makalah blok3

21
Tinjauan Pustaka Reaktivitas Biologis Ricky Johnatan (102010174) Universitas Kristen Krida Wacana, Jl. Arjuna Utara No.6, Jakkarta, 11510 [email protected] Pendahuluan Setiap manusia memiliki keunikan pada tubuhnya. Dalam tubuh kita terdapat banyak sekali sel. Sel sendiri merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan. Sel memiliki lapisan pelindung yang disebut membran sel. Dalam kerjanya sel menyeleksi unsur-unsur dan ikatan kimia yang diperlukan oleh sel tersebut. Dari ikatan kimia tersebut dapat menghasilkan reaktivitas biologis. Membran Sel Membran sel atau membran plasma merupakan lapisan terluar yang dimiliki sebuah sel. Membran plasma bersifat permeabel selektif atau semipermeabel. 1 Membran plasma juga bersifat fleksibel yang memungkinkan sel berubah ke banyak bentuk karena sebagian besar disusun oleh lipid. 2 Struktur dari membran plasma adalah terdapat protein yang mengambang di dua lapisan lipid. Selain lipid dan protein membran plasma juga

Upload: carlos-johnson

Post on 22-Nov-2015

44 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

blok3

TRANSCRIPT

Tinjauan PustakaReaktivitas BiologisRicky Johnatan (102010174)Universitas Kristen Krida Wacana, Jl. Arjuna Utara No.6, Jakkarta, [email protected]

PendahuluanSetiap manusia memiliki keunikan pada tubuhnya. Dalam tubuh kita terdapat banyak sekali sel. Sel sendiri merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan. Sel memiliki lapisan pelindung yang disebut membran sel. Dalam kerjanya sel menyeleksi unsur-unsur dan ikatan kimia yang diperlukan oleh sel tersebut. Dari ikatan kimia tersebut dapat menghasilkan reaktivitas biologis. Membran SelMembran sel atau membran plasma merupakan lapisan terluar yang dimiliki sebuah sel. Membran plasma bersifat permeabel selektif atau semipermeabel.1 Membran plasma juga bersifat fleksibel yang memungkinkan sel berubah ke banyak bentuk karena sebagian besar disusun oleh lipid.2 Struktur dari membran plasma adalah terdapat protein yang mengambang di dua lapisan lipid. Selain lipid dan protein membran plasma juga mengandung karbohidrat. Karbohidrat menempel pada protein integral, perifer dan pada molekul lipid. Lipid adalah bagian yang bertanggung jawab dalam fungsi membran sebagai pengisolasi. Sedangkan protein bertugas meregulasi pertukaran subbstansi-substansi dan komunikasi dengan lingkungan sekitar. Model membran plasma tersebut pertama kali diperkenalkan oleh ahli biologi S.J. Singer dan G.L. Nicolson pada tahun 1972.3 Model ini dikenal sebagai model mosaik cair(fluid mosaic model).1,2,3 Berdasarkan model tersebut jika dilihat dari atas, membran terlihat seperti sesuatu yang kental dan secara konstan menggerak-gerakan mosaik ekor-ekor fofolipid. Bentuk dua lapis(bilayer) fosfolipid adalah cairan kental yang mengisi sela-sela mosaik. Berbagai macam protein merupakan ekornya yang kadang meluncur diantara lapisan fofolipid.3 Molekul protein dapat membentuk saluran atau carrier untuk mentranspor substansi tertenntu menembus membran plasma. Protein dan lipid pada membran dapat membentuk kanal-kanal yang hidrofobik atau hidrofilik yang memungkinkan perpindahan molekul dengan sifat-sifat berbeda. Lapisan ganda (fosfolipid) bersifat amfifilik karena terdiri atas ekor yang hidrofob(menolak air) dan kepala yang hidrofil. Lapisan ganda (fosfolipid) mempunyai permukaan luar yang bersifat hidrofobik (menolak air). Sedangkan, satu sisi hidrofilik(menarik air) menghadap ke daerah sitosolik dan sisi lain menghadap ke permukaan ekstrasitosolik. Molekul protein berinteraksi dengan molekul-molekul lipid dengan cara yang berbeda-beda. Protein yang menempel pada permukaan luar lipid disebut protein perifer. Protein perifer dapat dilepaskan dari struktur membran dengan adanyya perubahan Ph. Protein perifer berperan sebagai jangkar atau tempat menempel serabut ekstraselluler. Sedangkan yang terbenam dalam lapisan lipid disebut protein integral. Protein terbagi atas dua kelompok yaitu protein transmembran yang letaknya terentang dari permukaan dalam sampai ke permukaan luar lapisan fosfolipid. Protein integral lainnya sebagian terbenam dalam lapisan fosfolipid dan sebagian lainnya muncul di permukaan. Fungsi dari membran adalah sebagai berikut: Sebagai pembatas antara sel dengan lingkungan luar dan pembatas antara organel dengan bahan sel lainnya Sebagai reseptor molekul-molekul khusus(hormon) metabolit dan agenisa khas bakteri dan virus. Mengatur lalu lintas senyawa-senyawa atau ion-ion yang masuk dan keluar sel Tempat berlangsungnya berbagai reaksi kimia seperti pada membran mitokondria, kloroplas, retikulum endoplasma dan lain-lain. Sebagai reseptor perubahan lingkungan sel seperti perubahan suhu, intensitas cahaya, dan lain-lain. Gambar 1. Membran selGambar 2. Lapisan Fosfolipid

Transportasi SelTransportasi sel dibagi menjadi dua cara yaitu transport aktif dan transport pasif. Transportasi pasif adalah perpindahan zat-zat mengikuti aliran perbedaan konsentrasi. Transportasi pasif berlangsung melalui proses difusi, dialisis, difusi terfasilitasi, filtrasi dan osmosis. Transportasi aktif adalah perpindahan zat-zat melawan aliran perbedaan konsentrasi dan memerlukan energi. Transportasi aktif berlangsung melalui proses Transport aktif, endositosis, dan eksositosis.4 Difusi Difusi merupakan perpindahan molekul-molekul suatu zat dari bagian yang berkonsentrasi tinggi menuju bagian yang berkonsentrasi rendah atau gerakan downhill (turun bukit). Difusi dapat berlangsung dalam suatu cairan, gas, atau zat padat melalui membran hidup atau membran tak hidup yang permeabel untuk molekul tersebut. Difusi terbagi dalam beberapa macam, yaitu:1. Difusi dalam cairanDifusi dalam cairan adalah gerakan partikel zat terlarut dan pelarut ke semua arah melalui suatu larutan, atau dua arah melalui membran yang permeabel.52. Difusi saringDifusi saring adalah pergerakan partikel dari area berkonsentrasi tinggi menuju ke area yang berkonsentrasi lebih rendah yaitu sejalan dengan gradien konsentrasinya sendiri. Partikel-partikel yang bergerak lebih banyak ke satu arah dibandingkan arah lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi saring adalah gradien konsentrasi yang tinggi, Berat molekul rendah, dan peningkatan suhu.5

3. Difusi setaraDifusi setara terjadi setelah ekuilibrium tercapai, yaitu setelah difusi saring zat terlarut ke suatu arah dan pelarut (solven) ke arah yang berlawanan mengakibatkan hillangnya gradien konsentrasi. Jumlah partikel yang berdifusi ke satu arah setara dengan yang berdifusi ke arah lainnya.5

Difusi terfasilitasiDifusi terfasilitasi disebut difusi diperantai carrier. Difusi terfasilitasi adalah suatu bentuk transport pasif, meningkatkan laju difusi dengan menggunakan protein pembawa. Difusi terfasilitasi tidak mengeluarkan energi karena molekul yang menurunkan gradien konsentrasinya. Masing-masing jenis protein pembawa adalah bentuk untuk mengenali, atau terikat dengannya satu jenis molekul. Ketika molekul glukosa terikat pada permukaan protein pembawanya, protein akan mulai merubah bentuknya. Kemudian satu pori-pori atau lubang mulai terbentuk pada sisi ikatan. Lubang ini nantinya akan menjadi suatu saluran yang dapat dilewati molekul glukosa. Setelah glukosa masuk ke dalam sel, protein pembbawa akan kembali ke bentuk aslinya dan melakukannya ke glukosa yang lainnya. Protein pembawa memiliki kekhususan dengan selektif dalam membedakan molekul-molekul yang berhubungan erat. Difuusi terfasilitasi dapat dihambat oleh molekul inhibitor kompetitif atau non kompetitif yang sangat menyerupai molekul zat terlarut.4,5

