makalah ddpi. neksi

46
TUGAS DASAR-DASAR PENANGKAPAN IKAN OLEH : NEKSIDIN I1A1 08 095 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI

Upload: imin1412

Post on 24-Jun-2015

1.283 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH DDPI. NEKSI

TUGAS

DASAR-DASAR PENANGKAPAN

IKAN

OLEH :

NEKSIDINI1A1 08 095

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA

PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2010

Page 2: MAKALAH DDPI. NEKSI

A. RAWAI (LONG LINE)

Bahan utama dari alat tangkap long line adalah tali utama, tali pelampung dimana

pada tali utama pada jarak tertentu terdapat beberapa tali cabang yang pendek dan lebih

kecil dia meternya, dan diujung tali cabang ini diikat pancing yang berumpan. Ada

beberapa jenis long line. Ada yang dipasang di dasar perairan serta tetap dalam jangka

waktu tertentu dikenal dengan nama rawai tetap atau bottom long line atau set long line

yang biaanya digunakan untuk menangkap ikan-ikan demarsal. Ada juga rawai yang

hanyut yang biasa disebut dengan dript long line, biasanya digunakan untuk menangkap

ikan-ikan pelagis. Yang paling terkenal adalah tuna long line atau disebut juga dengan

rawai tuna, walaupun dalam kenyataannya bahwa hasil tangkapnnya bukan bukan ikan

tuna tetapi juga jenis-jenis ikan lain seperti layaran, ikan hiu dan lain-lain. Secara

perinsip rawai tuna sama seperti rawai-rawai lainnya, namun mengingat faktor biologi

ikan sasaran, teknik pengoperasian alat, komponent alat bantu, kapal yang tersedia, maka

dilakukan berbagai penyesuaian. Bahan tali pancing terbuat dari bahan monofilament

(PA) atau multifilament (PES seperti terylene, PVA seperti kuralon atau PA seperti

nylon).

Perbedaan pemakaian bahan ini akan mempengaruhi line hauler yang diperlukan.

Beberapa perbedan dari kedua jenis bahan tersebut dipandang dari segi teknis adalah

sebagai berikut.

1. Bahan multifilament lebih berat dan mahal dibandingkan dengan monofilament, lebih

mudah dirakit, dan lebih sesuai untuk kapal-kapal kecil.

2. Bahan multifilamant lebih mudah ditangani dan lebih tahan lama. Karena itu,dalam

jangka panjang rawai multifilament harganya relatif lebih rendah.

3. Karena lebih kecil, halus, dan transparan maka pemakaian monfilament dinilai akan

memberi hasil tangkapan lebih baik dari multifilament.

Dilihat dari segi kedalaman operasi (fishing depth) rawai tuna dibagi dua yaitu bersifat

dangkal dan yang bersifat dalam yang pancingnya berada pada kedalaman 100-300 m.

Perbedaan kedua jenis ini disebabkan pada tipe dangkal satu basket rawai diberi sekitar 5

Page 3: MAKALAH DDPI. NEKSI

pancing sedangkan pada tipe dalam diberi 11-13 pancing sehingga lengkungan tali utama,

menjadi lebih dalam.

Rawai ada beberapa jenis, antara lain :

1. Rawai Unjem

Rawai jenis ini memakai tiang atau kayu. Rawai unjem

yang dipasang di pinggir sungai-sungai besar menggunakan

kayu yang panjang sekitar 3 meter dan panjang tali disesuaikan

dengan panjang tiang dan kedalaman air. Untuk rawai unjem

yang dipasang pada anak sungai atau rawa-rawa kecil menggunakan tiang yang pendek

sekitar 30 cm.

2. Rawai Senggol

Rawai jenis ini menggunakan pelampung dan  kili-kili.

Satu pelampung menggunakan satu mata pancing, dipasang kira-

kira 1 meter dari dasar sungai atau umpannya menggantung.

3. Aris

Jenis ini terdiri dari rangkaian tali utama, tali pelampung ,

dimana pada tali utama pada jarak tertentu terdapat beberapa tali

cabang yang pendek dan lebih kecil diameternya dan di ujung cabang

ini diikatkan pancing yang jumlahnya bisa mencapai ratusan. Untuk

mencegah supaya antara pancing yang satu dengan pancing yang lain

berbelit maka dipasang cutet (kayu kecil untuk makan mie). Pada

kedua ujung dipasang pelampung, terkadang dipasang di tengah tali utama.

Dalam beberapa sifat dari kedua tipe ini adalah :

1. Rawai tipe dalam memerlukan line hauler yang lebih kuat dibanding tipe dekat

permukan.

2. Rawai tipe dalam menangkap jenis big eye yang lebih banyak (sehingga nilai

produksinya lebih baik) dibanding tipe permukaan. Tuna yang tertangkap dengan

rawai dangkal didominasi oleh yellowfin tuna yang harganya lebih rendah

dibandingkan dengan big eye. Pelepasan pancing (setting) dilakukan menurut garis

serong atau tegak lurus pada arus. Waktu melepas pancing biasanya dini hari

Page 4: MAKALAH DDPI. NEKSI

tergantung jumlah basket yang akan dipasang karena diharapkan setting selesai pada

pagi hari jam 07.00 saat ikan giat mencari mangsa. Akan tetapi pengoperasian siang

hari pun bisa dilakukan, namun akibatnya penarikan pancing (hauling) jatuh pada

waktu sore hari.

Umpan yang umum dipakai adalah jenis ikan yang mempunyai sisik

mengkilat,tidak cepat busuk, dan rangka tulangnya kuat sehingga tidak mudah lepas

dari pancing bila tidak di sambar ikan. Beberapa jenis diantaranya adalah bandeng,

saury, tawes, kembung, layang, dan cumi-cumi. Panjang umpan berkisar antara 15-20

cm, dengan berat 80-150 gram. Cumi-cumi kecil masih dapat dipakai asalkan

digabung (dijahit) beberapa ekor sehingga menjadi cukup besar. Umpan ini harus

berasal dari ikan-ikan yang benar-benar segar dan dilakukan dengan baik agar tahan

dalam waktu yang lama.

Bagian-bagian dari tuna long line

Seperti alat penangkap lainnya, satu unit long line terdiri dari kapl yang dirancang

khusus, alat penangkap dan crew. Kapal-kapal tuna long line modern bagian belakang

dari kapal ini telah dirancang dengan baik untuk mudah operasi dan pengaturan alat

penangkap.

Tuna long line sendiri pada umumnya terdiri dari: pelampung, bendera, tali pelampung,

main line, branch line, pancing wire leader, dan lain-lain. Antara pelampung dengan

pelampung dihubungkan dengan tali pelampung dan tali utama dimana sepanjan tali

utama terpasang beberapa tali cabang. Satu rangkaian alat inilah yang disebut dengan

satu basket long line jumlah mata pancing pada setiap basket bervariasi.

Untuk lebih detail pengetahuan tentang alat ini kita lihat bagian demi bagian.

1. Pelampung (float)

Pelampung yang digunakan pada long line terdiri dari beberapa jenis yaitu

pelampung bola, pelampung bendera, pelampung radio, dan pelampung lampu. Warna

pelampung harus berbeda atau kontras dengan warna air laut. Hal ini dimakasudkan

untuk mempermudah mengenalnya dari jarak jauh setelah setting.

a. Pelampung bola

Pelampung bola biasanya terpasang pada ujung basket dari alat tangkap.

