makalah air sebagai fokus belajar soal berbasis

8/19/2019 Makalah Air Sebagai Fokus Belajar Soal Berbasis

1/23

MAKALAH

Air sebagai Fokus Belajar Soal Berbasis : Sebuah TerpaduProgram kurikuler untuk Pendidikan Lingkungan di Sekolah

Menengah

OLH

KALAM S!"!K

#$!%&S!TAS M#HAMMA"!'AH

S#KAB#M!

()*+,()*-


2/23

BAB !

Pendahuluan dan Tujuan

Dalam tulisan ini , kita membahas beberapa aspek mengenaipengenalan pendekatan belajar aktif untuk menangani isu-isu lingkungan

di sekolah menengah selama pelajaran ilmu pengetahuan alam . Programkurikuler terintegrasi dan PBL ( pembelajaran berbasis masalah ) adalah

pendekatan komprehensif yang dirancang untuk melibatkan para sisadalam in!estigasi masalah otentik . "ami menggunakan air skenario

mengenai sebagai isu sosial- lingkungan untuk memperkenalkan topikkurikuler hidrosfer . Dua cara yang berbeda yang digunakan untuk

presentasi skenario . Di sini , kami menyajikan persepsi sisa dan gurutentang pendekatan PBL , serta ide-ide sisa tentang air yang diusulkan

dalam kedua kasus . Diskusi antara mahasisa lebih aktif , bila kurangmasukan diberikan . #eskipun beberapa kesulitan muncul , pendekatanPBL dihargai oleh mayoritas sisa dan guru .

$lmu proses mengajar di sekolah menengah tidak harus

mengabaikan penting isu-isu lingkungan dan kesehatan yang akan

diajarkan . "ami biasanya mencakup isu-isu ini dalam apa yang kita sebut

ekologi pendidikan, pendidikan untuk keberlanjutan , pendidikan

lingkungan , pendidikan kesehatan dan identik mereka . "ami percaya

baha isu-isu penting harus diintegrasikan dalam program ilmu alam

sekolah menengah dan , memang, baha mereka dapat digunakan untuk

merangsang minat sisa ketika diperkenalkan pada aal modul ilmu .

Pendekatan seperti dapat menyebabkan sisa untuk belajar tentang

kedua topik kurikuler dan lingkungan dan kesehatan , mengintegrasikan

mereka bersama-sama ( %uti&rre' Pirrami , **+a , **+b Pirrami ,

**) .

ujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi cara

terbaik untuk mengadopsi $/P (Program kurikuler terintegrasi) #odel

(0harpe Breunig, **+) dan PBL (pembelajaran berbasis masalah)

metode untuk mengintegrasikan isu-isu lingkungan dengan topik ilmiah

kurikuler, dan pada saat yang sama, untuk meningkatkan sisa 1minat,

moti!asi dan kesadaran terhadap materi ilmiah dan lingkungan, pada

tingkat sekolah menengah ajib. Dalam penelitian ini, ee2plore dua cara


3/23

untuk memperkenalkan topik kurikuler hidrosfer oleh skenario PBL

mengenai air.

Pertanyaan utama penelitian ini adalah sebagai berikut3

() 4pakah $/P menjadi model yang efektif untuk mengintegrasikan isu-isulingkungan dengan topik ilmu kurikuler5 () 4kan PBL menjadi metode

yang efektif untuk mengembangkan otonomi dan kemampuan sisa5

(6) 4kan $/P 7 PBL dihargai oleh sisa dan guru5

(8) 9ang bisa menjadi cara terbaik untuk menyajikan skenario, dalam

model $/P, untuk memperkenalkan topik kurikuler mulai dari masalah

lingkungan di tingkat sekolah menengah5

(:) 9ang bisa menjadi cara terbaik untuk mengembangkan pengajaran

modul 7 belajar dengan pendekatan PBL untuk meningkatkan minat dan

keterlibatan sisa selama pelajaran ilmu sekunder5

Dalam tulisan ini, kami akan berkonsentrasi pada pertanyaan 6-: sebagai

dua pertama $/P dan PBL harus bereksperimen beberapa kali oleh sisa

yang sama dan dengan kurikuler yang berbeda dan topik lingkungan.


4/23

BAB !!

