makalah akuntansi syari'ah kelompok 2

Upload: nfaeli

Post on 09-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2

    1/20

    SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI

    SYARIAH DIKALANGAN MUSLIM DAN NONMUSLIM

    &

    PRINSIP DAN KAIDAH AKUNTANSI MENURUT

    PERSPEKTIF ISLAM

    Disusun Oleh :

    NAJIBUL FUAD AGUSTIAN 12030111130092

    MEGA TIARA CECARIA 12030111130095

    ANTHUSIAN INDRA K 12030111130108

    MUHAMMAD FAUZAN 12030111130110

    DEPARTEMEN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2014

  • 7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2

    2/20

    SEJARAH PPERKEMBANNGAN AKUNTANSI DI KALANGAN MUSLIM

    DAN DIKALANGAN NON MUSLIM

    1. Sejarah Akuntansi dikalangan Non MuslimSeperti yang tercatat dalam sejarah, kita ketahui bahwa bapak

    akuntansi yang kita kenal adalah Luca Paciolli yang merupakan seorang ilmuan

    dan pengajar di berberapa universitas yang lahir di Tuscany-Italia pada tahun 1445,

    merupakan orang yang dianggap menemukan persamaan akuntansi untuk pertama

    kali pada tahun 1494 dengan bukunya summa de arithmetica geometria et

    proportionalita (review of arithmetic, geometry and proportions) dalam bukutersebut beliau menerangkan mengenai double entry book keeping sebagai dasar

    perhitungan akuntansi modern, bahkan juga hampir seluruh kegiatan rutin akuntansi

    yang kita kenal saat ini seperti penggunaan jurnal, buku besar dan memorandum.

    Sebenarnya, Luca Paciolli bukanlah orang yang menemukan double entry book

    keeping system, mengingat sistem tersebut telah dilakukan sejak adanya

    perdagangan antara venis dan genoa pada awal abad ke 13 M setelah terbukanya

    jalur perdagangan antara timur tengah dan kawasan medeterinia. Bahkan, pada

    tahun 1340 bendahara kota Massri telah melakukan pencatatan dalam bentuk

    double entry. Hal ini pun diakui oleh Luca Paciolli bahwa apa yang dituliskannya

    berdasarkan apa yang telah terjadi di venis sejak satu abad sebelumnya.

    Sedangkan menurut Peragallo, orang yang menuliskan double entry pertama

    kali adalah seorang pedagang yang bernama Benedeto cot rugli dalam buku Della

    mercatua e del mercate perfeto pada tahun 1458 namun baru diterbitkan tahun

    1573.

    Menurut Vernon Kam pada tahun 1990, ilmu akutansi diperkenalkan pada

    zaman Feodalisme Barat. Tetapi setelah dilakukan penelitian sejarah dan arkeologi

    ternyata banyak data yang membuktikan bahwa jauh sebelum penulisan ini sudah

    dikenal akutansi, matematika dan sistem angka sudah dikenal Islam sejak abad ke

    9M. Dalam buku Accounting Theory, Vernon Kam menulis: Menurut

    sejarahnya, kita mengetahui bahwa sistem pembukuan doubke entry muncul di

    Italia pada abad ke 13. Itulah catatan yang paling tua yang kita miliki mengenai

  • 7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2

    3/20

    sistem akutansi double entry sejak akhir abad ke 13 itu. Namun mungkin sistem

    double entry sudah ada sebelumnya

    Hendriksen, dalam buku Accounting Theory menulis: ... The

    Introduction Of Arabic Numerical Greatly Facilitated the Growth Of Accounting.

    (penemuan angka arab sangat membantu perkembangan akutansi).

    Dari kutipan-kutipan diatas menandakan bahwa sumbangan Arab terhadap

    pengembangan akutansi sangat besar dan penggunaan angka Arab mempunyai

    andil besar dalam perkembangan ilmu akutansi. Bangsa Arab pada waktu itu sudah

    memiliki administrasi yang cukup maju, praktik pembukuan telah menggunakan

    buku besar umum, jurnal umum, buku kas, laporan periodik dan penutupan buku.

    Majunya peradaban sosial budaya masyarakat Arab waktu itu tidak hanya

    pada aspek ekonomi atau perdagangan saja, tetapi juga pda proses transformasi

    ilmu pengetahuan yang berjalan dengan baik.

    Menurut Littleton pada tahun 1993, perkembangan akutansi disutau lokasi

    tidak hanya disebabkan oleh masyrakat di lokasi itu sendiri, melainkan juga

    dipengaruhi oleh perkembangan pada saat atau periode waktu tersebut dan dari

    masyarakat lainnya. Meningat bahwa Paciolli sendiri telah mengakui bahwa

    akutansi telah dilakukan 1 abad sebelumnya dan Venice sendiri telah menjadi salah

    satu pusat perdagangan terbuka, maka sangat mungkin bahwa telah terjadi

    pertukaran informasi dengan para pedagang muslim yang telah mengembangkan

    hasil pemikiran ilmuwan muslim.

    2. Perkembangan Akuntansi SyariahPerkembangan akutansi syraiah terdiri atas zaman awal perkembangan Islam dan

    zaman empat khalifah.

    a. Zaman Awal Perkembangan IslamPendeklarasian Negara Islam di Madinah tahun 622M atau bertepatan dengan

    tahun 1H. Didasari oleh konsep bahwa seluruh muslim adalah bersaudara tanpa

    memandang ras, suku, warna kulit dan golongan, sehingga seluruhkegiatan

    kenegaraan dilakukan secara bersama dengan gotong royong dikalangan para

  • 7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2

    4/20

    muslim. Ini dimungkinkan karena negara yang baru saja berdiri tersebut

    hampir tidak memiliki pemasukan maupun pengeluaran.

