makalah - … berikut dibahas beberapa teori belajar dalam pembelajaran matematika. 1. teori belajar...

15
MAKALAH PERENCANAAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA TEORI-TEORI BELAJARDISAJIKAN PADA PRODI PEND. MATEMATIKA PROGRAM PASCA SARJANA UNHALU MARET 2013 OLEH: 1. JUSMAN 2. NUNUT ANDRIANI 3. FITRIYANI HALI

Upload: trannguyet

Post on 18-Jul-2018

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH - … Berikut dibahas beberapa teori belajar dalam pembelajaran matematika. 1. Teori belajar Bruner Bruner, yang memiliki nama lengkap Jerome S. Bruner …

0

MAKALAH

PERENCANAAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

“TEORI-TEORI BELAJAR”

DISAJIKAN PADA PRODI PEND. MATEMATIKA

PROGRAM PASCA SARJANA UNHALU

MARET 2013

OLEH:

1. JUSMAN

2. NUNUT ANDRIANI

3. FITRIYANI HALI

Page 2: MAKALAH - … Berikut dibahas beberapa teori belajar dalam pembelajaran matematika. 1. Teori belajar Bruner Bruner, yang memiliki nama lengkap Jerome S. Bruner …

1

TEORI-TEORI BELAJAR

Berbicara mengenai teori belajar dan mengajar matematika berarti berbicara

mengenai ”bagaimana” dan ”kepada siapa” suatu topik matematika diajarkan.

Belajar dan mengajar merupakan dua kata yang berbeda, tetapi dalam

pelaksanaaannya tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Jika pada

masa dulu konsep mengajar berarti guru menyampaikan semua pengetahuan

matematika yang diketahuinya kepada siswa, tapi pada masa kini mengajar lebih

diupayakan pada bagaimana proses pembelajaran dilaksanakan guru sehingga

siswa dapat belajar. Siswa menjadi fokus proses pembelajaran (students centered).

Salah satu ciri pembelajaran matematika masa kini adalah penyajiannya

didasarkan pada teori psikologi pembelajaran yang pada saat ini sedang populer

dibicarakan oleh para pakar pendidikan. Secara umum teori psikologi

pembelajaran tersebut dapat dibagi atas dua aliran besar, yaitu aliran psikologi

tingkah laku (Behavioristik) dan aliran psikologi kognitif.

Tokoh teori belajar mengajar yang menganut aliran Behavioristik antara lain

Thorndike (law of effect), Skinner (teori ganjaran atau penguatan), Ausubel (teori

belajar bermakna dan pentingnya pengulangan sebelum belajar dimulai), Gagne

(obyek matematika), Pavlov (teori belajar klasik), Baruda (siswa belajar itu

meniru), dan aliran latihan mental (struktur otak manusia terdiri atas gumpalan-

gumpalan otot yang harus dilatih).

Tokoh teori belajar mengajar yang menganut aliran kogntif antara lain

Bruner (teori belajar konsep dan struktur matematika), John Dewey (teori

Gestalt), Brownell (belajar bermakna dan pengertian), Dienes (matematika adalah

studi tentang struktur), Van Hiele (teori perkembangan mental anak dalam

geometri).

Selain itu, dewasa ini berkembang pula aliran Konstruktivisme yang

dipelopori oleh Piaget (konstruktivisme personal) dan Vygotsky (konstruktivisme

sosial).

Page 3: MAKALAH - … Berikut dibahas beberapa teori belajar dalam pembelajaran matematika. 1. Teori belajar Bruner Bruner, yang memiliki nama lengkap Jerome S. Bruner …

2

Berikut dibahas beberapa teori belajar dalam pembelajaran matematika.

