makalah agribisnis pertanian

Upload: asami-nanda-natsuki

Post on 06-Apr-2018

330 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    1/106

    Kelompok I

    DOSEN PENGASUH :DR. Johanes, SE, M.Si

    Novita Sari, SE

    Kelompok 3:1) AZHAR MUNANDAR C1B0060042) DIAS MARLIANDA C1B006024

    3) RINI NOPRIYANTI C1B0060224) THIRTA CEMPAKAPURI C1B006014

    JURUSAN Manajemen

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS JAMBI2008

    DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR ISI .................................................................................................... 1

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 2

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    2/106

    1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................... 2

    1.3 Manfaat Penulisan ................................................................................. 2

    BAB II. ISI dan Pembahas

    1. Komoditi Kedelai ..................................................................................... 3

    2. Prospek Kedelai dari Sisi Produksi ......................................................... 3

    3. Prospek Kedelai dari Sisi Konsumsi ........................................................ 5

    4. Prospek Kedelai dari Sisi Permintaan ...................................................... 6

    5 Permasalahan dalam Komoditi Kedelai .................................................... 7

    6. Subsistem Yang Berkaitan Dengan Agribisnis ........................................ 8

    7. Subsistem Yang Berperan ........................................................................ 12

    8. Misi Pengembangan Komoditi Kedelai ................................................... 12

    9. Potensi Ekspor ......................................................................................... 15

    10. Atribut Kualitas ....................................................................................... 16

    BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN

    3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 18

    3.2 Saran ..................................................................................................... 19

    DAFTAR PUSTAKA

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Kedelai atau kacang kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang

    menjadi bahan dasar banyak makanan Timur Jauh seperti kecap, tahu dan tempe. Kedelai

    yang dibudidayakan sebenarnya terdiri dari paling tidak dua spesies: Glycine max

    (disebut kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna kuning, agak putih, atau hijau) dan

    Glycine soja (kedelai hitam, berbiji hitam). G. max merupakan tanaman asli daerah Asia

    subtropik seperti Tiongkok dan Jepang selatan, sementara G. soja merupakan tanaman

    asli Asia tropis di Asia Tenggara.Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan

    minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun

    kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luarAsia setelah 1910.Di Indonesia,

    Manajemen Agribisnis Karet 2

    http://id.wikipedia.org/wiki/Timur_Jauhhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kecaphttp://id.wikipedia.org/wiki/Tahuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tempehttp://id.wikipedia.org/wiki/Spesieshttp://id.wikipedia.org/wiki/Asiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Rakyat_Tiongkokhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jepanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Asiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lemakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_nabatihttp://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Timur_Jauhhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kecaphttp://id.wikipedia.org/wiki/Tahuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tempehttp://id.wikipedia.org/wiki/Spesieshttp://id.wikipedia.org/wiki/Asiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Rakyat_Tiongkokhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jepanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Asiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lemakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_nabatihttp://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia
  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    3/106

    kedelai menjadi sumber giziprotein nabati utama, meskipun Indonesia harus mengimpor

    sebagian besar kebutuhn kedelai. Ini terjadi karena kebutuhan Indonesia yang tinggi akan

    kedelai putih. Kedelai putih bukan asli tanaman tropis sehingga hasilnya selalu lebih

    rendah daripada di Jepang dan Tiongkok. Pemuliaan serta domestikasi belum berhasil

    sepenuhnya mengubah sifat fotosensitif kedelai putih. Di sisi lain, kedelai hitam yang

    tidak fotosensitif kurang mendapat perhatian dalam pemuliaan meskipun dari segi

    adaptasi lebih cocok bagi Indonesia

    1.2. Tujuan

    Tujuan penyusunan makalah ini agar pembaca mengetahui bahwa tanaman Kedelai

    merupakan tanaman serba guna,dapat dimanfaatkan serta mengetahui nilai ekonomis

    yang dihasilkan dari Kedelai. Selain itu, Kedelai yang berkualitas juga mempunyai

    potensi dan prospek usaha yang cukup besar dalam peluang dan konsumsinya agar dapat

    bersaing dengan komoditi lainnya sehingga dapat meningkatkan nilai ekspor kedelai

    dipasar global.

    1.2.2 Manfaat

    Adapun Manfaat makalah ini adalah :1. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti dan menyelesaikan Mata kuliah

    Manajemen Agribisnis (MAG173)2. Sebagai bahan masukan berupa informasi yang jelas bagi pihak pihakberkepentingan.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    1. KOMODITI KEDELAIOrang Cina merupakan pengguna kacang kedelai sebagai makanan yang pertama.

    pada sekitar tahun 1100 BC kacang kedelai telah ditanam di bagian selatan Cina dandalam waktu singkat menjadi makanan pokok diet Cina.Kacang kedelai telahdiperkenalkan di Jepang sekitar tahun 100 AD dan meluas ke seluruh negara-negara Asiasecara pesat. Kacang kedelai dikenal di Eropa sekitar tahun 1500 AD. Pada awal abad ke18, kacang Kedelai telah ditanam secara komersial di Amerika Serikat

    Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia.Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis barudibudidayakan masyarakat di luarAsiasetelah 1910.

    Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipunIndonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhn kedelai. Ini terjadi karenakebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih bukan asli tanamantropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada di Jepang dan Tiongkok. Pemuliaanserta domestikasi belum berhasil sepenuhnya mengubah sifat fotosensitifkedelai putih.Di sisi lain, kedelai hitam yang tidak fotosensitif kurang mendapat perhatian dalampemuliaan meskipun dari segi adaptasi lebih cocok bagi Indonesia.

    2. PENTINGNYA PENGAMATAN MULAI DARI: DARI SISI PRODUKSI:

    Produksi Menurun Kedelai, menunjukkan penyusutan lahan dan produksi. Pada2000 luas lahan 824.484 ha kemudian turun menjadi 678.848 ha pada 2001 dan

    Manajemen Agribisnis Karet 3

    http://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tropikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemuliaan_tanamanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Domestikasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fotoperiodisme&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lemakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lemakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_nabatihttp://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tropikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemuliaan_tanamanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Domestikasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fotoperiodisme&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tropikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemuliaan_tanamanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Domestikasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fotoperiodisme&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lemakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_nabatihttp://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Proteinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tropikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemuliaan_tanamanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Domestikasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fotoperiodisme&action=edit&redlink=1
  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    4/106

    menyusut lagi pada 2002 menjadi 544.522 ha tahun 2002. Seiring dengan penyempitanlahan, juga produksi anjlok. Tercatat produksi kedelai pada 2000 mencapai kisaran 1juta ton dan tahun 2001 sebanyak 827 ribu ton dan pada 2002 hanya bisa sebesar 573ribu ton.

    Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi

    kedelai tahun 2002 mengalami penurunan sebesar 18,61 persen. Dari 0,83 juta ton bijikering pada 2001 menjadi 0,67 juta ton biji kering di tahun 2001. Atau mengalamipenurunan sebesar 0,15 juta ton biji kering. Penurunan ini karena turunnya luas panenkedelai sekitar 19,79 persen atau 0,13 juta hektare. Di sisi lain kebutuhan pangancenderung meningkat 2,5-4% sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Kebutuhankedelai pada tahun 2003 masing-masing berjumlah 1,95 juta ton, 3 juta ton, danMelihat data produksi akan kebutuhan kedelai pada tahun 2003 terlihat bahwa terjadidefisit untuk komoditas kedelai 1,3 juta ton Defisit kedelai ini diatasi dengan caramengimpor. Harga kedelai saat ini mencapai kisaran Rp3500/kg . Dengan jumlahpenduduk yang besar sekitar 216 juta jiwa pada tahun 2003 dan laju pertumbuhan1.35% per tahun, maka kebutuhan kedelai akan semakinbesar di masa mendatang. Pada

    tahun 2005 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 220.6 juta jiwa,dan tahun 2010 sebesar 236 juta.Apabila kemampuan produksi kedelai nasional tidak dapat mengikuti

    peningkatan kebutuhannya, maka Indonesia akan semakin tergantung pada

    impor yang berdampak membahayakan ketahanan nasional.

    Negara importir utama untuk komoditi kedelai ke Indonesia adalah AmerikaSerikat, dengan rata rata share impor dari tahun 1999 2004 sebesar 54% dariseluruh impor kedelai Indonesia atau 1,42 juta ton per tahun. India menempati posisikedua dengan rata rata share sebesar 19% (sekitar 491,935,245 kg per tahun)Market share Negara importir

    Kedelai, perkembangan produksinya dapat dibagi dalam dua periode besar, yaitu

    pertumbuhan yang menurun dan stagnant. Pertumbuhan menurun terjadi selama 1990-2000. Produksi rata-rata mencapai 1,4 juta ton dan menurun sebesar 3,6 %/Th. Produksistagnantterjadi pada 2001-2006, produksi menurun drastis dari periode sebelumnya danbergerak lambat pada angka 742 ton. Pertumbuhan produksi pun demikian rendah, hanya0,4 %/Th. Pertumbuhan produksi tidak sejalan dengan gencarnya program bangkitkedelai. Persentase produksi terhadap kedelai dunia mengecil .

    Tabel . Perkembangan Produksi Kedelai Nasional dan Dunia Tahun 1990 2006

    Tahun Produksi Kedelai (Ton)

    Indonesia Dunia Persentase

    1990 1.487.433 108.464.511 1,37

    1991 1.555.453 103.320.158 1,51

    1992 1.869.713 114.460.616 1,63

    Manajemen Agribisnis Karet 4

    12%

    UNITED

    STATES

    MALAYSI

    A 2%ARGENTI

    NA10%

    BRAZIL

    INDIA

    19%

    54%

    OTHERS3%

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    5/106

    1993 1.708.530 115.176.710 1,48

    1994 1.564.847 136.483.471 1,15

    1995 1.680.010 126.997.618 1,32

    1996 1.517.180 130.223.250 1,17

    1997 1.356.891 144.418.185 0,94

    1998 1.305.640 160.103.858 0,82

    1999 1.382.848 157.796.852 0,88

    2000 1.018.000 161.400.626 0,63

    2001 826.932 177.923.563 0,46

    2002 673.056 181.815.725 0,37

    2003 671.600 187.514.812 0,36

    2004 723.483 206.289.954 0,35

    2005 808.353 214.909.669 0,38

    2006 749.038 221.500.938 0,34

    Sumber: BPS diolahKendala:

    Kini rata-rata produktivitas kedelai nasional baru mencapai 1,3 ton/ha dengankisaran 0,6-2,0 ton/ha di tingkat petani, sementara di tingkat penelitian mencapai 1,73,0ton/ha, beragam tergantung pada kondisi Iahan/lingkungan. Senjang produktivitas yang besar tersebut menunjukkan peluang peningkatan produksi melalui peningkatanproduktivitas di tingkat petani. Penyebab atas rendahnya produktivitas kedelai petaniadalah tingkat penerapan teknologi yang masih rendah, di antaranya penggunaan benihbermutu varietas unggul yang masih rendah, serta teknik budidaya (populasi tanaman,ameliorasi lahan, pemupukan, pengelolaan air) dan pengendalian organisme pengganggu

    tanaman (hama, penyakit, gulma) yang tidak optimal..Walaupun telah banyak yangmenanam varietas unggul, namun secara umum benihnya belum berkualitas, penggunaanbenih bermutu baru sekitar 10%, dan yang bersertifikat hanya sekitar 3 persen saja.

    Solusi Strategi Peningkatan Produksi

    Beberapa strategi penting untuk menjamin keberhasilan peningkatan produksi kedelainasional ialah:1. Perbaikan Harga

    2. Pemanfaatan Potensi Lahan

    3. Intensifikasi Pertanaman

    4.Perbaikan Proses Produksi

    5. Konsistensi Program dan Kesungguhan Aparat

    DARI SISI KOMSUMSI:Indonesia merupakan salah satu negara pengkonsumsi kedelai terbesar di dunia.

