makalah energi air kelompok 4
DESCRIPTION
makalah energi airTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat,
karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik
(pada air mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari
air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan
dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air
banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang
memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai. Sejak awal abad
18 kincir air banyak dimanfaatkan sebagai penggerak penggilingan gandum,
penggergajian kayu dan mesin tekstil. Memasuki abad 19 turbin air mulai
dikembangkan. Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air
bergantung pada besarnya head dan debit air. Dalam hubungan dengan reservoir
air maka head adalah beda ketinggian antara muka air pada reservoir dengan
muka air keluar dari kincir air/turbin air. Untuk wilayah Indonesia, energi yang
punya prospek bagus adalah energi arus laut. Hal ini dikarenakan Indonesia
mempunyai banyak pulau dan selat sehingga arus laut akibat interaksi Bumi-
Bulan-Matahari mengalami percepatan saat melewati selat-selat tersebut. Selain
itu, Indonesia adalah tempat pertemuan arus laut yang diakibatkan oleh konstanta
pasang surut M2 yang dominan di Samudra Hindia dengan periode sekitar 12 jam
dan konstanta pasang surut K1 yang dominan di Samudra Pasifik dengan periode
lebih kurang 24 jam. M2 adalah konstanta pasang surut akibat gerak Bulan
mengelilingi Bumi, sedangkan K1 adalah konstanta pasang surut yang diakibatkan
oleh kecondongan orbit Bulan saat mengelilingi Bumi.
1
Interaksi Bumi-Bulan diperkirakan menghasilkan daya energi arus pasang
surut setiap harinya sebesar 3.17 TW, lebih besar sedikit dari kapasitas
pembangkit listrik yang terpasang di seluruh dunia pada tahun 1995 sebesar 2.92
TW (Kantha & Clayson, 2000). Namun, untuk wilayah Indonesia potensi daya
energi arus laut tersebut belum dapat diprediksi kapasitasnya. Keuntungan
penggunaan energi arus laut adalah selain ramah lingkungan, energi ini juga
mempunyai intensitas energi kinetik yang besar dibandingkan dengan energi
terbarukan yang lain. Hal ini disebabkan densitas air laut 830 kali lipat densitas
udara sehingga dengan kapasitas yang sama, turbin arus laut akan jauh lebih kecil
dibandingkan dengan turbin angin. Keuntungan lainnya adalah tidak perlu
perancangan struktur yang kekuatannya berlebihan seperti turbin angin yang
dirancang dengan memperhitungkan adanya angin topan karena kondisi fisik pada
kedalaman tertentu cenderung tenang dan dapat diperkirakan. Kekurangan dari
energi arus laut adalah output-nya mengikuti grafik sinusoidal sesuai dengan
respons pasang surut akibat gerakan interaksi Bumi-Bulan-Matahari. Pada saat
pasang purnama, kecepatan arus akan deras sekali, saat pasang perbani, kecepatan
arus akan berkurang kira-kira setengah dari pasang purnama. Kekurangan lainnya
adalah biaya instalasi dan pemeliharaannya yang cukup besar. Kendati begitu bila
turbin arus laut dirancang dengan kondisi pasang perbani, yakni saat di mana
kecepatan arus paling kecil, dan dirancang untuk bekerja secara terus-menerus
tanpa reparasi selama lima tahun, maka kekurangan ini dapat diminimalkan dan
keuntungan ekonomisnya sangat besar. Hal yang terakhir ini merupakan tantangan
teknis tersendiri untuk para insinyur dalam desain sistem turbin, sistem roda gigi,
dan sistem generator yang dapat bekerja secara terus-menerus selama lebih kurang
lima tahun.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian dari energi air?
2. Apa saja pembangkit dari energi air?
3. Kandungan apa saja yang terdapat pada energi air?
4. Pengertian dari macam-macam kandungan energi air?
5. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)?
6. Jenis-jenis PLTA?
7. Apa manfaat dari PLTA?
8. Bagaimana Prinsip kerja PLTA?
9. Penjelasan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut?
10. Pengertian dari macam-macam Turbin dan kincir?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini diharapkan :
1. Dapat mengetahui pengertian dari energi air
2. Dapat mengetahui pembangkit apa saja yang bisa di manfaatkan
3. Dapat mengetahui kandungan di dalam energi air
4. Dapat mengetahui pengertian dari bagian-bagian energi air
5. Dapat mengetahui Pengertian PLTA
6. Dapat mengetahui jenis-jenis PLTA
7. Dapat mengetahui manfaat dari PLTA
8. Dapat mengetahui Prinsip kerja dari PLTA
9. Dapat mengetahui Pembangkit listrik tenaga arus laut
10. Dapat mengetahui pengertian dari turbin dan kincir pembangkit
tenaga air
1.4 Manfaat
Manfaat yang kita dapat dari makalah ini yaitu, diharapkan mahasiswa
mengerti tentang energi yang dihasilkan oleh air sehingga bisa menciptakan
energi yang terbaharukan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Energi Air yang Berasal dari Lautan
Lautan yang meliputi dua per tiga permukaan bumi, menerima energi
panas yang berasal dari penyinaran matahari. Lautan befungsi sebagai suatu
penampungan yang cukup besar dari energi surya yang mencapai bumi. Kira-
kira seperempat dari daya surya sebesar 1,7 x 1017 watt yang mencapai
atmosfer diserap oleh lautan. Selain itu, air laut juga menerima energi panas
yang berasal dari panas bumi, yaitu magma yang berasal dari bawah laut.
Pemanasan dari permukaan air di daerah tropikal mengakibatkan permukaaan
air laut memiliki suhu kira-kira 27 - 30oC. Bilamana air permukaan yang
hangat ini dipakai dalam kombinasi dengan air yang lebih dingin (5 - 7oC)
pada kedalaman 500 - 600 meter, maka suatu sumber energi panas yang relatif
besar akan tersedia.
Menurut rancangan-rancangan terkini energi listrik akan dapat
dibangkitkan dalam pusat-pusat listrik tenaga panas laut (PLT-PL) dengan
menggunakan siklus Rankine rangkaian tertutup maupun terbuka. Selisih suhu
sebesar 20oC akan tersedia selama 24 jam sehari dan sepanjang tahun. Hal ini
jauh lebih menguntungkan dibanding dengan pemanfaatan sinar matahari di
daratan, yang tersedia hanya siang hari, itupun bilamana udara tidak mendung
atau cuaca tidak hujan. Bilamana selisih 20oC itu dimanfaatkan dengan suatu
efisiensi efektif sebesar misalnya 1,2%, maka suatu arus air sebesar 5 meter
kubik per detik akan dapat menghasilkan daya elektrik bersih dengan daya
sebesar kira-kira 1 MW. Dapat dibayangkan bahwa ukuran- ukuran yang besar
sekali diperlukan untuk dapat membantu suatu PLT-PL yang besar. Sebab
sejumlah arus air yang meliputi 500 meter kubik per detik yang akan
diperlukan untuk dapat membuat suatu PLT-PL yang besar, misalnya 100 MW.