1. Teori belajar Bruner

Bruner, yang memiliki nama lengkap Jerome S. Bruner adalah seorang ahli

psikologi dari Universitas Harvard, Amerika Serikat, telah mempelopori aliran

psikologi kognitif yang memberi dorongan agar pendidikan memberikan perhatian

pada pentingnya pengembangan berpikir. Bruner banyak memberikan pandangan

mengenai perkembangan kognitif manusia, bagaimana manusia belajar, atau

memperoleh pengetahuan dan mentransformasi pengetahuan. Dasar pemikiran

teorinya memandang bahwa manusia sebagai pemproses, pemikir dan pencipta

informasi. Bruner menyatakan belajar merupakan suatu proses aktif yang

memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar informasi yang

diberikan kepada dirinya.

Ada tiga proses kognitif yang terjadi dalam belajar, yaitu (1) proses perolehan

informasi baru; (2) proses mentransformasikan informasi yang diterima; dan (3)

menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Perolehan informasi baru dapat

terjadi melalui kegiatan membaca, mendengarkan penjelasan guru mengenai

materi yang diajarkan atau mendengarkan audio visual dan lain-lain. Proses

transformasi pengetahuan merupakan suatu proses bagaimana kita

memperlakukan pengetahuan yang sudah diterima agar sesuai dengan kebutuhan.

Informasi yang diterima dianalisis, diproses atau diubah menjadi konsep yang

lebih abstrak agar suatu saat dapat dimanfaatkan.

Menurut Bruner belajar matematika adalah belajar mengenai konsep-konsep

dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari

serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika

itu. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai

dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).

Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing

untuk menguasai konsep matematika. Untuk dapat meningkatkan keefektifan

pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi seperti komputer, alat peraga atau media lainnya.

Page 4: MAKALAH - … Berikut dibahas beberapa teori belajar dalam pembelajaran matematika. 1. Teori belajar Bruner Bruner, yang memiliki nama lengkap Jerome S. Bruner …

3

Bruner melalui teorinya mengungkapkan bahwa dalam proses belajar anak

sebaiknya diberi kesempatan memanipulasi benda-benda atau alat peraga yang

dirancang secara khusus dan dapat diotak atik oleh siswa dalam memahami suatu

konsep matematika. Melalui alat peraga yang ditelitinya anak akan melihat

langsung bagaimana keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam benda

yang diperhatikannya. Peran guru adalah:

1) Perlu memahami struktur pelajaran

2) Pentingnya belajar aktif supaya seorang dapat menemukan sendiri konsep-

konsep sebagai dasar untuk memahami dengan benar

3) Pentingnya nilai berpikir induktif.

Proses internalisasi akan terjadi secara sungguh-sungguh (yang berarti proses

belajar secara optimal) jika pengetahuan yang dipelajari itu dalam 3 model yaitu :

1) Model Tahap Enaktif

Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara

langsung terlihat dalam memanipulasi (mengotak atik) objek.

2) Model Tahap Ikonik

Dalam tahap ini kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan pada pikiran

internal dimana pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-gambar atau

grafik yang dilakukan anak, berhubungan dengan mental yang merupakan

gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya.

3) Model Tahap Simbolis

Dalam tahap ini bahasa adalah pola dasar simbolik, anak memanipulasi

simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu.

Selain mengembangkan teori perkembangan kognitif, Bruner mengemukakan

teorema atau dalil-dalil berkaitan dengan pengajaran matematika. Berdasarkan

hasil-hasil eksperimen dan observasi yang dilakukan pada tahun 1963, Bruner

mengemukakan empat teorema atau dalil-dalil berkaitan dengan pengajaran

matematika. Keempat dalil tersebut adalah:

1) Dalil Konstruksi atau Penyusunan (Construction Theorem)

Di dalam teorema konstruksi dikatakan cara yang terbaik bagi seorang siswa

untuk mempelajari sesuatu atau prinsip dalam matematika adalah dengan

Page 5: MAKALAH - … Berikut dibahas beberapa teori belajar dalam pembelajaran matematika. 1. Teori belajar Bruner Bruner, yang memiliki nama lengkap Jerome S. Bruner …

4

mengkontruksi atau melakukan penyusunan sebuah representasi dari konsep atau

prinsip tersebut.

