makalah fiqih ibadah tentang zakat

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat adalah ibadah maaliyyah ijtima’iyyah yang memiliki posisi yang sangat penting, strategis dan menentukan, baik dilihat dari sisi ajaran Islam maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. Sebagai suatu ibadah pokok, zakat termasuk salah satu rukun islam yang ketiga, sebagaimana diungkapkan dalam berbagai hadits nabi Muhammad SAW., sehingga keberadaaannya dianggap sebagai ma’luum minad-diin bidh-dharuurah atau diketahui secara otomatis adanya dan merupakan bagian mutlak dari keimanan seseorang 1 . Di dalam Al-Qur’an terdapat dua puluh tujuh ayat yang mengajarkan kewajiban shalat dengan kewajiban zakat dalam berbagai bentuk kata. Dalam Al-Qur’an terdapat pula berbagai ayat yang memuji orang-orang yang secara sungguh-sungguh menunaikannya, dan sebaliknya memberikan ancaman bagi orang yang sengaja meninggalkannya. Karena itu, khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq bertekad memerangi orang orang yang shalat, tetapi tidak mau mengeluarkan zakat. Ketegasan sikap ini menunjukkan bahwa perbuatan meninggalkan zakat adalah suatu kedurhakaan dan jika 1 Didin Hafidhudin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Gema Insani Press, Jakarta, 2002, hlm. 1 1

Upload: wiji-lestari

Post on 20-Nov-2014

17.581 views

Category:

Education


11 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: makalah Fiqih ibadah tentang zakat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zakat adalah ibadah maaliyyah ijtima’iyyah yang memiliki posisi yang

sangat penting, strategis dan menentukan, baik dilihat dari sisi ajaran Islam

maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. Sebagai suatu ibadah pokok,

zakat termasuk salah satu rukun islam yang ketiga, sebagaimana diungkapkan

dalam berbagai hadits nabi Muhammad SAW., sehingga keberadaaannya

dianggap sebagai ma’luum minad-diin bidh-dharuurah atau diketahui secara

otomatis adanya dan merupakan bagian mutlak dari keimanan seseorang1. Di

dalam Al-Qur’an terdapat dua puluh tujuh ayat yang mengajarkan kewajiban

shalat dengan kewajiban zakat dalam berbagai bentuk kata.

Dalam Al-Qur’an terdapat pula berbagai ayat yang memuji orang-orang

yang secara sungguh-sungguh menunaikannya, dan sebaliknya memberikan

ancaman bagi orang yang sengaja meninggalkannya. Karena itu, khalifah Abu

Bakar Ash-Shiddiq bertekad memerangi orang orang yang shalat, tetapi tidak mau

mengeluarkan zakat. Ketegasan sikap ini menunjukkan bahwa perbuatan

meninggalkan zakat adalah suatu kedurhakaan dan jika hal ini dibiarkan, maka

akan memunculkan kedurhakaan dan kemaksiatan lain.

Zakat merupakan kewajiban yang tercantum dalam Al Qur’an. Artinya

jika kita mengerjakannya, kita dapat pahala. Jika tidak, akan mendapat dosa.

“Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang

yang ruku’.” (Al Baqarah:43)

1 Didin Hafidhudin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Gema Insani Press, Jakarta, 2002, hlm. 1

1

Page 2: makalah Fiqih ibadah tentang zakat

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah

dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang

lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang

demikian itulah agama yang lurus.” (Al Bayyinah:5)

