makalah durian

8
Limbah Secara umum, yang disebut limbah adalah bahas sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik dalam skala rumah tangga, produksi, pertambangan dan sebagainya . Limbah atau sampah juga dapat diartikan sebagai limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Sedangkan definisi limbah dari B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) adalah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan yang berbaAhaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity dan corrosivity) serta konsentrasi serta jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan atau membahayakan kesehatan manusia. Berdasarkan asalnya, limbah dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu : Limbah Anorganik Limbah ini terdiri atas limbah industri atau limbah pertambangan. Limbah anorganik berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat di uraikan dan tidak dapat diperbaharui. Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan anorganik, zat-zat tersebut adalah : a. Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang berasal dari kegiatan pertambangan dan industri.

Upload: anonymous-ossclzj

Post on 31-Jan-2016

228 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Durian

Limbah

Secara umum, yang disebut limbah adalah bahas sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan

dan proses produksi, baik dalam skala rumah tangga, produksi, pertambangan dan sebagainya .

Limbah atau sampah juga dapat diartikan sebagai limbah atau kotoran yang dihasilkan karena

pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik.

Sedangkan definisi limbah dari B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) adalah setiap bahan sisa

(limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan yang berbaAhaya dan beracun

(B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity dan corrosivity) serta konsentrasi serta

jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan

lingkungan atau membahayakan kesehatan manusia.  

Berdasarkan asalnya, limbah dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :

Limbah Anorganik

Limbah ini terdiri atas limbah industri atau limbah pertambangan. Limbah anorganik

berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat di uraikan dan tidak dapat diperbaharui. Air

limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan anorganik, zat-zat tersebut adalah :

a.       Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang berasal dari kegiatan

pertambangan dan industri.

b.      Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan biji logam dan bahan

bakar fosil.

Adapula limbah anorganik yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti botol plastik,

botol kaca, tas plastik, kaleng dan aluminium. (Arianto sam,2008)

Limbah Organik

Limbah organik terdiri atas bahan-bahan yang bersifat organik seperti dari kegiatan

pertanian dan kegiatan rumah tangga. Limbah ini bisa diuraikan melalui proses yang alami.

Limbah pertanian berupa sisa tumpahan atau penyemprotan yang berlebihan, misalnya dari

pestisida dan herbisida mempunyai sifat kimia yang stabil sehingga zat tersebut akan mengendap

kedalam tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme

yang hidup didalamnya (Arianto sam,2008)

Page 2: Makalah Durian

Sedangkan limbah rumah tangga dapat berupa padatan seperti kertas, plastik dan lain-lain,

dan berupa cairan seperti air cucian dan minyak goreng bekas. Limbah tersebut ada yang

mempunyai daya racun yang tinggi sehingga tergolong bahan berbahaya dan beracun misalnya :

sisa obat, baterai bekas, dan air aki. Sementara, limbah air cucian dan limbah kamar mandi dapat

mengandung bibit-bibit penyakit atau pencemar biologis seperti bakteri, jamur, virus dan

sebagainya (http://sobatbaru.blogspot.com/2008/05/pengertian-limbah-dan-polusi. html).

Kulit Buah Durian

Kulit durian adalah pembungkus dari daging buah durian. Kulit ini mengandung minyak atsiri,

flavonoid, saponin, unsur selulosa serta lignin yang mudah terbakar. Pembakaran terjadi karena

penguraian kulit durian akibat perlakuan panas. Peristiwa ini dapat terjadi pada pemanasan

langsung atau tidak langsung dalam timbunan tanpa atau dengan udara terbebas.

Untuk satu bagian kulit buah durian yang sudah kering bisa melakukan pembakaran hingga

20 menit. Untuk menghasilkan kualitas pembakaran yang baik, biasanya masyarakat memasang

5 hingga 10 bagian kulit durian dalam satu kali pembakaran. Jika sudah habis, di tambahkan lagi

dengan jumlah kulit durian kering lainnya sesuai kebutuhan.

Briket

Briket dapat dibuat dari bahan-bahan yang mengandung lignin dan selulosa seperti kayu,

bambu, sabut kelapa, dan kulit durian. Bahan-bahan tersebut sering ditemukan sebagai limbah

organik baik diperkotaan maupun di pedesaan. Bahkan, kulit durian dapat mudah ditemukan saat

musim buah durian tiba.

