makalah citra tubuh.docx

28
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keindahan ataupun penampilan ragawi yang menarik, merupakan salah satu aspek penting dalam membuat kesan pertama dan juga bisa membuat orang lain tertarik pada diri kita. Sekalipun penilaian seperti ini tentulah sangat dangkal dan terkesan tidak melihat 'isi' ataupun hal-hal lain di luar penampilan, tetapi tidak bisa disangkal bahwa orang memang cenderung melihat penampilan fisik ataupun tampilan luar saja. Menurut pendapat peneliti, kita akan lebih merasa senang jika melihat orang yang memiliki penampilan 'enak dipandang' dan bersih daripada orang yang 'dekil', kotor atau tidak terawat. Salah satu aspek penampilan fisik yang penting dan merupakan hal yang paling 'terlihat' adalah tubuh. Tubuh yang langsing, ramping, kencang bagi wanita ataupun tubuh pria yang berotot, tinggi besar, 'keras' bagi pria merupakan idaman semua orang. Jika dibandingkan dengan tubuh yang 'kerempeng', kurus kering ataupun tubuh gemuk yang buruk, 'malas' dan terlihat tidak lincah, orang lebih ingin memiliki tubuh ideal yang langsing dan kencang, 1

Upload: bennygunawan

Post on 26-Dec-2015

137 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah citra tubuh.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keindahan ataupun penampilan ragawi yang menarik, merupakan salah

satu aspek penting dalam membuat kesan pertama dan juga bisa membuat orang

lain tertarik pada diri kita. Sekalipun penilaian seperti ini tentulah sangat dangkal

dan terkesan tidak melihat 'isi' ataupun hal-hal lain di luar penampilan, tetapi tidak

bisa disangkal bahwa orang memang cenderung melihat penampilan fisik ataupun

tampilan luar saja.

Menurut pendapat peneliti, kita akan lebih merasa senang jika melihat

orang yang memiliki penampilan 'enak dipandang' dan bersih daripada orang yang

'dekil', kotor atau tidak terawat. Salah satu aspek penampilan fisik yang penting

dan merupakan hal yang paling 'terlihat' adalah tubuh. Tubuh yang langsing,

ramping, kencang bagi wanita ataupun tubuh pria yang berotot, tinggi besar,

'keras' bagi pria merupakan idaman semua orang. Jika dibandingkan dengan tubuh

yang 'kerempeng', kurus kering ataupun tubuh gemuk yang buruk, 'malas' dan

terlihat tidak lincah, orang lebih ingin memiliki tubuh ideal yang langsing dan

kencang, yang menandakan kesehatan dan juga membuat seseorang lebih terlihat

percaya diri dan menarik.

Penampilan fisik juga merupakan salah satu aspek yang penting untuk

menarik perhatian lawan jenis. Dari segi fisiologis, penelitian pada perilaku

hewan yang dilakukan oleh ahli zoologi mengemukakan bahwa binatang jantan

maupun betina mengalami perubahan fisiologis yang terjadi tanpa disadari ketika

mereka berusaha menarik perhatian satu sama lain. Perilaku yang sama juga

terjadi pada manusia, karena terjadi secara tidak disadari dan tidak bisa dijelaskan,

perilaku-perilaku ini kemungkinan besar merupakan bawaan.

1

Page 2: Makalah citra tubuh.docx

B. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan konsep tentang citra tubuh?

2. Jelaskan asuhan keperawatan tentang konsep diri yaitu citra tubuh?

C. TUJUAN

1. Mahasiswa/i mampu mengetahui dan memahami tentang konsep citra

tubuh.

2. Mahasiswa/i mampu mengetahui dan memahami tentang asuhan

keperawatan tentang citra tubuh

2

Page 3: Makalah citra tubuh.docx

BAB II

LANDASAN TEORI

A. DEFINISI CITRA TUBUH

Citra tubuh merupakan gabungan dari gambaran, fantasi, dan pemaknaan

individu tentang bagian dan fungsi tubuh yang dimiliki yang merupakan bagian

dari komponen gambaran diri dan dasar representasi diri (Cash dan Pruzinsky,

1990).

