makalah

30
Tugas kelompok Mata Kuliah: Strategi Belajar Mengajar Biologi ANALISIS MODEL INTERAKSI EDUKATIF Oleh: KELOMPOK VI Marfiati (11B13037) Yusniar Rasjid (11B13039) Fatmawati R (11B13044) Saenal (11B13052) Rizka Fardha (11B13055) 1

Upload: irfanbombom

Post on 04-Aug-2015

103 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tugas klp Analisis model interaksi edukatif

TRANSCRIPT

Page 1: makalah

Tugas kelompokMata Kuliah: Strategi Belajar Mengajar Biologi

ANALISIS MODEL INTERAKSI EDUKATIF

Oleh: KELOMPOK VI

Marfiati (11B13037)

Yusniar Rasjid (11B13039)

Fatmawati R (11B13044)

Saenal (11B13052)

Rizka Fardha (11B13055)

PENDIDIKAN BIOLOGIPASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2011

1

Page 2: makalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Interaksi edukatif adalah sebuh interaksi yang tidak pernah sepi dari

masalah. Perencanaan yang di anggap selesai dengan baik, ternyata dalam

pelaksanaannya terkadang ditemui masalah yang tak terduga sebelumnya. Di sisi

lain, permasalahan juga muncul pada anak didik kurang mampu menerapkan

perolehannya, baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai ke

dalam situasi yang nyata dan berlainan. Kebanyakan anak didik hanya menerima

informasi dan kurang dapat memahami hubungan dengan dunia lingkungannya.

Hal ini di sebabkan bahan pelajaran yang di berikan oleh guru dalam

bentuk penjelasan kurang atau tidak di kaitkan dengan situasi lingkungan nyata.

Sebanyak apapun bahan yang di berikan kepada anak didik, maka anak didik akan

kurang mampu menerapkan perolehannya itu, bila guru menjelaskan bahan

pelajaran tidak dikaitkan dengan situasi nyata yang sedang dihadapi dan dirasakan

oleh anak didik.

1.2 Rumusan Masalah

2.1 Pengertian Interaksi Edukatif

2.2 Prinsip – prinsip Interaksi Edukatif

2.3 Tahap – tahap Interaksi Edukatif

2.4 CBSA dalam Interaksi Edukatif

2.5 Pola Pelaksanaan Ketempilan Proses dan CBSA

2.6 Keberhasilan Interkasi Edukatif

1.3 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari pembahasan ini yaitu agar kita bisa mengetahui cara

mendidik yang baik.dengan cara melakukan interaksi eduktif antara guru dengan

anak didik dalam rangka mencapai tujuan.

2

Page 3: makalah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Interaksi Edukatif

Interaksi edukatif adalah sebuah interaksi belajar mengajar, yaitusebuah

proses interaksi yang menghimpun sejumlah nilai (norma) yang merupakan

substansi sebagai medium antara guru dengan anak didik dalam rangka mencapai

tujuan.

Dalam interaksi edukatif ada dua buah kegiatan yakni kegiatan guru di

satu pihak dan kegiatan anak didik di lain pihak. Guru mengajar dengan gayanya

sendiri dan anak didik belajar dengan gayanya sendiri. Guru tidak hanya mengajar

, tetapi juga belajar memahami suasana psikologi anak didik dan kondisi kelas.

Dalam mengajar, guru perlu memahami gaya-gaya belajar anak didik.

Kerelevansian gaya-gaya mengajar guru dengan gaya-gaya belajar anak didik

akan memudahkan guru menciptakan interaksi edukatif yang konsif. N.A

Ametembun, (1985) mengatakan bahwa suatu interaksi yang harmonis terjadi bila

dalam prosesnya tercipta keselarasn, keseimbangan, keserasian antara kedua

komponen itu, yaitu guru dan anak didik.

Banyak kegiatn yang harus guru lakukan dalam interaksi edukatif,

diantaranya memahami prinsip-prinsip interaksi edukatif, menyiapkan bahan dan

sumber belajar, memilih metode, alat, dan alat bantu pelajaran, memilih

pendekatan, dan mengadakan evaluasi setelah akhir kegiatan pelajaran. Semua

kegiatan yang di lakukan guru harus di dekati dengan pendekatan sistem. Sebab

pengajaran adalah suatu sistem yang melibatkan sejumlah komponen pengajaran.

Tidak ada satu pun dari komponen itu dapat guru abaikan dalam perencanaan

pengajaran, karena semuanya saling terkait dan saling menunjang dalam rangka

pencapaian tujuan pengajaran.

Interaksi edukatif adalah hubungan dua arah antara guru dan anak didik

dengan sejumlah norma sebagai mediumnya untuk mencapai tujuan pendidikan.

