makalah bahaya tas kresek dan styrofoam sebagai pembungkus makanan

21
BAHAYA TAS KRESEK HITAM DAN STYROFOAM SEBAGAI PEMBUNGKUS MAKANAN Makalah Digunakan Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Pengantar Ilmu Lingkungan Institut Teknologi Nasional Malang Oleh : LUTFI ROZAQI : 1412902 KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA

Upload: lutfirozaqi

Post on 14-Nov-2015

26 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Makalah penjelasan bahaya tas kresek dan styrofoam sebagai pembungkus makanan.

TRANSCRIPT

Sebuah konverter DAC dengan input-input BCD seperti gambar dibawah, apabila diketahui bobot dari Bo = 0,2 volt, hitunglah :

BAHAYA TAS KRESEK HITAM DAN STYROFOAM SEBAGAI PEMBUNGKUS MAKANAN

MakalahDigunakan Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Pengantar Ilmu LingkunganInstitut Teknologi Nasional Malang

Oleh :

LUTFI ROZAQI: 1412902

KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKAJURUSAN TEKNIK ELEKTRO S-1FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG2015

ii

KATA PENGANTARPuji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang diberi judul Bahaya Tas Kresek Hitam dan Styrofoam sebagai Pembungkus Makanan.Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada mata kuliah Pengantar Ilmu Lingkungan di Institut Teknologi Nasional Malang.Makalah ini dapat diselesaikan dengan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa pada penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan masa yang akan datang.

Malang, April 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiDAFTAR GAMBARivBAB I. PENDAHULUAN11.1 Latar Belakang Masalah11.2 Rumusan Masalah11.3 Tujuan dan Manfaat11.4 Batasan Masalah21.5 Sistematika Penulisan2BAB II. PEMBAHASAN32.1 Bahaya Tas Kresek Warna Hitam32.2 Bahaya Styrofoam5BAB III. PENUTUP8Kesimpulan8Saran8DAFTAR PUSTAKA9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tas Kresek3Gambar 2.2 Styrofoam5

iv

iii

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahJajanan kuliner bisa dikatakan terus menjamur di masyarakat. Di banyak tempat terutama di daerah wisata, perumahan, maupun sekolah, sangatlah mudah ditemukan penjual jajanan-jajanan kuliner ini. Biasanya penikmat kuliner mengkonsumsi jajanan tersebut langsung di tempat ataupun dibawa pulang. Bagi pembeli yang ingin membawa makanannya pulang, penjual selalu menyiapkan wadah pembungkus untuk makanan jualannya tersebut. Biasanya penjual menggunakan tas kresek atau styrofoam sebagai pembungkus karena praktis, ringan, harganya murah, dan untuk mendapatkannya sangat mudah. Tetapi di balik segi positifnya tersebut, ternyata tas kresek dan styrofoam memiliki potensi buruk bagi kesehatan masyarakat. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang kurang menyadari akan bahaya yang ditimbulkan pada penggunaan tas kresek atau styrofoam sebagai pembungkus makanan. Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat menginformasikan bagaimana bahaya yang ditimbulkan pada penggunaan tas kresek atau styrofoam sebagai pembungkus makanan.1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah adalah :1. Apa saja bahaya yang ditimbulkan pada penggunaan tas kresek dan styrofoam sebagai pembungkus makanan?1.3 Tujuan dan ManfaatTujuan dari pembahasan makalah ini adalah :1. Mengetahui bahaya yang ditimbulkan pada penggunaan tas kresek dan styrofoam sebagai pembungkus makanan.Manfaat dari makalah adalah:1. Dapat memberi informasi mengenai bahaya yang ditimbulkan pada penggunaan tas kresek dan styrofoam sebagai pembungkus makanan.

