makalah aismu benar

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap yang hidup pasti memiliki sebuah cita-cita, bahkan kita hidup ini harus memiliki sebuah cita-cita, dengan cita-cita kita hidup, dengan cita-cita pula kita berambisi. Tetapi cita- cita tanpa sebuah keyakinan adalah sebuah mimpi belaka. Cita- cita diiringi dengan keyakinan akan memberikan kita semangat dalam mengejar cita-cita kita itu. Dan organisasi tidak dapat dipisahkan dari pendirinya. Demikian pula Muhammadiyah. Ia tidak dapat dipisahkan dari K.H.A. Dahlan dalam mengambil keputusan mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah pada tahun 1912, itu dengan maksud agar gagasan dan pokok-pokok pikiran beliau dapat diwujudkan melalui Persyarikatan yang beliau dirikan itu. Beliau menyadari bahwa gagasan dan pokok-pokok pikiran itu tidak mungkin dapat diwujudkan oleh seorang secara sendiri-sendiri termasuk oleh beliau sendiri, tetapi harus oleh sekelompok orang secara bersama-sama dan bekerja sama. Secara garis besar, pokok-pokok pikiran formal itu dapat dikelompokkan menjadi dua jenis pokok pikiran, yaitu pokok pikiran yang bersifat ideologis dan pokok-pokok pikiran yang bersifat strategis. 1.2 Rumusan Masalah 1

Upload: yanuar-saputra

Post on 19-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

yes

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSetiap yang hidup pasti memiliki sebuah cita-cita, bahkan kita hidup ini harus memiliki sebuah cita-cita, dengan cita-cita kita hidup, dengan cita-cita pula kita berambisi. Tetapi cita-cita tanpa sebuah keyakinan adalah sebuah mimpi belaka. Cita-cita diiringi dengan keyakinan akan memberikan kita semangat dalam mengejar cita-cita kita itu. Dan organisasi tidak dapat dipisahkan dari pendirinya. Demikian pula Muhammadiyah. Ia tidak dapat dipisahkan dari K.H.A. Dahlan dalam mengambil keputusan mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah pada tahun 1912, itu dengan maksud agar gagasan dan pokok-pokok pikiran beliau dapat diwujudkan melalui Persyarikatan yang beliau dirikan itu. Beliau menyadari bahwa gagasan dan pokok-pokok pikiran itu tidak mungkin dapat diwujudkan oleh seorang secara sendiri-sendiri termasuk oleh beliau sendiri, tetapi harus oleh sekelompok orang secara bersama-sama dan bekerja sama.Secara garis besar, pokok-pokok pikiran formal itu dapat dikelompokkan menjadi dua jenis pokok pikiran, yaitu pokok pikiran yang bersifat ideologis dan pokok-pokok pikiran yang bersifat strategis. 1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan paparan pada latar belakang diatas, kelompok kami merumuskan masalah sebagai berikut bagaimana aplikasi ideology muhammadiyah dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

1.3 Tujuan Penulisan1. Tujuan UmumAgar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang Ideologi Muhammadiyah2. Tujuan Khusus Mengetahui definisi dari ideologi Muhammadiyah. Mengetahui konsep dan isi ideologi Muhammadiyah. Mengetahui fungsi ideologi Muhammadiyah. Mengetahui hambatan-hambatan ideologi Muhammadiyah dan bagaimana implementasinya. Mengetahui solusi dan rencana pengembangannya

1.4 Metode Penulisan1. Penulisan Menggunakan Huruf Times New Roman 2. Ukuran tulisan Front Size : 12 ( ISI ) KEPALA ( 14 18 )3. Ukuran Kertas A 44. Spasi 1,51.5 tinjauan pustaka1. pengertian a. aplikasiistilah ini berasal dari bahasa inggris : application : yang bermakna penerapan, lamaran atau penggunaan. Bila dimaknai secara istilah aplikasi adalah suatu program yang siap untuk digunakan yang dibuat untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna jasa aplikasi serta penggunaan aplikasi lain yang digunakan oleh suatu sasaran yang dituju. Berikut ini adalah pengertian aplikasi menurut ahli : Menurut Ali Zaki dan Smidev aplikasi adalah komponen yang berguna melakukan pengolahan data maupun kegiatan-kegiatan seperti pengolahan data.

