makalah dda 1
TRANSCRIPT
MAKALAH
DASAR-DASAR AGRONOMI
PERBANYAKAN TANAMAN
OLEH:
KELAS:A KELOMPOK:6
NEVI E. SIHOMBING D1A010004
ANGGA NOVRITA D1A0100
RICKY AGUSTANTO D1A010036
M.ANDRA PRATAMA D1A0100
MUSBAR ASIDO D1A010012
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010/2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat mneyelesaikan makalah ini tepat waktu. Adapun yang dibahas dalam laporan ini
adalah tentang apa itu “Perbanyakan Tanaman” dan apa saja yang berhubungan dengan
perbanyakan tanaman tersebut
Penyusunan makalah ini sebagai tugas pada semester ketiga mata kuliah Dasar-Dasar
Agronomi dengan program studi Agroteknologi (A), Fakultas Pertanian, Universitas Jambi
Tahun Ajaran 2011-2012, dan juga merupakan sebagai bukti dari apa yang dipelajari selama
ini.
kami sebagai anggota kelompok 6 menyadari dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat kesalahan maupun kekurangan dalam infonya. Oleh karna itu kami menerima
dengan besar hati saran dan komentar dari pembaca yang sifatnya membangun demi
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.
Jambi, Juni 2011
Penulis
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada awal perkembangan peradaban manusia di bumi hanya hidup dengan apa yang ada
di sekelilingnya dengan mencari biji-bijian dan buah-buahan. Dengan bertambahnya jumlah
manusia lama kelamaan apa yang dihutan tersebut tidak mencukupi lagi bagi kebutuhan
pangan sehari-hari. Pada keadaan inilah orang mulai berpikirdan mencoba untuk bercocok
tanam meski dengan teknologi asal tanam.
Sejak revolusi pertanian, perkembangan pertanian terus mengalami peningkatan. Manusia
yang lebih modern mulai mengembangkanteknik perbanyakan tanaman yang dipelajarinya
dari keladian-kejadian alam. Sejak perkembangan ilmu pengetahuan mulai maju, ditemukan
teknikperbanyakan tanaman yang lebih modern. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
dibahas tentang perbanyakan tanaman baik itu secara vegetative maupun generative.
I.2 Rumusan Masalah
- Kurangnya pengetahuan tentang apa itu perbanyakan tanaman
- Minimnya penguasaan tentang cara-cara perbanyakan tanaman dan apa-apa saja yang
mempengaruhinya.
I.3 Tujuan
- Untuk mengetahui apa itu perbanyakan tanaman dan cara-cara perbanyakan tanaman
tersebut.
II. PERBANYAKAN TANAMAN
Perbanyakan tanaman adalah usaha atau cara yang dilakukan untuk memperbanyak
atau mengembangbiakkan tanaman dengan berbagai cara agar populasi dan jenisnya tetap
terjaga hingga pada keturunan berikut nya.
Perbanyakan tanaman ini juga bertujuan untuk memperbanyak tanaman dengan cara yang
mudah dan biaya yang relative murah serta menambah pengetahuan.
Perbanyakan tanaman dapat dibagi menjadi dua cara yaitu : cara generative dan cara
vegetative.
1. Perbanyakan secara generative
Perbanyakan secara generatif adalah dilakukan dengan menanam biji yang dihasilkan
dari penyerbukan antara bunga jantan (serbuk sari) dan bunga betina (kepala putik).
Secara alami proses penyerbukan terjadi dengan bantuan angin atau serangga. Namun,
saat ini penyerbukan sering dilakukan manusia, terutama para pemulia tanaman untuk
memperbanyak atau menyilang tanaman dari beberapa varietas yang berbeda.