    Olahan pangan asal kedelai dominan di Indonesia adalah tahu dan tempe. Komoditaskedelai saat ini tidak hanya diposisikan sebagai bahan pangan dan bahan baku industri

    Manajemen Agribisnis Karet 5

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    6/106

    pangan, namun juga ditempatkan sebagai bahan makanan sehat dan baku industri non-pangan. Pengaruh teori permintaan dalam komsumsi komoditi kedelai

    Dalam teori permintaan bahwa pada saat harga naik maka permintaan akan turun

    dan sebaliknya apabila harga turun maka permintaan akan naik.

    Dalam kenyatanya teori tesebut hanya sebagai teori dan hanya pada produk-

    produk tertentu yang dapat mengunakan teori tersebut.berbeda dengan komoditi kedelaiwalau pun harga kedelai naik konsumen tetap akan membeli uintuk memenuhi kebutuhansehari-hari. Itu didukung oleh kegiatan produksi kedelai yang berbanding terbalik olehkonsumsi kedelai.Kacang kedelai bagi industri pengolahan pangan di Indonesia banyakdigunakan sebagai bahan baku pembuatan tahu, tempe dan kecap dan susu. Jenis industriyang tergolong skala kecil - menengah ini tetapi dalam jumlah sangat banyakmenyebabkan tingginya tingkat kebutuhan konsumsi kedelai.

    Lonjakan importasi kedelai disebabkan peningkatan konsumsi produk industrirumahan seperti tahu, tempe yang jenis makanan ini semakin banyak atau populerdigunakan sebagai pengganti daging.Adapun manfaat dari kedelai :

    Sumber protein nabati yang terbaik Meningkatkan metabolisme tubuh

    Menguatkan sistem imun tubuh

    Menstabilkan kadar gula dalam tubuh

    Melindungi jantung dan menurunkan resiko sakit jantung

    Menambah daya ingat

    Membentuk tulang yang kuat

    Menurunkan tekanan darah dan kolestrol

    Mencegah menopause pada wanita

    Menurunkan kanker payudarah dan menurunkan resiko kanker prostate

    Menghasilkan tenaga dan meningkatkan kesehatan

    3. PROSPEK KEDELAI DARI SISI PERMINTAAN

    Kedelai memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan secara komersial.Kedelai merupakan komoditas bahan baku industri pengolahan susu kedelai, tahu dantempe yang sekarang menjadi makanan rakyat yang sangat populer, serta produk industrihasil olahan lainnya. Pertumbuhan permintaan kedelai selama 15 tahun terakhir cukuptinggi, namun tidak mampu diimbangi oleh produksi dalam negeri, sehingga harusdilakukan impor dalam jumlah yang cukup besar.

    Prospek pengembangan kedelai di dalam negeri untuk menekan impor cukup baik, mengingat ketersediaan sumberdaya lahan yang cukup luas, iklim yang cocok,teknologi yang telah dihasilkan, serta sumberdaya manusia yang cukup terampil dalamusahatani. uktur, serta pengaturan tata niaga dan insentif usaha.

    Untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, dengan sasaran peningkatan produksi15% per tahun, sasaran produksi 60% dicapai pada tahun 2009. dan swasembada barutercapai pada tahun 2015. Untuk mendukung upaya khusus peningkatan produksi kedelaitersebut diperlukan investasi sebesar Rp. 5,09 trilyun (2005-2009) dan 16,19 trilyun(2010-2025). Dalam periode yang sama, investasi swasta diperkirakan masing-masing

    sebesar Rp. 0,68 trilyun dan Rp. 2,45 trilyun.

    Kedelai dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan protein murah bagi masyarakatdalam upaya meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Sejalan dengan pertambahan jumlahpenduduk maka permintaan akan kedelai semakin meningkat. Pada tahun 1998 konsumsiper kapita baru 9 kg/tahun, kini naik menjadi 10 kg/th. Dengan konsumsi perkapita rata-rata 10 kg/tahun maka dengan jumlah penduduk 220 juta dibutuhkan 2 juta ton lebih pertahun. Untuk itu diperlukan program khusus peningkatan produksi kedelai dalam negeri.

    Manajemen Agribisnis Karet 6

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    7/106

    Produksi kedelai pernah mencapai 1,86 juta pada tahun 1992 (tertinggi) kemudian turunterus hingga kini 2007, hanya 0,6 juta ton.

    4.PERMASALAHAN DALAM KOMODITI KEDELAI

    a. Subsistem Up Stream Agribussiness (Hulu)/Input pertanian Industri penghasil sarana/prasarana produksi pertanian belum mampu

    memberikan teknologi yang bisa dengan mudah diadopsi oleh petani denganharga yang terjangkau.

    Lemahnya modal petani untuk melakukan betanam kedelai

    Pemberian pupuk pada kedelai yang diradsa belum efisien, seperti pemberianpupuk N yang tinggi bagi kedelai akan menghambat proses fiksasi N oleh bintirakar.

    b. Subsistem On Farm/ produksi pertanian

    Salah satu penyebab tidak bersaingnya harga pokok produksi produk Agribisnis di

    Indonesia adalah rendahnya produktivitas Produktivitas kedelai di Indonesia barumencapai 1.23 ton per Ha hingga Tahun 2000, jauh dibawah produktivitas kedelaiChina yang telah mencapai 1.70 ton kedelai per Ha, dan jika dibandingkan denganproduktivitas kedelai Amerika yang mencapai 2.56 ton per Ha, kita semakin jauhtertinggal. Rendahnya produktivitas tersebut menyebabkan biaya per-satuanproduk menjadi tinggi.

    Gairah petani dalam melaksanakan pembudidayaan kedelai menurun ,hal inidisebabkan karena bercocok kedelai dianggap tidak menguntungkan.

    Kemitraan dibidang agribisnis kedelai belum berkembang baik,masih sangatterbatas yang berminat untuk mengembangkan usahanya dibidang agribisniskedelai

    c. Subsistem/ Pengolahan/Agroindustri/hilir

    Impor kedelai murah meningkat.Kebijakan impor kedelai merupakan suatu halyang sangat menentukan gairah petani dalam melakukan budidaya kedelai.Penyebabnya adalah karena harga kedelai impor lebih murah dari pada hargakedelai dalam negeri. Hal tersebut antara lain disebabkan karena petani luarnegeri (Amerika, Brazil, Argentina, Cina dan lain-lain) bisa memproduksi kedelaidengan biaya rendah.fluktuasi harga kedelai local dan impor sebagai berikut :

    Rendahnya mutu kedelai yang dihasilkan petani local

    Manajemen Agribisnis Karet 7

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    8/106

    5. SUBSISTEM YANG BERKAITAN DENGAN AGRIBISNIS

    farming system :1.Pembibitan

    1.Teknik Benih

    Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, maka benih yang digunakan harusyang berkualitas baik, artinya benih mempunyai daya tumbuh yang besar danseragam, tidak tercemar dengan varietas-varietas lainnya, bersih dari kotoran, dantidak terinfeksi dengan hama penyakit.

    2.Penyiapan Benih

    Pada tanah yang belum pernah ditanami kedelai, sebelum benih ditanam harusdicampur dengan legin, (suatu inokulum buatan dari bakteri atau kapang yangditempatkan di media biakan, tanah, kompos untuk memulai aktifitas biologinyaRhizobium japonicum). Pada tanah yang sudah sering ditanam dengan kedelaiatau kacang-kacangan lain, berarti sudah mengandung bakteri tersebut. Bakteri ini

    akan hidup di dalam bintil akar dan bermanfaat sebagai pengikat unsur N dariudara.

    3. Teknik Penyemaian Benih

    4. Pemindahan Bibit

    Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman,Penanaman dengan benih yang mempunyai daya tumbuh agak rendah dapatdiatasi dengan cara menanamkan 3-4 biji tiap lubang, atau dengan memperpendekjarak tanam. Jarak tanam pada penanaman benih berdasarkan tipe pertumbuhan

    tegak dapat diperpendek, sebaliknya untuk tipe pertumbuhan agak condong(batang bercabang banyak) diusahakan agak panjang, supaya pertumbuhantanaman yang satu dengan lainnya tidak terganggu

    2. Pengolahan

    1.Persiapan

    Terdapat 2 cara mempersiapkan penanaman kedelai, yakni: persiapan tanpapengolahan tanah (ekstensif) di sawah bekas ditanami padi rendheng danpersiapan dengan pengolahan tanah (intensif). Persiapan tanam pada tanah tegalanatau sawah tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali pencangkulan.

    2.Pembentukan BedenganPembuatan bedengan dapat dilakukan dengan pencangkulan ataupun denganbajak lebar 50-60 cm, tinggi 20 cm. Apabila akan dibuat drainase, maka jarakantara drainase yang satu dengan lainnya sekitar 3-4 m.

    3. Pengapuran

    Tanah dengan keasaman kurang dari 5,5 harus dilakukan pengapuran untukmendapatkan hasil tanam yang baik. Pengapuran dilakukan 1 bulan sebelummusim tanam, dengan dosis 2-3 ton/ha.

    3.Teknik Penanaman1. Penentuan Pola Tanam

    Jarak tanam pada penanaman dengan membuat tugalan berkisar antara 20-40 cm. Jarak tanam yang biasa dipakai adalah 30 x 20 cm, 25 x 25 cm, atau 20 x20 cm.

    2.Pembuatan Lubang TanamJika areal luas dan pengolahan tanah dilakukan dengan pembajakan,

    penanaman benih dilakukan menurut alur bajak sedalam kira-kira 5 cm.

    Manajemen Agribisnis Karet 8

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    9/106

    Sedangkan jarak jarak antara alur yang satu dengan yang lain dapat dibuat 50-60cm, dan untuk alur ganda jarak tanam dibuat 20 cm.

    3.Cara PenanamanSistem penanaman yang biasa dilakukan adalah:Sistem tanaman tunggal

    Sistem tanaman campuran, Sistem tanaman tumpangsari.

    4. Waktu TanamKarena umur kedelai menurut varietas yang dianjurkan berkisar antara 75-

    120 hari, maka sebaiknya kedelai ditanam menjelang akhir musim penghujan,yakni saat tanah agak kering tetapi masih mengandung cukup air.Waktu tanamyang tepat pada masing-masing daerah sangat berbeda.

    4.Pemeliharaan Tanaman

    1. Penjarangan dan Penyulaman

    Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari. Dalam kenyataannya tidak

    semua biji yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan terlihat tidakseragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih kedelai yang tidaktumbuh sebaiknya segera diganti dengan biji-biji yang baru yang telah dicampurLegin atau Nitrogen. Hal ini perlu dilakukan apabila jumlah benih yang tidaktumbuh mencapai lebih dari 10 %. Waktu penyulaman yang terbaik adalah sorehari.

    2. Penyiangan

    Penyiangan ke-1 pada tanaman kedelai dilakukan pada umur 2-3 minggu.Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggusetelah tanam. Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2(pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulmayang tumbuh dengan tangan atau kuret.

    3.PembubunanPembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak

    merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yangberbahaya.

    4.Pemupukan

    Dosis pupuk yang digunakan sangat tergantung pada jenis lahan dankondisi tanah. Pada tanah subur atau tanah bekas ditanami padi dengan dosis pupuk tinggi, pemupukan tidak diperlukan. Pada tanah yang kurang subur, pemupukan dapat menaikkan hasil. Dosis pupuk secara tepat adalah sebagaiberikut:

    5.Pengairan dan Penyiraman

    Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek.Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saatmenjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering. Kekurangan air padamasa pertumbuhan akan menyebabkan tanaman kerdil, bahkan dapatmenyebabkan kematian apabila kekeringan telah melalui batas toleransinya.Kekeringan pada masa pembungaan dan pengisian polong dapat menyebabkankegagalan panen.