Briket arang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan arang kayu seperti

halnya dinyatakan oleh (Sa’id,1996) antara lain dapat ditingkatkan kerapatannya, bentuk dan

ukurannya dapat disesuaikan, tidak kotor, mudah diangkut, dan praktis sebagai bahan bakar.

Briket arang dapat ditingkatkan kerapatannya karena dalam proses pembuatannya melalui

tahap pencetakan, dimana saat mencetak briket sesuai dengan bentuk yang diinginkan, adonan

briket arang ditekan sehingga tingkat kerapatannya lebih tinggi. Briket arang tidak kotor dalam

artian bahwa pada saat pembakaran, abu yang dihasilkan sedikit. Briket arang juga praktis untuk

digunakan karena mudah dibawa, tidak berat dan panas yang dihasilkan tinggi.

Page 3: Makalah Durian

Simpulan

Proses Pembuatan Briket Kulit durian           

Proses pembuatan briket kulit durian dimulai dengan proses pemotongan kulit durian

menjadi potongan-potongan kecil. Hal ini bertujuan untuk mempermudah proses pembakaran.

Potongan-potongan kecil kulit durian tersebut kemudian di jemur dengan menggunakan alas

seng sehingga potongan-potongan tersebut benar-benar kering. Penggunaan alas seng bertujuan

agar pemanasan kulit durian tidak hanya pada bagian kulit durian yang terkena sinar matahari

saja, tetapi juga pada bagian bawahnya. Seng merupakan logam yang dapat menyerap panas

dengan baik, sehingga ketika di jemur, seng akan menyerap panas dan panas tersebut membuat

seluruh permukaan seng ikut panas, akibatnya kulit durian yang diletakkan diatasnya juga

mendapat panas dari bawah.

Tahap selanjutnya adalah pembakaran. Pembakaran kulit durian dilakukan di dalam drum

dimana ranting atau jerami yang kering terlebih dahulu dimasukan kemudian disusul dengan

kulit durian yang telah dijemur. Setelah itu, tumpukan kulit durian ditutup kembali dengan

ranting atau jerami. Tumpukan jerami dan durian tersebut kemudian dibakar. Penggunaan

ranting atau jerami bertujuan untuk mempermudah proses pembakaran. Ranting dan jerami lebih

mudah terbakar dibandingkan dengan kulit durian, sehingga api yang dihasilkan dari proses

pembakaran ranting atau jerami dapat membantu proses pembakaran kulit durian.

Drum tempat pembakaran ditutup dengan penutup agar udara yang masuk kedalam grum

dapat dikendalikan (Ismun Uti Adan,1998).  Dibagian penutup diberi sedikit lubang diujungnya

agar api tidak padam dan asap hasil pembakaran dapat keluar. Ketika sudah tidak ada asap yang

keluar dari lubang tutup tersebut, penutup dapat dibuka dan hasil pembakaran diaduk-aduk untuk

memastikan bahwa kulit durian telah menjadi arang. Lamanya proses pembakaran tergantung

pada jumlah dan kandungan air dari kulit durian. Semakin banyak kulit durian yang dibakar

maka semakin lama waktu pembakarannya. Demikian pula dengan kandungan air. Proses

pembakaran telah selesai jika tidak ada lagi asap yang keluar dari lubang tutup pembakaran

seperti yang dijelaskan diatas.

Setelah proses pembakaran selesai, hasil pembakaran tadi diangkat dan disaring agar benar-

benar diperoleh bagian yang telah menjadi arang. Arang tersebut kemudian ditumbuk agar

Page 4: Makalah Durian

menjadi halus dan diayak untuk mendapatkan bubuk arang yang merata besarnya. Langkah

selanjutnya adalah mengadon perekat kanji dengan arang hasil pembakaran.

Perekat kanji dibuat dari tepung tapioka yang mudah dibeli di toko-toko makanan dan di

pasar. Perekat ini biasa untuk mengelem perangko dan kertas. Cara membuatnya sangat mudah,

yaitu cukup dengan mencampurkan tepung tapioka dengan air  dengan perbandingan 1 : 12, yaitu

untuk 100 gram tepung tapioka dicampur dengan 1200 ml air (Setyawan, 2006). Setelah itu

campuran tepung tapioka dan air tadi dipanaskan. Selama pemanasan, tepung diaduk terus-

menerus agar tidak menggumpal. Warna tepung yang semula putih akan berubah menjadi

transparan setelah beberapa menit dipanaskan dan terasa lengket ditangan.

