makalah asuhan kebidanan dalam masa kehamilan

Upload: vinasoraya38

Post on 10-Jan-2016

46 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

askeb

TRANSCRIPT

ASUHAN KEBIDANAN DALAM MASA KEHAMILANKonsep Dasar dan Filosofi Asuhan Kehamilan

KELOMPOK : SATU ( 1 )KELAS : 1BNAMA :1. Ahlurani Zulfa (P3.73.24.1.14.001)2. Deak Parujar Trecia (P3.73.24.1.14.009)3. Fairuz Zakiyah (P3.73.24.1.14.017)4. Nadia Altaira Jumadi (P3.73.24.1.14.025) 5. Risky Winarni (P3.73.24.1.14.033)

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III JURUSAN KEBIDANAN PRODI D III KEBIDANAN TAHUN AKADEMIK 2014/2015

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sudah melimpahkan rahmat serta karunianya serta kasih sayangnya sehingga kami pelaku penulis dapat menyelesaikan Makalah ini.Dalam penulisan Makalah ini, penulis banyak sekali mendapatkan bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Makalah ini.Penulis sadar sepenuhnya, bahwa dalam penulisan Makalah ini, masih jauh dari kata sempurna. Saya mohon maaf apabila di dalam penulisan ini terdapat beberapa kesalahan dalam penulisannya. Saya sangat membutuhkan kritik dan saran kepada semua pihak yang membangun agar Makalah ini menjadi lebih baik lagi. Harapan penulis Makalah ini dapat berguna bagi semua pihak yang membacanya.

Bekasi, 2015

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

Sejarah Asuhan KehamilanDimasa yang lalu, bidan dan dokter banyak menggunakan waktu selama kunjungan antenatal untuk penilaian resiko berdasarkan riwayat temuan fisik yang lalu. Tujuan dari penilaian resiko ini adalah untuk mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi dan merujuk ibu-ibu ini untuk mendapatkan asuhan yang khusus. Sekarang kita telah mengetahui bahwa penilaian resiko tidak mencegah kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Penilaian resiko juga tidak menjamin perkiraan, ibu yang mana yang akan mempunyai masalah selama persalinan. Mengapa penilaian resiko tidak lagi digunakan? Ia tidak lagi dipergunakan karena setiap ibu hamil akan menghadapi resiko komplikasi dan harus mempunyai jangkauan kepada asuhan kesehatan maternal yang berkualitas. Hampir tidak mungkin memperkirakan ibu hamil yang mana yang akan mengancam keselamatan jiwa secara akurat. Banyak ibu-ibu yang digolongkan beresiko tinggi yang tidak mengalami komplikasi apapun. Misalnya seorang ibu yang tinggi nya kurang dari 139 cm mungkin akan melahirkan bayi seberat 2500 gram tanpa masalah. Demikian juga, seorang ibu yang mempunyai riwayat tidak begitu berarti, kehamilan normal dan persalinan yang tidak berkomplikasi mungkin saja mengalami perdarahan pasca persalinan.Dalam suatu studi di Zaire, dengan menggunakan berbagai macam metode, formula dan skala untuk melakukan penapisan resiko diteliti. Studi ini menemukan bahwa 71% ibu yang mengalami partus macet tidak digolongkan kedalam kelompok beresiko sebelumnya. Sebagai tambahan, 90% ibu-ibu yang diidentifikasi beresiko tidak mengalami komplikasi. Kebanyakan ibu-ibu yang mengalami komplikasi tidak mempunyai faktor resiko dan digolongkan kedalam kelompok beresiko rendah.Tujuan Asuhan Kehamilan Tujuan umum dari asuhan kehamilan adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. Secara khusus, pengawasan antenatal bertujuan: a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan dan nifas b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan dan kala nifasc. Memberi nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi dan aspek keluarga berencana d. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan perkembangan bayi yang normal. e. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional dan logis untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi.

BAB IIIISI MATERI

Filosofi Asuhan Kehamilan Filosofi adalah pernyataan mengenai keyakinan dan nilai/value yang dimiliki yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang/kelompok. Filosofi asuhan kehamilan menggambarkan keyakinan yang dianut oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien selama masa kehamilan. Dalam filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan beberapa keyakinan yang akan mewarnai asuhan itu. 1. Kehamilan merupakan proses yang alamiahPerubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya. 2. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of care) Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan. 3. Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta keluarga (family centered) Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa asuhan yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya melibatkan ibu hamil saja melainkan juga keluarganya, dan itu sangat penting bagi ibu sebab keluarga menjadi bagian integral/tak terpisahkan dari ibu hamil. Sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh keluarga. Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Selain itu, keluarga juga merupakan unit sosial yang terdekat dan dapat memberikan dukungan yang kuat bagi anggotanya. Dalam hal pengambilan keputusan haruslah merupakan kesepakatan bersama antara ibu, keluarganya, dan bidan, dengan ibu sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Ibu mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan kepada siapa dan dimana ia akan memperoleh pelayanan kebidanannya. 4. Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan/pengalaman yang berhubungan dengan kehamilannya. Tenaga profesional kesehatan tidak mungkin terus menerus mendampingi dan merawat ibu hamil, karenanya ibu hamil perlu mendapat informasi dan pengalaman agar dapat merawat diri sendiri secara benar. Perempuan harus diberdayakan untuk mampu mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarga melalui tindakan KIE dan konseling yang dilakukan oleh bidan.

Ruang Lingkup Asuhan Kehamilan1. Konsepsi Bersatunya ovum dan sperma yang didahului oleh ovulasi dan inseminasi2. Ovulasi : Runtuhnya ovum dari folikel dalam ovarium bila ovum gagal bertemu dalam waktu 2 x 24 jam mati/hancur3. Inseminasi:Keluarnya sperma dari urethra pria kedalam vagina wanita. Sperma bergerak melalui uterus tuba fallopi dengan kecepatan 1 kaki/jam. Alat gerak sperma Ekor dengan panjang rata-rata 10x bagian kepala4. Asuhan kehamilan normal dan identifikasi kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan resiko tinggi dan mencegah adanya komplikasi kehamilan. Dala,m asuhan kehamilan normal biasanya membutuhkan dua keterampilan, yaitu sebagai berikut:A. Keterampilan Dasar : 1. Mengumpulkan data riwayat kesehatan 2. Melakukan pemeriksaan fisik 3. Menilai keadaan janin 4. Menghitung usia kehamilan 5. Mengkaji status nutrisi 6. Mengkaji kenaikan berat badan 7. Memberikan penyuluhan 8. Penatalaksaan pada anemia ringan, hyperemesis gravidarum tingkat 1, abortus imminen, dan pre-eklampsi ringan 9. Memberikan imunisasi B. Keterampilan tambahan : 1. Menggunakan doppler 2. Memberikan pengobatan 3. Melaksanakan long life skill (LLS) dalam manajemen pascaaborsi

Dewi, Vvl dan Sunarsih, Tri (2011) Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan, Jakarta : Salemba Medikahttp://www.academia.edu/8620271/Konsep_Dasar_Asuhan_Kehamilan

Prinsip Pokok utama Asuhan Kehamilan :1. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat. Sebagai bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang membantu serta melindungi proses kehamilan & kelahiran normal adalah yang paling sesuai bagi sebagian besar wanita. Tidak perlu melakukan intervensi yang tidak didukung oleh bukti ilmiah (evidence-based practice).

2. Pemberdayaan Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan. Oleh karena itu, bidan harus memberdayakan ibu (dan keluarga) dengan meningkatkan pengetahuan & pengalaman mereka melalui pendidikan kesehatan agar dapat merawat dan menolong diri sendiri pada kondisi tertentu. Hindarkan sikap negatif dan banyak mengkritik.