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Macam-macam Energi Air
Energi air dapat dibagi menjadi tiga macam :
1. Energi Ombak (wave energy)
2. Energi Pasang Surut (tidal energy)
3. Energi Panas Laut ( ocean thermal energy)
Prinsip sederhana dari pemanfaatan ketiga bentuk energi itu adalah memakai
enrgi kinetik untuk memutar turbin yang selanjutnya menggerakan generator
untuk menghasilkan listrik.
3.1.1 Energi Ombak (wave energy)
Ombak dihasilkan oleh angin yang bertiup di permukaan laut.
Sesungguhnya ombak merupakan sumber energi yang cukup besar, namun, untuk
memanfaatkan energi yang terkandungnya tidaklah mudah; terlebih lagi
mengubahnya menjadi listrik dalam jumlah yang memadai. Inilah sebabnya
jumlah pembangkit listrik tenaga ombak yang ada di dunia sangat sedikit. Salah
satu metode yang efektif untuk memanfaatkan energi ombak adalah dengan
membalik cara kerja alat pembuat ombak yang biasa terdapat di kolam renang.
Pada kolam renang dengan ombak buatan, udara ditiupkan keluar masuk sebuah
ruang di tepi kolam yang mendorong air sehingga bergoyang naik turun menjadi
ombak.
Gambar 1. Skema Oscillating Water Column
5
Pada sebuah pembangkit listrik bertenaga ombak (PLTO), aliran masuk
dan keluarnya ombak ke dalam ruangan khusus menyebabkan terdorongnya udara
keluar dan masuk melalui sebuah saluran di atas ruang tersebut (Lihat gambar 1).
Jika di ujung saluran diletakkan sebuah turbin, maka aliran udara yang keluar
masuk tersebut akan memutar turbin yang menggerakkan generator. Masalah
dengan desain ini ialah aliran keluar masuk udara dapat menimbulkan kebisingan,
akan tetapi, karena aliran ombak pun sudah cukup bising umumnya ini tidak
menjadi masalah besar. Setelah selesai dibangun, energi ombak dapat diperoleh
secara gratis, tidak butuh bahan bakar, dan tidak pula menghasilkan limbah
ataupun polusi. Namun tantangannya adalah bagaimana membangun alat yang
mampu bertahan dalam kondisi cuaca buruk di laut yang terkadang sangat ganas,
tetapi pada saat bersamaan mampu menghasilkan listrik dalam jumlah yang
memadai dari ombak-ombak kecil (jika hanya dapat menghasilkan listrik ketika
terjadi badai besar maka suplai listriknya kurang dapat diandalkan). Beberapa
perusahaan yang mengembangkan PLTO versi komersial sesuai dengan metode
yang dijelaskan di atas antara lain: Wavegen dari Inggris, dengan prototipnya yang
bernama LIMPET dengan kapasitas 500 kW di pantai barat Skotlandia, dan
Energetech dari Australia yang sedang mengusahakan proposal proyek PLTO
berkapasitas 2 MW di Rhode Island.
Selain metode yang telah dijelaskan, beberapa perusahaan & institusi lainnya
mengembangkan metode yang berbeda untuk memanfaatkan ombak sebagai
penghasil energi listrik:
Ocean Power Delivery; perusahaan ini mendesain tabung-tabung yang
sekilas terlihat seperti ular mengambang di permukaan laut (dengan
sebutan Pelamis) sebagai penghasil listrik. Setiap tabung memiliki panjang
sekitar 122 meter dan terbagi menjadi empat segmen. Setiap ombak yang
melalui alat ini akan menyebabkan tabung silinder tersebut bergerak secara
vertikal maupun lateral. Gerakan yang ditimbulkan akan mendorong
piston diantara tiap sambungan segmen yang selanjutnya memompa cairan
hidraulik bertekanan melalui sebuah motor untuk menggerakkan generator
6
listrik. Supaya tidak ikut terbawa arus, setiap tabung ditahan di dasar laut
menggunakan jangkar khusus.
Renewable Energy Holdings; ide mereka untuk menghasilkan listrik dari
tenaga ombak menggunakan peralatan yang dipasang di dasar laut dekat
tepi pantai sedikit mirip dengan Pelamis. Prinsipnya menggunakan
gerakan naik turun dari ombak untuk menggerakkan piston yang bergerak
naik turun pula di dalam sebuah silinder. Gerakan dari piston tersebut
selanjutnya digunakan untuk mendorong air laut guna memutar turbin.
SRI International; konsepnya menggunakan sejenis plastik khusus
bernama elastomer dielektrik yang bereaksi terhadap listrik. Ketika listrik
dialirkan melalui elastomer tersebut, elastomer akan meregang dan
terkompresi bergantian. Sebaliknya jika elastomer tersebut dikompresi
atau diregangkan, maka energi listrik pun timbul. Berdasarkan konsep
tersebut idenya ialah menghubungkan sebuah pelampung dengan
elastomer yang terikat di dasar laut. Ketika pelampung diombang-
ambingkan oleh ombak, maka regangan maupun tahanan yang dialami
elastomer akan menghasilkan listrik.
BioPower Systems; perusahaan inovatif ini mengembangkan sirip-ekor-
ikan-hiu buatan dan rumput laut mekanik untuk menangkap energi dari
ombak. Idenya bermula dari pemikiran sederhana bahwa sistem yang
berfungsi paling baik di laut tentunya adalah sistem yang telah ada disana
selama beribu-ribu tahun lamanya. Ketika arus ombak menggoyang sirip
ekor mekanik dari samping ke samping sebuah kotak gir akan mengubah
gerakan osilasi tersebut menjadi gerakan searah yang menggerakkan
sebuah generator magnetik. Rumput laut mekaniknya pun bekerja dengan
cara yang sama, yaitu dengan menangkap arus ombak di permukaan laut
dan menggunakan generator yang serupa untuk merubah pergerakan laut
menjadi listrik.
7
Gambar 2. Pembangkit Listrik Tenaga Ombak
Secara ringkas, kelebihan dan kekurangan pembangkit listrik berenergi ombak
yaitu:
Kelebihan:
Energi bisa diperoleh secara gratis.
