujud menuju ke rakaat berikutnya. Sebagaimana atsar Ibnu Masud dari Abdurrahman bin Yazid dia berkata : saya memperhatikan Abdullah bin Masud dalam shalat maka saya melihatnya langsung berdiri dan tidak duduk pada rakaat pertama dan ketiga. (HR. Thabrani dan Baihaqi dengan sanad yang shahih sebagaimana yang dikatakan Al Baihaqi dan An Nawawi). Ibnu Abi Syaibah juga meriwayatkan dari sahabat Ali, Ibnu Masud dan Ibnu Umar dengan sanad yang shahih sebagaimana dikatakan Al Albani bahwa mereka mereka langsung bangkit dalam shalat dan tidak duduk istirahat.

(H.17) . Dari Malik bin Al Huwairits Al Laitsi bahwasanya dia melihat Rasulullah shalat, maka apabila beliau berada pada rakaat ganjil dari shalatnya beliau tidak bangkit sampai beliau duduk sempurna." (HR. Bukhari)

Bertelekan di atas tanah ketika akan berdiri menuju rakaat berikutnya (H.16) dan disunnahkan dengan cara mengepalkan kedua telapak tangan.

: . Dari Al Arzaq bin Qais dia berkata : Saya melihat Ibnu Umar bertelekan dengan mengepalkan tangan dalam shalat apabila dia bangkit, maka aku menanyakan kepadanya lalu dia menjawab : "Saya melihat Rasulullah melakukannya." (HR. Abu Ishaq Al Harbi, berkata Al Albani sanadnya baik)

11. Tasyahhud awal

Duduk tasyahhud awal dengan cara iftirasy yaitu menduduki kaki kiri dan menegakkan yang kanan (H.14 & H.15).

Membaca at-tahiyyat.

. Dari Aisyah radhiyallahu 'anha dia berkata : dan adalah beliau mengucapkan pada setiap dua rakaat attahiyyah dan adalah beliau duduk di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya." (HR. Muslim)

Beberapa contoh bacaan tahiyyat :

Artinya : Segala pengagungan hanya untuk Allah dan (demikian pula) segala doa/shalat dan perkataan/perbuatan yang baik. Semoga keselamatan atasmu wahai Nabi dan rahmat Allah serta berkahNya. Semoga keselamatan atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shaleh. Aku bersaksi tidak ada ilah selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah hambaNya dan rasulNnya. (HR. Bukhari dan Muslim) Seperti di atas, tapi mengganti assalamu alaika ayyuhannabiy dengan assalamu alannabiy.

Artinya : Segala pengagungan, keberkahan, doa, perkataan/perbuatan yang baik hanya untuk Allah. Semoga keselamatan atasmu wahai Nabi dan rahmat Allah serta berkahNya. Semoga keselamatan atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shaleh. Aku bersaksi tidak ada ilah selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah rasul Allah. (HR. Muslim) Bershalawat kepada Rasulullah . Masalah ini diikhtilafkan para ulama, sebagian ulama berpendapat disyariatkan shalawat pada tasyahhud awal dan sebagian memandang tidak disyariatkan. Pendapat yang rajih bahwa shalawat disunnahkan pada tasyahhud awal. Beberapa contoh shalawat : (HR. Bukhari dan Muslim)

. (HR. Muslim)

(HR. Bukhari)

(HR. Bukhari dan Muslim) (HR. Muslim) Berisyarat dengan jari telunjuk sejak awal tasyahhud, ada beberapa cara yang disunnahkan :

Berisyarat (menunjuk) dengan jari telunjuk dan melipat jari-jari lainnya.

Dari Abdullah bin Umar dia berkata : "Adalah Rasulullah apabila beliau duduk dalam shalat beliau meletakkan tangan kanannya di atas paha kanannya dan beliau menggenggam jari-jari beliau semuanya dan berisyarat dengan jari setelah ibu jari (yaitu jari telunjuk) dan beliau meletakkan tangan kiri beliau di atas paha kiri beliau." (HR. Muslim)

Berisyarat dengan telunjuk, mempertemukan ujung jari tengah dengan ujung ibu jari sehingga membentuk lingkaran dan melipat jari manis dan jari kelingking.