b. ideology Istilah ideologi merupakan gabungan dari dua kata, yaitu idea dan logos yang berasal dari bahasa Yunani. Idea berarti ide atau gagasan dan logos berarti ilmu. Secara sederhana, ideologi dapat diartikan sebagai tentang ide-ide, keyakinan, atau gagasan. Berdasarkan uraian tersebut, dalam konsep ideologi mengandung prinsip hidup, dasar kehidupan, dan arah serta tujuan berbangsa dan bernegara. Berikut ini adalah pengertian ideologi menurut para ahli : Menurut Moerdiono, ideologi dipandang secara harfiah sebagai a system of idea. Menurut Soerjanto Poespowardojo, ideologi adalah sebagai kompleks pengetahuan dan nilai. Dalam bidang politik, ideologi diartikan secara khas, yakni sebagai nilai yang terpadu, berkenaan dengan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Artinya, gagasan-gagasan politik yang timbul dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ditata secara sistematis menjadi satu kesatuan yang utuh.c. muhammadiyahMuhammadiyah yaitu suatu organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini di ambil dari nama Nabi Muhammad SAW. hingga Muhammadiyah dapat juga di kenal untuk beberapa orang sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW. Latar belakang KH Ahmad Dahlan menentukan nama Muhammadiyah yang pada saat itu benar-benar asing untuk telinga penduduk umum yaitu untuk memancing rasa mau tahu dari penduduk, hingga ada celah untuk berikan penjelasan serta info seluas-luasnya perihal agama Islam sebagaimana yang sudah di ajarkan Rasulullah SAW.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 APLIKIASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH BERMASYARAKATPada masa awal berdirinya Muhammadiyah, salahsatu cita- cita KHA. Dahlan dalam mendirikan organisasi Muhammadiyah adalah untuk merentas masalah sosial pada masyarakat Indonesia, salahsatunya adalah kemiskinan. Hal ini dapat disimpulkan dari kenyataan bahwa KHA. Dahlan mengajarkan dalam setiap forum pengajian, surat Al Maun sampai para pendengarnya merasa bosan sampai surat Al Maun itu mulai dipraktekkan dalam kenyataan oleh para anggota dan simpatisan Muhammadiyah.Bila dipadatkan dalam empat buah istilah, cita- cita sosial Muhammadiyah berkisar pada ukhuwah, hurriyah, musawah, dan adaalah (persaudaraan, kemerdekaan, persamaan, dan keadilan). Seperti sabda Rasulullah Saw, tidak sempurna iman seseorang sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri (ukhuwah). Didunia ini manusia bebas merdeka untuk memilih jalan hidupnya namun ia akan bertanggungjawab sepenuhnya di hadapan Allah (hurriyah). Sedangkan musawah berarti bahwa manusia punya kesamaan derajat dengan manusia lain sehingga tidak boleh ada eksploitasi atas manusia, karena memang tidak ada hubungan antar manusia yang berdasarkan inferioritas dan superioritas tertentu.Sementara itu keadilan dalam arti luas menjadi pondasi paling dalam untuk tegaknya persaudaraan, kemerdekaan, dan persamaan di atas. Demikian mendasarnya keadilan ini dalam Islam, sehingga orang luar seringkali menyebut Islam sebagai religionof justice. Keadilan dalam Islam bersifat komprehensif (menyeluruh), yaitu meliputi kehidupan sosial, hukum, politik, ekonomi, dan lain sebagainya.Muhammadiyah dalam prakteknya guna mencapai cita- cita sosial tersebut diatas, dapat kita liat melalui amal usaha Muhammadiyah antara lain: PKU (Penolong Kesengsaraan Umum) yang saat ini disebut juga Pusat Kesehatan Umat, PAYM (Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah), LAZISMU (Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah), amal usaha pendidikan dan PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah). Melalui bidang pendidikan ini pulalah Muhammadiyah ingin mencetak ahli- ahli kesehatan, ahli hukum, pakar ekonom, dan lain sebagainya. Seperti pesan dari KHA. Dahlan, pendiri Muhammadiyah, Jadilah engkau dokter, guru, insyinyur, dll, dan kembalilah ke Muhammadiyah.Adapun dasar Muhammadiyah dalam bidang ini adalah merujuk pada firman Allah SWT dalam Al Quran surah Al Mauun: 1-7, QS. Ali Imron: 104 dan 110, QS. An Nisa: 58, QS. Al Anfal: 27, dan QS. Ibrahim: 7.Muhammadiyah adalah suatu organisasi, merupakan alat perjuangan untuk mencapai suatu cita. Muhammadiyah didirikan diatas (berlandaskan) dan untuk mewujudkan pokok pikiran yang merupakan prinsip-prinsip/ pendirian-pendirian bagi kehidupan dan perjuangan. Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian yang dimaksud itu adalah hak dan nilai hidup Muhammadiyah secara ideologis.Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian yang dimaksud itu telah terkonsep dalam isi ideologi Muhammadiyah pada Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.Isi ideologi Muhammadiyah;1. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyaha. Hakekat Muqaddimah Anggaran Dasar MuhammadiyahMuqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada hakekatnya merupakan ideologi Muhammadiyah yang memberi gambaran tentang pandangan Muhammadiyah mengenai kehidupan manusia di muka bumi ini, cita-cita yang ingin diwujudkan dan cara-cara yang dipergunakan untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Sebagai sebuah ideologi, Muqaddimah Anggaran Dasar menjiwai segala gerak dan usaha Muhammadiyah dan proses penyusunan sistem kerjasama yang dilakukan untuk mewujudkan tujuannya.b. Kandungan Muqaddimah Anggaran Dasar MuhammadiyahMuqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah mengandung 7 (tujuh) pokok pikiran/ prinsip/ pendirian, yaitu;

