makalah argentometri.doc

17
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti. Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul “Argentometri” ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Selain itu, agar dapat mengetahui tentang argentometri, baik pengertian argentometri, metode yang digunakan dalam argentometri, dan faktor yang mempengaruhi pengendapan. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian. 1

Upload: rossie-ariyani

Post on 26-Nov-2015

1.195 views

Category:

Documents


189 download

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul Argentometri ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Selain itu, agar dapat mengetahui tentang argentometri, baik pengertian argentometri, metode yang digunakan dalam argentometri, dan faktor yang mempengaruhi pengendapan. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.

Penyusun,

DAFTAR ISIKata Pengantar .......................................................................1Daftar Isi 2I. Pendahuluan

a. Latar Belakang ..3

b. Rumusan Masalah .3

c. Tujuan Penulisan ...3II. Pembahasana. Pengertian Argentometri ...4

b. Metode Argentometri

1. Metode Mohr 42. Metode Valhard ...53. Metode Fajans ..6c. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengendapan 9III. Penutup 11Referensi .12I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai bidang termasuk bidang farmasi. Semakin banyaknya industri-industri farmasi yang turut menerapkan kemajuan teknologi, semakin meningkat pula jumlah produk-produk farmasi yang tersedia untuk masyarakat. Industri farmasi saat ini tidak hanya memfokuskan perhatian pada bidang pembuatan dan penyediaan obat, melainkan juga telah mencakup berbagai produk yang tersedia dalam masyarakat seperti makanan dan kosmetik. Dalam penyediaan suatu produk farmasi dipergunakan berbagai senyawa-senyawa yang dikombinasikan satu dengan yang lain untuk menghasilkan suatu senyawa baru yang sangat bermanfaat. Pengkombinasian ini melibatkan berbagai senyawa baik yang mudah larut dalam air, maupun yang tidak.

Khusus dalam penetapan kadar senyawa yang sukar larut diterapkan metode tertentu sebab sifat dari senyawa yang sukar larut memiliki sifat tertentu yang tidak dimiliki oleh senyawa yang larut. Salah satu metode tersebut adalah argentometri. Metode ini hanya ditekankan bagi senyawa yang diketahui sukar larut. Argentometri adalah suatu titrasi dengan menggunakan perak nitrat sebagai titran dimana akan terbentuk garam perak yang sukar larut.b. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan argentometri?

2. Metode apa saja yang ada dalam titrasi argentometri dan bagaimana prinsip dari masing-masing metode tersebut?

3. Faktor apa saja yang mempengaruhi pengendapan?c. Tujuan Tujuan kami membuat makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas. Selain itu, supaya kami dapat memahami tentang argentometri dan prinsip-prinsip dasar titrasi argentometri. II. TINJAUAN PUSTAKA a. Teori Umum Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang berarti perak. Jadi, Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+. Salah satu cara untuk menentukan kadar asam basa dalam suatu larutan adalah dengan volumetric (titrasi). Volumetri (titrasi) merupakan cara penentuan kadar suatu zat dalam larutannya didasarkan pada pengukuran volumenya.

Berdasarkan reaksinya volumetri (titrasi) dibedakan menjadi beberapa bagian, salah satunya adalah argentometri. Volumetri jenis ini berdarkan atas reaksi krespilasi (pengendapan dari ion Ag+). Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan reaksi antara ion halida (Cl-, Br-, I-) atau anion lainnya (CN-, CNS-) dengan ion Ag+ (Argentum) dari perak nitrat (AgNO3) dan membentuk endapan perak halida (AgX)

