makalah
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
-
Muhammad Miftah
Surya University 1 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu permasalahan yang terjadi di perkotaan dan biasa
diperbincangkan di Indonesia maupun negara luar yaitu masalah sampah kota
(Nizar, 2011). Biasanya sampah menumpuk di berbagai tempat penampungan
sampah yang ada di kota-kota. Apabila penumpukan sampah itu tidak ditangani
dengan baik dan benar akan menyebabkan bau busuk dan pencemaran lingkungan.
Di dalam buku statistik persampahan Indonesia tahun 2008 disebutkan
bahwa estimasi total timbulan sampah di Indonesia mencapai 38,5 juta ton per tahun
(KLNH, 2008). Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah sampah yang ada di
Indonesia sangat besar. Apabila sampah itu tidak dikelola dengan baik dan benar
bisa menyebabkan berbagai masalah diantaranya banjir, longsor, bau busuk,
pencemaran lingkungan dan sumber berbagai penyakit.
Menurut Indrawan bahwa di Indonesia biasanya mengolah sampah dengan
cara membawanya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan hanya sedikit yang
didaur ulang. Cara pengolahan seperti itu dinilai kurang efektif untuk wilayah yang
memiliki lahan terbatas sehingga TPA biasanya berada di wilayah yang lahannya
cukup luas (Indrawan, 2013). Sebenarnya sampah yang menumpuk di TPA juga
bisa diolah lagi menjadi sesuatu yang bernilai bagi masyarakat. Indrawan juga
menjelaskan bahwa sampah berpotensi besar untuk dimanfaatkan menjadi sumber
daya dan memiliki harga jual dalam aspek ekonomi (Indrawan, 2013).
-
Muhammad Miftah
Surya University 2 | P a g e
Menurut Kepala UPTD TPA Sumur Batu Acef Rustianto yang dikutip oleh
Issetiabudi menyatakan bahwa kota Bekasi memproduksi sampah mencapai 600
ton tiap harinya yang dihasilkan dari rumah tangga maupun pasar tradisional.
Kemudian, Issetiabudi menerangkan bahwa dengan kondisi seperti itu
menyebabkan TPA Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang semakin
memprihatikan karena adanya penumpukan sampah tersebut (Issetiabudi, 2014).
Seharusnya sampah yang ada di TPA Bantar Gebang harus ditangani dengan baik
agar bisa dimanfaatkan untuk menjadi sesuatu bernilai diantaranya dengan
menjadikannya sebagai sumber energi listrik.
Haq menjelaskan bahwa sampah merupakan salah satu yang bisa dijadikan
sebagai sumber energi terbarukan. Semakin berkembangnya teknologi di masa
sekarang, pengolahan sampah bisa dijadikan sumber energi alternatif (Haq, 2012).
TPA juga bisa menjadi sumber energi yang bermanfaat bagi masyarakat apabila
dikelola dengan baik. Biasanya sampah kota yang ada di TPA diproses menjadi
biogas dan dikonversikan menjadi energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan itu
memiliki harga jual dan bisa disalurkan ke masyarakat luas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu:
1) bagaimana sampah kota di TPA Bantar Gebang bisa dimanfaatkan menjadi
energi listrik?
2) seberapa besar potensi harga jual energi listrik tersebut?
-
Muhammad Miftah
Surya University 3 | P a g e
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan sampah kota di TPA
Bantar Gebang menjadi listrik. Kemudian, bertujuan untuk mengetahui pula
seberapa besar potensi harga jual listrik yang dihasilkan. Listrik yang dihasilkan
dari TPA Bantar Gebang merupakan salah satu bentuk dari energi terbarukan yang
memanfaatkan sampah kota sebagai sumber energi.
1.4 Landasan Teori
Di dalam penelitian ini teori yang menjelaskan tentang sampah diambil dari
beberapa sumber yaitu Leuhery (2011) dan Nizar (2011). Penjelasan tentang
landfill menggunakan teori yang dikemukakan oleh Haq (2012), Wardani (2011),
dan Juliansah (2010). Kemudian, penjelasan tentang energi terbarukan diambil dari
teori yang dijelaskan oleh Jumina dan Wijaya (2012) serta website Indoenergi.com
(2014).