    6.Waktu Penyemprotan Pestisida

    Penyemprotan pestisida dilakukan pada waktu yang berbeda-beda tergantungjenis hama dan pola penyerangannya.

    Processing :

    Pengumpulan dan Pengeringan

    Manajemen Agribisnis Karet 9

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    10/106

    Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segeradijemur. Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di atas tikar, anyaman bambu,atau di lantai semen selama 3 hari.

    Penyortiran dan Penggolongan

    Terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan.Diantaranya dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secaralangsung dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukuldimasukkan ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat pemotong padi.

    Penyimpanan dan pengemasan

    Sebagai tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktucukup lama. Caranya kedelai disimpan di tempat kering dalam karung. Karung-karung kedelai ini ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu agar tidaklangsung menyentuh tanah atau lantai. Apabila kedelai disimpan dalam waktulama, maka setiap 2-3 bulan sekali harus dijemur lagi sampai kadar airnya sekitar

    9-11 %.

    Marketing :

    Dari segi pemasaran, Indonesia belum mampu menerapkan prinsip bauran pemasaran dengan baik untuk produk Agribisnis kedelai. Harga produkAgribisnis kedelai Indonesia relatif lebih mahal dibandingkan dengan produkcompetitor dari negara lain. Hal ini terkait dengan produktivitas dan efisiensiproduksi Sektor Agribisnis kedelai. Belum lagi harga yang tinggi tersebut tidakdiimnagani dengan kualitas produk yang memadai sesuai dengannilai kompenasiyang dibayarkan oleh konsumen.Sistem distribusi produk Agribisnis yang cenderung menggunakan rantai

    pemasaran yang panjang menyebabkan margin pemasaran relatif tinggi dankemungkinan kerusakan produk lebih besar. Promosi terhadap produk unggulanAgribisnis yang dihasilkan Indonesia kurang dilakukan.kedelai pada umumnya dikonsumsi dalam bentuk produk olahan. Oleh karena itu,pemasarannya mulaidari daerah sentra produksi ke industri pengolahan melalui pedagang, dan bermuara ke konsumen akhir. Selanjutnya dipasarkan kepengerajin tahu dan tempe. Dalam pemasaran kedelai, petani umumnya beradadalam posisi tawar yang lemah, sehingga harga kedelai di tingkat petani lebihbanyak ditentukan olehpedagang. Biasanya kedelai mereka jual kepada pedagangyang dapat memberi harga yang baik. Kebanyakan perdagangan dilakukan dipasar (50%) dan di desa (25-30%). Kira-kira 4-7% petani menjual ke toko di ibu

    kota kabupaten jika kedelainya banyak; bila tidak, mereka menjual kepadatengkulak di desanya.

    Kendala :

    Berdasarkan survei ini (1983), ada beberapa kesimpulan tentang kendala pemasaran:1. Produksi kedelai terpusat dalam kantong-kantong kecil yang letaknya saling berjauhan.2. Pengendalian mutu sulit diterapkan.3. Musim dan kombinasi usaha menyulitkan penilaian ekonomi.

    Solusi :Peningkatan system produksi yang baik dan lancar dapat

    memperbaiki system pemasaran yang ada saat ini. Semakinmeningkatknya produksi kedelai maka akan mengakibatkan lonjakanharga kedelai yang lebih stabil. Hal inilah yang memberikan peluangusaha yang lebih baik akan komoditas kedelai.

    Manajemen Agribisnis Karet 10

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    11/106

    Penelitian dan pengembangan (R&D)

    Pendekatan genetik untuk perbaikan kualitas protein diarahkan untuk mengeliminir

    keberadan Betha-congglycinin, sehingga kandungan sistein dan methionin pada bijikedelai akan meningkat.Kedelai memiliki kandungan isoflavon lebih tinggi dibanding

    tanaman bahan pangan lainnya. Isoflavon merupakan senyawa metabolit sekunder yangberfungsi sebagai antiestrogen, antioksidan dan antikarsinogenik. Isoflavon dari golongangenistien dan daidzien dinilai paling berperan untuk kesehatan. Teknologi produksikedelai meliputi varietas unggul dan teknik pengelolaan lahan, air, tanaman, danorganisme pengganggu tanaman (LATO). Inovasi teknologi dengan penggunaan benihbermutu, pembuatan saluran drainase, pemberian air yang cukup, pengendalian hama dan penyakit dengan sistem PHT, panen dan pasca panen dengan alsintan mampumeningkatkan produksi kedelai sesuai dengan potensi genetiknya (Anonimous, 2004a).Oleh karena itu dukungan penelitian terhadap inovasi teknologi peningkatan produksikedelai sangat diperlukan.

    Pendukung

    Dukungan bagi Sektor Agribinis Indonesia perlu diberikan agar dapat tumbuh danberkembang dengan baik dalam bentuk kelembagaan, lembaga pembiayaan yang berbasis pada karakteristik Agribinis perlu dioptimalkan dan terus dikembangkan fungsinya,seperti lembaga penjamin dan bank khusus. Paling tidak, memanfaatkan infrastrukturperbankan yang ada sebagai wadah untuk membangun sistem pendanaan yang dapatbermanfaat atau dimanfaatkan. Pengembangan lembaga dan program promosi Agribisnisperlu terus dilakukan, terutama memanfaatkan yang sudah ada. Untuk lebih menduniakan

    Agribinis kedelai Indonesia, pemerintah seyogianya mengalokasikan dana yang cukupuntuk membantu melakukan promosi yang luas.

    6.SUBSYSTEM YANG PALING BERPERAN

    penelitian dan pengembanganUpaya perbaikan kedelai sebagai bahan pangan dapat secara bertahap diarahkan pada peningkatan kuantitas dan kualitas protein serta peningkatan produktivitas.sehinggakomoditi kedelai dalam negeri dapat bersaing dengan kedelai luar negeri.

    7.MISI PENGEMBANGAN KOMODITI KEDELAI :

    Misi pengembangan,yaitu : 1) Membina dan mengembangkan kernarnpuan

    sumberdaya manusia (SDM) untuk meningkatkan daya saing, 2) Menumbuhkankeikutsertaan masyarakat khususnya dunia usaha dalam proses pengembangan komoditikedelai. 3) Meningkatkan pendapatan petani kedelai .4) Pengembangan atau adanya pelatihan untuk petani kedelai yang lemah. 5) Meningkatkan pangsa ekspor 6)Mengarahkan untuk terciptanya pola petani yang efisiensi.

    ANALISIS SWOT

    A.STRENGTH (Kekuatan)

    Adanya program bangkit kedelai, pengapuran, supra insus, opsus kedelai dan program gerakan mandiri kedelai yang diupayakan pemerintah untukmeningkatkan hasil produksi. Departemen Pertanian melaksanakan Program

    Bangkit Kedelai 2004 melalui pengembangan pusat pertumbuhan dengandukungan dana dekonsentrasi di 20 provinsi pada lahan seluas 14.500 ha.

    Meningkatnya pertumbuhan penduduk serta meningkatkan penduduk untukmengkonsumsi kedelai sebagai kebutuhan sehingga kebutuhan akan kedelaimeningkat. Komoditas kedelai saat ini tidak hanya diposisikan sebagai bahanpangan dan bahan baku industri pangan, namun juga ditempatkan sebagai bahanmakanan sehat dan baku industri non-pangan. Menurut Departemen Pertanian,

    Manajemen Agribisnis Karet 11

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    12/106

    total konsumsi kedelai pada tahun 2007 mencapai 2,235 juta ton, pada tahun 2014meningkat menjadi 2,646 juta ton, dan pada tahun 2021 meningkat lagi menjadisekitar 3 juta ton.

    ada program pengembangan usaha kedelai di 30 provinsi dengan luas tanam577.139 ha serta pengembangan kemitraan pada 12 provinsi dengan 10 mitra

    usaha BUMN dan swasta pada areal seluas 250 ribu ha.

    B.WEAKNEES (Kelemahan)

    Sarana produksi belum tersedia (benih,pupuk,pestisida) sesuai dengan prinsip 4tepat yaitu tepat mutu,harga,kualitas dan lokasi.

    Gairah petani untuk melakukan budidaya kedelai menurun disebabkan tanamankedelai tidak menguntunggkan.dan kebijakan impor. Dicontohkan pada tahun2002 biaya produksi yang harus dikeluarkan petani untuk menanam kedelai Rp2,32 juta/ha, sedangkan pendapatan yang diperoleh hanya Rp 2,8 juta/ha sehinggakeuntungannya hanya Rp 517.000/ha.

    Belum banyaknya keterkaitan swasta untuk mengembangkan usaha agribisniskedelai antara lain.

    Ketrampilan dan pengawalan dalam melaksanakan belum optimal alam penerapanteknologi panen dan banyaknya organisme penganggu tanaman kedelai.

    Komoditas kedelai, hanya sekitar 5% yang menggunakan teknologi baru benih.lembaga perbenihan yang terkait dalam sistem perbenihan formal belum berperansecara optimal.

    program intensifikasi maupun ektensifikasi untuk tanaman kacang-kacangan danumbi-umbian sekitar 80% belum menggunakan benih sumber varietas unggulbaru yang berkualitas.

    Pertumbuhan kredit ke sektor pertanian relatif rendah dibandingkan dengan sektorekonomi lain.

    C.OPPURTUNITIES (Peluang)

    Kemajuan teknologi yang tersedia saat ini ,apabila dimanfaatkan di Indonesiamembuka peluang meningkatkan produktivitas kedelai.

    Pemanfaatan lahan yang tidak terpakai sebagai lahan pengembangan kedelai.

    Adanya peluang dalam perbaikan mutu kedelai,dengan pendekatan genetika yangdilakukan oleh Negara cina,dengan diperlukan program terintegrasi antar disiplinilmu dan kelembagaan.

    Lima BUMN berkomitmen menggenjot peningkatan produksi komoditas kedelai.

    Lima BUMN yang melakukan sinergi tersebut adalah Perum Perhutani, PT SangHyang Sri (Persero), PT Pupuk Kujang, PT Petrokimia Gresik, dan PT Pertani(Persero). Mereka telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untukmeningkatkan produksi kedelai nasional di Jakarta, Kamis, 27 Maret 2008.

    Dengan langkanya kedelai impor mulai akhir-akhir ini akibat lonjakan hargakedelai dunia jelas saja mengakibatkan lonjakan harga kedelai yang sangattinggi.di Indonesia. Dengan kata lain, potensi pasar bagi komoditas kedelai didalam negeri cukup besar untuk masa mendatang.

    Adanya kebijakan pemerintah, yaitu Departemen Pertanian melalui ProgramRevitasisai Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK) telah menetapkan limakomoditas pangan utama mendesak untuk diusahakan swa sembada. Kelima

    komoditas tersebut adalah beras, jagung, kedelai, gula dan daging sapi.

    D. THREATS ( Ancaman ) Ketersediaan sumber gen,belum tersedianya metode seleksi yang efisiensi dan

    biaya untuk seleksi ( bahan kimia ) mahal. Terjadinya kekeringan pada lahan pertanian kedelai.

    Manajemen Agribisnis Karet 12

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    13/106

    Banyak nya impor yang dilakukan pemerintah atau swasta sehingga kedelai localtidak laku dipasaran. Pada tahun 2001, produksi kedelai mencapai 826.932 tondan jumlah permintaan mencapai 1,96 juta ton sehingga volume impormencapai1,136 juta ton. Pada tahun 2002 diperkirakan terjadi peningkatan sekitar12 persen.

    Adanya kebijakan pembangunan pertanian yang keliru dari Pemerintah yang lebihmengutamakan usaha-usaha agrobisnis perkebunan yang berlahan luas sepertikelapa sawit, disisi lain pembangunan tanaman pangan terbengkalai.

    infrastruktur irigasi pertanian kedelai tidak dibangun bahkan yang sudah ada puntidak dipelihara sehingga kuantitas dan kualitasnya menurun, sehingga menjadisalah satu penyebab turunnya produksi kedelai.

