makalah epid (1)
TRANSCRIPT
-
8/15/2019 makalah epid (1)
1/21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian kasus control (case control study), atau sering juga disebut
sebagai case-comparison study, case compeer-study, case referent study, atau
retrospective study, merupakan penelitian epidemiologis analitik observasional
yang menelaah hubungan antara efek (penyakit atau kondisi kesehatan) tertentu
dengan factor resiko tertentu. Desain penelitian kasus control dapat digunakan
untuk menilai berapa besarkah factor resiko dalam kejadian penyakit (cause-effect
relationship), seperti hubungan kanker serviks dengan perilaku seksual, hubungan
antara tuberculosis pada anak dengan vaksinasi B!, atau hubungan antara status
gi"i bayi berusia # tahun dengan pemakaian $B suntik pada ibu.
Dalam urutan kekuatan hubungan sebab akibat, studi kasus control ada
diba%ah desain eksperimental dan studi kohort, namun, lebih kuat daripada studi
cross-sectional, hal ini dikarenakan pada studi kasus control terdapat dimensi
%aktu, sedangkan studi cross sectional tidak. Desain kasus control mempunyai
berbagai kelemahan khususnya kaibat recall bias, akan tetapi juga mempunyai beberapa keuntungan, sehingga desain ini makin banyak dilakukan dalam
penelitian klinis. Dengan perencanaa yang baik, pelaksanaan yang cermat dan
analisis yang tepat, studi kasus control dapat memberikan sumbangan yang
bermakna dalam berbagai bidang kedokteran klinik, terutama untuk penyakit-
penyakit yang jarang ditemukan.
Dalam bab ini akan diuraikan secara ringkas hal-hala terpenting pada studi
kasus control, yang mencakup pengertian dasar desain kasus control, langkah-
langkah yang diperlukan dalam melakukan penelitian kasus control, serta
kelebihan dan kekurangan. &uga beberapa contoh studi kasus control dengan atau
tanpa matching.
-
8/15/2019 makalah epid (1)
2/21
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Case Control
Penelitian case control merupakan penelitian jenis analitik observasional
yang dilakukan dengan cara membandingkan antara kelompok kasus dan
kelompok kontrol berdasarkan status paparannya. 'al tersebut bergerak dari
akibat (penyakit ) ke sebab (paparan). iri-ciri dari penelitian case control adalah
pemilihan subyek yang didasarkan pada penyakit yang diderita, kemudian
lakukan pengamatan yaitu subyek mempunyai ri%ayat terpapar faktor penelitian
atau tidak.
Penelitian case control dapat digunakan untuk mencari hubungan seberapa
jauh faktor resiko mempengaruhi terjadinya suatu penyakit. isalnya adalah
hubungan antara intensitas atau jangka %aktu penyemprotan nyamuk demam
berdarah (ooging) dengan seberapa banyak %arga yang terjangkit penyakit DBD.
Penelitian ase ontrol adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut
bagaimana factor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan
*retrospective+. ase ontrol dapat dipergunakan untuk mencari hubungan
seberapa jauh factor risiko mempengaruhi terjadinya penyakit mis hubungan
antara kanker serviks dengan perilaku seksual, hubungan antara tuberculosis anak
dengan vaksinasi B! atau hubungan antara status gi"i bayi berusia # tahun
dengan pemakaian $B suntik pada ibu.
Desain ase control sering dipergunakan para peneliti karena
dibandingkan dengan kohort, ia lebih murah, lebih cepat memberikan hasil dan
tidak memerlukan sampel yang besar. Bahkan untuk penyakit yang jarang, case
control merupakan satu-satunya penelitian yang mungkin dilaksanakan untuk
mengindentifikasi factor resiko.