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan atau studi
literatur berupa buku bacaan, jurnal dan website yang di dalamnya terdapat
penjelasan tentang sampah, landfill dan listrik sebagai energi terbarukan.
Menurut Nazir, studi literatur tidak hanya mencari data sekunder yang terkait
dengan penelitian, melainkan diperlukan juga untuk mengukur sejauh mana
perkembangan ilmu yang berhubungan dengan penelitian itu. Studi literatur pun
bisa digunakan untuk mengetahui sejauh mana kesimpulan yang didapat dan
degenaralisasi yang sudah dahulu diteliti sehingga situasi yang diperlukan bisa
didapat (Nazir, 2011).
-
Muhammad Miftah
Surya University 4 | P a g e
1.6 Sistematika Penulisan
Pada penelitian ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
1. Sampul: berisi judul dan nama penulis
2. Abstrak: berisi ringkasan dari makalah ini
3. Kata Pengantar: berisi tentang ucapan terima kasih kepada pihak-pihak
tertentu dan sedikit deskripsi tentang penelitian ini
4. Daftar Isi: berisi tentang daftar isi dalam makalah ini
5. Bab I Pendahuluan: berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, landasan teori, metode penelitian dan sistematika penulisan
6. Bab II Pembahasan: berisi penjelasan dari hasil penilitian ini meliputi
pengertian sampah, pemanfaatan teknologi sanitary landfill di TPA Bantar
Gebang, listrik dari sampah kota sebagai energi terbarukan dan potensi
harga jual listrik
7. Bab III Kesimpulan dan Saran: berisi kesimpulan dan saran
8. Daftar Pustaka: berisi tentang rujukan atau referensi yang telah dipakai
dalam penelitian ini.
-
Muhammad Miftah
Surya University 5 | P a g e
BAB II
PEMANFAATAN SAMPAH KOTA DI TPA BANTAR GEBANG
MENJADI LISTRIK SEBAGAI ENERGI TERBARUKAN
2.1 Pengertian Sampah
Sampah merupakan suatu istilah yang tidak asing di kalangan masyarakat.
Sampah juga tidak bisa jauh dari aktivitas masyarakat yang akan menghasilkan
sampah. Menurut Nizar, sampah yaitu suatu limbah yang dihasilkan dari sisa
aktivitas manusia baik berupa zat organik maupun anorganik (Nizar, 2011).
Sedangkan, Leuhery menjelaskan bahwa sampah merupakan limbah yang
dihasilkan dari kegiatan manusia baik di rumah, tempat kerja, pasar, atau tempat
umum (Leuhery, 2011).
Di dalam UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah definisi
sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Sedangkan, sumber sampah adalah sumber timbulan sampah.
Semakin banyak jumlah penduduk dan konsumsi masyarakat maka akan semakin
banyak jumlah sampah yang dihasilkan. Dwiyatmo menyatakan bahwa manusia
memiliki pengaruh besar dalam hal bersih atau kotornya suatu lingkungan di
sekitarnya (Dwiyatmo, 2007).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sampah merupakan suatu
limbah yang dihasilkan dari sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam
baik berupa zat organik ataupun anorganik.
-
Muhammad Miftah
Surya University 6 | P a g e
2.2 Pemanfaatan Teknologi Sanitary Landfill di TPA Bantar Gebang
Landfill merupakan metode yang diterapkan pada pengelolaan sampah yang
menggunakan tempat pemrosesan akhir untuk menempatkan semua jenis sampah.
Ada 3 jenis metode yang dijelaskan yaitu open dumping, controlled landfill dan
sanitary landfill (Haq, 2012). Landfill juga didefinisikan sebagai tempat untuk
membuang sampah pada permukaan tanah. Apabila sampah yang menumpuk
menjadi beberapa lapis dengan memperhatikan sanitasi lingkungan maka disebut
juga metode sanitary landfill.
Menurut Juliansah di TPA Bantar Gebang menerapkan metode sanitary
landfill. Metode sanitary landfill adalah menempatkan sampah ke suatu tempat
yang cekung, kemudian sampah dipadatkan dan pada akhirnya ditutup dengan tanah
(Juliansah, 2010).
Juliansah juga menjelaskan bahwa sanitary landfill secara umum memiliki
beberapa komponen yaitu:
Lining System berfungsi untuk mencegah masuknya leachate ke dalam tanah yang akan mengakibatkan pencemaran tanah. Pada umumnya
Lining System berupa compacted clay, geomembrane, atau campuran
tanah dengan bentonite.