Pelampung bola ini terbuat dari bahan sintetic dengan dimeter 35 cm dan ada yang lebih

Page 5: MAKALAH DDPI. NEKSI

besar. Untuk long line dengan jumlah basket 70 maka jumlah pelampung bola yang

digunakan adalah 68 buah, pada ujungnya terdapat pipa setinggi 25 cm dan stiker

scotlight yang sengat berguna bila alat penangakap tersebut terputus maka mudah

menemukannya. Untuk melindungi pelampung-pelampung tersebut dari benturan yang

dapat menyebabkan pecahnya pelampung tersebut, maka pelampung tersebut dibalut

dengan anyaman tali polyehylene dengan diameter 5mm.

b. Pelampung bendera

Pelampung bendera merupakan pelampung yang pertama kali diturunkan pada

waktu setting dilakukan. Biasanya diberi tiang (dari bambu atau bahan lain) yang

panjangnya bervariasi sekitar 7 m dan diberi pelampung. Supaya tiang ini berdiri tegak

maka diberi pemberat.

c. Pelampung lampu

Pelampung ini biasanya menggunakan balon 5 watt yang sumber listriknya

berasal dari baterai yang terletak pada bagianu ujung atas pipa atau bagian bawah ruang

yang kedap air. Pelampung ini dipasang pada setiap 15 basket yang diperkirakan hauling

pada malam hari. Fungsinya adalah untuk penerangan pada malam hari dan memudahkan

pencarian basket bila putus.

d. Pelampung radio bouy

Sebuah radio bouy dilengkapi dengan transmiter yang mempunyai frekuensi

tertentu. Daerah tranmisinya bisa mencapai 30 mil. Jika dalam pengoperasian long line

menggunakan radio bouy, maka kapal harus dilengkapi dengan radio direction finder

(RDF). Peralatan ini berfungsi untuk menunjukan arah lokasi radio bouy dengna tepat

pada waktu basket putus.

2. Tali pelampung

Tali pelampung berfungsi untuk mengatur kedalaman dari alat penangkap sesuai

dengan yang dikehendaki.tali pelampung ini biasanya terbuat dari bahan kuralon.

3. Tali utama (main line)

Tali utama atau main line adalah bagian dari potongan-potongan tali yang

dihubungkan antara satu dengan yang lainsehingga membentuk rangkaian tali yang

sangat panjang. Tali utama harus cukup kuat karena menanggung beban dari tali cabang

dan arikan ikan yang terkait pada mata pancing. Pada kedua ujung pada main line dibuat

Page 6: MAKALAH DDPI. NEKSI

simpul mata. Main line biasanya terbuat dari bahan kuralon yang diameternya 0,25 inci

atau lebih. Panjang main line tergantung dari panjang dan jumlah branch line,karena

setiap penemuan kedua ujung main line merupakan tempat pemasangan branch line.

4. Tali cabang (branch line)

Bahan dari tali cabang biasanya sama dengan tali utama, perbadaanya hanya pada

ukuran saja, dimana ukuran tali cabang lebih kecil dari tali utama. Satu set tali cabang ini

terdiri dari tali pangkal, tali cabang utama, wire leader yang berfungsi agar dapatmenahan

gesekan pada saat ikan terkait pada pancing, dan pancing yang terbuat dari bahan baja,

biasnaya menggunakan pancing no.7.

Umpan merupakan bagian yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

penangkapan ikan dengan tuna long line. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi

umpan pada alat penangkap ini antara lain adalah jenis ikan yang mempunyai sisik

mengkilat dengan warna yang menarik sehingga dengan mudah dapat dilihat pada jarak

yang jauh, kemudian tidak cepat busuk, rangka tulang kuat sehingga tidak mudah lepas

dari pancing bila tidak disambar ikan, mempunyai bau yang cukup tajam dan merangsang

serta disukai oleh ikan yang dipancing, tersedia dalam jumlah yang besar, dan murah

harganya. Ikan bandeng, ikan kembung, ikan layang dan cumi-cumi merupakan jenis

umpan yang banyak digunakan.

5. Perlengkapan lainnya

Perlengkapan lainnya yang dimaksud adalah alat-alat yang dipergunakan untuk

mempermudah dan mememperlancar kegiatan operasi penangkapan di kapal antara lain

adalah radar, RDF, line hauler, marline spike, catut potong, ganco, sikat baja, jarum

pembunuh, pisau, dan lain-lain.Tekhnik operasi penangkapan

Setelah semua persiapan telah dilakukan dan telah tiba di fishing ground yang telah

ditentukan. Setting diawali dengan penurunan pelampung bendera dan penebaran tali

utama, selanjutnya dengan penebaran pancing yang telah dipasangi umpan. Rata-rata

waktu yang dipergunakan untuk melepas pancing 0,6 menit/ pancing. Pelepasan pancing

dilakukan menurut garis yang menyerong atau tegak lurus terhadap arus. Waktu melepas

pancing biasanya wktu tengah malam,sehingga pancing telah terpasang waktu pagi saat

ikan sedang giat mencari mangsa. Akan tetapi, pengoperasian pada siang hari dapat pula

dilakukan.

Page 7: MAKALAH DDPI. NEKSI

Penarikan alat penangkap dilakukan setelah berada didalam air selama 3-6 jam.

Penarikan dilakukan dengan menggunakan line hauler yang diatur kecepatannya. Masing-

masing anak buah kapal telah mengetahui tugasnya sehingga alat penangkap dapat diatur

dengan rapi. Lamanya penarikan alat penangkap sangat ditentukan oleh banyakny hasil

tangkapan dan faktor cuaca. Penarikan biasanya memakan waktu 3 menit / pancing.

Perusahaan perikanan samudra bedar di Bali melakukan hauling sekitar 9-11 jam.

Selanjutnya dilakukan penanganan hasil tangkapan dan persiapan operasi selanjutnya.

B. BAGANG

Bagan merupakan salah satu jaring angkat yang dioperasikan di perairan pantai

pada malam hari dengan menggunakan cahaya lampu sebagai faktor penarik ikan.

Menurut Subani (1972) bahwa di Indonesia bagan ini diperkenalkan pada awal tahun

1950 dan sekarang telah banyak mengalami perubahan. Bagan pertama-tama digunakan

oleh nelayan Makasssar dan Bugis di Sulawesi Selatan, kemudian nelayan daerah

tersebut di bawah kemana-mana dan akhirnya hampir dikenal di seluruh Indonesia.

Deskripsi dan Jenis-jenis bagan

1. Bagan Tancap

Bagan tancap adalah merupakan rangkaian atau susunan bambu berbentuk persegi

empat yang ditancapkan sehingga berdiri kokoh di atas perairan, di mana pada tengah

dari bangunan tersebut dipasang jaring. Dengan kata lain alat tangkap ini sifatnya

Page 8: MAKALAH DDPI. NEKSI

inmobile. Hal ini karena alat tersebut ditancapkan ke dasar perairan, yang berarti kedalam

laut tempat beroperasinya alat ini menjadi sangat terbatas yaitu pada perairan dangkal.