Keunggulan tanaman hasil perbanyakan secara generatif adalah sistem perakarannya yang
kuat dan rimbun. Oleh karena itu, sering dijadikan sebagai batang bawah untuk okulasi
atau sambungan. Selain itu, tanaman hasil perbanyakan generatif juga digunakan untuk
program penghijauan di lahan-lahan kritis yang lebih mementingkan konservasi lahan
dibandingkan dengan produksi buahnya. Bahkan, kegiatan budidaya tanaman sayur dan
beberapa jenis buah-buahan semusim seperti semangka dan melon tetap menggunakan
bibit biji yang berasal dari perbanyakan secara generatif, tetapi bibit yang digunakan
merupakan bibit-bibit unggul atau bibit biji varietas hibrida yang kualitas dan kuantitas
buahnya tidak diragukan lagi.
Sementara itu, ada beberapa kelemahan dari perbanyakan secara generatif, yaitu sifat biji
yang dihasilkan sering menyimpang dari sifat pohon induknya. Jika ditanam, dari ratusan
atau ribuan biji yang bersal dari satu pohon induk yang sama akan menghasilkan banyak
tanaman baru dengan sifat yang beragam. Ada yang sifatnya sama, atau bahkan lebih
unggul dibandingkan dengan sifat pohon induknya. Namun, ada juga yang sama sekali
tidak membawa sifat unggul pohon induk, bahkan lebih buruk sifatnya. Keragaman sifat
ini terjadi karena adanya pengaruh mutasi gen dari pohon induk jantan dan betina.
Kelemahan lainnya, pertumbuhan vegetatif tanaman hasil perbanyakan secara generatif
juga relatif lambat. Karena diawal pertumbuhannya, makanan yang dihasilkan dari proses
fotosintesa lebih banyak digunakan untuk membentuk batang dan tajuk tanaman.
Akibatnya, tanaman memerlukan waktu yang lama untuk berbunga dan berbuah.
Contohnya tanaman mangga, durian, lengkeng, manggis atau duku yang berasal dari hasil
perbanyakan secara generatif, baru akan berbuah setelah 8-10 tahun setelah tanam.
A. Menyiapkan Biji
Setelah biji dikeluarkan dari buah atau polongnya, bersihkan daging buah dan lendir
yang menempel agar tidak menjadi tempat tumbuhnya jamur. Untuk biji yang berukuran
bersar seperti biji mangga atau durian, pembersihan cukup dilakukan dengan mencucinya
menggunakan air bersih. Sementara itu, untuk biji berukuran kecil seperti biji jambu, atau
biji yang terbungkus lapisan pembungkus (pectin) seperti biji pepaya, pembersihan
dilakukan dengan meremas-remasnya menggunakan abu gosok sampai lendirnya hilang,
lalu dicuci dengan air bersih.
Setelah bersih, biji diseleksi dengan melihat penampilan fisiknya. Biji yang memenuhi
syarat sebagai benih adalah biji yang padat dan bernas, bentuk dan ukurannya seragam,
permukaan kulitnya bersih dan tidak cacat. Kemudian biji hasil seleksi fisik direndam
dalam air. Pilih biji yang tenggelam, karena ini menandakan daya kecambahnya lebih
tinggi dibandingkan dengan biji yang terapung. Biij-biji inilah yang digunakan untuk
memperbanyak tanaman secara generatif.
Sementara itu, untuk mencegah serangan penyakit, rendam biji di dalam larutan fungisida
dan bakterisida seperti Benlate atau Dithane dengan dosis 2-3 gram/liter. Bisa juga
menggunakan larutan formalin 4% atau sublimat 1% dengan dosis sesuai
dengan aturan yang tertera di label kemasan.
Ada beberapa tanaman yang bijinya harus segera disemai setelah dikeluarkan dari buah
atau polongnya. Biji seperti ini dikenal dengan biji rekalsitrans yaitu biji yang daya
kecambahnya akan menurun jika disimpan terlalu lama, atau bahkan tidaka akan tumbuh
jika dikeringkan. Contohnya adalah biji kemiri, meranti, mahoni,
mangga, durian, dan nangka.