    Segmen Pasar kedelai

    Kedelai mempunyai banyak kegunaan di Indonesia: konsumsi manusia, pakan ternak,

    dan benih. Segmen pasar kedelai sendiri dapat terlihat dari pemanfaatan ataupenggunaan kedelai, seperti:

    Makanan Indonesia dari kedelaiKedelai telah menjadi sumber penting protein, lemak, dan penyedap bagi masyarakatAsia selama ribuan tahun. Berbagai macam pangan dari kedelai dapat digolongkan dalamdua kelompok: yang diragikan dan yang tidak diragikan. Peragian makanan melibatkanmikrobiologi yang cukup canggih, yang merupakan prestasi mengagumkan padapermulaan sejarah Cina. Produk utama kedelai ragian di Indonesia adalah tempe, oncom,tauco, dan kecap. Produk-produk yang bukan ragian meliputi tahu, tauge, susu kedelai,kedelai goreng (sebagai kudapan), kedelai rebus (juga sebagai kudapan), dan kedelai

    yang dimasak sebagai sayur atau bahan sop.

    Produk-produk ragian

    Oncom juga merupakan hasil peragian yang dibuat dari bungkil kedelai atau kacangtanah. Di Jawa Barat oncom populer sebagai pengganti daging atau sebagai kudapan.Awal pembuatannya adalah penambahan pati pada bungkil kedelai. Pati akanmeningkatkan kegiatan jamurNeurospora. Bungkil itu dikukus, didinginkan, dan

    kemudian diinokulasi dengan laru oncom ( Neurospora sitophila) dan dibiarkanselama satu hari.

    Kecap adalah saus yang dibuat dari cairan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan danhewan dicampur dengan garam, gula, dan bumbu. Kecap kedelai dibuat dari cairankedelai yang diragikan, dicampur dengan garam dan gula. Kadang-kadangditambahkan pula bahan-bahan lain seperti bumbu-bumbu, sari ikan, dan kaldu.Kecap dipakai sebagai penyedap masakan dan sangat populer di Indonesia..

    Produk-produk bukan ragian

    Tahu adalah produk kedelai tradisional yang tidak diragikan, yang telah dikonsumsiselama ribuan tahun di Asia.Tahu merupakan endapan protein yang diperoleh dari airsari kedelai gilingan.Biasanya tahu dibuat dari kedelai kuning atau hijau.. Produklainya yang buka ragi adalah Tauge yang dibuat dengan merendam kedelai dalam airdan membiarkan kedelai yang lembab itu dalam ruang gelap pada suhu 22-23C.Kedelai mulai berkecambah dalam 24 jam, dan dapat dipanen setelah 5 hari.Hanyasatu pabrik di Indonesia (Sari Husada, di Yogyakarta) yang membuat susukedelai.Produk ini diperkaya dengan susu skim kering (yang kepala susunya diambil),

    Manajemen Agribisnis Karet 13

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    14/106

    Industri pakan ternakPertumbuhan ekonomi Indonesia telah lebih meningkat permintaan akan hasil-hasil peternakan seperti telur, daging dan produk susu. Pada gilirannya, ini mendorongperkembanganindustri pakan ternak. Bungkil kedelai merupakan unsur penting dalam

    pakan ternak; dan karena produksi kedelai dalam negeri terbatas jumlahnya. Indonesiaterpaksa mengimpor dalam jumlah besar

    Perkembangan Penggunaan Kedelai antara Tahun 1990-2001

    Tahun Untuk Bahan Pakan

    (000 ton)

    Untuk Konsumsi

    (kg/kapita/tahun)

    1990 161 10,5

    1991 182 11,1

    1992 231 12.6

    1993 230 11,81994 210 11,2

    1995 191 11,0

    1996 169 11,1

    1997 145 9,0

    1998 225 6,3

    1999 284 11,7

    2000 154 10,4

    2001 133 8,8

    Perkembangan(%/thn)

    - 0,8 -2,18

    Sumber : Neraca Bahan Makanan berbagai tahun, yang disitir Ariani (2003).

    8. BAURAN PEMASARAN (4 P) Product

    Kedelai merupakan tumbuhan serbaguna. Pemanfaatan utama kedelai adalah daribiji. Biji kedelai kaya protein dan lemak serta beberapa bahan gizi penting lain,misalnya vitamin (asam fitat) dan lesitin. Olahan biji dapat dibuat menjaditahu (tofu), bermacam-macam saus penyedap (salah satunya kecap, yang aslinyadibuat dari kedelai hitam), tempekedelai (baik bagi orang yang sensitif laktosa),

    tepung kedelai, minyak (dari sini dapat dibuat sabun, plastik, kosmetik, resin, tinta,krayon, pelarut, danbiodiesel.

    Price

    Harga kedelai local berfluktuasi.harga kedelai local yang tertinggi sebelum terjadikenaikan yaitu mencapai 4000/kg sedangkan harga kedelai dunia rata-rata US$199/MT Dan pada saat ini harga kedelai di pasar dunia yang mencapai US$ 600 perton, diakibatkan oleh orientasi pembangunan yang salah. Isu biofuel yangdigembar-gemborkan selama ini telah menyebabkan harga bahan baku sepertikedelai dan CPO meningkat karena permintaan industri pengolahan biofuelterhadap bahan-bahan pangan meningkat.

    Promotion

    Pemasaran hasil panen Kedelai dapat melalui Cooperative atau Coop, atau dapat

    langsung kepada pedagang besar ,Kampanye,kerjasama berbagai event penjualan

    produk olahan kepada anak sekolah dan kelompok sasaran lainnya.

    Place

    Manajemen Agribisnis Karet 14

    http://id.wikipedia.org/wiki/Tahuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kecaphttp://id.wikipedia.org/wiki/Tempehttp://id.wikipedia.org/wiki/Susu_kedelaihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Laktosa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Biodieselhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tahuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kecaphttp://id.wikipedia.org/wiki/Tempehttp://id.wikipedia.org/wiki/Susu_kedelaihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Laktosa&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Biodiesel
  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    15/106

    Di Indonesia, saat ini kedelai banyak dipasarkan seperti di pesisir Utara JawaTimur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Utara (Gorontalo), Lampung, SumateraSelatan dan Bali sedangkan untuk ekspor kedelai dengan negara tujuan yaitumalasyia,singpura,Australia.

    9.POTENSI EKSPOR Potensi ekspor untuk komoditi kedelai ada,jika pemerintah mengambil kebijakan yangmencakup :

    Kemudahan prosedur untuk mengaskes modal kerja bagi petani dan swsta yangbergerak dalam bidang agribisnis kedelai.

    Percepatan alih teknologi /diseminasi hasil penelitian dan percepatan penerapanteknologi di tiap melalui revitalisasi tenaga penyuluhan pertanian kedelai.

    Pembinaan/pelatihan produsen/penangkaran benih dalam aspek teknis

    Mendorong /membina pengembangan usaha kecil dalam subsistem (pengolahantahu,tempe,kecap,tauco,susu) untuk menghasilkan produk olahan yang bermututinggi .

    Kebijakan makro untuk mendorong pengembangan kedelai didalam negeridengan memberlakukan impor yang cukup tinggi.

    Pengembangan prasarana pertanian secara umum yang mendorongpengembangan kedelai dalam negeri.

    Kebijakan alokasi sumberdaya (SDM,anggaran) yang memadai dalam kegiatanpenelitian dan pengembangan (R&D) dalam rangka menghasilkan tepat guna.

    Perkembangan Neraca Perdagangan Komoditas KedelaiTahun 2000 2004

    NO Uraian Volume (ton) Pertumbuhan

    2000-2003 (%)2000 2001 2002 2003 2004

    12

    EksporImpor

    5211.277.685

    1.1881.136.419

    2351.365.252

    1691.192.717

    74651.979

    -37,9314,03

    Ditinjau dari sisi kontinuitas di negara tujuan ekspor, tampak Indonesia mampumemelihara ekspor secara continue. Vietnam yang tadinya sebagai Negara utama tujuanEkspor pada tahun 2000 2001, sama sekali bukan lagi tujuan ekspor sejak tahun 2002.ekspor olahan kedelai mencapai 1,2 ribu ton menurun secara drastic hingga tahun 2004.Bedasarkan data-data tersebut jelaslah bahwa sebenarnya Indonesia mempunyai potensibesar untuk menjadi Eksportir kedelai ataupun bahan makanan dari kedelai. Sekarang

    tergantung dari berbagai pihak untuk lebih meningkatkan produktivitas kedelai, karnunsur utama keterlambatan perkembangan ekspor kedelai adalah minimnya produksikedelai di tanah air. Salah satu peningkatan produksi dapat dilakukan denganSwasembada Kedelai. Pemerintah yang mulai menggalakkan Swasembada kedelai haruslebih jeli melihat peluang ini.

    10. ATRIBUT KUALITAS KOMODITI KEDELAI

    - tuntutan atribut produk misalnya kesesuaian dengan ISO series(ecolabeling,ecoefficiency), dll sesuai dengan tuntutan pasar

    - Pemerintah, untuk mengantisipasi adanya kenyataan tersebut telah mencanangkanprogram Bangkit Kedelai, yang dicanangkan mulai tahun 2006 sampai tahun

    2010. dalam kegiatan koordinasi pengembangan kedelai IP-300, Implementasiprogram bangkit kedelai, akan ditempuh melalui 2 sub program yaitu pertama sub program peningkatan mutu intensifikasi melalui 3 rancang bangun yaitupengembangan pusat pertumbuhan, pengembangan usaha dan pengembangankemitraan.

    - Standar mutu kedelai di Indonesia tercantum dalam Standar Nasional IndonesiaSNI 01-3922-1995.

    Manajemen Agribisnis Karet 15

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    16/106

    Klasifikasi dan Standar Mutu

    a) Syarat umum

    1. Bebas hama dan penyakit.2. Bebas bau busuk, asam, atau bau asing lainnya.3. Bebas dari bahan kimia, seperti: insektisida dan fungisida.

    b) Syarat khusus1. Kadar air maksimum (%): mutu I=13; mutu II=14; mutu III=14 dan mutu

    IV=16.2. Butir belah maksimum (%): mutu I=1; mutu II=2; mutu III=3 dan mutu

    IV=5.3. Butir warna lain maksimum (%): mutu I=1; mutu II=3; mutu III=5 dan

    mutu IV=10.4. Butir rusak maksimum (%): mutu I=1; mutu II= 4; mutu III=3 dan mutuIV=5.

    5. Kotoran maksimum (%): mutu I=0; mutu II=1; mutu III=2 dan mutu IV=3

    6. Butir keriput maksimum (%): mutu I=0; mutu II=1; mutu III=3 dan mutuIV=5.

    11. Pembiayaan

    Pembiayaan di sector kedelai sebenarnya telah menjadi program permerintah yangdikoordinasi oleh Departemen Pertanian dan Departemen keuangan. Programpembiayaan kedelai ini termasuk kedalam program Kredit Ketahanan Pangan danEnergi (KKP-E). Kegiatan usaha yang dapat didanai melalui KKP-E bisa dilakukansecara mandiri atau bekerjasama dengan mitra usaha, antara lain meliputi: i)Pengembangan padi, jagung, kedelai, ubi jalar, tebu, ubi kayu, kacang tanah, dansorgum; ii) Pengembangan tanaman holtikultura antara lain berupa: cabe, bawangmerah, dan kentang; dan iii) Pengadaan pangan berupa: gabah, jagung, dan kedelai.Selain itu, pendanaan KKP-E yang berasal dari Bank Pelaksana dapat diberikankepada Peserta KKP-E melalui kelompok Tani dan/atau Koperasi.Fitur Kredit

    Jangka waktu max. 1 tahun. Limit kredit max. Rp 15 juta untuk individu dan max. Rp 500 juta untuk koperasi. Tujuan penggunaan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja sbb :

    o Intensifikasi padi, jagung, kedelai, ubi kayu dan ubi jalar

    o Ekstensifikasi budidaya tebu, peternakan dan pengadaan pangan.