Pada dasarnya alat ini terdiri dari bangunan bagan yang terbuat dari bambu, jaring

yang terbentuk segi empat yang diikatkan pada bingkai yang terbuat dari bambu. Pada ke

empat sisinya terdapat bambu-bambu menyilang dan melintang yang dimaksudkan untuk

memperkuat berdirinya bagan (Gambar 7.1). Di atas bangunan bagan dibagian tengah

terdapat bangunan rumah yang berfungsi sebagai tempat istirahat, pelindung lampu dari

hujan dan tempat untuk melihat ikan. Di atas bangunan ini terdapat riller yang terbuat

dari bambu yang berfungsi untuk menarik jaring. Umumnya alat tangkap ini berukuran 9

x 9 m sedangkan tinggi dari dasar perairan rata-rata 12 m, dengan demikian maka

kedalaman perairan untuk tempat pemasangan alat tangkap ini rata-rata pada kedalaman

8 m, namun pada daerah tertentu ada yang memasang pada kedalaman 15 m, karena

ditancap kedasar perairan maka substrak yang baik untuk pemasangan adalah berlumpur

campur pasir.

Jaring yang biasa digunakan pada alat tangkap ini adalah jaring yang terbuat dari

waring dengan mesh size 0,4 cm. Posisi jaring dari bagan ini terletak dibagian bawah dari

bangunan bagan yang diikatkan pada bingkai bambu yang berbentuk segi empat. Bingkai

bambu tersebut dihubungkan dengan tali pada ke empat sisinya yang berfungsi untuk

menarik jaring. Pada ke empat sisi jaring ini diberi pemberat yang berfungsi untuk

memberikan posisi jaring yang baik selama dalam air. Ukuran jaring biasanya satu meter

lebih kecil dari ukuran bagunan bagan .

Selama ini untuk menarik perhatian ikan berkumpul dibawah bagan, umumnya

nelayan masih menggunakan lampu petromax yang jumlahnya bervariasi dari 2 – 5 buah.

Metode Operasi Pengangkapan

Pada saat nelayan tiba di bagan maka yang pertama dilakukan adalah menurunkan

jaring dan pemasanagan lampu yaitu pada bulan gelap. Setelah beberapa jam kemudian

(sekitar 4 jam) atau dianggap sudah banyak ikan yang berkumpul di jaring telah terangkat

maka pengambilan hasil tangkapan dilakukan dengan menggunakan scoop net. Demikian

seterusnya. Jika operasi penangkapan ingin dilanjutkan kembali maka jaring diturunkan

keperairan seperti semula. Dalam satu malam operasi penangkapan bisa dilakukan

sampai tiga kali bergantung umur bulan.

Page 9: MAKALAH DDPI. NEKSI

Dalam perkembangan selanjutnya di mana lampu pertomaks yang selama ini

digunakan untuk mencari ikan, sudah sering dicoba dengan menggunakan cahaya dari

sumber lain misalnya dari lampu neon dengan menggunakan Accu sebagai sumber arus.

Ada bagan perahu yang jenisnya lain dari bagan rombo tetapi prinsip

penagkapananya sama. Bagan ini ukurannya lebih kecil dan menggunakan 2 buah perahu

(Gambar 7.2a), alat penggeraknya berupa layar. Alat tangkap seperti ini banyak

digunakan oleh nelayan-nelayan suku Bajo yang beroperasi di Teluk Bone. Sedangkan

sumber cahayanya masih menggunakan lampu pertromaks.

2. Bagan Rakit

Jenis bagan lain yang sangat sederhana dan biasa digunakan oleh nelayan

khususunya di sungai atau muara-muara sungai yaitu bagan rakit. Bagan ini terbuat dari

bambu, dimana operasinya berpindah-pindah. Proses operasi penagkapannya sama

dengan bagan tancap. (Gambar 7.2 b)

3. Bagan Perahu (Bagan Rambo)

Bagan ini sering pula disebut sebagai bagan perahu listrik. Ukurannya bervariasi

tetapi di Sulawesi Selatan umumnya menggunakan jaring dengan panjang total 45 m dan

lebar 45m, berbentuk segi empat bujur sangkar dengan ukuran mata jaring 0,5 cm dan

bahanya terbuat dari waring.

Jaring ini dirangkai satu demi satu sehingga membentuk segi empat besar. Pada

bagian tepi jaring terdapat tali ris yang berfungsi untuk menguatkan tepi jaring sehingga

tidak terbelit. Setiap tepi jaring dilengkapi dengan tali yang berfungsi untuk menurunkan

dan mengangkat jaring pada saat pengoperasiannya.

Tepi jaring tersebut terbagi 6 bagian untuk sisi depan dan belakang, sedangkan

pada sisi kanan dan kiri terbagi dua bagian. Untuk memudahkan penarikan tali agar tali

dapat tergulung dengan baik maka pada alat penggulungan tali (line hauler) digunakan

katrol-katrol yang terdapat pada kerangka bagan. Panajang tali penarik biasanya sekitar

60 m untuk satu bagan, dengan diameter 2,5 cm yang terbuat dari bahan polyethylene.

Untuk memperkuat bangunan bagan (kerangka bagan) biasanya digunakan kawat

baja (wire leader) dengan diameter 0,5 cm. Kawat tersebut tertumpu pada tiang utama

perahu panjang 15 m.

Page 10: MAKALAH DDPI. NEKSI

Pada bagian tengah bangunan bagan ini terdapat rumah yang berfungsi sebagai

tempat istirahat, tempat generator listrik, bahan bakar serta perlengkapan laut lainnya,

biasanya berukuran 8 x 3 meter. Sedangkan untuk mengumpulkan ikan dengan cahaya

digunakan generator yang berkekuatan puluhan ribu watt dengan voltasi 220 volt. Lampu

peranik ikan (biasanya merkuri) terletak pada bagian sisi kiri dan kanan kapal. Agar

bangunan kapal tidak terbawa arus pada saat operasi yang memungkinkan posisi/lokasi

penangkapan alat tangkap bagan menetap maka digunakan jangkar. Untuk menjaga

keseimbangan bagunan bagan diberikan anjang-anjang yang terletak pada kedua sisi

banguanan kapal, umumnya dari kayu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga

membentuk rangkaian yang bersilangan.

Dalam pengoperasiannya bagan ini dilengkapi dengan perahu motor yang

berfungsi untuk menggandeng bagan rambo menuju daerah penangkapan disamping

berfungsi sebagai pengangkut hasil tangkapan dari fishing grounds ke fishing base.

Metode Operasi Penangkapan

Waktu pengoperasian alat tangkap bagan perahu ini dapat dilakukan sepanjang

tahun dengan melihat penagggalan tahun qamariah. Jika ombak besar serta arus kencang

maka pengoperasian dilakukan di perairan yang terlindungi oleh gelombang yang besar.

Setting dimulai dengan melakukan penurunan jaring dengan memutar alat

penggulung tali pada sisi depan oleh Anak Buah Kapal, setelah jaring diturunkan lampu

mercury sebagai penarik ikan dinyalakan, hal ini berlangsung terus hingga ikan cukup

banyak bergerobol dibawah permukaan air. Pada saat akan dilakukan pengangkatan

Page 11: MAKALAH DDPI. NEKSI

jaring lampu menrcury dipadamkan secara bergilir sehingga hanya lampu yang berfungsi

untuk menarik ikan kepermukaan yang menyala. Dalam keadaan demikian jaring

diangkat secara perlahan-lahan dengan memutar alat penggulung tali. Setelah jaring

terangkat maka ikan-ikan yang ada di atas jaring segera diambil dengan menggunakan

alat pengangunk atau scoop net.

Untuk kegiatan operasi pengangkapan selanjutnya maka dimulai lagi dengan

penurunan jaring dan penyalaan lampu. Dalam semalam operasi penangkapan dapat

dilakukan 2 – 4 kali.