    Bentuk kesekretariat Negara masih sangat sederhana dan baru didirikan pada

    akhir tahuk ke- 6 H. Telah menjadi tradisi, bahwa bangsa Arab melakukan dua

    kali perjalanan khalifah perdagangan. Perdagangan tersebut pada akhirnya

    bekembang hingga ke eropa terutama setelah penakhlukan Mekah.

    Dalam perkembangan selanjutnya, ketika ada kewajiban zakat dan ushr,

    perliasan wilayah sehingga dikenal dengan adanya jizyah, dan kharaj, maka

    rasul mendirikan baitul mall pada awal abad ke-7. Walaupun penglolaan baitul

    mall masih sederhana, tetapi Nabi telah menunjuk petugas qadi, ditambah para

    sekertaris dan pencatat atministrasi pemerintahan.

    Akutansi di Kalangan Bangsa Arab Sebelum Islam

    Dari sejarah peradaban Arab, tampak sekali betapa besarnya perhatian Bangsa

    Arab terhadap akutansi. Hal ini terlihat pada usaha tiap pedagang Arab untuk

    mengetahui dan menghitung barang dagangannya, sejak mulai berangkat

    berdagang sampai pulang kembali. Hitungan ini dilakukan untuk mengetahui

    perubahan-perubahab pada keuangannya, baik keuntungan maupun kerugian.

    Hal ini biasa dilakukan karena saudagar-saudagar Arab itu biasanya

    mengadakan 2 kali perjalanan dagang dalam 1tahun, yaitu dimusim dingin dan

    musim panas, seperti yang digambaarkan pada firman Allah dalam surat Al-

    Quraisy ayat 1-4 yang artinya :

    1. karena kebiasaan orang-orang Quraisy,2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim

    panas[1602].

    3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah).4. yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar

    dan mengamankan mereka dari ketakutan.

    [1602] Orang Quraisy biasa Mengadakan perjalanan terutama untuk berdagang

    ke negeri Syam pada musim panas dan ke negeri Yaman pada musim dingin.

    dalam perjalanan itu mereka mendapat jaminan keamanan dari penguasa-

  • 7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2

    5/20

    penguasa dari negeri-negeri yang dilaluinya. ini adalah suatu nikmat yang

    Amat besar dari Tuhan mereka. oleh karena itu sewajarnyalah mereka

    menyembah Allah yang telah memberikan nikmat itu kepada mereka.

    Surat ini menunjukkan bahwa bangsa Quraisy lebih mengandalkan

    perdagangan untuk mencari nafkah. Karena itu, mau tidak mau mereka harus

    mengetahui dasar-dasar perhitungan (akutansi) dalam setiap transaksi. Setelah

    berkembangnya negri, bertambahnya kabilah-kabilah atau kelomppok suku,

    masuknya imigran dari Negara tetangga dan berkembangnya perdagangan serta

    timbulnya usaha-usaha intervensi perdagangan, semakin kuatlah perhatian

    bangsa Arab terhadap pembukuan dagang untuk menjelaskan utang-piutang.

    Orang-prang Yahudi pun (pada waktu itu) sudah biasa menyimpan daftar-

    daftar (faktur) dagang.

    Adapun tujuan akutansi dikalangan bangsa Arab (yang berdagang keliling)

    pada waktu itu adalah untuk mengetahui perubahab-perubahan dari jumlah

    asset, seperti untung dan rugi. Adapun untuk pedagang yang menetap yang

    mayoritas orang Yahudi akutansi mereka gunakan sebagai sarana untuk

    mengetahui utang-utang dan piutang. Jadi, konsep akutansi pada waktu itu

    dapat dilihat pada pembukuan yang berdasarkan metode penjumlahan statistic

    yang sesuai dengan aturan-aturan penjumlahan dan pengurangan.

    Pada waktu itu seorang akuntan disebut Katibul amwal (pencatat keuangan)

    atau penanggung jawab keuangan. Istilah itu di ambil dari fungsi akuntan itu

    sendiri, yaitu untuk membantu menjaga keuangan.

    Diantara undang-undang akuntansi yang terpenting waktu itu ialah undang-

    undang akuntansi perseorangan dan undang-undang akuntansi kelompok

    (syirkah). Bahkan, pada waktu itu, pada muamalh mereka sudah ada peraturan-

    peraturan riba yang dalam hukum islam disebut riba jahiliyah.

    Sejarah Gagasan Akuntansi Islam

    Ideologi akuntansi islam dibagi menjadi dua periode waktu :

    1. Ideologi akuntansi islam sejak munculnya islam sampai abad ke 13 H

  • 7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2

    6/20

    2. Ideologi akuntansi islam setelah runtuhnya khalifah islamiyah, dandominasi imperialisme ribawi terhdap negeri-negeri islam hingga

    pertngahan abad ke 14 H.

    Berikut ini adalah beberapa penjelasan tentang ciri-ciri konsep akuntansi islam,

    yaitu :

    1. Ciri-ciri konsep akuntansi pada awal munculnya islamSetelah munculnya islam disemananjung Arab dibawah pimpinan

    Rosulullah SAW serta telah terbentuknya daulah islamiyah di Madinah,

    mulailah perhatian Rosulullah untuk membersihkan muamalah maaliah

    (keuangan) dari unsur-unsur riba dan dari segala bentuk penipuan,

    pembodohan, perjudian, pemerasan, monopoli dan segala usaha untuk

    mengambil harta orang lain secara batil. Bahkan, Rosulullah lebih

    menekankan pada pencatatan keungan. Adapun tujuan pembukuan bagi

    mereka diwaktu itu adalah untuk mengetahui utang-utang dan piutang

    serta [1]keterangan perputaran uang, seperti pemasukan dan pengeluaran.