1. Pokok pikiran pertama: Hidup manusia harus berdasar Tauhid (meng-Esakan) Allah; ber-Tuhan, beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah.2. Pokok pikiran kedua: Hidup manusia itu bermasyarakat.3. Pokok pikiran ketiga: Hanya hukum Allah yang sebenar-benarnyalah satu-satunya yang dapat dijadikan sendi untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama (masyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera yang haqiqi, didunia dan akhirat.4. Pokok pikiran keempat: Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah berbuat ihsan dan islah kepada manusia/ masyarakat.5. Pokok pikiran kelima: Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam yang sebenar-benarnya, hanyalah akan dapat berhasil bila dengan mengikuti jejak (ittiba) perjuangan para Nabi terutama perjuangan Nabi Muhammad SAW.6. Pokok pikiran keenam: Perjuangan mewujudkan pokok-pikiran tersebut hanyalah akan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara berorganisasi. Organisasi adalah satu-satunya alat atau cara perjuangan yang sebaik-baiknya.7. Pokok pikiran ketujuh: Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian seperti yang diuraikan dan diterangkan di muka itu, adalah yang dapat untuk melaksanakan ideologinya terutama untuk mencapai tujuan yang menjadi cita-citanya, ialah terwujudnya masyarakat adil dan makmur lahir batin yang diridhai Allah, ialah Masyarakat Islam yang sebenar-benarnyaPerkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya dinamik dari dalam ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar, telah menyebabkan perubahan tertentu.Perubahan itu menyangkut seluruh segi kehidupan masyarakat, diantaranya bidang sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan, yang menyangkut perubahan strukturil dan perubahan pada sikap serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia.Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan perubahan itu, senantiasa mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar maruf nahi-mungkar, serta menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang sesuai dengan lapangan yangdipilihnya ialah masyarakat, sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas prinsip gerakannya, seperti yang dimaksud di dalamMatan Keyakinan Cita-cita Hidup Muhammadiyah.Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah itu senantiasa menjadi landasan gerakan Muhammadiyah, juga bagi gerakan dan amal usaha dan hubungannya dengan kehidupan masyarakat dan ketatanegaraan, serta dalam bekerjasama dengan golongan Islam lainnya.Sesuai dengan khittahnya, Muhammadiyah sebagai Persyarikatan memilih dan menempatkan diri sebagai Gerakan Islam amar-maruf nahi mungkar dalam masyarakat, dengan maksud yang terutama ialah membentuk keluarga dan masyarakat sejahtera sesuai dengan Dakwah Jamaah.Di samping itu Muhammadiyah menyelenggarakan amal-usaha seperti tersebut pada Anggaran Dasar Pasal 4 yaitu Identitas dan Asas (1) Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dawah Amar Maruf Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Qur`an dan As-Sunnah. (2) Muhammadiyah berasas Islam. dan senantiasa berikhtiar untuk meningkatkan mutunya.Penyelenggaraan amal-usaha, tersebut merupakan sebagian ikhtiar Muhammadiyah untuk mencapai Keyakinan dan Cita-Cita Hidup yang bersumberkan ajaran Islam dan bagi usaha untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.