C. HUHATE (POLE AND LINE)

Huhate atau pole and line khusus dipakai untuk menangkap cakalang. Tak heran

jika alat ini sering disebut “pancing cakalang”. Huhate dioperasikan sepanjang siang hari

pada saat terdapat gerombolan ikan di sekitar kapal. Alat tangkap ini bersifat aktif. Kapal

akan mengejar gerombolan ikan. Setelah gerombolan ikan berada di sekitar kapal, lalu

diadakan pemancingan.

Terdapat beberapa keunikan dari alat tangkap huhate. Bentuk mata pancing

huhate tidak berkait seperti lazimnya mata pancing. Mata pancing huhate ditutupi bulu-

bulu ayam atau potongan rafia yang halus agar tidak tampak oleh ikan. Bagian haluan

kapal huhate mempunyai konstruksi khusus, dimodifikasi menjadi lebih panjang,

sehingga dapat dijadikan tempat duduk oleh pemancing. Kapal huhate umumnya

berukuran kecil. Di dinding bagian lambung kapal, beberapa cm di bawah dek, terdapat

sprayer dan di dek terdapat beberapa tempat ikan umpan hidup. Sprayer adalah alat

penyemprot air.

Pemancingan dilakukan serempak oleh seluruh pemancing. Pemancing duduk di

sekeliling kapal dengan pembagian kelompok berdasarkan keterampilan memancing.

Pemancing I adalah pemancing paling unggul dengan kecepatan mengangkat

mata pancing berikan sebesar 50-60 ekor per menit. Pemaneing I diberi posisi di bagian

haluan kapal, dimaksudkan agar lebih banyak ikan tertangkap.

Page 12: MAKALAH DDPI. NEKSI

Pemancing II diberi posisi di bagian lambung kiri dan kanan kapal. Sedangkan

pemancing III berposisi di bagian buritan, umumnya adalah orang-orang yang baru

belajar memancing dan pemancing berusia tua yang tenaganya sudah mulai berkurang

atau sudah lamban. Hal yang perlu diperhatikan adalah pada saat pemancingan dilakukan

jangan ada ikan yang lolos atau jatuh kembali ke perairan, karena dapat menyebabkan

gerombolan ikan menjauh dari sekitar kapal.

Umpan yang digunakan adalah umpan hidup, dimaksudkan agar setelah ikan

umpan dilempar ke perairan akan berusaha kembali naik ke permukaan air. Hal ini akan

mengundang cakalang untuk mengikuti naik ke dekat permukaan. Selanjutnya dilakukan

penyemprotan air melalui sprayer. Penyemprotan air dimaksudkan untuk mengaburkan

pandangan ikan, sehingga tidak dapat membedakan antara ikan umpan sebagai makanan

atau mata pancing yang sedang dioperasikan. Umpan hidup yang digunakan biasanya

adalah teri (Stolephorus spp.).

D. JARING TRAWL (TRAWL NETS)

Yang dimaksud dengan jaring trawl adalah suatu jaring kanting yang ditarik

dibelakang kapal berjalan menelusuri permukaan dasar perairan untuk menangkap ikan,

udang dan jenis ikan demersal lainnya. Menurut sejarahnya asalnya alat tangkap trawl ini

Page 13: MAKALAH DDPI. NEKSI

dari laut tengah dan pada abab ke 16 masuk ke Inggris, Belanda, Perancis, Jerman dan

negara eropa lainnya. Jaring trawl yang sekarang ini telah banyak mengalami perubahan

dan perkembangan jika dibandingkan dengan asal mulanya alat tangkap trawl ini dibuat.

Sesuai dengan terbukanya mulut jaring, pada dasarnya trawl secara garis besar

dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

a. Otter trawl : terbukanya mulut jaring dikarenakan adanya dua buah papan (otter

board) yang dipasang diujung muka kaki/sayap jaring yang pada prinsipnya menyerupai

layang-layang (kite).

Page 14: MAKALAH DDPI. NEKSI

b. Beam trawl : Terbukanya mulut jaring dikarenakan bentangan (rentangan) kayu/besi

pada mulut jaring, disebut juga fixsmouth trawl.

c. Paranzella : terbukanya mulut jaring karena ditarik oleh dua buah kapal yang

jalannya sejajar dengan jarak tertentu, disebut juga pair trawl.

a. Otter trawlOtter trawl termasuk jaring tarik yang sangat penting, bahkan terpenting

dibandingkan dengan trawl yang lain. Otter trawl menggunakan otter board dalam

kepentingan membuka mulut jaring kearah horisontal pada waktu operasi penangkapan

dilakukan. Jika di tinjau dari cara operasi penangkapannya maka otter trawl ada juga

yang disebut stern trawl dan side trawl. Stern trawl Stern trawl adalah otter trawl yang

cara pengoperasiannya (penurunan dan pengangkatan) jaring dilakukan dari bagian

belakang (buritan) kapal. Pukat udang (shrimp trawl) pada prinsipnya terdiri dari bagian

Page 15: MAKALAH DDPI. NEKSI

kantong (cod end), badan (body), sayap (wing), sewakan (otter board) dan tali tarik

(warp). Desain pukat udang pada prinsipnya adalah sama dengan pukat harimau atau

jaring trawl lainnya. Material (bahan) yang dipakai adalah PE, nylon, kawat (wire) Pukat

udang ini dioperasikan dengan ditarik menelusuri dasar perairan oleh kapal berukuran

100 GT atau lebih dengan anak buah kapal (crew) lebih dari 10 orang. Lama penarikan

antara 1-3 jam tergantung keadaan daerah penangkapan (fishing ground). Daerah

penangkapan dipilih dasar perairan yang permukaannya rata, berdasar lumpur atau

lumpur pasir.

Operasi penangkapan dapat dilakukan siang dan malam hari tergantung keadaan

pula. Hasil tangkapannya meliputi udang jerebung (Penaeus merguensis), udang windu

(Penaeus merguensis), udang dogol (Penaeus merguensis), udang krosok (Penaeus

merguensis). Hasil sampingannya adalah berbagai ikan demersal seperti : bulu ayam

(Setipirnna spp.), petek (Leiognathus spp.), gulamah (Sciena spp.), nomei (Harpodon

spp.), rajungan (Portunus pelagicus), cumi-cumi (loligo spp.), sotong (Sepia spp.) dan

lain-lainnya.

Double rigged shrimp trawl (Trawl udang ganda) Trawl udang ganda adalah otter

trawl yang dalam operasi penangkapannya menggunakan dua buah unit jaring sekaligus

yang ditarik pada kedua sisi lambung kapal. Dengan penggunaan trawl udang ganda ini

Page 16: MAKALAH DDPI. NEKSI

terutama berpengaruh terhadap luas liputan area penangkapan. Yang dengan demikian

diharapkan hasil tangkapannya menjadi berlipat ganda dibanding bila hanya

menggunakan satu jarring.

Side trawl

Yang dimaksud dengan side trawl (trawl samping) adalah otter trawl yang operasi

penangkapan (penurunan jarring/setting of the net dan cara pengangkatan jarring hauling

of the net) dilakukan dari salah satu sisi lambung kapal. Pada waktu penangkapan

dilakukan, arah angin merupakan factor penting. Dengan berkembangnya system

penangkapan dengan stern trawl maka system penangkapan dengan side trawl kurang

bahkan tidak berkembang lagi.