    Juga, difungsikan untuk merinci dan menghitung keuntungan atau

    kerugian, serta menghitung harta keseluruhan untuk menentukan kadar

    zakat yang harus dikeluarkan oleh masing-masing individu.

    Diantara undang-undang akuntansi yang telah ditetapkan waktu itu ialah

    undang-undang akuntansi untuk perorangan, perserikatan (syarikah) atau

    perusahaan, akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijir),

    dan anggaran negara.

    Dari sejarah peradaban islam diatas, jelaslah bahwa ulama-ulama fiqih

    mengkhususkan masalah keuangan dalam pembahasan khusus yang

    meliputi kaidah, hukum, dan prosedur yang diikuti. Konsep akuntnsi

    mempunyai karakteristik khusus yang dapat membantu menata urusan

    negara yang signifikan.

    2. Karakteristik Konsep Akuntansi Pada awal Abad ke-14 H ( setelahruntuhnya khalifah )

    Runtuhnya khalifah islamiah serta ridak adanya perhatian dari pemimpin

    islam untuk mensosialisasikan hukum islam, ditmbah lagi dengan

  • 7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2

    7/20

    dijajahnya kebanyakan negara islam oleh Negara- negara kuat sperti

    Inggris dan prancis, telah menimbulkn perubahan yang sangat mendasar

    disemua segi kehidupan termasuk pada muamalah keuangan. Kemudia

    dipakailah undang- undang ekonomi kapaitalis dan sosialis yang

    menggantikan undang- undang ekonomi islam, serta masuknya aturan

    perserikatan asing dan lembaga perdagangan yang berdiri diatas asas riba.

    Maka yang diimplementasikan adalah aturan- aturan auntansi yang berasal

    dari Eropa. Kebanyakan sistem akuntansi perusahaan sekarang memakai

    bahasa Inggris atau Prancis, meski dinegara islam itu sendiri. Sistem

    akuntansi ini dinamai dengan nama- nama negaranya.

    Para Akuntan asing sekarang sudah menguasai semua segi Akuntansi, baik

    dibidang idiologi, aplikasi maupun dibidang pengajaran. Sampai hari ini,

    Akuntansi masih dikuasai oleh pihak nonmuslim. Hal serupa juga

    dilakukan oleh perguruan tinggi Negara Muslim, yaitu dengan mengirim

    tenaga-tanaga profesional keluar negeri untuk mempelajari pokok- pokok

    pikiran akuntansi barat. Konsekuensinya, perguruan tinggi yang

    bersangkutan, akan menghasilkan generasi yang hanya cocok bekerja

    dilingkungan barat, bukan dilingkungan islam. Sebab, idiologi dan buku-

    buku pegangannya didatangkan dari luar Negeri (Barat.)

    b. Zaman empat khalifahPada pemerintahan Abu Bakar, pengelolaan baitul mall masih sangat fleksibel

    dimana penerimaan dan pengeluaran dilakukan secara seimbang sehingga

    hampir tidak pernah ada sisa. Perubahan sistem atministrasi yang cukup

    siknifikan dilakukan diera kepemimpinan khalifah Umar bin Khatab dengan

    memperkenalkan istilah diwan oleh saad bin Abi Waqqas ( 636 M).

    Khalifah Umar menunjuk beberapa orang pengelola dan pencatat dari persia

    utuk mengawasi pembukuan baitul mall. Pendirian ini berasal dari usulan

    Homozon seorang tahanan persia dan menerima islam dengan menjelaskan

    tentang sistem atministrasi yang dilakukan oleh raja Sasanian. Ini terjadi

    setelah peperangan Al- Qadisiyyah- Persia dengan panglima perang Saad bin

  • 7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2

    8/20

    abi Waqqas, yang juga sahabat Nabi Al- Walid bin Mughirah yang menguslkan

    agar ada pencatatan untuk penerimaan dan pengeluaran Negara. Hal ini

    menunjukkan bahwa akutansi berkembang dari suatu lokasi ke lokasi lain

    sebagai akibat dari hubungan antar masyarakat. Pada diwan yang dibentuk oleh

    khalifah Umar terdapat 14 departmen dan 17 kelompok, dimana pembagian

    departmen tersebut menunjukkan adanya pembagian tugas dalam sistem

    keuangan dan pelaporan keuangan yang baik. Pada masa itu istilah awal

    pembukuan dikenal dengan jarridah atau menjadi istilah journal dalam bahasa

    inggris yang berarti berita. Sedangkan di Venice dikenal dengan sebutan

    zournal.