Schilder mendefinisikan citra tubuh sebagai gambaran tentang tubuh

individu yang terbentuk dalaam pikiran kita, atau dengan kata lain gambaran

tubuh individu menurut individu itu sendiri (Glesson & Frith, 2006).

Citra tubuh adalah gambaran mental yang kita miliki tentang tubuh kita.

Gambaran mental ini meliputi dua komponen, yaitu komponen perseptual

(ukuran, bentuk, berat, karakteristik, gerakan, dan performansi tubuh) dan

komponen sikap (apa yang kita rasakan tentang tubuh kita dan bagaimana

perasaan ini mengarahkan pada tingkah laku) (Rudd dan Lennon, 2000).

Citra tubuh merupakan persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang terhadap

tubuhnya (Grogan, 1999).

Menurut Honigman dan Castle, body image adalah gambaran mental

seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang

mempersepsikan dan memberikan penilaian atas apa yang dia pikirkan dan

rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan bagaimana kira-kira penilaian

orang lain terhadap dirinya. Sebenarnya, apa yang dia pikirkan dan rasakan,

belum tentu benar-benar merepresentasikan keadaan yang aktual, namun lebih

merupakan hasil penilaian diri yang subyektif (Dewi, 2009).

Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara

internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang

ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang

3

Page 4: Makalah citra tubuh.docx

karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain

(Potter & Perry, 2005).

Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar

maupun tidak sadar, meliputi performance, potensi tubuh, fungsi tubuh serta

persepsi dan perasaan tentang ukuran tubuh dan bentuk tubuh (Sunaryo, 2004).

Sejak lahir individu mengeksplorasikan bagian tubuhnya, menerima reaksi

tubuhnya dan menerima stimulus orang lain. Pandangan realistis terhadap diri,

menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman, terhindar dari

rasa cemas dan menigkatkan harga diri. Persepsi dan pengalaman individu

terhadap tubuhnya dapat mengubah citra tubuh secara dinamis. Persepsi orang lain

dilingkungan pasien terhadap tubuh pasien turut mempengaruhi penerimaan

pasien pada dirinya (Keliat, 1998).

Citra tubuh adalah bagaimana cara individu mempersepsikan tubuhnya,

baik secara sadar maupun tidak sadar yang meliputi ukuran, fungsi, penampilan,

dan potensi tubuh berikut bagian-bagiannya. Dengan kata lain, citra tubuh adalah

kumpulan sikap individu, baik yang disadari ataupun tidak yang ditujukan

terhadap dirinya.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa citra tubuh

merupakan gabungan dari gambaran mental, fantasi, sikap, pikiran, perasaan,

pemaknaan, dan persepsi serta ealuasi seseorang mengenai tubuhnya yang

meliputi bentuk, ukuran, berat, karakteristik, dan performansi tubuh. Individu

dapat memiliki penilaian positif maupun negatif terhadap citra tubuh diri.

Beberapa hal terkait citra tubuh antara lain:

1. Fokus individu terhadap bentuk fisiknya.

2. Cara individu memandang dirinya berdampak penting terhadap aspek

psikologis individu tersebut.

3. Citra tubuh seseorang sebagian dipengaruhi oleh sikap dan respon

orang lain  terhadap dirinya, dan sebagian lagi oleh eksplorasi individu

terhadap dirinya.

4

Page 5: Makalah citra tubuh.docx

4. Gambaran yang realistis tentang menerima dan menyukai bagian tubuh

akan memberi rasa aman serta mencegah kecemasan dan

meningkatkan harga diri.

5. Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap citra tubuhnya

dapat mencapai kesuksesan dalam hidup (Mubarak, Wahit & Chayatin, 2008).