Pada studi kasus control, penelitian dimulai dengan mengidentifikasi
pasien dengan efek atau penyakit tertentu (yang disebut sebagai kasus) dan
kelompok tanpa efek (disebut sebagai control), kemudia secara restropektif diteliti
-
8/15/2019 makalah epid (1)
3/21
factor resiko yang dapat menerangkan mengapa kasus terkena efek, sedangkan
control tidak.
einsten menyebut desain studi kasus control sebagai studi trohoc,kebalikan dari kata cohort, namun tampaknya istilah ini hanya digunakan oleh
einsten sendiri.
Pada studi kasus control sekelompok kasus (pasien yang mendrita efek
atau penyakit yang sedang diteliti) dibandingkan dengan kelompok control (yang
tidak menderita penyakit atau efek). Dalam penelitian ini ingin diketahui apakah
suatu factor resiko tertentu benar berpengaruh terhadap terjadinya efek yang
diteliti dengan membandingkan kekerapan pajanan factor resiko tersebut pada
kelompok kasus dengan kelompok control.
'ipotesis yang diajukan adalah Pasien penyakit X lebih sering mendapat
pajanan factor resiko Y dibandingkan dengan mereka yang tidak berpenyakit X.
Pertanyaan yang perlu dija%ab dengan penelitian ini adalah, apakah ada asosiasi
antara variable efek (penyaki, keadaan lain) dengan variable lain (yang diduga
mempengaruhi terjadi penyakit tersebut) pada populasi yang diteliti.
tudi kasus control sering digunakan karena jika dibandingkan dengan
studi kohort ia lebih murah, lebih cepat member hasil, dan tidak memerlukan
sampel dalm jumlah yang besar. Bahkan untuk penyakit yang jarang terjadi,
desain kasus control merupakan satu-satunya desain yang mungkin dilaksanakan
untuk mengidentifikasi factor resiko. isalnya studi untuk menentukan apakah
pemberian estrogen pada ibu sekitar konsepsi mempertinggi resiko terjaidnya
kelainan jantung ba%aan (P&B). $arena insidens P&B pada bayi lahir yang hidup
dari ibu yang tidak mendapat estrogen adalah per #///, pada studi kohort
diperlukan 0// ibu terpajan dan 0/// ibu tidak terpajan factor resiko untuk dapat
mendeteksi peninggian resiko sebanyak 1 kali, sedangkan denga studi kasus
control hanya diperlukan # kasus dan # kontrol. Bila yang diteliti ialah P&B
khusus, misalnya malformasi konotrunkus yang kekerapannya hanya 1 per #///
maka untuk studi kohort diperlukan #2.3// ibu terpajan dan #2.3// ibu tidak
-
8/15/2019 makalah epid (1)
4/21
terpajan estrogen, sedangkan untuk studi kasus control tetap hanya diperlukan
sejumlah # kasus dan # kontrol.
Gambar Skema !asar "nt"k st"!i kas"s #ontrol. Penelitian !im"lai !engan
mengi!enti$ikasi s"b%ek !engan e$ek &kelom'ok kas"s() !an men#ari s"b%ek
*ang ti!ak mengalami e$ek &kelom'ok #ontrol(. +a#tor resiko *ang !iteliti
!itel"s"r retros'ekti$ 'a!a ke!"a kelom'ok) kem"!ian !iban!ingkan.