    Fungsi akutansi telah dilakukan oleh berbagai pihak dalam Islam seperti al-

    amel, mubashor, al-kateb, namun yang paling terkenal adalah al-kateb. Yang

    menunjukkan orang yang bertanggung jawab untuk menuliskan dan mencatat

    informasi baik keuangan maupun nonkeuangan. Sedangkan untuk khusus

    akuntan dikenal dengan nama Muhasabah/Muhtasib yang menunjukkan orang

    yang bertanggung jawab melakukan perhitungan. Muhtasib juga bisa

    menyangkut pengawasan pasar. Sedangkan menurut Ibnu Taimiyah, Muhtasib

    adalah kewajiban publik. Bertugas menjelaskan berbagai tindakan yang tidak

    pantas dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan. Selain itu Muhtasib juga

    memiliki kekuasaan yang luas, termasuk pengawasan harta, kepentingan sosial,

    pelaksanaan ibadah pribadi dan pemerikasaan transaksi bisnis. Menurut Akram

    Khan, kewajiban Muhtasib dibagi menjadi 3, yaitu:

    1. Pelaksanaan hak Allah termasuk kegiatan ibadah: semua jenis sholat,pemeliharaan masjid.

    2. Pelaksanaan hak-hak masyarakat: perilaku dipasar, kebenaran timbangan,kejujuran bisnis.

    3. Pelaksaan yang berkaitan dengan keduanya: menjaga kebersihan jalan,lampu jalan , bangunan yang menggangu masyarakat.

  • 7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2

    9/20

    PRINSIP DAN KAIDAH AKUNTANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

    1. Prinsip akuntansi dalam perspektif islamAkuntansi merupakan salah satu alat yang dapat digunakan oleh suatu entitas

    untuk membuat sebuah informasi. Informasi yang dihasilkan oleh proses

    akuntansi sebuah entitas adalah sebuah laporan keuangan. Dalam penggunaan

    akuntansi dalam proses pembuatan informasi, tentunya dibutuhkan patokan atau

    dasar nilai (prinsip) untuk membatasi proses tersebut agar sesuai dengan tujuan

    pembuatan informasi.

    Secara umum akuntansi memiliki prinsip-prinsip yang mendasari penggunaanalat akuntansi dalam pembuatan informasi berupa laporan keuangan. Sama

    halnya dengan akuntansi konvensional, akuntansi syariah juga memiliki prinsip

    dasar yang melandasinya dalam praktik. Prinsip dasar yang dimiliki akuntansi

    syariah bersumber dari dasar-dasar hukum yaitu Al Quran, Al Hadits, Ijma

    dan Qiyas. Berikut ini prinsip-prinsip yang digunakan dalam akuntansi syariah.

    Dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 282 yangberbunyi :

    Yang artinya :

    Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu menjalankan sesuatu

    urusan dengan hutang piutang yang diberi tempoh hingga ke suatu masa

    yang tertentu, maka hendaklah kamu menulis (hutang dan masa bayarannya)

    itu. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menulisnya dengan adil

    (benar). Dan janganlah seseorang penulis enggan menulis sebagaimana

    Allah telah mengajarkannya. Oleh itu, hendaklah ia menulis dan hendaklah

    orang yang berhutang itu merencanakan (isi surat hutang itu dengan jelas).

    Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia

    mengurangkan sesuatu pun dari hutang itu. Kemudian jika orang yang

    berhutang itu bodoh atau lemah atau ia sendiri tidak dapat hendak

    merencanakan (isi surat itu), maka hendaklah di rencanakan oleh walinya

    dengan adil (benar) dan hendaklah kamu mengadakan dua orang saksi lelaki

    dari kalangan kamu. Kemudian kalau tidak ada saksi dua orang lelaki, maka

    bolehlah, seorang lelaki dan dua orang perempuan dari orang-orang yang

  • 7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2

    10/20

    kamu setujui menjadi saksi, supaya jika yang seorang lupa dari saksi-saksi

    perempuan yang berdua itu maka dapat diingatkan oleh yang seorang lagi.

    Dan janganlah saksi-saksi itu enggan apabila mereka dipanggil menjadi

    saksi. Dan janganlah kamu jemu menulis perkara hutang yang bertempoh

    masanya itu, sama ada kecil atau besar jumlahnya. Yang demikian itu, lebih

    adil disisi Allah dan lebih membetulkan (menguatkan) keterangan saksi, dan

    juga lebih hampir kepada tidak menimbulkan keraguan kamu. Kecuali

    perkara itu mengenai perniagaan tunai yang kamu edarkan sesama sendiri,

    maka tiadalah salah jika kamu tidak menulisnya. Dan adakanlah saksi

    apabila kamu berjualbeli. Dan janganlah mana-mana jurutulis dan saksi itu

    disusahkan. Dan kalau kamu melakukan (apa yang dilarang itu), maka

    sesungguhnya yang demikian adalah perbuatan fasik (derhaka) yang ada

    pada kamu. Oleh itu hendaklah kamu bertaqwa kepada Allah dan (ingatlah),

    Allah (dengan keterangan ini) mengajar kamu dan Allah sentiasa

    Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu.

    Dari ayat tersebut yang menjelaskna mengenai tata cara dalam melakukan

    hutang, dapat diambil beberapa prinsip dasar dalam akuntansi syariah yaitu :

    1. Prinsip pertanggungjawabanPrinsip pertanggungjawaban (accountability) merupakan konsep yang tidak

    asing lagi dikalangan masyarakat muslim.Pertanggungjawaban selalu

    berkaitan dengan konsep amanah. Bagi kaum muslim, persoalan amanah

    merupakan hasil transaksi manusia dengan sang Khaliq mulai dari alam

    kandungan. Manusia diciptakan oleh Allah sebagai khalifah dimuka bumi.Manusia dibebani amanah oleh Allah untuk menjalankan fungsi-fungsi

    kekhalifahannya. Inti kekhalifahan adalah menjalankan atau menunaikan

    amanah.

