makalah h5n1 dan h1n1

Upload: devi-krishinhye

Post on 01-Mar-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Makalah H5N1 Dan H1N1

    1/7

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. H5NI

    2.1 Definisi

    Flu burung adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang

    secara alami hanya dapat menginfeksi unggas dan kadang-kadang babi. Pada

    keadaan tertentu virus flu burung dapat ditularkan dari unggas ke manusia

    Penyebabnya adalah Virus Influenza Tipe A yang dapat menyebabkan abah

    !epidemi" global yang men#alar keseluruh dunia !pandemi"! $oedarto%&'('".

    Patogenik tinggi influenza avian% atau istilah aslinya% abah flu burung%

    mulainya dikenal infeksi burung pada ayam di Italia tahun ()*). Virus influenza

    avian di dalam hospes habitan asli% burung air liar% umumnya infeksi ter#adi tanpa

    ge#ala% virus influenza A biotipe ini termasuk patogenik rendah berada

    keseimbangan yang baik dengan hospes !+amps% &''*".

    2.2 Etiologi

    Virus influenza tipe A sub tipe ,(. Virus influenza termasuk dalam

    famili Orthomyxoviridae.Virus strain A ini dibedakan menurut tipe hemaglutinin

    !," dan neuramidase !" nya sehingga virus ini dapat diklarifikasikan menurut

    sub tipenya% seperti ,(( dan ,&(. $ub tipe , dan ,* diperkirakan

    merupakan penyebab abah dengan tingkat kematian yang tinggi atau patogenik.

    $ampai saat ini sudah teridentifikasi ( sub tipe virus.

    $ubtipe ,( dapat bermutasi secara genetik dengan subtipe lain

    sehingga dapat menular ke manusia atau hean selain burung. Virus AI #uga

    diidentifikasi berdasarkan strainnya% yaitu terdapat strain A% /% dan 0. 1,2

    melaporkan baha virus AI strain A bertanggung #aab atas ter#adinya abah flu

    burung saat ini. !1idoyono% &'((".

    2.3 Manifestasi Klinis

    $esudah meleati masa inkubasi selama (-3 hari% penderita flu burung

    akan mengalami demam dengan menggigil% sakit kepala% malaise% lemah badan%

  • 7/25/2019 Makalah H5N1 Dan H1N1

    2/7

    nyeri otot%% dan kon#ungtiva merah. +omplikasi yang dapat ter#adi berupa

    bronkitis% sinusitis% batuk berdahak dan pneumonia disertai batuk darah% selain itu

    penderita #uga dapat mengalami mual% muntah% diare dan gangguan neurologik.

    4iagnosis flu burung ditetapkan #ika dapat ditemukan virus penyebabnya

    melalui biakan atas hapusan tenggorok. Pemeriksaan serologi misalnya u#i inhibisi

    hemaglutinasi dan u#i fiksasi komplemen dapat mendukung ditegakkannya

    diagnosis flu burung !1idoyono% &'((".

    2.4 Masa Inkubasi

    Pada ayam% masa inkubasi virus% yaitu saat virus masuk ke tubuh sampai

    timbul ge#ala membutuhkan beberapa #am sampai dengan 3 hari dalam satu

    individu dan (5 hari dalam satu flok. ,al ini tergantung pada barbagai faktor %

    antara lain 6 #umlah dan patogenitas virus yang menginfeksi% #enis spesies yang

    terinfeksi% kemampuan deteksi ge#ala klinis.

    Pada manusia% inkubasi virus membutuhkan (- 3 hari% tergantung umur%

    kekebalan dan kondisi individu. Pada umumnya kasus ter#adi pada anak-anak

    karena sistim kekebalan pada anak belum berkembang sempurna.

    2.5 Ko!likasi

    /ronkitis

    Infeksi sekunder !adang telinga"

    7adang paru-paru !pneumonia"

    !Tamher% oorkasiani.&'').5"

    2." Patofisiologi

    2.# $akto% &isiko

    Anak kecil merupakan kelompok yang paling banyak terinfeksi oleh virus

    influenza. Anak yang mengalami pa#anan primer dengan galur virus influenza

    mempunyai kadar virus !viral load" yang lebih tinggi dan berlangsung lebih lama

    dibandingkan pasien deasa% sehingga men#adi sumber penularan utama. 8sia

    lan#ut% rentang aktu yang lebih pan#ang dari timbulnya ge#ala hingga diraat%

  • 7/25/2019 Makalah H5N1 Dan H1N1

    3/7

    adanya pneumonia% leukopeni dan limfopeni merupakan faktor risiko ter#adinya

    penyakit yang berat pada infeksiA9,(.

    :enangani unggas sakit atau bangkai unggas ternak dalam minggu

    sebelum timbulnya ge#ala merupakan faktor risiko yang paling sering di#umpai.

    $ebagian besar pasien mendapatkan infeksi A9,( dari unggas ternak di dalam

    atau diluar lingkungan rumah. :enyembelih%mencabut bulu% atau menyiapkan

    daging unggas sakit untuk dimasak6 bermain dengan unggas sakit atau bangkai

    unggas yang sakit sebelumnya merupakan riayat yang didapat pada pasien

    A9,(. /ahkan ada ( pasien dari Indonesia yang mempunyai riayat beker#a

    membuatshuttlecockbulutangkis dari bulu bebek. :emakan daging unggas yang

    mentah atau tidak dimasak dengan baik #uga merupakan faktor risiko ter#adinya

    ,(.

    2.' Penatalaksanaan

    /erkat adanya sistem imunitas yang sudah dibentuk untuk influenza

    manusia% maka penyakit ini umumnya akan membaik dengan sendirinya !self

    limiting diseases". Asupan cairan yang memadai dan istirahat merupakan unsur

    penting dalam tatalaksana influenza. Parasetamol dan ibuprofen dapat diberikan

    sebagai antipiretik. Penggunaan asetosal tidak dian#urkan pada anak karena risiko

    ter#adinya sindrom 7eye

    .

    a. Terapi antiviral

    2seltamivir yang hanya tersedia dalam bentuk oral% sampai saat ini masih

    merupakan obat antiviral primer pilihan untuk terapi A9,(. 2bservasi terbatasmenun#ukan baha pemberian oseltamivir dini berhubungan dengan penurunan

    mortalitas. 2leh karena itu dian#urkan untuk memberikan oseltamivir secepatnya

    pada pasien yang dicurigai terinfeksi A9,( atas dasar klinis sebelum

    konfirmasi etiologi diperoleh. /aku terapi adalah pemberian selama hari%

    mengacu pada kasus influenza manusia. 4osis baku adalah *mg dua kali perhari

    untuk pasien deasa. 4osis untuk anak adalah &mg9kg//9kali diberikan dua kali

    perhari.

  • 7/25/2019 Makalah H5N1 Dan H1N1

    4/7

    8ntuk avian influenza dosis dan lamanya pemberian yang optimal belum

    diketahui pasti. /ila tidak ada perbaikan klinis setelah terapi baku% oseltamivir

    dapat diperpan#ang hingga hari lagi. Pada kasus infeksi manusia oleh ,(

    efikasi oseltamivir suboptimal agaknya karena kelambatan pemberian atau karena

    pasien dalam keadaan sangat berat. ,al ini menimbulkan pemikiran untuk

    meningkatkan dosis maupun lamanya pemberian oseltamivir. 4osis yang lebih

    tinggi dan pemberian yang lebih lama !dua kali lipat" cukup rasional mengingat

    replikasi A9,( yang tinggi% atau bila dilihat setelah pemberian dengan dosis

    baku dalam 3 hari aal tidak menun#ukan pebaikan klinis.

    b. Antibiotik

    $ebagian besar pasien yang diraat karena A9,( secara radiologis

    menun#ukan gambaran pnemonia pada saat masuk. $eringkali etiologi pneumonia

    belum diketahui pada saat masuk% sementara infeksi sekunder oleh bakteri sering

    ter#adi% dan dalam keadaan demikian antibiotik perlu diberikan. Infeksi bakteri

    dipikirkan bila demam menetap atau turun naik% atau ter#adi perburukan keadaan

    klinis lain. Influenza manusia tanpa komplikasi akan membaik dalam 5)-*& #am.

    c. $teroid

    $teroid sistemik sering diberikan untuk terapi Acute lung in#ury !A;I" atau

    acute respiratory distress syndrome !A47$" pada pasien infeksi A9,( dengan

    asumsi adanya efek antiinflamasi dan antifibrosis. amun dari beberapa

    pengamatan terakhir% disimpulkan baha tidak ada manfaat nyata pemberian

    steroid dosis tinggi untuk virus associated pneumonia maupun A74$. !7aha#oe%

    &'(3"

    2.( Pen)ega*an

    Vaksin influenza pada populasi yang sesuai merupakan cara pencegahan

    terbaik terhadap ter#adinya influenza berat. Penggunaan vaksin makin

    direkomendasikan karena manfaatnya untuk kelompok ibu hamil dan anak kecil.

    Profilaksis dengan antivirus merupakan cara pencegahan kedua.

