makalah anor.docx

26
MAKALAH BORON MATA KULIAH : KIMIA ANORGANIK 1 oleh DWI NURFITRI 4111131004 ELBI DIANA 4111131006 JULIA MARDHIYA 4111131008 JULIA ZETRIYAVONA 4111131009 UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Upload: julia-maerdhiya

Post on 16-Feb-2015

228 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

MAKALAH anor.docx

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH anor.docx

MAKALAH

BORON

MATA KULIAH :

KIMIA ANORGANIK 1

oleh

DWI NURFITRI 4111131004

ELBI DIANA 4111131006

JULIA MARDHIYA 4111131008

JULIA ZETRIYAVONA 4111131009

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2012

Page 2: MAKALAH anor.docx

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah dengan judul “Boron” ini dapat diselesaikan.

Sholawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Penulisan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas Mata kuliah

Kimia Anorganik 1.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak

yang telah ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama

dosen pembimbing kami. Semoga Allah SWT membalasnya dengan yang

lebih baik.

Penulis menyadari bahwa penulisan tulisan ini masih jauh dari

sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan, pengalaman serta

referensi yang penulis miliki. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan

saran yang sifatnya membangun sehingga dapat menyempurnakan

makalah ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Medan, 9 Oktober 2012

Penulis

i

Page 3: MAKALAH anor.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................... ii

BAB I..................................................................................................1

1.1.Latar Belakang.......................................................................1

1.2.Rumusan Masalah.................................................................1

1.3.Tujuan....................................................................................2

BAB II.................................................................................................3

2.1. Kecenderungan Golongan Boron..........................................3

2.2.Boron......................................................................................6

2.3.Sifat dan Manfaar Boron........................................................8

2.4. Ikatan pada Boron dan Senyawanya.....................................9

2.5.Reaksi-reaksi pada Boron......................................................10

2.6.Senyawa-senyawa Boron.......................................................11

BAB III .............................................................................................. 14

3.1.Kesimpulan............................................................................14

3.2.Saran .....................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................15

ii

Page 4: MAKALAH anor.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Unsur golongan III A yaitu Boron, Aluminium, Galium, Indium dan

Talium. Yang mana unsur yang segolongan mempunyai sifat yaitu

makin ke bawah letak suatu unsure dalam sistem periodik maka,

nomor atom dan jari-jari atomnya makin besar sedangkan

keelektronegatifan dan energy ionisasinya makin kecil dan begitu pula

sebaliknya.

Boron merupakan salah satu unsur yang termasuk golongan IIIA

dengan nomor atom lima. Warna dari unsur boron adalah hitam.

Boron memiliki sifat diantara logam dan nonlogam (semimetalik).

Boron lebih bersifat semikonduktor daripada sebuah konduktor logam

lainnya. Secara kimia boron berbeda dengan unsur- unsur satu

golongannya. Boron juga merupakan unsur metaloid dan banyak

ditemukan dalam bijih borax. Ada dua alotrop boron; boron amorfus

adalah serbuk coklat, tetapi boron metalik berwarna hitam. Bentuk

metaliknya keras (9,3 dalam skala Moh) dan konduktor yang buruk

dalam suhu kamar. Tidak pernah ditemukan bebas dalam alam.

Ciri-ciri optik unsur ini termasuklah penghantaran cahaya

inframerah. Pada suhu piawai boron adalah pengalir elektrik yang

kurang baik, tetapi merupakan pengalir yang baik pada suhu yang

tinggi. Boron merupakan unsur yang kurang elektron dan mempunyai

p-orbital yang kosong. Ia bersifat elektrofilik. Sebagian boron sering

berkelakuan seperti asam Lewis yaitu siap untuk terikat dengan bahan

kaya elektron untuk memenuhi kecenderungan boron untuk

mendapatkan elektron.

1

Page 5: MAKALAH anor.docx

1.2 Rumusan Masalah

Untuk lebih terarahnya sasaran sesuai dengan judul yang telah

dikemukakan, penulis memberikan batasan masalah atau identifikasi

masalah agar tidak jauh menyimpang dari apa yang menjadi pokok

bahasan. Mengacu kepada latar belakang yang diuraikan di atas,

maka yang menjadi permasalahan dalam makalah ini dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimana kecenderungan golongan Boron?

2. Bagaimana sifat dan manfaat Boron?

3. Bagaimana Ikatan pada Boron dan senyawanya?

4. Bagaimana reaksi-reaksi yang terjadi pada golongan Boron?

5. Bagaimana senyawa dari golongan Boron

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas

maka penulis memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Mengetahui kecenderungan, sifat-sifat, persenyawaan,

pembuatan, kegunaan dan reaksi-reaksi pada boron.

2. Menambah pengetahuan tentang unsur boron.

2

Page 6: MAKALAH anor.docx

BAB II

ISI

2.1. Kecenderungan Golongan Boron

Boron ditemukan oleh ahli kimia Prancis yaitu Joseph-Louis Gay-

Lussac dan Louis-Jaques Thénard, French chemists, dan seorang ahli

kimia inggris yaitu Sir Humphry Davy pada tahun 1808. Boron terisolasi

dan terdapat dalam asam borat (H3BO3). kata Boron berasal dari bahasa

arab yaitu “Buraq” dan bahasa Persia yaitu “Burah” dan akhirnya disebut

dengan Borat.

Pada tahun 1909 William Weintraub mampu memproduksi boron

dengan kemurnian 99% dengan mereduksi boron halida dengan hidrogen.

Pada tahun 2004 Jiuhua Chen dan Vladimir L. Solozhenko memproduksi

bentuk baru boron, tetapi tidak yakin dengan strukturnya. Tahun 2009,

sebuah tim yang dipimpin oleh Artem Oganov memperlihatkan bentuk

baru boron yang terdiri dari dua struktur, B12 icosohedra dan pasangan B2,

disebut dengan gamma boron, hampir sekeras intan dan lebih tahan

panas daripada intan.

Golongan boron terdiri atas unsur-unsur boron - 5B3 aluminium –

13Al, gallium – 31Ga, indium – 49ln, dantalium – 81TI. Dalam golongan ini,

boron merupakan satu-satunya unsur nonlogam dan diklasifikasi sebagai

unsure semilogam, sedangkan anggota yang lain termasuk unsure logam.

Golongan ini tidak menunjukkan pola titik leleh yang teratur bahkan

termasuk unsur-unsur logamnya, tetapi menunjukan pola titik didih yang

cenderung menurun dengan naiknya nomor massa (Tabel 7.1). ketidak

teraturan sifat ini sering dikaitkan dengan perbedaan organisasi struktur

fase padatnya bagi masing-masing unsur. Boron membentuk kluster-

kluster12 atom, tiap kluster mempunyai bangun geometri icosahedrons.

Aluminium mengadopsi struktur kubus pusat muka (face-centered cube,

fcc), tetapi ganium membentuk strukrur unik yang tersusun oleh

pasangan-pasangan atom. Indium dan talium masing-masing mempunyai

strukktur yang berbeda. Boron yang bersifat semi logam menyukai

3

Page 7: MAKALAH anor.docx

pembentukan ikatan kovalen. Namun demikian, kovalensi juga umum

terjadi pada unsur-unsur logam dan golongan ini. Hal ini dikaitkan dengan

tingginya muatan (+3) dan pendeknya jari-jari tiap ion logam yang

bersangkutan sehingga menghasilkan rapat muatan yang sangat tinggi,

yang pada gilirannya mampu mempolarisasi setiap anion yang mendekati

untuk menghasilkan ikatan kovalen.

Table 7.1 Tiitik leleh dan titik didih unsur-unsur golongan Boron

Unsur Konfigurasielektron Tingkat

Oksidasi *)

Titikleleh

(◦C)

TitikDidih

(◦C)

5B [2He] 2s +3 2180 3650

13Al [10Ne] 3s +3 660 2467

31Ga [18Ar] 3d (+1), +3 30 2403

49In [36Kr] 4d (+1), +3 157 2080

81TI [54Xe] 5d +1, (+3) 303 1457

*) Tingkat oksidasi dalam tanda kurang. ( ) lebih jarang ditemui

Sifat – sifat unsur golongan III A.