B. PERKEMBANGAN MODEL CITRA TUBUH

Pemikiran bahwa tubuh yang kurus sebagai tubuh ideal banyak

dipengaruhi oleh nilai dari kebudayaan Amerika. Nilai kebudayaan Amerika

mengajarkan individualitas, kerja keras, kontrol diri, dan kesuksesan. Individu

mendapat pesan bahwa dengan melakukan diet dan olahraga yang cukup, segala

sesuatu bisa diatasi. Perempuan terkhususnya mendapat pesan bahwa dengan

tubuh yang sempurna, pekerjaan dan kehidupan pribadinya akan sukses (Barnard,

1992).

Standard kecantikan tubuh terus menerus berubah. Setiap zaman memiliki

model citra tubuh tersendiri. Seiring dengan berubahnya gambaran tentang

kecantikan, tubuh wanita juga diharapkan berubah sesuai dengan gambaran tubuh

yang ideal pada zaman tersebut. Cohen (2001) memberikan gambaran tentang

perubahan model citra tubuh yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan politik

di Amerika, yaitu;

1. Pada abad ke-18, tubuh ideal wanita yaitu tubuh yang berotot, besar,

kuat, dan sangat subur.

2. Pada abad ke-19, tubuh ideal wanita, yaitu tubuh yang lemah, lesu, dan

pucat.

3. Pada abad ke-20, tubuh ideal wanita mengalami perubahan beberapa

kali yaitu mulai dari langsing, kuat dan berotot, keibuan, subur, serta

sangat kurus dengan payudara yang besar.

4. Pada abad ke-21, gambaran tubuh ideal wanita adalah tubuh yang

kurus, seperti seorang model, Tubuh yang kurus menjadi standard

ideal Tidak jarang wanita melakukan sedot lemak untuk membuat

bagian pinggul dan bokong terlihat lebih kurus.

5

Page 6: Makalah citra tubuh.docx

Hernita (2006) mengemukakan bahwa perkembangan standard ideal tubuh

yang terus menerus dipaparkan oleh media berdampak bagi para wanita di

berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Tubuh ideal yang ditunjukkan oleh

media di Indonesia saaat ini, yaitu tubuh yang langsing dan berkulit putih bersih.

C. KOMPONEN CITRA TUBUH

Ada beberapa ahli yang mengemukakan mengenai komponen citra tubuh.

Salah satunya adalah Cash (2000) yang mengemukakan adanya lima komponen

citra tubuh, yaitu :

1. Appearance Evaluation (Evaluasi Penampilan), yaitu penilaian

individu mengenai keseluruhan tubuh dan penampilan dirinya, apakah

menarik atau tidak menarik, memuaskan atau tidak memuaskan.

2. Appearance Orientation (Orientasi Penampilan), perhatian individu

terhadap penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk

memperbaiki dan meningkatkan penampilan dirinya.

3. Body Areas Satisfaction (Kepuasan terhadap Bagian Tubuh), yaitu

kepuasan individu terhadap bagian tubuh secara spesifik, seperti

wajah, rambut, payudara, tubuh bagian bawah (pinggul, pantat, kaki),

tubuh bagian tengah (pinggang, perut), dan keseluruhan tubuh.

4. Overweight Preocupation (Kecemasan Menjadi Gemuk), yaitu

kecemasan menjadi gemuk, kewaspadaan individu terhadap berat

badan, melakukan diet ketat, dan membatasi pola makan.

5. Self-Clasified Weight (Persepsi terhadap Ukuran Tubuh), yaitu

persepsi dan penilaian individu terhadap berat badannya, mulai dari

kekurangan berat badan sampai kelebihan berat badan.

Berdasarkan pendapat Cash yang dikemukakan di atas mengenai

komponen citra tubuh, maka dapat disimpulkan bahwa komponen citra tubuh

meliputi evaluasi dan orientasi individu terhadap penampilan tubuh, kepuasan

pada bagian tubuh tertentu, serta persepsi dan penilaian terhadap berat badan.