    Penarikan dilakukan sekaligus pada saat awal musim tanam.

    Manfaat :

    Mendapat bimbingan teknis dan manajemen dari Petugas Penyuluh PertanianLapangan, Dinas Pertanian, Departemen Pertanian.

    Suku bunga yang ringan.

    Manajemen Agribisnis Karet 16

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    17/106

    Pembiayaan dapat diberikan secara kelompok. Dijamin dengan asuransi kredit dari PT Askrindo (Persero), khusus untuk tujuan

    usaha intensifikasi.

    Jangka waktu KKP-E ditetapkan paling lama 5 tahun. dengan subsidi bunga dari

    pemerintah sebesar 7-8 persen per tahun;

    Manajemen Agribisnis Karet 17

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    18/106

    BAB III

    PENUTUP

    3.1. Kesimpulan

    Adapun kesimpulan yang didapat dari pembahasan pada BAB II adalah sebagaiberikut :

    1. Apabila kemampuan produksi kedelai nasional tidak dapatmengikuti peningkatan kebutuhannya, maka Indonesia akansemakin tergantung pada impor yang berdampak membahayakanketahanan nasional.

    2. Beberapa strategi penting untuk menjamin keberhasilanpeningkatan produksi kedelai nasional ialah:1. Perbaikan Harga

    2. Pemanfaatan Potensi Lahan3. Intensifikasi Pertanaman4. Perbaikan Proses Produksi5. Konsistensi Program dan Kesungguhan Aparat

    3. Peningkatan system produksi yang baik dan lancardapat memperbaiki system pemasaran yang adasaat ini. Semakin meningkatknya produksi kedelaimaka akan mengakibatkan lonjakan harga kedelaiyang lebih stabil. Hal inilah yang memberikanpeluang usaha yang lebih baik akan komoditas

    kedelai.

    4. Kemampuan ekspor kedelai nasional menurundrastis sejak tahun 2001 hingga 2004 ini mencapai1,2 ribu ton. unsur utama keterlambatan perkembangan eksporkedelai adalah minimnya produksi kedelai di tanah air. Salah satu peningkatan produksi dapat dilakukan dengan SwasembadaKedelai. Pemerintah yang mulai menggalakkan Swasembadakedelai harus lebih jeli melihat peluang ini.

    3.2. SaranSaran yang dapat disampaikan dari hasil penulisan ini adalah sebaiknya

    pemerintah dan aparat desa lebih memperhatikan masyarakat dan sering memberikanpelatihan untuk menambah keahlian dan ketrampilan masyarakat sehingga masyarakatmemiliki modal dalam bentuk pengetahuan dan keahlian dalam penanaman kedelai agardapat tumbuh dan berkembang lebih.

    Pembahasan dalam makalah ini hanyalah sebagian kecil saja. Masalah yangdibahas di dalamnya harus terus dibahas secara lebih luas lagi agar didapatkan kebenaranyang hakiki.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim,Anjuran Pemupukan Tanaman Kedelai,Liptan, BIPDepartemen Pertanian Jawa

    Timur, No. 13, tahun 1988.

    ______,Kedelai, Seri Pembangunan Desa (Jakarta : Bhratara Karya Aksara, 1980).______, Hama dan Penyakit Tanaman (Jakarta : Bhratara Karya Aksara, 1974).

    Manajemen Agribisnis Karet 18

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    19/106

    _______,Kedelai (Jakarta : Pusat Penelitian Hortikultura PasarMinggu, 1989).

    Lembaga Biologi Nasional, Manfaat Kedelai, 12 April 1989.Rukmana Rahmat, Kedelai Budidaya dan Pasca Panen (Jakarta : kannisius, 1996).

    Manajemen Agribisnis Karet 19

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    20/106

    Manajemen Agribisnis Karet

    2008

    FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS JAMBI

    OLEH KELOMPOK 1:Hikcher Pasma Franata (C1B006016) Khairul Ardani

    (C1B 006032) NaarahNatalia Lature (C1B 006031)Peki Sasmar Putra (C1B 006015)

    [MAKALAH AGRIBISNIS UDANG]KELOMPOK II

    DOSEN PEMBIMBING :DR. Johanes, SE, M.SiNovita Sari, SE

    20

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    21/106

    DAFTAR ISI

    Latar belakang ................................................................................................... 2

    Pentingnya Pengamatan Mulai Dari Produksi dan Konsumsi ..................... 2

    Produksi . 2

    Konsumsi 2

    Prospek Komoditi Udang dari Sisi Permintaan ............................................. 3

    Permasalahan Komoditi Udang dari Sisi Agribisnis ..................................... 3

    SUB-SYSTEM AGRIBISNIS ........................................................................... 4

    Farming system. .................................................................................... 4

    Processing .............................................................................................. 4

    R & D ..................................................................................................... 5Government as Support Sub System .. 5

    Cooperative Enterpreneur .. 6

    Subsistem yang berperan penting ....................................................... 6

    ANALISIS SWOT .. 6

    Strenght ..... 6

    Weakness 7

    Opportunities 7

    Threath .. 8

    Segmentasi Pasar .................................................................................. 8

    Bauran Pemasaran ........................................................................................... 8

    Potensi Ekspor Komoditi ................................................................................ 9

    Atribut Kualitas Komoditi .............................................................................. 10

    Lembaga pembiayaan . 10

    KESIMPULAN ................................................................................................. 14

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 15

    UDANG

    Manajemen Agribisnis Karet 21

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    22/106

    1. Latar belakang

    Sektor perikanan Indonesia dalam era perdagangan bebas mempunyai peluangyang cukup besar. Salah satu komoditas ekspor Indonesia yang diharapkan dapatmenyumbangkan devisa negara dari sektor non migas adalah udang. Konsumsi udang

    dunia terus meningkat, sementara itu sumber daya pantai Indonesia belum dimanfaatkansecara optimal. Dengan demikian, dilihat dari sisi produksi, prospek industri udangIndonesia adalah sangat cerah. Ekspor udang Indonesia selama 25 tahun terakhir inidengan laju pertumbuhan yang terus meningkat. Dimana, pasar udang terbesar di duniasaat ini adalah Jepang,Amerika Serikat serta Uni eropa.

    Udang merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomistinggi. Rasanya yang gurih dan bentuk serta warnanya yang khas,menyebabkan udangmenjadi makanan yang digemari oleh segala usia. Keunikan postur tubuhnya yang khasdan kerenyahannya membuat udang berbeda dari jenis makanan seafood lainnya. Sebagaisalah satu sajian khas yang berselera,udang tentunya layak disajikan di hotel-hotelmewah,restoran-restoran terkenal,sampai di warung pinggir jalan sekalipun.

    2. Pentingnya Pengamatan Mulai Dari Produksi dan Konsumsi

    A. Produksi

    Indonesia merupakan daerah terluas untuk pengelolaan tambak udang. Areal yangcocok untuk usaha ini mencapai 960.000 hektar, tetapi yang tergarap baru sekitar380.000 hektar. Jika kekurangan tersebut dibenahi secara serius dan total, lalu arealtambak yang dikelola mencapai sekitar 500.000 hektar, berarti volume produksi setiaptahun minimal dua ton per hektar atau satu juta ton per tahun. Namun, saat ini produksiudang hanya mencapai 300.000 ton/tahun

    Sementara itu Produksi udang Indonesia sampai saat ini masih tetapdiorientasikan ke pasar internasional, dengan negara-negara tujuan eksport, dimanadalam beberapa tahun terakhir ini udang indonesia telah menunjukkan laju pertumbuhanyang sangat fantastis. Selain peningkatan volume produksi, industri udang dunia jugadiwarnai oleh pergeseran sistem produksi dari usaha penangkapan ke usaha budidayakhususnya di tambak.

    Iwan mengatakan, udang di Indonesia merupakan salah satu komoditas budidayaperikanan unggulan. Tahun lalu, produksi udang 300.000 ton. Produksi udang untuktahun 2009 ditargetkan sebanyak 450.000 ton. Maka dari itu permintaan akan udangdunia sangat tinggi, dan ini mendorong Indonesia untuk menjadi salah satu negara produsen udang. Saat ini, Indonesia tercatat sebagai negara produsen udang keduaterbesar di Asia setelah Cina.

    B. Konsumsi

    Dari 380.000 hektar tambak yang dikelola, menghasilkan udang sekitar 300.000ton per tahun. Sekitar 15 persen dari total produksi itu dikonsumsi dalam negeri.Selebihnya diekspor. Negara tujuan ekspor antara lain ke Jepang mencapai 60 persen, ASsekitar 14,5 persen, dan Uni Eropa 10,5 persen.

    Konsumsi udang dunia pun mencapai tiga juta ton per tahun. Sekitar 500.000 tondikonsumsi di AS. Konsumsi udang terbesar terjadi di Jepang. Di sana setiap orangmengonsumsi tiga kilogram udang per tahun. Lalu, disusul AS sebanyak 1,8 kg per orangper tahun dan Uni Eropa sekitar 1,5 kg per orang per tahun, tetapi konsumsi udang untuksetiap orang di Indonesia umumnya masih jauh di bawah satu kilogram per tahun

    Perhitungan konsumsi nasional udang dilakukan dengan metoda produksinasional ditambah impor dikurangi ekspor Dengan tingkat konsumsi yang terjadi diindonesia, menunjukkan bahwa selain sebagai komoditas pasar internasional, udangmemiliki peluang untuk memenuhi permintaan pasar domestik. Apalagi, seiring denganperkembangan perekonomian Indonesia yang diperkirakan membaik pada tahun-tahunyang akan datang, akan meningkatkan daya beli masyarakat dan konsumsi udang punakan meningkat.

    Manajemen Agribisnis Karet 22

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    23/106

    3. Prospek Komoditi Udang dari Sisi Permintaan

    Udang merupakan komoditas unggulan yang mempunyai nilai ekspor terbesar(sekitar 21 %) dari nilai perdagangan dunia hasil perikanan. Bagi Indonesia, udangmerupakan komoditi ekspor andalan dengan sumber perolehan devisa meningkat lebih

    dari 50 % dari total ekspor hasil perikanan bersumber pada komoditas ini.Devisa yang diraup dari ekspor perikanan per tahun di Indonesia mencapai sekitarUS$ 2 miliar, maka separuh di antaranya berasal dari ekspor udang. Ini menandakan bahwa perkembangan potensi udang sebagai usaha agribisnis sangatlah baik untukdigeluti di Indonesia.

    Produksi udang di Indonesia dihasilkan dari penangkapan di laut dan budidayatambak, yang sebagian besar diekspor ke Jepang, Hongkong, Amerika Serikat (AS) danEropa.