Tidak butuh bahan bakar.
Tidak menghasilkan limbah.
Mudah dioperasikan dan biaya perawatan rendah.
Dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang memadai.
Kekurangan:
Bergantung pada ombak; kadang dapat energi, kadang pula tidak.
Perlu menemukan lokasi yang sesuai dimana ombaknya kuat dan muncul
secara konsisten.
3.1.2 Energi Pasang Surut
Pasang surut menggerakkan air dalam jumlah besar setiap harinya; dan
pemanfaatannya dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang cukup besar.
Dalam sehari bisa terjadi hingga dua kali siklus pasang surut. Oleh karena waktu
siklus bisa diperkirakan (kurang lebih setiap 12,5 jam sekali), suplai listriknya pun
relatif lebih dapat diandalkan daripada pembangkit listrik bertenaga ombak.
8
Namun demikian, menurut situs darvill.clara.net, hanya terdapat sekitar 20 tempat
di dunia yang telah diidentifikasi sebagai tempat yang cocok untuk pembangunan
pembangkit listrik bertenaga pasang surut ombak. Pada dasarnya ada dua
metodologi untuk memanfaatkan energi pasang surut:
Gambar 4. Ketika surut, air mengalir keluar dari dam menuju laut sambil
memutar turbin.
Pembangkit listrik tenaga pasang surut (PLTPs) terbesar di dunia terdapat di
muara sungai Rance di sebelah utara Perancis. Pembangkit listrik ini dibangun
pada tahun 1966 dan berkapasitas 240 MW. PLTPs La Rance didesain dengan
teknologi canggih dan beroperasi secara otomatis, sehingga hanya membutuhkan
dua orang saja untuk pengoperasian pada akhir pekan dan malam hari. PLTPs
terbesar kedua di dunia terletak di Annapolis, Nova Scotia, Kanada dengan
kapasitas “hanya” 16 MW. Kekurangan terbesar dari pembangkit listrik tenaga
pasang surut adalah mereka hanya dapat menghasilkan listrik selama ombak
mengalir masuk (pasang) ataupun mengalir keluar (surut), yang terjadi hanya
selama kurang lebih 10 jam per harinya. Namun, karena waktu operasinya dapat
diperkirakan, maka ketika PLTPs tidak aktif, dapat digunakan pembangkit listrik
lainnya untuk sementara waktu hingga terjadi pasang surut lagi. Berikut ini
disajikan secara ringkas kelebihan dan kekurangan dari pembangkit listrik tenaga
pasang surut:
Kelebihan:
Setelah dibangun, energi pasang surut dapat diperoleh secara gratis.
9
Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya.
Tidak membutuhkan bahan bakar.
Biaya operasi rendah.
Produksi listrik stabil.
Pasang surut air laut dapat diprediksi.
Turbin lepas pantai memiliki biaya instalasi rendah dan tidak
menimbulkan dampak lingkungan yang besar.
Kekurangan:
Sebuah dam yang menutupi muara sungai memiliki biaya pembangunan
yang sangat mahal, dan meliputi area yang sangat luas sehingga merubah
ekosistem lingkungan baik ke arah hulu maupun hilir hingga berkilo-
kilometer.
Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya, ketika
ombak bergerak masuk ataupun keluar.
3.1.3 Energi Panas Laut
Ide pemanfaatan energi dari laut yang terakhir bersumber dari adanya
perbedaan temperatur di dalam laut. Jika anda pernah berenang di laut dan
menyelam ke bawah permukaannya, anda tentu menyadari bahwa semakin dalam
di bawah permukaan, airnya akan semakin dingin. Temperatur di permukaan laut
lebih hangat karena panas dari sinar matahari diserap sebagian oleh permukaan
laut. Tapi di bawah permukaan, temperatur akan turun dengan cukup drastis.
Inilah sebabnya mengapa penyelam menggunakan pakaian khusus selam ketika
menyelam jauh ke dasar laut. Pakaian khusus tersebut dapat menangkap panas
tubuh sehingga menjaga mereka tetap hangat. Pembangkit listrik dapat
memanfaatkan perbedaan temperatur tersebut untuk menghasilkan energi.
Pemanfaatan sumber energi jenis ini disebut dengan konversi energi panas laut
(Ocean Themal Energy Conversion atau OTEC). Perbedaan temperatur antara
permukaan yang hangat dengan air laut dalam yang dingin dibutuhkan minimal
10
sebesar 77 derajat Fahrenheit (25 °C) agar dapat dimanfaatkan untuk
membangkitkan listrik dengan baik. Adapun proyek-proyek demonstrasi dari
OTEC sudah terdapat di Jepang, India, dan Hawaii.
Gambar 7. Ocean Thermal Energy Conversion dengan Siklus Tertutup
Berdasarkan siklus yang digunakan, OTEC dapat dibedakan menjadi tiga
macam: siklus tertutup, siklus terbuka, dan siklus gabungan (hybrid). Pada alat
OTEC dengan siklus tertutup, air laut permukaan yang hangat dimasukkan ke
dalam alat penukar panas untuk menguapkan fluida yang mudah menguap seperti
misalnya amonia. Uap amonia akan memutar turbin yang menggerakkan
generator. Uap amonia keluaran turbin selanjutnya dikondensasi dengan air laut
yang lebih dingin dan dikembalikan untuk diuapkan kembali (Lihat gambar 7).
Pada siklus terbuka, air laut permukaan yang hangat langsung diuapkan pada
ruang khusus bertekanan rendah. Kukus yang dihasilkan digunakan sebagai fluida
penggerak turbin bertekanan rendah. Kukus keluaran turbin selanjutnya
dikondensasi dengan air laut yang lebih dingin dan sebagai hasilnya diperoleh air
desalinasi. Pada siklus gabungan, air laut yang hangat masuk ke dalam ruang
vakum untuk diuapkan dalam sekejap (flash-evaporated) menjadi kukus (seperti
siklus terbuka). Kukus tersebut kemudian menguapkan fluida kerja yang memutar
turbin (seperti siklus tertutup). Selanjutnya kukus kembali dikondensasi menjadi
air desalinasi. Fluida kerja yang populer digunakan adalah amonia karena tersedia
dalam jumlah besar, murah, dan mudah ditransportasikan. Namun, amonia
11
beracun dan mudah terbakar. Senyawa seperti CFC dan HCFC juga merupakan
pilihan yang baik, sayangnya menimbulkan efek penipisan lapisan ozon.