6

Page 7: Makalah citra tubuh.docx

D. PENGARUH CITRA TUBUH TERHADAP PERKEMBANGAN

KEPRIBADIAN

Citra tubuh, yaitu perasaan individu yang bersifat subjektif terhadap tubuh

diteorikan sebagai komponen utama kepribadian (Freud dalam Rierdan & Koff,

1997). Citra tubuh dianggap sebagai dasar dari perkembangan kepribadian. Hal ini

menyebabkan variasi dalam citra tubuh dihubungkan dengan perbedaan individu

dalam hal kepribadian dan pengalaman hidup.

Peto (dalam Rierdan & Koff, 1997), sebagai contoh, mengemukakan teori

bahwa perbedaan citra tubuh dihubungkan dengan perbedaan tingkat harga diri

dan tingkat depresi individu. Individu yang memiliki citra tubuh positif cenderung

memiliki harga diri yang lebih tinggi serta kecenderungan depresi yang lebih

rendah dibandingkan dengan individu yang memiliki citra tubuh negatif.

Sejalan dengan itu, Keliat (1992) menyatakan bahwa citra tubuh

berhubungan dengan kepribadian. Cara individu memandang dirinya mempunyai

dampak yang penting pada aspek psikologisnya. Pandangan yang realistis

terhadap diri serta kemampuan menerima keadaan tubuh akan membuat individu

terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri individu. Pernyataan ini

dikuatkan dengan penelitian oleh Casper & Offer (1990) bahwa pada wanita,

keinginan untuk mengubah tubuh dan penampilan diasosiasikan dengan

menurunnya tingkat harga diri. Hal ini bisa mendorong munculnya gangguan

makan.

Dalam beberapa kasus, gangguan ini bisa berkembang menjadi patologis,

seperti anorexia atau bulimia (Casper & Offer, 1990). Persepsi negatif terhadap

tubuh membuat wanita tidak bisa menghargai diri mereka sendiri. Wanita yang

fokus hanya fokus pada tubuhnya tidak akan mampu menggunakan energinya

untuk aspek lain dalam hidupnya. Usaha yang terus menerus untuk mencapai

tubuh yang ideal bisa menimbulkan obsesi terhadap makanan. Selain itu, timbul

masalah psikologis lainnya, seperti mudah marah, merasa gagal dan inferior,

masalah ingatan, kecemasan, dan gangguan penyesuaian (Barnard, 1992).

Berscheid (Papalia & Olds, 2004) menyatakan bahwa wanita yang

memiliki persepsi positif terhadap citra tubuh lebih mampu menghargai dirinya.

7

Page 8: Makalah citra tubuh.docx

Individu tersebut cenderung menilai dirinya sebagai orang degan kepribadian

cerdas, asertif, dan menyenangkan. Dacey dan Kenny (1994) mengemukakan

bahwa persepsi negatif remaja terhadap citra tubuh akan menghambat

perkembangan kemampuan interpersonal dan kemampuan membangun hubungan

yang positif dengan remaja lain.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa citra tubuh individu

memiliki pengaruh terhadap kepribadian. Individu yang memiliki citra tubuh

positif cenderung memiliki kepribadian sehat yang diasosiasikan dengan

peningkatan kualitas hidup, seperti peningkatan harga diri, kepercayaan diri, dan

kesehatan mental. Sebaliknya, individu yange memiliki citra tubuh negatif

cenderung mengembangkan kepribadianya yang tidak sehat, seperti penurunan

harga diri, kemampuan interpersonal yang buruk, bahkan dalam banyak kasus

berkembang menjadi patologis, seperti anorexia dan bulimia.