Leachate Collection System berada dan dibuat di atas Lining System yang berfungsi untuk mengumpulkan dan memompa leachate ke luar
permukaan tanah.
-
Muhammad Miftah
Surya University 7 | P a g e
Cover atau Cap System berfungsi untuk mengurangi cairan yang diakibatkan oleh hujan yang masuk ke dalam landfill. Berkurangnya
cairan yang masuk akan mengurangi leachate.
Gas Ventilation System berfungsi untuk mengatur dan mengontrol aliran dan konsentrasi gas di dalam landfill sehingga bisa mencegah terjadinya
ledakan yang diakibatkan oleh tidak terkendalinya aliran gas.
Monitoring System berfungsi untuk mengawasi atau sebagai peringatan dini apabila terjadi kebocoran atau bahaya kontaminasi di lingkungan
sekitar (Juliansah, 2010).
Dengan adanya teknologi sanitary landfill di TPA Bantar Gebang bisa
menghasilkan gas metan. Gas metan itu yang dikonversi menjadi energi listrik
dengan menggunakan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
PLTSa merupakan pembangkit yang dapat membangkitkan energi listrik dengan
memanfaatkan sampah yang ada di TPA Bantar Gebang. Pembangkitan Listrik
tersebut dilakukan dengan memanfaatkan gas yang dihasilkan sebagai bahan bakar
untuk menggerakkan pembangkit listrik itu sendiri.
2.3 Listrik dari Sampah Kota sebagai Energi Terbarukan
Listrik merupakan suatu energi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat
untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Saat ini, sampah kota yang ada di TPA
Bantar Gebang bisa menjadi sumber energi apabila bisa dikelola dan dibangun
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Pembangkitan listrik itu dilakukan
dengan cara memanfaatkan gas metan yang dihasilkan dari TPA kemudian
dikonversi menjadi energi listrik.
-
Muhammad Miftah
Surya University 8 | P a g e
Energi listrik yang dihasilkan dari sampah kota merupakan energi terbarukan
karena dinilai bisa menghasilkan energi secara terus menerus dan berulang-ulang.
Suatu artikel yang dimuat di indoenergi.com pernah menjelaskan bahwa energi
terbarukan merupakan energi yang bisa dihasilkan dan didapat secara berulang-
ulang (terbarukan). Sedangkan sumber energi terbarukan merupakan sumber energi
yang tidak menyebabkan berbagai masalah lingkungan seperti pencemaran
lingkungan dan pemanasan global (Indoenergi.com, 2014).
2.4 Potensi Harga Jual Listrik
Di dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 04
Tahun 2012 Pasal 1 menyatakan bahwa PT PLN (Persero) wajib membeli tenaga
listrik pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan skala kecil
dan menengah dengan kapasitas sampai dengan 10 MW atau kelebihan tenaga
listrik (excess power) dari badan usaha milik negara,badan usaha milik daerah,
badan usaha swasta, koperasi dan swadaya masyarakat guna memperkuat sistem
penyediaan tenaga listrik setempat. Kemudian, dijelaskan pula pada Pasal 3 Ayat 5
bahwa harga pembelian tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 apabila
berbasis sampah kota dengan teknologi sanitary landfill, ditetapkan sebagai
berikut:
a. Rp 850/kWh, jika terinterkoneksi pada Tegangan Menengah;
b. Rp 1.198/kWh, jika terinterkoneksi pada Tegangan Rendah.
Dengan adanya peraturan pemerintah yang dijelaskan diatas, listrik yang
dihasilkan dari TPA Bantar Gebang memiliki harga jual dan bisa bermanfaat bagi
masyarakat sekitar. Menurut Bahar, di TPA Bantar Gebang sudah memiliki PLTSa
-
Muhammad Miftah
Surya University 9 | P a g e
berkapasitas 26 MW. Apabila setiap rumah memerlukan kebutuhan listrik sebesar
1.000 watt, maka dengan adanya PLTSa ini akan memenuhi kebutuhan 26.000
rumah (Bahar, 2014).