Namun, ada juga biji yang tetap berdaya kecambah tinggi walaupun sudah dikeringkan
sampai kadar airnya hanya 5-10% dan disimpan dalam waktu yang lama.
Asalkan dikemas dengan baik dan selalu terjaga suhu, cahaya dan kelembabannya. Biji
seperti ini disebut biji orthodok. Contohnya adalah biji sayuran seperti cabai dan tomat;
biji tanaman buah berumur pendek seperti semangka, melon, dan pepaya; serta biji
tanaman kehutanan seperti jati dan sengon.
B. Perlakuan Biji
Ada kalanya biji yang disemai lambat berkecambah bahkan tidak berkecambah sama
sekali, walaupun media semainya sudah cocok. Hal ini disebabkan oleh dormansi yaitu
keadaan terbungkusnya lembaga biji oleh lapisan kulit atau senyawa tertentu. Sebenarnya,
dormansi merupakan cara embrio biji mempertahankan diri dari keadaan lingkungan yang
tidak menguntungkan, tetapi berakibat pada lambatnya proses perkecamabahan. Berikut
ini jenis-jenis dormansi biji dan cara mengatasinya.
Dormansi fisik
Dormansi fisik sering terjadi pada biji tanaman sayuran dan beberapa jenis tanaman
kehutanan seperti sengon, akasia, jambu mete dan kaliandra. Penyebabnya adalah
kulit biji yang tidak dapat dilewati oleh air. Cara mengatasinya, siram dan rendam biji
dalam air panas selama 2-5 menit sampai kulitnya menjadi lebih lunak. Kemudian,
rendam biji di dalam air dingin selama 1-2 hari agar air dapat menembus pori-pori
kulit biji dan sampai ke embrionya.
Dormansi Mekanis
dormansi mekanis sering terjadi pada biji jati, kemiri, kenari, dan mangga.
Penyebabnya adalah kulit biji yang terlalu keras sehingga sulit ditembus calon akar
dan tunas. Pada biji mangga, dormansi ini dapat diatasi dengan menyayat dan
membuang kulit bijinya. Sementara itu, pada biji yang terbungkus tempurung seperti
biji kemiri dan kenari, dormansi mekanis dapat diatasi dengan membuang
tempurungnya menjadi tipis, rusak atau retak agar mudah ditembus calon akar dan
tunas. Caranya dengan mengetok pukul, mengikir-asah, menggesekkan pada lantai
kasar, menggesek menggunakan kertas pasit, atau dengan
membakarnya sebelum disemai.
Dormansi kimia
dormansi kimia sering terjadi pada biji yang mengandung lapisan pektin seperti biji
pepaya. Penyebabnya adalah adanya kandungan zat tertentu di dalam biji yang
menghambat perkecambahan. Cara mengatasinya, rendam biij di dalam larutan
Atonik dengan dosis 1 cc per 2 liter air selama 1 jam. Kemudian peram biji dengan
gulungan kain basah selama 24 jam.
C. Penyemaian
Biji dapat disemai secara massal atau satu per satu. Jika disemai massal, wadah yang
digunakan adalah bedengan. Jika disemai satu per satu wadah yang digunakan adalah
wadah-wadah kecil seperti kotak kayu, polibag, pot plastik, keranjang kayu (besek), atau
gelas bekas air mineral.
SIKLUS HIDUP SEKSUAL ATAU GENERATIF
Dalam siklus ini biji digunakan sebagai alat perbanyakan. Sifat turunan merupakan
sumbangan genetis tetuanya. Reproduksi dengan biji akan menyebabkan variasi antar
tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dari kecambah terjadi dalam 3 fase.
Fase embrio dimulai dengan fusi antara gamet jantan dan betina untuk membentuk
zigot.
Fase juvenile dimulai dengan perkacambahan biji dan embrio tumbuh menjadi
tanaman muda. Dalam vase ini pertumbuhan vegetative yang mendominasi
morfologi tanaman berkembang. Secara umum tanaman pada fase ini tidak
responterhadap zat perangsang pembungaan.