DialisisDialisis adalah pemisahan zat terlarut kristaloid yang berdiameter kurang dari 1nm dengan berdifusi melalui membran yang permeabel untuk partikel tersebut, tetapi tidak permeabel untuk partikel zat terlarut koloid. Prinsip dialisis dipakai dalam ginjal artifisial(buatan).5

OsmosisOsmosis adalah difusi saring molekul air melalui membran permeabel selektif atau semipermeabel. Proses osmosis tidak membutuhkan energi dari sel oleh karena dihasilkan dari energi kinetik molekul molekul yang bergerak. Suatu larutan dikatakan hipotonik jika mengandung konsentrasi yang lebih rendah dari bahan terlarut atau larutan dibandingkan suatu larutan yang ada sebelumnya. Sedangkan dikatakan hipertonik jika mengandung larutan dengan konsentrasi lebih tinggi dibandingkan larutan pembandingnya. Molekul air cenderung bergerak ke larutan hipertonik. Larutan dikatakan isotonik jika memiliki konsentrasi yang sama dengan konsentrasi partikel yang tidak dapat berdifusi.4,5

FiltrasiFiltrasi adalah kekuatan gerakan air dan molekul yang dapat berdifusi melewati membran plasma akibat tekanan mekanik atau tekanan cairan yang tinggi, misalnya tekanan hidrostatik atau tekanan darah. Tekanan darah menyebabkan terjadinya filtrasi yang melewati pembuluh darah khusus di ginjal sebagai langkah awal produksi urin.5

