makalah akuntansi syari'ah kelompok 2
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2
1/20
SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI
SYARIAH DIKALANGAN MUSLIM DAN NONMUSLIM
&
PRINSIP DAN KAIDAH AKUNTANSI MENURUT
PERSPEKTIF ISLAM
Disusun Oleh :
NAJIBUL FUAD AGUSTIAN 12030111130092
MEGA TIARA CECARIA 12030111130095
ANTHUSIAN INDRA K 12030111130108
MUHAMMAD FAUZAN 12030111130110
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
-
7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2
2/20
SEJARAH PPERKEMBANNGAN AKUNTANSI DI KALANGAN MUSLIM
DAN DIKALANGAN NON MUSLIM
1. Sejarah Akuntansi dikalangan Non MuslimSeperti yang tercatat dalam sejarah, kita ketahui bahwa bapak
akuntansi yang kita kenal adalah Luca Paciolli yang merupakan seorang ilmuan
dan pengajar di berberapa universitas yang lahir di Tuscany-Italia pada tahun 1445,
merupakan orang yang dianggap menemukan persamaan akuntansi untuk pertama
kali pada tahun 1494 dengan bukunya summa de arithmetica geometria et
proportionalita (review of arithmetic, geometry and proportions) dalam bukutersebut beliau menerangkan mengenai double entry book keeping sebagai dasar
perhitungan akuntansi modern, bahkan juga hampir seluruh kegiatan rutin akuntansi
yang kita kenal saat ini seperti penggunaan jurnal, buku besar dan memorandum.
Sebenarnya, Luca Paciolli bukanlah orang yang menemukan double entry book
keeping system, mengingat sistem tersebut telah dilakukan sejak adanya
perdagangan antara venis dan genoa pada awal abad ke 13 M setelah terbukanya
jalur perdagangan antara timur tengah dan kawasan medeterinia. Bahkan, pada
tahun 1340 bendahara kota Massri telah melakukan pencatatan dalam bentuk
double entry. Hal ini pun diakui oleh Luca Paciolli bahwa apa yang dituliskannya
berdasarkan apa yang telah terjadi di venis sejak satu abad sebelumnya.
Sedangkan menurut Peragallo, orang yang menuliskan double entry pertama
kali adalah seorang pedagang yang bernama Benedeto cot rugli dalam buku Della
mercatua e del mercate perfeto pada tahun 1458 namun baru diterbitkan tahun
1573.
Menurut Vernon Kam pada tahun 1990, ilmu akutansi diperkenalkan pada
zaman Feodalisme Barat. Tetapi setelah dilakukan penelitian sejarah dan arkeologi
ternyata banyak data yang membuktikan bahwa jauh sebelum penulisan ini sudah
dikenal akutansi, matematika dan sistem angka sudah dikenal Islam sejak abad ke
9M. Dalam buku Accounting Theory, Vernon Kam menulis: Menurut
sejarahnya, kita mengetahui bahwa sistem pembukuan doubke entry muncul di
Italia pada abad ke 13. Itulah catatan yang paling tua yang kita miliki mengenai
-
7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2
3/20
sistem akutansi double entry sejak akhir abad ke 13 itu. Namun mungkin sistem
double entry sudah ada sebelumnya
Hendriksen, dalam buku Accounting Theory menulis: ... The
Introduction Of Arabic Numerical Greatly Facilitated the Growth Of Accounting.
(penemuan angka arab sangat membantu perkembangan akutansi).
Dari kutipan-kutipan diatas menandakan bahwa sumbangan Arab terhadap
pengembangan akutansi sangat besar dan penggunaan angka Arab mempunyai
andil besar dalam perkembangan ilmu akutansi. Bangsa Arab pada waktu itu sudah
memiliki administrasi yang cukup maju, praktik pembukuan telah menggunakan
buku besar umum, jurnal umum, buku kas, laporan periodik dan penutupan buku.
Majunya peradaban sosial budaya masyarakat Arab waktu itu tidak hanya
pada aspek ekonomi atau perdagangan saja, tetapi juga pda proses transformasi
ilmu pengetahuan yang berjalan dengan baik.
Menurut Littleton pada tahun 1993, perkembangan akutansi disutau lokasi
tidak hanya disebabkan oleh masyrakat di lokasi itu sendiri, melainkan juga
dipengaruhi oleh perkembangan pada saat atau periode waktu tersebut dan dari
masyarakat lainnya. Meningat bahwa Paciolli sendiri telah mengakui bahwa
akutansi telah dilakukan 1 abad sebelumnya dan Venice sendiri telah menjadi salah
satu pusat perdagangan terbuka, maka sangat mungkin bahwa telah terjadi
pertukaran informasi dengan para pedagang muslim yang telah mengembangkan
hasil pemikiran ilmuwan muslim.
2. Perkembangan Akuntansi SyariahPerkembangan akutansi syraiah terdiri atas zaman awal perkembangan Islam dan
zaman empat khalifah.
a. Zaman Awal Perkembangan IslamPendeklarasian Negara Islam di Madinah tahun 622M atau bertepatan dengan
tahun 1H. Didasari oleh konsep bahwa seluruh muslim adalah bersaudara tanpa
memandang ras, suku, warna kulit dan golongan, sehingga seluruhkegiatan
kenegaraan dilakukan secara bersama dengan gotong royong dikalangan para
-
7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2
4/20
muslim. Ini dimungkinkan karena negara yang baru saja berdiri tersebut
hampir tidak memiliki pemasukan maupun pengeluaran.