E. Etiologi

Kondisi  Patofisiologi dan Psikopatologis dan prosedur terapeutik yang

dapat menimbulkan gangguan citra tubuh :

1. Eksisi bedah atau gangguan bagian tubuh

a. Enterostomi

b. Mastaktomi

c. Histerektomi

d. Pembedahan kardiovaskuler

e. Pembedahan leher radikal

f. Laringektomi

2. Amputasi pembedahan atau traumatik

3. Luka bakar

4. Trauma wajah

5. Gangguan makan

a. Anoreksia nervosa

b. Bulimia

8

Page 9: Makalah citra tubuh.docx

6. Obesitas

7. Gangguan muskuluskeletal

a. Atritis

8. Gangguan integumen

a. Psoriasis

b. Skar sekunder akibat trauma atau pembedahan

9. Lesi otak

a. Cerebrovaskular accident

b. Demensia

c. Penyakit parkinson

10. Gangguan afektif

a. Depresi

b. Skizofrenia

11. Gangguan endokrin

a. Akromegali

b. Sindroma chusing

12. Penyalahgunaan bahan kimia

13. Prosedur diagnostik

14. Kehilangan atau pengurangan fungsi

a. Impotensi

b. Pergerakan/kendali

c. Sensori/persepsi

d. Memori

15. Terapi modalitas

a. Teknologi tinggi (misalnya impian defibrilator, prostesis sendi,

dialisis).

b. Kemoterapi

16. Nyeri

17. Perubahan psikososial atau kehilangan

a. Perubahan volunter atau dipaksakan dalam peran bekerja atau sosial

b. Dukungan orang terdekat

9

Page 10: Makalah citra tubuh.docx

c. Perceraian

d. Kepemilikan pribadi (rumah, perlengkapan rumah tangga, keuangan)

e. Translokasi/relokasi

18. Respon masyarakat terhadap penuaan   (agetasim)

a. Umpan balik interpersonal negatif

b. Penekanan pada produktivitas

19. Defisit pengetahuan (personal, pemberi asuhan, atau masyarakat)

F. GANGGUAN CITRA TUBUH

Citra tubuh membangun sebuah kompleks yang didefenisikan oleh kita

“persepsi, pikiran dan perasaan mengenai pengalaman tubuh” yang tertanam dan

dibentuk dalam konteks sosial budaya kita tidak hanya menyediakan rasa diri,

citra tubuh juga mempengaruhi bagaimana kita berpikir, bertindak dan

berhubungan dengan orang lain, yang tiba-tiba perubahan dalam satu penampilan

fisik sebagai hasil dari pekerjaan yang berhubungan dengan amputasi dapat hadir

signifikan dan kompleks sebagai  tantangan psikologis (Wald & Alvaro, 2004).

Gangguan citra tubuh biasanya melibatkan distorsi dan persepsi negatif

tentang penampilan fisik mereka. Perasaan malu yang kuat, kesadaran diri dan

ketidaknyamanan sosial sering menyertai penafsiran ini. Sejumlah perilaku

menghindar sering digunakan untuk menekan emosi dan pikiran negatif, seperti

visual menghindari kontak dengan sisa ekstremitas, mengabaikan kebutuhan

perawatan diri dari sisa ekstremitas dan menyembunyikan sisa ekstremitas lain.

Pada akhirnya reaksi negatif ini dapat mengganggu proses rehabilitasi dan

berkontribusi untuk meningkatkan isolasi sosial (Wald & Alvaro, 2004).

Individu yang mempunyai gangguan bentuk tubuh bisa tersembunyi atau

tidak kelihatan atau dapat juga meliputi suatu bagian tubuh yang berubah secara

signifikan dalam bentuk struktur yang disebabkan oleh rasa trauma atau penyakit.

Beberapa individu boleh juga menyatakan perasaan ketidakberdayaan,

keputusasaan, dan kelemahan, dan boleh juga menunjukkan perilaku yang bersifat

10

Page 11: Makalah citra tubuh.docx

merusak terhadap dirinya sendiri, seperti penurunan pola makan atau usaha bunuh

diri (Kozier, 2004).