: Dari Wail bin Hujr ketika menjelaskan cara shalat Nabi : kemudian beliau menduduki kaki beliau yang kiri dan meletakkan tangan kiri beliu di atas paha kiri beliau dan siku kanan beliau di atas paha kanan beliau dan beliau menggenggam dua jari beliau dan dan membentuk lingkaran maka aku melihat beliau berbuat begini, lalu dia membuat lingkaran dengan ibu jarinya dan jari tengahnya dan berisyarat dengan telunjuk. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al Albani) Menggerak-gerakkan telunjuk ketika bertasyahhud.Dari Wail bin Hujr ketika menjelaskan cara shalat Rasulullah dia berkata :

kemudian beliau menggenggam dua jari diantara jari jemari beliau dan membuat lingkaran kemudian beliau mengangkat telunjuk beliau maka aku melihat beliau menggerak-gerakkannya untuk berdoa dengannya (HR. An Nasai dan dishahihkan oleh Al Albani)

12. Tasyahhud akhir

Duduk tasyahhud akhir dengan cara tawarruk yaitu duduk meletakkan pantat di atas tanah sambil menyorong kaki kiri agak ke depan di bawah paha kanan dan menegakkan telapak kaki kanan (H .14).

Terdapat ikhtilaf diantara para ulama untuk shalat yang hanya berjumlah dua rakaat seperti shalat subuh, shalat jumat dan kebanyakan shalat-shalat sunnah apakah duduknya iftirasy ataukah tawarruk. Pendapat yang rajih dalam masalah ini adalah bahwa duduk tasyahhud akhir untuk shalat-shalat yang hanya dua rakaat jumlahnya adalah duduk iftirasy. Sebagaimana disebutkan dalam (H.14) maka apabila beliau duduk pada dua rakaat beliau duduk di atas kakinya yang kiri dan menegakkan yang kanan. Juga beberapa hadits yang bersifat mutlak seperti hadits Aisyah radhiyallahu 'anha dia berkata : dan adalah beliau mengucapkan pada setiap dua rakaat attahiyyah dan adalah beliau duduk di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya." (HR. Muslim). Membaca at-tahiyyat (lihat contoh tahiyyat pada tasyahud awal).

Bershalawat kepada Rasulullah (lihat contoh shalawat pada tasyahud awal).

Berlindung dari empat perkara setelah bertasyahhud dan bershalawat atas nabi pada tasyahhud akhir. Sebagian ulama mewajibkan hal ini.

Dari Abu Hurairah dia berkata: Bersabda Rasulullah : Apabila salah seorang dari kalian selesai dari tasyahhud akhir maka hendaklah dia berlindung kepada Allah dari empat perkara; dari adzab jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari kejahatan Dajjal. (HR. Muslim)

Membaca doa setelah berlindung dari empat perkara. Beberapa contoh doa :

Artinya : Ya Allah sesungguhnya aku telah menzhalimi diriku sendiri dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisiMu dan kasihilah aku sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Pengasih. (HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya : Ya Allah ampunilah bagiku apa yang aku dahulukan dan apa yang akhirkan(dari dosa-dosa, apa yang aku sembunyikan dan apa yang aku nampakkan dan apa yang Engkau sebih mengetahuinya daripada aku. Engkaulah yang mendahulukan dan Engkaulah yang mengakhirkan, tidak ada ilah selainMu. (HR. Muslim) Artinya : Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu ya Allah, Yang Maha Tunggal, Yang kepadaNya bergantung segala sesuatu, Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada sesuatupun yang serupa denganNya, agar Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al Albani)13. Salam

Memalingkan wajah ke kanan kemudian ke kiri hingga kelihatan pipi dari belakang.

Lafazh salam ada dua macam :

Mengucapkan Assalamu alaikum wa rahmatullah ke kanan dan ke kiri. . Dari Abul Ahwash dan Al Aswad dari Abdullah bahwasanya Nabi mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri hingga terlihat putihnya pipi beliau : Assalamu 'alaikum wa rahmatullah Assalamu 'alaikum wa rahmatullah." (HR. Abu Daud dan disahihkan oleh Al Albani) Mengucapkan Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh ke kanan dan Assalamu alaikum wa rahmatullah ke kiri.

. Dari Alqamah bin Wail dari bapaknya dia berkata : Saya pernah shalat bersama Nabi , maka beliau bersalam ke kanan Assalamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh dan ke kiri Assalamu 'alaikum wa rahmatullah. (HR. Abu Daud)