3. Otonomi. Pengambil keputusan adalah ibu & keluarga. Untuk dapat mengambil suatu keputusan mereka memerlukan informasi. Bidan harus memberikan informasi yang akurat tentang resiko dan manfaat dari semua prosedur, obat-obatan, maupun test/pemeriksaan sebelum mereka memutuskan untuk menyetujuinya. Bidan juga harus membantu ibu dalam membuat suatu keputusan tentang apa yang terbaik bagi ibu & bayinya berdasarkan sistem nilai dan kepercayaan ibu/keluarga.

4. Tidak membahayakan Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan sebagai rutinitas sebab test-test rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan dapat membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang terampil harus tahu kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah aman berdasarkan bukti ilmiah.

5. Tanggung jawab Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu, analisa, dan pertimbangan yang matang. Akibat yang timbul dari tindakan yang dilakukan menjadi tanggungan bidan. Pelayanan yang diberikan harus berdasarkan kebutuhan ibu & janin, bukan atas kebutuhan bidan. - Asuhan yang berkualitas, berfokus pada klien, dan sayang ibu serta berdasarkan bukti ilmiah terkini (praktek terbaik) menjadi tanggung jawab semua profesional bidan.

Sejarah Asuhan Kehamilan1807 : dimasa pemerintahan Gubernur Jendral Hendrik William Deandles, para dukun dilatih untuk melakukan persalinan.1849 : dibuka pendidikan dokter di jawa Batavia1851 : dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi oleh dr. W Bosh1952 : diadakan pelatihan bidan formalmagar dapat meningkatkan kualitas pertolongan persalinan1953 : dilaksanakan kursus tambahan bidan (KTB). Seiring dengan pelatihan tersebut maka didirikan pulabadan kesehatan ibu dan anak (BKIA)1957 : terbentuklah suatu pelayanan yang terintegrasi yaitu PUSKESMASMulai tahun 1990pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan dekat dengan masyarakat. Sesuai dengan kebutuhan masyarakkat kebijakan ini merupakan instruksi presiden yang disampaikan secara lisan pada siding cabinet pada tahun 1992. Kebijakan ini mengandungperlunya mendidikbidan yang ditempatkan didesa. Tugas pokok bidan didesa adalah sebagai pelaksana kesehatan KIA, khususnya pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, dan nifas, serta pelayanan kesehatan bayi baru lahir, termasuk pembinaan dukun bayi. Sehubungan dengan itu bidan desajuga menjadi pelaksana pelayanan kesehatn bayi dan keluarga berencana. Sedangkan bidan yang bekerja dirumah sakit berorientasi pada individu. Tugas bidan dirumah sakit mencakup pelayanan di poliklinik antenatal, poliklinik keluarga berencana, ruang perinatal, kamar bersalin, kamar operasi kebidanan, dan ruang nifas.Titik tolak konferensi kependudukan dunia dikairo tahun 1994 yang menekankan pada kesehatan reproduksi memperluas garapan pelayanan bidan area tersebut meliputi :1.Save motherhood2.KB3.Penyakit menular seksual4.Kesehatan reproduksi remaja5.Kesehatan reproduksi orang tua.

Standard Pelayanan Kebidanan, IBI; 2002.Neil, W.R. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta. Dian Rakyat; 2001.Departemen Kesehatan RI,. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga, Jakarta; 1992.

Pendekatan ResikoMempunyai prediksi yang buruk karena kita tidak bisa membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak.(enkin, 2000:22)Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi, sementara mereka telah memakai sumber daya yang cukup mahal dan jarang didapat. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian asuhan khusus pada ibu yang tergolong dalam kategori resiko tinggi terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi yang terjadi.Sementara, bagi ibu hamil kelompok resiko rendah : Tidak diberi pengetahuan ResTi Tidak dipersiapkan mengatasi kegawatdaruratan obstetri Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong kelompok resiko rendah mengalami komplikasi tetapi tidak pernah diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa yang dapat dilakukannya.Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan resiko: adalah bahwa setiap bumil berisiko mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa diprediksi sehingga setiap bumil harus mampunyai akses asuhan kehamilan dan persalinan yang berkualitas. Karenanya, fokus ANC perlu diperbarui (refocused) agar asuhan kehamilan lebih efektif dan dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil.

