makalah b6s1

46
Mekanisme Emosi pada Tubuh Manusia Johanes Kevin Kegan Theodore (102011090), Irma Chaerunnisa (102012260), Dominic Timotius (102012296), Gracita Geminica (102013042), Andrew Timothy Fane (102013135), Maria Febriany Ndapa (102013140), Hanna Maria Gracella (102013340), Frisillia V Sapulete (102013349), Afifah Nur Utami (102013448), Kasoki Sifa Justine (102013478), Muhammad Syafiq Bin Md Sohaimi (102013499) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Terusan Arjuna No.6, Kebun Jeruk, Jakarta Barat 11510 Abstrak Manusia terdiri dari susunan organ-organ yang kompleks seperti tulang, otot, otak, saraf dan organ penyokong lainnya. Dengan koordinasi susunan yang kompleks tersebut manusia dapat melakukan aktivitasnya. Salah satu organ yang penting adalah otak, dimana otak tersebut dapat mengekspresikan emosinya, tingkah lakunya dan sebagainya. Emosi merupakan perasaan yang berlangsung cepat sedangkan mood perasaan yang berlangsung lama. Semua itu di atur di sistem limbic, disaring di amigdala dan diolah di hypothalamus untuk responnya. Semua itu nantinya akan dibawa oleh neurotransmitter yang juga berkaitan dengan emosi. Seperti neurotransmitter serotonin, norepinefrin, dopamine dan asetilkolin. Selain itu ada juga sistem saraf otonom yang mengekspresikan emosi tersebut sehingga seseorang manusia bisa berbedar-debar saat amarah yang melonjak. Kata kunci: sistem limbik, hypothalamus, amigdala, emosi, neurotransmitter, sistem saraf otonom. Abstract Human containing an array of complex organs like as bone, muscle, brain, nerves and other ancillary organs. With the coordination of the complex arrangement human can activities 1

Upload: gracitageminica

Post on 20-Dec-2015

247 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah B6S1

Mekanisme Emosi pada Tubuh Manusia

Johanes Kevin Kegan Theodore (102011090), Irma Chaerunnisa (102012260), Dominic

Timotius (102012296), Gracita Geminica (102013042), Andrew Timothy Fane (102013135),

Maria Febriany Ndapa (102013140), Hanna Maria Gracella (102013340), Frisillia V Sapulete

(102013349), Afifah Nur Utami (102013448), Kasoki Sifa Justine (102013478), Muhammad

Syafiq Bin Md Sohaimi (102013499)

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Terusan Arjuna No.6, Kebun Jeruk, Jakarta Barat 11510

Abstrak

Manusia terdiri dari susunan organ-organ yang kompleks seperti tulang, otot, otak, saraf dan organ penyokong lainnya. Dengan koordinasi susunan yang kompleks tersebut manusia dapat melakukan aktivitasnya. Salah satu organ yang penting adalah otak, dimana otak tersebut dapat mengekspresikan emosinya, tingkah lakunya dan sebagainya. Emosi merupakan perasaan yang berlangsung cepat sedangkan mood perasaan yang berlangsung lama. Semua itu di atur di sistem limbic, disaring di amigdala dan diolah di hypothalamus untuk responnya. Semua itu nantinya akan dibawa oleh neurotransmitter yang juga berkaitan dengan emosi. Seperti neurotransmitter serotonin, norepinefrin, dopamine dan asetilkolin. Selain itu ada juga sistem saraf otonom yang mengekspresikan emosi tersebut sehingga seseorang manusia bisa berbedar-debar saat amarah yang melonjak.

Kata kunci: sistem limbik, hypothalamus, amigdala, emosi, neurotransmitter, sistem saraf otonom.

Abstract

Human containing an array of complex organs like as bone, muscle, brain, nerves and other ancillary organs. With the coordination of the complex arrangement human can activities like as usual. One of the important organ is the brain, where the brain is able to express his emotions, behavior and so on. Emotion is a feeling that goes fast while the mood feeling that lasts a long time. All of it set in the limbic system, the amygdala filtered and processed in the hypothalamus for the response. All of it will be carried by neurotransmitters that are also associated with emotions. Neurotransmitters such as serotonin, norepinephrine, dopamine and acetylcholine. There was also the autonomic nervous system that express these emotions so that one man could berbedar-pounding moment of anger that surged.

Key words : the limbic system, hypothalamus, amygdala, emotions, neurotransmitters, autonomic nervous system.

1

Page 2: Makalah B6S1

Pendahuluan

Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf dan sel-sel penyokong. Kedua jenis sel tersebut

demikian sangat berkaitan dan terintegrasi satu sama lain sehingga bersama-sama berfungsi

sebagai satu unit.1 Secara umum, sistem saraf bertanggung jawab untuk mengkoordinasi

respon. Sinyal - sinyal saraf dalam bentuk potensial aksi secara cepat merambat di sepanjang

serat-serat sel saraf, menyebabkan pelepasan suatu neurotransmitter di ujung saraf yang akan

berdifusi hanya dalam jarak yang sangat dekat ke sel sasarannya sebelum respon timbul.2

Respon yang diperantarai oleh sel saraf secara singkat, kerjanya dengan cepat terhenti karena

neurotransmitter dengan cepat disingkirkan dari sasarannya. Hal ini memungkinkan

penghentian respon, pengulangan respon yang berlangsung hampir dengan segera atau

muncul respon alternatif dengan segera, bergantung pada keadaan. Mekanisme ini

menyebabkan komunikasi saraf berlangsung cepat.

Selain tubuh kita terbentuk dari banyak jaringan dan organ yang masing-masingnya

mempunyai fungsi yang khusus untuk dilaksanakan. Tubuh kita juga mempunyai pean

penting seperti sebagai pengantur dan pengontrol segala kegiatan kita. Otak kita juga

mengatur bagaimana emosi terjadi dan bagaimana kita merasakan emosi pada saat yang

berbeda-beda. Emosi merupakan energi jika kita mampu menguasai dan mengendalikan.

Membiarkan emosi menguasai dan mengendalikan diri kita hanya akan merupakan dan

menghancurkan diri kita. Emosi merupakan potensi kekuatan yang tersembunyi pada diri

setiap manusia. Keberadaan emosi merupakan anugrah yang mendasari tingkah laku kita,

serta merupakan bahasa komunikasi yang unik dalam diri kita dan dalam hubungan antar

manusia.3

Identifikasi istilah yang tidak diketahui

o Tidak ada

Rumusan masalah

o Seorang perempuan berusia 55 tahun mempunyai keluhan berdebar sejak

seminggu yang lalu.

Hipotesis

o Seorang perempuan berusia 55 tahun mempunyai keluhan berdebar sejak

seminggu yang lalu dikarenakan emosi yang mempengaruhi sistem saraf

otonomnya terganggu.

2

Page 3: Makalah B6S1

Menentukan sasaran pembelajaran

o Mahasiswa dapat menjelaskan tentang organ-organ yang berhubungan dengan

emosi.

o Mahasiswa dapat menjelaskan tentang sistem saraf otonom.

o Mahasiswa dapat menjelaskan tentanf neurotransmitter yang berhubungan

dengan emosi.

Skenario

Seorang perempuan umur 55 tahun datang keklinik dengan keluhan berdebar sejak

seminggu yang lalu. Dari anamnesa diketahui bahwa ia baru saja kehilangan suaminya yang

meninggal tiba-tiba, diduga karena serangan jatung. Pada pemeriksaan fisik dokter tidak

menemukan kelainan apa-apa, jantung dan paru-paru dalam keadaan normal.

Pembahasan

A. Emosi

Kata emosi berasal dari bahasa latin yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti

kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.

Menurut Daniel Goleman emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu

keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.1 Emosi

pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.2

Salah satu pengendali kematangan emosi adalah pengetahuan yang mendalam mengenai

emosi itu sendiri. Banyak orang tidak tahu menahu mengenai emosi atau besikap negatif

terhadap emosi karena kurangnya pengetahuan akan aspek ini. Seorang anak yang terbiasa

dididik orang tuanya untuk tidak boleh menangis, tidak boleh terlalu memakai perasaan

akhirnya akan membangun kerangka berpikir bahwa perasaan, memang sesuatu yang negatif

dan oleh karena itu harus dihindari. Akibatnya anak akan menjadi sangat rasional, sulit untuk

memahami perasaan yang dialami orang lain serta menuntut orang lain agar tidak

menggunakan emosi. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif

(berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi. Emosi adalah hasil reaksi kognitif

terhadap situasi spesifik.3

3

Page 4: Makalah B6S1

Emosilah yang seringkali menghambat orang tidak melakukan perubahan. Ada perasaan

takut dengan yang akan terjadi, ada rasa cemas, ada rasa khwatir, ada pula rasa marah karena

adanya perubahan. Hal tersebut itulah yang seringkali menjelaskan mengapa orang tidak

mengubah polanya untuk berani mengikuti jalur-jalur menapaki jenjang kesuksesan. Hal ini

sekaligus pula menjelaskan pula mengapa banyak orang yang sukses yang akhirnya terlalu

puas dengan kondisinya, selanjutnya takut melangkah. Akhirnya menjadi orang yang gagal.