Mengutip dari website resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
dijelaskan bahwa proses konversi energi listrik dari pemanfaatan sampah kota di
TPA Bantar Gebang dapat menghasilkan tenaga listrik sebesar 26 MW. Jadi,
potensi harga jual listrik ke PT PLN menjadi besar. Dengan estimasi perhitungan
harga jual listrik yang dihasilkan dari TPA Bantar Gebang sebagai berikut:
Total harga jual listrik = jumlah listrik yang dihasilkan x harga jual per kWh
= 26.000 kWh x Rp 1.198,-
= Rp 31.148.000,-
Dengan hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa potensi harga jual
listrik ke PT PLN sebesar Rp 31.148.000,-.
-
Muhammad Miftah
Surya University 10 | P a g e
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
TPA Bantar Gebang menggunakan teknologi sanitary landfill untuk
menghasilkan gas metan. Gas tersebut akan dijadikan bahan bakar untuk
menggerakan pembangkit listrik sehingga menjadi energi listrik yang bisa dijual ke
PT PLN. Listrik yang dihasilkan di TPA Bantar Gebang sebesar 26 MW dan harga
jual per kWh bernilai Rp 1.198/kWh sehingga total harga jual listrik sebesar Rp
31.148.000,-.
3.2 Saran
Pemanfaatan sampah kota hendaknya dapat terus dikembangkan dan
ditingkatkan sebagai solusi permasalahan sampah yang ada. Kemudian, diharapkan
bisa memanfaatkan sampah kota menjadi energi terbarukan yang lebih efisien dan
produktif sehingga diharuskan ada pengawasan dan pemeliharaan khusus dalam
proses pembangkitan listrik.
-
Muhammad Miftah
Surya University 11 | P a g e
Daftar Pustaka
Anonim. 2014. Pengertian Energi Terbarukan. Diakses pada tanggal 22 Juli 2014
dari http://www.indoenergi.com/2012/04/pengertian-energi-
terbarukan.html
Bahar, Afif. 2014. Perkembangan TPA Pengolah Sampah menjadi Energi di
Indonesia. Diakses pada tanggal 21 Juli 2014 dari
http://businesslounge.co/2014/03/22/perkembangan-tpa-pengolah-sampah-
menjadi-energi-di-indonesia/
Dwiyatmo, Kus. 2007. Pencemaran Lingkungan dan Penangananya. Yogyakarta:
PT Citra Aji Parama.
Haq, Alan Nazlie. 2012. Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Kota
Banjarmasin. Laporan Penelitian Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro.
Indrawan, Bayu. 2013. Konversi Sampah Perkotaan Menjadi Bahan Bakar.
Diakses pada tanggal 22 Juli 2014 dari
http://olahsampah.com/index.php/teknologi/31-konversi-sampah-
perkotaan -menjadi-bahan-bakar
Issetiabudi, David Eka. 2014. Sampah Jadi Kendala Kota Bekasi Raih Adipura.
Diakses pada tanggal 22 Juli 2014 dari
-
Muhammad Miftah
Surya University 12 | P a g e
http://news.bisnis.com/read/20140430/78/223534/sampah-jadi-kendala-
kota-bekasi-raih-adipura
Juliansah, Marthin Hadi. 2010. Analisis keberadaan tempat pengolahan sampah
terpadu (TPST) Bantar Gebang Bekasi.Tesis Program Studi Magister
Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Jumina dan Karna Wijaya. 2012. Prospek dan Potensi Renewable Energy
Resources (RES) di Indonesia. Yogyakarta: Pusat Studi Energi
Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2008. Statistik Persampahan Domestik
Indonesia Tahun 2008.
Leuhery, Lenora. 2011. Kajian Keandalan Pola Penanggulangan Sampah Padat
Vol, 05, No.1. Februari 2014; 1978-1105
Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 04 Tahun 2012
diunduh pada tanggal 22 Juli 2014 dari
http://prokum.esdm.go.id/permen/2012/Permen%20ESDM%2022%20201
2.pdf
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah diunduh pada tanggal 22 Juli 2014 dari
http://www.menlh.go.id/DATA/UU18-2008.pdf
Wardani, Ira. 2011. Analisis Kebijakan Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis
Zero Waste and Environment Management (ZWEM) System sebagai
-
Muhammad Miftah
Surya University 13 | P a g e
Penyempurna Sistem Sanitary Landfill di Provinsi Jakarta. Esai Pemikiran
Kritis Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia