makalah bind

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi dalam bidang konstruksi di Indonesia terus menerus mengalami peningkatan, hal ini tidak lepas dari tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas infrastruktur yang semakin maju, seperti jembatan dengan bentang panjang dan lebar, bangunan gedung bertingkat tinggi (terutama untuk kolom dan beton pracetak), dan fasilitas lain. Perencananaan fasilitasfasilitas tersebut mengarah kepada digunakannya beton mutu tinggi, dimana mencakup kekuatan, ketahanan (keawetan), masa layan dan effisiensi. Dengan beton mutu tinggi dimensi dari struktur dapat diperkecil sehingga berat struktur menjadi lebih ringan, hal tersebut menyebabkan beban yang diterima pondasi secara keseluruhan menjadi lebih kecil pula, jika ditinjau dari segi ekonomi hal tersebut tentu akan lebih menguntungkan. Disamping itu untuk bangunan bertingkat tinggi dengan semakin kecilnya dimensi struktur kolom pemanfaatan ruangan akan semakin maksimal. Porositas yang dihasilkan

Upload: eko-prastyo

Post on 01-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Bind

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi dalam bidang konstruksi di Indonesia terus menerus

mengalami peningkatan, hal ini tidak lepas dari tuntutan dan kebutuhan masyarakat

terhadap fasilitas infrastruktur yang semakin maju, seperti jembatan dengan bentang

panjang dan lebar, bangunan gedung bertingkat tinggi (terutama untuk kolom dan beton

pracetak), dan fasilitas lain. Perencananaan fasilitasfasilitas tersebut mengarah kepada

digunakannya beton mutu tinggi, dimana mencakup kekuatan, ketahanan (keawetan),

masa layan dan effisiensi. Dengan beton mutu tinggi dimensi dari struktur dapat

diperkecil sehingga berat struktur menjadi lebih ringan, hal tersebut menyebabkan

beban yang diterima pondasi secara keseluruhan menjadi lebih kecil pula, jika ditinjau

dari segi ekonomi hal tersebut tentu akan lebih menguntungkan.

Disamping itu untuk bangunan bertingkat tinggi dengan semakin kecilnya

dimensi struktur kolom pemanfaatan ruangan akan semakin maksimal. Porositas yang

dihasilkan beton mutu tinggi juga lebih rapat, sehingga akan menghasilkan beton yang

relatif lebih awet dan tahan sulfat karena tidak dapat ditembus oleh air dan bakteri

perusak beton. Oleh sebab itu penggunaan beton bermutu tinggi tidak dapat

dihindarkan dalam perencanaan dan perancangan struktur bangunan. Salah satu

masalah yang sangat berpengaruh pada kuat tekan beton adalah adanya porositas.

Porositas dapat diakibatkan adanya partikel-partikel bahan penyusun beton yang relatif

besar, sehingga kerapatan tidak dapat maksimal.

Penerapan konstruksi beton pracetak telah mengalami perkembangan yang

sangat pesat di dunia dalam dekade terakhir ini. Hal ini disebabkan konstruksi ini

memiliki banyak keunggulan dibanding sistem konvensional seperti : kontrol kualitas

Page 2: Makalah Bind

yang baik sehingga lebih menjamin kualitas struktur dan konstruksi, lebih ekonomis

terhadap biaya karena adanya reduksi dalam penggunaan cetakan, perancah, maupun

tenaga kerja di lapangan, serta lebih singkat dalam pelaksanaan dan juga lebih ramah

lingkungan. Namun, beton pracetak juga memiliki kelemahan terhadap pembangunan

gedung dalam gudung bertingkat. Hal ini yang mendasari masyarakat kurang meminati

pemakaian untuk beton pracetak.

1.2 RUMUSAN MASALAH

a) Apakah pengertian dari beton pracetak ?

b) Apa saja kelebihan dan kekurangan dari beton pracetak ?

c) Mengapa masyarakat cenderung enggan untuk menggunakan beton pracetak ?