Emosi menjadi penting karena ekspresi emosi yang tepat terbukti bisa melenyapkan stress

pekerjaan. Semakin tepat mengkomunikasikan perasaan, semakin nyaman perasaan tersebut.

Ketrampilan manajemen emosi memungkinkan individu menjadi akrab dan mampu

bersahabat, berkomunikasi dengan tulus dan terbuka dengan orang lain.

Gambar no. 1 ekspresi wajah.1

B. Struktur Otak yang Berperan pada Emosi

Emosi adalah rangsangan karena merupakan keadaan seseorang saat waktu terjadinya

rangsangan, dan biasanya di timbulkan oleh rangsang yang datang dari luar dan biasanya

pengungkapan emosi umumnya di arahkan pada lingkungan yang menimbulkan dorongan

dari dalalm yang dapat menghasilkan suatu reaksi.4 Semua itu di atur oleh sistem saraf yang

ada di otak. bagian otak yang mengatur emosi seseorang, yaitu:2,3,4

1. Sistem Limbik

Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah baju.

Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti batas.1 Sistem limbik memungkinkan kita

mengontrol insting atau naluri kita. Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia

sehingga sering disebut dengan otak mamalia. Komponen limbik antara lain hipotalamus,

talamus, amigdala, dan hipocampus. Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan,

4

Page 5: Makalah B6S1

mengatur produksi hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks,

pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang.2

Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera. Dialah yang

lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya rasa cinta dan kejujuran.

Sebagai "Alam Bawah Sadar" atau ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku

baik seperti menolong orang dan perilaku tulus lainnya. Sistem limbik terdiri atas bagian

diensafalon yang terdiri dari: 2,3

Hipotalamus

Bagian dari otak yang terdiri dari sejumlah nukleus, tempat neurosekresi yang

mempengaruhi pengeluaran hormon pada hipofisis. Terletak di dasar otak depan.2

Hipotalamus juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem limfatik dan

merupakan konektor sinyal dari berbagai bagian otak menuju ke korteks otak besar

yang mengatur bermacam-macam fungsi seperti suhu tubuh, pola tidur, keseimbangan

air, rasa lapar dan kenyang , rasa haus, emosi , dan tingkah laku reproduktif.3

Gambar 1. Letak hipotalamus dalam sistem limbik.2

Fungsi Perilaku oleh Hipotalamus

o Hipotalamus Lateral : rasa haus, lapar dan marah,

o Nukleus Ventromedial   : rasa kenyak dan tenang,

o Nukleus Paraventrikular : rasa takut dan terhukum,

o Bagian anterior dan posterior  : dorongan seksual.3

Hipokampus

Hipokampus berasal dari  Bahasa Yunani, yaitu hippo = kuda, kampos = monster laut

atau biasa di sebut kuda laut, dilihat dari bentuknya yang menyerupai kuda laut.

5

Page 6: Makalah B6S1

Hipokampus merupakan bagian dari sistem limbik yang berada di bagian medial

lobus temporalis.2 Hipokampus merupakan bagian korteks serebri yang memanjang

melipat ke dalam untuk membentuk lebih banyak bagian dalam ventrikel lateralis.

Hipokampus merupakan saluran tambahan yang dilewati oleh sinyal sensorik yang

masuk, yang dapat memulai reaksi perilaku dengan tujuan yang berbeda. Hipokampus

ini berperan vital dalam ingatan jangka pendek yang melibatkan integrasi berbagai

rangsangan terkait serta penting bagi konsolidasi ingatan tersebut menjadi ingatan

jangka panjang.4 Hipokampus  berfungsi sebagai kegiatan mengingat dan navigurasi

ruangan. hipokampus juga bertanggung jawab untuk menyimpan kenangan, biasanya

bagian ini akan mengalami atrofi rata-rata pada usia 55-60 tahun.3

Gambar 2. Hipokampus.2

Amigdala

Amigdala berasal dari bahasa Latin  Amigdalae  yaitu sekelompok saraf yang

berbentuk seperti kacang almond. Amigdala merupakan kompleks beragam nukleus

kecil yang terletak tepat di bawah korteks serebri dari tiang (pole) medial anterior

setiap lobus temporalis yang berfungsi dalam pengolahan data sensorik dan ingatan

atas emosi.2 Tubuh akan bereaksi menggunakan amigdala sebagai pusat emosi lebih

cepat daripada tubuh menyadari apa yang dilakukannya. Emosi yang ditangkap oleh

amigdala akan di rasionalisasikan oleh salah satu komponen dari system limbik yang

lain yang dinamakan korteks prefrontal.2,3 Ketika amigdala mengontrol emosi, korteks

prefrontal mengendalikannya dalam proporsi seimbang.

6

Page 7: Makalah B6S1

Gambar 2. Letak amigdala pada sistem limbik2

Amigdala maupun Hipotalamus (yang juga menerima sinyal dari amigdala) memiliki

fungsi ganda yang saling berlawanan, artinya perubahan yang akan dihasilkan dari

perangsangan ini dapat memicu kompoen pembentuk stres maupun juga komponen

pembentuk ketentraman jiwa.2 Komponen perilaku ini berada pada nukleus-nukleus

berbeda sehingga pemunculannya pun tergantung pada bagian mana yang mengalami

perangsangan. Jika emosi timbul, hal ini akan terjadi umpan balik dimana rangsangan

ini akan terjadi peningkatan keresahan sehingga situasi panik yang akhirnya akan

timbul. Karena rangsangan ini terjadi pengembalian melalui hipotalamus ke system

limbik kemudian ke korteks prefrontal. Di korteks prefrontal akan terjadi peningkatan

kadar katekolamin, yaitu sekelompok hormon yang memiliki gugus kotekol yang

dikeluarkan oleh kelenjar adrenal dalam menanggapi stress.3

Amigdala memproses emosi secara langsung atau melalui system limbik yang lain

yang sinyalnya diberikan oleh amigdala. Untuk komponen emosi yang kerjanya

dijalarkan ke hipotalamus, maka yang menentukan komponen emosi apa yang akan

timbul senang atau kecewa, marah atau bahagia serta komponen lain yang ditentukan

oleh amigdala.2 Hipotalamus hanya sebagai tempat pembentukan, tapi konsep atau

pola emosi yang akan dibentuk sudah ditentukan oleh amigdala meskipun

hipotalamus sendiri dapat menghasilkan komponen prilaku dengan menggunakan

rangsangan listrik.4

Kesimpulannya, Amigdala berperan besar dalam memebentuk kepribadian seseorang.

Jika amigdala bekerja dengan baik, maka baik pula sistem yang lain. Karena

pengaruhnya sehingga menghasilkan kepribadian yang baik pula terhadap seseorang.

7

Page 8: Makalah B6S1

2. Korteks Serebri

Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama

Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan.3 Cerebrum merupakan bagian otak yang

membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan

berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual.

Kecerdasan intelektual atau IQ kita juga ditentukan oleh kualitas bagian ini.

Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus

yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus.

Keempat Lobus tersebut masing-masing, yaitu:4

Lobus Frontal

Lobus frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar.

Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak,

kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol

perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.

Lobus Parietal 

Lobus pariental berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan seperti

tekanan, sentuhan dan rasa sakit.

Lobus Temporal 

Lobus temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan

pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.

Lobus Occipital 

Lobus occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan

visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek

yang ditangkap oleh retina mata.

Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi beberapa area

yang punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

8

Page 9: Makalah B6S1

Gambar 4. Lobus-lobus otak.3

Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi menjadi dua

belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan itu terhubung

oleh kabel-kabel saraf di bagian bawahnya. Secara umum, belahan otak kanan mengontrol

sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam

kreativitas dan kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir rasional.

