makalah dga oltc121.100.16.220/webtjbtb/wp-content/uploads/perpustakaan/evaluasi... · sebagaimana...
TRANSCRIPT
Studi Literatur dan Studi Kasus DGA pada OLTC
Ninil Ukhita A.W1, Dian Septi Rahmani2
1 PT.PLN (Persero) P3B JB RJBR UPT Cirebon
Email : [email protected] 2 PT.PLN (Persero) P3B JB RJBR UPT Karawang
Email : [email protected]
Abstrak
Pada mulanya DGA (Dissolved Gas Analysis) dinilai tidak perlu dilakukan pada OLTC
sebagaimana yang dilakukan pada main tank trafo. Hal ini disebabkan karena ada
kesulitan di dalam membedakan gas-gas yang timbul di dalam OLTC akibat dari proses
arcing (yang normal terjadi saat perpindahan tap) dengan gas-gas indikator kelainan di
dalam OLTC.
Dalam perkembangannya, beberapa literatur mengatakan bahwa DGA juga dapat
dilakukan untuk mendiagnosa kondisi OLTC. Namun standar yang digunakan untuk
menginterpretasi hasil DGA tidak dapat menggunakan standar untuk main tank
dikarenakan kondisi dan proses yang terjadi di dalam OLTC berbeda dengan main tank.
Kendati standar internasional yang baku belum tersedia, beberapa literatur telah
membahas tentang kriteria DGA pada OLTC yang didasarkan pada pendekatan statistik.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas hasil studi literatur tentang
penerapan DGA pada OLTC disertai dengan studi kasus literatur dan studi kasus
pengalaman PLN.
I. Main tank versus OLTC
Salah satu kendala dalam penerapan DGA untuk mendiagnosa kondisi OLTC adalah
belum tersedianya standar internasional yang baku untuk menginterpretasikan hasil DGA
sebagaimana pada main tank. Perbedaan kondisi dan proses yang terjadi di dalam OLTC
dengan main tank merupakan alasan kenapa standar DGA untuk main tank tidak dapat
digunakan untuk OLTC. Di dalam OLTC, arcing adalah proses yang normal terjadi ketika ada
proses perpindahan tap, namun tidak demikian dengan trafo. Hal – hal semacam inilah yang
membedakan kondisi gas-gas di dalam OLTC dan maintank.
Tabel berikut ini menggambarkan perbedaan kondisi main tank dan OLTC :
Peralatan Kondisi Normal Kondisi Abnormal
Heating Over heating
Partial Discharge
Trafo
Arcing
Arcing Over heating OLTC
Partial Discharge
Tabel 1 Main Tank vs OLTC
II. DGA pada OLTC
2.1 Gas – Gas pada OLTC
Secara umum gas – gas yang timbul dalam OLTC dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu arcing gas dan heating gas. Arcing gas adalah gas – gas yang normal terdapat dalam
OLTC sebagai akibat terjadinya proses arcing di dalam OLTC saat terjadi proses perubahan
tap. Sedangkan heating gas adalah gas – gas timbul jika terjadi overheating di dalam OLTC
sebagai akibat adanya ketidaknormalan di dalam OLTC. Gas – gas yang dikategorikan
sebagai arcing gas adalah Acethylen (C2H2) dan Hidrogen (H2) sedangkan heating gas
antara lain Methan (CH4), Ethan (C2H6) dan Ethylen (C2H4).
Ada beberapa metode untuk mendiagnosa kondisi OLTC, sebagaimana pada tabel 2
berikut ini :
Metode Diagnosa Masalah yang terdeteksi Akibat
DGA Coking,
contact misalignment
Overheating
Oil Quality Coking,
Contact wear
Perubahan karakteristik
arcing
Minyak terkontaminasi
partikel lain
Metal Analysis Contact misalignment Contact wear
Table 2 Metode diagnosa OLTC
2.2 Metode Interpretasi DGA pada OLTC
Sebagaimana pada main tank trafo, DGA OLTC juga memerlukan batasan-batasan atau
standar didalam menginterpretasikan hasilnya. Tidak seperti DGA pada main tank, DGA
OLTC belum mempunyai standar internasional yang baku. Beberapa studi telah dilakukan
untuk menentukan batasan-batasan normal atau tidaknya OLTC. Batasan – batasan ini
didasarkan pada pendekatan statistik. Beberapa literatur mengatakan bahwa ada dua
metode yang dikembangkan oleh Youngblood dari Cinergy Corporation untuk
menginterpretasikan hasil DGA OLTC yaitu metode gas individu dan metode ratio, yang
masing-masing metode tersebut memiliki kelebihan dan keterbatasan. Penjelasan detail dari
masing-masing metode dibahas dalam sub bab berikut ini.