Sifat B Al Ga In Tl

Nomor atom 5 13 31 49 81

Jari –jari atom (A0) 0,80 1,25 1,24 1,50 1,55

Jari –jari ion (A0) - 0,45 0,60 0,81 0,95

Kerapatan (g/cm3) 2,54 2,70 5,90 7,30 11,85

Titik Leleh (0K) 2300 932 303 429 577

Titik Didih (0K) 4200 2720 2510 2320 1740

Energi ionisasi (I) (kJ/mol) 807 577 579 556 590

Energi ionisasi (II) (kJ/mol) 2425 1816 1979 1820 1971

Energi ionisasi (III) (kJ/mol) 3658 2744 2962 2703 2874

Tabel diatas menunjukkan ringkasan beberapa sifat penting dari unsur-

unsur golongan IIIA. Fakta yang terpenting pada tabel diatas adalah

tingginya titik leleh Boron dan titik leleh Galium yang relatif rendah;

peningkatan yang signifikan pada potensial reduksi dari atas ke bawah

4

Page 8: MAKALAH anor.docx

dalam satu golongan; tingginya energi ionisasi dari golongan nonlogam

(boron) dan besarnya peningkatan kepadatan dari atas ke bawah dalam

satu golongan

2.2. Boron

Boron merupakan unsure yang jarang terdapat dalam kerak bumi,

tetapi banyak dijumpai sebagai deposit dalam senyawa garamnya. Borat

yaitu boraks atau sodium tetrabonat – Na2B4O7.10H2O. Formula boraks

tersebut lebih merupakan penyederhanaan dari Na2[B4O5(OH)4].8H2O.

Kira-kira 35%, preduksi Boron merupakan dipakai di pabrik

pembuatan kaca broksilat yang diperdagangkan dengan merek pyrex(R)

yang sangat tahan pemanasan pada temperature tinggi. Kira-kira 20%

pereduksi boron dipakai dipabrik sebagai bahan pencuci detergen yang

sangat efektif pada temperature 90C yaitu sebagai senyawa natrium

peroksoborat. NaBO3 formula sederhana ini sesungguhnya tersusun oleh

struktur ion yang cukup rumit, yaitu [Ba(O2)2(OH)] pada gambar diatas.

Jadi lebih merupakan penyerdehanaan dari formula NaB2O6.2H2O

terikat oleh kedua atom boron. Ion peroksida menurut persamaan reaksi

adalah :

[B4O5(OH)4]2-(aq) + 4H2O (l) + 2OH- →

2[B2(O2)2(OH)4]2-

(aq) + 3H2O (l)

Boron merupakan komponen utama dalam pembangkit listrik

tenaga nuklir karena kemampuannya berfungsi sebagai penyerap

(absorber) neutron. Tingkat pengadukan yang berisi boron dimasukkan

kedalam ruang reactor untuk menjaga reaksi nuklir berlangsung pada

kecepatan sedang yang diinginkan.

Boron merupakan unsure unik dan menarik; satu-satunya unsure

non-logam dalam golongan 13 Tabel Priodik Unsur, dan menunjukkan

kemiripan sifat dengan unsur-unsur tetangga karbon (C ), dan silicon (S).

5

Page 9: MAKALAH anor.docx

2.3. Sifat dan Manfaat Boron

Sifat-sifat khusus boron dibandingkan dengan senyawa allumunium

dan silicon adalah:

1.Oksida boron, B2O3 dan hidroksida B(OH)3 bersifat asam, sedangkan

Al(OH)3lebih bersifat basa atau amfoterik.

2.Borat,BO33- dan silikat SiO3

2-, keduanya mempunyai struktur dengan

susunan yang sama, yaitu dengan persekutuan atom O

menghasilkan bentuk rantai kompleks, melingkar atau yang lain

dengan prinsip setiap atom pusat B selalu dikelilingi empat atom O.

3.Boron halide, kecuali BF3, dan silicon halide mudah terhidrolisis

sedangkan allumanium halide berupa padatan dan hanya sebagian

terhidrolisis oleh air, namun semunya bertindak sebagai asam lewis.

4.Semua hidrida boron dan silicon mudah menguap dan terbakar secara

spontan dan mudah terhidrolisis, sedangkan (AlH3) berupa polimer.

