makalah - bafrawijaya's blog | sepi ing … · web viewdorongan biologis yang mendorong...

22
Tugas Sosiologi SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN Oleh : AFRA HANIFY AULY AVECENIA SMA NEGERI 1 BATU 2010

Upload: dokhuong

Post on 09-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH - Bafrawijaya's Blog | SEPI ING … · Web viewDorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap

Tugas Sosiologi

SOSIALISASI DAN

PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

Oleh :

AFRA HANIFY AULY AVECENIA

SMA NEGERI 1 BATU2010

Page 2: MAKALAH - Bafrawijaya's Blog | SEPI ING … · Web viewDorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap

SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

2.1 Defenisi

Banyak para ahli yang memberikan perhatian dan mencurahkan penelitiannya

untuk mendeskripsikan penelitiannya mengenai tentang pola tingkah laku yang

nantinya merunut juga pada pola tingkah laku manusia sebagai bahan

perbandingannya.

Pola-pola tingkah laku bagi semua Homo Sapiens hampir tidak ada, bahkan

bagi semua individu yang tergolong satu ras pun, tidak ada satu system pola tingkah

laku yang seragam. Sebabnya tingkah laku Homo Sapiens tidak hanya ditentukan

oleh system organic biologinya saja, melainkan juga akal dan pikirannya serta

jiwanya, sehingga variasi pola tingkah laku Homo Sapiens sangat besar diversitasnya

dan unik bagi setiap manusia.

Dengan pola tingkah laku dalam arti yang sangat khusus yang ditentukan oleh

nalurinya, dorongan-dorongan dan refleksnya.

Jadi “Kepribadian” dalam konteks yang lebih mendalam adalah “susunan unsur-

unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu”.

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai

dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau

masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan

(role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus

dijalankan oleh individu.

2.2 Unsur-unsur Kepribadian

Ada beberapa unsur-unsur dari kepribadian. Diantaranya adalah sebagai berikut

:

Pengetahuan

Pengetahuan merupakan suatu unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa

orang yang sadar. Dalam alam sekitar manusia terdapat berbagai hal yang

diterimanya melalui panca inderanya yang masuk kedalam berbagi sel di bagian-

bagian tertentu dari otaknya. Ddan didalam otak tersebutlah semuanya diproses

menjadi susunan yang dipancarkan oleh individu kealam sekitar. Dan dalam

Antropologi dikenal sebagai “persepsi” yaitu; “seluruh proses akal manusia yang

sadar”.

Ada kalanya suatu persepsi yang diproyeksikan kembali menjadi suatu

penggambaran berfokus tentang lingkungan yang mengandung bagian-bagian.

Penggambaran yang terfokus secara lebih intensif yang terjadi karena pemustan

Page 3: MAKALAH - Bafrawijaya's Blog | SEPI ING … · Web viewDorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap

secara lebih intensif di dalam pandangan psikologi biasanya disebut dengan

“Pengamatan”.

Penggambaran tentang lingkungan dengan fokus pada bagian-bagian yang

paling menarik perhatianya seringkali diolah oleh sutu proses dalam aklanya yang

menghubungkannya dengan berbagai penggambaran lain yang sejenisnya yang

sebelumnya pernah diterima dan diproyeksikan oleh akalnya, dan kemudian muncul

kembali sebagai kenangan.

Dan penggambaran yang baru dengan pengertian baru dalam istilah psikologi

disebut “Apersepsi”.

Penggabungan dan membandingkan-bandingkan bagian-bagian dari suatu

penggambaran dengan bagian-bagian dari berbagai penggambaran lain yang sejenis

secara konsisten berdasarkan asas-asas tertentu. Dengan proses kemampuan untuk

membentuk suatu penggambaran baru yang abstrak, yang dalam kenyataanya tidak

mirip dengan salah satu dari sekian macam bahan konkret dari penggambaran yang

baru.

Dengan demikian manusia dapat membuat suatu penggambaran tentang tempat-

tempat tertentu di muka bumi, padahal ia belum pernah melihat atau mempersepsikan

tempat-tempat tersebut. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu-ilmu sosial disebut

dengan “Konsep”.

Cara pengamatan yang menyebabkan bahwa penggambaran tentang lingkungan

mungkin ada yang ditambah-tambah atau dibesar-besarkan, tetapi ada pula yang

dikurangi atau diperkecil pada bagian-bagian tertentu. Dan ada pula yang digabung

dengan penggambaran-pengambaran lain sehingga menjadi penggambaran yang baru

sama sekali, yang sebenarnya tidak nyata.

Dan penggambaran baru yang seringkali tidak realistic dalam Psikologi disebut

dengan “Fantasi”.

Seluruh penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi merupakan

unsur-unsur pengetahuan yang secara sadar dimiliki seorang Individu.

Perasaan

Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai

macam perasaan. Sebaliknya, dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat

suatu hal yang buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan. Persepsi-

persepsi seperti itu dapat menimbulkan dalam kesadaranya perasaan negatif.

“Perasaan”, disamping segala macam pengetahuan agaknya juga mengisi alam

kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya. “Perasaan” adalah suatu keadaan

dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadan yang

positif atau negative.

Dorongan Naluri

Page 4: MAKALAH - Bafrawijaya's Blog | SEPI ING … · Web viewDorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap

Kesadaran manusia mengandung berbagi perasaan berbagi perasaan lain yang

tidak ditimbulkan karena diperanguhi oleh pengeathuannya, tetapi karena memang

sudah terkandung di dalam organismenya, khususnya dalam gennya, sebagai naluri.

Dan kemauan yang sudah meruapakan naluri disebut “Dorongan”.

2.3. Tujuh Macam Dorongan naluri

Ada perbedaan paham mengenai jenis dan jumlah dorongan naluri yang

terkandung dalam naluri manusia yaitu ;

1. Dorongan untuk mempertahankan hidup. Dorongan ini memang merupakan

suatu kekutan biologis yang ada pada setiap makhluk di dunia untuk dapat

bertahan hidup.

2. Dorongan seks. Dorongan ini telah banyak menarik perhatian para ahli

antropolagi, dan mengenai hal ini telah dikembangkan berbagai teori.

Dorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan

bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap individu yang

normal yang tidak dipengaruhi oleh pengetahuan apapun.

3. Dorongan untuk berupaya mencari makan. Dorongan ini tidak perlu dipelajari,

dan sejak baru dilahirkan pun manusia telah menampakannya dengan mencari

puting susu ibunya atau botol susunya tanpa perlu dipelajari.

4. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesame manusia, yang

memang merupakan landasan biologi dari kehidupan masyarakat manusia

sebagai kolektif.

5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya. Dorongan ini merupakan

asal-mula dari adanya beragam kebudayaan manusia, yang menyebabkan

bahwa manusia mengembangkan adat. Adat, sebaliknya, memaksa perbuatan

yang seragam (conform) dengan manusia-manusia di sekelilingnya.

6. Dorongan untuk berbakti. Dorongan ini mungkin ada karena manusia adalah

makhluk kolektif. Agar manusia dapat hidup secara bersama manusia lain

diperlukan suatu landasan biologi untuk mengembangkan Altruisme, Simpati,

Cinta, dan sebagainya. Dorongan itu kemudian lebih lanjut membentuk

kekuatan-kekuatan yang oleh perasaanya dianggap berada di luar akalnya

sehingga timbul religi.

7. Dorongan untuk keindahan. Dorongan ini seringkali saudah tampak dimiliki

bayi, yang sudah mulai tertarik pada bentuk-bentuk, warna-warni, dan suara-

suara, irama, dan gerak-gerak, dan merupakan dasar dari unsur kesenian.

2.4 Materi Dari Unsur-unsur Kepribadian

Page 5: MAKALAH - Bafrawijaya's Blog | SEPI ING … · Web viewDorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap

Dalam sebuah konsep kepribadian umum,makin dipertajam dengan terciptanya

konsep basic personality structure, atau “kepribadian dasar”, yaitu semua semua

unsur kepribadian yang dimiliki sebagian besar warga suatu masyarakat.

Kepribadian dasar ada karena semua individu warga masyarakat mengalami

pengaruh lingkungan kebudayaan yang sama selama pertumbuhan mereka.

Metodologi untuk mengumpulkan data mengenai kepribadian bangsa dapat dilakukan

dengan mengumpulkan sample dari warga masyarakat yang menjadi objek penelitian,

yang kemudian diteliti kepribadiannya dengan tes Psikologi.