Pada fase dewasa tanaman mencapai ukuran maksimal dan memakai stadia yang
didominasi oleh pembentukan bunga dan biji.
Fase transisi adalah fase pada saat tanaman secara bertahap kehilangan sifat
juvenilitasnya dan memasuki masa dewasa. Perubahan ini ditujukan pada
perubahan morfologi seperti hilangnya kemampuan berkambang secara
vegetative, meningkatnya kemampuan untuk memberikan responkepada zat
perangsang pembungaan.
2. Perbanyakan Secara Vegetatif
Perbanyakan secara vegetative adalah perbanyakan tanaman tanpa adenya proses
pertamuan antara gamet jantan dan gamet betina atau sering disebut dengan reproduksi
aseksual. Berikut ini adalah pembagian proses perbanyakan tanaman secara vegetative.
Perkembang Biakan Tak Kawin Secara Alami / Vegetatif
Alami
Perkembangbiakan secara alami adalah berkembang biaknya
tumbuhan tanpa bantuan tangan manusia untuk terjadi
pembuahan / anakan tanaman baru.
- Umbi Lapis
Umbi lapis adalah tumbuhnya tunas pada sela-sela lapisan umbi.
Contohnya seperti bawang merah, bawang putih, bakung dan bunga
tulip.
- Umbi Batang
Umbi batang adalah batang yang beralih fungsi sebagai tempat
penimbunan makanan dengan calon tunas-tunas kecil yang berada di
sekitarnya yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Contoh seperti
jagung, ketela rambak, kentang dan gembili.
- Geragih
Geragih adalah batang yang menjalar secara terus-menerus di mana
pada ruas batang dapat muncul tunas-tunas baru. Misalnya seperti
tanaman rumput teki, arbei, kangkung, dan lain sebagainya.
- Akar Tunggal
Akar tunggal adalah tunas yang muncul pada batang tumbuhan yang
tumbuh secara mendatar di tanah. Contohnya seperti keladi, alang-
alanga, dll.
- Spora
Spora adalah cara tumbuhan paku, lumut dan jamur berkembang biak
dengan membentuk spora tempat tunas baru akan muncul.
- Tunas
Tunas adalah tumbuhan anakan yang muncul di samping tumbuhan
induknya. COntohnya yakni seperti pohon pisang, bambu, tebu, dan
lain sebagainya.
- Tunas Adventif
Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh pada bagian-bagian tertentu
seperti pada akar, daun, dsb. Contoh tanaman bertunas adventif
adalah seperti pohon cemara, kesemek, sukun, dll.
- Hormegenium
Hormegenium adalah perkembangbiakan yang terjadi pada tumbuhan
ganggang berbentuk benang dengan cara memutus benang yang ada.
Pada benang yang terputus nantinya kana tumbuh individu baru.
- Pembelahan Sel. Pembelahan sel adalah perkembangbiakan pada
tumbuhan bersel satu.
Perkembang Biakan Tidak Kawin Buatan / Reproduksi Vegetatif Buatan
Perkembangbiakan secara buatan adalah berkembang biaknya tumbuhan
tanpa bantuan campur tangan manusia.
a. Metode Mencangkok / Cangkok
Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti
batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul
akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain.
Contoh: jeruk, mangga, jambu, rambutan dan tumbuhan berkambium lainnya.
Langkah atau urutan kegiatan dalam perbanyakan tanaman dengan cara pencangkokkan
antara lain :
1) memilih batang yang akan di cangkok.
2) Membuat guratan pada kulit yag akan dicangkok.
3) Mengupas kulit sepanjang 5-7 cm.
4) Mengikis bagian kambium kuli yang telah dikupas.
5) Mengolesi bagian atas batang yang telah dikikis dengan Rootone F untuk
memperceot pertumbuhan (jika ada).