    Banyak ayat Al-quran yang menjelaskan tentang proses pertanggungjawaban

    manusia sebagai pelaku amanah Allah di muka bumi. Implikasi dalam bisnis

    dan akuntansi adalah bahwa individu yang terlibat dalam praktik bisnis harus

    selalu melakukan pertanggungjawaban apa yang telah diamanatkan dan

  • 7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2

    11/20

    diperbuat kepada pihak-pihak yang terkait. Wujud pertanggungjawabannya

    biasanya dalam bentuk laporan akuntansi.

    2. Prinsip keadilanJika ditafsirkan lebih lanjut, ayat 282 surat Al-Baqarah mengandung prinsip

    keadilan dalam melakukan transaksi. Prinsip keadilan ini tidak saja

    merupakan nilai yang sangat penting dalam etika kehidupan sosial dan

    bisnis, tetapi juga merupakan nilai yang secara inheren melekat dalam fitrah

    manusia. Hal ini berarti bahwa manusia itu pada dasarnya memiliki kapasitas

    dan energi untuk berbuat adil dalam setiap aspek kehidupannya.

    Dalam konteks akuntansi, menegaskan, kata adil dalam ayat 282 surat Al-

    Baqarah, secara sederhana dapat berarti bahwa setiap transaksi yang

    dilakukan oleh perusahaan dicatat dengan benar

    Dengan demikian, kata keadilan dalam konteks aplikasi akuntansi

    mengandung dua pengertian, yaitu: Pertama adalah berkaitan dengan praktik

    moral, yaitu kejujuran, yang merupakan faktor yang sangat dominan. Tanpa

    kejujuran ini, informasi akuntansi yang disajikan akan menyesatkan dan

    sangat merugikan masyarakat. Kedua, kata adil bersifat lebih fundamental

    (dan tetap berpijak pada nilai-nilai etika/syariah dan moral). Pengertian

    kedua inilah yang lebih merupakan sebagai pendorong untuk melakukan

    upaya-upaya dekonstruksi terhadap bangun akuntansi modern menuju pada

    bangun akuntansi (alternatif) yang lebih baik.

    3. Prinsip kebenaranPrinsip kebenaran ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan prinsip

    keadilan. Sebagai contoh misalnya, dalam akuntansi kita akan selalu

    dihadapkan pada masalah pengakuan, pengukuran dan pelaporan. Aktivitas

    ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskan pada nilai

    kebenaran. Kebenaran ini akan dapat menciptakan keadilan dalam mengakui,

    mengukur, dan melaporkan transaksi-transaksi ekonomi.

    Kebenaran dalam Al-Quran tidak diperbolehkan untuk dicampur adukkan

    dengan kelebathilan. Namun, barangkali ada pertanyaan dalam diri kita,

    siapakah yang berhak menentukan kebenaran? Untuk hal ini tampaknya kita

  • 7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2

    12/20

    masih terkendala, namun sebagian muslim, selayaknya kita tidak risau atas

    hal tersebut. Sebab Al-Qurantelah menggariskan, bahwa ukuran, alat atau

    instrumen untuk menetapkan kebenaran tidaklah berdasarkan nafsu.

    Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran, Sunah

    Nabwiyyah, Ijma (kespakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa

    tertentu, dan Uruf (adat kebiasaan)yang tidak bertentangan dengan Syariah

    Islam. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah, memiliki karakteristik khusus yang

    membedakan dari kaidah Akuntansi Konvensional. Kaidah-kaidah Akuntansi

    Syariah sesuai dengan norma-norma masyarakat islami, dan termasuk

    disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat

    penerapan Akuntansi tersebut.

    Menurut Syafii Antonio prinsip akuntansi dalam perspektif islam meliputi :

    1. Prinsip Legitimasi MuamalatSesungguhnya yang dimaksud legitimasi muaamalat adalah sasaran atau

    sasaran aktifitas itu sah menurut syariat; transaksi-transaksi, tindakan-

    tindakan dan keputusa-keputusan yang terkait dengan sasaran kegiatan itu

    juga sah menurut syariat; dan sarana yang digunakan untuk

    menyempurnakan muaamalat itu guna merealisirkan sasaran-sasaran

    kegiatan itu juga sah menurut syariat

    Prinsip legitimasi muamalat itu haruslah tidak dipahami secara sempit, yaitu

    hanya dari sisi hubungannya dengan masalah syarat transaksi keuangan

    tersebut. Sesungguhnya penerapan prinsip legitimasi muaamalat itu tidak ada

    batasannya dalam hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan akuntansi. Hal itu

    karena wajib bagi orang-orang yang melakukan kegiatan akuntansi untuk

    menolak penyajian setiap informasi keuangan, apabila diketahui atau timbul

    keraguan bahwa tujuan dari penggunaannya adalah untuk menyempurnakan

    transaksi atau perdagangan yang tidak sah menurut syariat. Demikian pula,

    diwajibkan bagi mereka untuk tidak membenarkan transaksi keuangan atau

    tindakan keuangan atau administrasi, apabila transaksi atau tindakan tersebut

    menyalahi nash(keterangan-keterangan)syariat, baik secara eksplisit

  • 7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2

    13/20

    maupun implisit, atau apabila ada keraguan karena transaksi atau tindakan

    tersebut mengandung penyimpanan terhadap tuntutan-tuntutan syariat islam.