Bentuk kesekretariat Negara masih sangat sederhana dan baru didirikan pada
akhir tahuk ke- 6 H. Telah menjadi tradisi, bahwa bangsa Arab melakukan dua
kali perjalanan khalifah perdagangan. Perdagangan tersebut pada akhirnya
bekembang hingga ke eropa terutama setelah penakhlukan Mekah.
Dalam perkembangan selanjutnya, ketika ada kewajiban zakat dan ushr,
perliasan wilayah sehingga dikenal dengan adanya jizyah, dan kharaj, maka
rasul mendirikan baitul mall pada awal abad ke-7. Walaupun penglolaan baitul
mall masih sederhana, tetapi Nabi telah menunjuk petugas qadi, ditambah para
sekertaris dan pencatat atministrasi pemerintahan.
Akutansi di Kalangan Bangsa Arab Sebelum Islam
Dari sejarah peradaban Arab, tampak sekali betapa besarnya perhatian Bangsa
Arab terhadap akutansi. Hal ini terlihat pada usaha tiap pedagang Arab untuk
mengetahui dan menghitung barang dagangannya, sejak mulai berangkat
berdagang sampai pulang kembali. Hitungan ini dilakukan untuk mengetahui
perubahan-perubahab pada keuangannya, baik keuntungan maupun kerugian.
Hal ini biasa dilakukan karena saudagar-saudagar Arab itu biasanya
mengadakan 2 kali perjalanan dagang dalam 1tahun, yaitu dimusim dingin dan
musim panas, seperti yang digambaarkan pada firman Allah dalam surat Al-
Quraisy ayat 1-4 yang artinya :
1. karena kebiasaan orang-orang Quraisy,2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim
panas[1602].
3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah).4. yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar
dan mengamankan mereka dari ketakutan.
[1602] Orang Quraisy biasa Mengadakan perjalanan terutama untuk berdagang
ke negeri Syam pada musim panas dan ke negeri Yaman pada musim dingin.
dalam perjalanan itu mereka mendapat jaminan keamanan dari penguasa-
-
7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2
5/20
penguasa dari negeri-negeri yang dilaluinya. ini adalah suatu nikmat yang
Amat besar dari Tuhan mereka. oleh karena itu sewajarnyalah mereka
menyembah Allah yang telah memberikan nikmat itu kepada mereka.
Surat ini menunjukkan bahwa bangsa Quraisy lebih mengandalkan
perdagangan untuk mencari nafkah. Karena itu, mau tidak mau mereka harus
mengetahui dasar-dasar perhitungan (akutansi) dalam setiap transaksi. Setelah
berkembangnya negri, bertambahnya kabilah-kabilah atau kelomppok suku,
masuknya imigran dari Negara tetangga dan berkembangnya perdagangan serta
timbulnya usaha-usaha intervensi perdagangan, semakin kuatlah perhatian
bangsa Arab terhadap pembukuan dagang untuk menjelaskan utang-piutang.
Orang-prang Yahudi pun (pada waktu itu) sudah biasa menyimpan daftar-
daftar (faktur) dagang.
Adapun tujuan akutansi dikalangan bangsa Arab (yang berdagang keliling)
pada waktu itu adalah untuk mengetahui perubahab-perubahan dari jumlah
asset, seperti untung dan rugi. Adapun untuk pedagang yang menetap yang
mayoritas orang Yahudi akutansi mereka gunakan sebagai sarana untuk
mengetahui utang-utang dan piutang. Jadi, konsep akutansi pada waktu itu
dapat dilihat pada pembukuan yang berdasarkan metode penjumlahan statistic
yang sesuai dengan aturan-aturan penjumlahan dan pengurangan.
Pada waktu itu seorang akuntan disebut Katibul amwal (pencatat keuangan)
atau penanggung jawab keuangan. Istilah itu di ambil dari fungsi akuntan itu
sendiri, yaitu untuk membantu menjaga keuangan.
Diantara undang-undang akuntansi yang terpenting waktu itu ialah undang-
undang akuntansi perseorangan dan undang-undang akuntansi kelompok
(syirkah). Bahkan, pada waktu itu, pada muamalh mereka sudah ada peraturan-
peraturan riba yang dalam hukum islam disebut riba jahiliyah.
Sejarah Gagasan Akuntansi Islam
Ideologi akuntansi islam dibagi menjadi dua periode waktu :
1. Ideologi akuntansi islam sejak munculnya islam sampai abad ke 13 H
-
7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2
6/20
2. Ideologi akuntansi islam setelah runtuhnya khalifah islamiyah, dandominasi imperialisme ribawi terhdap negeri-negeri islam hingga
pertngahan abad ke 14 H.
Berikut ini adalah beberapa penjelasan tentang ciri-ciri konsep akuntansi islam,
yaitu :
1. Ciri-ciri konsep akuntansi pada awal munculnya islamSetelah munculnya islam disemananjung Arab dibawah pimpinan
Rosulullah SAW serta telah terbentuknya daulah islamiyah di Madinah,
mulailah perhatian Rosulullah untuk membersihkan muamalah maaliah
(keuangan) dari unsur-unsur riba dan dari segala bentuk penipuan,
pembodohan, perjudian, pemerasan, monopoli dan segala usaha untuk
mengambil harta orang lain secara batil. Bahkan, Rosulullah lebih
menekankan pada pencatatan keungan. Adapun tujuan pembukuan bagi
mereka diwaktu itu adalah untuk mengetahui utang-utang dan piutang
serta [1]keterangan perputaran uang, seperti pemasukan dan pengeluaran.