6) Kulit kupasan dibungkus dengan media tanam (tanah, gambut atau luut).
7) Membalut media tanam yang dibuat tadi dengan plastik, sabut kelapa atau karung goni,
kengikat pada ujung-ujung balutan.
9) Menyiram cangkokkan secara teratur.
· Keuntungan pembibitan dengan sistem cangkok:
o Produksi dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman induknya.
o Tanaman asal cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air tanahnya tinggi atau di
pematang kolam ikan.
· Kerugian pembibitan dengan sistem cangkok:
o Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering.
o Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar tunggang.
o Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang dipotong.
o Dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa batang saja, sehingga
perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan dengan cara ini.
1. Pengupasan kulit batang 2. Pengikatan lembaran plastik di bawah
kupasan kulit daun
3.Pengisian media ke dalam lembaran 4.Tehnik pencangkokan konvensional telah
selesai
plastik
b. Merunduk / Menunduk
Merunduk adalah teknik berkembang biak tumbuh-tumbuhan dengan cara menundukkan
batang tanaman ke tanah dengan harapan akan tumbuh akar. Setelah akar timbul, maka
batang sudah bisa dipotong dan dibawa ke tempat lain.
c. Menyetek / Nyetek
Menyetek adalah perkembangbiak tumbuhan dengan jalan menanam batang tanaman agar
tumbuh menjadi tanaman baru. Contohnya seperti singkong.
· Keuntungan bibit dari setek adalah:
o Tanaman buah-buahan tersebut akan mempunyai sifat yang persis sama
dengan
induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan rasanya.
o Tanaman asal setek ini bisa ditanam pada tempat yang permukaan air
tanahnya dangkal,
karena tanaman asal setek tidak mempunyai akar tunggang.
o Perbanyakan tanaman buah dengan setek merupakan cara perbanyakan yang
praktis
dan mudah dilakukan.
o Setek dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak memerlukan
teknik
khusus seperti pada cara cangkok dan okulasi.
· Kerugian bibit dari setek adalah:
o Perakaran dangkal dan tidak ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang
tanaman
menjadi mudah roboh.
o Apabila musim kemarau panjang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan.
entres siap disemai
d. Menyambung / Mengenten
Mengenten adalah perkembang biakan buatan yang biasanya dilakukan pada tumbuhan
sejenis buah-buahan atau ketela pohon demi mendapatkan kualitas buat yang baik.
Adapun teknik-teknik menyambung sebagai berikut :
1) batang bawah dipotong mendatar dengan gunting atau pisau yang tajam. Daunnya
disisakan satuata dua pasang kemudian pada luka potongan batang dibuat celah ditengah-
tengah sepanjang 3-4 cm dengan pisau sambung.
2) Entres dipilih dari ruas ke dua dan dipotong per ruas + 7 cm. Daun dan cabang dikupir
labih kurang 1,5 cm dari sumbu entres. Kemudian pangkan entres diruncingkan sebelah
kanan dan kirinya sepanjang 3-4 cm.
3) Entres kemudian dimasukkan sedalam celah pada batang bawah, kemudian diikat
dengan tali rafia.
4) Untuk menjaga kelengesan pada sambungan sambungan sungkup sengan kantong
plastik.
5) Untuk menjaga kelengesan tanah, sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan
penyiraman.
6) Setelah selang 30 – 35 hari dapat diketahui berhasil atau tidaknya penyambungan
tersebut yaitu melihat ada tidaknya tunas yang tumbuh pada batang atas. Bila tunas sudah
kelihatan tumbuh maka sungkup plastik harus dibuka.
Pemotongan batang bawah pembelahan batang bawah
e. okulasi
Penempelan atau okulasi (budding) adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan
sedemikian rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu
tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya.
· Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan disebut batang
bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut stock.