2.2 APLIKASI IDIOLOGI MUHAMMADIYAH BERBANGSA dan BERNEGARADalam bidang politik Muhammadiyah berusaha sesuai dengan khittahnya: dengan dakwah amar ma maruf nahi mungkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya, Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara teoritis konsepsionil, secara operasionil dan secara kongkrit riil, bahwa ajaran Islam mampu mengatur masyarakat dalam Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera, bahagia, materiil dan spirituil yang diridlai Allah SWT.Dalam melaksanakan usaha itu, Muhammadiyah tetap berpegang teguh pada kepribadiannya.Usaha Muhammadiyah dalam bidang politik tersebut merupakan bagian gerakannya dalam masyarakat, dan dilaksanakan berdasarkan landasan dan peraturan yang berlaku dalam Muhammadiyah. Dalam hubungan ini Muktamar Muhammadiyah ke-38 telah menegaskan bahwa:Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam segala bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu Partai Politik atau Organisasi apapun.Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan Muhammadiyah.Dalam mencapai cita- cita perjuangan untuk membangun masyarakat utama yang diridhoi Allah SWT, Muhammadiyah menghindari kegiatan politik kenegaraan atau politik praktis. Sebagaimana sejak didirikannya, Muhammadiyah tidak melakukan perjuangan politik praktis untuk meraih kekuasaan di ranah negara sebagaimana halnya partai politik.Muhammadiyah dengan menggariskan Khittahnya sebenarnya ingin menegaskan bahwa politik tidak dapat dihimpitkan dengan dakwah. Demikian pula partai politik tidak dapat disatu-paketkan dengan organisasi dakwah. Penghimpitan dan penyatuan politik dan dakwah sekilas tampak ideal dan akan menghasilkan buah perjuangan yang positif tetapi jangka panjang justru mengandung banyak masalah dan bom waktu konflik keagamaan sekaligus konflik politik.Olehkarena itu, Muhammadiyah merumuskan dan melahirkan konsep kepribadian Muhammadiyah pada tahun 1962. Salahsatu latar belakangnya, agar cara- cara dan karakter perjuangan politik tidak masuk ke tubuh Muhammadiyah, serta Muhammadiyah lebih dapat berkonsentrasi pada gerakan dakwah. Biarlah Muhammadiyah memfokuskan diri mengurus dakwah dan tajdid di ranah masyarakat, sedangkan perjuangan politik kenegaraan secara terfokus pula dilakukan oleh partai politik.Muhammadiyah juga telah menetapkan kebijakan mengenai larangan rangkap jabatan tertentu antara jabatan- jabatan penting di Persyarikatan dengan jabatan- jabatan penting di partai Politik. Kebijakan Muhammadiyah tersebut tidak lain untuk membingkai gerakan Muhammadiyah agar tetap dalam koridornya sebagai gerakan Islam yang berkiprah di lapangan dakwah kemasyarakatan yang tidak berpolitik praktis di ranah perjuangan kekuasaan Negara.Muhammmadiyah memiliki Pedoman Hidup Islami dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Selain Khittah Ujung Pandang dan Denpasar, Muhammadiyah juga merumuskan pedoman sebagai acuan bagi tingkahlaku (mode for behavior) atau lebih konkret lagi acuan bagi tindakan (mode for action) yang membingkai dan mengikat setiap anggota dalam kehidupan poitik. Pedoman berpolitik (berbangsa dan bernegara) tersebut merupakan bagian dari seluruh acuan Muhammadiyah yang terkandung dalam Pedoman HIDUP Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) yang diputuskan dalam Muktamar ke-44 tahun 2000 di Jakarta. Kandungan isi dari Pedoman Hidup Islami dalam Berbangsa dan Bernegara tersebut sebagai berikut:Kehidupan dalam berbangsa dan bernegara1) Warga Muhammadiyah perlu mengambil bagian dan tidak boleh apatis (masa bodoh) dalam kehidupan politik melalui berbagai saluran secara positif sebagai wujud bermuamalah sebagaimana dalam bidang kehidupan lain dengan prinsip-prinsip etika /akhlaq Islam dengan sebaik-baiknya dengan tujuan membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.2) Beberapa prinsip dalam berpolitik harus ditegakkan dengan sejujur-jujurnya dan sesungguh-sesungguhnya yaitu menunaikan manat (Q.S An-Nisa / 4 :5) dan tidak boleh menghianati amanah ( Q.S. An-Nisa / 4 : 58), menegakkan keadilan, hukum, dan kebenaran (Q.S. Al-Anfal / 8: 27), ketaatan kepada pemimpin sejauh sejalan dengan perintah Allah dan Rasul (Q.S An-Nisa / 4 : 58), mengemban risalah Islam (Q.S Al-Anbiya / 21 :107), menunaikan amar maruf, nahi munkar, dan mengajak orang untuk beriman kepada Allah (Q.S Ali Imran /3:104,110), mempedomani Al-Quran dan Sunnah (Q.S An-Nisa /4: 108), mementingkn kesatuan dan persaudaraan umat manusia (Q.S An-Nisa/ 4: 108), menghormati kebebasan orang lain (Q.S. Al-Hujarat/49:13), menjauhi fitnah dan kerusakan (Q.S. Al-Balad/90:13) menghormati hak hidup orang lain (Q.S. Al-Anam/ 6: 151), tidak berkhianat dan melakukan kezaliman (Q.S. Al-Furqan/ 25:19, Al-Anfal/ 8:27), tidak mengambil hak orang lain (Q.S. Al-Maidah/5: 38), berlomba dalam kebaikan (Q.S. Al-Baqarah/ 2:148), bekerja sama dalam kebaikan dan ketaqwaan serta tidak bekerja sama (konspirasi) dalam melakukan dosa dan permusuhan (Q.S.Al-Midah/ 5: 2), memelihara hubungan baik antara pemimpin dan warga (Q.S. An-Nisa/ 4: 57-58), memelihara keselamatan umum (Q.S. At-Tubah/ 9:18), hidup berdmpingan dengan baik dan damai (Q.S. Ali Imran/3:104, Al- Qashsash/ 28:77), tidak melakukan fasad dan kemungkaran (Q.S. Ali Imran/ 3: 104, Al-Qashash/ 28:77), mementingkan ukhwah Islamiyah (Q.S. Ali Imran/3: 103), dan prinsip-prinsip lainnya yang maslahat, ihsan dan isalah.3) Berpolitik dalam dan demi kepentingan umat dan bangsa sebagai wujud ibadah kepada Allah dan islah serta ihsan kepada sesama, dan jangan mengorbankan kepentingan yang lebih luas dan utama itu demi kepentingan diri sendiri dan kelompok yang sempit.4) Para politisi Muhammadiyah berkewajiban menunjukkan keteladanan diri (uswah hasanah) yang jujur, benar, dan adil serta menjauhkan diri dari perilku politik yang kotor, membawa fitnah fasad (kerusakan), dan hanya mementingkan diri sendiri.5) Berpolitik dengan kesalehan, sikap positif, dan memiliki cita-cita bagi terwujudnya masyarakt Islam yang sebenar-benarnya dengan fungsi amar maruf dan nahi munkar yang tersisitem dalam satu kesatuan imamah yang kokoh.6) Menggalang silaturrahmi dan ukhwah antar politisi dan kekuatan politik yang digerakkan oleh politisi Muhammadiyah secara cerdas dan dewasa.Adapun kebijakan larangan rangkap jabatan, pimpinan pusat Muhammadiyah telah memberlakukannya sebagaimana ditetapkan dalam Khittah Ujung Pandang tahun 1971, yang beberapa kali diperbaiki dan disempurnakan oleh PP. Muhammadiyah. Dengan kata lain bukan merupakan kebijakan yang baru dan selama ini telah terbukti berlaku secara efktif di lingkungan Muhammadiyah. Dalam prakteknya karena situasi dan pertimbangan khusus terkadang ada keringanan tertentu yakni memperoleh izin kepada PP. Muhammadiyah untuk diperbolehkan merangkap jabatan tetapi sifatnya terbatas dan benar- benar diperlukan. Namun tidak sampai ada penolakan terhadap kebijakan Muhammadiyah tersebut.Kebijakan Muhammadiyah tersebut terkandung dalam Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor 101/KEP/I.0/B/2007 tentang Ketentuan Jabatan di Lingkungan Persyarikatan yang Tidak Dapat Dirangkap dengan Jabatan Lain yang dikeluarkan tanggal 15 Rajab 1428 H bertepatan dengan 30 Juli 2007 M.Adapun Landasan Normatif Ideologi MuhammadiyahDan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.