    Bahkan dewasa ini jika agrbisnis udang dikelola secara serius maka udang tidakhanya sebatas konsumsi makanan tetapi dapat juga dimanfaatakan sebagai produk inovasiseperti limbah kulit udang yang dapat diolah menjadi khitin dan khitosan sebagai obat

    antikolesterol, obat pelangsing tubuh, perban penghenti perdarahan, dan bahan kaus yangmampu menyerap keringat Bahan serat penyeimbang makanan dalam tubuh. Produk khitosan dalam bentuk

    pil kapsul bisa dipakai untuk mengurangi kadar kolesterol. Artinya produktersebut bisa dipakai sebagai obat pelangsing tubuh tanpa efek samping

    khitosan dipakai untuk bahan pakaian dalam seperti kaus singlet, kaus oblong,dan kaus kaki bermutu tinggi. Sebab, kaus dari serat bahan khitosan ini mampumenyerap keringat dan menyerap bau badan secara maksimalDi samping itu, daya serap serat khitosan tadi amat cocok sebagai materitambahan untuk pembuatan kain tekstil. Berdasarkan riset, serat khitosan mampumempertahankan warna dari kain tekstil agar tetap cerah

    4. Permasalahan Komoditi Udang dari Sisi Agribisnis

    Diperkirakan komoditi udang akan tetap menjadi primadona ekspor hasil perikanan dalam dasawarsa ke depan. Alasannya, komoditas ini termasuk jenis yangpaling banyak diminati para konsumen di berbagai penjuru dunia. Ini artinya, peluangbagi dunia perudangan nasional. Di sisi lain persaingan pasar global akan semakin ketat,sedangkan pola pemasaran ekspor Indonesia masih tergolong single market, akibattingginya ketergantungan pada pasar tradisional. Maka sudah waktunya dirumuskan polapengembangan pemasaran yang lebih agresif dengan melibatkan seluruh komponenbangsa dalam wadahIndonesian Fisheries Incorporated. Dan untuk mendorong kinerjaekspor hasil perikanan, Indonesia perlu meningkatkan kemampuan di bidang marketintelligence. Tujuannya, agar dapat mewaspadai pesaing-pesaing baru dan mencari pasar-pasar baru / alternatif.

    Sedangkan masalah utama dalam pengembangan industri udang di Indonesia yaitu:1. Masalah sosial - terutama keamanan dan gejolak sosial,2. Finansial - terbatasnya modal usaha khususnya bagi para petambak kecil dan

    investasi dari luar negeri,3. Masalah residu antibiotik,4. Rencana pemberlakuan anti-dumping oleh Amerika Serikat,5. Harga udang di pasar internasional yang sulit diramalkan6. Maraknya kampanye anti udang tambak

    5. SUB-SYSTEM AGRIBISNIS

    Farming system.

    Tahapan farming system pada agribisnis udang meliputi beberapa tahapan, antaralain:

    Penentuan tambak

    Manajemen Agribisnis Karet 23

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    24/106

    Tambak udang dirancang untuk meningkatkan dan memproduksi udanglaut atau tawar untuk konsumsi manusia. Pertambakan udang komersialdimulai pada 1970-an, dan produksi tumbuh dengan cepat, terutama untukmemenuhi pertumbuhan permintaan Produksi global total dari udang tambakmencapai lebih dari 1,6 juta ton pada 2003, mewakili hampir 9 milyar dolar

    AS. Sekitar 75% udang tambak diproduksi di Asia, 25% sisanya diproduksi diAmerika Latin,Pertambakan udang telah berubah dari bisnis tradisional, skala-kecil di

    Asia Tenggara menjadi sebuah bisnis global. Kemajuan teknologi telahmendorong pertumbuhan udang dengan kepadatan yang lebih tinggi.

    PembenihanPada umumnya, pembenihan udang mengambil waktu 35 hari. Sehingga

    dalam setahun dapat dilakukan 5 kali proses pembenihan, pembenihan itusendiri dapat dilakukan setelah memperkirakan masa untuk membersihkankelengkapan, waktu rehat / istirahat (break cycle) dan kinerja pemulihanperalatan yang akan dipakai.

    Tekhnik pembudidayaan

    Langkah-langkah penerapan budidaya udang yaitu didahului denganmemenuhi kelayakan dasar (pre-requisite) budidaya. Kelayakan dasar ini berisi GCP (Good Culture Practices) yang mengatur kebersihan umum, pembesaran dan penanganan tambak atau kolam pembudidayaan udang..Kebersihan umum meliputi kebersihan area, pembersihan peralatan sebelumdan sesudah digunakan dan kebersihan gudang penyimpanan. Sedangkan pembesaran dan penanganan meliputi catatat dalam menjaga danmenyediakan : air dan penggunaan air, pakan dan pemberian pakan, penyakitdan pengontrolan penyakit, obat-obatan dan bahan kimia dengan petunjukpenggunaan, waktu dan periode pemberian; teknik pasca panen, pembersihan

    produk dengan air bersih, temperatur produk, pencegahan kontaminasi selamapanen, sortasi, transpotasi serta kelambatan penanganan seminim mungkin.Secara garis besarnya, alur proses budidaya terdiri dari pemilihanlokasi/tempat budidaya, suplai air, pengelolaan lingkungan ikan/udang yangdipelihara, produksi dan panen.

    Processing.

    Konsep pengembangan budidaya udang dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yaitu : perairan, lahan, teknologi budidaya, dan sumberdaya manusia yang masing-masingmerupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Mengingat budidaya udangmerupakan suatu kegiatan yang profit oriented, maka pendekatan yang dilakukan

    terhadap ke empat faktor tersebut haruslah dikondisikan pada pendekatan yang mengarahpada safety and comfortable financial bagi para pelaku yang terlibat di dalam kegiatanbudidaya tersebut.

    Pemasaran udang merupakan tahapan terakhir untuk dapat memulai budidayapada periode selanjutnya. Tidak seperti komoditas lainnya, udang merupakan komoditasyang high perishable sehingga penanganan saat sebelum dipasarkan memerlukankonsep fast and simple handling agar tidak terjadi penurunan kualitas udang, karenadegradasi mutu udang berpengaruh nyata terhadap harga jualnya.Setelah melalui proses pemanenan maka udang ditangani oleh bagian cold storage untukdilakukan penyortiran udang berdasarkan size dan kualitasnya untuk menentukan standarharga udang tersebut. Sizemerupakan ukuran besar kecilnya udang atau secara definisi

    yaitu jumlah udang yang terdapat dalam 1 kilogram, sehingga semakin besar size udangmaka ukurannya akan semakin kecil.Mengacu pada konsep size dan mutu udang maka harga jual udang keseluruhan

    diperoleh melalui penghitungan presentase size dan mutu udang dari berat total hasilpanen dikalikan harga berdasarkan size dan mutunya.

    R & D.

    Manajemen Agribisnis Karet 24

    http://id.wikipedia.org/wiki/Udanghttp://id.wikipedia.org/wiki/1970-anhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dolar_AShttp://id.wikipedia.org/wiki/Dolar_AShttp://id.wikipedia.org/wiki/Asiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Latinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Udanghttp://id.wikipedia.org/wiki/1970-anhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dolar_AShttp://id.wikipedia.org/wiki/Dolar_AShttp://id.wikipedia.org/wiki/Asiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Amerika_Latinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggara
  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    25/106

    Dalam pengembangan udang lokal, diperlukan reorientasi program budidayaudang nasional yang lebih mengedepankan kepada pengembangan budidaya udang lokal(indigenous) yang mempunyai nilai ekonomi tinggi khususnya udang windu (Penaeusmonodon) dan udang putih (P. indicus). Hal ini mengingat bahwa akhir-akhir ini,budidaya udang nasional mulai di dominasi oleh udang exotic yang induknya sangat

    tergantung dari impor. Dalam jangka pendek, pengembangan budidaya udang exotic inimungkin sangat menguntungkan, karena produktivitasnya dapat mencapai 50ton/ha/panen. Tetapi, dalam jangka panjang langkah ini mempunyai risiko yang sangattinggi.

    1. Harga udang di pasar dunia saat ini terus merosot karena melimpahnya pasokanudang dari berbagai negara..

    2. Dari segi market intelligence, pengembangan budidaya udang exotic inimempunyai beberapa kerawanan. Apabila terjadi konflik politik antara Indonesiadengan negara pemasok induk udang maka industri udang nasional dapatcollapse.Dari aspek comparative advantage pun, pengembangan udang secara

    komparatif tentunya lebih menguntungkan dibanding dengan pengembangan udang-udang exotic. Masalahnya adalah, bagaimana mengubah berbagai tantangan yangdihadapi dalam pengembangan udang menjadi peluang, termasuk peningkatanproduktivitas, ancaman penyakit, dsb. Sementara itu, dukungan makro seperti jaminankeamanan, pola birokrasi yang efisien, tidak adanya rent seeking dan red tape practicesakan meningkatkan minat investasi pada industri udang. Pola tindak antara para pihakyang bersinergi dalam konteks Indonesia incorporated tidak hanya akan mempercepat perkembangan bisnis udang di tanah air tetapi akan mampu menggerakan rodaperekonomian nasional agar dapat segera keluar dari krisis.

    Government as Support Sub System.

    Di Indonesia , Pemerintah melalui Departemen Kelautan dan Perikanan jugamenyediakan bantuan modal yang disalurkan melalui dinas di tingkat kabupaten.Pinjaman ini juga tidak spesifik untuk udang saja.

    Upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah meliputi, pembebtukan lembaga-lembaga yang mampu meringankan para petani udang dalam pengelolaan agribisnisudang mereka, seperti:

    Membentuk lembaga pembiayaan, guna membantu peningkatan komoditiudang di berbagai daerah di Indonesia, dalam hal ini meliputi pembiayaaninput-input produksi.

    Membentuk Lembaga Pemasaran dan Distribusi dimana lembaga ini menjadiujung tombak keberhasilan pengembangan agribisnis, karena fungsinya

    sebagai fasilitator yang menghubungkan antara deficit units (konsumen pengguna yang membutuhkan produk) dan surplus units (produsen vangmenghasilkan produk).

    Lembaga Riset, lembaga ini merupakan salah satu faktor penentu daya saingkarma adanya keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif.

    Sedangkan peran langsung dari pemerintah yang efisien meliputi, penerapansertifikasi perbenihan dan pembudidayaan udang, penembangan laboratorium lingkungandan penyakit, penyediaan saran dan prasarana budidaya, dan membantu pengutanpermodalan bagi pembudi dayaan udang.

    Cooperative Enterpreneur.Dengan jumlah penduduk lebih dari 220 juta jiwa, Indonesia merupakan potensipasar domestik yang sangat besar, apalagi mengingat bahwa tingkat konsumsi ikan rata-rata per kapita masih sangat rendah dibandingkan dengan negara lain. Disamping itu,melalui berbagai saluran yang ada, promosi dan lobi pemasaran harus ditingkatkanmengingat persaingan di pasar global terhadap produk sejenis semakin ketat.Keikutsertaan pada pameran internasional dan promosi secara aktif ke negara-negara baruyang potensial untuk meningkatkan akses pasar merupakan langkah konkrit yang perlu

    Manajemen Agribisnis Karet 25

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    26/106

    untuk dilaksanakan. Disamping itu, peningkatan citra mutu produk Indonesia perlu secaraterus menerus digaungkan dan dilaksanakan oleh semua pihak terkait. Hal ini mengingatbahwa persyaratan mutu dan sanitasi akan banyak dipakai sebagai hambatan non-tarifoleh negara-negara maju. Karena itu, cooperative enterpreneur antar sektor menjadi salahsatu prasyarat yang perlu ditingkatkan. Kemungkinan mengembangkan pemasaran

    melalui sistem future market dan pembentukan National Shrimp Board nampaknya perludikaji untuk kemungkinan penerapannya di lapangan.

    6. Subsistem yang berperan penting

    Dari subsistem yang telah di jelaskan di atas peranan yang sangat penting padaagribisnis yang terjadi saat ini di indonesia yaitu Government as Support Sub Systemdimana pada tahapan ini peran aktif dari pemerintah dalam pengembangan agribisnisudang, khususnya di indonesia sangat di pengaruhi oleh peran langsung dari pemerintahguna membantu kelangsungan peningkatan mutu serta kualitas udang di indonesia agar

    udang di indonesia dapat diakui oleh inernasional. Sehingga ini berdampak langsungpada perolehan kas negara secara tidak langsungnya karna mampu mendongkrak devisanegara khususnya disektor non migas yaitu pada agribisnis udang.