K&A$.KA

$lmu pendidikan harus mencakup informasi tentang proses dan

konsekuensi mengenai isu-isu lingkungan dan kesehatan untuk

membiarkan semua orang memiliki alat dan pengetahuan untuk

mengadopsi perilaku yang benar . 0ekolah harus memberikan informasi

ini dengan cara yang memungkinkan sisa untuk alasan pada proses dan

menemukan konsekuensi , tetapi tidak hanya memberitakan apa yang

baik atau tidak baik untuk mereka dan kesehatan lingkungan . %uru sains

harus memiliki perhatian khusus tentang masalah ini, karena mereka

secara ketat terkait dengan kehidupan dan bumi ilmu topik . ;amun,

dalam pengalaman kami dengan sekolah menengah kami mencatat

baha sebagian besar aktu masalah ini tidak dibahas selama pelajaran

tradisional atau mereka diajarkan sedikit dan biasanya pada akhir modul

pembelajaran .

Beberapa alasan penting untuk memasukkan isu-isu lingkungan dan

kesehatan dalam program ilmu alam yang etis . ;amun, jika kita hanya

melihat aspek ekonomi , orang yang sehat dan hormat untuk lingkungan

dan untuk nya 7 kesehatannya merupakan biaya yang lebih rendah bagi

masyarakat . 0elain itu , seperti yang diusulkan dalam hipotesis Biophilia (


5/23

mendukung kemampuan sisa untuk mengembangkan keterampilan kritis

dan re@ektif yang pada gilirannya menyebabkan tindakan kesadaran dan

bertanggung jaab terhadap lingkungan ( /olucci , /amino , Barbiero ,

%ray , **A /olucci , %ray , #archetti , /amino ,**) . Cika guru menggunakan pendekatan belajar aktif , itu lebih

mungkin baha sisa akan mengembangkan keterampilan kritis dan

re@ektif .

Pengalaman di sekolah menunjukkan baha sisa memiliki sedikit

kemampuan untuk analisis . Carang mereka bertanya pada diri sendiri

pertanyaan dan menggunakan kemampuan terutama mnemonik mereka

bukan alasan . #enurut Bologna deklarasi dan konsep belajar seumur

hidup , sekolah harus melatih sisa untuk menyadari kebutuhan untuk

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka serta memberi

mereka alat yang mereka perlu lakukan yang mandiri . 0trategi Lisbon

memiliki perhatian khusus tentang pendidikan sains dan kelompok tingkat

tinggi pada pendidikan ilmu "omisi Eropa ( Focard , /sermely , Corde ,

Len'en ,


6/23

untuk mengubah dari pendekatan terfragmentasi dan disiplin berbasis di

mana mata pelajaran diajarkan sebagai disiplin ilmu yang terpisah dan

berbeda, biasanya dengan guru yang berbeda, dalam upaya untuk

berbaur mata pelajaran pelengkap dalam penyelidikan lebih interdisiplinertopik yang kompleks, pengalaman atau masalah. Pendekatan ini juga

koheren dengan perlunya mengambil sisa untuk memahami

kompleksitas kata nyata, yang merupakan aspek fundamental dari ilmu

pendidikan (0anmarti, **) dan akan meningkatkan juga keterlibatan

sisa dalam ilmu (Hsborne Dillon, **= ).

4lasan lain yang akan menyarankan untuk merangsang sisa

sekunder dengan menggunakan metode belajar yang berbeda , untuk

membiarkan mereka mengembangkan dan memelihara keterampilan

yang lebih beragam bukan mengandalkan hanya pada kemampuan

mnemonic , bisa menjadi bukti neuroscience mengenai fenomena

pemangkasan di otak remaja ( /asey , %iedd , homas , **) .

"ami percaya baha metode PBL ( Barros , ++= Boud >eletti ,

++ "olmos , **8 Fangachari , ** ernande',

%arcIa, de /aso, >idalgo, 4rias, **A #ergendoller, #a2ell,

Bellisimo, **A Belland, Prancis, Ertmer, **+


7/23

yang terintegrasi, yang menggunakan pendekatan sistem berbasis,

dengan metode pengajaran campuran ( termasuk PBL), yang bertujuan

pencapaian hasil belajar, baik dalam pengetahuan dan keterampilan. ?al

ini dapat digunakan baik sebagai andalan seluruh kurikulum atau untukpengiriman kursus. "etika PBL dimasukkan ke kurikulum, beberapa isu lain