· Bagian tanaman yang ditempelkan atau disebut batang atas, entres (scion) dan merupakan
potongan satu mata tunas (entres).
Cara okulasi
1. Perlakuan pendahuluan
· Batang bawah dengan polybagnya dipegang dan diangkat sedikit keatas lalu ditekan
miring ke bawah sehingga posisi tanaman dan polybagnya menjadi miring ke arah luar,
agar memudahkan mencari posisi batang yang akan di tempel dan pengerjaan
penempelan,gerakan ini juga mampu menjatuhkan embun/air yang melekat di daun, agar
lebih banyak embun/air yang jatuh, gerakan batang bawah sekali lagi dengan tangan.
· Batang bawah dibersihkan dari kotoran/debu dengan cara mengusap dengan ibu
jari dan telunjuk tangan kita pada bagian yang akan dibuat sobekan untuk okulasi.
2. Pembuatan sayatan untuk tempat menempel entres
· Lihat dan perhatikan bagian batang bawah yang akan dijadikan tempat okulasi.
· Penentuan tempat okulasi, buat tempat sayatan/kupasan/sobekan setinggi 3 kali
tinggi/panjang silet dari batas akar dan batang, karena bila okulasi pertama gagal
setelah 3 minggu kita bisa mengokulasi lagi tepat berjarak sepanjang silet dibawah luka
okulasi pertama pada sisi yang berlawanan, kalau okulasi ke-2 masih gagal dalam 3
minggu berikutnya kita dapat mengulang untuk yang terakhir kali atau yang ke-3
berjarak sepanjang silet pada sisi yang berlawanan dengan okulasi ke-2 atau sama sisi
dengen okulasi ke-1. Kalau itupun gagal kita bisa gunakan alternatif dengan teknik
sambung pucuk atau kita menunggu tanaman tumbuh lebih tinggi. Tetapi jangan
melakukan okulasi 2 atau 3 sekaligus pada tanaman karena itu akan membuat stress
tanaman.
· Panjang silet sekitar 4 cm, sehingga jarak tempat okulasi pertama adalah setinggi
sekitar 12 cm di atas batas akar dan batang.
· Buang daun dibawah posisi tempat sayatan, untuk memudahkan penempelan atau
tidak menghalangi pandangan.
· Penyayatan kulit batang bawah mendatar selebar 3-4 mm dengan 2 atau 3 kupasan,
tergantung pada besar kecilnya diameter batang bawah dan diseimbangkan dengan besar
kecilnya entres, lalu ditarik ke bawah sepanjang lebih kurang 1,5 - 3cm, sehingga menjulur
seperti lidah. Sayatan ini kemudian dipotong ¾ panjangnya atau menyisakan sedikit
sayatan (<1/3 bagian) cukup untuk tempat menahan sayatan atau pola mata entres.
3. Pengambilan mata entres
· Kriteria mata entres yang baik dari segi ukuran:
o Mata entres yang sudah plast/mekar (tidak bagus).
o Mata entres yang besar tapi belum plast/sedang/bentuknya sudah menonjol (terbaik
untuk ditempel).
o Mata tunas kecil/dormant/istirahat (dapat digunakan tapi agak lama melekatnya dan
pertumbuhannya juga relatif lama).
· Kriteria mata entres yang baik dari segi pengerjaan dan bentuk:
o Mudah dikupas (menandakan bawah kambiumnya/jaringannya aktif).
o Kelihatan bernas/sehat/segar.
o Diambil dari ranting yang berdiameter 2-4 mm, atau diameternya sama dengan
batang bawah.
o Warna kulit sama dengan warna kulit batang bawah (ini menunjukkan kesesuaian
secara fisiologis).