aktor
4esiko
$asus$ontro
l¨ah
5a 6 B 67B
8idak B D 7D
¨a
h67 B7D
67B97
D
,abel 2-2 men"n%"kkan asill 'engamatan 'a!a st"!i kas"s #ontrol &tan'a
mat#ing(
Sel a / kas"s *ang mengalami 'a%ananan
Sel b / #ontrol *ang mengalami 'a%anan
Sel # / kas"s *ang ti!ak mengalami 'a%anan
Tida
YaKontrol(Kelompok
subjek tanpa
Tida
Ya Kasus (Kelompok
subjek dengan
penyakit)
Penelitiandimulai disini
Apakah adafactor resiko
-
8/15/2019 makalah epid (1)
5/21
Sel !/ #ontrol *ang ti!ak mengalami 'a%anan
0esiko relatie !in*atakan !alam rasio o!!s &0( / 3a4&a5b( b4&a5b(6 4 3#4
!( !4!(6 / a4b #4! / a!4b#
2.2 0"ang Lingk"'
Pada umumnya penelitian case control bertujuan untuk mengadakan
penelusuran dan mengungkapkan faktor-faktor yang dapat diperkirakan sebagai
penyebab timbulnya penyakit. $arena faktor penyebab atau resiko timbulnya
penyakit belum diketahui secara pasti, maka variable yang diukur cukup banyak,
meliputi kondiai subjek penelitian saat dilahirkan, pertumbuhan, umur, saat gejala
a%al mulai timbul, apa yang telah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, apa ada
keluarga yang pernah menderita penyakit serupa, apa selama kehamilan
menggunakan obat tertentu, ri%ayat persalinan, dan lain-lain. etelah dilakukan
persiapan yang cermat dan akurat, lalu dilakukan pengumpulan data dengan
metode kuantitatif maupun kualitatif menggunakan teknik %a%ancara mendalam
terhadap penderita dan keluarganya. :a%ancara mendalam merupakan salah satu
teknik pengumpulan data dalam studi kualitatif untuk memperoleh informasi yang
mendalam tentang pendapat, persepsi, penerimaan, atau kepercayaan masyarakat.
6nalisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif serta mengarah pada
perkiraan faktor penyebab timbulnya penyakit lalu dengan hati-hati ditarik sebuah
kesimpulan (Budiarto, 1//0).
2.7 A'likasi !alam Penelitian +armakoe'i!emiologi
etode case control ini biasanya diaplikasikan dalam penelitian mengenai
penyakit kronis dengan periode laten yang panjang. etode ini memungkinkan
peneliti untuk mempelajari beberapa faktor resiko untuk suatu penyakit, dan dapat
menunjukkan hubungannya dalam kesehatan masyarakat untuk mengurangi
penyebaran dari faktor resiko tersebut. etode case control ini efisien untuk
mempelajari penyakit, dan lebih mudah dilakukan daripada metode penelitian
lainnya karena subjek yang dibutuhkan lebih sedikit. $ebutuhan sampel yang
-
8/15/2019 makalah epid (1)
6/21
lebih kecil, beserta dengan proses pengumpulan data yang telah ada sebelumnya,
akan menyebabkan penurunan biaya (:arning et al, ;;;;).
2.8 9eg"naan 0an#angan Penelitian
Penelitian case control digunakan untuk menilai hubungan antara suatu
kejadian penyakit dan paparan (agen penyebab, dan faktor resiko) yang diduga
untuk mencegah atau menyebabkan suatu penyakit. Penelitian case control
merupakan desain utama dalam suatu penelitian untuk menentukan hubungan
antara penggunaan obat dan efek samping yang tidak diinginkan. 8ujuan lain dari
penelitian ini adalah untuk mengadakan penelusuran dan mengungkapkan faktor-
faktor yang dapat diperkirakan sebagai penyebab timbulnya penyakit baru yang
belum diketahui sebab dan mekaisme terjadinya. isalnya, melakukan
penelusuran terhadap perkiraan faktor penyebab timbulnya 6
-
8/15/2019 makalah epid (1)
7/21
bawaan dibanding pada ibu yang anaknya tidak menderita penyakit jantung
bawaan.
2. Men!eskri'sikan ariable 'enelitian $a#tor resiko) e$ek.
a. Faktor Resiko
amanya pajanan (misalnya jumlah bulan pemakaian 6$D4) dan
apakah pajanan itu berlangsung terus-menerus.
aat mendapat pajanan pertama.
Bilakah terjadi pajanan terakhir.
=ntuk masalah kesehatan, terutama yang berhubungan dengan kesehatan
reproduksi, apakah pajanan terjadi sebelum, selama, atau sesudah keadaan tertentu
sangat penting. isalnya pemakaian kontrasespsi oral oleh %anita yang belum
pernah mengalami kehamilan sampai cukup bulan dapat meningkatkan resiko
terjadinya kanker payudara. $ita mengetahui pajanan beberapa obat atau bahan
aktif tertentu selama kehamilan muda mungkin dapat menyebabkan terjadinya
kelainan ba%aan pada janin.