2) Dalil Notasi (Notation Theorem)

Menurut teorema notasi representase dari suatu materi matematika akan lebih

mudah dipahami oleh siswa apabila didalam representase itu digunakan notasi

yang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa.

3) Dalil Kekontrasan dan Variasi (Contras and Variation Theorem)

Menurut teorema kekontrasan dan variasi dikemukakan bahwa suatu konsep

matematika akan lebih mudah dipahami oleh siswa apabila konsep itu

dikontraskan dengan konsep-konsep yang lain sehingga perbedaan antar konsep

itu dengan konsep-konsep yang lain menjadi jelas.

4) Dalil Konektivitas dan Pengaitan (Conectivity Theorem)

Di dalam teorema konektivitas disebut bahwa setiap konsep, setiap prinsip,

dan setiap ketramplan dalam matematika berhubungan dengan konsep-konsep,

prinsip-prinsip, dan ketrampilan-ketrampilan lain.

Metode Penemuan

Satu hal yang membuat Bruner terkenal karena dia lebih peduli terhadap

proses belajar daripada hasil belajar, menurutnya belajar merupakan faktor yang

menentukan dalam pembelajaran dibandingkan dengan perolehan khusus, yaitu

metode penemuan (discovery). Discovery learning dari Bruner merupakan model

pengajaran yang melambangkan berdasarkan pada pandangan kognitif tentang

pembelajaran dalam prinsip konstruksitivis dan discovery learning siswa didorong

untuk belajar sendiri secara mandiri.

Adapun tahap-tahap penerapan belajar penemuan adalah:

1. Stimulus (pemberian perangsang)

2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah)

3. Data collection (pengumpulan data)

4. Data Processing (pengolahan data)

5. Verifikasi

6. Generalisasi

Page 6: MAKALAH - … Berikut dibahas beberapa teori belajar dalam pembelajaran matematika. 1. Teori belajar Bruner Bruner, yang memiliki nama lengkap Jerome S. Bruner …

5

2. Teori belajar Gagne

Robert Mills Gagne adalah seorang ilmuwan psikologi yang lahir pada tahun

1916 di North Andover dan meninggal pada tahun 2002. Pada tahun 1937 Gagne

memperoleh gelar A.B. dari Yale dan pada tahun 1940 memperoleh gelar Ph.D.

pada bidang psikologi dari Brown University. Gelar profesor diperolehnya ketika

mengajar di Connecticut College for Women dari 1940–1949. Demikian juga

ketika di Penn State University dari tahun 1945-1946, dan terakhir diperolehnya

dari Florida State University. Antara tahun 1949-1958, Gagne menjadi Direktur

Perceptual and Motor Skills Laboratory US Air Force. Pada waktu inilah dia

mulai mengembangkan teori “Conditions of Learning” yang mengarah pada

hubungan tujuan pembelajaran dan kesesuaiannya dengan desain pengajaran.

Teori ini dipublikasikan pada tahun 1965.

Gagne merupakan seorang tokoh psikologi yang mengembangkan teori

belajar dan pengajaran. Walaupun pada awal karirnya, dia adalah seorang

behaviorist, namun belakangan dia memusatkan perhatian pada pengaruh

pemrosesan informasi terhadap belajar dan memori. Dia juga dikenal sebagai

seorang psikolog eksperimental yang berkonsentrasi pada belajar dan pengajaran.

Kontribusi besar Gagne dalam pengembangan pengajaran adalah tulisan-

tulisannya tentang: Instructional Systems Design, The Condition of Learning

(1965), dan Principles of Instructional Design. Ketiga karyanya tersebut telah

mendominasi bagaimana melaksanakan pengajaran untuk berbagai topik pelajaran

di sekolah. Karyanya tentang The condition of Learning, merupakan tulisan yang

dibuatnya ketika melaksanakan latihan militer di Angkatan Udara Amerika.