Sedangkan sifat fisika dan kimia dari Boron yaitu:

Simbol : B

Phasa : Padat

Berat Jenis : 2,34 g/cm3

Volume atom : 4.6 cm3/mol

Titik Leleh : 2349 K (2076°C, 3769°F)

Titik Didih : 4200 K (3927°C, 7101°F)

Kalor Peleburan : 50,2 kJ/mol

Kalor Penguapan : 480 kJ/mol

Kapasitas Panas : (25°C) 11.087 J/(mol-K)

Struktur Kristal : Rombohedral

Kegunaan Boron

Boron yang tidak murni digunakan pada pertunjukan kembang api

untuk memberikan warna hijau dan dalam roket sebagai pemicu.

Senyawa boron yang paling komersial adalah Na2B4O75H2O. Pentrahidra

ini digunakan dalam jumlah yang banyak dalam pembuatan serat gelas

6

Page 10: MAKALAH anor.docx

yang dijadikan insulasi (insulation fiberglass) dan pemutih sodium perborat

(sodium perborate bleach).

Asam borik juga merupakan senyawa boron yang penting dan

digunakan dalam produk tekstil. Senyawa-senyawa boron lainnya

digunakan dalam pembuatan kaca borosilica dan dalam penyembuhan

arthritis.

Isotop boron-10 digunakan sebagai kontrol pada reaktor nuklir,

sebagai tameng pada radiasi nuklir dan dalam instrumen-instrumen yang

digunakan untuk mendeteksi netron. Boron nitrida memiliki sifat-sifat yang

cemerlang karena ia sekeras berlian, dapat digunakan sebagai insulator

listrik walau dapat menghantar panas seperti logam. Senyawa ini juga

memiliki sifat lubrikasi seperti grafit. Boron hidrida dapat dengan mudah

dioksidasi dan melepaskan banyak energi dan pernah digunakan sebagai

bahan bakar roket. Penawaran terhadap filamen boron juga meningkat

karena bahan ini kuat dan ringan dan digunakan sebagai struktur pesawat

antariksa. Boron mirip dengan karbon dalam memiliki kapasitas

membentuk jaringan molekul dengan ikatan kovalen. Karbonat,

metalloboran, fosfakaboran dan semacamnya terdiri dari ribuan senyawa.

1. Boron dalam bentuk amorf digunakan pada roket sebagai alat penyala.

2. Borat atau asam borat digunakan sebagai antiseptic ringan.

3. Senyawa boron digunakan sebagai pelapis baja pada kulkas dan

mesin cuci.

4. Hidrida dari boron kadang-kadang digunakan sebagai bahan bakar

roket.

5. Sebagian besar boron digunakan untuk membuat kaca dan keramik.

Boron karbida digunakan untuk rompi anti peluru dan tangki baja.

6. Asam borat digunakan sebagai insektisida terhadap semut, serangga

dan kecoa.

7. Asam boric merupakan senyawa boron yang penting dan digunakan

dalam produk tekstil

7

Page 11: MAKALAH anor.docx

2.4. Reaksi-reaksi pada Golongan Boron

Pembuatan / sintesis dari boron

1. Reduksi B2O3 dengan magnesium

2. Mereaksikan antara boron trihalida dengan Zn (~900 °C) atau

hidrogen

Reaksi – Reaksi dari Boron

1. Reaksi boron dengan udara

Kemampuan boron bereaksi dengan udara bergantung pada

kekristalan sampel tersebut, suhu, ukuran partikel, dan

kemurniannya. Boron tidak bereaksi dengan udara pada suhu

kamar. Pada temperatur tinggi, boron terbakar membentuk boron

(III) Oksida, B2O3.

4B + 3O2 (g) → 2 B2O3

2. Reaksi boron dengan air

Boron tidak bereaksi dengan air pada kondisi normal

3. Reaksi boron dengan halogen

Boron bereaksi dengan hebat pada unsur –unsur halogen seperti

flourin (F2), klorin (Cl2), bromine (Br2), membentuk trihalida menjadi

boron (III) flourida, boron (III) bromida, boron (III) klorida.