Korteks terdiri dari banyak lapisan dari banyak lapisan sel saraf yaitu subtansi kelabu

serebrum. Korteks serebri ini tersusun dalam, banyak gulungan-gulungan dan lipatan yang

tidak teratur dan dengan demikian menambah daerah permukaan korteks serebri, persis sama

seperti melipat sebuah benda yang justru memperpanjang jarak sampai titik ujungnya yang

sebenarnya.4 Korteks serebri dibagi menjadi beberapa daerah yang memiliki fungsi motorik,

dan sebagaiannya lagi mempunyai fungsi sensorik.Area Motorik dan Sensorik dapat dilihat

pada gambar nomor 5.

Gambar 5. area fungsi sensorik dan motorik.3

9

Page 10: Makalah B6S1

Pada daerah motorik terletak persis didepan sulkus sentralis dan memanjang terus hingga

sulkus lateralis. Daerah motorik ini pada korteks, mengandung sel-sel besar yang merupakan

awal jalur motorik yang mengendalikan gerakan pada sisi lain dari tubuh. Keseluruhan tubuh

justru dilukiskan secara berbalik yaitu diurutkan dari atas kebawah adalah daerah motorik

yang mengendalikan anggota badan bawah, badan, dan anggota atas. Daerah motorik atau

area motorik dapat dilihat pada gambar nomor 6. Daerah motorik atau area motorik

dibedakan sebagai berikut:3

Area Korteks Motorik Primer

Area Kotreks Motorik Primer mempunyai peran sebagai mengontrol fungsi motorik.

Korteks motorik primer juga disebut area somatomotorik. Terletak di gyrus

precentralis berada pada area broadman 4. Pada area korteks motorik primer ini

terdapat sel piramidalis, sel piramidalis merupakan neuron korteks motorik primer

yang berukuran besar.

Area Mata Frontal

Area mata frontal terletak di sebelah anterior korteks premotorik pada area Brodmann

8. Berperan dalam mengontrol gerakan mata yang disadari yang digeraka oleh otot

lurik terutama saat menggerakkan mata untuk mengikuti obyek yang bergerak.

Contohnya seperti saat mata kita sedang melihat balapan mobil atau sepakbola pasti

mata kita mengikuti kemana arah mobil dan bola itu bergerak.

Area Broca

Area Broca terletak di hemispherium cerebri sinistra pada area Brodmann 44 dan 45.

Area broca mempunyai peran dalam mengatur pengeluaran suara. Berkaitan dengan

area di hemispherium cerebri dextra adalah mengontrol nada suara yang dikeluarkan.

Korteks Premotorik

Kotreks premotorik terletak di anterior gyrus precentralis. Berperan dalam mengontrol

gerakan yang lebih kompleks.

Pada daerah sensorik juga memiliki beberapa area pada Area korteks cerebri yang terlibat

dalam penerimaan rangsang secara sadar. Terletak di postsentralis yaitu di lobus parietal,

temporal, dan occipital. Disini bersifat perasaan dirasakan dan lantas ditafsirkan oleh kata-

kata. Sensorik utama yang berbeda diterima oleh area korteks motorik yang berbeda pula.

Berikut adalah beberapa area bagian dari daerah sensorik:3

10

Page 11: Makalah B6S1

Korteks Somatosensorik Primer

Korteks somatosensorik Primer terletak di sepanjang gyrus postcentralis pada area

Brodmann 1-3. Korteks somatosensorik Primer berperan pada penerimaan rangsang

sensorik umum yang disadari. Diskriminasi ruangnya untuk menentukan lokasi

rangsang dengan tepat. Area Asosiasi Somatosensoriknya terletak di posterior korteks

somatosensorik primer pada area Brodmann 5 dan 7. Area asosiasi somatosensorik

berfungsi mengingat kembali pengalaman yang lalu.

Area Visual

Ada dua bagian pada area visual yaitu area visual primer dan area asosiasi visual.

Pada area visual primer terletak di dalam sulcus calcarinus (bagian posterior dan

medial lobus occipitalis) pada area Brodmann 17. Berperan dalam menerima

informasi penglihatan yang ditangkap oleh retina. Awal dari serangkaian kegiatan

interpretasi input visual yang melibatkan beberapa area korteks. Pada area asosiasi

visual ini mengelilingi area visual primer pada area Brodmann 18 dan 19. Kelanjutan

proses dari informasi visual yang diterima area visual primer. Proses visual yang

kompleks dilanjutkan ke lobus temporal dan parietal. Area visual ini mempunyai

jaras-jaras baik jaras ventral maupun jaras dorsal. Pada jaras ventral merupakan jaras

yang menuju bagian inferior lobus temporal. Jaras ventral pada area visual berfungsi

untuk mengenali benda, kata-kata dan wajah. sedangkan jaras dorsal merupakan jaras

yang menuju ke gyrus postcentralis. Jaras dorsal ini berfungsi dalam membentuk

perspektif ruangan.

Area Auditorik

Terdapat dua area pada area auditorik ini yaitu area korteks auditorik primer dan

korteks asosiasi auditorik. Pada area korteks auditorik primer ini berfungsi untuk

sadar atau tidaknya dalam menangkap adanya suara. Area ini berada di tepi lobus

temporal pada area brodman 41-42. Pada area asosiasi korteks auditorik ini terletak di

posterior korteks auditorik primer, dalam area Brodmann 22. Area asosiasi korteks

auditorik mempunyai fungsi mengenali suara yang berbeda artinya mengenali dan

memahami perkataan. Area asosiasi auditorik ini terletak di pusat area Wernicke.

Area Sensorik Korteks Gustatorik

11

Page 12: Makalah B6S1

Area sensorik korteks gustatorik mempunyai fungsi menyadari adanya rangsang

kecap. terletak pada area Brodman 43. Area sensorik ini terletak dalam “atap” fissura

lateralis.

Area Sensorik Vestibular

Area Senorik Vestibular ini terletak di bagian posterior insula. Tepatnya berada di

profunda sulcus lateralis.

Area Sensorik Korteks Olfaktorik

Area Sensorik Korteks Olfaktorik terletak disebelah medial hemispherium cerebri

tepatnya di daerah yang disebut lobus piriformis. Nervus olfactorius menyalurkan

rangsang ke korteks olfaktorik. Mempunyai peran dalam mengenali adanya rangsang

bau. Area sensorik korteks olfaktorik merupakan bagian dari rhinencephalon yang

meliputi lobus piriformis, traktus olfaktorius, dan bulbus olfaktorius. Korteks

Olfaktorik menghubungkan otak ke sistem limbik yang akan menjelaskan kenapa bau-

baunya bisa menimbulkan emosi didalam korteks olfaktorik terdapat juga Korteks

orbitofrontal yang berfungsi mengidentifikasi bau spesifik yang bisa diingat secara

sadar.

3. Batang Otak

Batang otak merupakan bagian otak yang menghubungkan otak itu sendiri dengan

sumsum tulang belakang yang terdiri dari otak tengah (mesencephalon), pons, dan medula

oblongata. Motor dan neuron sensorik bergerak melalui batang otak yang memungkinkan

untuk meneruskan sinyal antara otak dan sumsum tulang belakang. Batang otak

mengkoordinasikan sinyal kontrol motor yang di kirim dari otak ke tubuh. Batang otak juga

mengontrol kehidupan mendukung fungsi otonom dari sistem saraf perifer, fungsinya antara

lain yaitu mengontrol beberapa fungsi penting tubuh termasuk kewaspadaan, gairah,

pernafasan, tekanan darah, pencernaan, detak jantung. Serta meempunyai fungsi otonom

lainnya seperti meneruskan informasi antara saraf perifer dan spinal cord ke bagian atas otak.

Batang otak juga mempunyai organ yang berperan dalam emosi, yaitu:2,3,4

Mesencephalon

Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas dari

batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah berfungsi

dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata,

mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.

Pons

12

Page 13: Makalah B6S1

Pons meupakan bagian tengah batang otak dan karena itu memliki jalur lintas naik

dan turun seperti pada otak tengah. Selain itu juga dapat banyak serabut yang berjalan

menyilang pons untuk menghubungkan kedua lobus serebelum dan menguhubungkan

serebelum dengan kortex serebri. Pons merupakan stasiun pemancar yang

mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan formasi reticular. Pons yang

menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.

Medula Oblongata

Medula Oblongata membentuk bagian bawah otak serta mengandung pons dengan

sumsum tulang belakang. Medulla oblongata terletak dalam fosa kranialis posterior

dan bersatu dengan sumsum tulang belakang tepat di bawah foramen magnum tulang

occipitalis. Sifat-sifat utama medula oblongata adalah jalur motorik desendens

(menurun) melintasi batang otak dari sisi yang satu menuju yang lain. Hal ini disebut

dengan dekusasio motorik. Perpotongan seperti itu yang dilakukan jalur sensorik pada

medulla juga terjadi dan disebut dengan dekusasio sensorik. Medulla oblongata

mengandung nucleus atau badan sel dari berbagai saraf otak yang penting. Selain itu

medulla mengandung pusat-pusat vital yang berfungsi sebagai mengendalikan

pernafasan dan system kardiovaskuler.5

Secara makroskopis, otak terdiri dari substantia grisea dan sustansia alba. Sedangkan

secara makroskopis, substansia grissea terdiri atas badan sel neuron, serabut myelin dan tidak

beermielin, astrosit protoplasmic, oligodendrosit, dan microglia. Substansia alba terdiri dari

serabut saraf bermielin, astrosit fibrosa, oligodendrosit, dan microglia.4 Secara

mikroskopisnya organ tersebut terdiri atas jaringan saraf, yang merupakan jenis ke-4 dari

jaringan dasar terdapat hampir di seluruh jaringan tubuh sebagai jaringan komunikasi.

Rangkaian kegiatan tersebut dapat terselenggara oleh karena bentuk sel saraf yang khas yaitu

mempunyai tonjolan yang panjang dan bercabang-cabang.5 Kategori sel saraf  berdasarkan

jumlah tonjolan yaitu:5

Sel saraf unipoler : hanya punya satu tonjolan

Sel saraf bipolar            : punya satu dendrite dan satu axon

Sel saraf pseudo unipoler : punya tonjolan yang secara bercabang menjadi dua

sehingga mirip huruf T

Sel saraf multipoler       : punya satu axon dan banyak dendrite

Penggolongan neuron berdasarkan peran fungsional:5

13

Page 14: Makalah B6S1

Neuron motoris (eferen) mengendalikan organ efektor seperti serat otot dan kelenjar

eksokrin dan endokrin.

Neuron sensoris (aferen), terlibat dalam penerimaan stimulus sensoris dari lingkungan

dan dari dalam tubuh.

Interneuron, mengadakan hubungan sesama neuron, membentuk rantai atau sirkuit

fungsional kompleks (seperti pada retina).

Komponen jaringan saraf terdiri atas :5,6

Sel saraf

Sel saraf yang dinamakan pula sel neron berbeda dengan sel-sel dari jaringan dasar

lainnya karena adanya tonjolan-tonjolan yang panjang dari badan selnya. Oleh karena

itu sel saraf dibedakan menjadi:5

o Badan sel

Badan sel yaitu bagian sel saraf yang mengandung inti, maka kadang-kadang

bagian ini disebut pula sebagai perikaryon. Bentuk dan ukuran dapat beraneka

ragam, tergantung fungsi dan letaknya. Inti sel biasanya terletak sentral,

walaupun kadang-kadang dapat eksentrik. Biasanya berbentuk bulat; dan

berukuran besar. Di dalamnya terdapat butir-butir khromatin halus yang

tersebar. Nukleolus biasanya besar sehingga kadang-kadang dapat disangka

sebagai intinya sendiri. Penampilan inti yang demikian merupakan ciri khas

dari sel saraf, oleh karena berkaitan erat sekali dengan kegiatan sel saraf.

Dalam nukleolus banyak mengandung molekul RNA yang penting untuk

kegiatan sel terutama dalam sintesis protein, sehingga mengikat warna basofil.

Sitoplasma sel saraf mengandung berbagai macam organela seperti halnya

jenis sel lain. Ciri khas dari sitoplasma sel neron yaitu adanya bangunan

basofil yang berbentuk sebagai bercak-bercak yang dinamakan Substansi Nissl

yang tidak lain adalah granular endoplasmic reticulum yang banyak

mengandung butir-butir ribosom sebesar 100–300. Kehadiran bangunan

tersebut mendukung adanya kegiatan sintesis protein. Bentuk dan susunan

substansi Nissl sangat tergantung dari jenis sel saraf nya.5

Mitokondria yang dikenal sebagai sumber energi bagi sebuah sel juga terdapat

dalam sitoplasma sel saraf bahkan meluas ke dalam tonjolan-tonjolannya.

Energi yang dibutuhkan oleh jaringan saraf jelas apabila diukur konsumsi

oksigen dan kandungan glukosa dalam sel saraf.

14

Page 15: Makalah B6S1

Kompleks Golgi merupakan organela yang untuk pertama kalinya

diketemukan dalam sel saraf oleh Camillo Golgi dalam tahun 1898, yang di

kemudian hari juga diketemukan dalam sel-sel bukan saraf. Kedudukan

kompleks Golgi tergantung jenis sel sarafnya.

Organela lain dalam sel saraf yang meluas sampai tonjolan-tonjolannya yaitu

yang dinamakan nerofibril. Dengan berbagai teknik histologi dapat

ditunjukkan adanya serabut-serabut halus khususnya dalam axon. Apa yang

dilihat sebagai nerofibril dengan mikroskop cahaya, ternyata dengan M.E.

terdiri atas berbagai bentuk misalnya sebagai mikrotubuli, nerofilamen dan

aktin. Fungsinya selain bertindak sebagai kerangka sel juga diduga sangat

berguna dalam pengangkutan bahan-bahan dalam tonjolan sel.5

Di samping organela, di dalam sel saraf diketemukan pigmen yang fungsinya

kurang jelas. Ada dua jenis pigmen dalam sel saraf, yaitu: pigmen lipokhrom

yang berwarna kuning dan pigmen melanin yang berwarna coklat atau hitam.5

o Dendrit

Dendrit merupakan tonjolan-tonjolan dari badan sel saraf yang bercabang-

cabang sebagai pohon sehingga memperluas permukaan sel saraf. Pada

pangkalnya di badan sel terdapat perluasan substansi Nissl dan mitokondria,

namun nerofibril dan mikrotubuli meluas sampai ujung dendritnya. Dengan

pewarnaan khusus menggunakan inpregnasi perak dapat terlihat adanya

tonjolan-tonjolan pada permukaan percabangan dendrit yang disebut gemula

dan spina. Bangunan tersebut digunakan untuk tempat kontak dengan sel saraf

lainnya melalui sinapsis. Bentuk percabangan dendrit tergantung dari jenis sel

sarafnya. Fungsinya merambatkan impuls ke arah badan sel.5

o Axon

Semua akson berawal dari daerah berbentuk piramid yang disebut akson hilok

yang keluar dari perikarion. Membran plasma dari akson disebut aksolema

isinya dikenal dengan aksoplasma. Semua cabang akson dikenal sebagai

cabang-cabang kolateral. Sitoplasma akson (aksoplasma) memiliki sedikit

mitokondria, mikrotubul dan neurofilamen dan beberapa sisterna dari RE

licin.5

Berbeda dengan tonjolan yang dinamakan dendrit, maka axon merupakan

tonjolan yang hanya terdapat sebuah dan berfungsi merambatkan impuls yang

15

Page 16: Makalah B6S1

meninggalkan badan sel. Bahkan salah satu jenis sel saraf dalam retina yang

disebut sel amakrin tidak memiliki axon sama sekali. Axon berpangkal pada

badan sel sebagai suatu bukit kecil yang dinamakan oxon hillock. Di dalam

daerah ini tidak terdapat substansi Nissl, karena di daerah ini banyak nerofibril

yang akan meninggalkan badan sel.5

Panjang axon dari beberapa cm sampai beberapa puluh cm demikian pula

diameternya juga berbeda-beda. Makin besar diameternya makin cepat

perambatan impulsnya. Di beberapa tempat axon memberikan percabangan

yang dinamakan kolateral, sedang ujung axon akan bercabang-cabang sebagai

pohon yang dinamakan telodendron.

Oleh karena axon perlu menghantarkan impuls yang tidak lain adalah

perubahan potensial listrik, maka agar efisien perlu dibungkus dengan bahan

isolator yang dinamakan Selubung mielin. Sebelah luarnya masih ada

selubung lain yang dinamakan selubung nerolema.5

Dalam meneruskan impuls axon akan melakukan transportasi dengan protein

yang disintesa di perikarion sel saraf dikirimkan sepanjang akson sampai ke

bagian distal akson. Akson tidak dapat mensintesa protein karena tidak

mengandung badan nissl, ribosom dan kompleks golgi. Berdasarkan arahnya

transportasi aksonal ini mempunyai dua macam jenis, yaitu :5

Anterograde transport

Pengangkuran protein dan bahan-bahan lain dari perikarion ke ujung

akson. Misalnya aktin, miosin, enzim untuk sintesis neurotransmitter di

ujung akson.