1.4Batasan MasalahMasalah yang akan dibatasi pada pembahasan dari makalah ini adalah :1. Hanya membahas bahaya yang ditimbulkan pada penggunaan tas kresek hitam dan styrofoam sebagai pembungkus makanan.1.5Sistematika PenulisanSistematika penulisan makalah meliputi :Bab. 1 : PendahuluanYang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat pembahasan, batasan masalah, dan sistematika penulisan dari makalah.Bab. 2 : PembahasanDalam bab ini memuat tentang kajian teori dan data-data referensi yang dibahas di dalam makalah.Bab. 3 : PenutupBab ini berisikan kesimpulan dari yang dihasilkan dari bahasan pada makalah.

2

1

3

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Bahaya Tas Kresek Warna HitamKantong plastik atau kantong kresek dapat beraneka ragam warnanya, salah satunya adalah warna hitam yang telah disebutkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).Kantong kresek hitam terbuat dari plastik bekas yang dikumpulkan oleh pemulung, yang kemudian didaur ulang. Dalam proses ini biasanya ditambahkan berbagai zat kimia sebagai bahan tambahan, dan selanjutnya dilelehkan pada suhu tertentu.Selain zat kimia tambahan, plastik-plastik tersebut memiliki riwayat penggunaan yang beragam, misalnya bekas bungkus pestisida, kotoran hewan, pupuk, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, dan sebagainya. Tidak mengherankan bila plastik kresek hitam ini memiliki aroma yang tajam.Mengingat proses pembuatannya, jelas bahwa plastik kresek hitam tidak layak digunakan sebagai bungkus makanan siap santap (anakku.net, 2013).

Gambar 2.1 Tas Kresek(Fatmah Hasan, 2014)Menurut kajian dari National Institute of Health (NIH), plastik yang mengandung bisphenol-A sebagai bahan utamanya dapat mempengaruhi perkembangan otak pada janin dan bayi yang baru lahir. Bahan ini mampu merangsang pertumbuhan sel kanker atau memperbesar resiko keguguran kandungan.Dalam plastik, agar tidak bersifat kaku dan rapuh ditambahkan suatu bahan pelembut seperti yang telah dipaparkan di atas. Namun, penggunaan bahan pelembut ini yang justru dapat menimbulkan masalah kesehatan. Sebagai contoh, penggunaan bahan pelembut seperti PCB sekarang sudah dilarang pemakaiannya karena dapat menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada manusia (karsinogenik). Di Jepang, keracunan PCB menimbulkan penyakit yang dikenal sebagai yusho. Tanda dan gejala dari keracunan ini berupa pigmentasi pada kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pada perut, serta tangan dan kaki lemas. Sedangkan pada wanita hamil, mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan serta bayi lahir cacat.Contoh lain dari bahan pelembut yang dapat menimbulkan masalah adalah DEHA. Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, plastik PVC yang menggunakan bahan pelembut DEHA dapat mengkontaminasi makanan dengan mengeluarkan bahan pelembut ini ke dalam makanan. Data di Amerika Serikat pada tahun 1998 menunjukkan bahwa DEHA dengan konsentrasi tinggi (300 kali lebih tinggi dari batas maksimal DEHA yang ditetapkan oleh FDA/ badan pengawas obat makanan AS) terdapat pada keju yang dibungkus dengan plastik PVC. DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen (hormon kewanitaan pada manusia). Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat merusakkan sistem peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, serta mengakibatkan kanker hati. Meskipun dampak DEHA pada manusia belum diketahui secara pasti, hasil penelitian yang dilakukan pada hewan sudah sepantasnya membuat masyarakat berhati-hati. Berkaitan dengan adanya kontaminasi DEHA pada makanan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Eropa telah membatasi ambang batas DEHA yang masih aman bila terkonsumsi, yaitu 18 bpj (bagian per sejuta). Lebih dari itu dianggap berbahaya untuk dikonsumsi.Bahaya lain yang dapat mengancam kesehatan adalah pembakaran bahan yang terbuat dari plastik. Seperti diketahui, plastik memiliki tekstur yang kuat dan tidak mudah terdegradasi oleh mikroorganisme tanah. Oleh karena itu, seringkali plastik dibakar untuk menghindari pencemaran terhadap tanah dan air di lingkungan (dari sektor pertanian saja, plastik di dunia setiap tahun mencapai 100 juta ton. Jika sampah plastik ini dibentangkan, maka dapat membungkus bumi sampai sepuluh kali lipat). Namun, pembakaran plastik ini justru dapat mendatangkan masalah tersendiri. Plastik yang dibakar akan mengeluarkan asap toksik yang apabila dihirup dapat menyebabkan sperma menjadi tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan. Pembakaran PVC akan mengeluarkan DEHA yang dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen manusia. Selain itu, juga dapat mengakibatkan kerusakan kromosom dan menyebabkan bayi-bayi lahir dalam kondisi cacat.Selain itu, yang perlu diwaspadai dari penggunaan plastik dalam industri makanan adalah kontaminasi zat warna plastik dalam makanan. Contohnya adalah penggunaan kantong plastik hitam (kresek) untuk membungkus makanan seperti gorengan dan lain-lain. Zat pewarna hitam ini kalau terkena panas (misalnya berasal dari gorengan), bisa terurai, terdegradasi menjadi bentuk radikal. Zat racun itu bisa bereaksi dengan cepat, seperti oksigen dan makanan. Kalaupun tidak beracun, senyawa tadi bisa berubah jadi racun bila terkena panas. Bentuk radikal ini karena memiliki satu elektron tidak berpasangan menjadi sangat reaktif dan tidak stabil sehingga dapat berbahaya bagi kesehatan terutama dapat menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol seperti pada penyakit kanker. Namun, belum dapat dipastikan munculnya kanker ini disebabkan kantong plastik yang beracun atau karena faktor dari makanan itu sendiri. Hal ini perlu dibuktikan, karena banyak faktor yang menentukan terjadinya kanker, misalnya kekerapan orang mengonsumsi makanan yang tercemar, sistem kekebalan, faktor genetik, kualitas plastik, dan makanan. Apabila terakumulasi, bisa menimbulkan kanker (Mar'a Quinn, 2010).2.2 Bahaya Styrofoam