Suatu gangguan citra tubuh dapat diketahui perawat

dengan mewawancarai dan mengamati pasien secara berhati-hati untuk

mengidentifikasi bentuk ancaman dalam citra tubuhnya (fungsi signifikan bagian

yang terlibat, pentingnya penglihatan dan penampilan fisik bagian yang terlibat);

arti kedekatan pasien terhadap anggota keluarga dan anggota penting lainnya

dapat membantu pasien dan keluarganya (Kozier, 2004). Respon pasien terhadap

kelainan bentuk atau keterbatasan meliputi perubahan dalam kebebasan. Pola

ketergantungan dalam komunikasi dan sosialisasi. Respon terhadap kelainan

bentuk atau keterbatasan dapat berupa:

1. Respon penyesuaian: menunjukkan rasa sedih dan duka cita (rasa shock,

kesangsian, pengingkaran, kemarahan, rasa bersalah atau penerimaan).

2. Respon mal-adaptip: lanjutan terhadap penyangkalan yang berhubungan

dengan kelainan bentuk atau keterbatasan yang tejadi pada diri sendiri.

Perilaku yang bersifat merusak, berbicara tentang perasaan tidak berharga

atau perubahan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Respon terhadap pola kebebasan – ketergantungan dapat berupa:

1. Respon penyesuaian: merupakan tanggung jawab terhadap rasa kepedulian

(membuat keputusan) dalam mengembangkan perilaku kepedulian yang

baru terhadap diri sendiri, menggunakan sumber daya yang ada, interaksi

yang saling mendukung dengan keluarga.

2. Respon mal-adaptip: menunjukkan rasa tanggung jawab akan rasa

kepeduliannya terhadap yang lain yang terus-menerus bergantung atau

dengan keras menolak bantuan.

11

Page 12: Makalah citra tubuh.docx

Respon terhadap Sosialisasi dan Komunikasi dapat berupa:

1. Respon penyesuaian: memelihara pola sosial umum, kebutuhan

komunikasi dan menerima tawaran bantuan, dan bertindak sebagai

pendukung bagi yang lain.

2. Respon mal-adaptip: mengisolasikan dirinya sendiri, memperlihatkan sifat

kedangkalan kepercayaan diri dan tidak mampu menyatakan rasa (menjadi

diri sendiri, dendam, malu, frustrasi, tertekan) (Carol, 1997).

G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CITRA TUBUH

Citra tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan

fisik. Perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan

mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan

aspek lainnya dari konsep diri. Selain itu, sikap dan nilai kultural dan sosial

jugamempengaruhi citra tubuh. Pandangan pribadi tentang karakteristik dan

kemampuan fisik dan oleh persepsi dan pandangan orang lain.

Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada

aspek psikologinya. Pandangan yang realistik terhadap dirinya, menerima dan

mengukur bagian tubuhnya akan membuatnya lebih merasa aman sehingga

terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri. Proses tumbuh kembang

fisik dan kognitif perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan

penuaan mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada tubuh bila

dibandingkan dengan aspek lain dari konsep diri (Potter & Perry, 2005).

12

Page 13: Makalah citra tubuh.docx

H. NEGATIF  DAN POSITIF CITRA TUBUH

Citra tubuh yang negatif merupakan suatu persepsi yang salah mengenai

bentuk individu, perasaan yang bertentangan dengan kondisi tubuh individu

sebenarnya. Individu merasa bahwa hanya orang lain yang menarik dan bentuk

tubuh dan ukuran tubuh individu adalah sebuah tanda kegagalan pribadi. Individu

merasakan malu, self-conscious, dan khawatir akan badannya. Individu merasakan

canggung dan gelisah terhadap badannya (Dewi, 2009).

Citra Tubuh yang positif merupakan suatu persepsi yang benar tentang

bentuk individu, individu melihat tubuhnya sesuai dengan kondisi yang

sebenarnya. Individu menghargai badan/tubuhnya yang alami dan individu

memahami bahwa penampilan fisik seseorang hanya berperan kecil dalam

menunjukkan karakter mereka dan nilai dari seseorang. Individu merasakan

bangga dan menerimanya bentuk badannya yang unik dan tidak membuang waktu

untuk mengkhawatirkan makanan, berat badan, dan kalori. Individu merasakan

yakin dan nyaman dengan kondisi badannya (Dewi, 2009).