    7. ANALISIS SWOT.

    Strenght

    Besarnya potensi perekonomian khususnya di sektor perikanan dan kelautan inimempunyai nilai yang cukup strategis bagi peningkatan devisa negara melaui kebijakan-kebijakan pembangunan yang mengarah pada pemanfaatan sumberdaya yang ada secaraoptimal, berwawasan lingkungan, berbasis pada prinsip ekonomi kerakyatan danberkelanjutan

    Usaha tambak udang memberika dampak positf terutama bagi masyarakat disekitar tempat pembudidayaan. Dilihat dari sisi ekonomi usaha ini memberikankeuntungan yang berlipat apabila dibandingkan dengan bercocok tanam padi dan bagipemilik lahan memberikan penghasilan dari usaha persewaan lahan non produktif. Akibatdari perlunya penyediaan kebutuhan untuk usaha antara lain penyediaanpakan,peralatan,obat-obatan dan pemasaran,muncul usaha lain yang mendukung usahabudidaya udang tersebut,misalnya toko atau kios pakan dan saprokan serta pedagangpengepul khusus untuk udang. Untuk memenuhi akan benih,di desa pertambakan telahberdiri pula suatu hatchery.

    Weakness

    Kelemahan dalam peningkatan agribisnis udang secara spesifik di Indonesiadidominasi oleh munculnya isu-isu dan masalah secara musiman yang dapat melemahkankegiatan bisnis udang.. Meskipun mengalami peningkatan dalam produksinya, Indonesiamemiliki kendala dalam agribisnis udang diantaranya:

    a. Masalah sosial - terutama keamanan dan gejolak sosial, b. Finansial - terbatasnya modal usaha khususnya bagi para petambak kecil dan

    investasi dari luar negeric. Belum diketahuinya sumber antibiotik secara pasti dalam pakan, perlakuan di

    kolam/tambak atau di tempat pengolahand. Survival rate yang belum konsisten karena wabah white spote. Rencana pemberlakuan anti-dumping oleh Amerika Serikatf. Isu antibiotik. Inovasi yang dilakukan dalam produksi meliputi penggunaan

    probiotik sebagai pengganti antibiotik, penggunaan "absorptive" mineral,sterilisasi lapisan kolam, penggunaan bio-filters dan adaptasi dalam "waste watertreatment" serta water blending dan sterilisasi.

    g. Harga udang di pasar internasional yang sulit diramalkan

    Manajemen Agribisnis Karet 26

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    27/106

    Sementara itu,Ketua Umum Shrimp Club Indonesia Iwan Sutanto mengakuimeski ekspor udang dari Indonesia telah ditolak beberapa kali oleh Negara Eropa danJepang akibat mengandung antibiotic melebihi ambang batas,namun pemerintah belummengambil tindakan. Sampai kini pemerintah belum melakukan pembinaan dan

    mentoring kepada petani udang agar tidak menggunakan antibiotic dan beberapa hallainnya sesuai standarisasi yang diterapkan Eropa sejak 2004.Kelemahan produsen produk pertanian khususnya petani adalah kurang sadarnya

    terhadap mutu, sehingga nilai produk agribisnis yang kini menjadi andalan kurangmaksimal

    Opportunities

    Peluang pengembangan udang diperkirakan akan terus membaik seiring denganmeningkatnya permintaan udang dipasaran internasional, baik disebabkan karena laju pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan maupun pergeseran polakonsumsi,kebutuhan manusia akan makanan sehat (healthy food) serta rasa ketidak

    amanan manusia untuk mengkonsumsi daging ternakDisisi lain peluang pasar udang masih terbuka luas baik di dalam maupun di luarnegeri. Untuk pasar lokal, permintaan datang terutama dari wilayah yang banyakdikunjungi turis seperti Bali, Jakarta, Batam, dan Surabaya.

    Sementara pasar udang di luar negeri telah terbentuk diJepang, Korea, Singapura,Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Belanda, Australia dengan pasokan utama datang dariThailand,Cina, dan India, untuk itu akan sangat memungkinkan bagi Indonesia untukterjun kedalam pasar udang yang telah terbentuk di Negara-negara konsumsi udangtersebut..

    Threath

    Perdagangan ekspor komoditi perikanan cenderung semakin kompetitif.Disamping itu, ekspor komoditi perikanan juga dihadapkan pada berbagai hambatantarif,food safety, issu lingkungan dan lain-lain. Sedangkan hambatan lainnya berkaitandengan persyaratan mutu dan sanitasi dan gencarnya kampanye anti udang tambak olehGAA (Global Aquaculture Alliance) dengan anggapan merusak hutan bakau dankelestarian lingkungan. Untuk itu produksi perikanan budidaya perlu menerapkansystem jaminan mutu/ food safety (HACCP) yang diwajibkan oleh CAC/FAO/WHO(Codex Alimentarius Commission) dan negara-negara importir. Disamping itu setiappembuat tambak udang selalu mengikuti kaidah-kaidah AMDAL.

    Selain itu Sedikitnya 300.000 ton udang ekspor asal Indonesia terancam ditolak Negara tujuan yakni Amerika Serikat dan Uni Eropa,karena tidak memenuhi standarkualitas internasional. Hal ini lah yang menjadi ancaman tersendiri pada agribisnis udangyang terjadi di indonesia.

    Segmentasi Pasar.

    Proses melayani pasar secara lebih terarah diawali dengan melakukan segmentasipasar, menurut Handito, ada beberapa cara dalam menentukan segmentasi pasar dalampemasaran udang di Indonesia, faktor-faktor tersebut meliputi:

    Berdasarkan faktor demografi atau kependudukan, seperti usia, jenis kelamin,tingkat pendidikan, status perkawinan, dan jumlah anggota keluarga.

    Berdasarkan faktor geografi atau tempat tinggal konsumen. Berdasarkan faktor psikografi atau reaksi konsumen terhadap perubahan pasar,

    seperti perubahan kualitas atau harga. Berdasarkan perilaku konsumen.

    8. Bauran Pemasaran

    Bauran pemasaran udang yang terjadi di indonesia terdiri atas:1) Produk (product).

    Manajemen Agribisnis Karet 27

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    28/106

    Udang di indonesia memiliki banyak potensi untuk dipasarkan, baik itu di pasardalam negeri maupun untuk dipasar kan ke luar negeri. Walupun pada saat inisedang marak kasus antibiotic pada udang, tetapi udang Indonesia masih mampubersaing di pentas ekspor dunia.

    2) Harga (price).

    Walaupun volume udang yang dipasok di indonesia terus meningkat, sementara penambahan konsumsi udang dunia cenderung tetap, sehingga harga udangcenderung turun. Maka perlunya dilakukan penentuan harga yang tetap menurutstandarisasi internasional agar harga udang di dunia cendrung stabil.

    3) Distribusi (place).Indonesia bersama dengan negara-negara produsen udang di ASEAN yangtergabung dalam ASEAN Shrimp Alliance (ASA) bersepakat untuk meningkatkandaya saing dan mempertahankan diri sebagai produsen mayoritas udang dunia.Negara ASEAN sepakat untuk bersama-sama memperluas pasar udang sehinggamendorong nilai ekspor, Achmad Poernomo.Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi Negara-negara produsen udang,

    khususnya Indonesia, karena Pendistribusian udang ke pasar dunia tidak lagimelalui saluran yang cukup panjang dan komplek dan menyulitkan.4) promosi (promotion).

    Produksi udang Indonesia sampai saat ini masih tetap diorientasikan ke pasarinternasional, dengan negara-negara tujuan ekspor Jepang, USA, dan uni eropa.Namun akhir-akhir ini volume ekspor udang Indonesia mengalami penurunan.Turunnya ekspor udang Indonesia tersebut dapat diakibatkan oleh turunnya penawaran udang domestik dan juga turunnya ekspor udang Indonesia keNegara-negara tujuan ekspor utama. Turunnya volume ekspor udang domestik inidimungkinkan akibat pengaruh eksternal seperti turunnya harga udang duniaataupun pengaruh internal di Indonesia akibat dari kebijakan makro ekonomiIndonesia yang kurang mendukung, seperti tingkat bunga yang selalu meningkat.Maka dari itu perlunya bauran pemasaran khususnya untuk promosi, dimanatingkat konsumsi udang Indonesia untuk Negara-negara seperti Jepang, USA danlain-lain masih memiliki daya tampung yang besar dan Konsumsi udang rata-ratadi negara maju masih sangat rendah sehingga perlu langkah-langkah untukmenggalakkan promosi, walaupun dalam beberapa tahun ini masih marak kasusanti dumping serta pemakaian antibiotic yang berlebihan pada udang, namunIndonesia tidak terkana dampak dampak yang signifikan, maka dari itu perludilakukan promosi besar-besaran untuk udang Indonesia yang tidak memakaiantibiotic serta mempunyai size dan kualitas udang yang dapat diunggulkandipasaran dunia bahkan domestic sekalipun.

    9. Potensi Ekspor Komoditi

    Potensi ekspor yang sangat besar menjadikan peluang yang besar dalampengembangan budidaya udang di Indonesia. Namun demikian, tantangan yang dihadapidalam pengembangan budidaya udang ini juga tidak kalah besarnya. Hal ini menuntutupaya berbagai pihak, baik Pemerintah, Pembudidaya, Swasta maupun Stakeholderlainnya untuk bersama-sama menanggulangi tantangan tersebut, agar potensi eksporudang yang sangat besar tersebut tidak hanya menjadi peluang, tetapi secara nyata dapatdimanfaatkan dan dikelola secara baik untuk meningkatkan konstribusinya dalampembangunan nasional.

    Ditetapkannya udang salah satu komoditas yang harus ditingkatkan produksinyacukup beralasan,karena udang merupakan primadona ekspor hasil perikanan Indonesiayang budi dayanya telah terbukti memiliki backward dan forward lingkage yang cukupluas bagi aktivitas ekonomi masyarakat. Menurutnya aktivitas usaha budi daya udang dibeberapa sentra produksi beberapa tahun terakhir ini,telah membawa dampak yang cukupsignifikan bagi menurunnya pertumbuhan ekonomi masyarakat di beberap kawasanbudidaya tersebut. Sebagai komoditas ekspor,udang masih memperlihatkan penampilanyang mengembirakan.

    Manajemen Agribisnis Karet 28

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    29/106

    Tabel 1. Sepuluh Besar Negara Tujuan Ekspor Udang Indonesia sejak Tahun 2000

    No. NegaraVolume Ekspor

    (Ton)

    1 Jepang 54.064

    2 Amerika Serikat 16.216

    3 Hongkong 7.164

    4 Belanda 6.900

    5 Singapura 6.572

    6 Malaysia 5.236

    7 Inggris 4.218

    8 Taiwan 2.623

    9 RRC 2.223

    10 Belgia & Luxemburg 2.011

    Sumber : Direktorat Jenderal Perikanan BudidayaDepartemen Kelautan & Perikanan,

    Dalam program ekspor hasil perikanan Departemen Kelautan dan Perikananmenetapkan target ekspor udang sebesar USD 6,78 milyar. Untuk mencapai target nilaiekspor tersebut, produksi udang harus mencapai 6,06 juta ton dimana 1,11 juta ton(18,3%) dari perikanan budidaya yaitu hasil perikanan yang tidak diperoleh dari penangkapan. Untuk memenuhi target tersebut, udang mempunyai potensi untukdijadikan komoditi ekspor karena perdagangan udang telah meluas di dunia, harganyacukup tinggi dan permintaannya dari tahun ke tahun diperkirakan semakin meningkat.

    Pesaing Pasar Ekspor.Sebetulnya kalangan petambak udang sangat sadar bahwa Indonesia bukan satu-

    satunya negara pembudidaya udang di dunia. Banyak negara yang menggiatkan usahatersebut, seperti Thailand, Filipina, China, India, Vietnam, Brasil, Ekuador, dan Meksiko.Bahkan, negara-negara itu mengembangkan sistem teknologi canggih sehingga volumeproduksi pun tinggi. Di Thailand, misalnya, produksi udang tiap tahun rata-rata enam tonper hektar.