Hidrokarbon juga dapat digunakan, akan tetapi menjadi tidak ekonomis karena
menjadikan OTEC sulit bersaing dengan pemanfaatan hidrokarbon secara
langsung. Selain itu, yang juga perlu diperhatikan adalah ukuran pembangkit
listrik OTEC bergantung pada tekanan uap dari fluida kerja yang digunakan.
Semakin tinggi tekanan uapnya maka semakin kecil ukuran turbin dan alat
penukar panas yang dibutuhkan, sementara ukuran tebal pipa dan alat penukar
panas bertambah untuk menahan tingginya tekanan terutama pada bagian
evaporator.
Secara ringkas, kekurangan dan kelebihan dari OTEC yaitu:
Kelebihan:
Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya.
Tidak membutuhkan bahan bakar.
Biaya operasi rendah.
Produksi listrik stabil.
Dapat dikombinasikan dengan fungsi lainnya: menghasilkan air pendingin,
produksi air minum, suplai air untuk aquaculture, ekstraksi mineral, dan
produksi hidrogen secara elektrolisis.
Kekurangan:
Belum ada analisa mengenai dampaknya terhadap lingkungan.
Jika menggunakan amonia sebagai bahan yang diuapkan menimbulkan
potensi bahaya kebocoran.
Efisiensi total masih rendah sekitar 1%-3%.
Biaya pembangunan tidak murah.
12
3.2 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi
potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan
turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan
generator). Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara
dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia
yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang. Pembangkit listrik tenaga air
konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu
air dibuang. Saat ini ada teknologi baru yang dikenal dengan pumped-storage
plant . pumped-storage plant memiliki dua penampungan yaitu:
Waduk Utama (upper reservoir) seperti dam pada PLTA konvensional. Air
dialirkan langsung ke turbin untuk menghasilkan listrik.
Waduk cadangan (lower reservoir). Air yang keluar dari turbin ditampung
di lower reservoir sebelum dibuang disungai. Pada saat beban puncak air
dalam lower reservoir akan di pompa ke upper reservoir sehingga
cadangan air pada Waduk utama tetap stabil.
3.2.1 Jenis-Jenis PLTA
1. Berdasarkan Tinggi Terjun PLTA
PLTA jenis terusan air (water way) Adalah pusat listrik yang mempunyai
tempat ambil air (intake) di hulu sungai dan mengalirkan air ke hilir
melalui terusan air dengankemiringan (gradient) yang agak kecil.
Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi terjun dan
kemiringan sungai.
PLTA jenis DAM /bendungan Adalah pembangkit listrik dengan
bendungan yang melintang disungai, pembuatan bendungan ini
dimaksudkan untuk menaikkan permukaan air dibagian hulu sungai guna
membangkitkan energi potensial yang lebih besar sebagai pembangkit listr
13
2. PLTA Berdasarkan Aliran Sungai
PLTA jenis aliran sungai langsung (run of river)
Banyak dipakai dalam PLTA saluran air/terusan, jenis ini membangkitkan
listrik dengan memanfaatkan aliran sungai itu sendiri secara alamiah.
PLTA dengan kolam pengatur (regulatoring pond)
Mengatur aliran sungai setiap hari atau setiap minggu dengan
menggunakan kolam pengatur yang dibangun melintang sungai dan
membangkitkan listrik sesuai dengan beban. Disamping itu juga dibangun
kolam pengatur di hilir untuk dipakai pada waktu beban puncak (peaking
power plant) dengan suatu waduk yang mempunyai kapasitas besar yang
akan mengatur perubahan air pada waktu beban puncak sehingga energi
yang dihasilkan lebih maksimal.
Pusat listrik jenis waduk (reservoir) Dibuat dengan cara membangun suatu
waduk yang melintang sungai, sehingga terbentuk seperti danau buatan,
atau dapat dibuat dari danau asli sebagai penampung air hujan sebagai
cadangan untuk musim kemarau. PLTA Jenis Pompa (pumped storage)
adalah jenis PLTA yang memanfaatkan tenaga listrik yang berlebihan
ketika musim hujan atau pada saat pemakaian tenaga listrik berkurang saat
tengah malam, pada waktu ini sebgian turbin berfungsi sebagai pompa
untuk memompa air yang di hilir ke hulu, jadui pembangkit ini
memanfaatkan kembali air yang dipakai saat beban puncak dan dipompa
ke atas lagi saat beban puncak terlewati.
14
3.2.2 Komponen – komponen dasar PLTA
1. DAM
Sesuai dengan kondisi alam, pengembangan PLTA dapat dibagi atas 2
jenis yaitu : tipe waduk dan tipe aliran langsung. Tipe waduk dapat berupa
bendungan (reservoir) dan keluaran danau (lake outlet), sedangkan tipe aliran
langsung dapat berupa aliran langsung sungai (run-off river) dan aliran langsung
dengan bendungan pendek (run-off river with low head dam).
Bendungan Scrivener, Canberra Australia, dibangun untuk mengatasi
banjir 5000-tahunan. Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk
menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali
bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik
Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk
membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
Sedangkan waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk
berbagai kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia.
Waduk buatan dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air
sampai waduk tersebut penuh. Bendungan Hoover, sebuah bendungan beton
lengkung di Black Canyon di Sungai Colorado. Dam dapat diklasifikasikan
menurut struktur, tujuan atau ketinggian. Berdasarkan struktur dan bahan yang
digunakan, bendungan dapat diklasifikasikan sebagai dam kayu, "embankment
15
dam" atau "masonry dam", dengan berbagai subtipenya. Tujuan dibuatnya
termasuk menyediakan air untuk irigasi atau penyediaan air di perkotaan,
meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga hidroelektrik, menciptakan tempat
rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan lainnya, pencegahan banjir dan
menahan pembuangan dari tempat industri seperti pertambangan atau pabrik.
Hanya beberapa dam yang dibangun untuk semua tujuan di atas.
Menurut ketinggian, dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih
dari 150 m. Sedangkan, dam rendah kurang dari 30 m, dam ketinggian-medium
antara 30 - 100 m, dan dam tinggi lebih dari 100 m.
Kadang-kadang ada yang namanya Bendungan Sadel sebenarnya adalah sebuah
dike, yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi danau untuk melindungi tanah di
sekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan tanggul, yaitu tembok yang dibuat
sepanjang sisi sungai atau air terjun untuk melindungi tanah di sekitarnya dari
kebanjiran. Sebuah bendungan Pengukur overflow dam didisain untuk dilewati
air. weir adalah sebuah tipe bendungan pengukur kecil yang digunakan untuk
mengukur input air. Bendungan Pengecek check dam adalah bendungan kecil
yang didisain untuk mengurangi dan mengontrol arus soil erosion.
