makalah anbb tanda bahaya
TRANSCRIPT
1. Bayi Malas Menyusu
Bayi malas menyusu merupakan salah satu tanda bahaya pada bayi baru
lahir, karena jika bayi baru lahir tidak mau menyusu menandakan bayi
mengalami gangguan sehingga tidak mau menyusu atau tidak dapat menyusu.
Ada beberapa penyebab kenapa bayi tidak mau menyusu. Diantaranya
yaitu:
a. Bayi sakit
Seperti halnya kita saat kita sakit pastinya malas untuk makan, begitu juga
dengan bayi. Penyebab lain juga karena bayi kesakitan, kalau bayi lahir
biasanya karena trauma kelahiran yang disebabkan extraksi vacum,
misalnya, atau forceps. Juga karena hidungnya tersumbat, luka, kelainan
mulut, infeksi Candida.
b. Bayi mengalami sedasi atau mengantuk
Penyebabnya biasanya karena pengaruh obat yang diterima ibu saat
melahirkan, atau obat-obatan yang dikonsumsi ibu, misalnya obat psikiatri
atau obat-obatan penenang.
c. Adanya kesulitan dengan teknik menyusui
Penyebab ini biasanya disebabkan karena bayi sudah diberi susu botol atau
kempeng, posisi menyusui yang membuat bayi tidak nyaman dan tidak dapat
mengeluarkan ASI dengan efektif, prilaku kasar terhadap bayi, ibu
memegang atau menggoyang-goyangkan payudara, menyusuinya di jadwal.
d. Penolakan yang hanya pura-pura
Hanya asumsi kita saja kalau bayi menolak menyusu. Misalnya, bayi baru
lahir yang mana kadang-kadang suka terlihat seperti geleng-geleng saat ingin
menyusu, padahal bayi belum mengetahui kode geleng-geleng untuk
menunjukan penolakan.
Bentuk penolakan yang biasa terjadi dari bayi biasanya yaitu bayi menyusu tetapi
tidak mengisap, bayi yang meronta-ronta, bayi mengisap tetapi sebentar-sebentar,
bayi hanya mau menyusu di satu payudara saja.
Bayi menolak menyusu adalah penyebab umum ibu berhenti menyusui atau
memberikan susu formula dan bahkan makanan padat. Ibu menjadi tidak percaya
diri, Merasa ASInya tidak cukup baik untuk bayi, Rasa ASInya berubah dan
pemikiran negatif lainya.
2. Bayi Lemah
Yaitu bayi yang jarang bergerak dan hanya bergerak jika di pegang. Ini
menandakan bayi sedang dalam keadaan sakit berat.
3. Sesak Napas 60 Kali Permenit
Bila Bayi Baru Sesak Napas
Sesak napas juga merupakan salah satu penyakit pertama bayi. Sejak bayi baru
lahir, ia bisa saja mengalami sesak napas. Penanganan yang tepat akan menolong
bayi dari penyakit ini.
Napasnya cepat, tampak tarikan pada sela tulang iga dan dada kala menarik
napas (retraksi), ada bunyi seperti mendengkur atau merintih saat bayi
mengeluarkan napas (grunting), lidah kebiruan pada suhu kamar (sianosis
sentral), atau sesaat setelah lahir napas bayi 60 kali per menit atau lebih
(tachypnea).
Dampak dari sesak napas jelas tidak bisa dianggap remeh. Paru-parunya akan
kekurangan oksigen, si kecil jadi rewel, nafsu minum dan makannya pun
anjlok. Kalau sudah terjadi komplikasi pada fungsi paru, wajahnya akan
tampak membiru. Dua saja dari sederet gejala tadi terjadi pada bayi, berarti si
kecil sudah mengalami sesak napas yang harus segera ditangani.
Bila sesak napas akibat sumbatan lendir, keluarkan dengan penguapan,
menepuk-nepuk punggung bayi yang ditelungkupkan di paha Anda, atau
disedot dengan alat khusus. Bila tidak bisa, bawa ke dokter.
Bawa bayi ke dokter untuk mengetahui sesak napasnya itu akibat infeksi atau
alergi.
4. Bayi Merintih
Bayi yang merintih ditandai dengan bayi yang menangis keras, frekuensi dan
intensitas tangisannya makin menjadi. Ini pertanda bayi sedang dalam keadaan
sakit.
5. Kotoran Bayi Berwarna Pucat
Jika feses bayi yang baru lahir berwarna kuning pucat atau putih keabu-abuan, itu
merupakan salah satu tanda bahaya pada bayi baru lahir. Konsistensinya tidak
mempengaruhi baik yang encer ataupun padat. Warna putih menunjukkan
gangguan yang paling riskan. Biasanya disebabkan gangguan pada hati atau
penyumbatan saluran empedu. Ini berarti cairan empedunya tidak bisa mewarnai
tinja sudah sangat berbahaya.Bila bayi sampai mengeluarkan tinja berwarna
putih, saat itu juga ia harus dibawa ke dokter. Jangan menundanya sampai
berminggu-minggu karena pasti ada masalah serius yang harus diselesaikan
sebelum bayi berumur tiga bulan.
Sebagai langkah pertama, umumnya dokter akan segera melakukan USG pada
hati dan saluran empedunya. Yang sering terjadi, ibu terlambat membawa
bayinya. Ibu-ibu sering mengira tinja ini nantinya akan berubah. Padahal jika
dibiarkan, dan bayinya baru dibawa ke dokter sesudah berumur di atas tiga bulan,
saat itu si bayi sudah tidak bisa diapa-apakan lagi karena umumnya sudah
mengalami kerusakan hati. Penanganannya yaitu dengan transplantasi hati.