2B (s) + 3F2 (g) → 2 BF3

2B (s) + 3Cl2 (g) → 2 BCl3

2B (s) + 3Br2 (g) → 2 BBr3

8

Page 12: MAKALAH anor.docx

4. Reaksi boron dengan asam

Kristal boron tidak bereaksi dengan pemanasan asam hidroklorida

(HCl) atau pemanasan asam hidroflourida (HF). Boron dalam

bentuk serbuk mengoksidasi dengan lambat ketika ditambahkan

dengan asam nitrat

Persiapan diboron dan borones yang lebih tinggi

1. Dengan mereaksikan iodine dengan sodium borohidrida

2. Mereduksi BCl3 with LiAlH4

3. Dengan pembebasan muatan

2.5. Senyawa-senyawa Boron

2.5.1. Asam borat H3BO3

Asam orto-borat atau sering diringkas sebagai asam borat dapat

diperoleh dari hodrolisis boron halida menurut persamaan reaksi :

BX3 (s) + 3 H2O (l) → H3BO3 (s) + 3 HX (aq)

Asam borat berupa padatan putih yang sebagian larut dalam air.

Asam ini juga dapat diperoleh dari oksidasi unsur boron dengan larutan

hidrogen peroksida (≈ 30%). Dalam larutan air bersifat asam mono lemah

dan bukan bertindak sebagai donor proton melainkan sebagai asam

Lewis, misalnya menerima OH- menjadi [B(OH)4]- menurut persamaan

reaksi :

B(OH)3 (s) + H2O (l) ↔ [B(OH)4]- (aq) + H+ (aq)

2.5.2. Asam tetraflouroborat, HBF4

Larutan asam tetrafluoroborat diperoleh dengan melarutkan asam

borat ke dalam larutan asam hidroflourida menurut reaksi:

H3BO3 (aq) + 4HF → H3O+ (aq) + BF4- (aq) + 2H2O

9

Page 13: MAKALAH anor.docx

asam tetrafluoroborat merupakan asam kuat oleh karenanya tidak dapat

diperoleh sebagai HBF4. Dalam perdagangan biasanya dijumpai sebagai

larutan asam tetrafluoroborat dengan kadar 40%. Ion BF4- kekuatan dan

strukturnya mirip perklorat ClO4- mempunyai bentuk tetra hedron dan

meruapakan anion yang tidak memepunyai kecenderungan berperan

sebagai ligan yaitu terikat secara koordinasi.

2.5.3. Boron trihalida

Boron mempunyai tiga elektron valensi, oleh karena itu setipa

senyawa kovalen sederhana yang terjadi tersusun oleh tiga pasang

elektron iktan diseputar atom pusat. Senyawa seperti ini, yaitu BF3 dan

BCl3 berupa monomer segitiga sama sisi, dengan ikatan B-X sama

panjang.

Boron triflourida

Boron triflourida berupa gas (titik didih -101oC ) dan penyimpanan

dilakukan dalam tangki. Molekul BF3 ternyata tersusun oleh ikatan boron-

flourin yang sangat tinggi energi ikatnya yaitu 613 kJ mol-1

Reaksi antara BF3 dengan ion F- tersebut tidak lain adalah reaksi

asam-basa Lewis dan spesies BF3 ternyata merupakan asam Lewis

terkuat yang pernah dibuat; Basa Lewis yang lain adalah amonia, eter,

alkohol dan air bereaksi menghasilkan padatan.

Boron triflourida dapat disintesis dari pemanasan boron oksida

B2O2 dengan amonium tetraflouroborat atau kalsium flourida dan asam

sulfat pekat menurut persamaan reaksi

B2O2 + 6 NH4BF4 + 3 H2SO4 → 8BF3 = 3 (NH4)2SO4 + 3 H2O

Boron triklorida

Seperti halnya BF3,BCl3 mempunyai bangun geometri segitiga samasisi

dengan energy ikatan B-Cl sebesar 456 kJ/mol-1, lebih rendah daripada

energy ikatan B-F dalam molekul BF3. Hal ini memang seperti yang

diharapkan atas dasar perbedaan nilai elektronegatifitasnya. Energi ikatan

ini jauh lebih besar daripada energy ikatan kovalen tunggal C-Cl sebesar

327 Kj mol-1, dan dengan argumentasi yang sama seperti halnya pada

10

Page 14: MAKALAH anor.docx

senyawa BF3, tingginya energy ikatan B-Cl daalam B-Cl3 mungkin dapat

dikaitkan dengan adanya ikatan ekstra π.

Berbeda dari metal klorida yang berupa padatan,larut dalam air

membentuk kation dan anion terhidrat, spesies kovalen boron triklorida

berupa gas atau cairan pada temperature kamar, dan bereaksi hebat

dengan air. Misalnya, aliran gelembung gas BCl3 (berupa gas diatas 12 oC) kedalam air menghasilkan asam borat dan asam hidroklorida menurut

persamaan reaksi:

BCl3(g) +3H2O(l) → H3BO3(aq) +3HCl(aq)

2.5.4. Boron hidrida

Sangat banyak senyawa hidrida boron yang dapat disintesis

dengan bentuk ikatan khusus tri-pospat atau senyawa “kekurangan

electron” dan mempunyai struktur polyhedron. Seperti halnya senyawa

hidrokarbon, boron mampu membentuk berbagai senyawa hidrida seperti

B2H6,B4H10..B18H22. Dibrona membentuk bangun dua bidang tetrahedron

yang bersekutu pada salah satu disisinya yaitu sebagai penghubung dua

atom H yang berfungsi sebagai jembatan dihidrik dengan karakteristik

ikatan tri-pusat yaitu tiga atom-sepasang electron.

Diborana berupa gas yang tak bewarna, beracun, dan sangat

reaktif. Spesies ini menangkap api dalam udara dan meledak bila

dicampur dengan oksigen. Reaksinya sangat eksotermik dengan

menghasilkan boron trioksida dan uap air menurut persamaan reaksi:

B2H6(g) + 3O2(g) → B2O3(s) + 3H2O (g)

2.5.5. Boron nitrogen

Dibanding dengan karbon, boron mempunyai satu electron valensi

kurang,dan nitrogen mempunyai satu lebih. Oleh karena itu, para ahli

kimia berusaha membuat senyawa analog karbon yaitu senyawa terdiri

atas atom-atom boron dan nitrogen yang menyusun suatu rantai secara

bergantian. Senyawa murni karbon dikenal mempunyai dua alotrop yang

umum yaitu grafit (pelumas) dan intan (padatan terkeras); keduanya tidak

11

Page 15: MAKALAH anor.docx

larut dalam dalam segala macam pelarut karena memiliki struktur jaringan

kovalen.

Boron nitrida mempunyai struktur lapis mirip grafit dan merupakan

pelimas yang tahan secara kimiawi pada temperatur tinggi. Tidak seperti

grafit, boron nitrida berupa padatan berwarna putih dan bukan penghantar

listrik. Perbedaan sifat ini mungkin disebabkan oleh perbedaan susunan

lapisan jaringan antara keduanya. Jarak pisah lapisan-lapisan pada boron

nitrida hampir persis sama dengan jarak pisah lapisan-lapisan dalam

grafit,tetapi lapisan boron nitrida terorganisasi sedemikian rupa sehingga

atom-atom nitrogen dalam satu lapisan terletak persis diatas atom boron

lapis bawahnya dan dibawah atom boron lapis atasnya, demikian pula

sebaliknya. Penataan demikian ini masuk akal sebab bagian muatan

positif atim nitrogen tentunya saling tarik menarik secara elektrostatik.

Sebaliknya dalam grafit, atom-atom karbon pada satu lapis terletak persis

diatas pusat lingkar heksagon karbon lapis bawah dan persis pula di

bawah pusat lingkar heksagon karbon lapis atasnya.

Analog dengan sifat karbon, boron nitrida dengan struktur-grafit

pada temperatur dan tekanan tinggi dapat di ubah menjadi struktur-intan

sebagai borazon senyawa ini ternyata mirip intan dalam hal kekerasan

dan sifat inert pada temperatur tinggi, dan oleh karena itu sering

digunakan sebagai bahan gerenda.

