makalah diro
DESCRIPTION
letsTRANSCRIPT
Bayi Berat Lahir Rendah
Mohammad Tri Sudiro102012178 (C3)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
Abstrak
Pada umumnya bayi dilahirkan setelah dikandung kurang lebih 40 minggu dalam
rahim ibu. Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan sekitar 3000 gr dan panjang badan
50 cm. Secara umum berat bayi lahir yang normal adalah antara 3000 gr sampai 4000 gr, dan
bila di bawah atau kurang dari 2500 gr dikatakan bayi berat lahir rendah (BBLR).¹ BBLR
adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram (sampai
2499 gram). Dahulu bayi ini dikatakan prematur kemudian disepakati disebut low birth
weight infant atau BBLR. Karena bayi tersebut tidak selamanya prematur atau kurang bulan
tetapi dapat cukup bulan maupun lebih bulan.²
Kata kunci : neonatus, prematur, kurang bulan, cukup bulan.
Abstrack
In general, babies born after less than 40 weeks was conceived in the womb. At birth
the baby has a weight of 3000 grams and a body length of 50 cm. In general, a normal birth
weight is between 3000 g to 4000 g, and when under 2500 grams or less of said low birth
weight.¹ Is were neonates with birth weight at birth of less than 2500 grams (up 2499 grams).
Previously premature babies is said to be agreed later called low birth weight infant. Since
the baby is not premature or preterm forever but can be quite a month or more month. ²
Keywords: neonatus, premature, preterm, at term.²
Pendahuluan
Bayi dengan badan lahir rendah akan meningkatkan angka kesakitan dan angka
kematian bayi. Berat badan lahir sangat menentukan prognosa dan komplikasi yang terjadi.
Hal ini akan bertambah buruk jika berat badan tidak bertambah untuk waktu yang lama.
1
Masalah yang mengancam pada BBLR adalah resiko kehilangan panas dan ir yang
relative lebih besar karena permukaan tubuh reltif luas, jaringan lemak subkutan lebih tipis,
sehingga resiko kehilangan panas melalui kulit dan kekurangan cadangan energi lebih besar.
Daya tahan tubuh relative rendah karena prematuritas dan malnutisinya, juga fungsi organ
belum baik, misalnya : system pernafasan, saluran cerna, hati , ginjal, metabolisme dan
system kekebalan. Bayi BBLR mempunyai insiden perumahsakitan kembali yang lebih tinggi
selama tahun pertama kehidupan, jika dibanding dengan bayi yang lebih besar, sebagai akibat
dari hernia inguinalis, infeksi, pengobatan sisa akibat prematuritas dan gangguan perawatan.
Pembahasan
Definisi BBLR adalah bila berat badannya kurang dari 2.500 gr. Berdasarkan berat badan
saja, dianggap bayi prematur atau berdasarkan umur kehamilan, yaitu kurang dari 37
minggu.³ Ternyata tidak semua bayi dengan berat badan rendah bermasalah dengan prematur,
ternyata terdapat beberapa kriteria sebagai berikut :
1. BBLR sesuai dengan umur kehamilannya, menurut perhitungan hari pertama haid
terkhir.
2. Bayi dengan ukuran kecil masa kehamilan (KMK) artinya bayi yang berat badannya
kurang dari persentil ke-10 dari berat sesungguhnya yang harus dicapai menurut
kehamilannya.
3. Atau BBLR ini di sebabkan oleh kombinasi keduanya, artinya :
a. Umur hamil belum waktunya untuk lahir.
b. Tumbuh kembang ultrauteri mengalami gangguan sehinnga terjadi kecil untuk
kehamilannya.
World Health Organization (WHO) 1979, telah membagi unsur kehamilan menjadi tiga
kelompok, yaitu :
Preterm, yaitu kurang dari 37 minggu (259 hari).
Term, itu mulai 37 minggu sampai 42 minggu atau umur antara 259-273 hari.
Pasttrem, yaitu lebih dari 42 minggu (294 hari).