I. MANIFESTASI KLINIS CITRA TUBUH

Tanda dan gejala gangguan citra tubuh, (Harnawatiaj, 2008) yaitu:

1. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah

2. Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi

3. Menolak penjelasan perubahan tubuh

4. Persepsi negatif pada tubuh

5. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang

6. Mengungkapkan keputusasaan

7. Mengungkapkan ketakutan

13

Page 14: Makalah citra tubuh.docx

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI

( CITRA TUBUH )

A. PENGKAJIAN

Pengkajian perubahan citra tubuh terintegrasi dengan pengkajian lain.

Setelah diagnosa, tindakan operasi dan program terapi biasanya tidak segera

tampak respon pasien terhadap perubahan-perubahan. Tetapi perawat perlu

mengkaji kemampuan pasien untuk mengintegrasikan perubahan citra tubuh

secara efektif (Keliat, 1998).

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Selama pasien dirawat, perawat melakukan tindakan untuk diagnosa

potensial, dan akan dilanjutkan oleh perawat di Unit Rawat Jalan untuk

memonitor kemungkinan diagnosa aktual. Beberapa diagnosa gangguan citra

tubuh adalah potensial gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan efek

pembedahan serta menarik diri yang berhubungan dengan perubahan penampilan

(Keliat, 1998). Adapun Diagnosa yang mungkin Muncul diantaranya:

1. Gangguan konsep diri : Gangguan Citra Tubuh

2. Isolasi social : menarik diri

14

Page 15: Makalah citra tubuh.docx

C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Tujuan tindakan keperawatan bagi pasien perubahan citra tubuh adalah

meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya, peran serta pasien sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki, mengidentifikasi perubahan citra tubuh,

menerima perasaan dan pikirannya, menetapkan masalah yang dihadapinya,

mengidentifikasi kemampuan koping dan sumber pendukung lainnya, melakukan

tindakan yang dapat mengembalikan integritas diri (Keliat, 1998).

Diagnosa : gangguan citra tubuh

SP Pasien

Tujuan Umum :

Kepercayaan diri klain kembali normal

Tujuan khusus :

1. Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya .

2. Pasien dapat mengidentifikasi potensi (aspek positif).

3. Pasien dapat melakukan cara untuk meningkatkan citra tubuh.

4. Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain.

Intervensi

1. Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya yang dulu dan saat ini,

perasaan dan harapan yang dulu dan saat ini terhadap citra tubuhnya.

2. Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain.

3. Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu.

4. Ajarkan untuk meningkatkan citra tubuh.

5. Gunakan protese, wig,Gunakan protese, wig,kosmetik atau yg lainnya

sesegera mungkin,gunakan pakaian yang baru.

6. Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap.

7. Bantu pasien menyentuh bagian tersebut.

8. Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah kepada

pembentukan tubuh yang ideal.

9. Lakukan interaksi secara bertahap.

10. Susun jadual kegiatan sehari-hari.

15

Page 16: Makalah citra tubuh.docx

11. Dorong melakukan aktifitas sehari dan terlibat dalamkeluarga dan

sosial.keluarga dan sosial.

12. Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang berarti/mempunyai

peran pentingbaginya.

13. Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan interaksi.

SP keluarga

Tujuan umum :

Kluarga dapat membantu dalam meningkatkan kepercayaan diri klien

Tujuan khusus :

1. Keluarga dapat mengenal masalah gangguan.

2. Keluarga dapat mengenal masalah gangguancitra tubuhcitra tubuh.

3. Keluarga mengetahui cara mengatasi.

4. Keluarga mengetahui cara mengatasimasalah gangguan citra tubuhmasalah

gangguan citra tubu.

5. Keluarga mampu merawat pasien gangguancitra tubuhcitra tubuh.

6. Keluarga mampu mengevaluasi kemampuanKeluarga mampu

mengevaluasi kemampuan pasien dan memberikan pujian atas pasien dan

memberikan pujian atas keberhasilannya.keberhasilannya.