2. SWITCHYARD
Serandang hubung ialah saluran air yang digunakna untuk mengairkan air
yang berasal dari bendungan. Saluran ini terhubung dengan Gedung sentral. Pada
saluran ini air memiliki energi kinetic yang sangat besar, karena dipenaruhi oleh
tekanan air yang disebabkan ketinggian bendungan. Semakin tinggi bendungan
dan semakin banyak jumlah air, maka semakin besar pula energi kinetic yang
dihasilkan.
3. GEDUNG SENTRAL
Terdiri atas Turbin dan Generator. Turbin adalah alat yang dapat merubah
energi kinetic air menjadi energi mekanik, sedangkan generator ialah alat yang
digunakan untuk merubah energi mekanik menjadi energi listrik.
16
3.2.3 Pemanfaatan PLTA
Pemanfaatan PLTA skala besar memerlukan analisis yang rinci tentang
berbagai aspek. Aspek-aspek tersebut akan dibahas secara garis besar di bawah
ini. Di bawah ini akan dibahas tenetang berbagai macam pemanfaatan PLTA
dengan mengambil contoh pada PLTA di Sungai Membrano.
3.2.4 Prinsip Kerja
Energi Potensial ↔ Air pada dam yang memiliki ketinggian
↓
Energi Kinetik ↔ Air yang bergerak melalui reservior
↓
Energi Mekanik ↔ Putaran pada turbin
↓
Energi Listrik ↔ Putaran rotor generator
Sementara prinsip kerja suatu PLTA secara umum adalah menghimpun air dalam
waduk atau bendungan atau kolam tando tahunan yang berfungsi dasar untuk
menampung air dan menaikkan tinggi tekan air (head) yang merupakan potensi air
sungai lalu menyalurkannya ke turbin dalam gedung sentral yang terletak lebih
rendah dari waduk. Selanjutnya turbin menyalurkan energi air ke generator yang
akan mengubahnya menjadi energi listrik.
Prinsip dasar pembangkitan energi PLTA adalah pokok hukum hidrodinamika
persamaan Bernoulli—yang merupakan turunan dari hukum kekekalan energi
dalam fluida—yang secara matematis adalah P + ½ V2 + ∫ gh = konstan, yakni P
(pressure) adalah tekanan, ∫ (dibaca: rho) merupakan massa jenis dan V (velocity)
17
adalah kecepatan aliran, dan g (gravity) yakni gaya gravitasi bumi dan h (height)
adalah tinggi zat cair. Dengan kata lain terdapat hubungan antara tekanan,
kecepatan aliran dan letak (tinggi atau rendah) terhadap aliran air. Sehingga
semakin tinggi letak air maka semakin besar tekanan air yang berefek semakin
tingginya kecepatan air untuk menggerakkan turbin dan energi listrik yang
dihasilkan pun semakin besar. Dalam hubungan dengan reservoir air maka h
(height) adalah beda ketinggian antara muka air pada reservoir dengan muka air
keluar dari kincir air/turbin air. Total energi yang tersedia dari suatu reservoir air
adalah merupakan energi potensial air.
Adanya udara bertekanan tinggi yang timbul akibat pengisian saluran
pelimpah atau pipa pesat juga diperhitungkan dengan adanya pipa udara atau pipa
gelombang yang diletakkan di ujung saluran pelimpah sebelum pintu masuk pipa
pesat. Udara bertekanan tinggi tersebut dapat merusak turbin bila tidak diserap
oleh pipa gelombang. Air yang mengalir menuju turbin juga menghasilkan arus
balik yang bergelombang tinggi akibat pengaturan pemasukan air dalam turbin
oleh penggerak turbin sehingga terjadi penolakan sebagian arus air. Arus balik ini
dapat memperlambat arus air menuju turbin dan meningkatkan pukulan tekanan
air (over pressure) terhadap dinding saluran pipa pesat. Dalam kasus seperti ini
dibutuhkan tangki gelombang yang berfungsi sebagai penyangga yang menyerap
peningkatan guncangan tekanan dengan cara menampung arus balik tersebut.
Air yang mengalir melalui pipa-pipa selalu mempunyai head dan tinggi kinetik.
Pada pintu pemasukan ke penggerak turbin (turbine runner), tinggi tekan dapat
secara utuh diubah menjadi tinggi kinetik dalam keadaan tekanan jet air keluar
dari satu atau lebih mulut pipa pemancar (nozzle) dan mengenai sudu-sudu roda.
Pada kondisi seperti ini pancaran jet bebas akan menjadi tekanan atmosfer. Pada
jenis turbin Francis yang digunakan PLTA Cirata yang termasuk turbin tekan atau
turbin reaksi dan bekerja dengan aliran air bertekanan, penggerak turbin langsung
mengubah tenaga kinetik dan tenaga tekanan menjadi tenaga mekanik secara
bersamaan. Turbin-turbin hidrolik berhubungan erat dengan generator. Poros
penggerak turbin berhubungan langsung dengan generator sehingga tenaga
18
mekanik yang diproduksi dialirkan ke generator yang memiliki kumparan kawat
rotor dan stator yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Stator
adalah susunan rangka baja yang dipipihkan sebagai inti magnet dan berbentuk
medan magnet yang merupakan kepala rotor. Dengan berputarnya rotor karena
perputaran poros turbin yang dihubungkan dengan poros generator, energi
mekanik dari turbin memasuki medan magnet dan berubah menjadi energi listrik.
Potensi tenaga air di seluruh Indonesia secara teoretis diperkirakan sekitar 75.000
MW yang tersebar pada 1.315 lokasi. Tenaga air merupakan salah satu potensi
sumber energi yang sangat besar, tetapi pemanfaatannya masih jauh di bawah
potensinya. Dari potensi tersebut diperkirakan sebesar 34.000 MW dapat
dikembangkan untuk pusat pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas cukup
besar, yaitu 100 MW ke atas. Tenaga air dibagi dalam tiga kategori yaitu skala
besar, mini, dan mikro. Belum ada ketentuan secara jelas mengenai pembagian
skala tersebut. Tampaknya setiap negara mempunyai ukuran yang berbeda.
Namun, secara umum tenaga air (hidro) skala besar mempunyai kapasitas diatas
10 MW, mini berkapasitas 200 kW sampai 10 MW, dan mikro berkapasitas
sampai 200 kW.
Pemanfaatan tenaga air skala besar untuk pembangkit tenaga listrik sampai
dengan tahun 2000 mencapai 4.208 MW atau hanya sekitar 5,6% dari potensi
yang ada. Namun, potensi tenaga air yang berada di Pulau Jawa telah
dikembangkan secara optimal, yaitu telah dikembangkan sekitar 2.389 MW atau
53% dari total potensi yang ada. Sedangkan mini dan mikrohidro, potensinya
sekitar 460 MW, dan yang sudah dimanfaatkan sekitar 64 MW yang pada
umumnya dimanfaatkan untuk listrik perdesaan. Menurut jenis arusnya, sistem
tenaga listrik dikenal dengan sistem arus bolak-balik (AC) dan sistem arus searah
(DC). Pada sistem AC, penaikkan dan penurunan tegangan, medan magnet
putarnya mudah dilakukan. Maka berdasarkan kemudahan tersebut, hampir di
seluruh dunia menggunakan sistem tenaga listrik AC, walaupun sistem DC juga
mulai dikembangkan dengan pertimbanganpertimbangan tertentu. Sementara
sistem AC tidak dapat disimpan, sehingga dalam memenuhi permintaan
konsumen, pusat listrik harus dioperasikan sesuai dengan permintaan konsumen
19
yang berubah dari waktu ke waktu. Sistem tenaga listrik dibangkitkan dalam
pusatpusat listrik dan disalurkan ke konsumen melalui jaringan saluran tenaga
listrik. Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA,
PLTU, PLTG, PLTP, PLTGU dan PLTD, kemudian disalurkan melalui saluran
transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik
tegangan yang ada dipusat listrik. Saluran tegangan tinggi di Indonesia mem
punyai tegangan 150 kV yang disebut sebagai Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) dan tegangan 500 kV yang disebut sebagai Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi (SUTET). Saluran transmisi ada yang berupa saluran udara dan ada
pula yang berupa kabel tanah. Karena saluran udara harganya jauh lebih murah
dibandingkan dengan kabel tanah, maka saluran transamisi kebanyakkan berupa
saluran udara.
Kerugian saluran transmisi menggunakan kabel udara adalah adanya
gangguan petir., kena pohon dan lainlain. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui
saluran transmisi, maka sampailah tenaga listrik di Gardu Induk (GI) untuk
diturunkan tegangannya melalui transformator penurun tegangan menjadi
tegangan menengah atau yang juga disebut tegangan distribusi primer.
Tegangan distribusi primer yang digunakan pada saat ini adalah tegangan 20 kV.
Jaringan setelah keluar dari GI disebut jaringan distribusi, sedangkan jaringan
antara Pusat Listrik dengan GI disebut jaringan transmisi. Setelah tenaga listrik
disalurkan melalui jaringan distribusi primer, maka kemudian tenaga listrik
diturunkan tegangannya dalam gardugardu distribusi menjadi tegangan rendah
dengan tegangan 380/220 Volt, kemudian disalurkan melalui Jaringan Tegangan
Rendah untuk selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah pelanggan (konsumen)
melalui Sambungan Rumah. Dalam praktek karena luasnya jaringan distribusi,
sehingga diperlukan banyak transformator distribusi, maka Gardu Distribusi
seringkali disederhanakan menjadi transformator tiang. Pelanggan yang
mempunyai daya tersambung besar tidak dapat disambung melalui Jaringan
Tegangan Rendah, melainkan disambung langsung pada Jaringan Tegangan
Menengah, bahkan ada pula yang disambung pada jaringan Transmisi Tegangan
Tinggi, tergantung besarnya daya tersambung. Setelah tenaga listrik melalui
20
Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan
Sambungan Rumah, maka tenaga listrik selanjutnya melalui alat pembatas daya
dan KWH meter. Dari uraian tersebut, dapat dimengerti bahwa besar kecilnya
konsumsi tenaga listrik ditentukan sepenuhnya oleh para pelanggan, yaitu
tergantung bagaimana para pelanggan akan menggunakan alat alat listriknya, yang
harus diikuti besarnya suplai tenaga listrik dari Pusat-pusat Listrik. Proses
penyampaian tenag a listrik dari Pusat-pusat Listrik
3.3 Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut
Perkembangan teknologi pemanfaatan energi samudera khususnya arus laut
sebagai energi baru terbarukan di dunia saat ini berkembang dengan pesat, seiring
dengan meningkatnya tuntutan akan kebutuhan energi listrik masyarakat kawasan
pesisir serta semakin maraknya issu pemanasan global yang mendorong untuk
membatasi penggunaan bahan bakar hidrokarbon. Prinsip yang dikembangkan
pada aplikasi teknologi pemanfaatan energi dari laut adalah melalui konversi
tenaga kinetik masa air laut menjadi tenaga listrik. Tercatat beberapa negara telah
berhasil melakukan instalasi pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan
energi arus dan pasang surut, mulai dari prototype turbin pembangkit hingga
mencapai turbin skala komersial dengan kapasitas 1,2 MW/turbin, seperti yang
telah dibangun di Skotlandia, Swedia, Perancis, Norwegia, Inggris, Irlandia
Utara, Australia, Italia, Korea Selatan dan Amerika Serikat.
3.3.1 Potensi Energi Arus Laut di Perairan Indonesia
Kecepatan arus pasang-surut di perairan pantai-pantai Indonesia umumnya
kurang dari 1,5 m/detik, kecuali di selat-selat diantara pulau-pulau Bali, Lombok,
dan Nusa Tenggara Timur, kecepatan signifikannya bisa mencapai 2,5 - 3,4
m/detik. Arus pasang-surut terkuat yang tercatat di Indonesia adalah di Selat
antara Pulau Taliabu dan Pulau Mangole di Kepulauan Sula, Propinsi Maluku
Utara, mencapai kecepatan 5,0 m/detik, namun durasinya hanya mencapai 2-3 jam
per hari. Berbeda dengan energi gelombang laut yang hanya terjadi pada kolom
21
air di lapisan permukaan saja, arus laut bisa terjadi sampai pada lapisan yang lebih
dalam dan bahkan sampai ke dasar laut. Kelebihan karakter fisik arus laut ini
memberikan peluang yang lebih optimal dalam pemanfaatan konversi energi
kinetic menjadi energi listrik.