Juga, difungsikan untuk merinci dan menghitung keuntungan atau
kerugian, serta menghitung harta keseluruhan untuk menentukan kadar
zakat yang harus dikeluarkan oleh masing-masing individu.
Diantara undang-undang akuntansi yang telah ditetapkan waktu itu ialah
undang-undang akuntansi untuk perorangan, perserikatan (syarikah) atau
perusahaan, akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijir),
dan anggaran negara.
Dari sejarah peradaban islam diatas, jelaslah bahwa ulama-ulama fiqih
mengkhususkan masalah keuangan dalam pembahasan khusus yang
meliputi kaidah, hukum, dan prosedur yang diikuti. Konsep akuntnsi
mempunyai karakteristik khusus yang dapat membantu menata urusan
negara yang signifikan.
2. Karakteristik Konsep Akuntansi Pada awal Abad ke-14 H ( setelahruntuhnya khalifah )
Runtuhnya khalifah islamiah serta ridak adanya perhatian dari pemimpin
islam untuk mensosialisasikan hukum islam, ditmbah lagi dengan
-
7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2
7/20
dijajahnya kebanyakan negara islam oleh Negara- negara kuat sperti
Inggris dan prancis, telah menimbulkn perubahan yang sangat mendasar
disemua segi kehidupan termasuk pada muamalah keuangan. Kemudia
dipakailah undang- undang ekonomi kapaitalis dan sosialis yang
menggantikan undang- undang ekonomi islam, serta masuknya aturan
perserikatan asing dan lembaga perdagangan yang berdiri diatas asas riba.
Maka yang diimplementasikan adalah aturan- aturan auntansi yang berasal
dari Eropa. Kebanyakan sistem akuntansi perusahaan sekarang memakai
bahasa Inggris atau Prancis, meski dinegara islam itu sendiri. Sistem
akuntansi ini dinamai dengan nama- nama negaranya.
Para Akuntan asing sekarang sudah menguasai semua segi Akuntansi, baik
dibidang idiologi, aplikasi maupun dibidang pengajaran. Sampai hari ini,
Akuntansi masih dikuasai oleh pihak nonmuslim. Hal serupa juga
dilakukan oleh perguruan tinggi Negara Muslim, yaitu dengan mengirim
tenaga-tanaga profesional keluar negeri untuk mempelajari pokok- pokok
pikiran akuntansi barat. Konsekuensinya, perguruan tinggi yang
bersangkutan, akan menghasilkan generasi yang hanya cocok bekerja
dilingkungan barat, bukan dilingkungan islam. Sebab, idiologi dan buku-
buku pegangannya didatangkan dari luar Negeri (Barat.)
b. Zaman empat khalifahPada pemerintahan Abu Bakar, pengelolaan baitul mall masih sangat fleksibel
dimana penerimaan dan pengeluaran dilakukan secara seimbang sehingga
hampir tidak pernah ada sisa. Perubahan sistem atministrasi yang cukup
siknifikan dilakukan diera kepemimpinan khalifah Umar bin Khatab dengan
memperkenalkan istilah diwan oleh saad bin Abi Waqqas ( 636 M).
Khalifah Umar menunjuk beberapa orang pengelola dan pencatat dari persia
utuk mengawasi pembukuan baitul mall. Pendirian ini berasal dari usulan
Homozon seorang tahanan persia dan menerima islam dengan menjelaskan
tentang sistem atministrasi yang dilakukan oleh raja Sasanian. Ini terjadi
setelah peperangan Al- Qadisiyyah- Persia dengan panglima perang Saad bin
-
7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2
8/20
abi Waqqas, yang juga sahabat Nabi Al- Walid bin Mughirah yang menguslkan
agar ada pencatatan untuk penerimaan dan pengeluaran Negara. Hal ini
menunjukkan bahwa akutansi berkembang dari suatu lokasi ke lokasi lain
sebagai akibat dari hubungan antar masyarakat. Pada diwan yang dibentuk oleh
khalifah Umar terdapat 14 departmen dan 17 kelompok, dimana pembagian
departmen tersebut menunjukkan adanya pembagian tugas dalam sistem
keuangan dan pelaporan keuangan yang baik. Pada masa itu istilah awal
pembukuan dikenal dengan jarridah atau menjadi istilah journal dalam bahasa
inggris yang berarti berita. Sedangkan di Venice dikenal dengan sebutan
zournal.