-
8/15/2019 makalah epid (1)
8/21
Dalam mencari informasi tentang pajanan suatu factor resiko yang diteliti
maka perlu diupayakan sumber informasi yang akurat.
-
8/15/2019 makalah epid (1)
9/21
tersedia krieteria baku untuk diagnosis, akan tetapi tidak jarang criteria diagnosis
yangtelah bakupun perlu dilakukan modifikasi agar sesuai dengan pertanyaan
penelitian.
7. Menent"kan 'o'"lasi ter%angka" !na sma'e &kas"s) #ontrol() !an
#ara "nt"k 'emilian s"b%ek 'enelitian.
a. !asus
ara terbaik untuk memilih kasus adalah dengan mengambil secara acak
subjek dari populasi yang menderita efek.namun dalam praktek hal ini hampir
tidak munkin dilaksanakan,oleh karena penelitian kasus kontrol lebih sering
dilakukan pada kasus yang jarang,yang diagnosisnya biasanya ditegakkan
dirumah sakit.mereka ini dengan sendirinya bukan subjek yang representatif
karena tidak menggambarkan kasus dalam masyarakat.pasien tidak datang
kerumah sakit,yang salah diagnosis,atau yang meninggal sebelum
didiagnosis,menjadi tidak ter%akili pada sampel yang diambil dari rumah
sakit.beberapa hal berikut ini perlu dipertimbangkan dengan cermat dalam
pemilihan kasus untuk studi kasus-kontrol.
#) $asus insidensi (baru) atau kasus pervalens(baru-lama)
Dalam pemilihan kasus sebaiknya kita memilih kasus insidensi (kasus
baru).kalau kita mengambil kasus prevalens(kasus lama dan baru) maka
untuk penyakit yanng lama sakitnya singkat atau yang mortalitasnya
sangat tinggi,kelompok kasus tidak akan menggambarkan keadaan kasus
dalam populasi(bias neyman).misalnya pada studi kasus-kontrol untuk
mencari faktor resiko penyakit jantung ba%aan,bila digunakan kasus
prevalens,yakni kasus baru dan kasus lama,maka hal ini tidak
menggambarkan keadaan sebenarnya,mengingat sebagian pasien penyakit
jantung ba%aan mempunyai angka kematian yang tertinggi pada periode
neonatus atau masa bayi.dengan demikian maka pasien yang telah
meninggal tersebut tidak me%akili dalam penelitian.
1) 8empat pengumpulan kasus
Bila disuatu daerah terdapat registrasi kesehatan masyarakat,yang baik dan
yang lengkap,maka pengambilan kasus sebaiknya dari sumber ini,karena
-
8/15/2019 makalah epid (1)
10/21
kasus yang ingin diteliti tercatat dengan baik.sayangnya jarang ada daerah
yang mempunyai registrasi yang baik,hingga terpaksa diambil kasus dari
pasien yang mencari pertolongan kerumah sakit.hal ini menyebabkan
terjadinya bias yang cukup besar (bias berkson),oleh karena karakteristik
pasien yang berobat kerumah skait berbeda dengan yang idak berobat
kerumah sakit.
@) aat diagnosis
=ntuk penyakit yang perlu pertolongan segera(misalnya patah tulang)
maka saat ditegakkannya diagnosis boleh dikatakan sama dengan mula
timbulnya penyakit(onset).tetapi banyak penyakit yang mula timbulnya
penyakit dengan cepat,dala keadaan ini maka pada saat mengidentifikasi
faktor resiko perlu diyakinkan bah%a pajanan faktor yang diteliti terjadi
sebelum timbulnya penyakit.