Retrograde transport

Pengakutan bahan-bahan dalam akson dari ujung akson ke perikarion.

Materi yang diangkut adalah sisa-sia protein vesikel sinaps yang sudah

lama yang akan didegradasi di lisosom, zat-zat sisa lainnya. Toksin

seperti toksin tetanus dan virus tertentu dan rabies diangkut secara

retrograde.

Jaringan Pengisi.

Yang dimaksudkan dengan jaringan pengisi meliputi semua komponen jaringan saraf

yang tidak ikut berfungsi dalam merambatkan impuls saraf, tetapi bukan jaringan

pengikat oleh karena berasal dari jaringan ektoderm.

16

Page 17: Makalah B6S1

Jaringan pengisi ini dibedakan untuk Sistem Saraf Pusat dan Sistem Saraf Perifer,

yaitu:5

o Sistem Saraf Pusat

Sel-sel jaringan pengisi dinamakan neuroglia. Fungsi jaringan neroglia bertindak

sebagai penyokong, untuk nutrisi dan sebagai isolator terhadap gel saraf.

Hubungan antara sel glia dan sel saraf demikian eratnya sehingga merupakan unit

fungsional. Dalam Sistem Saraf Pusat dibedakan adanya beberapa jenis sel

seperti:5

Oligodendrosit

Oligodendrosit (Yn, oligos, kecil + kytos, sel) menghasilkan selubung

mielin yang membentuk penyekat listrik dari neuron pada susunan saraf

pusat.5

Astrosit

Astrosit (Yn, astron, bintang+kytos) adalah sel yang bentuknya seperti

bintang karena memiliki banyak juluran yang memancar. Sel ini memiliki

banyak filamen yang memperkuat strukturnya.astrosit mengikat neuron

pada kapiler dan piamater. Astrosit dengan beberapa juluran panjang

disebut astrosit fibrosa dan berlokasi di substansi putih (white matter);

astrosit protoplasmatis, dengan banyak cabang-cabang pendek ditemukan

ditemukan dalam substansi kelabu.5

Sel ependim

Sel ependim telah umum disepakati dimasukkan ke dalam kelompok

neroglia, walaupun badan selnya tidak terdapat di antara sel-sel saraf. Oleh

karena pada saat pembentukan Sistem Saraf Pusat sel-sel ependim

membatasi Tuba neuralis maka setelah lahir sel-sel ini masih diketemukan

membatasi rongga otak yang dinamakan ventriculus dan rongga pada

Medulla spinalis yang dinamakan Canalis centralis.5

Sel-sel ependim yang berbentuk silindris pendek tersusun sebagai epitil

paling sedikit mempunyai fungsi yaitu:

Sebagai pembatas rongga Sistem Saraf Pusat.

Sebagai penyokong karena tonjolan-tonjolannya terdapat di antara sel-

sel saraf

Sebagai epitil plexus choroideus.

17

Page 18: Makalah B6S1

Fungsi terakhir ini mempunyai kaitan dengan produksi cairan

serebrospinal.

Sel mirip spongioblas diketemukan di antara sel-sel neuroglia yang lain

mempunyai inti yang paling kecil, berbentuk bulat dan lebih padat susunan

khromatinnya. Untuk mempelajari percabangan tonjolan sitoplasma sel-sel

neroglia digunakan fiksasi larutan bikhromat yang kemudian dilakukan

pewarnaan khusus. Dengan mempelajari tonjolan-tonjolan tersebut orang lebih

dapat memahami fungsi menopang, karena ternyata betapa kompleksnya

tonjolan-tonjolan tersebut membentuk anyaman.5

Mikroglia

Sel kecil yang bentuknya memanjang dengan juluran-juluran pendek yang

iregular, inti selnya panjang dan padat, yang berbeda dengan inti sel-sel glia

lainnya yang berbentuk bulat.5

Gambar 7. Sel saraf SSP.6

SSP terdiri serebrum, serebelum dan medula spinalis. Saraf pusat mengandung

ratusan milyar neuron dan neuroglia. Cerebrum mengandung sel piramid dan

cerebellum mengandung sel Purkinje. Susunan Sistem Saraf Pusat ini terdiri dari

dua substansi yaitu Substansi putih dan kelabu.5

Substansi putih adalah akson yang bermielin dan oligodendrosit yang

memproduksi mielin, tidak mengandung badan sel neuron. Substansi kelabu

mengandung badan sel neuron, dendrit dan bagian awal dari akson dan sel glia

yang tidak bermielin. Substansi kelabu berada pada permukaan serebrum dan

serebelum, membentuk korteks serebral dan serebelar, sedangkan substansi putih

18

Page 19: Makalah B6S1

berada pada daerah yang lebih sentral. Neuron-neuron pada beberapa tempat di

korteks serebri mengatur impuls aferen (sensorik); sedangkan di tempat lain,

neuron eferen (motorik) mengaktifkan impuls motorik yang mengatur pergerakan

volunter. Pada potongan melintang medula spinalis, substansi putih berada di tepi

dan substansi kelabu berada di tengah berbentuk huruf H. Neuron pada medula

spinalis besar dan multipolar, terutama pada kornu anterior, dimana ditemukan

neuron motorik yang besar. Secara mikroskopis, kortex cerebelli terdiri atas:5

Stratum molecular, yaitu sel keranjang yang merupakn cabang azon yang

menyelubungi sel purkinje.

Stratum ganglionare, yaitu sel purkinje dengan percanagan dendrite di stratum

molecular.

Stratum granulare, tersusun atas sel-sel granulare. Dendritnya berada di

lapisan, tetapi axonnya berada pada stratus molecular.

Medulla spinalis berbentuk silindris panjang dan mengisi canalis vertebralis. Pada

setiap segmennya keluas sepasan nervus spinalis. Secara mikroskopis, bagian

sustansia grissea tersusun atas sel-sel neuron yang membentuk nucleus, pada

bagian tengah terdapat kanalis sentralis. Potongan sustansia grissea menyerupai

bentuk kupu-kupu, terdiri dari cornu dorsalis dan cornu  ventralis. Pada bagian

sustansia alba terdapat sulcus medianus dorsalis. Sebagian serabut saraf yang

memanjang membentuk fasciculus yang menuju atau ke otak.6

Selubung otak (meninges):6

Duramater : terdapat jaringan pengikat padat

Arachnoid : merupakan bagian yang kontak dengan duramater,

membentuk trabecula, tanpa pembuluh darah. Terdapat spatium

subarachnoidea, yaitu ruangan diantara trabecula yang terisi Liquot

Crebrospinalis

Piamater : menutupi langsung permukaan susunan saraf pusat. Di beberapa

tempat tertentu menonjol kedalam rongga ventrikulus yang dindingnya tidak

berkembang yang selanjutnya membentuk pleksus choroideus.

Cairan Cerebrospinalis dimana cairan ini mengisi ventrikel (rongga otak), saluran

sentral (lobang batang saraf punggung), rongga meninx. Berguna untuk

19

Page 20: Makalah B6S1

melindungi saraf pusat dari tekanan fisik. Cairan ini diproduksi oleh choroid

plexus yang merupakan cekukan pia mater ke ventrikel otak.6

Pleksus choroideus tersusun atas jaringan pengikat longgar dan banyak terdapat

sel makrofag, permukannya dilapisi oleh epitel kuboid selapis yang berasal dari

sel ependim yang memiliki banyak mikrovili. Fungsi utama membentuk cairan

cerebrospinal.6

Selubung medulla spinalis:5

Duramater : dipisahkan dengan permukaan kanalis vetebralis oleh spatium

epidurale, dilapisi epitel gepeng selapis.

Arachnoid : dipisahkan dengan duramater oeh celah sempit.

Piamater: lebih tebal daripada di daerah otak.

o Sistem Saraf Perifer

Komponen utama dari SST adalah Serabut saraf, ganglia dan ujung saraf.