3.3.2 Konversi Energi Arus Laut Menjadi Listrik
Pada dasarnya, arus laut merupakan gerakan horizontal massa air laut,
sehingga arus laut memiliki energi kinetik yang dapat digunakan sebagai tenaga
penggerak rotor atau turbin pembangkit listrik. Secara global, laut dunia
mempunyai sumber energi yang sangat besar yaitu mencapai total 2,8 x 1014 (280
Triliun) Watt-jam. Selain itu, arus laut ini juga menarik untuk dikembangkan
sebagai pembangkit listrik karena sifatnya yang relatif stabil, periodik dan dapat
diprediksi pola atau karakteristiknya. Pengembangan teknologi ekstraksi energi
arus laut lazimnya dilakukan dengan mengadopsi prinsip teknologi energi angin
yang telah lebih dulu berkembang, yaitu dengan mengubah energi kinetik arus
laut menjadi energi rotasi dan energi listrik. Daya yang dihasilkan oleh turbin arus
laut jauh lebih besar dari pada daya yang dihasilkan oleh turbin angin, karena
rapat massa air laut hampir 800 kali rapat massa udara. Kapasitas daya yang
dihasilkan dapat dihitung dengan pendekatan matematis yang memformulasikan
daya yang melewati suatu permukaan atau luasan. Misalkan suatu aliran fluida
yang menembus suatu permukaan A dalam arah yang tegak lurus permukaan,
maka rumus umum yang digunakan adalah formulasi Fraenkel (1999) yaitu: 12P=
12 Ï A V3 ' type="#_x0000_t75">, dimana� P= daya (watt); ρ= rapat massa air
(kg/m³); A= luas penampang (m²); dan V= kecepatan arus (m/s).
3.3.3 Road Map Penelitian dan Pengembangan Energi Arus Laut di
Indonesia
Penelitian karakteristik arus laut yang telah dilakukan oleh Puslitbang Geologi
Kelautan (PPPGL) diawali pada tahun 2005 berkolaborasi dengan Program Studi
Oceanografi ITB. Pengukuran arus laut dilakukan menggunakan ADCP
22
(Accoustic Doppler Current Profiler) di Selat Lombok dan Selat Alas dalam
kaitan dengan rencana penyiapan lokasi dan instalasi untuk Turbin Kobold buatan
Italia yang berkapasitas 300 kW di bawah koordinasi Kementerian Riset dan
Teknologi.
Tahun 2006 - 2010 telah dilaksanakan penelitian karakteristik arus laut di
berbagai selat di Nusa Tenggara Timur, yaitu di Selat Lombok , Selat Alas, Selat
Nusa Penida, Selat Flores, dan Selat Pantar. Prototipe turbin pertama telah
dibangun secara kemitraan bersama Kelompok Teknik T-Files ITB dan PT
Dirgantara Indonesia, dengan mengadopsi dan memodifikasi model turbin Gorlov
skala kecil (0,8 kW/cel). Kelompok T-Files ITB adalah kelompok mahasiswa
yang terdiri dari berbagai latar belakang keilmuan yang secara langsung
dibimbing oleh Prof. Iskandar Alisyahbana (Alm), mengembangkan berbagai
jenis pembangkit listrik tenaga arus laut skala kecil. Salah satu prototipe
perangkat pembangkit listrik hasil rakitan perdana telah diuji-coba di kolam uji
PPPGL Cirebon dan tahun 2008, dilanjutkan dengan uji lapangan tahun 2009 di
Selat Nusa Penida sehingga telah berhasil memperoleh "proven design" yang
cocok untuk diterapkan pada perairan yang berkarakteristik selat (arus pasang
surut). Prototipe dalam skala besar (> 80 kW) direncanakan akan dilaksanakan
pada tahun 2012-2014 oleh institusi terkait lainnya yang berkewenangan (Ditjen
Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Puslitbangtek EBTKE,
Kementerian Ristek, BPPT, dsb.) untuk mengembangkan dan meningkatkan
status skala prototipe menjadi skala pilot dan skala komersial. Diharapkan pada
tahun 2025 energi listrik tenaga arus laut yang dihasilkan dari berbagai
pembangkit (PLTAL) akan menunjang pencapaian proporsi 5% berbagai energi
terbarukan dari sasaran kebijakan energi 25% bauran energi Indonesia, sesuai
dengan visi bauran energi 25-25.
23
Road map penelitian karakteristik arus laut serta estimasi daya listrik yang
telah dilaksanakan oleh PPPGL sampai tahun 2010 di perairan Nusa Tenggara,
seperti yang ditunjukkan table dibawah ini.
No. Selat
Lombok
Selat Nusa
Penida
Selat
Larantuka
Selat
Pantar
Keterangan
1 1,8-8-2,4 m/det 0,5-3,2 m/det 1,5-3,4 m/det 1,5-3,1 m/det Kecepatan arus
2 15 m2 40 m2 40 m2 40 m2 Luas Turbin
3 70-150 kW 200-400 kW 50-250 kW Daya Listrik
Tahun 2006 Tahun 2007
dan 2009
Tahun 2008 Tahun 2010
3.4 Alat Pembangkit Listrik Tenaga Air menggunakan Kincir
Kincir air merupakan sarana untuk merubah energi air menjadi energi
mekanik berupa torsi pada poros kincir. Ada beberapa tipe kincir air yaitu :
1. Kincir Air Overshot
2. Kincir Air Undershot
3. Kincir Air Breastshot
4. Kincir Air Tub
3.4.1 Kincir Air Overshot
Kincir air overshot bekerja bila air yang mengalir jatuh ke dalam bagian
sudu-sudu sisi bagian atas, dan karena gaya berat air roda kincir berputar. Kincir
air overshot adalah kincir air yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan
jenis kincir air yang lain.
24
Gambar 1.1 Kincir air Overshot
Keuntungan
► Tingkat efisiensi yang tinggi dapat mencapai 85%.
► Tidak membutuhkan aliran yang deras.
► Konstruksi yang sederhana.
► Mudah dalam perawatan.
► Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang terisolir.
Kerugian
► Karena aliran air berasal dari atas maka biasanya reservoir air atau
bendungan air, sehingga memerlukan investasi yang lebih banyak.
► Tidak dapat diterapkan untuk mesin putaran tinggi.
► Membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penempatan.
► Daya yang dihasilkan relatif kecil.
3.4.2 Kincir Air Undershot
Kincir air undershot bekerja bila air yang mengalir, menghantam dinding sudu
yang terletak pada bagian bawah dari kincir air. Kincir air tipe undershot tidak
mempunyai tambahan keuntungan dari head.Tipe ini cocok dipasang pada
perairan dangkal pada daerah yang rata. Tipe ini disebut juga dengan ”Vitruvian”.
Disini aliran air berlawanan dengan arah sudu yang memutar kincir.