Hak-hak Wanita HamilHak-hak wanita ketika menerima layanan asuhan kehamilan (Saifuddin, 2002), yaitu:1. Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasi harus diberikan langsung kepada klien (dan keluarganya).2. Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, harapannya, dalam lingkungan yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung secara pribadi dan didasari rasa saling percaya.3. Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan terhadapnya.4. Mendapatkan pelayanan secara pribadi/dihormati privasinya dalam setiap pelaksanaan prosedur.5. Menerima layanan senyaman mungkin.Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang diterimanyaStandar Asuhan Kehamilan1. Standar 3 : identifikasi ibu hamilMelakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk penyuluhan dan motivasi untuk pemeriksaan dini dan teratur

2. Standar 4 : pemeriksaan dan pemantauan antenatal care sedikitnya 4 kali pelayanan kehamilan : Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0 13 minggu) Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14 27 minggu) Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28 40 minggu)Pemeriksaan meliputi :Anamnesis dan pemantauan ibu dan janin, mengenal kehamilan resiko tinggi, imunisasi, nasihat, dan penyuluhan, mencatat data yang tepat setiap kunjungan, tindakan tepat untuk merujuk3. Standar 5 : palpasi abdominal4. Standar 6 : pengelolaan anemia pada kehamilan5. Standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan6. Standar 8 : persiapan persalinan :Memberi saran pada ibu hamil, suami, dan keluarga untuk memastikan persiapan persalinan bersih dan aman, persiapan transportasi, serta biaya. Untuk memberikan asuhan / pelayanan standar minimal 7 T (timbangan BB, ukur TD, ukur TFU, TT, Tablet Fe 90 selama hamil, Tes PMS, Temuwicara dalam rangka persiapan rujukan)

Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan Kehamilan1. Peran :a) PelaksanaaanMember asuhan atau pelayanan bidan mempunyai tugas utama yaitu : mandiri, kolaborasi, dan rujukanb) PengelolaMenyusun rencana kerja, mengelola kegiatan pelayanan ibu hamil, berpartisipasi dalam kegiatan program pelayanan kehamilanc) PendidikMelakukan penyuluhan, mendidik siswa bidan / calon bidand) PenelitiMelakukan penelitian kebidanan

2. Tanggung jawab :a.Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kehamilan sesuai standar profesi dengan menghormati hak hak pasienb.Wajib merujuk, memberi kesempatan pasien ibadah, menjaga rahasia, member informasi, inform concent, dokumentasi, dan kerjasama pihak lain.Adjie, Seno. 2004. Efektifitas Asuhan Antenatal Care, Jakarta : Buletin PerinasiaCunningham, Mac Donald. William Obstetri, Edisi 22. Jakarta : EGC

Evidence Based Midwifery (Practice)

EBM didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuhbidanberorientasi akademis.RCMBidanJurnaltelah dipublikasikan dalam satu bentuk sejak 1887 (Rivers, 1987), dan telah lama berisi bukti yang telah menyumbang untuk kebidanan pengetahuan dan praktek.Pada awal abad ini, peningkatan jumlahbidanterlibat dalam penelitian, dan dalam membuka kedua atas dan mengeksploitasi baru kesempatan untuk kemajuan akademik.Sebuah kebutuhan yang berkembang diakui untuk platform yang paling ketat dilakukan dan melaporkan penelitian.Ada juga keinginan untuk ini ditulis oleh dan untukbidan. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun 2003 (Hemmings et al, 2003).Itu dirancang 'untuk membantubidandalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi '(Silverton, 2003).EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus berkontribusi pada praktek dan profesi kebidanan.Jurnal kualitatif mencakup aktif serta sebagai penelitian kuantitatif, analisis filosofis dan konsep serta tinjauan pustaka terstruktur, tinjauan sistematis, kohort studi, terstruktur, logis dan transparan, sehinggabidanbenar dapat menilai arti dan implikasi untuk praktek, pendidikan dan penelitian lebih lanjut.