Fungsi akutansi telah dilakukan oleh berbagai pihak dalam Islam seperti al-
amel, mubashor, al-kateb, namun yang paling terkenal adalah al-kateb. Yang
menunjukkan orang yang bertanggung jawab untuk menuliskan dan mencatat
informasi baik keuangan maupun nonkeuangan. Sedangkan untuk khusus
akuntan dikenal dengan nama Muhasabah/Muhtasib yang menunjukkan orang
yang bertanggung jawab melakukan perhitungan. Muhtasib juga bisa
menyangkut pengawasan pasar. Sedangkan menurut Ibnu Taimiyah, Muhtasib
adalah kewajiban publik. Bertugas menjelaskan berbagai tindakan yang tidak
pantas dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan. Selain itu Muhtasib juga
memiliki kekuasaan yang luas, termasuk pengawasan harta, kepentingan sosial,
pelaksanaan ibadah pribadi dan pemerikasaan transaksi bisnis. Menurut Akram
Khan, kewajiban Muhtasib dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Pelaksanaan hak Allah termasuk kegiatan ibadah: semua jenis sholat,pemeliharaan masjid.
2. Pelaksanaan hak-hak masyarakat: perilaku dipasar, kebenaran timbangan,kejujuran bisnis.
3. Pelaksaan yang berkaitan dengan keduanya: menjaga kebersihan jalan,lampu jalan , bangunan yang menggangu masyarakat.
-
7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2
9/20
PRINSIP DAN KAIDAH AKUNTANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM
1. Prinsip akuntansi dalam perspektif islamAkuntansi merupakan salah satu alat yang dapat digunakan oleh suatu entitas
untuk membuat sebuah informasi. Informasi yang dihasilkan oleh proses
akuntansi sebuah entitas adalah sebuah laporan keuangan. Dalam penggunaan
akuntansi dalam proses pembuatan informasi, tentunya dibutuhkan patokan atau
dasar nilai (prinsip) untuk membatasi proses tersebut agar sesuai dengan tujuan
pembuatan informasi.
Secara umum akuntansi memiliki prinsip-prinsip yang mendasari penggunaanalat akuntansi dalam pembuatan informasi berupa laporan keuangan. Sama
halnya dengan akuntansi konvensional, akuntansi syariah juga memiliki prinsip
dasar yang melandasinya dalam praktik. Prinsip dasar yang dimiliki akuntansi
syariah bersumber dari dasar-dasar hukum yaitu Al Quran, Al Hadits, Ijma
dan Qiyas. Berikut ini prinsip-prinsip yang digunakan dalam akuntansi syariah.
Dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 282 yangberbunyi :
Yang artinya :
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu menjalankan sesuatu
urusan dengan hutang piutang yang diberi tempoh hingga ke suatu masa
yang tertentu, maka hendaklah kamu menulis (hutang dan masa bayarannya)
itu. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menulisnya dengan adil
(benar). Dan janganlah seseorang penulis enggan menulis sebagaimana
Allah telah mengajarkannya. Oleh itu, hendaklah ia menulis dan hendaklah
orang yang berhutang itu merencanakan (isi surat hutang itu dengan jelas).
Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia
mengurangkan sesuatu pun dari hutang itu. Kemudian jika orang yang
berhutang itu bodoh atau lemah atau ia sendiri tidak dapat hendak
merencanakan (isi surat itu), maka hendaklah di rencanakan oleh walinya
dengan adil (benar) dan hendaklah kamu mengadakan dua orang saksi lelaki
dari kalangan kamu. Kemudian kalau tidak ada saksi dua orang lelaki, maka
bolehlah, seorang lelaki dan dua orang perempuan dari orang-orang yang
-
7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2
10/20
kamu setujui menjadi saksi, supaya jika yang seorang lupa dari saksi-saksi
perempuan yang berdua itu maka dapat diingatkan oleh yang seorang lagi.
Dan janganlah saksi-saksi itu enggan apabila mereka dipanggil menjadi
saksi. Dan janganlah kamu jemu menulis perkara hutang yang bertempoh
masanya itu, sama ada kecil atau besar jumlahnya. Yang demikian itu, lebih
adil disisi Allah dan lebih membetulkan (menguatkan) keterangan saksi, dan
juga lebih hampir kepada tidak menimbulkan keraguan kamu. Kecuali
perkara itu mengenai perniagaan tunai yang kamu edarkan sesama sendiri,
maka tiadalah salah jika kamu tidak menulisnya. Dan adakanlah saksi
apabila kamu berjualbeli. Dan janganlah mana-mana jurutulis dan saksi itu
disusahkan. Dan kalau kamu melakukan (apa yang dilarang itu), maka
sesungguhnya yang demikian adalah perbuatan fasik (derhaka) yang ada
pada kamu. Oleh itu hendaklah kamu bertaqwa kepada Allah dan (ingatlah),
Allah (dengan keterangan ini) mengajar kamu dan Allah sentiasa
Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu.
Dari ayat tersebut yang menjelaskna mengenai tata cara dalam melakukan
hutang, dapat diambil beberapa prinsip dasar dalam akuntansi syariah yaitu :
1. Prinsip pertanggungjawabanPrinsip pertanggungjawaban (accountability) merupakan konsep yang tidak
asing lagi dikalangan masyarakat muslim.Pertanggungjawaban selalu
berkaitan dengan konsep amanah. Bagi kaum muslim, persoalan amanah
merupakan hasil transaksi manusia dengan sang Khaliq mulai dari alam
kandungan. Manusia diciptakan oleh Allah sebagai khalifah dimuka bumi.Manusia dibebani amanah oleh Allah untuk menjalankan fungsi-fungsi
kekhalifahannya. Inti kekhalifahan adalah menjalankan atau menunaikan
amanah.