25
Gambar 1.2 Kincir air Undershot
Keuntungan
Konstruksi lebih sederhana
Lebih ekonomis
Mudah untuk dipindahkan
Kerugian
Efisiensi kecil
Daya yang dihasilkan relatif kecil
3.4.3 Kincir Air Breast Shot
Kincir air Breastshot merupakan perpaduan antara tipe overshot dan undershot
dilihat dari energi yang diterimanya. Jarak tinggi jatuhnya tidak melebihi diameter
kincir, arah aliran air yang menggerakkan kincir air disekitar sumbu poros dari
kincir air. Kincir air jenis ini menperbaiki kinerja dari kincir air tipe under shot
Gambar 1.3 Kincir air Breastshot
Keuntungan
► Tipe ini lebih efisien dari tipe under shot
26
► Dibandingkan tipe overshot tinggi jatuhnya lebih pendek
► Dapat diaplikasikan pada sumber air aliran datar
Kerugian
► Sudu-sudu dari tipe ini tidak rata seperti tipe undershot (lebih rumit)
► Diperlukan dam pada arus aliran datar
► Efisiensi lebih kecil dari pada tipe overshot
3.4.4 Kincir Air Tub
Kincir air Tub merupakan kincir air yang kincirnya diletakkan secara
horisontal dan sudu-sudunya miring terhadap garis vertikal, dan tipe ini dapat
dibuat lebih kecil dari pada tipe overshot maupun tipe undershot. Karena arah
gaya dari pancuran air menyamping maka, energi yang diterima oleh kincir yaitu
energi potensial dan kinetik.
Gambar 1.4 Kincir air Breastsh
Keuntungan
Memiliki konstruksi yang lebih ringkas
Kecepatan putarnya lebih cepat
Kerugian
Tidak menghasilkan daya yang besar
Karena komponennya lebih kecil membutuhkan tingkat ketelitian yang
lebih teliti
27
3.5 Kegunaan Kincir Air
Kincir air merupakan alat penggerak yang sangat bermanfaat untuk kebutuhan
hidup manusia yaitu sebagai :
3.5.1 Mesin penggiling gandum
Mesin penggiling gandum dengan penggerak kincir air sudah digunakan sejak
abad pertama sebelum masehi, pada jaman kerajaan Romawi dan walaupun
terkesan kuno tapi mesin penggiling ini masih tetap dipakai sampai sekarang.
3.5.2 Mesin Pemintal Benang
Mesin pemintal benang yang digerakan oleh kincir air ini pertama kali
diperkenalkan oleh dua insinyur Inggris, adalah Richards Arkwright dan James
Hargreaves yang pada tahun 1773. dan mulai dibuat di USA pada tahun 1780-an.
Pada abad ke-19 penggunaan mesin ini sudah digunakan untuk pembuatan secara
massal, jadi orang tidak lagi membuat pakaiannya sendiri.
3.5.3 Mesin Tekstil
Mesin tekstil dengan penggerak kincir air ini digunakan oleh industri tekstil
pada abad ke-19. karena sumber energinya berupa air, maka pengeluaran untuk
produksi dapat diminimalisir. Tetapi seiring dengan perkembangan teknologi,
lambat laun mesin ini mulai ditinggalkan.
3.6 Alat Pembangkit Listrik Tenaga Air menggunakan Turbin
Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk
pembangkit tenaga listrik.. Turbin air mengubah energi potensial air menjadi
energi mekanis. Energi mekanis diubah dengan generator listrik menjadi tenaga
listrik. Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air
menjadi energi mekanis, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin
impuls dan turbin reaksi.
28
Tabel 1.1 Pengelompokan Turbin
high head medium head low head
impulse turbines Pelton
Turgo
cross-flow
multi-jet Pelton
Turgo
cross-flow
reaction turbines Francis propeller
Kaplan
3.6.1 Turbin Implus
Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nozle. Air keluar
nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah
membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan
momentum (impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah
turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nosel tekanannya adalah
sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan
ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.
a. Turbin Pelton
Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set
sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih
alat yang disebut nosel. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang
paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head
tinggi.
29
Gambar 1.5 Turbin Pelton
Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk
sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan
pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan
pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk
turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa
nosel. Dengan demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu
lebih kecil.
Gambar 1.7 Turbin Pelton dengan banyak nozle
Turbin Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih kurang 150
meter tetapi untuk skala mikro head 20 meter sudah mencukupi.
b. Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton
turbin turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda. Pancaran air dari
nozle membentur sudu pada sudut 20 o. Kecepatan putar turbin turgo lebih besar
dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke
30
generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya
perawatan.
Gambar 1.8. Sudu turbin Turgo dan nozle
c. Turbin Crossflow
Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin
Michell-Banki yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin
Osberger yang merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow.
Turbin crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 litres/sec hingga 10 m3/sec dan
head antara 1 s/d 200 m.
Gambar 1.9. Turbin Crossflow
Turbin Zcrossflow menggunakan nozle persegi panjang yang lebarnya sesuai
dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu sehingga
terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir keluar
membentur sudu dan memberikan energinya (lebih rendah dibanding saat masuk)
31
kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu yang
dipasang pada sepasang piringan paralel.
3.6.2 Turbin Reaksi
Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan
terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini
memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat
berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sebagai
turbin reaksi. Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup dalam air dan berada
dalam rumah turbin.
a. Turbin Francis
Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara
sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian
keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah
mengarahkan air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pad turbin Francis dapat
merupakan suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang dapat
diatur sudutnya. Untuk penggunaan pada berbagai kondisi aliran air penggunaan
sudu pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan yang tepat.
Gambar 1.10. Turbin Francis
32
b. Turbin Kaplan dan Propeller
Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin ini
tersusun dari propeller seperti pada perahu.. Propeller tersebut biasanya
mempunyai tiga hingga enam sudu.
Gambar 1.11. Turbin Kaplan
33
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil makalah ini dapat disimpulkan :
Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang
mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam
wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak
dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang memanfaatkan
adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai. Energi dapat dikategorikan
menjadi tiga macam, energi ombak (wave energy), energi pasang surut (tidal
energy), hasil konversi energi panas laut (ocean thermal energy conversion).
Prinsip sederhana dari pemanfaatan ketiga bentuk energi itu adalah: memakai
energi kinetik untuk memutar turbin yang selanjutnya menggerakkan generator
untuk menghasilkan listrik. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan
cara merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik
(dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik
(dengan bantuan generator). Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000
MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan
listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang. Pembangkit listrik tenaga
air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah
itu air dibuang.
34
DAFTAR PUSTAKA
http://energiair.blogspot.com/
http://majarimagazine.com/2008/01/pemanfaatan-energi-laut-3-panas-laut/
elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/...energi/bab4_energi_air.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_air
agungchynta.files.wordpress.com/2007/.../pemanfaatan-tenaga-air.do...
35