Gagne mengidentifikasi lima kategori belajar, yaitu: informasi verbal (verbal

information), keterampilan intelektual (intellectual skills), strategi kognitif

(cognitive strategies), sikap (attitudes), dan keterampilan motorik (motor skills).

Informasi verbal yang dimaksudkan adalah menguraikan materi yang telah

dipelajari sebelumnya seperti fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Keterampilan

intelektual yang dimaksudkan adalah diskriminasi, konsep konkrit, konsep

terdefinisi, aturan-aturan, dan aturan-aturan yang lebih tinggi. Diskriminasi,

misalnya membedakan objek, ciri-ciri, atau simbol. Konsep konkrit, misalnya

Page 7: MAKALAH - … Berikut dibahas beberapa teori belajar dalam pembelajaran matematika. 1. Teori belajar Bruner Bruner, yang memiliki nama lengkap Jerome S. Bruner …

6

mengidentifikasi kelas-kelas objek konkrit, ciri-ciri, atau kejadian. Konsep

terdefinisi misalnya mengklasifikasi contoh kejadian baru atau ide dengan definisi

siswa. Aturan-aturan misalnya menerapkan suatu hubungan tunggal untuk

menyelesaikan suatu kelompok masalah. Aturan-aturan tingkat tinggi misalnya

menerapkan kombinasi beberapa aturan untuk menyelesaikan suatu masalah yang

kompleks. Strategi kognitif dimaksudkan adalah memanfaatkan cara sendiri

sebagai pedoman untuk belajar, berpikir, bertindak, dan merasakan. Sikap

digunakan untuk menentukan tindakan pribadi berdasarkan pada pengetahuan

internal yang dipahami dan dirasakan. Keterampilan motorik yaitu melakukan

pekerjaan disertai penggunaan otot.

Sehubungan dengan belajar matematika, Gagne menyatakan bahwa dalam

belajar matematika ada dua objek yang dapat diperoleh siswa, yaitu objek

langsung dan objek tak langsung. Obyek langsung adalah objek matematika yang

dapat langsung diberikan kepada siswa seperti fakta, keterampilan, konsep dan

aturan. Sedang obyek tak langsung adalah obyek yang terjadi sebagai akibat

pemberian objek langsung seperti terjadinya transfer belajar, kemampuan inquiry

dan problem solving, belajar mandiri (disiplin diri), bersikap positif terhadap

matematika dan tahu bagaimana semestinya belajar. Kedua objek matematika ini

dapat diperoleh siswa setiap pelaksanaan pembelajaran guru ataupun ketika siswa

belajar sendiri suatu materi matematika.

Lambang bilangan, sudut, dan berbagai notasi matematika merupakan contoh

fakta, yaitu objek matematika yang tinggal menerimanya. Keterampilan adalah

kemampuan untuk memberikan jawaban secara cepat dan tepat, misalnya

membagi bilangan dengan teknik bagi kurung, menjumlahkan pecahan, melukis

dua ruas garis dan menentukan titik potongnya. Konsep adalah ide abstrak yang

memungkinkan kita dapat mengelompokkan objek ke dalam contoh dan bukan

contoh, misalnya, konsep persegi panjang, bilangan komposit, himpunan, dan

jarak. Objek yang paling abstrak seperti sifat atau teorema disebut aturan.