Banyak ayat Al-quran yang menjelaskan tentang proses pertanggungjawaban
manusia sebagai pelaku amanah Allah di muka bumi. Implikasi dalam bisnis
dan akuntansi adalah bahwa individu yang terlibat dalam praktik bisnis harus
selalu melakukan pertanggungjawaban apa yang telah diamanatkan dan
-
7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2
11/20
diperbuat kepada pihak-pihak yang terkait. Wujud pertanggungjawabannya
biasanya dalam bentuk laporan akuntansi.
2. Prinsip keadilanJika ditafsirkan lebih lanjut, ayat 282 surat Al-Baqarah mengandung prinsip
keadilan dalam melakukan transaksi. Prinsip keadilan ini tidak saja
merupakan nilai yang sangat penting dalam etika kehidupan sosial dan
bisnis, tetapi juga merupakan nilai yang secara inheren melekat dalam fitrah
manusia. Hal ini berarti bahwa manusia itu pada dasarnya memiliki kapasitas
dan energi untuk berbuat adil dalam setiap aspek kehidupannya.
Dalam konteks akuntansi, menegaskan, kata adil dalam ayat 282 surat Al-
Baqarah, secara sederhana dapat berarti bahwa setiap transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan dicatat dengan benar
Dengan demikian, kata keadilan dalam konteks aplikasi akuntansi
mengandung dua pengertian, yaitu: Pertama adalah berkaitan dengan praktik
moral, yaitu kejujuran, yang merupakan faktor yang sangat dominan. Tanpa
kejujuran ini, informasi akuntansi yang disajikan akan menyesatkan dan
sangat merugikan masyarakat. Kedua, kata adil bersifat lebih fundamental
(dan tetap berpijak pada nilai-nilai etika/syariah dan moral). Pengertian
kedua inilah yang lebih merupakan sebagai pendorong untuk melakukan
upaya-upaya dekonstruksi terhadap bangun akuntansi modern menuju pada
bangun akuntansi (alternatif) yang lebih baik.
3. Prinsip kebenaranPrinsip kebenaran ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan prinsip
keadilan. Sebagai contoh misalnya, dalam akuntansi kita akan selalu
dihadapkan pada masalah pengakuan, pengukuran dan pelaporan. Aktivitas
ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskan pada nilai
kebenaran. Kebenaran ini akan dapat menciptakan keadilan dalam mengakui,
mengukur, dan melaporkan transaksi-transaksi ekonomi.
Kebenaran dalam Al-Quran tidak diperbolehkan untuk dicampur adukkan
dengan kelebathilan. Namun, barangkali ada pertanyaan dalam diri kita,
siapakah yang berhak menentukan kebenaran? Untuk hal ini tampaknya kita
-
7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2
12/20
masih terkendala, namun sebagian muslim, selayaknya kita tidak risau atas
hal tersebut. Sebab Al-Qurantelah menggariskan, bahwa ukuran, alat atau
instrumen untuk menetapkan kebenaran tidaklah berdasarkan nafsu.
Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran, Sunah
Nabwiyyah, Ijma (kespakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa
tertentu, dan Uruf (adat kebiasaan)yang tidak bertentangan dengan Syariah
Islam. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah, memiliki karakteristik khusus yang
membedakan dari kaidah Akuntansi Konvensional. Kaidah-kaidah Akuntansi
Syariah sesuai dengan norma-norma masyarakat islami, dan termasuk
disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat
penerapan Akuntansi tersebut.
Menurut Syafii Antonio prinsip akuntansi dalam perspektif islam meliputi :
1. Prinsip Legitimasi MuamalatSesungguhnya yang dimaksud legitimasi muaamalat adalah sasaran atau
sasaran aktifitas itu sah menurut syariat; transaksi-transaksi, tindakan-
tindakan dan keputusa-keputusan yang terkait dengan sasaran kegiatan itu
juga sah menurut syariat; dan sarana yang digunakan untuk
menyempurnakan muaamalat itu guna merealisirkan sasaran-sasaran
kegiatan itu juga sah menurut syariat
Prinsip legitimasi muamalat itu haruslah tidak dipahami secara sempit, yaitu
hanya dari sisi hubungannya dengan masalah syarat transaksi keuangan
tersebut. Sesungguhnya penerapan prinsip legitimasi muaamalat itu tidak ada
batasannya dalam hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan akuntansi. Hal itu
karena wajib bagi orang-orang yang melakukan kegiatan akuntansi untuk
menolak penyajian setiap informasi keuangan, apabila diketahui atau timbul
keraguan bahwa tujuan dari penggunaannya adalah untuk menyempurnakan
transaksi atau perdagangan yang tidak sah menurut syariat. Demikian pula,
diwajibkan bagi mereka untuk tidak membenarkan transaksi keuangan atau
tindakan keuangan atau administrasi, apabila transaksi atau tindakan tersebut
menyalahi nash(keterangan-keterangan)syariat, baik secara eksplisit
-
7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2
13/20
maupun implisit, atau apabila ada keraguan karena transaksi atau tindakan
tersebut mengandung penyimpanan terhadap tuntutan-tuntutan syariat islam.