Jika sudah siap, lem didinginkan terlebih dahulu, lalu dimasukkan kedalam wadah yang

berisi arang yang sudah ditumbuk. Perbandingan yang tepat antara perekat dan bubuk arang

adalah 600cc cairan lem dicampur dengan satu kilogram arang yang telah ditumbuk. Saat

digunakan perbandingan antara lem dengan bubuk arang harus tepat supaya briket yang dicetak

hasilnya baik. Lem yang terlalu encer atau terlalu pekat akan memperlambat proses pencetakan.

Hal ini disebabkan tingkat kekerasan maupun ketahanan briket terhadap benturan menjadi

berkurang dan mudah retak. (Osman dan Marsono,2008).

Dalam pengadonan ditambahkan air sedikit demi sedikit. Penambahan air bertujuan agar

adonan briket kulit durian mudah menyatu. Jumlah air yang dimasukkan sebanyak 10% dari

berat arang kulit durian yang akan diadon (Slamat Agung Haryadi,2010). Hal ini bertujuan agar

kandungan air dalam briket kulit arang hanya sedikit.

Tahap selanjutnya adalah pencetakan. Cetakan yang dibutuhkan dapat dibuat sendiri atau

dipesan melalui mediator. Ada berbagai macam alat pencetak yang dapat dipilih, mulai dari yang

paling ringan hingga super berat, tergantung tujuan penggunaannya. Setiap cetakan menghendaki

kekerasan atau kekuatan pengempaan sampai nilai tertentu sesuai dengan pemesannya. Biasanya

briket skala rumah tangga memiliki tingkat kekerasan antara 2.000 – 5.000 kg/cm2, sedangkan

untuk industry tingkat kekerasannya sekitar 5.000 – 20.000 kg/cm2. Semakin padat dan keras

briket, semakin awet daya bakarnya (Oswan dan Marsono,2008).

Selain menggunakan alat cetak, briket kulit durian juga dapat dibentuk sendiri dengan

menggunakan tangan. Akan tetapi kualitas briket yang dihasilkan akan lebih rendah

dibandingkan kualitas briket yang dibuat dengan cetakan, karena tekanan yang dialami oleh

briket yang dibuat dengan tangan lebih kecil, sehingga kerapatan briketnya juga kecil.

Page 5: Makalah Durian

Adonan yang sudah dicetak tadi dijemur kembali diterik matahari dengan alas seng.

Penjemuran dilakukan selama 12 jam hingga benar-benar kering. Tujuan penjemuran tahap dua

adalah agar briket yang telah dicetak benar-benar kering sehingga saat digunakan briket kulit

durian dapat menghasilkan panas yang tinggi.

Dapat disimpukan bawhwa kulit durian dapat diolah menjadi bahan bakar briket. Pengolahan ini

melalui beberapa prosedur, yaitu pemotongan kulit durian, pembakaran, penyaringan, pencampuran

dengan lem kanji, pencetakan dan yang terakhir penjemuran kembali.Keunggulan briket durian antara

lain adalah tidak bersifat polutan, pemakaian nya relatif lama, kerapatan arangnya dapat ditingkatkan

serta menimbulkan bau harum ketika digunakan sehingga cocok digunakan untuk industri makanan.

Peluang usaha dari briket kulit durian cukup besar karena mengingat harga bahan bakar seperti minyak

tanah relative mahal. Proses pemasaran briket kulit durian melalui tiga tahapan, yaitu pengemasan

briket yang siap jual dilakukan lebih menarik, pemasaran lewat media dan pemasaran secara langsung

kepada konsumen.

Daftar PustakaAdan, I.U 1998. Membuat Briket Bioarang. Teknologi Tepat Guna.Yogyakarta. Kanisius.Hj Violet Hatta, 2007. Manfaat Kulit Durian Selezat Buahnya. Jurnal.UNLAM.Rakhmanto, P.A, 2007. Menyoal Substitusi Minyak Elpiji, Jurnal.Widarto, L 1995. Membuat Bioarang dari Kotoran Lembu. Teknologi tepatGuna. Yogyakarta. Kanisius