(QS. Ali Imran/3:104)Maruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali Imran /3 :110)2.3 KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAHKepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkan hakekat Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah, serta sifat-sifat yang dimilikinya. Kepribadian Muhammadiyah ini berfungsi sebagai landasan, pedoman dan pegangan bagi gerak Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.Kepribadian Muhammadiyah ini muncul pada waktu kepemimpinan Bapak Kolonel H.M.Yunus Anis periode 1959-1962.1. Keyakinan dan Cita-Cita Hidup MuhammadiyahMatan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah pada dasarnya merupakan rumusan ideologi Muhammadiyah yang menggambarkan tentang hakekat Muhammadiyah, faham agama menurut Muhammadiyah dan misi Muhammadiyah dalam kehidupan berbangasa dan bernegara.MATAN Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah terdiri dari 5 angka.5 angka tersebut dibagi menjadi 3 kelompok: Kelompok Satu: Mengandung pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis, yaitu;1) Muhammadiyah adalah gerakan berasas Islam,bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah dimuka bumi.2) Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada para Rosul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi. Kelompok Dua: Mengandung persoalan mengenai faham agama menurut Muhammadiyah, yaitu;1) Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: Al-quran dan Sunnah Rasul.2) Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliput bidang-bidang; Aqidah, Akhlaq, Ibadah dan Muamalat Duniawiyat. Kelompok Tiga: Mengandung persoalan mengenai fungsi dan misi Muhammadiyah dalam masyarakat Negara Republik Indonesia, yaitu;1) Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia yang berfilsafat Pancasila, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu Negara yang adil makmur dan diridhai Allah AWT. Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghaffur.2.4 FUNGSI IDEOLOGI MUHAMMADIYAHAdapun fungsi Ideologi Muhammadiyah adalah sebagai berikut:1. Menjelaskan dan menanamkan Islam agamaku, Muhammadiyah Gerakanku.2. Membangun komitmen idealisme untuk menjalankan misi dan cita-cita gerakan.3. Mengikat solidaritas kolektif yang kokoh.4. Menyusun dan melaksanakan garis perjuangan dan strategi perjuangan.5. Membela/ menjaga/ mempertahankan keutuhan organisasi sesuai prinsip gerakan.6. Memobilisasi anggota untuk mencapai tujuan.2.5 HAMBATAN DAN IMPLEMENTASIMuhammadiyah dan warga Muhammadiyah berdasarkan ideologinya menjadi sebuah organisasi sosial-keagamaan yang berbeda dengan organisasi sosial-keagamaan lainnya. Hingga Muhammdiyah sering disebut bersifat ekslusif. Masalah tersebut tentu sebagai sesuatu yang tidak terhindarkan. Secara sosiologis, tidak ada organisasi yang seratus persen terbuka. Gejala tersebut alamiah adanya dan bukan merupakansuatu masalah krusial. Hal yang terpenting ialah adanya relasi sosial yang tetap berlangsung dengan dunia luar dan lahirnya karya-karya yang bermanfaat untuk kemajuan dan pencerahan kehidupan umat manusia dalam bingkai rahmatan lilalamin.Muhammadiyah akan tetap hidup jika para pimpinan maupun kader dan anggota Muhammadiyah selalu memiliki komitmen ideologis tertentu yang kokoh dalam bermuhammadiyah. Tetapi tidak harus menghilangkan sikap kritis. Sikap kritis yang dilandasi komitmen,kesetiaan, dan kemauan untuk berkorban dalam berbuat untuk kemajuan, bukan sekedar bicara dan mengeritik.Menurut Ketua PP Muhammadiyah 2005-2010, Dr. Sudibyo Markus, hambatan-hambatan yang terjadi dalam tubuh Muhammadiyah sekaligus dalam batang tubuh ideologi Muhammadiyah adalah:1. Hambatan kultural; tarik menarik antara political disengagement dan civic engagement. 2. Hambatan struktural; organisasi terlalu besar.3. Hambatan paradigmatik, dalam pelaksanaan fungsi khalifah, rahmatan dan risalah.4. Hambatan programatik, terjebak dalam kegiatan kelembagaan, kurang berfokus pada pendekatan ummah. Menjadi pengrajin amal usaha, melahirkan pulau-pulau yang kurang tanggap terhadap lingkungannya.