Apabila orang yang bekerja di bidang akuntansi itu menjumpai dirinya,
karena suatu sebab, harus menyajikan suatu analisa atau penafsiran atau
penyediaan informasi keuangan yang mengandung penyimpangan dari
syariat islam, baik secara samar maupun terang-terangan, bagaimanapun
juga volumenya, maka minimal dia harus memberikan isyarat atau tanda
pada uraian atau tafsirannya terhadap informasi tersebut. Isyarat tersebut
yakni :
a. Hakikat penyimpangan-penyimpangan itub. Volumenyac. pengaruhnya terhadap informasi itu secara umumd. Cara pencabutan penghilangan informasi yang menyalahi tuntuta-tuntuta
syariat islam tersebut
e. Hasil terakhir dari informasi yang telah digantu tersebutSesungguhnya legitimasi muaamalat itu tidaklah terbatas ruang lingkupnya.
Mencangkup pihak-pihak yang bermuaalat, disamping segi-segi kegiatan
akuntansi. Pihak-pihak yang bermuaalat itu adalah kedua belah pihak yang
bermuaalat. Pihak pertama adalah para sekutu yang membentuk perusahaan
itu, atau para pemegang saham. Yang kedua adalah orang-orang yang
bemualaat dengan mereka. Apabila kita telah sepakat bahwa muamalah itu
pada dasarnya telah sah menurut syariah, seperti kegitan jual-beli makanan
yang bersih dari segala yang diharamkan oleh Allah SWT maka para sekutu
itu diharuskan pula dari kalangan kaum muslimin.
Tanggung jawab yang paling utama dan paling besar yang berada di pundak
akuntan muslimin itu tercermin pada penerapan prinsip pertama yaitu
legitimasi muaamalat. Yakni dia wajib memastikan akan kebenaran dan
keselamatan transaksi-transaksi tersebut sejak dari dasarnya dan termasuk
juga pengilustrasian dan analisa hasil-hasil, kemudian penafsirannya.
2. Prinsip Badan HukumTerdapat 3 prinsip badan hukum pada akuntansi dalam perspektif islam :
-
7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2
14/20
a. Syakhshiyyah Itibariyyah ( Entitas Spiritual )Sesungguhnya yang dimaksud dengan entitas spiritual ini adalah adanya
pemisahan kegiatan investasi dari pribadi yang melakukan kegiatn
pendanaan terhadap kegiatan investasi tersebut.
Contoh dalam hal ini adalah apabila sekelompok pribadi
menginvestasikan bagian tertentu dari harta yang Allah SWT titipkan
kepada mereka untuk pendirian suatu lembaga perdagangan, maka
lembaga ini menjadi terpisah dari para pendirinya, dan memiliki legalitas
pribadi yang khusus baginya dan dikenal bahwa dia memiliki
Syakhshiyyah Itibariyyah.
Sesungguhnya penerjemahan pencerminan konsep Syakhshiyyah
Itibariyyah ini terhadap penerapan praktis dari konsep tersebut haruslah
mempengaruhi dan berpengaruh secara langsung dan otomatis terhadap
hak-hak dan kewajiban-kewajiban para pemilik perusahaan. Disini kita
harus membedakan jenis-jenis hubungan yang menyatukan para pemilik
perusahaan yang telah menginvestasikan sebagian dari harta mereka. Ada
individu yang memilki secara lahiriah suatu perusahaan atau kegiatan
investasi, yang tidak ada sekutu bersamanya pada kepemilikan yang
lahiriah ini. Ada lagi suatu kepemilikan lahiriah, yang besekutu padanya
dua orang atau lebih dalam pendanaan investasi tersebut, dan mungkin
juga ini yang sering kali terjadi dalm manajemennya. Disamping kedua
bentuk kepemilikan yang lahiriah ini ada lagi jenis ketiga dari jenis-jenis
investasi, yakni persekutuan beberapa individu, dan pada umumnya tidak
saling mengenal satu dengan yang lain dalam pendanaan suatu kegiatan
investasi tertentu.
b. Syakhshiyyah Qanuniyyah ( Legal Entity )Adalah suatu ungkapan mengenai entitas yang terpisah, yang
memungkinkannya untuk menuntut pihak lain secara langsung dalam
sifatnya sebagai suatu pribadi, sebagaimana dimungkinkan pula bagi
pihak lain untuk menuntutnya secara langsung pula, dalam sifatnya
sebagai suatu pribadi.
-
7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2
15/20
c. Wahdah Muhasabiyyah ( Kesatuan Akuntansi )Adalah kerangka dasar yang menentukan ruang lingkup kegiatan
akuntansi ditinjau dari sisi apa yang harus dimuat oleh buku-buku
akuntansi dan apa yang harus diangkat oleh laporan keuangan baik
berbentuk data keuangan yang sudah dikenal ataupun yang lain. Oleh
karena itu, permasalahan yang harus dikaji untuk menentukan wahdah
muhasabiyyah itu adalah masalah kebutuhan terhadap informasi
keuangan. Kebutuhan informasi keuangan itulah yang akan terealisir
pada akhirnya, yang diungkapkan dalam laporan keuangan.