ontoh
-
8/15/2019 makalah epid (1)
11/21
6da beberapa cara untuk memilih kontrol yang baik
#) emilih kasus dan kontrol dari populasi yang sama.misalnya kasus adalah
semua pasien dalam populasi tertentu sedang kontrolnya diambil secaraacak dari populasi sisanya.dapat juga kasus dari kontrol diperoleh dari
populasi yang telah ditentukan sebelumnya yang biasanya lebih
kecil(misalnya dari studi kohort)
1) atching.cara kedua untuk mendapatkan kontrol yang baik adalah dengan
cara melakukan matching,yaitu memilih kontrol dengan karakteristik yang
sama dengan kasus dalam semua variabel yang munkin berperan sebagai
faktor resiko kecuali variabel yang diteliti.bila matching dilakukan dengan
baik maka berbagai variabel yang munkin berperan terhadap kejadian
penyakit(kecuali yang sedang diteliti)dapat disamakan,sehingga dapat
diperoleh asosiasi yang lebih kuat antara variabel yang sedang diteliti
dengan penyakit.teknik ini mempunyai keuntungan lain,yakni jumlah
subjek yang diperlukan lebih sedikit.tapi jangan terlalu overmatching,yaitu
matching pada variabel yang mempengaruhi pajanan faktor
resiko,sehingga diperoleh resiko relatif yang terlalu rendah.terlalu banyak
faktor yang disamakan juga akan menyebabkan kesulitan dalam mencari
subjek untuk kelompok kontrol.
@) ara lain adalah dengan memilih lebih dari satu kelompok kontrol.karena
sukar mencari kelompok kontrol yang benar-benar sebanding maka dapat
dipilih lebih dari satu kelompok kontrol.misalnya kasus diambil dari
rumah sakit,maka satu kontrol diambil dari pasien lain dirumah sakit yang
sama dan kelompok kontrol lainnya berasal dari daerah tempat tinggal
kasus.apabila rasio odds yang didapatkan dengan menggunakan 1
kelompok kontrol yang berlainan tersebut tidak banyak berbeda,maka hal
tersebut akan memperkuat asosiasi yang ditemukan.apabila rasio odds
antara kasus dengan masing-masing kontrol sangat berbeda,berarti salah
satu atau kedua hasil tersebut tidak sahih(terdapat bias),sehingga perlu
diteliti dimana letak bias tersebut.
ontoh uatu penelitian kasus-kontrol ingin mencari hubungan antara
penyakit 6
-
8/15/2019 makalah epid (1)
12/21
kelompok kontrol pertama dipilih secara acak dari pasien dengan penyakit
lain yang dira%at dirumah sakit tersebut dan tidak menderita 6
-
8/15/2019 makalah epid (1)
13/21
jumlah kasus yang hanya sedikit menaikkan besar sampel yang cukup
banyak.
e. 6pakah pemilihan control dilakukan dengan matching atau tidak.
Diatas telah disebut bah%a dengan melakukan matching maka jumlah
subyek yang diperlukan untuk diteliti menjadi lebih sedikit.
:. Melak"kan Peng"k"ran
Pengukuran terhadap variabei yang dipelajari (efek dan faktor risiko)
merupakan hal yang sentral pada studi kasus-kontrol. Penentuan efek harus sudah
didefenisikan dengan jelas dalam usulan penelitian. Pengukuran faktor risiko atau
pajanan yang terjadi pada %aktu lampau juga sering menimbulkan kesulitan.
$adang tersedia data objektif, misalnya rekam medis yang lengkap, kumpulan
preparat hasil pemeriksaan patologi-anatomik, hasil laboratorium, atau berbagai
jenis hasil pencitraan. ?amun lebih sering penentuan pajanan pada masa lalu
dilakukan semata-mata dengan anamnesis atau %a%ancara dengan responden, jadi
hanya dengan mengandalkan daya ingat responden yang mungkin dipengaruhi
oleh statusnya (mengalami outcome atau tidak).
ontoh yang dikemukakan sebelumnya, yakni apakah terjadi pajanan
peluntur atau pil $B pada saat hamil muda., menduduki tempat sentral pada stidu
kasus-kontrolC namun data penting tersebut semata-mata hanya didasarkan pada
daya ingat seseorang. Bias yang dapat mengancam dalm konteks ini adalah recall
bias.