1.2 TUJUAN TUGAS AKHIR

Pada dasarnya tugas ini dibuat sebagai wujud dari pertanggung jawaban

kami atas tugas yang diberikan oleh guru pengampu sebagai syarat untuk memenuhi

aspek penilaian mata pelajaran Bahasa Indonasia.

Selain itu tugas ini juga ditujukan untuk :

1. Memahami pengertian dari beton pracetak.

2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari beton pracetak.

3. Mengetahui penyebab dari enggannya masyarakat untuk menggunakan beton

pracetak.

Page 3: Makalah Bind

1.4 MANFAAT

Manfaat dari pembuatan makalah ini antara lain :

1. Mengembangkan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah sebagai salah satu

wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2. Memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan bagi masyarakat tentang

penggunaan beton pracetak.

3. Sebagai literature untuk ilmu pengetahuan sehingga dapat menarik minat

penulis lain untuk menulis mengenai maslah yang sama dengan kajian yang

berbeda.

Page 4: Makalah Bind

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. BETON PRACETAK

Fabrikasi dalam pembangunan adalah membuat suatu barang (komponen

bangunan) di pabrik. Dengan membuat semua komponen di pabrik, segala persiapan

untuk pembuatan komponen tersebut di dalam perancangannya akan menggunakan

system prefabrikasi. (Dwi Tanggoro, 2008).

Beton pracetak merupakan eleman atau komponen beton tanpa atau dengan

tulangan yang dicetak terlebih dahulu sebelum dirakit menjadi bangunan. (SK-SNI 03-

2847-2002). Beton pracetak adalah teknologi konstruksi struktur beton dengan

komponen-komponen penyusun yang dicetak terlebih dahulu pada suatu tempat khusus

(off site fabrication), terkadang komponen-komponen tersebut disusun dan disatukan

terlebih dahulu (pre-assembly), dan selanjutnya dipasang di lokasi (installation),

dengan demikian sistem pracetak ini akan berbeda dengan konstruksi monolit terutama

pada aspek perencanaan yang tergantung atau ditentukan pula oleh metoda pelaksanaan

dari pabrikasi, penyatuan dan pemasangannya, serta ditentukan pula oleh teknis

perilaku sistem pracetak dalam hal cara penyambungan antar komponen join

(Abduh,2007).

Beberapa prinsip yang dipercaya dapat memberikan manfaat lebih dari teknologi beton

pracetak ini antara lain terkait dengan waktu, biaya, kualitas, predictability, keandalan,

produktivitas, kesehatan, keselamatan, lingkungan, koordinasi, inovasi, reusability,

serta relocatability (Gibb,1999 dalam M. Abduh 2007).

Pelaksanaan bangunan dengan menggunakan metoda beton pracetak memiliki

kelebihan dan kekurangan. Hal tersebut disebabkan keuntungan metoda pelaksanaan

dengan mengunakan beton pracetak ini akan mencapai hasil yang maksimal jika pada

Page 5: Makalah Bind

proyek konstruksi tersebut tercapai reduksi waktu pekerjaan dan reduksi biaya

konstruksi. Pada beberapa kasus desain propertis dengan metoda beton pracetak terjadi

kenaikkan biaya material beton disebabkan analisa propertis material tersebut harus

didesain juga terhadap aspek instalasi, pengangkatan, dan aspek transportasi sehingga

pemilihan dimensi dan kekuatan yang diperlukan menjadi lebih besar daripada desain

propertis dengan metoda cor ditempat. Selain itu pada proses instalasi elemen beton

pracetak memerlukan peralatan yang lebih banyak dari proses instalasi elemen beton

cor ditempat.

2. 2. Perbedaan Beton Pracetak dengan Beton Konvensional

Pada dasarnya mendesain konvensional ataupun pracetak adalah sama, beban-beban

yang diperhitungkan juga sama, faktor-faktor koefisien yang digunakan untuk

perencanaan juga sama, hanya mungkin yang membedakan adalah :

1. Desain pracetak memperhitungkan kondisi pengangkatan beton saat umur beton

belum mencapai 24 jam. Apakah dengan kondisi beton yang sangat muda saat diangkat

akan terjadi retak (crack) atau tidak. Di sini dibutuhkan analisa desain tersendiri, dan

tentunya tidak pernah diperhitungkan kalo kita menganalisa beton secara konvensional.