Page 17: MAKALAH DDPI. NEKSI

b. Pair Trawl (Trawl kapal ganda)

Pair trawl adalah termasuk tipe paranzela disebut trawl kapal ganda, atau juga

disebut bull trawl karena di dalam operasi penangkapannya menggunakan dua kapal, dan

otter board tidak digunakan lagi. Pair trawl lebih dikenal sebagai fish trawl (trawl ikan).

Hasil tangkapan utama adalah ikan-ikan demersal dan sebagian ikan pelagis. kakap

Page 18: MAKALAH DDPI. NEKSI

(lutjanus spp.), kurisi (Nemipterus spp.), selar (Caranx spp.), mata merah (Priacanthus

spp.), kuniran (Upeneus spp.), manyung (Arius spp.), beloso (Saurida spp.), lencam

(Lethrinus spp.), sontong (Sepia spp.), udang barong (Panulirus spp.) dan lain-lainnya.

c. Beam Trawl

Beam trawl disebut fix mouth trawl atau trawl bermulut tetap atau bingkai tetap.

Beam trawl adalah jarring tarik dimana terbukanya mulut jarring dikarenakan adanya

rentangan (bentangan) kayu atau besi pada mulut jarring. Bentangan atau rentangan dapat

dapat berbentuk bingkai empat persegi panjang atau menyerupai huruf U terbalik atau

seperti kuda-kuda. Bentuk jarring lebih menyerupai kerucut dan tanpa sayap /kaki

(bandingkan dengan jarring pada otter trawl). Bahan jarring dapat dari benang katun,

nilon, polyethylene. Panjang jarring seluruhnya kurang lebih 2 kali panjang bingkai.

Besar mata bervariasi kecil pada bagian kantong dan membesar kearah bagian mulut.

Hasil tangkapan terutama udang rebon disamping itu tertangkap ikan teri, tembang juga

ikut tertangkap. Untuk saat sekarang ini beam trawl sudah tidak digunakan lagi.

Page 19: MAKALAH DDPI. NEKSI

E. PUKAT CINCIN (PURSE SEINE)

Pukat cincin (purse seine) adalah jaringan yang terbentuk empat persegi panjang,

dilengkapi tali kerut yang bercincin yang diikatkan pada bagian bawah jaring sehingga

membentuk kerut dan seperti mangkuk. Alat penangkap ini ditujukan untuk menangkap

gerombolan ikan permukaan (pelagic fish). Alat tangkap ini tergolong efektif terhadap

target spesies dan kecenderungan tidak destruktif.

Secara umum purse seine adalah alat (gear) yang digunakan untuk menangkap

ikan pelagic yang membentuk gerombolan. Purse seine pertama kali dipergunakan di

perairan Rhode Island untuk menangkap ikan Menhaden (Brevoortia

tyrannus).Selanjutnya purse seine dipatenkan atas nama Barent Velder dari Bergen di

Page 20: MAKALAH DDPI. NEKSI

Norwegia pada tanggal 12 maret 1859. pada Tahun 1860 alat telah digunakan diseluruh

pantai Atlantik dan Amerika Serikat. Kemudian pada Tahun 1870 panjang purse seine

dirubah dari 65 fathom menjadi 250 fathom (I fathom = 1,825). Dari bentuk inilah purse

seine diperkenalkan ke Negara-negara Scandivania pada Tahun yang sama (Uktolseja

dalam Rahardjo 1978)

Berdasarkan data statistik Tahun 1962, perikanan purse seine menghasilkan

sebanyak 15,1% dari dari total tangkapan berbagai alat tangkap di jepang. Dengan

demikian purse seine merupakan penangkapan yang penting baik untuk perikanan pantai

maupun lepas pantai (off shore) (Nomura, 1975)

Menurut Ayodhyoa (1975;1981) ikan yang menjadi tujuan penangkapan dari

purse seine adalah ikan-ikan ”pelagic shoaling species” yang berarti ikan-ikan tersebut

haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea

surface)dan sangatlah diharapkan pula densitas shoal tersebut tinggi, yang berarti jarak

ikan dengan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin.

Prinsip menangkap ikan dengan purse seine ialah melingkari gerombolan ikan

dengan jaring, sehingga jaring tersebut membentuk dinding vertikal dengan demikian

gerakan ikan kearah horisontal dapat dihalangi. Setelah itu bagian bawah jaring

dikerucutkan untuk mencegah ikan lari ke arah bawah jaring.

Panjang purse seine bergantung dimensi kapal, waktu operasi dan jenis ikan yang

akan ditangkap. Purse seine yang ditujukan untuk operasi penangkapan pada siang hari

adalah lebih panjang dari purse seine yang ditujukan untuk penangkapan pada malam

hari. Begitu pula untuk jenis ikan, untuk menangkap jenis ikan tuna purse seine harus

lebih panjang karena jenis ikan ini termasuk perenang cepat. Jaring yang terlalu pendek

akan kurang berhasil dalam mendapatkan hasil tangkapan dan sebaliknya penambahan

jaring yang berlebih-lebihan tidak akan menjamin bertambahnya hasil tangkapan. Jadi

perlu ditentukan panjang optimum dari jaring yang dapat menghasilkan hasil tangkapan

paling banyak dalam waktu yang sama. Hal tersebut perlu ditinjau baik dari segi teknis

maupun ekonomis (Rahardjo, 1978).

Begitu pula dimensi kapal, semakin besar dimensi kapal maka kemampuan kapal

tersebut untuk membawa jaring dan alat bantu penangkapan ikan lainnya semakin besar,

dengan demikian jarak jangkau fishing ground-nya akan semakin luas.

Page 21: MAKALAH DDPI. NEKSI

Demikian juga lebar (depth) dari purse seine harus ditentukan dengan

memperhatikan behaviour dari ikan yang akan ditangkap dan kondisi perairan setempat.

Minimum laber dari jaring adalah dimaksudkan untuk mengikuti swimming depth dari

shoaling ikan. Depth dari jaring dikatakan cukup apabila ujung jaring tersebut pada

permulaan proses penarikan purse line adalah lebih dalam dari swimming layar shoaling

ikan.

Deskripsi Alat Tangkap

Seperti juga pada alat penangkapan ikan lainnya, maka satu unit purse seine jaring

terdiri dari jaring, kapal alat bantu 1 (roller, lampu, echosounder dan sebagainya).

Pada garis besarnya jaring purse seine terdiri dari kantong (bag, bunt), Badan

jaring, tepi jaring, pelampung (float, corck), tali pelampung (corck line, flaot line), sayap

(wing), pemberat (sinker, lead), tali penarik (purse line), tali cincin (purs ring), selvage

bagian-bagianya dapat di lihat pada gambar berikut.

1. tali ris atas

2. tali pelampung3. tali ris bawah4. tali pemberat5. tali pengangkut ris atas6. tali pengangkut ris bawah

Sebelum digunakan sintetic fiber untuk netting, cotton adalah yang paling banyak

digunakan. Pada tahun 1955 purse seine pertama kali menggunakan nylon net. Semenjak

itu tahun demi tahun penggunaan sintetic fiber untuk purse seine semakin berkembang

(Nomura, 1975). Fungsi mata jaring (mesin) dan jaring adalah sebagai dinding

penghadang dan bukan sebagai penjerat ikan (Ayodhyoa, 1975;1981). Sehingga perlu

ditentukan besarnya ukuran mata jaring (mesh size) dan ukuran benang jaring (twine)

Page 22: MAKALAH DDPI. NEKSI

yang sesuai untuk setiap jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Dengan demikian

pada saat pemilihan mesh size dan ukuran twine perlu mempertimbangkan fishing

eficiency baik efisiensi teknis maupun efisiensi ekonomis.