Transport aktifTransport aktif terjadi apabila sel secara aktif memindahkan zat-zat melalui membran sel dengan menggunakan energi metabolik. Transport aktif digunakan untuk menggerakan ion atau molekul melawan gradien konsentrasinya (uphill) dri area berkonsentrasi rendah ke area konsentrasi tinggi.5 Transport aktif melibatkan mekanisme diperantai carrier. Carrier tersebut adalah protein integral yang disebut pompa. Energi yang digunakan dalam transport aktif adalah pemecahan ATP menjadi Adenosin difosfat(ADP).4,5 Contoh dari transport aktif adalah pompa ion natrium/kalium dan pompa kalsium. Transport aktif juga terjadi pada kotransport. Kotransport sendiri adalah gabungan antara difusi dan transport aktif. Pada kotransport, suatu transport protein khusus dapat memasangkan transport aktif suatu zat melawan gradien konsentrasinya sendiri dengan difusi pasif zat kedua. Salah satu contonhnya adalah kotransport natrium dalam ginjal. EksositosisEksoitosis merupakan mekanisme transport molekul keluar dari sel dengan cara membentuk vesikula. Eksositosis terjadi apabila molekul-molekul berukuran besar tidak dapat ditransportasi melalui mekanisme transport aktif. Suatu sel akan membentuk vesikula apabila akan mengeluarkan suatu molekul. Vesikula akan melingkupi molekul yang akan dibawa keluar dan bergerak menuju membran sel. Setelah melekat dengan membran sel, molekul yang dibawa vesikula akan keluar dari dalam sel. Contoh proses eksositosis adalah pelepasan produk dari sel-sel sekretori dan pelepasan transmitter kimia dari sel-sel saraf di ujung saraf.4 EndositosisEbdositosis merupakan mekanisme masuknya molekul berukuran besar ke dalam sel dengan bantuan vesikula. Mekanismenya, suatu sel akan membentuk vesikula dengam cara menjulurkan bagian luar membran sel. Bagian luar sel tersebut akan mengurung atau menangkap molekul yang akan dibawa masuk. Kemudian, vesikula akan menelan molekul tersebut sehingga masuk ke dalam sel. Terdapat tiga jenis endositosis yaitu fagositosis, pinositosis, dan endositosis yang diperantai reseptor. Pada fagositosis, sel menelan suatu partikel dengan pseudopod yang membalut disekeliling partikel tersebut dan membungkuusnya di dalam kantong berlapis membran yang cukup besar untuk digolongkan sebagai vakuola. Partikel itu dicerna setelah vakuola bergabung dengan lisosom yang mengandung enzim hidrolitik. Pada pinositosis, sel meneguk tetesan flluida ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena adalah satu atau seluruh zat terlarut yang larut dalam tetesan tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinositosis tidak bersifat spesifik dalam substansi yang ditransportnya. Endositosis diperantai reseptor mengacu pada proses pengikatan molekul reseptor dipermukaan sel dengan zat tertentu yang disebut ligan. Protein reseptor biasanya mengelompok dalam daerah membran yang disebut lubang terlapisi, yang sisi sitoplasmiknyya dilapisi oleh lapisan protein samar. Protein pelapis ini mungkin membantu memperdalam lubang dan membentuk vesikula. Endositosis yang diperantai reseptor memungkinkan sel dapat memperoleh substansi spesifik dalam jumlah yang melimpah, sekalipun substansi itu mungkin saja konsentrasinya tidak tinggi dalam fluida ekstraseluler.4,5 Metabolisme selMetabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan enzim sebagai katalisator. Metabolisme terbagi dalam 2 proses yaitu katabolisme dan anabolisme.6 Katabolisme merupakan reaksi penguraian makromolekul besar menjadi senyawa yang lebih kecil untuk menghasilkan energi. Sedangkan anabolisme adalah tahap penggunaan energi di mana senyawa-senyawa kompleks dibentuk dari zat penyusun yang sederhana. Katabolisme dalam sel dilakukan oleh mitokondria. Energi dihasilkan dari pemecahan glukosa, asam amino, dan asam lemak secara kimia dengan glukosa sebagai sumber terpenting. Contoh peristiwa katabolisme adalah fermentasi dan respirasi sel. Untuk mengirimkan energi dari glukosa ke tempat yang membutuhkan, sel menggunakan molekul pembawa yaitu ATP( Adenosin Tri Phospat). Struktur kimia ATP terdiri dari molekul adenin yang melekat pada gula ribosa. Yang menempel pada molekul ribosa merupakan rantai dari tiga gugus fosfat. Untuk melepaskan energi, ATP harus diubah menjadi ADP (Adenosin diphospat),6 yaitu suatu molekul yang hanya memiliki dua gugus fosfat. Persamaan reaksi nya sebagai berikut: ATP ADP + P + EnergiReaksi sebaliknya juga terjadi dan ditunjukkan oleh tanda panah bolak balik. ADP dan P menyerap energi untuk membentuk ATP. Energi untuk mengisi ulang ATP disediakan dari pemecahan molekul makanan seperti glukosa.

Gambar 3. Persamaan Reaksi ATP ADP Katabolisme dibedakan menurut dilibatkan atau tidaknya oksigen pada reaksi tersebut. Reaksi yang melibatkan oksigen disebut reaksi aerobik. Sedangkan yang tidak melibatkan oksigen adalah reaksi anaerobik.6 Fermentasi merupakan proses anaerobik yang dilakukan oleh sel-sel ragi(yeast). Ferrmentasi dimulai setelah glukosa berdifusi dalam sel ragi. Glukosa dirombak setelah beberapa reaksi-reaksi kimia menjadi dua, molekul 3 karbon disebut asam piruvat. Asam piruvat kemudian diubah menjadi karbon dioksida dan etanol(etil akohol). Energi yang dilepaskan membuat 2 molekul ATP. C6H12O6 2 CH3CH2OH + 2CO2 + EnergiGlukosaetanol (2ATP)

Etanol dan karbondioksida adalah produk limbah atau sisa fermentasi, maka berdifusi keluar dari sel. Contoh hasil fermentasi sel ragi adalah roti atau jus anggur. Selain sel ragi, bakteri juga dapat melakukan fermentasi. Bakteri dapat merusak susu dengan mengkonversikannya menjadi asam laktat.