1.2 Rumusan Masalah

A. Apakah pengertian dari zakat?

B. Apa sajakah jenis-jenis zakat?

C. Apa saja materi yang boleh dizakatkan?

D. Apa ketentuan bagi orang yang wajib melakukan zakat?

E. Apa ketentuan bagi orang yang berhak menerima zakat?

F. Apa ketentuan bagi orang yang tidak boleh menerima zakat?

G. Apakah hikmah dan manfaat dari berzakat?

1.3 Tujuan

Dengan adanya penjelasan dari hal-hal yang telah ditentukan pada

rumusan masalah diatas, diharapkan mahasiswa dapat memahami dan menelaah

lebih jauh tentang materi yang telah dipelajari, yaitu tentang pengertian zakat,

jenis-jenisnya, materi yang boleh dizakatkan, ketentuan-ketentun bagi orang yang

berzakat, yang menerima dan tidak boleh menerimanya, serta hikmah dan manfaat

dari berzakat. Selain itu, mahasiswa juga ditargetkan bisa mengkaji lebih dalam

serta mengaplikasikan pemahaman yang telah didapat dari materi yang berkaitan

dangan kehidupan sehari-hari.

2

Page 3: makalah Fiqih ibadah tentang zakat

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Zakat

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti yakni Al-

Barakatuh (البرك) yaitu keberkahan, Al-Namaa ((النّما yaitu pertumbuhan dan

perkembangan, At-Taharatu (الطّهرة) yaitu kesucian dan As-Shalahu (الّصاله) keberesan. Sedangkan secara istilah, meskipun para ulama mengemukakannya

lewat redaksi yang agak berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, akan

tetapi pada prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat adalah bagian dari harta dengan

persyaratan tertentu yang allah swt. Mewajibkan kepada pemiliknya untuk

diserahkan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.2

Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dengan pengertian

zakat menurut istilah sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa harta yang

dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah,

suci dan beres (baik).

2.2 Jenis-Jenis Zakat

Zakat terbagi kepada dua, yang pertama adalah zakat badaniyah, yaitu

zakat Fitrah yang di fardhukan pada bulan Ramadhan, dan yang kedua adalah

zakat maaliyah (maal), yaitu zakat harta di fardhukan setelah mencukupi syarat-

syaratnya serta di tunaikan sepanjang tahun.

Dalam pembahasan ini akan mengulas lebih dalam mengenai zakat

maaliyah (maal). Karena lebih sering ditemui dalam kehidupan dan juga tata cara

pembagiannya pun lebih luas dibandingkan dengan zakat badaniyah. Namun juga

tidak terlepas dari pembahasan zakat fitrah, yang juga akan dibahas. Keduanya

tidak memiliki banyak perbedaan dalam ketentuan-ketentuannya.

2.3 Materi yang dizakatkan2 Didin Hafidhudin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Gema Insani Press, Jakarta, 2002, hlm. 7

3

Page 4: makalah Fiqih ibadah tentang zakat

A.  Binatang ternak

Jenis binatang yang wajib dikeluarkan zakatnya hanya unta, sapi, kerbau,

dan kambing. Keterangannya yaitu ijma’. Kuda tidak wajib zakat menurut

pendapat Imam Malik, Asy Syafi’i, dan Ahmad Bin Hanbal, kecuali kuda tersebut

merupakan harta niaga, dalam hal ini mereka sepakat wajib zakat sesuai dengan

ketentuan zakat niaga.

Imam Abu hanifah berbeda pendapat dalam hal ini. Beliau mewajibkan

zakat pada kuda jika perempuan, atau laki-laki dan perempuan dengan syarat ia

diternakkan di padang rumput yang mubah dan dipelihara untuk berkembang

biak. Jika tidak untuk berkembang biak, seperti untuk kendaraan, angkutan

barang, atau jihad, maka tidak wajib zakat. Demikian pula, tidak wajib zakat jika

kuda tersebut hanya laki-laki.

Syarat-syarat bagi pemilik binatang yang wajib zakat tersebut adalah:

a. Islam, orang non islam, walaupun mempunyai binatang tersebut ia tidak wajib

berzakat.

“Abu Bakar As Shiddiq berkata dalam surat beliau kepada penduduk bahrain,

inilah sedekah yang diwajibkan Rasulullah SAW atas orang-orang

muslim.”(riwayat Bukhari dan anas)

b. Merdeka

c. Milik yang sempurna

d. Cukup satu nishab

e. Sampai satu tahun lamanya dipunyai

“Dari Ibnu Umar, Rasulullah telah berkata, tidak ada zakat pada harta

seseorang sebelum sampai satu tahun dimilikinya.”(Riwayat Daruqhutni)

 f. Digembalakan di rumput yang mubah.