Intervensi

1. Jelaskan dengan keluarga tentang gangguan citra tubuh yang terjadi pada

pasien.

2. Jelaskan kepada keluarga cara mengatasi gangguan citra tubuh.

3. Ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien.

4. Menyediakan fasilitas untuk  memenuhi kebutuhan pasien dirumah.

5. Menfasilitasi interaksi dirumah.

6. Melaksanakan kegiatan dirumah dan sosial.Memberikan pujian atas

keberhasilan pasien.

16

Page 17: Makalah citra tubuh.docx

D. EVALUASI

Keberhasilan tindakan terhadap perubahan gambaran tubuh pasien dapat

diidentifikasi melalui perilaku pasien yaitu memulai kehidupan sebelumnya,

termasuk hubungan interpersonal dan sosial, pekerjaan dan cara berpakaian,

mengemukakan perhatiannya terhadap perubahan citra tubuh, memperlihatkan

kemampuan koping, kemampuan meraba, melihat, memperlihatkan bagian tubuh

yang berubah, kemampuan mengintegritasikan perubahan dalam kegiatan

(pekerjaan, rekreasi dan seksual), harapan yang disesuaikan dengan perubahan

yang terjadi, mampu mendiskusikan rekonstruksi (Keliat, 1998). Penyesuaian

terhadap perubahan citra tubuh melalui proses seperti berikut:

1. Syok psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan

dan dapat terjadi pada saat pertama pembuatan stoma ditetapkan sebagai

tindakan atau pada saat stoma telah ada (paska operasi). Syok psikologis

digunakan sebagai reaksi terhadapa ansietas. Informasi yang terlalu

banyak dan kenyataan perubahan tubuh membuat pasien menggunakan

mekanisme pertahanan seperti mengingkari, menolak, projeksi untuk

mempertahankan keseimbangan diri.

2. Menarik diri, pasien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari

kenyataan tetapi karena tidak mungkin maka pasien menghindari/lari

secara emosional. Pasien menjadi positif, tergantung, tidak ada motivasi

dan keinginan untuk berperan dalam perawatannya.

3. Penerimaan/pengakuan secara bertahap. Setelah pasien sadar akan

kenyataan maka respon kehilangan/berduka muncul. Setelah fase ini

pasien mulai melakukan reintegrasi dengan citra tubuh yang baru.

4. Integrasi merupakan proses yang panjang dapat mencapai beberapa bulan,

oleh karena itu perencanaan pulang dan perawatan dirumah perlu

dilaksanakan. Pasien tidak sesegera mungkin dilatih (Keliat, 1998).

17

Page 18: Makalah citra tubuh.docx

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Citra tubuh adalah bagaimana cara individu mempersepsikan tubuhnya,

baik secara sadar maupun tidak sadar yang meliputi ukuran, fungsi, penampilan,

dan potensi tubuh berikut bagian-bagiannya. Dengan kata lain, citra tubuh adalah

kumpulan sikap individu, baik yang disadari ataupun tidak yang ditujukan

terhadap dirinya.

B. SARAN

Setiap orang harus bisa menerima apapun yang ada pada dirinya, sehingga

jika ada  ketidakpuasan persepsi terhadap tubuhnya tidak membuat individu

merubah dirinya kearah yang negatif. Maka ketika individu berhasil untuk

menerima dirinya sendiri dan bisa mencapai sesuatu hal tersebut. Dan pada

akhirnya pandangan manusia dalam mendeskripsikan pandangan terhadap citra

tubuhnya bukan malah memburuk tetapi berharap lebih baik.

18

Page 19: Makalah citra tubuh.docx

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23054/3/Chapter%20II.pdf

Susilawati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :

EGC

Stuart, Gail W. 2002. Buku Saku Keperawatn Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC

Stuart, Gail W dan Sandra J. Sundeen. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edis .

Jakarta : EGC

19