Gambar 4. Jenis reaksi fermentasi (Sumber : http://media-2.web.britannica.com/eb-media/69/116269-004-730AB723.gif)Organisasi aerobik merombak glukosa lebih lanjut menjadi karbondioksida dan air. Jalur yang menggunakan oksigen memanfaatkan lebih banyak energi yang terkandung di dalam molekul glukosa. Perombakan total aerobik glukosa disebut respirasi seluler.6 C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + energi1 mol glukosa 6 mol oksigen 6 mol karbon 6 mol air 38 ATPRespirasi menghasilkan jauh lebih banyak energi dibandingkan fermentasi. Pembakaran satu molekul glukosa dengan oksigen menghasilkan 38 molekul ATP. 38 ATP yang dihasilkan saat respirasi adalah 19 kali jumlah ATP yang dibuat melalui fermentasi. Pada tingkat ini, sel aerobik kembali hanya sekitar 40% energi pada molekul glukosa, 60% lainnya hilang sebagai panas. Respirasi seluler terjadi dalam 2 tahap. Pertama, fase anaerob yang terjadi di sitoplasma sel. Tahap kedua adalah fase aerobik yang terjadi dalam mitokondria dan menghasilkan lebih dari 90% ATP yang dibuat dari respirasi. Fase anaerobik respirasi sel sama seperti proses fermentasi. Glukosa dirombak menjadi asam piruvat dan menghasilkan 2 ATP. Pada fase aerobik reaksi ini disebut glikolisis. Asam piruvat yang dihasilkan glikolisis memasuki mitokondria. Dalam mitokondria, asam piruvat terurai menjadi karbondioksida dan molekul 2 karbon yang disebut asam asetat. Karbondioksida meninggalkan sel sebagai limbah, tetapi asam asetat menempel pada molekul pembawa dan berjalan melalui serangkaian reaksi yang disebut siklus krebs(Hans Krebs, 1980-1981). Pada awal siklus krebs atau siklus asam sitrat, asam asetat 2 karbon melekat pada 4 molekul karbon. Enam senyawa kkarbon yang dihasilkan adalah asam sitrat. Asam sitrat ini kemudian dipecah dalam serangkaian reaksi. Setiap reaksi dikendalikan oleh sebuah enzim yang terpisah. Selama reaksi-reaksi ini, 2 molekul karbondioksida dibuang, meninggalkan 4 senyawa karbo pada akhir setiap siklus. Empat senyawa karbon kemudian bergabung dengan assam asetat 2 karbon lainnya, memulai penggantian siklus lainnya. Sel aerobik memiliki cara penghematan energi dari elektron yang dihasilkan dalam respirasi.Pembawa elektron membawa elektron ini pada sekelompok koenzim yang terletak di membran dalam mitokondria. Seperti beberapa orang yang membawa ember dan saling tolong menolong, koenzim ini membentuk rantai transpor elektron. Setiap kali sebuah elektron dilewatkan dari satu koenzim ke koenzim yang lainnya, seperti seember air, energi dilepaskan. Energi ini digunakan untuk membentuk sejumlah besar molekul ATP dari ADP dan P. Pada saat elektron mencapai ujung rantai, electron telah kehilangan sebagian besar energinya. Elektron dibawa oleh pembawa electron pada awal rantai transport harus dibuang pada akhir rantai. Akseptor terakhir dari electron adalah oksigen. Hidrogen dan oksigen dikeluarkan selama reaksi respirasi yang bergabung dengan oksigen untuk membentuk air. Oksigen, kemudian bertindak seperti orang pada akhir jalur perakitan mobil yang mengendarai mobil masing-masing yang sudah selesai keluar dari pabrik. Jika orang itu memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya, seluruh jalur perakitan harus ditutup. Tanpa oksigen untuk membawa keluar elektron berenergi rendah, semua reaksi respirasi menjadi berhenti. Sel berhenti membuat ATP, dan cepat mati karena tidak lagi memiliki sumber energi. Pada penyelesaian glikolisis dan siklus asam sitrat, glukosa telah dipecah menjadi karbondioksida yang dilepaskan dari mitokondria. Oksigen dan hidrogen telah diubah menjadi air, dan maksimum 38 ATP yang telah diproduksi untuk sel.