B. Emas dan perak

Barang tambang yang lain tidak wajib dizakati. Ketetapan ini diperkuat

dengan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunannya

dan Baihaqi dalam As sunan Al Kubra pada Bab Zakat, Dari Ali dari Nabi, beliau

bersabda: “jika kamu memiliki 200 dirham dan telah mencapai satu tahun, maka

4

Page 5: makalah Fiqih ibadah tentang zakat

keluarkan lima dirham sebagai zakatnya. Dan kamu tidak berkewajiban(zakat)

apa-apa dalam kepemilikan emas hingga kamu miliki 20 dinar, jika kamu sudah

miliki 20 dinar dan telah mencapai satu tahun, maka keluarkan setengan dinar

sebagai zakatnya.”

Syarat bagi pemilik emas dan perak yang wajib dizakati:

a.       Islam

b.      Merdeka

c.       Milik yang sempurna

d.      Sampai satu nishab

e.       Sampai satu tahun disimpan.

Firman Allah :

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak, dan tidak

menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa

mereka akan mendapat) siksaan yang pedih.” (At taubah : 34)

Sabda Rasulullah:

“Dari Ali Bin Abi Thalib, ia berkata, bahwa Rasulullah telah bersabda,

Sesungguhnya saya telah memaafkan kamu dari sedekah kuda dan sahaya, maka

bayarlah zakat perak, tiap tiap empat puluh dirham satu dirham, 190 dirham

belum wajib zakatnya, dan apabila sampai dua ratus dirham zakatnya lima

dirham.”(Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi).

C.  Biji makanan yang mengenyangkan

5

Page 6: makalah Fiqih ibadah tentang zakat

Seperti beras, jagung, gandum, dan sebagainya. Adapun biji makanan

yang tidak mengenyangkan seperti kacang tanah, kacang panjang, buncis, dan

sebagainya tidak wajib dizakati

Firman Allah:

“Dan tunaikanlah haknya dihari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan

zakatnya).” (Al An’am: 141)

Syarat-syarat bagi pemilik biji-biji makanan yang wajib dizakati tersebut yaitu:

a.       Islam

b.      Merdeka

c.       Milik yang sempurna

d.      Sampai nishabnya

e.       Biji makanan itu ditanam oleh manusia

f.       Biji makanan itu mengenyangkan dan tahan disimpan lama.

D. Buah buahan

Yang dimaksud dengan buah buahan yang wajib dizakati hanya kurma

dan anggur saja, sedangkan buah buahan yang lainnya tidak. Kurma dan anggur

wajib dikeluarkan zakatnya karena keduanya dapat menggantikan fungsi makanan

pokok. Keduanya merupakan jenis buah-buahan yang paling utama, dan buah

kurma lebih utama dari anggur. Di dalam Alqur’an, kurma selalu didahulukan

daripada anggur jika keduanya terhimpun dalam satu ayat dan tidak ada pemisah

antara keduanya.

6

Page 7: makalah Fiqih ibadah tentang zakat

Rasulullah juga mempersamakan kurma dengan seorang mukmin karena

semua bagiannya bermanfaat. Ia adalah pohon kebaikan yang disebut dalam Al

qur’an, Surat Maryam: 25-26.

Menurut pendapat Abu Hanifah, setiap yang dihasilkan dari bumi yang

sengaja ditanam wajib dikeluarkan zakatnya. Ia berpegang kepada keumuman

nash Alqur’an dan sunnah. Allah berfirman: dan sebagian dari apa yang Kami

keluarkan dari bumi untuk kamu. Q.S Al baqoroh: 267. Disini Allah tidak

membedakan antar hasil bumi satu dengan yang lainnya.