    Apabila orang yang bekerja di bidang akuntansi itu menjumpai dirinya,

    karena suatu sebab, harus menyajikan suatu analisa atau penafsiran atau

    penyediaan informasi keuangan yang mengandung penyimpangan dari

    syariat islam, baik secara samar maupun terang-terangan, bagaimanapun

    juga volumenya, maka minimal dia harus memberikan isyarat atau tanda

    pada uraian atau tafsirannya terhadap informasi tersebut. Isyarat tersebut

    yakni :

    a. Hakikat penyimpangan-penyimpangan itub. Volumenyac. pengaruhnya terhadap informasi itu secara umumd. Cara pencabutan penghilangan informasi yang menyalahi tuntuta-tuntuta

    syariat islam tersebut

    e. Hasil terakhir dari informasi yang telah digantu tersebutSesungguhnya legitimasi muaamalat itu tidaklah terbatas ruang lingkupnya.

    Mencangkup pihak-pihak yang bermuaalat, disamping segi-segi kegiatan

    akuntansi. Pihak-pihak yang bermuaalat itu adalah kedua belah pihak yang

    bermuaalat. Pihak pertama adalah para sekutu yang membentuk perusahaan

    itu, atau para pemegang saham. Yang kedua adalah orang-orang yang

    bemualaat dengan mereka. Apabila kita telah sepakat bahwa muamalah itu

    pada dasarnya telah sah menurut syariah, seperti kegitan jual-beli makanan

    yang bersih dari segala yang diharamkan oleh Allah SWT maka para sekutu

    itu diharuskan pula dari kalangan kaum muslimin.

    Tanggung jawab yang paling utama dan paling besar yang berada di pundak

    akuntan muslimin itu tercermin pada penerapan prinsip pertama yaitu

    legitimasi muaamalat. Yakni dia wajib memastikan akan kebenaran dan

    keselamatan transaksi-transaksi tersebut sejak dari dasarnya dan termasuk

    juga pengilustrasian dan analisa hasil-hasil, kemudian penafsirannya.

    2. Prinsip Badan HukumTerdapat 3 prinsip badan hukum pada akuntansi dalam perspektif islam :

  • 7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2

    14/20

    a. Syakhshiyyah Itibariyyah ( Entitas Spiritual )Sesungguhnya yang dimaksud dengan entitas spiritual ini adalah adanya

    pemisahan kegiatan investasi dari pribadi yang melakukan kegiatn

    pendanaan terhadap kegiatan investasi tersebut.

    Contoh dalam hal ini adalah apabila sekelompok pribadi

    menginvestasikan bagian tertentu dari harta yang Allah SWT titipkan

    kepada mereka untuk pendirian suatu lembaga perdagangan, maka

    lembaga ini menjadi terpisah dari para pendirinya, dan memiliki legalitas

    pribadi yang khusus baginya dan dikenal bahwa dia memiliki

    Syakhshiyyah Itibariyyah.

    Sesungguhnya penerjemahan pencerminan konsep Syakhshiyyah

    Itibariyyah ini terhadap penerapan praktis dari konsep tersebut haruslah

    mempengaruhi dan berpengaruh secara langsung dan otomatis terhadap

    hak-hak dan kewajiban-kewajiban para pemilik perusahaan. Disini kita

    harus membedakan jenis-jenis hubungan yang menyatukan para pemilik

    perusahaan yang telah menginvestasikan sebagian dari harta mereka. Ada

    individu yang memilki secara lahiriah suatu perusahaan atau kegiatan

    investasi, yang tidak ada sekutu bersamanya pada kepemilikan yang

    lahiriah ini. Ada lagi suatu kepemilikan lahiriah, yang besekutu padanya

    dua orang atau lebih dalam pendanaan investasi tersebut, dan mungkin

    juga ini yang sering kali terjadi dalm manajemennya. Disamping kedua

    bentuk kepemilikan yang lahiriah ini ada lagi jenis ketiga dari jenis-jenis

    investasi, yakni persekutuan beberapa individu, dan pada umumnya tidak

    saling mengenal satu dengan yang lain dalam pendanaan suatu kegiatan

    investasi tertentu.

    b. Syakhshiyyah Qanuniyyah ( Legal Entity )Adalah suatu ungkapan mengenai entitas yang terpisah, yang

    memungkinkannya untuk menuntut pihak lain secara langsung dalam

    sifatnya sebagai suatu pribadi, sebagaimana dimungkinkan pula bagi

    pihak lain untuk menuntutnya secara langsung pula, dalam sifatnya

    sebagai suatu pribadi.

  • 7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2

    15/20

    c. Wahdah Muhasabiyyah ( Kesatuan Akuntansi )Adalah kerangka dasar yang menentukan ruang lingkup kegiatan

    akuntansi ditinjau dari sisi apa yang harus dimuat oleh buku-buku

    akuntansi dan apa yang harus diangkat oleh laporan keuangan baik

    berbentuk data keuangan yang sudah dikenal ataupun yang lain. Oleh

    karena itu, permasalahan yang harus dikaji untuk menentukan wahdah

    muhasabiyyah itu adalah masalah kebutuhan terhadap informasi

    keuangan. Kebutuhan informasi keuangan itulah yang akan terealisir

    pada akhirnya, yang diungkapkan dalam laporan keuangan.