2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berat Bayi Lahir
Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatuproses
yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
berat bayi lahir adalah sebagai berikut :
1. Faktor Lingkungan Internal
Yaitu meliputi umur ibu, jarak kelahiran, paritas, kadar hemoglobin, statusgizi ibu hamil,
pemeriksaan kehamilan, dan penyakit pada saat kehamilan.
2. Faktor Lingkungan Eksternal
Yaitu meliputi kondisi lingkungan, asupan zat gizi dan tingkat sosial ekonomi ibuhamil.
3. Faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi pemeriksaan
kehamilan atau antenatal care (ANC).⁴
Faktor yang secara langsung atau internal mempengaruhi berat bayi lahirantara lain sebagai
berikut :
1. Usia Ibu hamil
Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah umur 20tahun
merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi di bandingkandengan kehamilan
pada wanita yang cukup umur.⁵ Pada umur yang masih muda, perkembangan organ-organ
reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya belum
cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi
kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia
ibu hamil, maka anak yang dilahirkan akan semakin ringan. Meski kehamilan dibawah umur
sangat berisiko tetapi kehamilan diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan, sangat berbahaya.
Mengingat mulai usia ini sering muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak peranakan,
atau penyakit degeneratif pada persendian tulang belakang dan panggul. Kesulitan lain
kehamilan diatas usia 35 tahun ini yakni bila ibu ternyata mengidap penyakit seperti diatas
yang ditakutkan bayi lahir dengan membawa kelainan.⁵ Dalam proses persalinan sendiri,
kehamilan di usia lebih ini akan menghadapi kesulitan akibat lemahnya kontraksi rahim serta
sering timbul kelainan pada tulang panggul tengah. Mengingat bahwa faktor umur memegang
peranan penting terhadap derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi, maka
sebaiknya merencanakan kehamilan pada usia antara 20-30 tahun.
3
2. Jarak Kehamilan/Kelahiran
Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga berencana (BKKBN) jarak
kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, kerena jarak kelahiranyang pendek akan
menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah
melahirkan sebelumnya. Ini merupakan salah satu faktor penyebab kelemahan dan kematian
ibu serta bayi yang dilahirkan. Bahwa risiko proses reproduksi dapat ditekan apabila jarak
minimal antara kelahiran 2 tahun.⁵
3. Paritas
Paritas secara luas mencakup gravida/jumlah kehamilan, prematur/jumlahkelahiran, dan
abortus/jumlah keguguran. Sedang dalam arti khusus yaitu jumlah atau banyaknya anak yang
dilahirkan. Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibu/wanita melahirkan anak ke empat atau
lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai tiga anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan
kesehatannya akan mulai menurun, sering mengalami kurang darah (anemia), terjadi
perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi sungsang ataupun melintang.
4. Kadar Hemoglobin (Hb)
Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yangdilahirkan. Seorang
ibu hamil dikatakan menderitaanemia bila kadar hemoglobinnya dibawah 11 gr/dl. Data
Depkes RI diketahui bahwa lebih dari 50% ibu hamil menderita anemia.Anemia pada ibu
hamil akan menambah risiko mendapatkan BBLR, risiko perdarahan sebelum dan pada saat
persalinan, bahkan dapatmenyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut
menderita anemia berat. Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan
oksigen pada placenta yang akan berpengaruh pada fungsi plesenta terhadap janin.