    Maka dari itu saat ini telah ada 50 negara penghasil udang di dunia antara lain Negara produsen terbesar adalah China, Thailand, Vietnam, dan Ekuador. Merekapesaing utama Indonesia. Dalam jumlah yang relative kecil,komoditi ini juga diproduksidi India, Costa Rika, Brazil, dan Malaysia, Banglades, Taiwan.

    10. Atribut Kualitas Komoditi.

    Sejak tahun 2004 lalu,Uni Eropa mulai menerapkan standarisasi kualitas udangyang ketat. Diantaranya harus bebas dari antibiotic atau zat chlorampenicol,sehinggaudang yang diketahui mengandung antibiotic akan ditolak Negara tujuan ekspor. Selain bebas dari antibiotic,masalah dampak kerusakan lingkungan dan kesinambunganproduksi juga harus memenuhi standar yang ditetapkan UE. Sayangnya,menurut Iwan,meski peraturan UE itu sudah dikeluarkan sejak tahun 2004,namun hingga saat ini aturantersebut kurang disosialisasikan ke para pengusaha udang Indonesia, khususnya yangtetgabung dalam SCI. Untuk menerapkan pembudidayaan udang seperti yang

    dipersyaratkan UE tidaklah mudah. Butuh dukungan dan kerja sama dari semua pihak.Dari semua persyaratan yang diminta, yang paling berat untuk dilakukan adalahmengenai lingkungan dan HAM pekerja. Termasuk mengenai tempat tinggal pekerja dan pembuangan limbahnya. Sedangkan untuk kandungan antibiotic dapat diatasi dengantidak menggunakan bahan antibiotic dalam pembudidayaan.

    11. Lembaga pembiayaan yang mendukung Agribisnis Udang di Indonesia.

    Manajemen Agribisnis Karet 29

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    30/106

    Keberhasilan maupun keterpurukan agribisnis Indonesia bukan merupakan karyasatu atau dua pihak/instansi saja, melainkan keseluruhan komponen penunjang ekonomibangsa, termasuk di dalamnya budaya (etos kerja, rasa kebersamaan/nasionalisme, dll).Kebangkitan agribisnis terutama dalam menghadapi persaingan global baik di pasardalam negeri, terlebih lagi di pasar luar negeri, memerlukan kerjasama yang erat bahu-

    membahu berbagai pihak yang menyatu dalam Indonesia incorporated. KonsepIndonesia Incorporated merujuk pada keberpihakan berbagai pihak pada pihak-pihakyang mendapatkan kesulitan atau ancaman serta tantangan persaingan bisnis dari luarnegeri. Artinya permasalahan di sektor agribisnis, misalnya, pemecahannya haruslahmendapatkan dukungan dari sektor-sektor ekonomi lainnya. Misalnya adanya kuota ataupelarangan masuk komoditas tertentu di suatu negara mungkin dapat diatasi denganmempertimbangkan impor komoditas lain dari negara tersebut.

    Salah satu komponen penunjang ekonomi ini dari segi investasi agribisnis yangmulai brkembang di Indonesia adalah Lembaga Pembiayaan Pembiayaan merupakan uratnadi usaha. Pembiayaan diperlukan di semua sektor, baik hulu maupun hilir, mulai dariprodusen primer yang menyediakan input-input produksi seperti benih udang yang baik,

    antibiotik hingga agroindustri di hilir beserta lembaga-lembaga distribusi.Permasalahan umum yang dihadapi dalam kaitan dengan lembaga pembiayaan iniadalah pagu kredit, agunan, suku bunga, proses yang rumit, dan berbagai persyaratanformal lain yang menyertainya. Tanpa adanya terobosan sektor pembiayaan sulit bagipelaku agribisnis terutama petani kecil dan bisnis informal sulit berkembang. Salah satubantuan pembiayaan untuk pengembangan agribisnis udang di Indonesia adalah melaluiPola kemitraan.

    Pola kemitraan pada dasarnya merupakan bentuk kerjasama usaha yang salingmenguntungkan antara pemilik modal/perusahaan dengan beberapa individu/kelompokdalam menjalankan suatu kegiatan tertentu yang bersifat ?profit oriented?. Pola kerjasama tersebut lebih dikenal dengan istilah Perusahaan Inti Rakyat (PIR), dimana secaragaris kemitraan pemilik/perusahaan modal disebut dengan inti dan individu/kelompokpenerima bantuan modal disebut dengan plasma. Pola kemitraan ini merupakan salah satubentuk pengembangan wilayah melalui pembangunan ekonomi lokal yang berbasis padaekonomi kerakyatan yang pelaksanaannya lebih ditekankan pada pembangunan yangberpihak pada rakyat. Bantuan yang diberikan lebih diarahkan pada penyaluran kreditusaha dan kredit modal kerja yang dari pemerintah kepada individu/kelompok melalui perusahaan dan cara pengembalianya melalui sistem bagi hasil yang diperoleh darikeuntungan usaha yang dijalankan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah disepakatibersama.

    Penerapan pola kemitraan didalam pengembangan tambak udang merupakansalah satu wujud kebijakan pemerintah sebagai upaya meningkatkan kesejahteraanmasyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya manusia dan alam (pesisir) serta financialyang ada dan selaras dengan program ekonomi kerakyatan. Komponen yang bertindaksebagai inti adalah perusahaan atau pengusaha yang kuat dalam permodalan, sedangkanplasma terdiri dari kelompok petambak yang mempunyai kemampuan teknis budidayatetapi lemah/kurang dalam permodalan.

    Bantuan yang diberikan oleh pihak inti berupa pemberian kredit yang didapat daripemerintah dengan pihak plasma sebagai agunan, sedangkan sistem pengembalian kredittersebut dilakukan melalui bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh plasma darikegiatan budidayanya. Kredit yang diberikan dari pihak inti meliputi kredit modal usahayang mencakup kepemilikan lahan tambak dan pemukiman beserta dengan fasilitaspenunjangnya, serta kredit modal kerja yang berupa permodalan yang diperlukan untukmelaksanakan proses kegiatan budidaya (benur, saprodi, panen serta sarana penunjanglainnya). Sistem perkreditan yang dilakukan tersebut dijalankan melalui kesepakatanyang telah disetujui oleh pihak inti dan plasma yang dituangkan dalam surat perjanjian.

    Faktor utama yang perlu diperhatikan adalah transparansi dalam melaksanakansistem perkreditan, terutama akuntabilitas perkembangan nilai kredit dari pihak plasmaberdasarkan periode budidaya. Pemberian informasi tersebut sangat diperlukan untukmenjaga keharmonisan dan tidak menimbulkan krisis kepercayaan antara kedua belah

    Manajemen Agribisnis Karet 30

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    31/106

    pihak yang pada akhirnya dapat menimbulkan konflik dalam kegiatan pengembangantambak udang.

    Selain sistem perkreditan tersebut diatas, konsep kerja sama pola kemitraan jugamembutuhkan suatu kesepakatan kerja antara pihak inti dengan plasma sebagai upayamembentuk sistem kerja dalam menjalankan kegiatan budidaya di wilayah

    pengembangan tambak udang. Secara garis besar dilihat dari struktural dan fungsionalantara inti dan plasma merupakan mitra (partner) kerja, sehingga memerlukan garispembatas yang jelas dalam mengatur hubungan kerja agar tidak terjadi ?overlapping?mengenai hak dan kewajibannya masing-masing. Sistem kerja yang dimaksud biasanyameliputi, antara lain :

    1. Kualifikasi dan persyaratan.2. Hak dan kewajiban3. Hirarki struktural dan fungsional4. Penghargaan dan sanksi5. Pemutusan hubungan kemitraan

    6. dsb

    Sistem kerja diatas juga harus melalui kesepakatan bersama antara inti dan plasmaagar dalam kegiatan pengembangan tambak udang dengan pola kemitraan dapat berjalanselaras/harmonis pada suasana yang kondusif yang sangat dibutuhkan dalam kelancaranproses kegiatan budidaya.

    Contoh kasus pembiayaan agribisnis udang di Indonesia :

    BRI Kucurkan Pembiayaan Kredit Kepada Petambak Udang

    Fasilitas pinjaman yang akan diberikan kepada petambak udang secara signifikanadalah sebagai modal untuk melakukan proses budidaya. Dalam hal ini pihak Bank bertindak sebagai mitra perusahaan untuk menjembatani dalam proses pendanaan,dimana BRI bersama-sama dengan Inti mempunyai tujuan yang sama, untuk dapatmempercepat pertumbuhan kesejahteraan petambak. Disisi lain, keberadaan BRI sebagaipihak ketiga juga akan mampu memberikan kontrol secara obyektif dalam penggunaandana tersebut guna menjamin produktifitas yang transparan bagi petambak udang.

    Bank Niaga Syariah (BNS)

    Bank Niaga Syariah (BNS) bekerjasama dengan PT Central Proteinaprima Tbkkembali menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 30 miliar kepada 210 petani tambak udangbinaan PT Aruna Wijaya Sakti (AWS) di desa Bumi Dipasena Kecamatan Rawa JituTimur, kabupaten Tulang Bawang, Lampung

    BNS sebelumnya telah menyalurkan pembiayaan kepada 1.000 petani tambakudang binaan PT Central Pertiwi Bahari (CPB) di desa Adiwarna, kecamatan GedungMeneng Kabupaten Tulang Bawang, Lampung dengan plafon kredit sebesar Rp 160miliar, yang direalisasikan pada bulan Desember 2007. Pembiayaan ini digunakan untukkebutuhan produksi bagi para petani tambak udang.

    Pembiayaan tersebut menggunakan pola channeling yakni petani tambak udangbertindak sebagai debitor, dan akad syariah yang digunakan adalah Akad Murabahah

    (jual beli) . Sedangkan dengan perusahaan inti (PT CPB dan PT AWS) yang bertindaksebagai wakil dari BNS, untuk melakukan pengawasan, pembinaan dan mengkoordinirseluruh petani tambak udang dalam membudidayakan udang secara teknis maupun nonteknis, menggunakan akad syariah yaitu akad wakalah.

    PT Central Proteinprima Tbk memiliki fokus usaha pada bidang pembibitanudang, produksi pakan udang, tambak udang dan pengelolaan hasil budidaya udang.Adapun luas areal tanah yang dimiliki PT CPB dan PT AWS adalah sekitar 41.250 ha.Sementara kedua inti tersebut di atas memiliki hampir 18.000 lebih tambak udang.

    Manajemen Agribisnis Karet 31

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    32/106

    Dengan luas tanah dan jumlah tambak yang besar tersebut, merupakan potensi yang besarbagi BNS untuk membantu pengembangan bisnis ini dari sisi pembiayaan.

    KESIMPULAN

    Udang indonesia merupakan penghasil devisa negara yang cukup besar dari sektornon migas, maka dari itu pengembangan produktivitas udang seharusnya mengalamipeningkatan yang signifikan, apalagi ditinjau dari segi konsumsi dunia, tingkat konsumsiudang selalu meningkat setiap tahunnya.

    Hal ini seharusnya menjadi motivator untuk pemerintah agar mampu mensuportkegiatan-kegiatan dalam produktivitas udang di indonesia, dimana peran aktif dari pemerintah sangat dibutuhkan saat ini guna pencapaian mutu, saize, kualitas sertakuantitas udang agar udang indonesia mampu bersaing dengan udang dari negara-negaraprodusen lainnya.

    Dilihat dari segi pembiayaan pemerintah dan pihak-pihak swasta telahmemberikan solusi bagi petambak udang yang terkendala dalam finansial untuk

    Manajemen Agribisnis Karet 32

  • 8/3/2019 makalah agribisnis pertanian

    33/106

    pengembangan budidaya udang dengan memberi bantuan-bantuan berupa bantuankeuangan dan pengadaan alat-alat pembudidayaan.

    DAFTAR PUSTAKA

    ANONIM 2005 ; Revitalisasi Budidaya Udang. Koswara, Prof. Dr. Bachrulhajat,Jakarta.

    Balai Pengembangan da