makalah geohidrologi

Upload: alexander-yulianto

Post on 13-Oct-2015

159 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MAKALAH GEOHIDROLOGIPENURAPAN AIR TANAH

Disusun Oleh :ALEX YULIANTO 111101015

JURUSAN TEKNIK GEOLOGIFAKULTAS TEKNOLOGI MINERALINSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA2013

PENURAPAN AIR TANAH

Penurapan airtanah adalah suatu kegiatan membangun sarana untuk memanfaatkan mata air, di lokasi munculnya mata air. Metode penurapan airtanah pada prinsipnya membuat lubang di tanah sampai ke dalam di bawah muka airtanah. Apabila dirasa kapasitasnya tidak mencukupi yang diperlukan, maka luas kontak akuifer yang diturap ditambah. Penambahan tersebut bisa secara mendatar, tegak atau kombinasi keduanya. Adapun factor factor yang mempengaruhi pemilihan metode penurapan antara lain didasarkan atas:1. Kondisi geohidrologi2. Kuantitas dan kualitas air tanah yang diperlukan3. Peralatan dan tenaga yang tersedia4. BiayaAtas dasar itu maka metode penurapan antara lain dibedakan,menjadi:1. Penurapan secara mendatarPenurapan ini dibedakan menjadi 4 macam:a. Liang pengumpul (infiltration ditch) Adalah penurapan airtanah secara mendatar dengan menggunakan saluran terbuka memotong muka airtanah.Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:Karena liang pengumpul ini terbuka di bagian atasnya dan berhubungan langsung dengan atmosfer maupun tanah di sekitarnya, maka kemungkinan ada pencemaran lewat udara atau tanah di sekelilingnya. Sehingga sebaiknya liang pengumpul dibuat di daerah yang jauh dari industri atau pemukiman padat. Biasanya sangat baik dikembangkan di daerah pedesaan. Penurapan ini telah dikembangkan di Klaten yang dikenal sebagai bak air dengan lebar 10-20 m, panjang 30-100 m, selain itu juga dikembangkan di daerah Nganjuk, di sini pada liang pengumpul ditambah dengan sejumlah bambu yang dimasukkan ke dalam tanah yang dimaksudkan untuk mendapatkan tambahan dari akuifer.(Kedalaman permukaan tanah > 1-1,5 m, hal ini untuk menjaga turunnya muka airtanah pada musim kemarau.)Liang pengumpul dibuat dengan posisi arah memanjang yang tegak lurus dengan arah aliran airtanah. Pada umumnya pembuatan liang pengumpul terletak di bawah deretan rembesan atau mataair atau dibuat sejajar dengan aliran sungai. Bentuk yang baik adalah bertangga dan umumnya dilakukan pada daerah yang air tanahnya dangkal.

Gambar 1. Penampang secara vertikal liang pengumpul (Infiltration Ditch)b. Parit pengumpul Metode Penurapan ini hampir sama dengan liang pengumpul, hanya tertutup dan dilakukan melalui saluran yang lulus air. Di sini airtanah akan masuk ke dalam saluran melalui lubang atau celah pipa saluran.Keuntungan parit pengumpul dibandingkan liang pengumpul adalah tidak menggunakan tempat yang luas dan tertutup sehingga tanah di bagian atas masih bisa dipergunakan untuk keperluan lain dan kemungkinan pengotoran lebih kecil.Untuk memperkecil pengotoran dapat dilakukan dengan membuat lapisan pelindung dari lempung atau beton di atas pipa.c. Terowongan pengumpulPenurapan dengan metode ini diperlukan penyelidikan geologi yang lebih teliti untuk menghindari kegagalan, baik yang disebabkan cara pembuatannya maupun hasil yang didapat. Terowongan dibuat dengan kemiringan yang relatif kecil dengan menembus retakan batuan di bawah kedudukan muka airtanahnya. Kemudian agar dinding terowongan tidak runtuh, maka bisa dibuat penyangga dari baja atau kayu.Cara ini baik dilaksanakan pada: Akuifer yang retak2 atau rekah2 Endapan kipas aluvial di kaki perbukitan Batuan vulkanik di kaki atau tubuh gunungapi yang tersusun dari batuan kompak dan keras. Pulau kecil sehingga terhindar dari penyusupan air asin/laut Sumur ini sangat baik diterapkan pada akuifer lepas yang berukuran butir pasirkerikil dan bisa digunakan pada akuifer yang relatif tipis. Sangat produktif pada endapan sungai Q>40 l/det. Penurunan muka airtanah lokal yang dalam dapat dihindari dengan pembuatan sumur pengumpul (dalam hal ini adalah sumur galinya), sehingga cara ini sangat baik dilaksanakan pada suatu pulau kecil atau pantai yang sangat mudah disusupi air laut. Di sini pipa saringan bisa dibuat bertingkat dengan maksud tidak hanya pada satu akuifer saja melainkan dari beberapa lapisan akuifer. Menurut pengalaman: satu sumur pengumpul ini debitnya sama dengan sumur gali yang garis tengahnya 75-80 % dari panjang saringan. 2. Penurapan secara tegakSesuai dengan namanya metode ini dilakukan secara vertikal atau tegak lurus. Adapun dengan metode ini bisa dilakukan beberapa macam cara, yaitu :a. Sumur dangkal Sumur GaliCara ini adalah yang paling banyak dilaksanakan di Indonesia. Pembuatan sumur sebaiknya dilaksanakan pada akhir musim kemarau atau awal musin penghujan yaitu pada bulan September sampai awal November (Jawa). Pada bagian dasar sumur terbuka dan bila memungkinkan pada dinding sumur bagian bawah diberi lubang agar airtanah yang masuk ke dalam sumur semakin besar.

Gambar 2. Sumur dangkal Sumur dalamIni untuk menurap airtanah dari akuifer yang letaknya dalam, terutama untuk akuifer tertekan-setengah tertekan dalam jumlah yang besar. Pengambilan airtanah secara besar2an pada kuifer yang dangkal (akuifer bebas) sangat berbahaya karena bisa mengganggu kesetimbangan lingkungan. Dalam pembuatan sumur ini diperlukan penyelidikan yang teliti dengan memperhitungkan dampaknya baik pada saat ini maupun pada masa yang akan datang. Dari hasil penyelidikan ini bisa untuk menentukan atau merencanakan cara pemboran atau konstruksi sumur tersebut.

3. Sumur Bor a. Bisa dengan bor tangan sampai pada kedalaman bisa 60 m ataupun dengan bor teknik.b. Dengan bor driven well (pemukul), yaitu dengan memukul rangkaian pipa yang bagian bawahnya sudah diberi saringan. Kedalaman 10-15 ft. c. Jetted well, cara ini dikerjakan pada material yang lepas dan tidak kasar. Bila sudah mencapai airtanah sebaiknya ditutup dengan casingAda 2 cara melakukan hal demikian yaitu, pipa dicabut lebih dulu atau nozzlenya ditinggal.

Gambar 3. Driven well (kiri) dan jetted well (kanan)d. Dengan mesin borDibagi 2 menjadi : Bor tumbuk (cable tool drill) Cara ini baik untuk material yang consolidated tetap tidak begitu keras sekali. Untuk consolidated bisa terjadi keruntuhan. Bor putar (Rotary drill)Berputarnya digerakkan dengan mesin dan sistim putaran (fungsinya untuk mengangkat tali/kotoran bor dan mendinginkan cutting) bila litologi batuan gamping digunakan kompresor, bila pada daerah basah dibantu dengan air / lumpur.