Banyaknya float dan sinker haruslah ditentukan dengan perbandingan yang sesuai,

sehingga total daya apung dari float lebih besar dari total berat jaring dalam air. Jadi

harus ada ekstra bouyancy yang berguna untuk mencegah jaring supaya tidak tenggelam

sewaktu dilakukan pursing dan juga untuk menjaga jaring dari pengaruh keadaan

lingkungan seperti arus, angin, gelombang dan sebagainya.

Netting yang digunakan untuk roundhaul net harus mempunyai strength yang

cukup dan tidak akan membuatikan terjerat pada bagian insangnya (gilled). Netting pada

setiap bagian purse seine dibuat tidak sama, baik mata ukuran jaring (mesh size) maupun

ukuran twine yang digunakan. Misalnya pada bagian bunt, mata jaring dibuat lebih kecil

dari bagian wing, akan tetapi ukuran twine-nya labih besar dari bagian wing.

Pamilihan netting material haruslah hati-hati dengan melihat dan

mempertimbangkan juga kekuatan arus dan keadaan stabil tidaknya arus tersebut. Jaring

harus mempunyai sinking speed yang tinggi sehingga tidak dihanyutkan oleh arus dan

dapat pula mencegah ikan melarikan diri. Untuk itu pada purse seine kita perlukan twine

yang halus dan berat, dengan permukaan yang licin (lunak).

Nylon filament (polyamide) halus dan mempunyai permukaan yang licin, tetapi

specific gravity-nya hanya 1,14 sehingga agak ringan bila berada dalam air. Specific

gravity air laut diperkirakan sekitar 1,03, sehingga perbedaan nilai specific gravity

hanyalah sekitar 0,11. oleh karena itu nylon tidak cocok dipasang pada seluruh jaring dan

hanya digunakan pada bagian bunt saja. Sedangkan saran (viydene chloride) mempunyai

specific gravity yang tinggi, yaitu 1,70. akan tetapi vinylidene chloride tidak cukup kuat

untuk digunakan pada jaring purse seine ukuran besar, untuk itu diadakan pencampuran

dari kedua material tersebut, sehingga dapat dihasilkan material yang kuat dan specific

gravity yang tinggi. Terylene (polyester) dan vinyl clorida, mempunyai kekuatan nomor 2

setelah vinylidene clorida dengan specific gravity 1,40. Tetpi keduanya juga terlalu lemah

bila digunakan sendiri, sehingga perlu dicampur dengan material lain seperti vinylon

(polyvinil alcohol), sehimgga hasil kombinasi tersebut diperkirakan mempunyai specific

gravity 1,30.

Page 23: MAKALAH DDPI. NEKSI

Pemakaian material untuk netting haruslah disesuaikan dengan tujuan

penangkapan. Misalnya untuk Horse Mackerel dan Mackerel purse seine yang beroperasi

pada malam hari dengan menggunakan lampu sebagai pegumpul ikan, kadang-kadang

lead line dapat mencapai dasar perairan. Hal semacam ini tidak lagi menghendaki sinking

speed yang tinggi, tetapi kebutuhan materialnya yang sesuai sehingga bentuk jaring tidak

mudah berubah dikarenakan arus, disamping itu material haruslah mempunyai daya tahan

yang tinggi terhadap gesekan-gesekan terhadap dasar perairan. Material yang cocok

untuk keadaan tersebut adalah vinylon dan tetoron. Sebaliknya sardin purse seine yang

operasinya pada siang hari haruslah mempunyai sinking speed yang tinggi sehingga bisa

tenggelam lebih cepat dan memungkinkan menangkap gerombolan ikan dengan

perbandingan volume jaring yang kecil. Dengan demikian material yang sesuai dengan

tipe alat tangkap tersebut nylon dan kyokurin. Pada operasi siang hari warna jaring perlu

menjadi pertimbangan, karena berhubungan dengan efek menakuti ikan (Rahardjo 1978).

Untuk tuna purse seine jaring memerlukan setting yang cepat dan sinking speed

yang tinggi, serta twine harus kaku dan tegar untuk dapat menahan gaya-gaya yang

timbul yang disebabkan oleh gelepar-gelepar tuna yang tertangkap. Disamping hal

tersebut tuna purse seine mempunyai float line yang lebih panjang jika dibandingkan

dengan tipe jaring purse seine yang lain, sehingga, memerlukan material yang kuat untuk

digunakan pada jaring ukuran besar. Material yang sesuai untuk tipe alat penangkapan

tersebut adalah nylon (Nomura, 1975).

Mesh size merupakan pula faktor penting yang harus daperhatikan pada jaring

purse seine, karena berhubungan langsung dengan ukuran ikan yang menjadi utama

penangkapan dan banyaknya ikan yang tertangkap. Pemilihan mesh size yang terlampau

kecil menyebabkan sinking speed akan menurun, tetapi mesh size yang terlampau besar

akan mengakibatkan tangkapan banyak yang lolos atau terjerat, disamping itu ikan yang

sudah terjerat sangat sulit untuk dikeluarkan dan memakan waktu untuk mengeluarkan

sehingga dapat merugikan.

Jika D adalah diameter twine (mm) dan L adalah panjang dari bar (mm), maka

dapat dikatakan bahwa netting yang mempunyai nilai D/L yang kecil akan lebih cepat

tenggelam dibandingkan dengan netting yang mempunyai nilai D/L yang besar

(Konagoya, 1971 dalam Rahardjo 1978). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Page 24: MAKALAH DDPI. NEKSI

ukuran mesh size akan mempengaruhi sinking speed akan semakin membesar dan

sebaliknya.

Oleh karena itu mesh size untuk purse seine adalah cukup apabila pada bagian

bunt telah memenuhi persamaan sebagai berikut:

Ao = (0,6- 0,7) a

Dimana ao adalah mesh size untuk purse seine pada bagian bunt dan a adalah mesh

size dari gill net untuk spesies ikan yang sama (Fridman, 1973).

Disamping mesh size hal lain juga penting diperhatikan adalah ukuran benang

(twine size). Seluruh bagian dari purse seine kecuali pada bagian bunt dibuat dari netting

dengan ukuran twine yang sama besar. Badan utama merupakan bagian terbesar dari

jaring (70-80%), harus dibuat dari netting dengan twine yang tipis sehingga bias lebih

ringan. Sedangkan pada bagian bunt dibuat dengan twine yang tebal yang lebih besar

daripada twine yang terdapat pada lajur netting yang berdekatan dengan bunt.

Untuk praktisnya dalam memilih netting dengan twine yang sesui untuk setiap

bagian dari jaring perlu mengetahui ratio d/a dimana d adalah diameter dari twine

sedangkan a adalah mesh size. Nilai d/a untuk setiap bagian dari jaring dapat dilihat pada

tabel 5.1.

Tabel 5.1. Nilai d/a untuk Setiap Bagian dari Jaring (Fridman, 1973)

Bagian dari jaring d/a

Bunt 0,04 – 0,05

Bagian yang berdekatan dengan bunt 0,03 – 0,04

Bagian lain (Wing) 0,025 – 0,03

Menurut Nomura (1975) selama hauling dengan menggunakan power block,

tension yang luar biasa dapat timbul pada benang jaring (netting twine) yang disebabkan

oleh keadaan operasi diluar dugaan. Dalam percobaan tegangan yang abromal atau

tegangan maximum (T max) pada twine dihitung 60 kali lebih besar dari tegangan rata,

(TN). Tetapi lebih amannya maka ditetapkan :

T max. = 100 x TN

Untuk berbagai ukuran purse seine, nilai TN (gram) berdasarkan pengamatan

diperkirakan mengikuti Rumus (Rahardjo 1978):

Page 25: MAKALAH DDPI. NEKSI

TN = 1 x n x (2y + 26,6) x 10-4

Dimana 1= panjang mesh size dalam keadaan teregang (cm)

n = jumlah mesh size kearah lebar jaring

y = jumlah yarn dari twine

5.3 Jenis dan Tipe Purse Seine

Purse seine dapat dibedakan atas berbagai segi. Ada yang mendasarkan pada ada

tidaknya kantong, sehingga dikenal ada purse seine berkantong dan purse aeine tanpa

kantong. Tetapi ada juga yang membedakan berdasarkan jumlah kapal yang digunakan

sehingga dikenal one boat purse seine dan two boat purse seine. Ada pula yang

menggolongkan berdasarkan jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan sehingga kita

kenal tuan purse seine, sardin purse seine dan sebagainya. Berdasarkan tipenya kita kenal

ada tipe Amerika dan tipe Jepang (Gambar 5.3)

Ayodhyoa (1981) menjelaskan perbandingan antara sistem one boat dengan two

boat sebagai berikut.

One Boat System

1. Dibandingkan dengan two boat system, cara operasi lebih mudah (tidak terlalu

compicated). Pada operasi malam hari, lebih mungkin menggunakan lampu untuk

mengumpulkan ikan pada one boat system, sedang untuk two boat system lebih

cenderung hanya untuk menangkap jenis-jenis ikan yang bergerak (mobile)

dendan pergerakan yang cepat pada siang hari.

2. Memungkinkan pemakaian kapal yang lebih besar, dengan demikian area operasi

akan lebih luas.

3. Pengaruh cuaca relatif kecil (lebih dapat dikuasai), dengan demikian jumlah kali

operasi lebih banyak.

4. Menarik jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan dan lain-lain pekerjaan di

dek memungkinkan di mekanisir dengan demikian kerja akan lebih efisien.

5. Dengan ukuran jaring yang sama, ukuran kapal akan lebih besar pada one boat

system dibandingkan dengan two boat system. Dengan demikian HP akan lebih

besar, yang menyebabkan kecepatan melingkar gerombolan ikan juga akan lebih

besar. Oleh sebab itu dapat dikatakan type one boat akan lebih ekonomis dan

efesien jika kapal di mekanisir.

Page 26: MAKALAH DDPI. NEKSI

Two Boat System

1. Teoritis waktu yang diperlukan untuk melingkari gerombolan ikan akan menjadi

sekitar seperdua dari waktu yang diperlukan oleh one boat system. Oleh karena itu

gerombolan ikan mudah dapat dilingkari dan dapat dilakukan dengan cepat,

diharapkan akan mengakibatkan catch yang besar.

2. sifat-sifat ikan, kondisi fishing ground (angin arus gelombang dan lain sebagainya),

kondisi saat operasidan lain-lain sebagainya akan mempengaruhi system yang akan

di pakai. Dalam hal-hal tertentu, two boat terkadang mendapatkan catch yang lebih

besar. Meskipun telah kita mencoba membandingkan antara one boat system dan

two boat system, dalam memilih tipe mana yang akan dipakai, masih banyak hal-

hal yang perlu diperhitungkan. Kondisi fishing ground, jumlah crew, skill dari crew

dan lain-lain sebagainya akan memberikan pengaruh. Tidaklah akan dapat

dikatakan mutlak bahwa one boat system akan unggul dibandingkan two boat

system, karena faktor-faktor ekonomi dan sosial akan merupakan penentu terakhir.

Metode Penangkapan

Pada umumnya dalam pengoperasian purse seine dikenal dua cara yaitu (1) purse seine

dioperasikan dengan mengejar gerombolan ikan, hal ini biasanya dilakukan pada siang

hari; (2) menggunakan alat bantu penangkapan seperti rumpon, cahaya, fish finder. Hal

ini dapat dilakukan pada siang hari dan malam hari.

a. Metode Operasi dengan Mengejar Gerombolan Ikan

1. Pertama-tama harus menemukan gerombolan ikan. Siri-siri adanya gerombolan ikan

biasanya ditandai dengan :

- Adanya perubahan warna air laut, karena gerombolan ikan berenang dekat

permukaan air.

- Ikan-ikan nelompat-lompat dekat permukaan (misalnya pada saat makan)

- Adanya buih-buih dekat permukaan laut akibat udara yang dikeluarkan ikan.

- Burung-burung yang menukik-nukik dan menyambar-nyambar di permukaan laut.

Hal-hal tersebut di atas biasnya pada saat senja hari atau pagi hari, disaat mana

gerombolan ikan diketemukan maka yang perlu diketahui adalah arah renang,

kecepatan renang, kepadatan, kedalaman perairan lalu faktor lainnya arah dan

Page 27: MAKALAH DDPI. NEKSI

kecepatan arus dan angin. Penentuan keputusan haruslah cepat mengingat ikan

selalu dalam keadaan bergerak.

2. Setelah hal tersebut telah diketahui maka barulah dilakukan pelingkaran jering

dengan menghadang arah renang ikan. Pada waktu melingkari gerombolan ikan

kapal dijalankan secepat mungkin dengan tujuan agar gerombolan ikan segera

terkepung.

3. Penarikan tali kolor. Setelah kedua tepi jaring bertemu maka dilakukan penarikan tali

kolor dengan maksud agar mencegah ikan agar tidak meloloskan diri ke bawah jaring.

Sekarang ini penarikan tali kolor menggunakan roller. Antara kedua tepi jaring

sering tidak tertutup rapat sehingga memungkinkan menjadi tempat ikan untuk

meloloskan diri. Untuk mencegah hal ini biasanya digunakan pemberat atau dengan

menggerak-gerakkan galah sehingga ikan takut bergerak ke arah tersebut.

4. Penarikan tubuh jaring, float line. ini ditarik jika bagian bawah jaring telah tertutup,

dengan demikian semua pemberat elah berada di atas kapal. Tubuh jaring dan float

line diatur kembali di atas kapal seperti semula.

5. Pengambilan hasil tangkapan. Ikan-ikan yang terkumpul pada bagian kantong atau

yang berfungsi sebagai kantong segera diserok ke atas kapal.

Jumlah awak kapal yang ikut dalam satu unit purse seine sangat bergantung pada

besarnya tonase kapal dan ukuran jaring purse seine. Di Sulawesi Selatan satu unit purse

seine dengan kapasitas kapal 10-15 GT jumlah awak berkisar 8-13 orang. Jika ukuran

kapal lebih besar tentu junlah awak akan lebih banyak lagi.

b. Metode Operasi Jika Menggunakan Alat Bantu Cahaya.