2. Desain pracetak memperhitungkan metode pengangkatan, penyimpanan beton

pracetak di stock yard, pengiriman beton pracetak, dan pemasangan beton pracetak di

proyek. Kebanyakan beton pracetak dibuat di pabrik.

3. Pada desain pracetak menambahkan desain sambungan. Desain sambungan di sini,

didesain lebih kuat dari yang disambung.

4. Pada saat pengerjaan beton, beton pracetak jauh lebih komplit dalam finishhingnya.

Sedangkan pada beton konvensional spesi beton yang dituangkan dalam bekisting,

Page 6: Makalah Bind

maka diantara dinding dan spesi beton juga di dalam campuran spesi beton sendiri

terdapat banyak udara. (Ing R. Sagel, 1993)

2.3.3. Sistem Komponen Pracetak

Ada beberapa jenis komponen beton pracetak untuk struktur bangunan gedung dan

konstruksi lainnya yang biasa dipergunakan, yaitu :

1. Tiang pancang

2. Sheet pile dan dinding diaphragma.

3. Half solid slab (precast plank), hollow core slab, single-T, double-T, triple-T,

channel slabs dan lain-lain.

4. Balok beton pracetak dan balok beton pratekan pracetak (PC I Girder.)

5. Kolom beton pracetak satu lantai atau multi lantai.

Kolom dapat diklasifikasikan berdasarkan pada bentuk dan susunan tulangan, posisi

beban pada isian penampang, dan panjang kolom dalam hubungan dengan dimensi

dimensi lateralnya atas kelangsingannya. (Nawi, 2010). Fungsi kolom adaah sebagai

penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Kolom termasuk struktur utama untuk

meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup serta beban hembusan

angin. (Fideriko Felni, 2011)

6. Panel-panel dinding yang terdiri dari komponen yang solid, bagian dari single-T atau

double-T. Pada dinding tersebut dapat berfungsi sebagai pendukung beban (shear wall)

atau tidak mendukung beban.

7. Pelat lantai.

Pelat lantai dan atap beton sering digunakan pada kerangka bangunan sebagai

pengganti dek logam dan isian beton. Dek-dek pracetak relative berbobot ringan dan

Page 7: Makalah Bind

cepat pemasangannya, bahkan pada keadaan cuaca yang tidak memungkinkan untuk

melakukan pengecoran. (Edward Allen, 2005)

8. Jenis komponen pracetak lainnya, seperti : tangga, balok parapet, panel-panel

penutup dan unit-unit beton pracetak lainnya sesuai keinginan atau imajinasi dari

insinyur sipil dan arsitek.

2.3. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Beton Pracetak

Struktur elemen pracetak memiliki beberapa keuntungan dibandingkan

dengan struktur konvensional, antara lain :

1. Penyederhanaan pelaksanaan konstruksi.

2. Waktu pelaksanaan yang cepat.

3. Waktu pelaksanaan struktur merupakan pertimbangan utama dalam

pembangunan suatu proyek karena sangat erat kaitannya dengan biaya proyek.

Struktur elemen pracetak dapat dilaksanakan di pabrik bersamaan dengan

pelaksanaan pondasi di lapangan.

4. Penggunaan material yang optimum serta mutu bahan yang baik.

5. Salah satu alasan mengapa struktur elemen pracetak sangat ekonomis

dibandingkan dengan struktur yang dilaksanakan di tempat (cast in-situ) adalah

penggunaan cetakan beton yang tidak banyak variasi dan biasa digunakan

berulang-ulang, mutu material yang dihasilkan pada umumnya

6. sangat baik karena dilaksanakan dengan standar-standar yang baku, pengawasan

dengan sistem komputer yang teliti dan ketat.