untuk desain kurikulum dan pelaksanaan perlu ditanggulangi. PBL

umumnya diperkenalkan dalam konteks kurikulum inti dideJnisikan dan

integrasi topik ilmu pengetahuan. $ni memiliki implikasi untuk staf dan

pembelajaran sumber daya dan menuntut pendekatan yang berbeda

untuk penjadalan, beban kerja dan penilaian. PBL sering digunakan

untuk menyampaikan materi inti dalam re!ie non-kon!ensional

kurikulum. Fa!it' (**+) berpendapat baha itu adalah penting untuk

mempertimbangkan konteks untuk digunakan PBL, termasuk !ariasi

dalam pelaksanaan PBL. Efekti!itas PBL mungkin tergantung pada

berbagai faktor yang mempengaruhi pelaksanaan dan hasil. $ni termasuk

jenis lingkungan sekolah dan kondisi. #isalnya, dalam "- (dari "

sampai kelas ) konteks itu penting untuk mengetahui apakah PBL

digunakan oleh guru indi!idu atau sebagai bagian dari reformasi yang luas

sekolah yang lebih besar yang kompatibel dengan PBL (Blumenfeld,

>ishman, "rajcik, #ar2 , 0oloay, *** Pearlman, **). ?al ini juga

penting untuk mengidentiJkasi intensitas dan durasi praktek PBL. Di

sekolah kedokteran, tiga tahun kurikulum dan pengujian siklus mungkin

umum. 0ebaliknya, "- guru dapat mencurahkan hanya beberapa

minggu atau bulan ke PBL, menggabungkan dengan berbagai metode

pembelajaran lainnya. ?oKmann dan Fitchie (++) berpendapat baha

pembelajaran berbasis masalah adalah strategi pedagogis yang berpusat

pada sisa yang menimbulkan signiJkan, kontekstual, dunia nyata, situasi

sakit-terstruktur sambil memberikan sumber, bimbingan, instruksi dan

kesempatan untuk re@eksi untuk peserta didik, karena mereka

mengembangkan pengetahuan konten dan kemampuan memecahkan

masalah (hal. +). PBL bukan teknik pemecahan masalah per semester,

melainkan menggunakan masalah yang tepat untuk meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman.


8/23

Cembatan ( ++) diuraikan karakteristik utama dari PBL 3

( ) itik aal untuk belajar adalah stimulus bermasalah yang seorang

indi!idu tidak memiliki respon siap

( ) #asalahnya adalah salah satu sisa cenderung menghadapi solusisebagai masa depan ( 6 ) Pengetahuan baha sisa diharapkan untuk

memperoleh selama pelatihan mereka diatur sekitar masalah daripada

disiplin

( 8 ) 0isa , secara indi!idu dan kolektif , menganggap tanggung jaab

utama untuk instruksi dan belajar mereka sendiri

( : ) 0ebagian besar pembelajaran terjadi dalam konteks kelompok kecil

daripada kuliah .

Dalam PBL, sisa dipandu oleh kasus masalah atau skenario untuk

menentukan tujuan pembelajaran mereka, dan mereka belajar secara

mandiri (self-directed learning) sebelum kembali ke kelompok untuk

mendiskusikan dan memperbaiki pengetahuan mereka diperoleh. Berbasis

kertas PBL skenario dapat membentuk dasar dari kurikulum inti dan

memastikan baha semua sisa yang terkena masalah yang sama.

"adang-kadang, teknik PBL yang dimodiJkasi telah diperkenalkan ke

dalam pendidikan, situasi kontro!ersial yang digunakan sebagai stimulus

untuk belajar (


9/23

( 8 ) Dasar ilmu harus disajikan dalam konteks skenario nyata untuk

mendorong integrasi pengetahuan ( : ) 0kenario harus berisi isyarat

untuk merangsang diskusi dan mendorong sisa untuk mencari

penjelasan untukisu-isu yang disajikan

( A ) #asalahnya harus cukup terbuka , sehingga diskusi tidak dibatasi

terlalu dini dalam proses

( ) 0kenario harus mempromosikan partisipasi sisa dalam mencari

informasi dari berbagai sumber belajar .