Selain ciri watak umum, seorang Individu memilki ciri-ciri wataknya sendiri,

sementara adaindividu-individu dalam sample yang tidak meliki unsur-unsur

kepribadian umum. Pendekatan dalam penelitian kepribadian suatu kebudaya juga

dilaksanakan dengan metode lain yang didasarkan pada ciri-ciri dan unsur watak

seorang individu dewasa.

Pembentukan watak dan jiwa individu banyak dipengaruhi oleh pengalamannya

di masa kanak-kanak serta pola pengasuhan orang tua.

Berdasarkan konsepsi Psikologi tersebut, para ahli Antropologi berpendirian bahwa

dengan mempelajari adat-istiadat pengasuhan anak yang khas akan dapat mengetahui

adanya berbagai unsur kepribadian pada sebagian besar warga yang merupakan

akibat dari pengalaman-pengalaman mereka sejak masa kanak-kanak.

Penelitian mengenai etos kebudayaan dan kepribadian bangsa yang pertama-

tama dilakukan oleh tokoh Antroplogi R. Benedict, R. Linton, dan M. Mead.

Sehingga menjadi bagian khusus dalam antropologi yang dinamakan personality and

culture.

2.5 Jenis sosialisasi

Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam

keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua

proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat

bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang

sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-

sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.

Keluarga sebagai perantara sosialisasi primer

1. Sosialisasi primer

Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai

sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi

anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia

1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal

Page 6: MAKALAH - Bafrawijaya's Blog | SEPI ING … · Web viewDorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap

anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu

membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.

Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat

penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di

dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna

kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga

terdekatnya.

2. Sosialisasi sekunder

Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi

primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam

masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam

proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan

dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri

yang lama.

2.6 Tipe sosialisasi

Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda. contoh,

standar 'apakah seseorang itu baik atau tidak' di sekolah dengan di kelompok

sepermainan tentu berbeda. Di sekolah, misalnya, seseorang disebut baik apabila nilai

ulangannya di atas tujuh atau tidak pernah terlambat masuk sekolah. Sementara di

kelompok sepermainan, seseorang disebut baik apabila solider dengan teman atau

saling membantu. Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe sosialisasi

yang ada. Ada dua tipe sosialisasi. Kedua tipe sosialisasi tersebut adalah sebagai

berikut.

1. Formal

Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut

ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan

pendidikan militer.

2. Informal

Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat

kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-

kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.

Page 7: MAKALAH - Bafrawijaya's Blog | SEPI ING … · Web viewDorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap

Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah kepada

pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di

lingkungannya. Dalam lingkungan formal seperti di sekolah, seorang siswa bergaul

dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan guru dan karyawan sekolahnya.

Dalam interaksi tersebut, ia mengalami proses sosialisasi. dengan adanya proses

soialisasi tersebut, siswa akan disadarkan tentang peranan apa yang harus ia lakukan.

Siswa juga diharapkan mempunyai kesadaran dalam dirinya untuk menilai dirinya

sendiri. Misalnya, apakah saya ini termasuk anak yang baik dan disukai teman atau

tidak? Apakah perliaku saya sudah pantas atau tidak?

Meskipun proses sosialisasi dipisahkan secara formal dan informal, namun hasilnya

sangat suluit untuk dipisah-pisahkan karena individu biasanya mendapat sosialisasi

formal dan informal sekaligus.

2.7 Pola sosialisasi

Sosiologi dapat dibagi menjadi dua pola: sosialisasi represif dan sosialisasi

partisipatoris. Sosialisasi represif (repressive socialization) menekankan pada

penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif adalah

penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan. Penekanan pada

kepatuhan anak dan orang tua. Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah,

nonverbal dan berisi perintah, penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan

keinginan orang tua, dan peran keluarga sebagai significant other. Sosialisasi

partisipatoris (participatory socialization) merupakan pola di mana anak diberi

imbalan ketika berprilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan bersifat simbolik.

Dalam proses sosialisasi ini anak diberi kebebasan. Penekanan diletakkan pada

interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan

keperluan anak. Keluarga menjadi generalized other.

2.8 Proses sosialisasi

Macam – macam Proses Sosialisasi

1. Proses Sosialisasi yang Terjadi Tanpa Disengaja melalui Proses Interaksi Sosial

Proses ini terjadi apabila individu yang disosialisasi maupun yang terisolasi

menyaksikan kegiatan yang dilakukan dan diperbuat oleh orang – orang

disekitarnya dalam berinteraksi. Misalnya sorang anak memperhatikan kegiatan

yang dilakukan oleh orang tuanya kemudian ia meniru dan mencontohkan

perbuatan tersebut dalam pergaulan sehari – hari.