    3. Prinsip Istimrariyyah ( Kontinuitas )Istimrariyyah adalah prinsip yang keberadaannya dapat memberi pandangan

    bahwa perusahaan itu akan terus menjalankan kegiatannya sampai waktu

    yang tidak diketahui, dan likuidasinya merupakan masalah pengecualian,

    kecuali jika terdapat indikasi mengarah kepada kebalikannya. berdasarkan

    pendefinisian terhadap prinsip ini maka dapat disimpulkan beberapa hal

    berikut ini:

    a. umur perusahaan tersebut tidak tergantung pada umur para pemiliknyab. prinsip ini merupakan bagian dari fitrah dari manusia yang Allah SWT

    ciptakan manusia atas dasar fitrah tersebut

    c. prinsip ini dalam kaitannya dengan usaha investasi, merupakan suatukaidah yang umum

    d. sebagai akibat dari prinsip ini, maka seluruh transaksi-transaksi,dantindakan-tindakan manajemen, baik intern maupun ekstern, haruslah

    menjadikan prinsip ini sebagai pelajaran, mulai dari penentuan asas

    pendanaan kegiatan investasi sampai pengukuran hasil-hasil akhir dan

    pengilustrasian hasil-hasil kegiatan dan neraca yang menentukan hak-hak

    dan kewajiban-kewajiban

    e. sesungguhnya penerapan prinsip ini haruslah memperhatikan faktor-faktor pasar, baik segi penambahan, pengurangan, perluasan, dan

    penyempitan dari faktor-faktor yang mempunyai hubungan secara

    langsung dengan kelangsungan kegiatan

  • 7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2

    16/20

    4. Prinsip Muqabalah ( Matching )prinsip muqabalah itu adalah suatu cermin yang memantulkan hubungan

    sebab akibat antar dua sisi, dari satu segi, dan mencerminkan juga hasil atau

    dari hubungan tersebut dari segi lainnya. Prinsip muqabalah ini juga

    mencerminkan hubungan sebab akibat yakni keberadaan salah satu dari

    keduanya itu merupakan akbat dari yang satunya, atau terjadinya sesuatu itu

    disebabkan oleh adanya tindakan yang sebelumnnya. Prinsip muqabalah ini

    juga memantulkan hasil atau akibat dari hubungan-hubungan antara

    perbuatan-perbuatan dan tindakan-tindakan sesuai dengan tujuan yang telah

    digariskan.

    Prinsip muqabalah ini sebenarnya dikategorikan sebagai prinsip-prinsip yang

    paling sulit diterapkan. Hal ini pada dasarnya kembali pada kaidah-kaidah

    penting yang wajib diikuti, dari satu sisi, dan dari sisi lain kembali kepada

    standar-standar khusus yang wajib diperhatikan guna terwujudnya manfaat

    yang diharapkan dalam hal pengambilan manfaat dari informasi keuangan.

    Disamping pentingnya bersikap cermat dalam penentuan dan perhitungan

    pengeluaran-pengeluaran maka wajib juga bersikap cermat dalam penentuan

    dan perhitungan pemasukan.

    Prinsip-prinsip akuntansi syariah pada modal pokok.

    Diantara tujuan syariat Islam ialah menjaga dan mengembangkannya melalui

    jalur-jalur yang syari, untuk merealisasikan fungsinya dalam kehidupan

    perekonomian serta membantu memakmurkan bumi dan pengabdian kepada

    Allah SWT. Sumber-sumber hukum Islam telah mencukup kaidah-kaidah yang

    mengatur pemeliharaan terhadap modal pokok (kapital) di dalam peranannya.

    Yang terpenting diantaranya sebagai berikut.

    1. Tamwil dan Syumul (Mengandung Nilai dan Universal)Modal itu harus dapat memberikan nilai, yaitu mempunyai nilai tukar di

    pasar bebas. Bisa saja, modal beda dalam naungan sebuah perusahaan dalam

    bentuk uang, barang milik, atau barang dagangan selama harta itu masih bisa

  • 7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2

    17/20

    dinilai dengan uang oleh pakar-pakar yang ahli di bidang itu serta disepakati

    oleh mitra usaha.

    Rasul-maal (modal awal) juga bisa berbentuk manfaat , yang dalam konsep

    akuntansi positif disebut ushul manawiah (modal nonmateri), seperti halnya

    sesorang yang terkenal maupun nama baik dan hak-hak istimewa. Oleh

    karena itu dalam konsep akuntasi Islam, kapital mempunyai makna universal

    dan luas, yang meliputi uang, benda, atau yang nonmateri.

    2. Mutaqawwim (Bernilai)Modal itu harus bernilai, artinya dapat dimanfaatkan secara syari. Jadi,

    harta-harta yang tidak mengandung nilai tidak termasuk dalam wilayah

    akuntansi yang sedang dibicarakan, seperti khamar, daging babi, dan alat-

    alat perjudian. Di suatu negara yang berhukum kepada hukum Islam, tidak

    boleh masuk kedalam keuangannya atau keuangan masyarakatnya yang

    muslim jenis-jenis harta yang tidak boleh dimafaatkan secara syari. Jika

    didapati, harus disita dan menghukum orang-orang Islam yang memilikinya.

    3. Penguasaan dan Pemilikan yang BerhargaMal atau harta itu harus dimilki secara sempurna dan dikuasainya sehingga

    ia dapat memanfaatkannya secara bebas dalam bermuamalah atau

    bertransaksi. Sebagai contoh, tidak boleh bagi seseorang untuk memulai

    dengan pihak lain kerja sama dalam uang dan pekerjaan dengan janji

    membayarkan uang tersebut dikemudian hari atau uang itu masih bersifat

    utang (dalam jaminan), seperti yang ditegaskan oleh ulama fiqih dalam fiqih

    syarikah.