Serabut saraf merupakan kumpulan serat saraf yang dikelilingi oleh sel satelit,

sel Schwann, mielin, jaringan ikat.4 Saraf tepi berfungsi sebagai konduktor

rangsangan dan respons terhadap rangsangan . Rangsangan dalam bentuk

impuls diterima saraf tepi dari reseptor. Reseptor ada disebelah dalam, ada di

luar. Reseptor tersusun dalam indra. Reseptor menerima rangsangan dalam

bentuk stimulus.5

Sel penyelubung dari SST berupa sel Schwann yang membentuk selubung

mielin (suatu kompleks lipoprotein). Selubung mielin menampakkan lekukan-

lekukan dalam sepanjang serat disebut Nodus Ranvier.5

Pada serat bermielin dari SST ini, plasmalema dari sel Schwann membungkus

dan membalut akson. Lapisan membran sel selubung menyatu dan membentuk

mielin, yaitu suatu kompleks lipoprotein. Pada SST semua akson tanpa mielin

dibungkus dalam celah celah sederhana dari sel Schwann. Serat saraf tanpa

mielin tidak memiliki nodus ranvier.5

Serat memiliki selubung fibrosa luar yang terdiri atas jaringan ikat padat yang

disebut Epineurium. Setiap berkas dikelilingi oleh Perineurium. Jaringan ikat

pembungkus akson dinamakan Endoneurium.5

20

Page 21: Makalah B6S1

Saraf mengadakan komunikasi antar pusat-pusat di otak dan medula spinalis

serta organ-organ sensoris dan efektor (otot, kelenjar). Mereka memiliki serat

aferen dan eferen yang menuju dan dari SSP. Serat eferen membawa impuls

dari SSP menuju ke organ efektor yang dikendalikan oleh pusat-pusat ini.

Saraf yang hanya memiliki serat-serat sensoris (aferen) disebut saraf sensoris;

yang hanya terdiri atas serat-serat yang membawa impuls ke efektor disebut

saraf motoris. Kebanyakan saraf memiliki serat sensoris dan motoris dan

disebut saraf campuran; saraf ini memiliki akson bermielin dan tanpa mielin.4

Sinaps berperan pada penghantaran satu arah dari impuls saraf. Sinaps adalah tempat

dimana neuron-neuron saling berkontak atau antara neuron dengan sel efektor lainnya (otot

dan sel kelenjar). Hampir semua sinaps menghantarkan impuls lewat pelepasan

neurotransmiter pada terminal akson; mereka adalah substansi kimiawi yang menginduksi

perpindahan impuls saraf ke neuron lainnya atau ke sebuah sel efektor.

Sinaps dibentuk oleh suatu terminal akson (terminal prasinaps) yang menghantarkan

impuls; bagian sel lain dimana impuls baru dibentuk ( terminal pascasinaps); dan suatu celah

sempit intraseluler yang disebut celah sinaps. Bila satu akson membentuk sinaps dengan sel

tubuh disebut suatu sinaps aksosomatik; dengan dendrit, aksodendritik; atau dengan suatu

akson, aksoaksonik. Hampir semua sinaps merupakan sinaps kimiawi dan menghantarkan

impuls melalui neurotransmitter, Menurut tebal membran di tempat kontak:4

Sinaps Asimetris

Celah sinaps pada membran pasca sinaps penebalan lebih nyata, sifat menggertak /

mempercepat kegiatan alat target, vesikula bulat.

Sinaps Simetris

Celah sinaps dengan penebalan sama yang nyata pada membran pra-sinaps dan pre-

sinpas. Vesikula di sini lonjong dan gepeng sifat menghalangi atau melambatkan

kegiatan alat target.

Hampir semua sinaps merupakan sinaps kimiawi dan menghantarkan impuls saraf melalui

hubungan celah (gap junctions) yang melewati membran pre dan pascasinaps.4

Susunan saraf otonom berhubungan dengan pengendalian otot polos, sekresi beberapa

kelenjar, dan modulasi irama jantung. Fungsinya menyesuaikan aktivitas tubuh tertentu agar

dapat mempertahankan lingkungan dalam yang konstan (homeostasis).3

Susunan saraf otonom merupakan rangkaian dua neuron. Neuron pertama dari rantai

otonom terletak di dalam susunan saraf pusat. Aksonnya membentuk sinaps dengan neuron

21

Page 22: Makalah B6S1

multipolar kedua rantai, yang terletak dalam ganglion dari SST. Serat saraf (akson) dari

neuron pertama disebut serat praganglion; akson dari neuron kedua menuju ke efektor otot

atau kelenjar disebut serat pascaganglion.3

Sistem Simpatis

Inti (yang dibentuk oleh kumpulan badan-badan sel saraf) dari sistem simpatis terletak

pada segmentorakal dan lumbal dari medula spinalis.3

Sistem Parasimpatis

Sistem parasimpatis mempunyai inti di medula dan otak tengah dan dalam bagian

sakrum medula spinalis. Neuron kedua ditemukan dalam ganglion lebih kecil dari

yang terdpat pada sistem simpatis. Ia selalu dekat atau terletak di dalam organ-organ

efektor.3

Proses hantaran implus pada saraf dimulai dengan terjadinya potensial aksi. Pada

awalnya, serabut saraf mendapatkan stimulus yang cukup, sehingga mengakibatkan gerbang

Na+ terbuka. Kemudian, ion Na+ bermuatan positif ini bergerak ke dalam sel, mengubah

potensial istirahat (Polarisasi) menjadi potensial aksi (depolarisasi). Ditunjukan dengan

pergeseran deferensial dari - 65 mV ke puncak listrik (Potensial Puncak) yang hampir

mencapai +40 mV. Depolarisasi juga menyebabkan terbukanya lebih banyak lagi gerbang

natrium, yang kemudian akan mempercepat respon dalam siklus umpan balik positif. Setelah

inisiasi, potensial aksi menjalar disepanjang serabut saraf dengan kecepatan dan amplitudo

yang tetap. Arus listrik lokal yang menyebar keare membran yang berdekatan. Hal ini

menyebabkan gerbang natrium membuka dan mengakibatkan gelombang depolarisasi

menjalar sepanjang saraf. Dengan cara ini, sinyal atau implus saraf ditransmisi dari satu sisi

dalam sistem saraf ke sisi lain. Pada tahap inilah kita mengenal dengan istilah sinaps

(transmisi sinaptik). Sinaps adalah sisi (penghubung/jungtion yang tidak berdekatan), tempat

berlangsungnya pemindahan implus dari ujung akson suatu neuron ke neuron lain atau ke

otot atau ke kelenjar. Pada transmisi akson suatu neuron ke dendrit, kebadan sel atau akson

neuron yang ke dua. Neuron presinaptik membawa implus menuju sinaps, sedangkan neuron

post sinaptik membawa implus menjauhi sinaps. Ada dua jenis sinaps, yaitu sinaps kimiawi

dan sinaps listrik. Sinaps pada sinaps kimiawi merupakan suatu neurontransmitter yang

vesikel sinaptik saat potensial aksi mencapai terminal, saluran ion kalsium terbuka dan ion

kalsium memasuki terminal bouton. Ion kalsium memfasilitasi aliran neurotransmitter saat

menyebrangi celah sinaptik dan melekat pada reseptor post sinaptik. Transmisi zat kimia

bersifaft satu arah karena neurotransmitter hanya dilepas dari neuronpresinaptik. Ada dua

22

Page 23: Makalah B6S1

sinaps kimiawi yaitu sinaps eksitatori dan sinaps inhibitorik. Kalau yang sinaps eksitatorik itu

beberapa neurotrasmitter mengeksitasi neuropostsinaptik, menyebabkan depolarisasi dan

mengakibatkan terbentuknya potensial postsinaptik eksitatoris. Sedangkan sinaps inhibitorik

itu neurotrasmitternya menyebabkan peningkatan potensial istirahat neuron post sinaptik

bersifat inhibitorik, neurotransmitter ini membuat post sinaptik lebih bermuatan negatif

akibat penurunan permeabilitas membran terhadap aliran masuk Na+ dan meningkatkan

permeabilitas membran terhadap aliran keluar ion K+. Peningkatan negativitas internal ini

disebut hiperpolarisasi dan mengakibatkan bentuknya potensial postsinaptik inhibitorik. Pada

sinaps kimiawi ini terdapat suatu istilah adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyebrangi

suatu sinaps kimiawi, dibutuhkan waktu lebih banyak untuk pelepasan, difusi, penerimaan,

dan untuk melihat pengaruh neurotrasmitter terhadap sebuah sinaps dari pada wkatu yang

dibutuhkan untuk perambatan potensial aksi di sepanjang serabut saraf tersebut. Selain itu.

Ada efek transmisi kimia pada neuronposinaptik adalah pertambahan jumblah dan jenis

neurotrasmitter yang mencapai membran postsinaptik. Ada tiga jenis sumasi :4

Sumasi temporal adalah penambahan jumblah neurotrasmitter karena adanya

peningkatan frekuensi stimulasi oleh satu atau beberapa neuron postsinaptik.

Sumasi pasial adalah stimulasi pada penambahan jumblah terminal presinaptik

ekstatoris untuk menambah jumblah neurotrasmitter.