Unsur dan Ikatan kimiaUnsur kimia adalah zat murni yang paling sederhana karena tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat yang lebih sederhana. Sedangkan, senyawa adalah perpaduan dua jenis unsur atau lebih dengan komposisi tertentu melalui reaksi kimia. Setiap unsur kimia memiliki atom. Teori atom sendiri mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, yang pertama kali dikemukakan oleh John Dalton, lalu disempurnakan oleh J.J Thompson, Ernest Rutherford, Niels Bohr dan teori atom modern. Berikut adalah Tabel periodik unsur-unsur kimia:

Gambar 5. Tabel PeriodikMolekul merupakan gugus atom yang netral yang bergabung cukup kuat. Konsep molekul dikemukakan oleh Stanislao Cannizaro pada tahun 1860.7 Ikatan kimia sendiri merupakan gaya antar atom untuk membentuk molekul. Ikatan kimia terdiri dari ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat, ikatan logam dan gaya tarik antar molekul.Ikatan ion (logam-non logam)Ikatan ion terjadi akibat gaya tarik menarik antara ion bermuatan positif (kation) dengan ion bermuatan negatif (anion) atau akibat dari serah terima elektron dari suatu atom ke atom lainnya. Ikatan ion biasa nya terjadi antara golongan alkali dengan halogen kecuali Hidrogen. Contoh dari ikatan ion adalah Na+ + Cl- NaCl.8 Ikatan Kovalen (Non logam-non loogam)Ikatan kovalen adalah ikatan antar atom yang sejenis atau berbeda didasarkan pada pemakaian elektron bersama sehingga setiap atom memiliki susunan elektron stabil seperti gas mulia. Pada umumnya ikatan kovalen terbentuk dari unsur-unsur yang keelektronegatifannya sama atau hampir sama( perbedaan keelekronegatifannya rendah). Ikatan kovalen terjadi pada atom-atom non logam. Berdasarkan jenis ikatannya, ikatan kovalen dibagi menjadi kovalen tunggal, rangkap dua, rangkap tiga, dan kovalen koordinat(semipolar). Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan kovalen yang terbentuk melalui sepasang elektron. Sedangkan, ikatan kovalen rangkap dua terbentuk melalui dua pasang elektron dan selanjutnya ikatan kovalen rangkap tiga. Contoh ikatan kovalen tunggal adalah CCl4, H2O, dan Cl2. Contoh ikatan kovalen rangkap dua adalah O2. Contoh kovalen rangkap tiga adalah N2. Ikatan rangkap tiga pada nitrogen menyebabkan nitrogen bersifat lamban pada suhu kamar. Ikatan kovalen koordinat terjadi bila pasangan elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan. Dalam rumus struktur, ikatan kovalen koordinat digambarkan dengan anak panah kecil yang diarahkan kepada atom yang meminjam elektron. Contoh ikatan kovalen koordinat adalah pada molekul NH3 BF3. Berdasarkan kepolarannya Ikatan kovalen ada yang bersifat polar dan nonpolar. Sifat polar dan non-polar dari senyawa kovalen berdasarkan pada perbedaan kelektronegatifan atom-atom yang membentuk senyawa kovalen serta memperhatikan bentuk molekul senyawa kovalen yang terjadi.7,8,9 Ikatan kovalen polar terjadi jika elektron-elektron yang digunakan cenderung lebih tertarik ke salah satu atom(polarisasi). Contoh dari kovalen polar adalah molekul asam klorida (HCl). Ikatan kovalen non-polar terjadi jika elektron-elektron yang digunakannya tersebar merata ke setiap atom yang berikatan atau daya tarik atom untuk menarik elektron sama kuat. Biasanya, ikatan kovalen non-polar terjadi antara atom-atom sejenis. Molekul dengan ikatan kovalen non-polar pasti bersifat non-polar. Sedangkan Molekul dengan ikatan kovalen polar dapat bersifat polar ataupun non-polar bergantung pada bentuk molekulnya. Jika ikatan kovalen polar, tetapi membentuk molekul simetris maka secara keseluruhan molekul itu akan bersifat non-polar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu ikatan kovalen polar bersifat polar jika bentuk molekulnya asimetris.