Menurut Gagne, belajar dapat dikelompokkan ke dalam 8 tipe belajar, yaitu

belajar isyarat, stimulus respon, rangkaian gerak, rangkaian verbal, membedakan,

pembentukan konsep, pembentukan aturan, dan pemecahan masalah. Kedelapan

Page 8: MAKALAH - … Berikut dibahas beberapa teori belajar dalam pembelajaran matematika. 1. Teori belajar Bruner Bruner, yang memiliki nama lengkap Jerome S. Bruner …

7

tipe belajar itu terurut menurut tingkat kesukarannya dari yang mudah ke yang

paling sulit. Jadi belajar dengan pemecahan masalah adalah tipe belajar yang

paling sulit. Belajar yang tingkatnya paling rendah, karena tidak ada niat atau

rencana dan terjadi secara spontan adalah belajar isyarat. Misalnya menyenangi

atau menghindari pelajaran akibat perilaku guru. Jika belajar tersebut ada niat dari

dalam hati dan direspons oleh jasmani maka disebut stimulus-respons. Misalnya

ketika guru menulis di papan tulis, siswa mencatat. Rangkaian gerak adalah

perbuatan jasmaniah terurut dari dua kegiatan atau lebih dalam rangka stimulus-

respons. Rangkaian verbal adalah perbuatan lisan terurut dari dua kegiatan atau

lebih dalam rangka stimulus-respons. Misalnya mengemukakan pendapat,

menjawab pertanyaan guru atau siswa lainnya secara lisan. Belajar membedakan

adalah belajar memisah-misahkan rangkaian yang bervariasi. Pembentukan

konsep disebut juga tipe belajar pengelompokan, yaitu belajar melihat sifat

bersama benda-benda konkrit atau peristiwa untuk dijadikan suatu kelompok.

Pada tipe belajar pembentukan aturan, siswa diharapkan mampu memberi respon

terhadap stimulus dengan segala macam perbuatan utamanya kemampuan untuk

menggunakan aturan tersebut. Misalnya pemahaman terhadap rumus kuadratis

digunakan untuk menyelesaikan persamaan kuadrat. Tipe belajar pemecahan

masalah adalah tipe belajar yang paling tinggi derajatnya dan lebih kompleks

daripada pembentukan aturan.

Sebagai tipe belajar yang paling kompleks, maka ada beberapa langkah yang

harus dilakukan dalam pemecahan masalah. Dalam pemecahan masalah biasanya

ada lima langkah yang harus dilakukan, yaitu:

1) Menyajikan masalah dalam bentuk yang lebih jelas

2) Menyatakan masalah dalam bentuk yang lebih operasional

3) Menyusun hipotesis-hipotesis alternatif dan prosedur kerja yang diperkirakan

baik

4) Mengetes hipotesis dan melakukan kerja untuk memperoleh hasilnya

5) Memeriksa kembali hasil yang sudah diperoleh.

Kelima langkah pemecahan masalah di atas saling terkait satu sama lain.

Page 9: MAKALAH - … Berikut dibahas beberapa teori belajar dalam pembelajaran matematika. 1. Teori belajar Bruner Bruner, yang memiliki nama lengkap Jerome S. Bruner …

8

Namun demikian, sebelum suatu masalah disajikan dalam bentuk yang lebih

jelas, harus dipahami lebih dahulu masalah itu. Pemahaman masalah yang baik

akan berdampak pada kemampuan penyajian masalah yang lebih baik sehingga

hasil belajar meningkat. Jadi ada tingkah laku melalui stimulus respons dan

belajar bersyarat untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Gagne

mengemukakan bahwa hasil belajar harus didasarkan pada pengamatan tingkah

laku, melalui stimulus respons, dan belajar bersyarat. Alasannya adalah manusia

itu organisme pasif yang bisa dikontrol melalui imbalan dan hukuman.

Untuk memperoleh hasil pembelajaran yang baik, Gagne mengemukakan

sembilan tahap kegiatan pembelajaran, yaitu: gaining attention, information the

learner of the objective, stimulating recall of prior learning, presenting the

stimulus, providing learner guidance, elliciting performance, giving feedback,

assessing performance, dan enhancing retention and transfer. Kesembilan

kegiatan pembelajaran tersebut telah digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran

di Indonesia. Berdasarkan urutannya, guru memulai pengajaran dengan

mengupayakan perhatian siswa, menyampaikan tujuan, mengingatkan materi

sebelumnya, memberikan stimulus, menyediakan bimbingan belajar,

berpenampilan baik, memberikan umpan balik, evaluasi, dan meningkatkan

retensi serta melancarkan transfer belajar. Kesembilan tahap kegiatan

pembelajaran itu dapat diringkas dalam delapan instruksi pengajaran, yaitu:

mengaktifkan motivasi (activating motivation), memberitahu tujuan-tujuan

belajar, mengarahkan perhatian (directing attention), merangsang ingatan

(stimulating recall), menyediakan bimbingan belajar, meningkatkan retensi

(enhancing retention), melancarkan transfer belajar, mengeluarkan penampilan;

memberikan umpan balik.

3. Teori belajar Piaget

Jean Piaget adalah psikolog pertama yang menggunakan filsafat

konstruktivisme, sedangkan teori pengetahuannya dikenal dengan teori adaptasi

kognitif. Sama halnya dengan setiap organisme harus beradaptasi secara fisik

dengan lingkungan untuk dapat bertahan hidup, demikian juga struktur pemikiran

Page 10: MAKALAH - … Berikut dibahas beberapa teori belajar dalam pembelajaran matematika. 1. Teori belajar Bruner Bruner, yang memiliki nama lengkap Jerome S. Bruner …

9

manusia. Manusia berhadapan dengan tantangan, pengalaman, gejala baru, dan

persoalan yang harus ditanggapinya secara kognitif (mental). Untuk itu, manusia

harus mengembangkan skema pikiran lebih umum atau rinci, atau perlu

perubahan, menjawab dan menginterpretasikan pengalaman-pengalaman tersebut.

Dengan cara itu, pengetahuan seseorang terbentuk dan selalu berkembang. Proses

tersebut meliputi:

1) Skema atau skemata adalah struktur kognitif yang dengannya seseorang

beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya

dengan lingkungan. Skema juga berfungsi sebagai kategori-kategori untuk

mengidentifikasikan rangsangan yang datang, dan terus berkembang.

2) Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang tetap mempertahankan

konsep awalnya, hanya menambah atau merinci.

3) Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal sudah

tidak cocok lagi.

4) Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga

seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya

(skemata). Proses perkembangan intelek seseorang berjalan dari disequilibrium

menuju equilibrium melalui asimilasi dan akomodasi.

Menurut Piaget, dalam pikiran seseorang ada struktur pengetahuan awal

(skemata). Setiap skema berperan sebagai suatu filter dan fasilitator bagi ide-ide

dan pengalaman-pengalaman yang baru. Skemata mengatur, mengkoordinasi dan

mengintensifkan prinsip-prinsip dasar. Melalui kontak dengan pengalaman baru,

skema dapat dikembangkan dan diubah, yaitu dengan proses asimilasi dan

akomodasi. Bila pengalaman baru itu masih bersesuaian dengan skema yang

dipunya seseorang, maka skema itu hanya dikembangkan melalui proses asimilasi.

Bila pengalaman baru itu sungguh berbeda dengan skema yang ada sehingga

skema yang lama tidak cocok lagi untuk menghadapi pengalaman yang baru,

skema yang lama diubah sampai ada keseimbangan lagi. Inilah proses akomodasi.

Piaget membedakan 4 taraf perkembangan kognitif seseorang: (1) taraf

sensori-motor, (2) praoperasional, (3) taraf operasional konkret, dan (4) taraf

operasional formal (Piaget dan Inhelder, 1969; Wadsworth, 1989). Taraf sensori-

Page 11: MAKALAH - … Berikut dibahas beberapa teori belajar dalam pembelajaran matematika. 1. Teori belajar Bruner Bruner, yang memiliki nama lengkap Jerome S. Bruner …