1.2.1 Metode Gas Individu
Berdasarkan penelitian, konsentrasi kandungan gas dipengaruhi oleh jumlah operasi OLTC
dan jenis pernafasannya. Youngblood telah membuat suatu pendekatan empiris untuk
menenetukan thershold value gas yang diijinkan dalam OLTC yang didasarkan pada
pendekatan statistik. Batasan ini kemudian disebut dengan “ LTC monthly watch criteria “
sebagaimana tertera pada tabel beriku :
Tipe OLTC Hidrogen (H2)
(ppm)
Acethylen (C2H2)
(ppm)
Ethylene (C2H4)
(ppm)
Free breather,
dessenct breather
>1500 >1000 >1000
Vacuum >5000 >9000 >1200
Sealed >10 >5 >100
Menurut Youngblood, didalam menentukan kondisi OLTC, jika nilai H2 dan C2H2 melebihi
batasan diatas, maka perlu dilakukan pengujian lagi secara bulanan (kurang dari 1 tahun).
Sedangkan jika C2H4 melebihi batasan, maka OLTC harus diperiksa untuk selanjutnya
dilakukan perbaikan jika ditemukan kerusakan.
Contoh :
1. Suatu OLTC AC-THL 21 pada trafo 138/12 kV 50 MVA dengan jenis pernafasan free
breather dengan data pengujian DGA sebagai berikut :
Tgl
C2H2
Max:
1000
CH4
C2H6
C2H4
Max:
1000
H2
Max:
1500
CO CO2 analisa
25-2-93 0 5 1 4 34 71
350 Normal. Perlu dilakukan pengujian pada
tahun berikutnya
25-2-94 44 1812 576 3143 149 3371 645 Nilai C2H4 tinggi, disinyalir terjadi coking dan
perlu dilakukan pemeriksaan serta perbaikan.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ada
kerusakan part dan harus dilakukan
penggantian antara lain : reversing switch dan
beberapa kontak gerak OLTC.
27-2-95 55 9 2 11 22 33 440 Normal setelah dilakukan perbaikan. Namun
tetap perlu dilakukan pengujian 6 bulan lagi
untuk menghindari kejadian yang sama
(pertimbangan histori kegagalan yang lalu)
2. Suatu OLTC Federal Pacific TC-25 Trafo 69/12 kV 20 MVA dengan jenis pernafasan
dessecant breather dengan data pengujian DGA sebagai berikut :
Tgl
C2H2
Max:
1000
CH4
C2H6
C2H4
Max:
1000
H2
Max:
1500
CO CO2 analisa
12-3-92 589 60 2 89 144 270 7223 Nilai H2 dan C2H2 tinggi, sedangkan C2H4
rendah. Semua konsentrasi gas masih
dibawah batas kriteria Perlu dilakukan
pengujian pada tahun berikutnya
1-2-93 1625 342 70 534 3099 378 1652 Nilai H2 dan C2H2 melebihi kriteria. H2 dan
C2H2 adalah arcing gas bukan heating gas.
Perlu dilakukan pengujian pada 6 bulan
berikutnya
12-8-93 1633 53434 55535 253024 2217 1196 8534 Nilai H2 dan C2H2 cenderung stabil.