Sabda Rasulullah:

“Rasulullah telah menyuruh supaya menaksir buah anggur itu berapa

banyak buahnya, seperti menaksir buah kurma, dan beliau juga menyuruh supaya

memungut zakat anggur sesudah kering, seperti mengambil zakat buah kurma,

juga sesudah kering.” (Riwayat tirmidzi)

Syarat-syarat bagi pemilik buah buahan yang wajib dizakati itu adalah:

a.       Islam

b.      Merdeka

c.       Milik yang sempurna

d.      Nishab (sampai satu nishab)

E. Perdagangan

Kewajiban zakat pada perdagangan yang telah memenuhi persyaratan

teretentu, ada tiga syarat utama kewajiban zakat pada perdagangan yaitu sebagai

berikut:

1. Niat berdagang.

Niat berdagangatau memperjualbelikan komoditas komoditas tertentu ini

merupakan syarat yang sangat penting. Hal ini sebagaimana dikemukakan

dalam hadits riwayat abu dawud dari samrah bin jundab diatas.

2. Mencapai nishab.

7

Page 8: makalah Fiqih ibadah tentang zakat

Nishab dari zakat perdagangan adalah sama dengan nishab dari zakat emas

dan perak atau dua ratus dirham perak.

3. Telah berlalu satu tahun.

F. Zakat Rikaz, Al-Ma’adin serta hasil laut

1. Rikaz adalah harta peninggalan yang terpendam dalam bumi/harta karun.

Kewajiban pembayaran zakat adalah saat ditemukan dan tidak ada haul, dengan

nisab 85 gram emas murni.

2. Ma’din adalah seluruh barang tambang yang ada di dalam perut bumi baik

berbentuk cair, padat atau gas diperoleh dari perut bumi atau dari dasar laut.

Nisabnya 85 gram emas murni

3. dalam pengertian barang tambang di atas tidak termasuk hasil eksploitasi dari

dalam laut, seperti mutiara, ikan, untuk hasil laut maka harus dizakati sebagai

zakat perdagangan.

2.4 Orang Yang Wajib Melakukan Zakat

1. Islam, berarti mereka yang beragama islam baik anak anak ataupun yang sudah

dewasa, berakal sehat atau tidak.

2. Merdeka, berarti bukan budak dan memiliki kebebasan untuk melaksanakan

dan menjalankan seluruh syari’at islam.

3. Memiliki satu nishab dari salah satu jenis harta yang wajib dikenakan zakat dan

cukup haul.

2.5 Orang Yang Berhak Menerima Zakat

1. Fakir

Fakir adalah orang yang penghasilannya belum dapat menutupi separuh dari

kebutuhannya.

2. Miskin

Miskin adalah orang  yang penghasilannya baru bisa memenuhi separuh atau

lebih dari kebutuhannya, tetapi belum bisa terpenuhi semuanya

3. Amil Zakat

8

Page 9: makalah Fiqih ibadah tentang zakat

Amil Zakat adalah orang yang mendapatkan tugas dari negara,  organisasi,

lembaga atau yayasan untuk mengurusi zakat. Atas kerjanya tersebut, seorang

amil zakat berhak mendapatkan jatah dari uang zakat.

4. Muallaf

Muallaf adalah singkatan dari istilah “al-Muallaf Qulubuhum“ sebagaimana

yang disebutkan al-Qur’an dalam surat at-Taubah, ayat : 60. Yang artinya

adalah orang-orang yang hati mereka dilunakkan agar masuk Islam, atau agar

keimanan mereka meningkat, atau untuk menghindari kejahatan mereka.

5. Fi ar- Riqab

Fi ar-Riqab adalah budak belian. Maksud pemberian zakat kepada mereka

bukanlah kita memberikan uang kepada mereka, tetapi maksudnya adalah

memerdekakan mereka. 

6. Al-Gharimun

Al-Gharim adalah orang-orang yang dililit utang, sehingga dia tidak bisa

membayarnya.

7. Fi Sabilillah

Yang dimaksud fi sabilillah adalah perang di jalan Allah untuk menegakkan

kalimat Allah di muka bumi.