2. Proses Sosialaisasi yang Terjadi secara Sengaja melalui Pendidikan dan

Pengajaran.

Page 8: MAKALAH - Bafrawijaya's Blog | SEPI ING … · Web viewDorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap

Proses ini terjadi apabila seorang individu mengikuti pengajaran dan pendidikan

yang sengaja dilakukan oleh pendidik – pendidik yang mewakili masyarakat.

Dalam pendidikan anak akan dikenalkan pada norma dan nilai yang berlaku

dalam masyarakat.

Menurut George Herbert Mead

George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat

dibedakan menlalui tahap-tahap sebagai berikut.

1. Tahap persiapan (Preparatory Stage)

Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan

diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman

tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru

meski tidak sempurna.

Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita

diucapkan "mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak.

Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan

kenyataan yang dialaminya.

2. Tahap meniru (Play Stage)

Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-

peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk

kesadaran tentang anma diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan

sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan

apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk

menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini.

Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai

terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap

penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap

norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang

amat berarti (Significant other)

3. Tahap siap bertindak (Game Stage)

Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang

secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya

menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan

adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya

Page 9: MAKALAH - Bafrawijaya's Blog | SEPI ING … · Web viewDorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap

tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya.

Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin

kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar

rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga

mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma

tertentu yang berlaku di luar keluarganya.

4. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage)

Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan

dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat

bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya

tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya

peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan dengan orang lain yang tidak

dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini

telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

Menurut Charles H. Cooley

Cooley lebih menekankan peranan interaksi dalam teorinya. Menurut dia, Konsep

Diri (self concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain.

Sesuatu yang kemudian disebut looking-glass self terbentuk melalui tiga tahapan

sebagai berikut.

1. Kita membayangkan bagaimana kita di mata orang lain.

Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling

pintar karena sang anak memiliki prestasi di kelas dan selalu menang di berbagai

lomba.

2. Kita membayangkan bagaimana orang lain menilai kita.

Dengan pandangan bahwa si anak adalah anak yang hebat, sang anak

membayangkan pandangan orang lain terhadapnya. Ia merasa orang lain selalu

memuji dia, selalu percaya pada tindakannya. Perasaan ini bisa muncul dari

perlakuan orang terhadap dirinya. MIsalnya, gurunya selalu mengikutsertakan

dirinya dalam berbagai lomba atau orang tuanya selalu memamerkannya kepada

orang lain. Ingatlah bahwa pandangan ini belum tentu benar. Sang anak mungkin

merasa dirinya hebat padahal bila dibandingkan dengan orang lain, ia tidak ada

Page 10: MAKALAH - Bafrawijaya's Blog | SEPI ING … · Web viewDorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap

apa-apanya. Perasaan hebat ini bisa jadi menurun kalau sang anak memperoleh

informasi dari orang lain bahwa ada anak yang lebih hebat dari dia.

3. Bagaimana perasaan kita sebagai akibat dari penilaian tersebut.

Dengan adanya penilaian bahwa sang anak adalah anak yang hebat, timbul

perasaan bangga dan penuh percaya diri.

Ketiga tahapan di atas berkaitan erat dengan teori labeling, dimana seseorang akan

berusaha memainkan peran sosial sesuai dengan apa penilaian orang terhadapnya.

Jika seorang anak dicap "nakal", maka ada kemungkinan ia akan memainkan peran

sebagai "anak nakal" sesuai dengan penilaian orang terhadapnya, walaupun penilaian

itu belum tentu kebenarannya.

2.9 Agen/Media sosialisasi

Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi.

Ada empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media

massa, dan lembaga pendidikan sekolah.

Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan

satu sama lain. Apa ayng diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi

bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain. MIsalnya, di

sekolah anak-anak diajarkan untuk tidak merokok, meminum minman keras dan

menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba), tetapi mereka dengan leluasa

mempelajarinya dari teman-teman sebaya atau media massa.

Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh

agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu

sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam situasi

konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.

1. Keluarga (kinship)

Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara

kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-

sama dalam suatu rumah.