7. Penyelesaian finishing mudah.

8. Variasi untuk permukaan finishing pada struktur elemen pracetak dapat dengan

mudah dilaksanakan bersamaan dengan pembuatan elemen tersebut di pabrik,

Page 8: Makalah Bind

seperti: warna dan model permukaan yang dapat dibentuk sesuai dengan

rancangan.

9. Tidak dibutuhkan lahan proyek yang luas, mengurangi kebisingan, lebih bersih

dan ramah lingkungan.

Namun demikian, selain memilki keuntungan, struktur elemen pracetak juga memiliki

beberapa keterbatasan, antara lain :

1. Tidak ekonomis bagi produksi tipe elemen yang jumlahnya sedikit.

2. Perlu ketelitian yang tinggi agar tidak terjadi deviasi yang besar antara elemen

yang satu dengan elemen yang lain, sehingga tidak menyulitkan dalam

pemasangan di lapangan.

3. Panjang dan bentuk elemen pracetak yang terbatas, sesuai dengan kapasitas alat

angkat dan alat angkut.

4. Jarak maksimum transportasi yang ekonomis dengan menggunakan truk adalah

antara 150 sampai 350 km, tetapi ini juga tergantung dari tipe produknya.

Sedangkan untuk angkutan laut, jarak maksimum transportasi dapat sampai di

atas 1000 km.

5. Hanya dapat dilaksanakan didaerah yang sudah tersedia peralatan untuk

handling dan erection.

6. Di Indonesia yang kondisi alamnya sering timbul gempa dengan kekuatan

besar, konstruksi beton pracetak cukup berbahaya terutama pada daerah

sambungannya, sehingga masalah sambungan merupakan persoalan yang utama

yang dihadapi pada perencanaan beton pracetak.

7. Diperlukan ruang yang cukup untuk pekerja dalam mengerjakan sambungan

pada beton pracetak.

Page 9: Makalah Bind

8. Memerlukan lahan yang besar untuk pabrikasi dan penimbunan (stock yard)

Kelebihan yang cukup efisien dalam pembangunan untuk bangunan gedung bertingkat

tidak membuat masyarakat langsung tertarik untuk menggunakannya. Masyarakat lebih

melihat pada sisi ekonomisnya suatu bangunan dibandingkan dengan kontrol kekuatan

komponen struktur gedung. Selain itu juga pemasangan yang lebih rumit dan faktor

ketelitian dalam pengerjaannya membuat masyarakat lebih memilih beton

konvensional. Padahal jika dibandingkan dalam jangka waktu yang panjang serta faktor

efisiensi waktu pengerjaan beton pracetak lebih unggul untuk digunakan pada struktur

bangunan bertingkat.

Page 10: Makalah Bind

Dari pembahasan yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem struktur beton pracetak merupakan salah satu alternatif teknologi dalam perkembangan konstruksi di Indonesia yang bisa dilakukan dengan lebih terkontrol, lebih ekonomis, serta mendukung efisiensi waktu, efisiensi energi, dan mendukung pelestarian lingkungan. Sistem tersebut cocok digunakan pada bangunan modular, seperti rumah susun, asrama, rumah toko, ataupun kantor. Perkembangan teknologi tersebut masih sangat terbuka dengan membuat berbagai variasi sistem struktur dan penyempurnaan dari sistem struktur yang telah ada. 5. SARAN

Saran untuk sistem struktur beton pracetak adalah sebagai berikut: 1) Perkembangan konstruksi beton pracetak bisa lebih dikembangkan sebagai alternatif pengganti sistem beton bertulang konvensional dengan mengaplikasikannya ke berbagai macam bangunan sesuai fungsinya. 2) Peningkatan kinerja struktur dengan inovasi perkuatan struktur baik dari segi konfigurasi baja tulangan, dimensi penampang sistem, maupun mutu bahan bangunan. Selain itu, pengontrolan kualitas pembangunan harus terjaga agar sistem struktur bisa bekerja sesuai dengan desain dan mampu menahan beban yang ada.