Namun ada kenaikan konsentrasi C2H4
yang sangat tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa overheating lebih terjadi di dalam
OLTC dibandingkan arcing. Perlu dilakukan
pemeriksaan dan perbaikan. Hasil
pemeriksaan membuktikan bahwa ada
beberapa part yg harus diganti yaitu tab
shaft board, slip ring dan reserving switch
1.2.2. Metode Ratio
Dibandingkan dengan metode gas individu, metode ratio dinilai lebih cocok diterapkan
pada OLTC karena tidak ada ketergantungan pada jumlah operasinya. Berbeda dengan
metode ratio pada main tank, pada OLTC ratio yang digunakan adalag ratio heating to arcing
gas dan temperature dependent ratio, sebagaimana tertera dibawah ini:
a. Heating to arcing Ratio
222
42
HHC
HC
+
22
42
HC
HC
222
62424
HHC
HCHCCH
+
++
22
62424
HC
HCHCCH ++
b. Temperature Dependent Ratio
4
62
CH
HC
62
42
HC
HC
Aplikasi Ratio Method (Generic 90th Percentile Fault Gas Ratio).
Batasan ini dibuat dengan tidak memperhitungkan perbedaan laju gassing sesuai
jenis OLTC nya.
Contoh :
1. contoh 1
2. contoh 2
R1 R2 R3 R4 R5
22
42
HC
HC
222
42
HHC
HC
+
222
62424
HHC
HCHCCH
+
++
4
62
CH
HC
62
42
HC
HC
0.3378 0.5 0.9157 0.2067 4.83
Tgl C2H2
CH4 C2H6 C2H4
H2
R1 R2 R3 R4 R5 analisa
31-8-07
8527 3279 1135 9606 9083 1.13 0.55 0.8 0.35 0.15 OLTC harus segera diperiksa
dan diperbaiki. Hasil
pemeriksaan ditemukan
bahwa telah terjadi contact
misalignment
17-12-93 501 387 16 375 2883 0.75 0.11 0.23 - - OLTC dalam kondisi normal.
Perlu dilakukan pengujian
pada tahun berikutnya
1-5-94 541 534 9 313 3800 0.58 0.07 0.2 - - OLTC dalam kondisi normal.
Perlu dilakukan pengujian
pada tahun berikutnya
17-8-95 648 590 52 836 3995 1.29 0.18 0.32 0.06 0.09 OLTC dalam kondisi normal.
Namun ada peningkatan
kandungan C2H2 sebesar
50% sehingga perlu
dilakukan pengujian pada 6
bulan lagi.
Tgl C2H2
CH4 C2H6 C2H4
H2
R1 R2 R3 R4 R5 analisa
12-3-92 589 60 2 89 144 0.15 0.12 0.21 - 0.15 OLTC dalam kondisi normal.
Perlu dilakukan pengujian
pada tahun berikutnya
1-2-93 1625 342 70 534 3099 0.32 0.11 0.2 0.21 0.33 OLTC dalam kondisi normal.
Namun nilai C2H2. H2 dan
C2H4 mengalami kenaikan.
III. Studi Kasus di PLN
3.1. Kerusakan OLTC pada IBT II 500/150 kV 500 MVA GITET Cibatu
Pada hari Kamis 11 Januari 2007 pukul 23.40, IBT II 500/150 kV 500 MVA GITET
Cibatu trip dengan bekerjanya rele K 406 (OLTC relay dan Relief Sudden Pressure).
Dari pengamatan lapangan diketahui, membran rele Jansen IBT II phasa T pecah dan
minyak keluar dari tangki OLTC.
Pada hari Jumat 12 Januari 2007, dilakukan pemeriksaan diverter OLTC dan didapati
bahwa tahanan transisi dari kontak 1 dan 3 diverter tersebut telah putus dan berbau
hangus (terbakar). Untuk mengatasinya, dilakukan penggantian diverter switch OLTC
dengan spare dari GITET Bandung Selatan.
Menindaklanjuti perbaikan kerusakan diverter switch OLTC eks IBT II Cibatu, maka
pada hari Selasa 16 Januari 2007 dilaksanaan pemeriksaan dan perbaikan.
Hasil temuan :
a. Kontak – Kontak diverter telah aus/rusak
Sehingga perlu dilakukan
pengujian pada 6 bulan
berikutnya
2-8-94 1633 53434 55535 25302
4
2217 155 66 94 1.03 155 Gas mengalami kenaikan
yang sangat
tinggi.Mengindikasikan
adanya overheating. Hasil
perbaikan menunjukkan
adanya kerusakan pada tap
shaft board, slip ring dan
reversing switch.
b. Contact carrier of synthetic material pecah
c. Tahanan transisi rusak/terbakar
ANALISA
Kerusakan pada diverterswitch OLTC disimpulkan disebabkan oleh terjadinya
proses kontak diverter yang tidak sempurna. Proses kontak menjadi tidak
sempurna dikarenakan pergerakan kontak saat perpindahan tap
terhalangi/terganjal oleh pecahan contact carrier of synthetic part. Karena proses
kontak yang tidak sempurna tersebut, maka tahanan transisi kontak diverter
switch yang berfungsi untuk jalan lewat arus dalam waktu singkat (dalam masa
transisi perpindahan kontak), dilewati arus beban tafo dalam waktu yang relatif
lama. Hal ini menyebabkan tahanan transisi tersebut terbakar dan rusak.