Page 11: MAKALAH - Bafrawijaya's Blog | SEPI ING … · Web viewDorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap

Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas

(extended family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah

dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan

bibi di samping anggota keluarga inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah

padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orabng yang berada diluar

anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang

merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya pengasuh bayi (baby sitter).

menurut Gertrudge Jaeger peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga

pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam ligkugan

keluarganya terutama orang tuanya sendiri.

2. Teman pergaulan

Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan

manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman

bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat

pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak

pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain lebih

banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.

Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan

tidak sederajat (berbeda usia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam

kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan

orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok

bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan orang-orang

yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan.

3. Lembaga pendidikan formal (sekolah)

Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar

membaca, menulis, dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-

aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement),

universalisme, dan kekhasan (specificity). Di lingkungan rumah seorang anak

mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai

pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri

dengan penuh rasa tanggung jawab.

4. Media massa

Page 12: MAKALAH - Bafrawijaya's Blog | SEPI ING … · Web viewDorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap

Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat kabar,

majalah, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh

media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.

Contoh : Penayangan acara SmackDown! di televisi diyakini telah menyebabkan

penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus. Iklan produk-produk

tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat pada

umumnya. Media massa merupakan salah satu agen sosialisasi yang paling

berpengaruh

5. Agen-agen lain

Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga

dilakukan oleh institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan

lingkungan pekerjaan. Semuanya membantu seseorang membentuk pandangannya

sendiri tentang dunianya dan membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang

pantas dan tidak pantas dilakukan. Dalam beberapa kasus, pengaruh-pengaruh

agen-agen ini sangat besar.

3.0 Hubungan Antara Sosialisasi Dengan Pembentukan Kepribadian

Sosialisasi adalah sebuah proses mempelajari dan menghayati norma serta

perilaku yang selaras dengan peran peran sosial yang berlaku dalam suatu

masyarakat.

Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system

kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.

Jadi, pada saat terjadi sosialisasi saat itu pula sejalan dengan proses pembentukan

kepribadian.

Sosialisasi adalah suatu proses sosial yang terjadi bila seseorang individu

menghayati dan melaksanakan norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga

akan merasa menjadi bagian dari kelompoknya tadi. Kepribadian adalah abstraksi

dari pola perilaku manusia secara individual. Jadi, kepribadian merupakan ciri-ciri

atau watak yang khas dari seorang individu sehingga memberikan identitas yang khas

bagi individu yang bersangkutan.

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa kepribadian merupakan

abstraksi atau pengorganisasian dari sikap-sikap seorang individu untuk berprilaku

dalam rangka berhubungan dengan orang lain (berinteraksi sosial) atau menanggapi

suatu hal yang terjadi dalam lingkungan masyarakatnya. Dengan kata lain, pola

prilaku yang merupakan perwujudan dari kepribadian seorang individu akan

Page 13: MAKALAH - Bafrawijaya's Blog | SEPI ING … · Web viewDorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap

disesuaikan dengan sistem nilai dan norma yang berlaku dalam kehidupan sosial

budaya masyarakatnya.

Akan tetapi nilai dan norma dalam kehidupan masyarakat akan sulit terwujud

jika tidak disosialisasikan kepada seluruh anggota masyarakat. Dibutuhkan proses

belajar atau sosialisasi untuk mencapai kesesuaian antara kepribadian dan nilai atau

norma tersebut. Dengan demikian, kepribadian dapat menjadi acuan (blue print)

bermasyarakat yang disebut kebudayaan. Sebaliknya sifat kebudayaan yang dinamis

akan memerlukan sosialisasi agar sesuai dengan kepribadian masyarakat saling

keterkaitan antara kehidupan tersebut berlangsung terus dalam lingkaran kehidupan

(life cycle).

3.1. Pembentukan Kepribadian Sebagai Hasil Sosialisasi

Setiap individu dalam masyarakat adalah pribadi yang unik, tetapi karena

mereka memperoleh tipe-tipe sosialisasi yang sangat mirip, baik yang berasal dari

rumah maupun sekolah, akan banyak ciri kepribadian yang hampir serupa. Seseorang

akan mencari pola perilaku atau sikap dan nilai-nilai yang ditekankan oleh

kebudayaannya sebagai hal yang penting untuk mencapai kebiasaan dan prestasi

pribadi.

Kepribadian merupakan gabungan utuh dari sikap, sifat, emosi, nilai yang

memengaruhi seseorang agar berbuat sesuai dengan tata cara yang diharapkan.