Berbeda halnya dengan mengejar gerobolan ikan, penangkapan ikan dengan purse

seine dengan menggunakan alat bantu cahaya, maka pengejajran gerombolan ikan tidak

perlu dilakukan karena pelingkaran jaring hanya berada pada sekitar cahaya lampu,

dengan demikian maka penangkapan dengan bantuan cahaya dapat dilakukan pada

malam hari di bulan gelalp. Metode operasinya sebagai berikut:

1. Menyalakan lampu. Biasanya ada kapal/perahu khusus yang

membawa lampu. Jika hari mulai gelap maka lampu yang berada pada perahu lampu

dinyalakan sambil melakukan labu jangkar. Sekitar 4 - 5 jam lampu dinyalakan atau

ikan sudah banyak yang bergerombol maka awak kapal yang ada di perahu lampu

Page 28: MAKALAH DDPI. NEKSI

tersebut akan memberikan kode kepada perahu jaring bahwa operasi pelingkaran siap

dilakukan, bersamaan dengan itu penarikan jangkar perahu lampu dilakuan.

2. Mengetahui arah arus. Hal ini penting diketahui sehubungan

dengan arah hanyutan jaring pada saat pelingkaran.

3. Penurunan jaring. Pada saat penurunan jaring kecepatan kapal

lebih rendah jika dibandingkan dengan mengejar gerombolan ikan, karena posisi

gero,bolan ikan tetap berada disekitar lampu.

4. Selanjutnya sama dengan operasi dengan mengejar gerombolan

ikan.

B. Metode Operasi Dengan Menggunakan Rumpon

Seperti halnya dengan menggunakan cahaya, dengan menggunakan rumpon juga

tidak perlu lagi mencari geombolan ikan, karena gerombolan ikan diharapkan telah

berkumpul disekitar rumpon. Metode penangkapannya adalah sebagai berikut:

1. Melepaskan tali rumpon. Pada tali rumpon ini diberikan pelampunb, dengan

demikian maka rumpon akan hanyut searah dengan arus permukaan air.

2. Melihat arah dan kecepatan arus untuk memprediksikan kecepatan dan

arahnya rumpon yang telah dilepaskan.

3. Melingkari gerombolan ikan yang ada di bawah rumpon.

4. Menarik tali kolor dari jaring. Setgelah jaring bagian bawah telah tertutup

maka rumpon tadi dikeluarkan dari jaring dan dikembalikan ke tali pelampung seperti

semula. Dengan demikian, ada awak yang bertugas khusus untuk menyelesaikan

rumpon tersebut sehingga kembali keposisi semula. Kegiatan selanjutnya sama dengan

operasi pengangkapan dengan mengejar gerombolan ikan.

c.Metode operasi jika menggunakan echosounder

Metode operasi penangkapan dengan menggunakan alat bantu Echosounder

tidaklah jauh berbeda dengan operasi dengan menggunakan alat bantu lainnya.

Perbedaanya terletak hanya pada pencnarian gerombolan ikannya. Dengan Echosounder

maka setiap saat dapat dimonitor ada tidaknya gerombolan ikan disuatu perairan serta

pada kedalaman berapa ikan tersebugt berada. Bahkan densitas dari gerombolan ikan

yang ada dapat dipresdiksi. Dengan demikian para penangkap ikan dengan menggunakan

Page 29: MAKALAH DDPI. NEKSI

alat ini tidak lagi tergantung pada siang atau malam hari tetapi kapan saja jika

menemukan gerombolan ikan.

Proses operasi penangkapannya sama dengan operasi dengan mengejar

gerombolan ikan.

Lain-lain

Purse seine tuna dimana lapisan thermoclinenya dangkal tidak perlu terlalu lebar

(dalam) seperti pada purse seine Amerika yang beroperasi di pasifik Timur. Purse seine

(terutama untuk cakalang) yagn dipakai di Filipina berukuran panjang antara 600 - 850

depa (190 - 250 m) namun belakangan kebanyakan berukuran 600 depa panjang dan

lebar 140 depa. Jaring yang dipakai berukuran antara 2,5 inci dengan benang PA No.210

D/30 - 210 D/54. Jaring ini diperkuat dengan salvage (piringan) yang dibuat dari benang

berukuran sampai 210 D/180. Purse seine ini dapat dioperasikan memakai kapal purse

seine 300 - 500 GT dengan engine 1.000 - 1.500 PK (Farid dkk 1989).

Dalam pengoperasiannya alat ini membutuhkan banyak alat bantu mulai dari puse

seine line winch, power blok, purse ring stripper, radar satelite navigator, scanning sonar

dan sebagainya. Beberapa contoh dari kapal-kapal Purse Seine modern dapat dilihat pada

gambar 5.5.

Penebaran alat dilakukan bila telah ditemukan gero,bolan ikan yang jumlahnya

dipandang mencukupi. Skipper yang berpengalaman akan dapat memperkirakan besar

gerombolan ikan berdasarkan gambaran yang terlihat layar monitor sonar.

Pancarian gerombolan umumnya didasarkan atas adanya benda-benda terapung di

laut atau gerombolan hiu, lumba-lumba dan sebagainya. Beberapa purse seine besar

mengoperasikan helikopter untuk mencek gambaran satelite remote sensing yang mereka

peroleh untuk memastikan jumlah dan kualitas gerombolan ikan yang tergambar melalui

satelite tersebut.

Belakangan penggunaan rumpom (fish aggregating device) makin banyak karena

teknologi ini sangat mengurangi biaya pencarian gerombolan ikan dan lebih menjamin

keberhasilan tebaran jaring. Di Filipina misalnya setiap purse seine dilengkapi 15 - 25

unit rumpon (payao). Di siang hari purse seiner atau range boat tinggal mensurvey payao

dan dengan sonar akan mengamati besar gerombolan ikan yang ada disekitarnya. Payos

yang dipasang dengan jarak 5 - 10 mil ini dengan mudah dapat ditemukan memakai

Page 30: MAKALAH DDPI. NEKSI

satelite navigator. Berdasarkan suatu pengamatan yang dilakukan pada bulan April 1988

di Filipina hanya dengan mensurvey 5 - 7 buah rumpon, skipper telah dapat memutuskan

dimana jaring akan di tebar nanti malam. Hasilnya antara 10 - 100 ton cakalang keesokan

harinya. Ini berarti kapal cukup berjalan 25 - 70 mil sehari. Sisanya adalah waktu

penangkapan dan berhanyut-hanyut.

Biasanya kapal penangkap tetap berada di fishing ground 1 - 3 bulan sedangkan

hasilnya dipindahkan ke kapal pengangkut setiap kali palkah telah penuh. Dengan

demikian jumlah hasil tangkapan yang akan diperoleh diharapkan semakin banyak dan

efisien akan semakin tinggi. Baik saat ini maupun pada masa-masa yang akan datang,

penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine tentu semakin berkembang dengan

berbagai perbaikan-perbaikan terhadap berbagai kelemahan-kelemahan dan kesulitan

yang mungkin ditemukan pada saat operasin penangkapan ikan dilakukan.

Budidaya Perikanan pada tiap jenis ikan

F. HAND LINES

Alat tangkap pancing Hand Lines merupakan alat pancing yang sangat sederhana, terdiri dari

pancing, tali pancing dan umpan. Jumlah mata pancingnya satu buah bahkan lebih, bisa menggunakan

umpan asli maupun buatan. Namun ukuran pancing dan besarnya tali pancing disesuaikan dengan

besarnya ikan yang akan ditangkap, seperti untuk menangkap Ikan Tuna menggunakan tali

monofiloment dengan diameter 1,5 - 2,5 mm dengan pancing nomor 5 - 1 dan ditambahkan timah

sebagai pemberat.

Page 31: MAKALAH DDPI. NEKSI