8. Ibnu Sabil

Ibnu Sabil adalah seorang musafir yang kehabisan bekal di tengah perjalanan,

sehingga dia tidak bisa melanjutkan perjalanan atau kembali ke kampung

halamannya. Orang seperti ini, walaupun dia kaya di kampung halamannya,

berhak untuk mendapatkan zakat sekedarnya sesuai dengan kebutuhannya

sehingga dia sampai tujuan.

2.6 Orang Yang Tidak Boleh Menerima Zakat

1. Orang kaya, yaitu orang yang berkecukupan atau mempunyai harta yang

mencapai satu nishab.

2. Orang yang kuat yang mampu berusaha mencukupi kebutuhannya dan jika

pengthasilannya tidak mencukupi, baru boleh mengambil zakat.

9

Page 10: makalah Fiqih ibadah tentang zakat

3. Orang kafir dibawah perlindungan agama islam kecuali jika diharapkan untuk

masuk islam.

4. Bapak ibu atau kakek nenek

2.7 Hikmah dan Manfaat Zakat

Zakat adalah ibadah dalam bidang harta yang mengandung hikmah dan

manfaat yang demikian besar dan mulia, baik yang bertkaitan dengan orang yang

berzakat (muzakki), maupun dengan penerimanya (mustahik), harta yang

dikeluarkan zakatnya, maupun bagi masyarakat keseluruhan.

Hikmah dan manfaat tersebut antara lain sebagai berikut :

Pertama, sebagai perwujudan keimanan kepada Allah Swt. mensyukuri

nikmatnya, menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa kemanusiaan yang tinggi,

menghilangkan sifat kikir, rakus dan materialistis, menumbuhkan ketenangan

hidup, sekaligus membersihkan dan mengembangkan harta yang dimiliki.

Kedua, karena zakat merupakan hak mustahik, maka zakat berfungsi

untuk menolong, membantu dan membina mereka, terutama fakir miskin, kearah

kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada allah swt, terhindar

dari bahaya kekufuran, sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki dan hasad yang

mungkin timbul dari kalangan mereka ketika mereka melihat orang kaya yang

memiliki harta cukup banyak.

Ketiga, sebagai pilar amal bersama (jama’i) antara orang orang kaya yang

berkecukupan hidupnya dan para mujahid yang seluruh waktunya digunakan

untuk berjihad di jalan Allah, yang karena kesibukannya tersebut, ia tidak

memliki waktu dan kesempatan untuk berusaha dan berikhtiar bagi kepentingan

nafkah diri dan keluarganya.

Keempat, sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana

maupun prasarana yang harus dimiliki oleh umat islam, seperti sarana ibadah,

pendidikan, kesehatan, sosial maupun ekonomi, sekaligus sarana pengembangan

kualitas sumber daya manusia muslim. Hampir semua ulama sepakat bahwa orang

10

Page 11: makalah Fiqih ibadah tentang zakat

yang menuntut berhak menerima zakat atas nama golongan fakir dan miskin

maupun fisabilillah.

Kelima, untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu

bukan hanya membersihkan harta yang kotor, akan tetapi mengeluarkan bagian

dari hak orang lain dari harta kita yang kita usahakan dengan baik benar sesuai

dengan ketentuan Allah SWT. yang terdapat dalam surah Al-Baqarah : 267 dan

hadits Rasulullah SAW. yang diriwayatkan oleh imam muslim. dalam hadits

tersebut rasulullah bersabda:

“Allah swt. Tidak akan menerima sedekah (zakat) dari harta yang di dapat

secara tidak sah”

Keenam, dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan

salah satu instrument pemerataan pendapatan. Dengan zakat yang dikelola dengan

baik, dimungkinkan membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan

pendapatan,. Zakat menurut Mustaq Ahmad adalah sumber utama kas negara dan

sekaligus merupakan sokoguru dari kehidupan ekonomi yang dicanangkan al qur

an. Zakat akan mencegah terjadinya akumulasi harta pada satu tangan dan pada

saat yang sama mendorong manusia untuk melakukan investasi dan

mempromosikan distribusi.