· Pengambilan/pengupasan pola mata entres dari atas ke bawah, karena yang
dilekatkan/yang menjadi faktor penentu tingkat keberhasilan adalah lekatan pola
entres bagian bawah rapat dengan pola jendela di batang bawah.Atau dengan kalimat
lain bahwa yang diperlukan adalah sisi bawah yang bersih, karena syarat mutlak agar
tempelan jadi adalah pola mata entres harus melekat/menempel rapat pada sisi
bawah dan salah satu sisi samping, sedangkan sisi atas dan sisi samping lainnya tidak
melekatpun tidak apa-apa, tetapi lebih sempurna kalau semua sisi menempel rapat
(tetapi keadaan tersebut sulit dicapai). Ukuran sayatan mata tempel sedikit lebih kecil
dari ukuran sayatan batang bawah.
· Disayat agak dalam sehingga menembus kayu.
· Tangan kiri memegang ranting yang mau diambil mata entresnya, ibu jari tangan kiri
menahan ranting dan membantu mendorong ke arah atas saat silet ditangan kanan
mulai bergerak membuat sayatan menembus kayu, panjang sayatan sekitar 0.5-1 cm
diatas mata entres dan 0.5-1 cm dibawah mata entres (sayatan mata entes sepanjang
sekitar 1-1.5 cm),
sayatan untuk pengambilan entres harus dengan satu gerakan
mulus searah dan tidak boleh dengan gerakan terputus-putus.
· Setelah sayatan melewati mata entres, kemudian membuat keratan melingkar
mengarah miring ke dalam menghubungkan kedua sisi sayatan bidang pola mata
entres, untuk memisahkan mata entres dengan kayu dengan cara mengait pola dengan
ujung silet atau dengan kuku jari dengan sontekan halus sehingga terlepaslah kulit
yang membawa mata entres dengan kayu dan sayatan kayu tidak terlepas dari ranting.
· Apabila ranting yang terdapat mata entres terlalu kecil, biasanya sayatan ikut
melepaskan kayu terikut dengan sayatan, kalau itu terjadi kita masih dapat
memisahkan mata entres dengan kayu tersebut dengan sontekan ujung silet yang hatihati.
Kemudian rapikan irisan sisi bawah entres untuk menghindari irisan sisi bawah
entres dari kotoran atau infeksi, yang menjadi perhatian pola sayatan mata entres
harus bersih dari kayu dan apabila dilihat tidak meninggalkan lubang di bekas kulit
mata entres, maka sayatan pola mata entres tersebut siap untuk ditempelkan.
4. Menempelkan mata entres ke sayatan batang bawah
· Ambil sayatan mata entres, masukkan, lekatkan, tempelkan, tancapkan dan tekan
entres pada sisa sobekan di batang bawah.
· Prinsipnya semakin cepat penempelan dari pengambilan entres semakin baik, persen
jadinya makin tinggi.
5. Pengikatan
· Ambil tali dan tarik tali plastik yang disiapkan untuk pengikatan, pengikatan dari
bawah tempelan melingkar ke atas dimulai sekitar 0.5 cm di bawah sayatan/jendela,
tali plastik disusun saling tindih seperti menyusun genting, pengikatan dengan hatihati
jangan terlalu kencang (mengganggu proses penyatuan batang bawah dan
entres), atau kurang kencang/kendur (air bisa masuk ke luka tempelan, sehingga
menginfeksi tempelan) gunakan perasaan dalam pengikatan.
· Pengikatan di dekat mata entres harus lebih hati-hati, ikat bagian bawah mata entres
menuju bagian atas mata entres, ikat arah menyilang menuju bawah mata entres, ikat
bagian bawah mata entres, kembali menyilang ke atas mata entres usahakan sekitar
mata entres terikat sempurna sehingga air tidak masuk ke dalam tempelan. Lanjutkan
pengikatan ke arah atas sampai ikatan menutupi 0.5 cm diatas luka sayatan batang
bawah, lalu kunci ikatan dan tarik tali plastik dan potong/rapikan sisa tali plastik.
· Mata entres yang besar atau menonjol, semisal pada durian tidak ditutup tali plastik
saat pengikatan,
tangkai daun dipotong penuh/biasanya tangkai daunnya sudah
tanggal dengan sendirinya bila mata entres sudah besar.