10

motor berkembang sejak lahir sampai sekitar umur 2 tahun. Selama taraf ini,

seorang anak belum berpikir dan mengembangkan suatu kejadian atau objek

secara konseptual meskipun perkembangan kognitif sudah mulai ada, yaitu

dibentuknya skemata. Pada taraf praoperasional, yang berkembang dari umur 2 –

7 tahun, mulailah berkembang kemampuan berbahasa dan beberapa bentuk

pengungkapan. Penalaran pralogika juga mulai berkembang. Pada umur 7 – 11

tahun, yang disebut taraf operasional konkret, anak memperkembangkan

kemampuan menggunakan pemikiran logis dalam berhadapan dengan persoalan-

persoalan yang konkret. Pada taraf operasional formal (11 – 15 tahun), anak sudah

memperkembangkan pemikiran abstrak dan penalaran logis untuk macam-macam

persoalan. Dalam ketiga taraf kognitif diatas skema seseorang berkembang.

Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan

dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya

diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang

ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan

dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik

agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan

berbagai hal dari lingkungan.

Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah:

1) Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu

guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berpikir

anak.

2) Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan

dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan

lingkungan sebaik-baiknya.

3) Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.

4) Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

5) Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara

dan diskusi dengan teman-temanya.

Page 12: MAKALAH - … Berikut dibahas beberapa teori belajar dalam pembelajaran matematika. 1. Teori belajar Bruner Bruner, yang memiliki nama lengkap Jerome S. Bruner …

11

4. Teori belajar Vygotsky

Sebelum membahas lebih jauh tentang Teori Konstruktivisme Vygotsky,

sedikit kami paparkan tentang biografi Vygotsky, Vygostsky adalah seorang

sarjana Hukum, tamat dari Universitas Moskow pada tahun 1917, kemudian

beliau melanjutkan studi dalam bidang filsafat, psikologi, dan sastra pada fakultas

Psikologi Universitas Moskow dan menyelesaikan studinya pada tahun 1925

dengan judul disertasi “The Psychology of Art”. Dengan latar belakang ilmu yang

demikian banyak memberikan inspirasi pada pengembangan teknologi

pembelajaran, bahasa, psikologi pendidikan, dan berbagai teori pembelajaran.

Vygotsky wafat pada tahun 1934.

Vygotsky menekankan pentingnya memanfaatkan lingkungan dalam

pembelajaran. Lingkungan sekitar siswa meliputi orang-orang, kebudayaan,

termasuk pengalaman dalam lingkungan tersebut. Orang lain merupakan bagian

dari lingkungan, pemerolehan pengetahuan siswa bermula dari lingkup sosial,

antar orang, dan kemudian pada lingkup individu sebagai peristiwa internalisasi.

Vygotsky menekankan pada pentingnya hubungan antara individu dan lingkungan

sosial dalam pembentukan pengetahuan yang menurut beliau, bahwa interaksi

sosial yaitu interaksi individu tersebut dengan orang lain merupakan faktor

terpenting yang dapat memicu perkembangan kognitif seseorang. Vygotsky

berpendapat bahwa proses belajar akan terjadi secara efisien dan efektif apabila

anak belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain dalam suasana dan

lingkungan yang mendukung, dalam bimbingan seseorang yang lebih mampu,

guru atau orang dewasa. Dengan hadirnya teori konstruktivisme Vygotsky ini,

banyak pemerhati pendidikan yang mengembangkan pembelajaran kooperatif,

pembelajaran peer interaction, dan sebagainya.

Konstruktivisme menurut pandangan Vygotsky menekankan pada pengaruh

budaya. Vygotsky berpendapat fungsi mental yang lebih tinggi bergerak antara

inter-psikologi (interpsychological) melalui interaksi sosial dan intrapsikologi

(intrapsychological) dalam benaknya. Internalisasi dipandang sebagai

transformasi dari kegiatan eksternal ke internal. Ini terjadi pada individu bergerak

antara inter-psikologi (antar orang) dan intra-psikologi (dalam diri individu).