3. Prinsip Istimrariyyah ( Kontinuitas )Istimrariyyah adalah prinsip yang keberadaannya dapat memberi pandangan
bahwa perusahaan itu akan terus menjalankan kegiatannya sampai waktu
yang tidak diketahui, dan likuidasinya merupakan masalah pengecualian,
kecuali jika terdapat indikasi mengarah kepada kebalikannya. berdasarkan
pendefinisian terhadap prinsip ini maka dapat disimpulkan beberapa hal
berikut ini:
a. umur perusahaan tersebut tidak tergantung pada umur para pemiliknyab. prinsip ini merupakan bagian dari fitrah dari manusia yang Allah SWT
ciptakan manusia atas dasar fitrah tersebut
c. prinsip ini dalam kaitannya dengan usaha investasi, merupakan suatukaidah yang umum
d. sebagai akibat dari prinsip ini, maka seluruh transaksi-transaksi,dantindakan-tindakan manajemen, baik intern maupun ekstern, haruslah
menjadikan prinsip ini sebagai pelajaran, mulai dari penentuan asas
pendanaan kegiatan investasi sampai pengukuran hasil-hasil akhir dan
pengilustrasian hasil-hasil kegiatan dan neraca yang menentukan hak-hak
dan kewajiban-kewajiban
e. sesungguhnya penerapan prinsip ini haruslah memperhatikan faktor-faktor pasar, baik segi penambahan, pengurangan, perluasan, dan
penyempitan dari faktor-faktor yang mempunyai hubungan secara
langsung dengan kelangsungan kegiatan
-
7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2
16/20
4. Prinsip Muqabalah ( Matching )prinsip muqabalah itu adalah suatu cermin yang memantulkan hubungan
sebab akibat antar dua sisi, dari satu segi, dan mencerminkan juga hasil atau
dari hubungan tersebut dari segi lainnya. Prinsip muqabalah ini juga
mencerminkan hubungan sebab akibat yakni keberadaan salah satu dari
keduanya itu merupakan akbat dari yang satunya, atau terjadinya sesuatu itu
disebabkan oleh adanya tindakan yang sebelumnnya. Prinsip muqabalah ini
juga memantulkan hasil atau akibat dari hubungan-hubungan antara
perbuatan-perbuatan dan tindakan-tindakan sesuai dengan tujuan yang telah
digariskan.
Prinsip muqabalah ini sebenarnya dikategorikan sebagai prinsip-prinsip yang
paling sulit diterapkan. Hal ini pada dasarnya kembali pada kaidah-kaidah
penting yang wajib diikuti, dari satu sisi, dan dari sisi lain kembali kepada
standar-standar khusus yang wajib diperhatikan guna terwujudnya manfaat
yang diharapkan dalam hal pengambilan manfaat dari informasi keuangan.
Disamping pentingnya bersikap cermat dalam penentuan dan perhitungan
pengeluaran-pengeluaran maka wajib juga bersikap cermat dalam penentuan
dan perhitungan pemasukan.
Prinsip-prinsip akuntansi syariah pada modal pokok.
Diantara tujuan syariat Islam ialah menjaga dan mengembangkannya melalui
jalur-jalur yang syari, untuk merealisasikan fungsinya dalam kehidupan
perekonomian serta membantu memakmurkan bumi dan pengabdian kepada
Allah SWT. Sumber-sumber hukum Islam telah mencukup kaidah-kaidah yang
mengatur pemeliharaan terhadap modal pokok (kapital) di dalam peranannya.
Yang terpenting diantaranya sebagai berikut.
1. Tamwil dan Syumul (Mengandung Nilai dan Universal)Modal itu harus dapat memberikan nilai, yaitu mempunyai nilai tukar di
pasar bebas. Bisa saja, modal beda dalam naungan sebuah perusahaan dalam
bentuk uang, barang milik, atau barang dagangan selama harta itu masih bisa
-
7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2
17/20
dinilai dengan uang oleh pakar-pakar yang ahli di bidang itu serta disepakati
oleh mitra usaha.
Rasul-maal (modal awal) juga bisa berbentuk manfaat , yang dalam konsep
akuntansi positif disebut ushul manawiah (modal nonmateri), seperti halnya
sesorang yang terkenal maupun nama baik dan hak-hak istimewa. Oleh
karena itu dalam konsep akuntasi Islam, kapital mempunyai makna universal
dan luas, yang meliputi uang, benda, atau yang nonmateri.
2. Mutaqawwim (Bernilai)Modal itu harus bernilai, artinya dapat dimanfaatkan secara syari. Jadi,
harta-harta yang tidak mengandung nilai tidak termasuk dalam wilayah
akuntansi yang sedang dibicarakan, seperti khamar, daging babi, dan alat-
alat perjudian. Di suatu negara yang berhukum kepada hukum Islam, tidak
boleh masuk kedalam keuangannya atau keuangan masyarakatnya yang
muslim jenis-jenis harta yang tidak boleh dimafaatkan secara syari. Jika
didapati, harus disita dan menghukum orang-orang Islam yang memilikinya.
3. Penguasaan dan Pemilikan yang BerhargaMal atau harta itu harus dimilki secara sempurna dan dikuasainya sehingga
ia dapat memanfaatkannya secara bebas dalam bermuamalah atau
bertransaksi. Sebagai contoh, tidak boleh bagi seseorang untuk memulai
dengan pihak lain kerja sama dalam uang dan pekerjaan dengan janji
membayarkan uang tersebut dikemudian hari atau uang itu masih bersifat
utang (dalam jaminan), seperti yang ditegaskan oleh ulama fiqih dalam fiqih
syarikah.