Ag+ + X- AgX

b. Metode Argentometri

Berdasarkan pada indikator yang digunakan, titrasi argentometri dapat dibedakan atas beberapa metode, antara lain :1. Metode Mohr (pembentukan endapan berwarna)Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3dan penambahan K2CrO4sebagai indikator. Titrasi dengan cara ini harus dilakukan dalam suasana netral atau dengan sedikit alkalis, pH 6,5 9,0. Dalam suasana asam, perak kromat larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida. Reaksi yang terjadi adalah :Asam: 2CrO42-+ 2H- CrO72-+ H2OBasa: 2 Ag++ 2 OH- 2AgOH2AgOH Ag2O + H2O(Khopkar, SM, 1990)Konsentrasi ion klorida dalam suatu larutan dapat ditentukan dengan cara titrasi dengan larutan standar perak nitrat. Endapan putih perak klorida akan terbentuk selama proses titrasi berlangsung dan digunakan indikator larutan kalium kromat encer. Setelah semua ion klorida mengendap maka kelebihan ion Ag+pada saat titik akhir titrasi dicapai akan bereaksi dengan indikator membentuk endapan coklat kemerahan Ag2CrO4. Prosedur ini disebut sebagai titrasi argentometri dengan metode Mohr. Reaksi yang terjadi adalah :

Ag+(aq)+ Cl-(aq)AgCl(s) (endapan putih)Ag+(aq)+ CrO42-(aq)Ag2CrO4(s) (coklat kemerahan)Penggunaan metode Mohr sangat terbatas jika dibandingkan dengan metode Volhard dan metode Fajans dimana dengan metode ini hanya dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi Cl-, CN-, dan Br-.Aplikasi titrasi argentometri dengan metode Mohr banyak digunakan untuk menentukan kandungan kadar klorida dalam berbagai contoh air, misalnya air sungai, air laut, air sumur, air hasil pengolahan industry sabun, dan sebagainya. Titrasi dengan metode Mohr dilakukan dengan kondisi larutan berada pada pH kisaran 6,5-10 disebabkan karena ion kromat adalah basa konjugasi dari asam kromat. Jika pH dibawah 6,5 maka ion kromat akan terprotonasi sehingga asam kromat akan mendominasi didalam larutan akibatnya dalam larutan yang bersifat sangat asam konsentrasi ion kromat akan terlalu kecil untuk memungkinkan terjadinya endapan Ag2CrO4 sehingga hal ini akan berakibat sulitnya pendeteksian titik akhir titrasi. Analit yang bersifat asam dapat ditambahkan kalsium karbonat agar pH nya berada pada kisaran pH tersebut atau dapat juga dilakukan dengan menjenuhkan analit dengan menggunakan padatan natrium hidrogen karbonat (Anonim,2009)2. Metode Valhard (Penentu zat warna yang mudah larut)Prinsip :

Pada metode ini, sejumlah volume larutan standar AgNO3 ditambahkan secara berlebih ke dalam larutan yang mengandung ion halide (X-). Sisa larutan yang tidak bereaksi dengan Cl- dititrasi dengan larutan standar tiosionat (KSCN atau NH4 SCN) menggunakan indicator besi (III) (Fe3+). Reaksinya sebagai berikut

Ag+ (berlebih) + X- AgX + sisa Ag+

Ag+ (sisa) + SCN- AgSCN

SCN- + Fe3+ Fe(SCN)2+ Metode ini digunakan dalam penentuan ion Cl+, Br-, dan I-dengan penambahan larutan standar AgNO3. Indikator yang dipakai adalah Fe3+dengan titran NH4CNS, untuk menentralkan kadar garam perak dengan titrasi kembali setelah ditambah larutan standar berlebih. Kelebihan AgNO3dititrasi dengan larutan standar KCNS, sedangkan indikator yang digunakan adalah ion Fe3+dimana kelebihan larutan KCNS akan diikat oleh ion Fe3+membentuk warna merah darah dari FeSCN(Khopkar,1990)Konsentrasi ion klorida, iodide, bromide dan yang lainnya dapat ditentukan dengan menggunakan larutan standar perak nitrat. Larutan perak nitrat ditambahkan secara berlebih kepada larutan analit dan kemudian kelebihan konsentrasi Ag+dititrasi dengan menggunakan larutan standar (SCN-) dengan menggunakan indicator ion Fe3+. Ion besi (III) ini akan bereaksidengan ion tiosianat membentuk kompleks yang berwarna merah.Reaksi yang terjadi adalah :

Ag+(aq)+ Cl-(aq)AgCl(s)(endapan putih)

Ag+(aq)+ SCN-(aq)AgSCN(s)(endapan putih)

Fe3+(aq)+ SCN-(aq) Fe(SCN)2+(kompleks berwarna merah)Aplikasidari argentometri dengan metode Volhard ini adalah penentuan konsentrasi ion halida. Kondisi titrasi dengan dengan metode Volhard harus dijaga dalam kondisi asam karena jika larutan analit bersifat basa maka akan terbentuk endapan Fe(OH)3. Jika kondisi analit adalah basa atau netral maka sebaliknya titrasi dilakukan dengan metode Mohr atau metode Fajans (Anonim,2009).3. Metode Fajans (Indikator absorbsi)Prinsip :

Pada titrasi Argentometri dengan metode Fajans ada dua tahap untuk menerangkan titik akhir titrasi dengan indicator absorpsi (fluorescein). Selama titrasi berlangsung (sebelum TE) ion halide (X-) dalam keadaan berlebih dan diabsorbsi pada permukaan endapan AgX sebagai permukaan primer. Setelah titik ekivalen tercapai dan pada saat pertama ada kelebihan AgNO3 yang ditambahkan Ag+ akan berada pada permukaan primer yang bermuatan positif menggantikan kedudukan ion halide (X-) . Bila hal ini terjadi maka ion indicator yang bermuatan negative akan diabsorpsi oleh Ag+ (atau oleh permukaan absorpsi). Jadi, titik akhir titrasi tercapai bila warna merah telah terbentuk.

Titrasi argenometri dengan cara fajans adalah sama seperti pada cara Mohr, hanya terdapat perbedaan pada jenis indikator yang digunakan. Indikator yang digunakan dalam cara ini adalah indikator adsorbsi seperti eosine atau fluonescein menurut macam anion yang diendapkan oleh Ag+. Titrannya adalah AgNO3hingga suspensi violet menjadi merah. pH tergantung pada macam anion dan indikator yang dipakai. Indikator adsorbsi adalah zat yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna. Indikator yang sering digunakan adalah fluorescein dan eosin.

Pengendapan ini dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalen antara lain dengan memilih macam indikator yang dipakai dan pH. Sebelum titik ekuivalen tercapai, ion Cl-berada dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan sedikit AgNO3menyebabkan ion Cl-akan digantikan oleh Ag+ sehingga ion Cl-akan berada pada lapisan sekunder (Gandjar, 2007).Indikator adsorbsi merupakan pewarna, seperti diklorofluorescein yang berada dalam keadaan bermuatan negative dalam larutan titrasi akan teradsorbsi sebagai counter ion pada permukaan endapan yang bermuatan positif. Dengan terserapnya ini maka warna indicator akan berubah dimana warna diklorofluorescein menjadi berwarna merah muda. Mekanisme teradsorbsinya indicator ini ditunjukkan oleh gambar berikut ini:

Indikator absorbsi dapat digunakan untuk titrasi argentometri, titrasi argentometri yang menggunakan indicator adsorbsi dikenal dengan sebuah titrasi argentometi metode Fajans. Contohnya pada penggunaan titrasi ion klorida dengan larutan standar Ag+. Dimana hasil reaksi dari kedua zat tersebut adalah :