5. Status Gizi Ibu Hamil
Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhipertumbuhan
janin yang sedang dikandung.¹ Selain itu giziibu hamil menentukan berat bayi yang
dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan. Pengukuran
antropometri merupakan salah satu cara
untuk menilai status gizi ibu hamil. Ukuran antropometri ibu hamil yang palingsering
digunakan adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan atas (LLA)
selama kehamilan.Sebagai ukuran sekaligus pengawasan bagi kecukupan gizi ibu hamil bisa
4
dilihat dari kenaikan berat badannya. Ibu yang kurus dan selamakehamilan disertai
penambahan berat badan yang rendah atau turun sampai 10 kg,
mempunyai resiko paling tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR. Sehingga ibuhamil
harus mengalami kenaikan berat badan berkisar 11-12,5 Kg atau 20% dari berat badan
sebelum hamil. LLA adalah antropometri yang dapatmenggambarkan keadaan status gizi ibu
hamil dan untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Kalori (KEK) atau gizi kurang. Ibu
yang memiliki ukuran LLA di bawah 23,5 cm berisiko melahirkan bayi BBLR. Pengukuran
LLA lebih praktis untuk mengetahui status gizi ibuhamil karena alat ukurnya sederhana dan
mudah dibawa kemana saja, dan dapatdipakai untuk ibu dengan kenaikan berat badan yang
ekstrim.⁵
6. Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan mengidentifikasimasalah yang timbul
selama kehamilan, sehingga kdsehatan selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang
terpenting ibu dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat persalinan.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera
mengetahui apabila terjadi gangguan / kelainan pada ibu hamil dan bayi yangdikandung,
sehingga dapat segera ditolong tenaga kesehatan.⁶
Pemeriksaan kehamilan harus dilakukan secaraberkala, yaitu :
1) Setiap 4 minggu sekali selama kehamilan 28 minggu
2) Setiap 2 minggu sekali selama kehamilan 28 – 36 minggu
3) Setiap minggu atau satu kali seminggu selama kehamilan 36 minggu sampai masa
melahirkan.Selain dari waktu yang telah ditentukan di atas ibu harus memeriksakan diri
apabila terdapat keluhan lain yang merupakan kelainan yang ditemukan.
7. Penyakit Saat Kehamilan
Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir diantaranya adalah
Diabetes melitus (DM), cacar air, dan penyakit infeksi TORCH. Penyakit DM adalah suatu
penyakit dimana badan tidak sanggup menggunakan gula sebagaimana mestinya,
penyebabnya adalah pankreas tidak cukup produksi insulin/tidak dapat gunakan insulin yang
ada. Akibat dari DM ini banyak macamnya diantaranya adalah bagi ibu hamil bisa
mengalami keguguran, bayi lahir mati, bayi mati setelah lahir (kematian perinatal) karena
bayi yang dilahirkan terlalu besar, menderita edem dan kelainan pada alat tubuh bayi.⁵
5
Penyakit infeksi TORCH adalah suatu istilah jenis penyakit infeksi yaitu Toxoplasma,
Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Keempat jenis penyakit ini sama bahayanya bagi ibu
hamil yaitu dapat menganggu janin yang dikandungnya. Bayi yang dikandung tersebut
mungkin akan terkena katarak mata, tuli, Hypoplasia (gangguan pertumbuhan organ tubuh
seperti jantung, paru-paru, dan limpa). Bisa juga mengakibatkan berat bayi tidak normal,
keterbelakangan mental, hepatitis, radang selaput otak, r`dang iris mata, dan beberapa jenis
penyakit lainnya.
Penutup
BBLR merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebahagian
masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Kejadian BBLR pada
dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan
hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah perekonomian
keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan pun kurang. Namun kejadian
BBLR juga dapat terjadi tidak hanya karena aspek perekonomian, dimana kejadian BBLR
dapat saja tejadi pada mereka dengan status perekonomian yang cukup. Hal ini dapat
berkaitan dengan paritas, jarak kelahiran, kadar hemoglobin, status gizi ibu hamil dan
penyakit saat kehamilan. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas,
morbiditas dan diabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang
terhadap kehidupannya di masa depan.
6
Daftar Pustaka
1. Pudjiadi Solihin. Ilmu gizi klinis pada anak. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2003
2. Jumiarni. Asuhan perawatan perinatal. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGO. 1985
3. Manuaba I.B.G, Chandranita Manuaba I.A, Fajar Manuaba I.B.G.Pengantar kuliah
obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2007
4. Karjati S. Aspek kesehatan dan gizi anak balita. Jakarta: Yayasan
OborIndonesia.1985
5. Sitorus, Ronald H. Pedoman perawatan kesehatan ibu dan janin selama kehamilan.
Bandung: CV. Pionir Jaya Bandung. 1999
7