2. Kaidah akuntansi dalam perspektif islamKaidah adalah sejumlah hukum-hukum pelaksanaan yang bersifat rinci dan
saling terkait, yang berkaitan dengan cara penerapan petunjuk-petunjuk
pelaksanaan yang bersifat umum. Kaidah-kaidah akuntansi dalam perspektif
islam merupakan hasil perumusan dari prinsip-prinsip dasar yang digunakan
dalam akuntansi syariah.berikut ini adalah kaidah-kaidah yang terdapat pada
akuntansi syariah :
-
7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2
18/20
1. Kaidah Objektivitas , sikap objektivitas akuntan dalam mencerminkan data-data akuntansi sesuai dengan kenyataan dan objektif. Kaidah ini juga berarti
bahwa seorang akuntan harus bersifat independen sehingga dapat membuat
informasi sebagaimana adanya tanpa terpengaruh oleh apapun.
2. Kaidah Accrual, suatu kaidah yang menangani tentang penjadwalan,erimbangan, pemasukkan dan pengeluarannya baik yang diterima atau
dibayarkan maupun yang belum diterima atau dibayarkan.
3. Kaidah Pengukuran, suatu kaidah yang menjelaskan suatu karakter jumlahsesuatu menurut dasar-dasar yang telah disepakati sebelumnya tanpa
melihat pada karakter dari sesuatu tersebut atau substansinya.
4. Kaidah Konsistensi, yaitu kaidah yang menuntut suatu komitmen untukmengikuti prosedurnya itu sendiri, dalam mengakui pengeluaran,
pemasukan, hak-hak milik, serta menuntut kontinuitas penggunaan
prosedur, prinsip, kaidah-kaidah, dan standar-standar itu sendiri dalam
mencatat data akuntansi, mengikhtisarkan dan menyajikannya.
5. Kaidah Hauliyah, yaitu memberi kesempatan kepada kita untuk mengetahuirealitas perusahaan melalui penggambaran posisi keuangan perusahaan pada
akhir periode penghitungan, dan perbandingan hasil-hasil pekerjaan serta
posisi keuangan dan periode ini dengan periode-periode sebelumnya, atau
dengan target yang di tetapkan, atau dengan keduanya, atau juga
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain, terutama para pesaing.
6. Kaidah Pencatatan Sistematis, yaitu pencatatan dalam buku dengan angkaatau kalimat untuk transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, keputusan-
keputusan yang telah berlangsung pada saat kejadiannya, secara sistematis
dan sesuai dengan karakter perusahaan serta kebutuhan manajemennya.
7. Kaidah Transparasi, yaitu penggambaran data-data akuntansi secara amanahtanpa menyembunyikan satu bagian pun darinya serta tidak
menampakannya dalam bentuk yang tidak sesungguhanya, atau yang
menimbulkan kesan yang melebihi makna data-data akuntansi tersebut.
-
7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2
19/20
3. Perbedaan prinsip yang melandasi akuntansi syariah dan akuntansikonvensional
Akuntansi Konvensional Akuntansi Syariah
Postulat
Entitas
Pemisahan antara bisnis dan
pemilik
Entitas didasarkan pada bagi hasil
Postulat going
concern
Kelangsungan hidup secara terus
menerus,yaitu didasarkan
pada realisasi keberadaan aset
Kelangsungan usaha bergantung
pada persetujuan kontrak pada
kelompok yang ter libat dalam
aktivitas bagi hasil
Postulat
periode
akuntansi
Tidak dapat menunggu sampai
akhhir kehidupan perusahaan
dengan mengukur keberhasilan
aktivvitas perusahaan
Setiap tahun dikenakan zakat
kecuali untuk produk pertanian
yang dihitung setiap panen
Postulat unit
pengukuran
Nilai uang Kuantitas nilai pasar digunakan
untuk menentukan zakat binatang
,hasil pertanian dan emas
Prinsip
penyingkapan
penuh
Bertujuan untuk mengambil
keputusan
Menunjukkan pemenuhan hak dan
kewajiban kepada Allah
,masyarakat, dan individu
Prinsip
obyektifitas
Reliabelitas pengukuran
digunakan dengan dasar bias
personal
Berhubungan dengan konsep
ketakwaaan, yaitu pengeluaran
materi dan non materi untuk
memenuhi kewajiban
Prinsip materi Dihubungkan dengan Berhubungan dengan pengukuran
-
7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2
20/20
kepentnngan relatif mengenai
informasi pembuatan keputusan
dan pemenuhan tugas/ kewajiban
kepada Allah , masyarakat dan
individu
Prinsip
konsistensi
Dicatat dan dilaporkan menurut
pola GAAP
Dicatat dan dilaporkan secara
konsisten sesuai dengan prinsip
yang dijabarkan oleh syariah
Prindip
konservatisme
Pemilihan tehnik akuntansi ysng
sedikit pengaruhnya terhadap
pemilik
Pemilihan tehnik akuntansi
dengan memperhatikan dampak
baiknya terhadap mayarakat
4. Persamaan antara akuntansi konvensional dan akuntansi syariahTerdapat beberapa peraturan, prinsip dan kaidah yang sama antara akuntansi
syariah dan akuntansi konvensional, diantaranya adalah :
1. Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit ekonomi;2. Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu atau tahun
pembukuan keuangan;
3. Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal;4. Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip penentuan barang;5. Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan prinsip perbandingan income
dengan cost (biaya);
6. Prinsip kontinuitas (istimrariah) dengan kesinambungan perusahaan;7. Prinsip keterangan (idhah) dengan penjelasan atau pemberitahuan