#ergendoller dkk. (**A) membandingkan efekti!itas PBL dan

pendekatan instruksional tradisional di

pengetahuan dan diperiksa apakah PBL adalah berbeda-beda efektif

dengan sisa, menunjukkan berbagai tingkat empat bakat3 kemampuan

!erbal, minat subjek, preferensi untuk kerja kelompok, dan kemanjuran

pemecahan masalah. 4nalisis yang diberikan bukti baha PBL lebih efektif

daripada instruksi tradisional dengan sisa dari kemampuan !erbal rata-

rata dan di baah ini dengan sisa yang kurang percaya diri dalam

kemampuan mereka untuk memecahkan masalah. entang pengaruh

diskusi dalam pendekatan PBL, telah menunjukkan baha sisa yang bisa

membahas masalah yang rele!an ditampilkan lebih tarik ke subjek, lebih

tertarik dan lebih bersedia untuk menghadiri kuliah ilmu daripada sisa

yang tidak terlibat dalam seperti diskusi. emuan ini tampaknya

menunjukkan baha dengan pendekatan PBL, sisa lebih terlibat. 0elain

itu, tidak ada hubungannya dapat ditemukan antara respon sisa dan

pertunjukan berikutnya mereka dalam tes, menunjukkan baha minat

intrinsik tidak memainkan peran penting dalam rantai kausal antara

pengobatan topik dan kinerja yang terkait dengan topik (;orman

0chmid, ++, hal. ::=). 0chmidt, ermeulen, dan an der #olen (**A)

menemukan baha pengetahuan yang diperoleh dalam konteks PBL

dipertahankan lebih lama dan digunakan baik.

"elompok belajar , sebagai


10/23

pemecahan masalah , tanggung jaab independen untuk belajar , berbagi

informasi dan menghormati orang lain . PBL sehingga dapat dianggap

sebagai metode pengajaran kelompok kecil yang menggabungkan

perolehan pengetahuan dengan pengembangan keterampilan dan sikapgenerik . Presentasi materi tertentu sebagai stimulus untuk belajar

memungkinkan sisa untuk memahami rele!ansi mendasari pengetahuan

ilmiah .

1/ Metodologi

4. Proses PBL

0ebuah proses PBL khas terdiri dari sekelompok sisa ( biasanya

delapan sampai sepuluh ) dan tutor , yang memfasilitasi sesi . Lamanya

aktu ( jumlah sesi ) yang kelompok tetap bersama-sama dengan satu

sama lain dan dengan tutor indi!idu ber!ariasi antara lembaga . 0ebuah

kelompok harus bersama-sama cukup lama untuk memungkinkan

dinamika kelompok yang baik untuk mengembangkan , tapi mungkin

perlu diubah kadang-kadang, jika bentrokan kepribadian atau perilaku

disfungsional lainnya muncul . /ukup aktu harus diperbolehkan sisa

untuk melakukan pembelajaran mandiri yang dibutuhkan oleh metode ini.

%raJk yang sesuai atau papan tulis harus digunakan untuk merekam

proses . Pada aal sesi , tergantung pada bahan pemicu , baik kursi sisa

membacakan skenario atau semua sisa mempelajari bahan . 0umber

belajar atau bahan pembelajaran mungkin diberikan pada aktu yang

tepat dari tutorial kemajuan (


11/23

Langkah 3 #engidentiJkasi dan mengklariJkasi istilah asing

disajikan dalam skenario, dan daftar orang-orang yang tetap tidak dapat

dijelaskan setelah mendiskusikan

Langkah 3 entukan masalah atau masalah yang akan dibahas.0isa dapat memiliki pandangan yang berbeda pada isu-isu, tetapi semua

harus dipertimbangkan. Daftar masalah setuju dilaporkan

Langkah 63 Brainstorming sesi untuk membahas masalah ini,

menyarankan penjelasan yang mungkin atas dasar pengetahuan

sebelumnya. 0isa menggambar pada pengetahuan masing-masing

Langkah 83 Mlasan langkah dan 6, dan mengatur penjelasan

menjadi solusi tentatif

Langkah :3 #erumuskan tujuan pembelajaran. "elompok mencapai

konsensus tentang tujuan pembelajaran. utor memastikan baha tujuan

pembelajaran terfokus, dicapai, komprehensif dan tepat

Langkah A3 studi 0asta (semua sisa mengumpulkan informasi

yang berkaitan dengan masing-masing tujuan belajar)

Langkah 3 "elompok saham hasil studi pribadi (sisa

mengidentiJkasi sumber daya mereka belajar dan berbagi hasil mereka).

/ek guru belajar dan dapat menetapkan kelompok.

Peran guru di kelas adalah untuk memfasilitasi proses, membantu

kursi untuk mempertahankan dinamika kelompok dan bergerak kelompok

melalui tugas, untuk memastikan baha kelompok mencapai tujuan

pembelajaran yang sesuai sesuai dengan yang ditetapkan oleh kurikulum

(?melo-Perak Barros, **A Barron Darling-?ammond, **=). utor

mungkin perlu mengambil peran lebih aktif dalam langkah dari proses

untuk memastikan baha semua sisa telah melakukan pekerjaan yang

sesuai dan menyarankan format yang sesuai untuk menyajikan hasil

penelitian pribadi mereka. %uru harus mendorong sisa untuk memeriksa

pemahaman mereka tentang materi. Dia 7 dia bisa melakukan hal ini

dengan mendorong sisa untuk saling bertanya untuk menjelaskan topik

dalam kata-kata mereka sendiri atau dengan menggunakan gambar dan

diagram.


12/23

4plikasi $/P dan PBL di kelas sekolah menengah memerlukan

penyesuaian metode, karena dalam setiap kelas menengah, hanya ada

satu guru sampai dengan 6* sisa. 0elain itu, selama perencanaan

kegiatan, beberapa aspek lain harus diambil dalam account bahamereka tidak sama dengan yang di uni!ersitas3 %uru biasanya tersedia

untuk digunakan hanya bagian dari aktu mereka sisa tidak digunakan

untuk mencari informasi, menganalisis dan mensintesis mereka mandiri

0esi dijadalkan kadang-kadang tidak dapat dilakukan karena kegiatan

sekolah yang tak terduga.

B/ Prosedur "igunakan di Kelas 2ang

Dalam penelitian kami , diusulkan untuk guru dari sekolah

menengah $talia yang berbeda untuk berkolaborasi dalam penelitian ini .

Enam guru dari sekolah teknis yang berbeda sepakat untuk

mendedikasikan dua jam dalam empat minggu untuk menangani isu-isu

ilmiah dan sosial- lingkungan , memperkenalkan dengan skenario

lingkungan . 0elama musim semi tahun **= , kami mulai bekerja dengan

enam kelas , total sekitar *8 sisa , berusia antara 8 dan : tahun .

0kenario dianggap pasokan air dengan tujuan untuk mengobati modul

tentang hidrosfer , air dalam sistem alam dan manusia dan masalah

terkait sosial - lingkungan . Pendekatan PBL tidak pernah digunakan

sebelumnya di kelas ini, dan konsep tentang hidrosfer tidak diajarkan

sebelumnya . Berikut adalah skenario yang diberikan kepada sisa 3

Dalam / (cluster pertama) dari tiga kelas, sisa diberi teks dengan

skenario, diikuti dengan dialog yang mengandung perspektif ahli 1tentang

bagaimana untuk menangani masalah ini, di mana konsep-konsep yang

tercantum dalam abel yang eksplisit. Dalam cluster ini, dalam setiap

kelas, sisa membaca teks dan harus menunjukkan kata-kata yang tidak

dikenal dan mengidentiJkasi dari dialog konsep dianggap penting bagi

buklet. "emudian, ada diskusi pertama dipimpin oleh guru 7 peneliti dan

konsep-konsep penting yang tercantum di papan tulis. $nformasi yang

akan dicari untuk dibagi antara kelompok-kelompok kecil hingga empat

sisa, masing-masing kelompok berurusan dengan konsep yang berbeda.


13/23

0isa mencari informasi di rumah dan, pada sesi berikutnya, mereka

berbagi informasi yang mereka ditemukan di tingkat kelas dan diskusi lain

berlangsung, pada akhirnya, tugas baru untuk sesi berikutnya didirikan.

?al ini terjadi tiga kali. Pada akhir proses, sesi selanjutnya untukmeringkas seluruh modul diberikan oleh guru untuk membantu sisa

mempersiapkan diri untuk ujian akhir.

Dalam / (cluster kedua) dari tiga lainnya kelas sisa, diberi teks

dengan hanya skenario tanpa dialog dan kata kunci. 0isa memiliki aktu

untuk berpikir secara indi!idual tentang masalah ini dan menuliskan

konsep

mereka anggap penting untuk diperlakukan dalam buku kecil.

"emudian pembahasan di tingkat kelas berlangsung dan, berbeda dari

gugus /, semua sisa harus mencari informasi tentang konsep yang

sama. Pada sesi berikutnya, mereka harus berbagi informasi pertama

dalam kelompok kecil dan kemudian di tingkat kelas. 0isa prosedur tetap

sama seperti untuk klaster /.

abel

"onsep entang 4ir Dari 0esi Pertama PBL

Concepts regarding water Cluster C1 Cluster C2

Pointed out by students of the different classes Class 1Class

2

Class

3

Percentage

(%)Class 4 Class 5 Class 6

Percentage

(%)

here water can be found in the !arth and in whichfor"

# # # 1$$ # # # 1$$

he cycle of water # # # 1$$ # # # 1$$

&oc's and water tables # # # 1$$ $

prings and wells # # # 1$$ # # 66*66

ater uses # # # 1$$ # # # 1$$

ater pollution sources and conse+uences # # # 1$$ # # # 1$$

Purification plant and process # # # 1$$ # # 66*66

,rin'ableness and supply of water in the houses # # # 1$$ # # # 1$$

ap water -s* bottled "ineral water # # # 1$$ # 33*33

hy water is i"portant for li-ing organis"s # # # 1$$ # # # 1$$

./lue gold0 water as a precious resource # 33*33 # # # 1$$

Conflicts due to water # # 66*66 # # 66*66

echni+ues for sa-ing water in the houses # # # 1$$ # # # 1$$

ater a-ailability and consu"ption in different

countries $ # # # 1$$

ater waste in nondo"estic uses and possible

solution $ # # # 1$$

u"ber of concept pointed out in each class 11 13 11 1$ 14 13

Percentage of concept pointed out in each class (%) 3*33 6*66 3*33 * 66*66 3*33 6*66 2*22


14/23

ini"u" nu"ber of concepts gi-en by a single

student5 3 4 2 3 2

ai"u" nu"ber of concepts gi-en by a singlestudent

1$ 13 11 1$ 6

"onsep mengenai air dianggap penting oleh sisa direkam untuk

kelas kedua kelompok dan pengamatan tentang partisipasi sisa dalamdiskusi dibuat .

Pada akhir proses , kami meaancarai guru dan memberikan

kuesioner kepada sisa , untuk menilai persepsi mereka tentang

pendekatan PBL . "uesioner meliputi pilihan ganda dan pertanyaan

terbuka . Caaban dengan jenis kedua pertanyaan dianalisis dan

dikelompokkan , mengenai konsep yang sama .

3/ Hasil dan "iskusi

Pengamatan peneliti bisa tidak selalu dicatat secara sistematis,

sebagai peneliti bertindak baik sebagai guru dan seorang pengamat.

;amun demikian, beberapa aspek yang menuliskan selama proses 7

belajar mengajar, dan juga dikonJrmasi selama aancara dengan guru.

entu saja, perbandingan antara / dan / bisa dibuat hanya menurut

pengamatan peneliti, karena ia adalah satu-satunya yang hadir di semua

kelas.

Dengan perbandingan ini, kita bisa melihat baha, selama sesi

pertama, di kelas cluster /, diskusi

kalangan sisa tentang aspek-aspek penting mengenai air kurang

berpartisipasi dibandingkan kelas cluster /. ?al ini terjadi mungkin

karena sisa / sudah bisa ditemukan konsep-konsep kunci eksplisit

dalam dialog. Di sisi lain, di /, bahkan jika seorang mahasisa tunggal

menuliskan angka yang lebih rendah dari konsep-konsep kunci jika

dibandingkan dengan /, hampir semua konsep bisa keluar selama

diskusi yang lebih aktif (lihat abel ). ?al ini bisa mengakibatkan

mengatakan baha ketika sisa diberi otonomi yang lebih, mereka lebih

terlibat dan lebih berpartisipasi, dan ini dikonJrmasi juga oleh opini sisa

(lihat abel ). 0ecara umum, partisipasi dan keterlibatan dianggap lebih

tinggi oleh mayoritas sisa di semua kelas dan oleh empat dari enam

guru. 0elain itu, menunjukkan baha itu sangat berharga untuk

membiarkan keluar sisa pra-pengetahuan dan berbagi dengan rekan-


15/23

rekan, seperti menyusun indi!idu 1titik pandangan, dalam komunitas

kelas, berbagai ide-ide tentang topik di tangan dapat menunjuk di luar.