Kemiripan yang lain antara boron nitrogen dengan senyawa karbon

di jumpai dalam senyawa borazina yang mempunyai struktur lingkar mirip

benzena. Senyawa ini mirip dapat diperoleh melalui reaksi antara

diborana dengan amonia menurut persamaan reaksi

3 B2H6(g) + 6 NH3(g) → 2 B3N3H6 (l) + 12 H2(g)

Borazina sering disebut “benzena anorganik”, dan senyawa ini

berguna sebagai pereaksi untuk pembuatan senyawa boron-nitrogen yang

lain, analog dengan senyawa-senyawa karbon.

Walaupun mempunyai kemiripan sifat dengan benzena dalam hal

titik didih,massa jenis, dan tegangan muka, kepolaran ikatan boron-

nitrogen menyebabkan borazina jauh lebih mudah mendapat serangan

12

Page 16: MAKALAH anor.docx

kimiawi daripada lingkar karbon yang homogen dalam benzena. Sebagi

contoh, borazina bereaksi dengan HCl menghasilkan B3H3H9Cl3 , dengan

atom-atom klorin terikat pada atom yang lebih elektropositif yaitu boron,

menurut persamaan reaksi:

B3N3H6 (l) + 3 HCl (g) → B3N3H9Cl3(s)

2.5.6. Serat Organik

Nilon dan poliester adalah contoh serat organik yang biasa ditemui

sehari-hari. Salah satu kelemahan serat organik ini adalah rendahnya titik

leleh,mudah terbakar, dan kurang kuat. Untuk memperoleh material yang

kuat dan tahan panas, serat anorganik memnuhi syarat tersebut.

Beberapa serat anorganik yang telah lama dikenal, misalnya asbes dan

serat kaca. Untuk keperluan teknologi tinggi unsur karbon, silikon, dan

boron merupakan bahan penyusun yang tepat. Serat karbon sangat

banyak manfaatnya seperti pada industri raket tenis-bulu tangkis, alat

pancing, dan industri pesawat. Boron dan silikon karbida, SiC,menjadi

penting karena sifatnya yang tahan kelelahan. Serat boron dapat

dipreparasi melalui reduksi boron triklorida dengan gas hidrogen pada

temperatur kira-kira 1200 oC menurut persamaan reaksi:

2 BCl3(g) → 2 B(g) + 6 HCl(g)

Gas boron ini kemudian dapat dikondensasikan kedalam serat

karbon atau serat wolfram(W). Misalnya, boron dilapiskan pada serat

wolfarm setebal 15 µm hingga diameter serat menjadi kira-kira 100 µm.

13

Page 17: MAKALAH anor.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan keterangan dan penjelasan yang telah dipaparkan

pada bab sebelumnya tentang unsure boron maka, dapat

disimpulkan bahwa :

1. Boron termasuk kedalam unsure semi logam.

2. Boron merupakan unsure yang berwarna hitam.

3. Boron bersifat semikonduktor.

4. Dapat mengetahui sifat-sifat, persenyawaan, pembuatan,

kegunaan dan efek biologis dari boron.

3.2 Saran

Dari penjelasan diatas diharapkan untuk :

1. Lebih memahami tentang unsur-unsur yang ada dalam

sistem periodik dan tidak hanya terbatas pada satu unsure

saja.

2. mengaplikasikan pengetahuan yang didapat.

14

Page 18: MAKALAH anor.docx

DAFTAR PUSTAKA

Anomin. 2012. Boron. http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/boron/ diakses 2 Oktober 2012 jam 14:00

Anomin. 2012. Gugusan Boron Membentuk System Cincin Yang Unik. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/berita/gugusan-boron-membentuk-sistem-cincin-yang-unik/ diakses 2 Oktober 2012 jam 14:00

Anomin. 2012. Elemen Boron http://www.chemicool.com/elements/boron.html diakses 2 Oktober 2012 jam 14:00

Cotton, F.A dan Geoffrey.W.penerjemah Sahati,S. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI Press

Nanang, Ruhyat, Ir., MT, 2009, Reaksi Kimia dan Susunan Berkala, http://teorikuliah.blogspot.com diakses tanggal 29 Oktober 2009.

Saito, Taro. 1996. Buku Teks Online Kimia Anorganik. Tokyo: Iwanami Shoten, Publishers.

Suyanti, Retno Dwi dan K.H Sugyarto. 2011. Kimia Anorganik 1. Medan:

FMIPA UNIMED

15