Ag+(aq)+ Cl-(aq)AgCl(s)(endapan putih)Endapan perak klorida membentuk endapan yang bersifat koloid. Sebelum titik ekuivalen dicapai maka endapan akan bemuatan negatif. Disebabkan terabsorbsinya Cl-diseluruh permukaan endapan. Dan terdapat counter ion bermuatan positif dari Ag+yang terabsorbsi dengan gaya elektrostatis pada endapan. Setelah titik ekuivalen dicapai makan tidak terdapat lagi ion Cl-yang terabsorbsi pada endapan sehingga endapan sekarang bersifat netral. Kelebihan inon Ag+yang diberikan untuk mencapai titik akhir titrasi menyebabkan ion-ion Ag+ ini terabsorbsi pada endapan sehingga endapan bermuatan positif dan beberapa ion negatif terabsorbsi dengan gaya elektrostatis.Kesulitan dalam menggunakan indicator absorbsi ialah banyak diantara zat warna tersebut membuat endapan perak menjadi peka terhadap cahaya (fotosensitifitas) dan menyebabkan endapan terurai. Titrasi menggunakan indicator absorbs biasanya cepat, akurat, dan terpercaya. Sebaliknya penerapannya agak terbatas karena memerlukan endapan berbentuk koloid yang juga harus dengan cepat (Harjadi,1990).c. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengendapan Pengendapan adalah metode yang paling baik pada analisis gravimetri. Namun, harus memperhatikan juga faktor yang mempengaruhi pengendapan, antara lain :1. TemperaturKelarutan semakin meningkat dengan naiknya suhu, jadi dengan meningkatnya suhu maka pembentukan endapan akan berkurang disebabkan banyak endapan yang berada pada larutannya.2. Sifat alami pelarutGaram anorganik mudah larut dalam air dibandingkan dengan pelarut organik seperti alkohol atau asam asetat. Perbedaan kelarutan suatu zat dalam pelarut organik dapat dipergunakan untuk memisahkan campuran antara dua zat. Setiap pelarut memiliki kapasitas yang berbeda dalam melarutkan suatau zat, begitu juga dengan zat yang berbeda memiliki kelarutan yang berbeda pada pelarut tertentu.

3. Pengaruh ion sejenis Kelarutan endapan akan berkurang jika dilarutkan dalam larutan yang mengandung ion sejenis dibandingkan dalam air saja. Sebagai contoh kelarutan Fe(OH)3 akan menjadi kecil jika kita larutkan dalam larutan NH4OH dibanding dengan kita melarutkannya dalam air, hal ini disebabkan dalam larutan NH4OH sudah terdapat ion sejenis yaitu OH- sehingga akan mengurangi konsentrasi Fe(OH)3 yang akan terlarut. Efek ini biasanya dipakai untuk mencuci endapan dalam metode gravimetri.

4. Pengaruh pHKelarutan endapan garam yang mengandung anion dari asam lemah dipengaruhi oleh pH, hal ini disebabkan karena penggabungan proton dengan anion endapannya. Misalnya endapan AgI akan semakin larut dengan adanya kenaikan pH disebabkan H+ akan bergabung dengan I- membentuk HI.5. Pengaruh hidrolisisJika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air maka akan dihasilkan perubahan konsentrasi H+ dimana hal ini akan menyebabkan kation garam tersebut mengalami hidrolisis dan hal ini akan meningkatkan kelarutan garam tersebut.6. Pengaruh ion kompleks

Kelarutan garam yang tidak mudah larut akan semakin meningkat dengan adanya pembentukan kompleks antara ligan dengan kation garam tersebut. Sebagai contoh AgCl akan naik kelarutannya jika ditambahkan larutan NH3, hal ini disebabkan karena terbentuknya kompleks Ag(NH3)2Cl.

III. PENUTUP

Kesimpulan :

Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+. Berdasarkan pada indikator yang digunakan, argentometri dapat dibedakan atas beberapa metode, antara lain :1. Metode Mohr

2. Metode Valhard

3. Metode Fajans

Faktor faktor yang mempengaruhi pengendapan, antara lain :

1. Temperatur

2. Sifat pelarut alami

3. Pengaruh ion sejenis

4. Pengaruh pH

5. Pengaruh hidrolisis

6. Pengaruh ion kompleks

REFERENSIhttp://sutriaddina.wordpress.com/2013/02/16/argentometri/http://ellavioletta.blogspot.com/2012/12/laporan-resmi-argentometri-kimia_9550.htmlhttp://wwkhusnul.blogspot.com/2012/06/argentometri.htmlhttp://arullatif.wordpress.com/2012/05/25/laporan-argentometri/7