3.2. Data DGA OLTC IBT II Cibatu
Th Fasa H2 N2 CO CH4 CO2 C2H4 C2H6 C2H2
04 R 6142.45 0 0 3081.33 1553.4 17531.06 2788.79 2019.56
S 9379.79 500108.3 117.62 3910.97 1867.23 20758.79 3350.86 2835.2
T 8215.63 0 0 3118.03 1690.16 17084.89 2683.12 1991.84
05 R 114.92 0 2208.15 157.63 1061.18 14397.32 3026.43 399.39
S 48.9 0 3068.92 0 1118.1 17549.2 3685.87 684.41
T 22.01 0 1955.14 88.94 936.73 14083.83 2904.51 276.19
Analisa DGA OLTC
• Metode Gas Individu
C2H2 C2H4 H2
Th Fasa Max :
1000
Max :
1000
Max:
1500
Analisa
04 R 2019.56 17531.06 6142.45
S 2835.2 20758.79 9379.79
T 1991.84 17084.89 8215.63
Kandungan C2H2 dan H2 (arcing gas) tinggi, kandungan
C2H4 (heating gas) tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa
telah terjadi overheating di dalam OLTC akibat adanya
kondisi kontak yang jelek (contact misalignment atau
coking)
05 R 399.39 14397.32 114.92
S 684.41 17549.2 48.9
T 276.19 14083.83 22.01
Dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Kandungan
C2H4 (heating gas) tidak jauh berbeda (tinggi). Dapat
dipastikan bahwa memang telah terjadi overheating.
Seharusnya dalam kondisi ini perlu dilakukan pemeriksaan
dan perbaikan diverter switch.
• Metode Ratio
R1 R2 R3 R4 R5
Th Fasa Max :
0.3378
Max :
0.5
Max:
0.9157
Max:
0.2067
Max:
4.83
Analisa
04 R 8.68 2.15 2.87 0.91 6.29
S 7.32 1.7 2.29 0.86 6.2
T 8.58 1.67 2.24 0.86 6.37
Kondisi ratio arcing gas terhadap
heating gas sangat jauh dengan
batas yang dianjurkan. Seharusnya
dilakukan pemeriksaan OLTC.
05 R 36.05 27.99 34.18 19.2 4.76
S 25.64 23.93 28.96 - 4.76
T 50.99 47.23 57.27 32.66 4.85
Ratio arcing gas terhadap heating
gas mengalami kenaikan yang
sangat signifikan. Mengindikasikan
bahwa overheating lebih dominan
terjadi dibandingkan arcing yang
normal terjadi di dala OLTC. Perlu
dilakukan pemeriksaan OLTC.
IV. Kesimpulan
1. Sebagaimana pada trafo, DGA (Dissolved Gas Analysis) pada dasarnya juga dapat
digunakan untuk memperkirakan kondisi OLTC berdasarkan kandungan arcing gas (
C2H2 dan H2 ) dan kandungan heating gas (C2H4).
2. Walaupun belum ditemukan standar internasional yang baku untuk
menginterpretasikan kondisi OLTC melalui DGA, beberapa studi telah menetapkan
metode – metode serta kriteria atau batasan – batasannya untuk menyatakan
kondisi OLTC secara empiris berdasarkan pendekatan statistik.
3. Untuk menetapkan perlu tidaknya dilakukan DGA OLTC di PT. PLN (Persero) P3B,
perlu dilakukan studi lebih lanjut dengan melakukan studi literatur dan juga
pertimbangan – pertimbangan terhadap kendala- kendala yang dijumpai di lapangan
( keterbatasan alat uji DGA yang dimiliki PLN P3B).