Gambar 2.2 Styrofoam(Fadly Indrawijaya, 2013)Di Indonesia, penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan makin menjamur. Sangat mudah menemukannya dimana-mana, mulai dari restoran siap saji sampai ketukang-tukang makanan di pinggir jalan, menggunakan bahan ini untuk membungkus makanan mereka. Alasannya, ingin praktis dan tampil lebih baik. Padahal di balik kemasan yang terlihat bersih itu ada bahaya besar yang mengancam.Dalam industri, styrofoam sebenarnya hanya digunakan sebagai bahan insulasi. Bahan ini memang bisa menahan suhu, sehingga benda didalamnya tetap dingin atau hangat lebih lama dari pada kertas atau bahan lainnya. Karena bisa menahan suhu itulah, akhirnya banyak yang salah kaprah menggunakannya sebagai gelas minuman dan wadah makanan.Styrofoam berbahaya karena terbuat dari butiran-butiran styrene, yang diproses dengan menggunakan benzana (alias benzene). Padahal benzana termasuk zat yang bisa menimbulkan banyak penyakit.Benzana bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid, mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran, dan menjadi mudah gelisah. Di beberapa kasus, benzana bahkan bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan kematian. Saat benzana termakan, dia akan masuk ke sel-sel darah dan lama-kelamaan akan merusak sumsum tulang belakang. Akibatnya produksi sel darah merah berkurang dan timbullah penyakit anemia. Efek lainnya, sistem imun akan berkurang sehingga kita mudah terinfeksi. Pada wanita, zat ini berakibat buruk terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan. Dan yang paling berbahaya, zat ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.Beberapa lembaga dunia seperti World Health Organization s International Agency for Research on Cancer dan EPA (Enviromental Protection Agency) styrofoam telah dikategorikan sebagai bahan karsinogen (bahan yang dapat menyebabkan kanker).Saat makanan atau minuman ada dalam wadah styrofoam, bahan kimia yang terkandung dalam styrofoam akan berpindah ke makanan. Perpindahannya akan semakin cepat jika kadar lemak (fat) dalam suatu makanan atau minuman makin tinggi. Selain itu, makanan yang mengandung alkohol atau asam (seperti lemon tea) juga dapat mempercepat laju perpindahan. Penelitian juga membuktikan, bahwa semakin panas suatu makanan, semakin cepat pula migrasi bahan kimia styrofoam ke dalam makanan. Padahal di restoran-restoran siap saji dan di tukang-tukang makanan di pinggir jalan, styrofoam digunakan untuk membungkus makanan yang baru masak.. Malahan ada gerai makanan cepat saji yang memanaskan lagi makanan yang telah terbungkus styrofoam di dalam microwave. Terbayangkan, betapa banyaknya zat kimia yang pindah ke makanan kita dan akhirnya masuk ke dalam tubuh kita.Selain berefek negatif bagi kesehatan, styrofoam juga tak ramah lingkungan. Karena tidak bisa diuraikan oleh alam, styrofoam akan menumpuk begitu saja dan mencemari lingkungan. Styrofoam yang terbawa ke laut, akan dapat merusak ekosistem dan biota laut. Beberapa perusahaan memang mendaur ulang styrofoam. Namun sebenarnya, yang dilakukan hanya menghancurkan styrofoam lama, membentuknya menjadi styrofoam baru dan menggunakannya kembali menjadi wadah makanan dan minuman.Proses pembuatan styrofoam juga bisa mencemari lingkungan. Data EPA (Enviromental Protection Agency) di tahun 1986 menyebutkan, limbah berbahaya yang dihasilkan dari proses pembuatan styrofoam sangat banyak. Hal itu menyebabkan EPA mengategorikan proses pembuatan styrofoam sebagai penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia. Selain itu, proses pembuatan styrofoam menimbulkan bau yang tak sedap yang mengganggu pernapasan dan melepaskan 57 zat berbahaya ke udara (itd.unair.ac.id, tanpa tahun).