Page 13: MAKALAH - … Berikut dibahas beberapa teori belajar dalam pembelajaran matematika. 1. Teori belajar Bruner Bruner, yang memiliki nama lengkap Jerome S. Bruner …

12

Berkaitan dengan perkembangan intelektual siswa, Vygotsky mengemukakan

dua ide; Pertama, bahwa perkembangan intelektual siswa dapat dipahami hanya

dalam konteks budaya dan sejarah pengalaman siswa. Kedua, Vygotsky

mempercayai bahwa perkembangan intelektual bergantung pada sistem tanda

(sign system) setiap individu selalu berkembang. Sistem tanda adalah simbol-

simbol yang secara budaya diciptakan untuk membantu seseorang berpikir,

berkomunikasi, dan memecahkan masalah, misalnya budaya bahasa, sistem

tulisan, dan sistem perhitungan.

Berkaitan dengan pembelajaran, Vygotsky mengemukakan empat prinsip

yaitu:

1) Pembelajaran sosial (social learning).

Pendekatan pembelajaran yang dipandang sesuai adalah pembelajaran

kooperatif. Vygotsky menyatakan bahwa siswa belajar melalui interaksi

bersama dengan orang dewasa atau teman yang lebih cakap;

2) ZPD (zone of proximal development).

Bahwa siswa akan dapat mempelajari konsep-konsep dengan baik jika berada

dalam ZPD. Siswa bekerja dalam ZPD jika siswa tidak dapat memecahkan

masalah sendiri, tetapi dapat memecahkan masalah itu setelah mendapat

bantuan orang dewasa atau temannya (peer); Bantuan atau support dimaksud

agar si anak mampu untuk mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal yang lebih

tinggi tingkat kerumitannya dari pada tingkat perkembangan kognitif si anak.

3) Masa Magang Kognitif (cognitive apprenticeship).

Suatu proses yang menjadikan siswa sedikit demi sedikit memperoleh

kecakapan intelektual melalui interaksi dengan orang yang lebih ahli, orang

dewasa, atau teman yang lebih pandai;

4) Pembelajaran Termediasi (mediated learning).

Vygostky menekankan pada scaffolding. Siswa diberi masalah yang kompleks,

sulit, dan realistik, dan kemudian diberi bantuan secukupnya dalam

memecahkan masalah siswa

Inti teori Vygotsky adalah menekankan interaksi antara aspek internal dan

eksternal dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan sosial

Page 14: MAKALAH - … Berikut dibahas beberapa teori belajar dalam pembelajaran matematika. 1. Teori belajar Bruner Bruner, yang memiliki nama lengkap Jerome S. Bruner …

13

pembelajaran. Menurut teori Vygotsky, fungsi kognitif manusia berasal dari

interaksi sosial masing-masing individu dalam konteks budaya. Vygotsky juga

yakin bahwa pembelajaran terjadi saat siswa bekerja menangani tugas-tugas yang

belum dipelajari namun tugas-tugas tersebut masih dalam jangkauan

kemampuannya atau tugas-tugas itu berada dalam zona of proximal development

mereka.

Page 15: MAKALAH - … Berikut dibahas beberapa teori belajar dalam pembelajaran matematika. 1. Teori belajar Bruner Bruner, yang memiliki nama lengkap Jerome S. Bruner …

14

DAFTAR PUSTAKA

Kadir. 2008. Teori Belajar Mengajar Matematika Robert Mills Gagne. [Online],

tersedia: http://kadirraea.blogspot.com/2008/06/teori-gagne.html.

Didownload 27 Februari 2013

Ojose, Bobby. 2008. Applying Piaget’s Theory of Cognitive Development to

Matthematics Instruction. [Online], tersedia:

http://math.coe.uga.edu/tme/issues/v18n1/v18n1_ojose.html. Didownload

27 Februari 2013

Suparno, Paul. 2006. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta.

Penerbit Kanisius.

Teori Belajar menurut Bruner. [Online], tersedia:

http://www.abyfarhan.com/2011/12/teori-belajar-menurut-bruner.html.

didownload 27 Februari 2013