Ketujuh, dorongan ajaran islam yang begitu kuat kepada kepada orang

orang yang beriman untuk berzakat, berinfak dan bersedekah menunjukkan bahwa

ajaran islam mendorong umatnya untuk mampu bekerja dan berusaha sehingga

memiliki harta kekayaan yang disamping dapat memenuhi kebutuhan hidup diri

dan keluarganya, juga berlomba lomba menjadi muzakki dan munfik. Dengan

demikian, zakat menurut Yusuf Al Qhardawi adalah ibadah ma’aliyah al

ijtima’iyyah, yaitu ibadah di bidang harta yang memiliki fungsi strategis, penting

dan menentukan dalam membangun kesejahteraan masyarakat.

11

Page 12: makalah Fiqih ibadah tentang zakat

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu yang allah swt.

Mewajibkan kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada yang berhak

menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.

Zakat terbagi kepada dua, yang pertama adalah zakat badaniyah, yaitu zakat

Fitrah yang di fardhukan pada bulan Ramadhan, dan yang kedua adalah zakat

maaliyah (maal), yaitu zakat harta di fardhukan setelah mencukupi syarat-

syaratnya serta di tunaikan sepanjang tahun.

Materi yang dizakatkan diantaranya ialah binatang ternak, emas dan perak, biji

dan buah-buahan yangmengenyangkan, perdagangan dan rikaz.

Orang Yang Wajib Melakukan Zakat adalah Islam, merdeka, memiliki satu

nishab dari salah satu jenis harta yang wajib dikenakan zakat dan cukup haul.

Orang yang erhak menerima zakat yaitu: fakir, miskin, amil zakat, muallaf, fi

ar- Riqab, al-Gharimun, fi sabilillah, Ibnu sabil.

Hikmah dan manfaat zakat: Pertama, sebagai perwujudan keimanan kepada

Allah Swt. mensyukuri nikmatnya, menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa

kemanusiaan yang tinggi, dll. Kedua, karena zakat merupakan hak mustahik,

maka zakat berfungsi untuk menolong, membantu dan membina mereka,

terutama fakir miskin, kearah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera.

Ketiga, sebagai pilar amal bersama (jama’i) antara orang orang kaya yang

berkecukupan hidupnya dan para mujahid yang seluruh waktunya digunakan

untuk berjihad di jalan Allah. Keempat, sebagai salah satu sumber dana bagi

pembangunan sarana maupun prasarana yang harus dimiliki oleh umat islam.

Kelima, untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu bukan

hanya membersihkan harta yang kotor, akan tetapi mengeluarkan bagian dari

hak orang lain dari harta kita. Keenam, dari sisi pembangunan kesejahteraan

umat, zakat merupakan salah satu instrument pemerataan pendapatan. Ketujuh,

12

Page 13: makalah Fiqih ibadah tentang zakat

dorongan ajaran islam yang begitu kuat kepada kepada orang orang yang

beriman untuk berzakat

3.2 Saran

Setelah menerima dan memahami materi yang telah disajikan, diharapkan

para audience dapat mengkaji lebih dalam dengan mencari sumber dan referensi

yang lebih banyak guna mendapatkan kebenaran yang valid.

13

Page 14: makalah Fiqih ibadah tentang zakat

Daftar Pustaka

Hafidhuddin, Didin. 2002. Zakat Dalam Prekonomian Modern. Jakarta: Gema

Insani Press.

http://www.maidam.gov.my/zakat/index.php/kutipan-zakat/jenis-jenis-zakat,

diakses pada: Minggu, 10 Nov. 2013, pukul 14:35 wib

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38865/5/Chapter%20l.pdf,

diakses pada: Minggu, 10 Nov. 2013, pukul 14:50 wib

Misyuraidah. 2013. Fiqh. Palembang: Grafika Telindo Press

Rasjid, Ssulaiman. 2010. Fiqh Islam, Cet-49. Bandung: Sinar Baru Algesindo

14