Kepribadian merupakan gabungan keseluruhan sifat-sifat yang tampak dan yang

dapat dilihat seseorang. Dari pengertian tersebut terlihat bahwa kepribadian tidak

hanya terlihat dari ciri-ciri fisik, seperti rambutnya keriting atau kulitnya yang hitam

saja, tetapi juga ciri lainnya, seperti kebiasaan dan sikapnya.

Kepribadian terbentuk, hidup, dan berubah sejalan dengan proses sosialisasi.

3.2. Penerapan Pengetahuan Sosiologi di Masyarakat

Sosiologi adalah suatu kajian tentang masyarakat dan hubungannya dengan

lingkungan di mana masyarakat bertempat tinggal. Kajian tersebut memberikan

pengetahuan bagi siapa saja yang mempelajari. Pengetahuan sosiologi memberikan

manfaat dan dapat diaplikasikan (diterapkan) dalam kehidupan sehari-hari untuk

menunjang keberhasilan seseorang dalam kehidupannya di masyarakat. Pengatahuan

sosiologi dapat diterapkan dalam proses sosialisasi yang secara tidak langsung ikut

berperan serta dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Oleh karena itu,

peranan pengetahuan sosiologi dalam proses sosialisasi yang secara tidak langsung

ikut membentuk kepribadian seorang individu mempunyai hubungan yang sangat

erat, karena ilmu pengetahuan sosiologilah seorang individu dapat dibentuk

Page 14: MAKALAH - Bafrawijaya's Blog | SEPI ING … · Web viewDorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap

kepribadiannya sedemikian rupa hingga menjadi seorang individu yang berprilaku

sebagaimana di kalangan masyarakat tempat tinggalnya.

3.3. Penerapan Pengetahuan Sosiologi Tentang Proses Sosialisasi dan

Pembentukan Kepribadian

Pengetahuan sosiologi tentang proses sosialisasi dan pembentukan

kepribadian membantu seseorang untuk memahami bagaimana ia harus bersosialisasi

dalam masyarakat agar mempunyai kepribadian yang baik.

= contoh : seorang ibu akan mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya, tidak

melakukan kekerasan fisik atau emosional memberikan teladan yang baik,

menumbuhkan sikap tolong-menolong, dan sikap saling menghargai sesama manusia.

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang meberikan pemecahan atas berbagai

masalah dengan pendekatan kemasyarakatan. Sosiologi sangat berkaitan erat dalam

pembentukan kepribadian seseorang. Pengetahuan sosiologi dapat diterapkan di

dalam masyarakat untuk membantu dalam pembentukan kepribadian seseorang agar

perilakunya sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat setempat.

Pengetahuan sosiologi dapat membantu dalam proses sosialisasi, maksudnya adalah

apabila pengetahuan sosiologi yang dianut oleh suatu masyarakat itu salah, maka

akan menyebabkan proses sosialisasi itu akan membentuk kepribadian seseorang pun

mengikuti masyarakat sekitarnya yang memang sudah menganut suatu pengetahuan

sosiologi yang salah.

Kesimpulan

Dari penjabaran para ahli bisa diambil kesimpulan bahwa, kepribadian manusia

itu terbentuk dari proses pembelajaran ataupun yang memang ada sejak lahir atau

berupa naluri dan dorongan yang bersifat alami.

Dan kadang-kadang pembentukan pribadi seseorang ada juga yang berdasarkan

pengalaman dimasa kanak-kanak, yang mana adanya pola pengasuhan oleh orang tua

serta naluri alami yang memang memberikan respon ketika mengalami dan

mempelajari sesuatu.

Sebagaimana unsur-unsur pengetahuan yang terdapat dalam pembentukan

kepribadian manusia, yang dihimpun menjadi satu, juag tidak berasal dari naluri saja,

tetapi juga pembelajaran. Karena dalam alam bawah sadar manusia berbagai

pengetahuan larut dan terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang seringkali

tercampur aduk tidak teratur.

Page 15: MAKALAH - Bafrawijaya's Blog | SEPI ING … · Web viewDorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul pada setiap

Penerapan pengetahuan sosiologi berkaitan erat dengan proses sosialisasi dan

pembentukan kepribadian seorang individu.

Dengan penerapan pengetahuan sosiologi yang baik dalam kehidupan di masyarakat

otomatis akan membentuk proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian yang baik

pula.