Perbandingan pengamatan proses antara / dan / juga menunjukkan

baha, selama sesi berikutnya, sisa / membayar lebih banyakperhatian ketika rekan-rekan mereka yang menyajikan informasi yang

mereka temukan. $ni bisa terjadi, karena dalam /, semua sisa kelas

harus mencari informasi tentang konsep yang sama pada saat yang sama,

sementara di /, setiap kelompok kecil ditangani dengan konsep yang

berbeda dan, ketika kelompok lain sedang mempresentasikan, mereka

tidak akrab dengan materi dan pikiran mereka mengembara dengan

mudah. entu saja, dengan pendekatan yang digunakan dalam /, aspek

kurang dari topik dapat diberikan dengan jumlah aktu yang sama, tetapi

di sisi lain, sisa cenderung untuk belajar tentang segala sesuatu tetapi

tidak hanya tentang konsep mereka bertanggung jaab karena dapat

terjadi dalam pendekatan /. entang sisa persepsi tentang dampak PBL

pada pembelajaran, sisa kesan di / sedikit lebih baik daripada di /

(lihat abel ).

abel

Caaban sisa untuk Pilihan %anda entang Engagement

Co"paring with the lessons 78" used to9 7 thin' that withP/: "ethod 78-e been;


16/23

abel 3

Caaban sisa untuk Pilihan %anda entang BelajarCo"paring with the traditional lessons9 7 thin' that P/:"ethod allows to learn;


17/23

Presenting to and discussing with "y fellows 3*

"esan positif yang diberikan oleh sisa dilaporkan pada abel :.

"ami suka menunjukkan baha sisa yang dihargai topik yang terkait

dengan isu lingkungan yang lebih baha mereka yang tidak

menyukainya . 0elain itu , beberapa jaaban menunjukkan baha sisa

menghargai ketika mereka diberi lebih banyak kebebasan dan tanggung

jaab selama diskusi , pencarian informasi , dan , pasti proses

pembelajaran .

abel :

Caaban sisa untuk Buka Pertanyaan terakhir 3 4pa yang kamu suka 5


18/23

penggunaan ekstensif PBL adalah (antara braket jumlah guru yang

menyebutkan)3

Beberapa aktu yang tersedia dan terlalu banyak isi ilmu pengetahuan

untuk menangani dalam kurikulum (A) erlalu banyak sisa di kelasyang sama membuat proses tutorial keras (6)

?al ini membutuhkan lebih banyak pekerjaan untuk mempersiapkan

pengajaran 7 kegiatan belajar ()

Hrang tua bisa mengeluh jika guru tidak menjelaskan topik seperti biasa

().

%uru juga menegaskan baha dalam tes e!aluasi akhir, kinerja sisa

adalah dalam rata-rata masing-masing kelas. Empat dari mereka

mencatat baha sisa yang biasanya mendapat nilai buruk ditingkatkan

hasil mereka, dan dua dari mereka yang beberapa sisa yang baik

memiliki tanda yang lebih rendah dari biasanya.


19/23

BAB !!!

Kesimpulan dan !mplikasi

$/P pendekatan 7 PBL dapat digunakan untuk mengintegrasikan isu-isu lingkungan dengan topik kurikuler, tetapi penelitian lebih lanjut

eksperimental harus dilakukan dengan topik ilmu yang berbeda,

menggunakan metode yang luas dengan sisa yang sama.

"edua sisa dan guru tampaknya menghargai metode dan ingin

menggunakannya lebih sering. 0elain itu, minat sisa dan meningkatkan

keterlibatan, dan hasil belajar dalam hal pengetahuan tetap berada di

rata-rata modul lain yang dikembangkan dengan metode yang lebih

tradisional. ;amun demikian, beberapa kesulitan yang ditunjukkan oleh

sisa dan guru. Penelitian lebih lanjut harus dikembangkan untuk

menemukan cara terbaik untuk mengadaptasi metode untuk sekolah

menengah dengan tujuan mengurangi kesulitan-kesulitan.

0ementara itu, dengan studi ini, kita dapat menyarankan beberapa

implikasi pendidikan, yang, tentu saja, juga harus diselidiki lebih lanjut.

4dalah lebih baik untuk memberikan sisa skenario tanpa informasi,

yang bisa membuat kesulitan bagi mereka untuk menggunakan pra-

pengetahuan mereka selama brain storming, dan akan meningkatkan

partisipasi sisa dalam diskusi pertama.

0elama proses pembelajaran, akan lebih baik jika semua sisa

mencari informasi tentang aspek yang sama, sehingga perbandingan dan

diskusi dapat lebih berpartisipasi dalam dan ada kemungkinan lebih

sedikit baha beberapa sisa belajar hanya tentang beberapa aspek dari

0eluruh topik.