4

5

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanDari pembahasan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa :1. Penggunaan tas kresek hitam sebagai pembungkus makanan sangat berbahaya, karena mengandung banyak zat berbahaya yang apabila terkena kontak dengan makanan, maka apabila dikonsumsi dapat menimbulkan berbagai penyakit termasuk kanker.2. Seperti pada tas kresek hitam, penggunaan styrofoam sebagai pembungkus makanan sangat berbahaya, karena mengandung zat berbahaya yaitu butiran-butiran styrene yang diproses menggunakan benzena. Benzana sendiri dapat menimbulkan banyak gangguan dan juga penyakit bagi manusia.3.2 SaranDari pembahasan makalah di atas dapat penulis menyarankan :1. Sebaiknya dicari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami, misalnya daun pisang dan daun jati.

DAFTAR PUSTAKA

anakku.net. (2013). Bahaya di Balik Kresek Hitam. URL: http://www.anakku.net/bahaya-di-balik-kresek-hitam.htmlHasan, Fatmah. (2014). Waspada, Bahaya bagi Kesehatan di Balik Kresek Hitam. URL: https://www.islampos.com/waspada-bahaya-bagi-kesehatan-di-balik-kresek-hitam-116540/Indrawijaya, Fadly. (2013). Styrofoam, Kotak Makanan Beracun . URL: http://www.biluping.com/2013/04/styrofoam-kotak-makanan-beracun.htmlitd.unair.ac.id. (tanpa tahun). Bahaya Styrofoam Bagi Kesehatan. URL: http://itd.unair.ac.id/index.php/health-news-archive/318-bahaya-styrofoam-bagi-kesehatan.htmlQuinn, Mar'a. (2010). Bahaya Plastik sebagai Pembungkus Makanan . URL: http://pantipintar.blogspot.com/2010/12/judul-makalah-bahaya-plastik-sebagai.html

8

10

9