· Mata entres yang masih kecil ditutup dengan tali plastik, tetapi disiasati dengan
menyisakan potongan tangkai daun dibawahnya agak panjang sedikit, sehingga walaupun
di tutup tapi sisa potongan tangkai daun masih mampu melindungi mata entres kecil
dari tekanan pengikatan tali plastik sehingga cukup ruang untuk tumbuh dan mata
entres tidak patah. Jika mata tunasnya tidak menonjol seperti pada mangga dan jeruk,
mata tunas boleh ditutup rapat dengan pita plastic
Kultur Jaringan
Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk mengisolasi,
sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang
mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian
tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.
Perbanyakan tanaman menggunakan bagian jaringan tanaman(jaringan akar, tunas, pollen
dsb.) menjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi invitro (didalam gelas), menggunakan
media buatan yang dilakukan di tempat steril.
Proses pada kultur jaringan
Teknik Kultur Jaringan tanaman dapat ditetapkan untuk beberapa tujuan agronomi sebagai
berikut :
Perbanyakan secara vegetative
Perbanyakan melalui kultur jaringan sangat bermanfaat untuk tanaman yang
persentase untuk perkecambahan bijinya rendah, tanaman yang berasal dari tetua yang
tidak menunjukkan sterilitas jantan, hibrida-hibrida yang unik, perbanyakan pohon-
pohon elite, pohon untuk batang bawah, tanaman yang selalu diperbanyak secara
vegetative.
Pemuliaan Tanaman
Melalui kultur jaringan, tujuan pemuliaan tanaman dapat dicapai dengan lebih cepat
dibandingkan konvensional karena kultur jaringan dapat memperkecil hambatan
alamiah yang biasa dijumpai bila menggunakan metode konvensional.
Penyimpanan Plasma nutfah
Kultura jaringan dapt digunakan untuk menyimpan sel-sel tanaman yang penting
sebagai usaha koleksi dan konservasi untuk penelitian atau keperluan lain.
Produksi metabolit sekunder
Analogi dengan kultur mikroorganisme, kini diusahakan untuk memperoleh bahan
obat-obatan atau metabolit sekunder yang lain secara in vitro dari tanaman tinggi.
Keuntungan memperbanyak secara vegetatif:
1. Diperoleh sifat keturunan baru sama dengan induknya
2. lebih cepat memperoleh hasil (berbuah)
Kerugian memperbanyak secara vegetatif:
1. Tanamannya tidak sekokoh bila ditanam dari biji.
2. jumlah turunan baru yang diperoleh dalam waktu tertentu terbatas
3. tanaman induk akan menderita bila terlalu banyak bagian tanaman yang di-stek atau
dicangkok.
III. PENUTUP
Kesimpulan
adapun kesimpulan yang dapat dikutip adalah sebagai berikut :
Perbanyakan tanaman adalah usaha atau cara yang dilakukan untuk
memperbanyak atau mengembangbiakkan tanaman dengan berbagai cara agar
populasi dan jenisnya tetap terjaga hungga pada keturunan berikut nya.
Perbanyakan tanaman dapat dibagi menjadi tiga yaitu perbanyakan secara
generative, perbanyakan secara vegetative, dan perbanyakan secara kultur jaringan
Perbanyakan secara generative dapat dilihat dengan biji, sedangkan vegetative
dapat dibedakan menjadi
DAFTAR PUSTAKA
Soverda nerty, dkk. Dasar-dasar Agronomi. Universitas Jambi, Jambi.
http://ardiant181.wordpress.com/2009/01/08/perbanyakan-tanaman-secara-generatif/
http://www.worldagroforestrycentre.org/sea/Publications/files/book/BK0094-
06/BK0094-06-1.PDF
http://id.wikipedia.org/wiki/Reproduksi_vegetatif