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, serta ketrampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang berfokus pada pasien .Manajemen kebidanan terdiri atas langkah-langkah berikut ini:1.Pengumpulan dataKegiatan pengumpulan data dimulai saat pasien masuk dan dilanjutkan secara terus-menerus selama proses asuhan kebidanan berlangsung data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber melalui tiga teknik, yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.Bagian-bagian penting dari anamnesis antara lain sebagai berikut:a.Data Subjektif: biodata, alasan datang dan keluhan utama, Riwayat kebidanan, Riwayat kesehatan, Kebiasaan, Kebutuhan sehari-hari (pola makan, eliminasi, personal hygiene, aktivitas sehari-hari, pola istirahat, dan pola seksual), respon ibu, suami, dan keluarga terhadap kehamilan, status perkawinan, adat istiadat setempat yang berkaitan dengan masa hamil, dan pengetahuan ibu tentang kehamilan ( Ari Sulistyawati, 2009).b.Data Objektif: keadaan umum, kesadaran, tanda vital, pemeriksaan kepala sampai kaki, pemeriksaan obstetric, pemeriksaan penunjang / data laboratorium.2.Interpretasi data dasarPada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis, masalah, dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Dalam langkah kedua ini Bidan membagi interpretasi data dalam tiga bagian yaitu:a.Diagnosis Kebidanan/Nomenklatur Dalam bagian ini yang disimpulkan oleh bidan antara lain: paritas, usia kehamilan dalam minggu, keadaan janin, normal atau tidak normal.b.MasalahMasalah sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu mengalami kenyataan terhadap diagnosisnya.c.Kebutuhan PasienDalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masalahnya.3.Merumuskan Diagnosis/masalah PotensialPada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang lain juga.4.Mengantisipasi penanganan segeraPada beberapa situasi yang memerlukan penanganan segera (emergensi) bidan harus segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien, tetapi kadang juga berada pada situasi pasien yang memerlukan tindakan segera sementara menunggu instruksi dokter, atau bahkan mungkin juga pasien yang memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain.5.Merencanakan Asuhan kebidananPada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang di buat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi pengetahuan, teori yangup to date, perawatan berdasarkan bukti, serta divalidasikan dengan asumsi mengenai apa yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasien.6.Pelaksanaan Asuhan KebidananPada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang telah disusun dilaksanakan secara efisien dan aman.7.EvaluasiUntuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang diberikan kepada pasien (Ari Sulistyawati, 2009).

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanAsuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuty of care) sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan (Enkin, 2000).3.2 SaranSetiap bidan aktif dalam memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang pentingnya kunjungan ANC dilakukan oleh setiap ibu hamil untuk mencegah resiko komplikasi pada persalinan.

Daftar PustakaDewi, Vvl dan Sunarsih, Tri (2011) Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan, Jakarta : Salemba Medikahttp://www.academia.edu/8620271/Konsep_Dasar_Asuhan_Kehamilan

Standard Pelayanan Kebidanan, IBI; 2002.Neil, W.R. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta. Dian Rakyat; 2001.Departemen Kesehatan RI,. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga, Jakarta; 1992.Adjie, Seno. 2004. Efektifitas Asuhan Antenatal Care, Jakarta : Buletin PerinasiaCunningham, Mac Donald. William Obstetri, Edisi 22. Jakarta : EGC