Ikatan Logam (logam-logam)Ikatan ogam adalah ikatan yang terbentuk karen adanya gaya tarik inti atom-atom logam (ion-ion positif) ddengan larutan elektron. Ciri - ciri dari ikatan logam adalah mempunyai gaya elektrostatis yang mengikat seluruh kristal logam sebagai satu kesatuan. Mempunyai daya hantar panas dan listrik yang tinggi.8,9 Gambar 6. Ikatan LogamGaya Tarik Intramolekul dan IntermolekulGaya intramolekul (dalam molekul) adalah gaya yang memungkinkan terjadi ikatan antara semua atom di dalam molekul. Gaya intramolekul memungkinkan suatu zat mengalami perubahan wujud. Sedangkan, gaya intermolekul (antar molekul) adalah gaya yang mempersatukan molekul yang satu dengan yang lainnya Gaya tarik antar molekul lebih lemah dibandingkan gaya tarik dalam molekul. Terdapat 3 jenis gaya tarikk intermolekul, yaitu:1. Gaya london (gaya dispersi = gaya tarik menarik dipol sesaat dipol terimbas)Gaya london merupakan gaya tarik menarik yang ditimbulkan oleh ikatan dipol sesaat dan dipol terimbas. Dipol sesaat merupakan ikatan yang terjadi karen aelektron dalam orbital senantiasa bergerak berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya sehingga menyebabkan suatu molekul yang secara normal bersifat nonpolar dapat berubah menjadi non-polar. Sedangkan, dipol terimbas dihasilkan dari dipol sesaat pada suatu molekul yang dapat mengimbas molekul sekitarnya sehingga membentuk suatu dipol terimbas. Gaya london terdapat pada zat polar dan non-polar. Gaya london bersifat lemah. Kekuatan gaya london dipengaruhi oleh massa molekul relatif(Mr) dan bentuk molekul.7,10

2. Gaya Tarik dipol-dipolGaya tarik dipol-dipol adalah gaya tarik antar molekul pada zat yang polar karena molekul-molekulnya cenderung menyusun diri dengan kutub positif berdekatan dengan kutub negatif dari molekul didekatnya.10 Gaya tarik dipol-dipol lebih kuat dibandingkan gaya london sehinga zat polar cenderung memiliki titik didih dan cair lebih tinggi dibandingkan zat non-polar.3. Ikatan hidrogenIkatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi karena gaya tarik menarik antarmolekul yaitu antara atom hidrogen dengan atom lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada molekul yang lain.KesimpulanUnsur kimia, transportasi sel dan metabolisme sel berperan dalam reaktivitas biologis. Bentuk dari molekul juga berperan dalam terjadinya reaktivitas biologis. Daftar Pustaka1. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk keperawatan. Ed 10. Jakarta. EGC, 2002: 35-92. Staf Pengajar Departemen FK UNSRI. Kumpulan kuliah farmakologi. Ed 2. Jakarta. EGC 3. Suryati TSS. Biologi SMA kelas XI. Jakarta. Quadra, 2009: 13-74. Firmansyah R, Mawardi AH, Umar MR. Mudah dan aktif belajar biologi. Jakarta. PT. Setiapurna, 2006: 10-45. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta. EGC, 2004: 41-66. Susilo GWR, Sapto RH, Mulyadi, Etik TM, Murtiningsih, Umiyati. Biologi SMA kelas XII. Jakarta. Grasindo, 2006: 31-437. Sastrohamidjojo H. Kimia dasar. Yogyakarta. Gajah Mada University Press, 2005: 67-958. Maria TK, Rahayu SN, Ratih, Sofyatiningrum E, Kartini N. Sains kimia. Jakarta. Bumi Aksara, 2004: 107-1219. Sutresna N. Kimia untuk kelas X semester I SMA. Bandung. Grafindo, 2006: 51-6210. Chang R. Kimia dasar jilid 1. Ed 3.