20/23

"AFTA& P#STAKA

C. ilson (Eds.), Poerful learning3 rancisco3 Cossey-Bass.68-8*.

Barron, B., Darling-?ammond, L. (**=). eaching for meaningful

learning3 4 re!ie of research on inGuiry-based and cooperati!e learning.

$n L. Darling-?ammond, B. Barron, D. Pearson, 4. 0choenfeld, E. 0tage, .

Oimmerman, %. /er!etti,

Barros, ?. 0. (++=). he essentials of problem-based learning.

Cournal of Dental Education, A(+), A6*-A66. Barros, ?. 0., eletti, %. (++). he challenge of problem-based

learning. London3 "ogan.

Bridges, E. #. (++). Problem based learning for administrators.

EF$/ /learinghouse on Educational #anagement, EF$/ ED68A, =.

/asey, B. C., %iedd, C. ;., homas, ". #. (**). 0tructural and

functional brain de!elopment and its relation to cogniti!e de!elopment.

Biological Psychology, :8(), 8-:.

/olucci, L., /amino, E., Barbiero, %., %ray, D. 0. (**A). >rom

scientiJc literacy to sustainability literacy3 4n ecological frameork for

education. 0cience Education, +*(), - :.


21/23

/olucci, L., %ray, D. 0., #archetti, D., /amino, E. (**). 0cience

learning for ci!ic society in a comple2 orld. E0EF4 0ymposium. #almo

Mni!ersity, 4ugust, **.

Dolman, D. ?. C. #., 0nellen-Balendong, ?. (++). 0e!enprinciples of eKecti!e case design for a problem-based curriculum.

>ernQnde', #., %arcIa, C. ;., de /aso, 4., >idalgo, F., 4rias, H.

(**A). Problem based learning3 4 re!ie of international empirical

studies. Fe!ista de EducaciRn, 68, 6+-8=.

>rumkin, ?. (**). Beyond to2icity, human health and the natural

en!ironment. 4merican Cournal of Pre!ention #edical, *(6),

%uti&rre', C., Pirrami, >. (**+a). 0tudentsS ideas about ater and

perceptions on a problem-based learning acti!ity. he :th

%uti&rre', C., Pirrami, >. (**+b). 4n integrated curricular program

of en!ironmental and health education in secondary school through an

acti!e science model ith problem based learning. $$$ $nternational

/ongress on Fesearch in 0cience Education. Barcelona, 0eptember -*,

**+.

?melo-0il!er, /., Barros, ?. 0. (**A). %oals and strategies of a

problem-based learning facilitator. he $nterdisciplinary

?oKmann, B., Fitchie, D. (++). Msing multimedia to o!ercome

the problems ith problem based learning. $nstructional

integrated curriculum programs. En!ironmental Education Fesearch,

:(6), ++-66.

Cournal of Problem-based Learning, (), -6+.

"ellert, 0. F.,


22/23

#edical eacher, +(6), =:-=+.

#edicine, A(+), ::-:A:.

Hsborne, C., Dillon, C. (**=). 0cience education in Europe3 /ritical

re@ections. London3 he ;uTeld >oundation. Pearlman, B. (**).Designing, and making, the ne 4merican high school. echnos, (), -

+.

Pirrami, >. (**). 0tudentsS and teachersS feedbacks on a problem-

based learning (PBL) approach used for integrating health education in a

human biology. $n #. >. aUar, %. Vakmakci (Eds.), /ontemporary science

education research3 eaching (pp. 6-=). 4nkara, urkey3 Pegem

4kademi.

Problem-based Learning, 6(), 8-.

Publisher.

Fangachari, P. ". (**). Problem-based learning at #c#aster

Mni!ersity3 4n insight !ie. Dolor, A, +-68.

Fa!it', C. (**+). 0ummari'ing Jndings and looking ahead to a ne

generation of PBL research. he $nterdisciplinary Cournal of

reneed pedagogy for the future of Europe. Lu2embourg3 HTce for

HTcial Publications of the European /ommunities. 0anmartI, ;. (**).

eaching science in compulsory secondary education. #adrid3 0Intesis

Publisher.

Focard, #., /sermely, P., Corde, D., Len'en, D.,


23/23

classrooms. $nterdisciplinary Cournal of Problem-based Learning, 6(), 88-

:=.

makalah air sebagai fokus belajar soal berbasis

Documents