-
8/15/2019 makalah epid (1)
14/21
6nalisis hasil studi kasus-kontrol dapat hanya bersifat sederhana yaitu
penentuan ratio odds, sampai pada yang kompleks yakni dengan analisis
multivariate pada studi kasus control dengan lebih dari satu faktor resiko.
-
8/15/2019 makalah epid (1)
15/21
asalah 6pakah abortus berhubungan dengan risiko kejadian plasenta previa
pada kehamilan berikutnya M
'ipotesis 8erdapat asosiasi antara abortus dengan kejadian plasenta previa padakehamilan berikutnya
Desain penelitian tusi kasus-kontrol yang hospital-based (yakni dilakukan di
rumah sakit)
$asus :anita melahirkan di 4 dari # &anuari #A sampai dengan @#
Desember # secara bedah ceasar atas indikasi plasenta previa totalis yang
dibuktikan dengan =! dan klinis pendarahan antepartum (P6P).
$ontrol :anita yang melahirkan dalam kurun %aktu yang sama tanpa plasenta
previa dan dipilih secara acak.
aktor risiko yang ingin diteliti 4i%ayat terdapatnya abortus sebelum persalinan
sekarang.
Pengumpulan data Dengan %a%ancara dan pengisian kuesioner diperoleh data
dari A kasus dan A kontrol.
6nalisis data eskipun 4J lebih dari #, namun karena interval kepercayaannya
mencakup angka #, maka simpulannya adalah abortus tidak mempunyai hubungan
dengan terjadinya plasenta previa pada kehamilan kemudian, atau diperlukan
lebih banyak kasus untuk membuktikannya.
Plasenta previa
5a 8idak ¨ah
4i%ayat
aborsi
5a #1 1#
8idak 2A 2 ##2
¨ah A A #@A
4asio odds 9 (#1 ; 2) G ( ; 2A) 9 #,0
-
8/15/2019 makalah epid (1)
16/21
!ambar -2. 6nalisis hasil studi kasus-kontrol tanpa matching yang meneliti
hubungan antara ri%ayat aborsi sebelumnya dengan kejadiaan plasenta previa.
B. tudi kasus-kontrol dengan HmatchingI
Pada studi kasus control dengan matching individual, harus dilakukan
analisis dengan menjadikan kasus dan control sebagai pasangan-pasangan. &adi,
bila misalnya terdapat 2/ kasus yang masing-masing berpasangan dengan tiap
subyek dari 2/ kontrol, maka kita lakukan pengelompokan menjadi 2/ pasangan
sebagai berikut (lihat gambar -@). 'asil pengamatan studi kasus-kontrol
biasanya disusun dalam table 1 ; 1 dengan keterangan sebagai berikut
el a kasus dan control mengalami pajanan
el b kasus mengalami pajanan, control tidak mengalami pajanan
el c kasus tidak mengalami pajanan, control mengalami pajanan
el d kasus dan control tidak mengalami pajanan
$ontrol
$asus
4esiko 7 4esiko -4esiko 7 a b
4esiko - c d
!ambar -@. 8abel 1;1 menunjukkan hasil pengamatan studi kasus-konrtol
dengan matching individual. 4asio odds 9 bGc
4asio odds pada studi kasus control dengan matching ini dihitung dengan
mengabaikan sel 6 karena baik kasusmaupun control terpajan, dan sel D, karena
baik kasus maupun control tidak terpajan. 4asio odds dihitung dengan formula
4J 9 bGc
4J, %alaupun tidak sama dengan risiko relative akan tetapi dapat dipakai
sebagai indicator adanya kemungkinan hubungan sebab akibat antara faktor risiko
dan efek. ?ilai 4J dianggap mendekati risiko relative apabila
#)
-
8/15/2019 makalah epid (1)
17/21
-
8/15/2019 makalah epid (1)
18/21
$ontrol
57 5- ¨ah
$asus 57 1/ 11 @1
5- 1 A
¨ah #1 1 0/!ambar -A. 4asio odds untuk studi kasus-kontrol dengan matching dihitung
dengan melibatkan pasangan-pasangan yang berbeda pajanan faktor resikonya.