Jika potensial postsinaptik eksitatoris dan potensial postsinaptik inhibitor memngenai

membran postsinaptik, maka hasilnya eksitasi atau inhibisi ditentukan melalui penjumblahan

aljabar efek eksitatoris dan inhibitorik, sumasi temporal dan sumasi spasial. Adapun molekul

neurotrasmitter yang dilepas kedalam celas sinaptik harus segera di inaktifkan agar

repolarisasi neuronpostsinaptik dapat terjadi untuk lintasan implus selanjutnya.

Neurotrasmitter dapat di inaktivasi oleh kerja enzim. Molekul neurotrasmitter dapat ditarik

kembali kedalam neuron yang melepaskanya dan diperbaharui untuk penggunaan tambahan.

Neurotrasmitter dapat berdifusi pasif menjauhi celah sinaps. Sebuah sinaps merupakan

subyek keletihan setelah stimulasi berulang dengan kecepatan tinggi.setelah beberapa mili

detik, kecepatan output neuronpostsinaptik berkurang walaupun neuron presinaptik masih

melontarkan ion. Di otak, keletihan sinaptik berperan sebagai mekanisme presinaptik

merupakan alasan utama dibalik keletihan sinaptik, tetaapi inaktivitasi pada reseptor

membran neuron postsinaptik dapat juga menjadi suatu penyebab. Pada sinaps kimiawi ini,

ada suatu bahan yang bernama neuromodulasi. Neuromodulasi ini adalah zat kimia seperti

hormon yang dapat meningkat atau mengurangi respons sinaptik. Zat ini dapat bekerja pada

23

Page 24: Makalah B6S1

sisi presinaptik atau postsinaptik. Sinaps listrik jika dua sel yang dapat terektasi berhubungan

melalui aliran arus listrik langsung pada suatu area dengan tahanan listrik rendah, maka

sinaps tersebut dinamakan sinaps listrik. Gap juntion (sambungan celah) menghubungkan

pasangan sel yang bermuatan listrik. Sambungan ini dianggap memiliki tahanan listrik yang

rendah. Sinaps listrik tidak memiliki waktu tunda sinaptik yang terdapat pada isnaps kimiawi.

Sinaps listrik ini ditemukan di otot polos, otot jantung, dan otak. Pada umumnya sinaps listrik

memungkinkan terjadinya transmisi dua arah, bukanya satu arah seperti pada sinaps

kimiawi.2

C. Jaras / Mekanisme Emosi

Stimulus yang diterima akan dikirimkan ke dalam daerah asosiasi dari korteks serebri

tertentu melalui sinaps-sinaps saraf aferen (saraf sensorik).2 Setelah sampai di korteks serebri,

stimulus yang diterima akan diteruskan ke sistem limbik. Disistem limbik, informasi dari

stimulus akan diproses melalui memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Pada

sistem limbik ini juga, emosi pertama kali terbentuk. Setelah itu, untuk bisa

“mengekspresikan” emosi yang tercipta, dibutuhkan peran hipotalamus.7

Hipotalamus akan mengeluarkan respon yang sesuai dengan informasi dan emosi yang

ada. Respon-respon yang diciptakan oleh hipotalamus terdiri dari respon somatik (respon

yang berhubungan dengan tubuh), respon otonom (respon yang berhubungan dengan organ

viseral), respon endokrin, dan respon imun.7

Untuk lebih memahami mekanisme ini, kita akan melihat contoh berikut ini: seorang

perempuan melihat orang yang dia sukai – dengan demikian ia menerima impuls visual yang

kemudian akan dikirimkan ke korteks serebri terutama ke area visual primer yang terletak

pada ujung lobus oksipitalis (area brodmann 18 dan 19 - gyrus lingualis). Dari sana informasi

akan diteruskan ke sistem limbik. Di sistem limbik, terjadi proses mengingat yang diawali

dengan ingatan jangka pendek yang dihubungkan dengan ingatan jangka panjang. Dari

ingatan atau memori tersebut, informasi tentang orang yang dia sukai akan bertambah.7

Selanjutnya, akan mulai muncul emosi yang menyertai informasi tersebut. Emosi yang

muncul adalah perasaan senang yang kemudian dikirimkan ke hipotalamus. Hipotalamus

akan “mengekspresikan” rasa senang tersebut lewat beberapa respon. Misalnya saja dari

respon somatik, tubuh perempuan tersebut akan berjalan mendekati orang yang dia sukai.

24

Page 25: Makalah B6S1

Respon secara otonom, pembuluh darah mengalami dilatasi sehingga wajah memerah, dan

respon-respon lain yang menyertai.7

D. Sistem Saraf Otonom

Sistem saraf otonom adalah sistem saraf motorik eferen visceral. Serat saraf otonom

meninggalkan korda spinalis dan mempersyarafi otot jantung dan polos serta kelenjar

endokrin dan esokrin. Sistem saraf otonom terdiri dari dua divisi sistem saraf simpatik dan

parasimpatik. Srat sraf simpatik berasal dari daerah torakal dan lumbal korda spinalis.

Sebagian besar serat praganglion simpatis berukuran sangan pendek, bersinaps dengan badan

sel neuron pascaganglion di dalam fanglion yang terdapat di rantai ganglion simpatis myang

terletak di kedua sisi korda spinalis. Serat pascaganglion panjang berasal dari rantai ganglion

itu berakhir di organ-organ efektor. Sebagian serat praganglion melewati rantai ganglion

tanpa membentuk sinaps dan kemudian berakhir di ganglion kolateral simpatis yang terletak

sekitar serat pascaganglion menjalani jarak sisanya.

Serat praganglion parasimpatis berasal dari daerah cranial dan sacral ssp serat ini

berukuran lebih panjang dibandingkan dengan serat praganglion simpatik karena serat itu

tidak terputus sampai mencapai ganglion terminal yang terletak di dalam atau di dekat organ

efektor. Serat-serat pascaganglion yang sangat pendek berakhir di sel-sel organ yang

bersangkutan itu sendiri.

Serat praganglin simpatis dan parasimpatis mengeluarkan neurontransmitter yang sama

yaitu, asetilkolin (Ach), tetapi ujung pascaganglion kedua sistem ini mengeluarkan

meurotransmitter yang berlainan. Serat pasca praganglion parasimpatis mengeluarkan

asetilkolin. Dengan demikian, serat itu besaan dengan semua serat praganglion otonom,

disebut serat koligernik. Sebaliknya, sebagian besar serat pascaganglion simpatik disebut

serat adregenik, karena mengeluarkan noradrenalin, lebih umum dikenal sebagai

noripineprin. Baik asetilkolin maupun norepineprin juga berfungsi sebagai zat penghantar

kimiawi di bagian tubuh lainnya.

Serat otonom pascaganglion tidak berakhir disebuah tonjolan seperti kepala sinaps,

bamun cabang terminal dari serat otonom mengandung banyak tonjolan, atau varicositiwes,

yang secara simultan mengeluarkan meurotransmitter ke daerah luas pada organ yang

dipersarafi dan bukan ke sebuah sel. Pelepasan neurotransmitter bahwa di otot polos atau

jantung setiap perubahan aktivitas listrik akan disebarkan melalui gap junction, memiliki arti

bahawa keseluruhan organ biasanya dipengaruhi aktivitas otonom, bukan sel satu persatu.

25

Page 26: Makalah B6S1

Tabel 1. Persarafan otonom

Cara kerja saraf simpatik selalu berlawanan dengan saraf parasimpatik (bersifat antagonis).7

Simpatik Parasimpatik

Memperbesar pupil mata

Menghambat keluarnya air ludah

(saliva)

Meningkatkan ekresi keringat dan

sekresi getah pancreas

Menghambat sekresi enzim pada

kelenjar pencernaan

Menghambat kontraksi kandung

kemih (vesica urinaria)

Mempercepat denyut jantung

Menambah volume darah

Memperbesar pembuluh darah

koroner

Mempersempit pembuluh darah ateri

paru- paru dan ateri pada organ

kelamin

Melebarkan cabang tenggorokan

(bronkhia)

Mengerutkan kura (limpa)

Menyebabkan kontraksi (meremas)

rahim pada saat kehamilan dan

relaksasi rahim pada saat tidak ada

Mengecilkan pupil mata

Membantu (stimulasi) keluarnya air

ludah (saliva)

Menurunkan eksresi keringat dan

getah pancreas

Menstimulasi sekresi enzim pada

kelenjar pencernaan

Mengerutkan kantung kemih (vesica

urinaria)

Memperlambat denyut jantung

Mengurangi volume darah

Mempersempit pembuluh darah

koroner

Memperbesar pembuluhdarah arteri

paru-paru dan arteri pada organ

kelamin

Memperempit cabang tenggorokan

(bronkhia)

Melebar kura (limpa)

Tidak berpengaruh pada kontraksi

dan relaksasi rahim

26

Saraf spinal

Saraf parasimpati

k

Saraf tak sadar (otonom) Saraf

Saraf

Page 27: Makalah B6S1

kehamilan.

E. Neurotransmitter

Neurotransmitter adalah penghantar bahan kimia dari system saraf. Neurotransmitter

adalah molekul    yang dimana harus memenuhi sejumlah kriteria harus diklasifikasikan

sebagai neurotransmiter.7 Kriteria ini biasanya harus dipenuhi melalui berbagai ilmu

pengetahuan dasar dan studi penelitian klinis. Zat yang hanya memiliki telah ditunjukkan

untuk memenuhi beberapa kriteria yang disebut sebagai neurotransmitter putatif, berarti

mereka belum terbukti secara eksperimental untuk memenuhi semua kriteria. Depresi

berhubungan dengan emosi. Pusat pengatur emosi di tubuh kita ada di sitem limbik.4

Terdapat neurotransmitter yang berhubungan dengan emosi, yaitu :7

1. Norepinefrin, epinephrine, dan dopamine

Noepinephrine, epinephrine, dan dopamine dikelompokkan dalam cathecolamines.

Hidroksilasi tirosin merupakan tahap penentu (rate-limiting step) dalam biosintesis

cathecolamin. Disamping itu, enzim tirosin hidroksilase ini dihambat oleh oleh katekol

(umpan balik negatif oleh hasil akhirnya).7

Dopamin

Merupakan neurotransmiter yang mirip dengan adrenalin dimana mempengaruhi

proses otak yang mengontrol gerakan, respon emosional dan kemampuan untuk

merasakan kesenangan dan rasa sakit. Dopamin sangat penting untuk mengontrol

gerakan keseimbangan. Jika kekurangan dopamin akan menyebabkan berkurangnya

kontrol gerakan seperti kasus pada penyakit Parkinson. Jika kekurangan atau masalah

dengan aliran dopamine dapat menyebabkan orang kehilangan kemampuan untuk

berpikir rasionil, ditunjukkan dalam skizofrenia. dari perut tegmental area yang

banyak bagian limbic sistem akan menyebabkan seseorang selalu curiga dan

memungkinkan untuk mempunyai kepribadian paranoia. Jika kekurangan Dopamin di

bidang mesocortical dari daerah perut tegmental ke neocortex terutama di daerah

prefrontal dapat mengurangi salah satu dari memori.

Epinefrin

Epinefrin terdapat di badan sel di bagian medula oblongata yang memproyeksikan ke

hipotalamus, talamus, periaqueedktus, medula spinalis. Tetapi fungsinya belom

diketahui.

27

Page 28: Makalah B6S1

Norephineprin

Disekresi oleh sebagian besar neuron yang badan sel/somanya terletak pada batang

otak dan hipothalamus. Secara khas neuron-neuron penyekresi norephineprin yang

terletak di lokus seruleus di dalam pons akan mengirimkan serabut-serabut saraf yang

luas di dalam otak dan akan membantu pengaturan seluruh aktivitas dan perasaan,

seperti peningkatan kewaspadaan. Pada sebagian daerah ini, norephineprin mungkin

mengaktivasi reseptor aksitasi, namun pada yang lebih sempit malahan mengatur

reseptor inhibisi. Norephineprin juga sebagian disekresikan oleh sebagian besar

neuron post ganglion sistem saraf simpatisdimana ephineprin merangsang beberapa

organ tetapi menghambat organ yang lain.

2. Serotonin

Serotonin (5-hydroxytryptamine, atau 5-HT) adalah suatu neurotransmitte rmonoamino

yang disintesiskan dalam neuron-neuron serotonergis dalam sistem saraf pusat (CNS) dan

sel-sel enterochromaffin dalam saluran pencernaan. Pada system saraf pusat serotonin

memiliki peranan penting sebagai neurotransmitter yang berperan pada proses marah,

agresif, temperature tubuh, mood, tidur, human sexuality, selera makan, dan metabolisme,

serta rangsang muntah. Serotonin memiliki aktivitas yang luas pada otak dan variasi

genetic pada reseptor serotonin dan transporter serotonin, yang juga memiliki

kemampuan untuk reuptake yang jika terganggu akan memiliki dampak pada kelainan

neurologist. Obat-obatan yang mempengaruhi jalur dari pembentukan serotonin biasanya

digunakan sebagai terapi pada banyak gangguan psikiatri, selain itu serotonin juga

merupakan salah satu dari pusat penelitian pengaruh genetic pada perubahan genetic

psikiatri.

Pada beberapa studi yang telah dilakukan dapat dibuktikan bahwa pada beberapa orang

dengan gangguan cemas memiliki serotonin transporter yang tidak normal dan efek dari

perubahan ini adalah adanya peluang terjadinya depresi jauh lebih besar dibanding orang

normal. Dari peneltian terbaru juga didapatkan bahwa serotonin bersama-sama dengan

asetilkolin dan norepinefrin akan bertindak sebagai neurotransmitter yang dilepaskan

pada ujung-ujung saraf enteric. Kebanyakan nuclei rafe akan mensekresi serotonin yang

membantu dalam pengaturan tidur normal. Serotonin juga merupakan salah satu dari

beberapa bahan aktif yang akan mengaktifkan proses peradangan, yang akan dimulai

dengan vasodilatasi pembuluh darah lokal sampai pada tahap pembengkakan sel jaringan,

selain itu serotonin juga memiliki kendali pada aliran darah, kontraksi otot polos,

rangsang nyeri, system analgesic, dan peristaltic usus halus.

28

Page 29: Makalah B6S1

F. Hubungan Emosi dengan Persarafan Otonom

Secara sederhana peristiwa emosional dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, tentunya

adalah diterimanya implus sensorik berupa rangsang emosi. Selanjutnya implus tersebut

diteruskan ke hypothalamus sebagai pusat pengaturan sistem saraf otonom. Dari

hypothalamus, implus tersebut kemudian diteruskan lagi ke sistem limbik dan korteks

serebral. Disini kemudian terjadi saling pengaruh-mempengaruhi yang dapat menimbulkan

respon. Respon tersebut ada macam-macam. Ada otonomik respon dimana yang berperan

adalah saraf simpatik yang kerjanya dalam kondisi terancam, terdapat rumus “ fight or

flight”, yang kemudian akan mempengaruhi sistem endokrin untuk bekerja, yaitu berupa

sekresi hormon yang berkaitan, misalnya adrenalin. Dan yang terakhir adalah respon

perilaku. Respon perilaku ini terjadi jika ada pengingkatan emosi, sehingga kerja saraf

simpatik meningkat. Jika sampai medula adrenal terangsang, maka akan disekresikanlah

epinefrin dan norepinefrin dari medula adrenal tersebut ke seluruh tubuh, terutama kebagian

ekstremitas kemudian diteruskan sebagai respon.7

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesisnya benar, yaitu

jantung berdebar-debar dapat dipengaruhi oleh emosi yang merupakan suatu rangsangan

melalui persarafan otonom, karena, fungsi hipothalamus adalah pusat emosi dan pusat SSO

dan sistem saraf otonom dapat distimulasi oleh emosi seperti rasa takut, marah, dan gembira.

Fungsi saraf simpatik berhubungan sangat erat dengan medulla adrenal yang distimulasi saraf

simpatis. Sistem saraf ini membantu tubuh beresponterhadap emosi maka kerja saraf simpatis

pada SSO akan menigkat sehingga menghasilkan respon berupa jantung yang berdetak lebih

cepat.

Daftar Pustaka

1. Goleman D. Working Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama; 2000. hal 411.

2. Pearce, EC. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka

Utama;2000.p.281-90, p.305-6.

29

Page 30: Makalah B6S1

3. Gilroy AM, MacPherson B, Ross L. Atlas of Anatomy. New York: Thieme Medical

Publisher, Inc; 2003. hal 90-4.

4. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC; 2003. hal 180-6.

5. Fawcett DW, Bloom. Buku ajar histologi. Ed 12. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

EGC; 2002.

6. Unqueira, Luiz C. Histologi dasar : teks dan atlas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC; 2007.

7. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. ed 6th. Jakarta : EGC;2011.p. 155.

30