    Iunisasi

  • 7/25/2019 Makalah H5N1 Dan H1N1

    5/7

    :engingat serotip virus influenza yang beredar mempunyai pola tahunan%

    maka sepan#ang aktu dilakukan surveilans influenza untuk memperkirakan

    serotip yang akan timbul tahun berikutnya. Vaksin influenza inaktif tersedia setiap

    musim panas dengan kandungan serotip virus yang diantisipasi untuk musim

    dingin mendatang. Imunisasi influenza dian#urkan mulai dari bayi < = bulan

    hingga anak dan orang deasa berisiko tinggi mengalami komplikasi. Imunisasi

    direkomendasikan #uga untuk orang yangberpotensi menulari pasien berisiko

    tinggi. Vaksin yang diberikan secara intramuscular% untuk imunisasi primer pada

    anak > ? tahun vaksin diberikan & kali dengan selang ( bulan% setelah itu vaksin

    diberikan setahun sekali. 4osis '%& m; diberikan pada bayi =-3= bulan% dan dosis

    '% m; untuk anak 3-) tahun.

    2.1+ Pee%iksaan Penun,ang

    a. ;aboratorium

    Pemeriksaan laboratorium pada influenza dapat dibagi men#adi

    dua kelompok. Pertama adalah kelainan laboratorium yang biasanya

    di#umpai akibat infeksi influenza% dan kedua adalah pemeriksaan

    diagnostik untuk mengetahui virus penyebabnya. +elainan laboratorium

    akibat influenza A manusia tidak khas% leukopeni sering di#umpai dalam

    praktek sehari-hari% #ika secara klinis pasien menun#ukan ge#ala P$I%

    tidak lazim untuk melakukan pemeriksaan identifikasi penyebab.

    b. $erologis

    Pemeriksaan u#i diagnostik cepat komersial yang beredar saat ini

    sensitivitas klinisnya rendah untuk mendeteksi virus A9,(% tidak

    dapat membedakan influenza manusia dengan avian. 4eteksi antibodi

    anti-, sangat penting untuk investigasi epidemiologik% dan

    serokonversi biasanya ter#adi &-3 minggu setelah infeksi. Pemeriksaan

    mikronetralisasi merupakan teknik yang paling dan dapat dipercaya

    untuk mendeteksi antibodi terhadap virus avian% namun memerlukan

    fasilitas laboratorium dengan bosafety level 3 !/;3".

    c. :ikrobiologi

    Pemeriksaan identifikasi untuk mengetahui penyebab pada

    infeksi virus influenza berupa deteksi 7A virus dengan cara

  • 7/25/2019 Makalah H5N1 Dan H1N1

    6/7

    konvensional atau dengan cara real time reserve-transcriptase

    polymerase chain reaction !7T-P07" masih merupakan cara terbaik

    untuk diagnosis influenza A9,(. Pemeriksaan ini dapat memberikan

    hasil dalam 5-= #am dan dapat dilakukan di labotorium dengan baku

    biosafety level & !/;&". $pesimen usap tenggorok lebih baik daripada

    usap hidung karena virus avian influenza lebih banyak bereplikasi di

    tenggorok. amun usap hidung berguna untuk mendeteksi influenza

    manusia% sehingga pengambilan kedua spesimen tersebut dian#urkan.

    /ila memungkinkan% aspirat trakea #uga diambil karena viral load yang

    lebih tinggi daripada spisemen saluran respiratorik atas. /iakan virus

    memerlukan aktu &-(' hari untuk menun#ukan hasil. 4ua cara biakan

    dengan shell-vial maupun standard cell culture dapat digunakan untuk

    mendeteksi virus secara klinis penting.

    d. Pencitraan

    Pada influenza manusia biasanya tidak ditemukan kelainan yang

    nyata% dan foto toraks bukan merupakan pemeriksaan rutin. Foto toraks

    dengan gambaran atelektasis atau infiltrat di#umpai pada ('@ kasus

    anak. /erbeda dengan influenza manusia% avian influenza A9,(

    hampir selalu menun#ukan kelainan pada foto toraks. ambarannya bisa

    sangat bervariasi seperti infiltrat interestisial% infiltrat lobaris% kolaps-

    konsolidasi%dan air bronchogram. Perburukan gambaran radiologis

    dapat berlangsung sangat cepat% seperti per#anan klinis. Pnemotoraks

    ter#adi pada pasien yang mengguanakan ventilasi mekanik. !7aha#oe%

    &'(3"

  • 7/25/2019 Makalah H5N1 Dan H1N1

    7/7

    -a*e%Noo%kasiani.2++'. flu bu%ung/ as!ek klinis 0an e!i0eiologis.

    aka%ta. Saleba e0ika.