8iap pasangan kasus dam kontrol yang keduannya terpajan obat 5, yakni sel a,
atau kediannya tidak teKajan obat 5, yakni sel d diabaikan. 4J 9 bGc 9 11G1 9 ##.
-
8/15/2019 makalah epid (1)
19/21
$asus emua bayi yang lahir di kecamatan $ebun Bunga dalam tahun 1///,
yang meninggal dalam 1 hari pertama
$ontrol emua bayi yang lahir di kecamatan $ebun Bunga dalam tahun 1///,yang masih hidup setelah 1 hari pertama
aktor preventif yang ingin diteliti Pemotongan tali pusat secara steril
'asil 'asil pengamatan disusun dalam tabel 1;1 (!ambar -0)
impulan 'ampir 1/F kasus kematian neonatus dapat dicegah dengan
menghilangkan faktor resiko, dalam hal ini pemotongan tali pusat yang tidak
dilakukan secara steril.
$asus $ontrol ¨ah
Pemotongan tidak
steril
@ ##1/ ##2
Pemotongan steril A@ @A#2 @A3
¨ah #/# 03@2 0@A
4asio odds 9 (@ ; @A#2) G (##1/ ; A@) 9 #,2
P64 9 K##2G0@A ; (#,2 #)L K##2G0@A ; (#,2 #)L
9 /,1132G#,1132 9 /,#
!ambar -0. Perhitungan rasio odds population attributable risk pada studi
yang mencari hubungan pemotongan tali pusat dengan kejadian kematian
pada masa neonatus pada suatu daerah.
2.< Bias Dalam St"!i 9as"s 9ontrol
$esahihan suatu penelitian kasus-kontrol sebagian besar tergantung pada
cara menentukan subyek yang
a. 8erkena efek
b. 8idak terkena efek
c. 8erpajan
d. 8idak terpajan dengan faktor resiko yang sedang dideliti.
$esalahan pengelompokkan subyek ke dalam kategori masing-masing
menyebabkan perhitungan asosiasi antara pajanan dan efek menjadi tidak benar.
-
8/15/2019 makalah epid (1)
20/21
Bias merupakan kesalahan sistematis yang menyebabkan hasil penelitian
tidak sesuai dengan kenyataan. Pada penelitian kasus-kontrol terdapat tiga
kelompok bias yang dapat mempengaruhi hasil, yaitu
1. Bias seleksi
2. Bias informasi
7. Bias perancu (confounding bias)
ackett mencatat beberapa hal yang dapat menyebabkan bias, diantarnya adalah
a.
-
8/15/2019 makalah epid (1)
21/21
e. Dapat digunakan untuk mengidentifikasikan berbagai factor resiko
sekaligus dalam satu penelitian.
$ekurangan 4ancangan Penelitian ase ontrol
a. Data mengenai pajanan terhadap faktor resiko diperoleh dengan
mengandalakan daya ingat atau rekam medis. Daya ingat responden ini
menyebabkan terjadinya recall bias, baik karena lupa, atau responden yang
mengalami efek cenderung lebih mengingat pajanan terhadap faktor resiko
dari pada responden yang tidak mengalami efek. Data sekunder, dalam hal
ini rekam medis yang seringkali dipakai sebagai sumber data juga tidak
begitu akurat. b. Qalidasi mengenai informasi kadang kadang sukar diperoleh.
c. Jleh karena kasus maupun control dipilih oleh peneliti maka sukar untuk
meyakinkan bah%a kedua kelompok tersebut benar sebanding dalam
berbagai faktor eksternal dan sumber bias lainnya.
d. 8idak dapat memberikan incidence rates.
e. 8idak dapat diapakai untuk menentukan lebih dari # variabel dependen,
hanya berkaitan dengan satu penyakit atau efek.