2.6 SOLUSI DAN RENCANA PENGEMBANGAN

Dua prioritas Muhammadiyah dalam rangka pengembangan ideologi Muhammadiyah dengan tujuan akhir membumikan konsep masyarakat Islam sebenar-benarnya adalah:1. Back to Basics peningkatan kapasitas lokal/komunitas/akar rumput dan,2. Go International. Keduanya berkaitan dengan peristiwa di tingkat global dengan akar rumput (out there phenomena dengan in here phenomena). Perlu diingat bahwa globalisasi merupakan jalan kembali ke kampung halaman. Dalam konteks ini globalisasi justru memberikan kesempatan untuk menemukan kembali kesadaran lokal kita dan memungkinkan terjadinya hibridasi kebudayaan (akomodasi: menyerap, dan akulturasi: meneyerap dan membagi).Di dunia Internasional Muhammadiyah dianggap sebagai pilar Islam Moderat dan tonggak demokrasi di Indonesia. Banyak yang ingin membantu dan bekerjasama, salah satunya organisasi-organisasi yang tergabung dalam Humanitarian Forum Indonesia (HFI). Muhammadiyah menjadi salah satu dari inisiator organisasi ini. Isu bencana dalam community based disaster reduction management (CBDRM) merupakan bagian dari strategi makro Muhammadiyah sebagai Islamic Society/Civil Society yang bertumpu pada konsep surat Al-Maun, yang mengandung proses: 1. Karitatif2. Pemberdayaan3. Takaful (modal sosial)4. Ketahanan social5. Masyarakat yang beradab (civil society).

BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan1. Dalam Muhammadiyah ideologi dapat dipahami sebagai sistem paham atau keyakinan dan teori perjuangan untuk mengimplementasikan ajaran islam dalam kehidupan umat melalui gerakan sosial-keagamaan. Karena rujukan dasarnya adalah islam, maka idiologi muhammadiyah tidak akan bersifat dogmatik dan ekslusif secara taklid-buta, sehingga tetapi memiliki watak terbuka.2. Muhammadiyah adalah suatu organisasi, merupakan alat perjuangan untuk mencapai suatu cita. Muhammadiyah didirikan diatas (berlandaskan) dan untuk mewujudkan pokok pikiran yang merupakan prinsip-prinsip/ pendirian-pendirian bagi kehidupan dan perjuangan. Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian yang dimaksud itu adalah hak dan nilai hidup Muhammadiyah secara ideologis. Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian yang dimaksud itu telah terkonsep dalam isi ideologi Muhammadiyah pada Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.3. Dua prioritas Muhammadiyah dalam rangka pengembangan ideologi Muhammadiyah dengan tujuan akhir membumikan konsep masyarakat Islam sebenar-benarnya adalah: Back to Basics dan Go International.3.2 Saran Gerakan Muhammadiyah sejak awal berdirinya telah memiliki sebuah ideologi sesuai dengan semangat Islam sebagai rahmat bagi seluruh semesta. Ruh ideologi ini terartikulasi secara berbeda sesuai dengan perkembangan zaman guna menciptakan suasana kemajuan dan suasana ketentraman dalam artigembira.Namun maju dan gembira merupakan frasa yang seharusnya tidak pupus dalam cara kerja ideologi Muhammadiyah. Dalam konteks sekarang, maju dan gembira haruslah dimaknai dengan cara pandang baru.

DAFTAR PUSTAKAHambali, A.2006. Ideologi dan Strategi Muhammadiyah. Suara Muhammadiyah. Yogyakarta: Hal 174Nashir H.2000.Ideologi Gerakan Muhammadiyah.Suara Muhammadiyah.Yogyakarta. hal 32-33.Anonim.2011.Sejarah Organisasi. Di kutip pada tanggal 23 Oktober 2014 Pukul 15.34 http://www.mdmc.or.id/index.php.

10