    2. Kaidah akuntansi dalam perspektif islamKaidah adalah sejumlah hukum-hukum pelaksanaan yang bersifat rinci dan

    saling terkait, yang berkaitan dengan cara penerapan petunjuk-petunjuk

    pelaksanaan yang bersifat umum. Kaidah-kaidah akuntansi dalam perspektif

    islam merupakan hasil perumusan dari prinsip-prinsip dasar yang digunakan

    dalam akuntansi syariah.berikut ini adalah kaidah-kaidah yang terdapat pada

    akuntansi syariah :

  • 7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2

    18/20

    1. Kaidah Objektivitas , sikap objektivitas akuntan dalam mencerminkan data-data akuntansi sesuai dengan kenyataan dan objektif. Kaidah ini juga berarti

    bahwa seorang akuntan harus bersifat independen sehingga dapat membuat

    informasi sebagaimana adanya tanpa terpengaruh oleh apapun.

    2. Kaidah Accrual, suatu kaidah yang menangani tentang penjadwalan,erimbangan, pemasukkan dan pengeluarannya baik yang diterima atau

    dibayarkan maupun yang belum diterima atau dibayarkan.

    3. Kaidah Pengukuran, suatu kaidah yang menjelaskan suatu karakter jumlahsesuatu menurut dasar-dasar yang telah disepakati sebelumnya tanpa

    melihat pada karakter dari sesuatu tersebut atau substansinya.

    4. Kaidah Konsistensi, yaitu kaidah yang menuntut suatu komitmen untukmengikuti prosedurnya itu sendiri, dalam mengakui pengeluaran,

    pemasukan, hak-hak milik, serta menuntut kontinuitas penggunaan

    prosedur, prinsip, kaidah-kaidah, dan standar-standar itu sendiri dalam

    mencatat data akuntansi, mengikhtisarkan dan menyajikannya.

    5. Kaidah Hauliyah, yaitu memberi kesempatan kepada kita untuk mengetahuirealitas perusahaan melalui penggambaran posisi keuangan perusahaan pada

    akhir periode penghitungan, dan perbandingan hasil-hasil pekerjaan serta

    posisi keuangan dan periode ini dengan periode-periode sebelumnya, atau

    dengan target yang di tetapkan, atau dengan keduanya, atau juga

    dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain, terutama para pesaing.

    6. Kaidah Pencatatan Sistematis, yaitu pencatatan dalam buku dengan angkaatau kalimat untuk transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, keputusan-

    keputusan yang telah berlangsung pada saat kejadiannya, secara sistematis

    dan sesuai dengan karakter perusahaan serta kebutuhan manajemennya.

    7. Kaidah Transparasi, yaitu penggambaran data-data akuntansi secara amanahtanpa menyembunyikan satu bagian pun darinya serta tidak

    menampakannya dalam bentuk yang tidak sesungguhanya, atau yang

    menimbulkan kesan yang melebihi makna data-data akuntansi tersebut.

  • 7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2

    19/20

    3. Perbedaan prinsip yang melandasi akuntansi syariah dan akuntansikonvensional

    Akuntansi Konvensional Akuntansi Syariah

    Postulat

    Entitas

    Pemisahan antara bisnis dan

    pemilik

    Entitas didasarkan pada bagi hasil

    Postulat going

    concern

    Kelangsungan hidup secara terus

    menerus,yaitu didasarkan

    pada realisasi keberadaan aset

    Kelangsungan usaha bergantung

    pada persetujuan kontrak pada

    kelompok yang ter libat dalam

    aktivitas bagi hasil

    Postulat

    periode

    akuntansi

    Tidak dapat menunggu sampai

    akhhir kehidupan perusahaan

    dengan mengukur keberhasilan

    aktivvitas perusahaan

    Setiap tahun dikenakan zakat

    kecuali untuk produk pertanian

    yang dihitung setiap panen

    Postulat unit

    pengukuran

    Nilai uang Kuantitas nilai pasar digunakan

    untuk menentukan zakat binatang

    ,hasil pertanian dan emas

    Prinsip

    penyingkapan

    penuh

    Bertujuan untuk mengambil

    keputusan

    Menunjukkan pemenuhan hak dan

    kewajiban kepada Allah

    ,masyarakat, dan individu

    Prinsip

    obyektifitas

    Reliabelitas pengukuran

    digunakan dengan dasar bias

    personal

    Berhubungan dengan konsep

    ketakwaaan, yaitu pengeluaran

    materi dan non materi untuk

    memenuhi kewajiban

    Prinsip materi Dihubungkan dengan Berhubungan dengan pengukuran

  • 7/22/2019 Makalah Akuntansi Syari'Ah Kelompok 2

    20/20

    kepentnngan relatif mengenai

    informasi pembuatan keputusan

    dan pemenuhan tugas/ kewajiban

    kepada Allah , masyarakat dan

    individu

    Prinsip

    konsistensi

    Dicatat dan dilaporkan menurut

    pola GAAP

    Dicatat dan dilaporkan secara

    konsisten sesuai dengan prinsip

    yang dijabarkan oleh syariah

    Prindip

    konservatisme

    Pemilihan tehnik akuntansi ysng

    sedikit pengaruhnya terhadap

    pemilik

    Pemilihan tehnik akuntansi

    dengan memperhatikan dampak

    baiknya terhadap mayarakat

    4. Persamaan antara akuntansi konvensional dan akuntansi syariahTerdapat beberapa peraturan, prinsip dan kaidah yang sama antara akuntansi

    syariah dan akuntansi konvensional, diantaranya adalah :

    1. Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit ekonomi;2. Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu atau tahun

    pembukuan keuangan;

    3. Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal;4. Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip penentuan barang;5. Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan prinsip perbandingan income

    dengan cost (biaya);

    6. Prinsip kontinuitas (istimrariah) dengan kesinambungan perusahaan;7. Prinsip keterangan (idhah) dengan penjelasan atau pemberitahuan