3

Page 4: makalah

Dalam kegiatan interaksi edukatif ada 2 yaitu :

1. Kegiatan guru, antara lain :

a. Memahami prinsip-prinsip interaksi edukatif

b. Menyiapkan bahan dan sumber belajr

c. Memilih metode, alat dan alat bantu pengajaran

d. Memilih pendekatan

e. Mengadakan evaluasi setelah akhir pengajaran

2. Kegiatan anak didik

Guru mempunyai gaya sendiri dalam mengajar dan anak didik belajar dengan

gayanya sendiri, selain mengajar guru juga belajar memahami suasana

psikologis anak didik dan kondisi kelas.

Dalam interaksi edukatif :

1. Guru bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing

2. Guru harus berusaha anak didik aktif dan kreatif

3. Menciptakan interaksi edukatif yang kondusif

2.2 Prinsip – prinsip Interaksi Edukatif

Prinsip – prinsip ini diharapkan mampu menjebatani dan memecahkan

masalah yang sedang guru hadapi dalam kegiatan interaksi edukatif.Untuk tiu

semua prinsip yang akan diuraikan berikut ini sebaiknya guru kuasai dan pahami

betul-betul agar kegiatan interaksi edukatif dapat mencapai tujuannya secara

efektif dan efisien. Prinsip – prinsip tersebut adalah :

1. Prinsip motivasi

2. Prinsip berangkat dari persepsi yang dimiliki

3. Prinsip mengarah kepada titik pusat perhatian tertentu atau fokus tertentu

4. Prinsip keterpaduan

5. Prinsip pemecahan masalah yang dihadapi

6. Prinsip mencari, menemukan, dan mengembangkan diri

7. Prinsip belajar sambil bekerja

8. Prinsip hubungan sosial

9. Prinsip perbedaan Individual

4

Page 5: makalah

Interaksi edukatif adalah sebuah interaksi yang tidak pernah sepi dari

masalah misalnya petencanaan yang dianggap baik ternyata dalam pelaksanaan

terkadang ditemui masalah yang tak terduga sebelumnya. Masallah dapat muncul

pada anak didik misalnya anak didik kurang mampu menerapkan yang telah

dipelajarinya baik berupa pengetahuan, ketrampilan maunpun sikap dan nilai

kedalam situasi yang nyata.

Dalam rangka menjangkau dan memenuhi sebagian besar kebutuhan anak

didik, dikembangkan beberapa prinsip dalam interaksi edukatif , dengan haraoan

mampu menjembatani dan memecahkan masalah yang sedang guru hadapai dalam

kegiatan interaksi edukatif. Prinsip tersebut harus dikuasi oleh guru agar dapat

tercapai tujuan pengajara.

Prinsip - prinsip tersebut adalah :

1. Prinsip Motivasi

Agar setiap anak dapat memiliki motivasi dalam belajar. Apabila anak didik

telah memiliki motivasi dalam dirinya disebut motivasi intrinsik, sangat

memudahkan guru memberikan pelajaran , namun apabila anak tersebut tidak

meilikinya, guru akan memberikan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi

yangbersumber dari luar diri anak didik tersebut dan dapat berbentuk

ganjaran, pujian , hadiah dan sebaginya.

2. Prinsip Berangkat dari Persepsi yang Dimiliki

Bila ingin bahan pelajaran mudah dikuasai oleh sebagian atau seluruh anak,

guru harus memperhatikan bahan apersepsi yang dibawa anak didik dari

lingkungan kehidupan mereka. Penjelasan yang diberikan mengaitkan dengan

pengalaman dan pengetahuan anak didik akan memudahkan mereka

menanggapi dan memahami pengalaman yang baru dan bahkan membuat

anak didik memusatkan perhatiannya.

3. Prinsip Mengarah kepada Titik Pusat Perhatian Tertentu atau Fokus Tertentu

Pelajaran yang direncanakan dalam suatu pola tertentu akan mampu

mengaitkan bagian-bagian yang terpisah dalam suatu pelajarn. Tanpa suatu

pola, pelajaran dapat terpecah-pecah dan para anak didik akan sulit

memusatkan perhatian . Titik pusat akan :

5

Page 6: makalah

a. tercipta melalui upaya merumuskan masalah yang hendak dipecahkan

b. Merumuskan pertanyaan yang hendak dijawab

c. Merumuskan konsep yang hendak ditemukan

d. Membatasi keluasan dan kedalaman tujuan belajar serta

e. Memberikan arah kepada tujuannya

4. Prinsip Keterpaduan

Keterpaduan dalam pembahasan dan peninjauan akan membantu anak didik

dalam memadukan perolehan belajar dalam kegiatan interaksi edukatif.

5. Prinsip Pemecahan Masalah yang Dihadapi

Salah satu indikator keandaian anak didik banyak ditemukan oleh kemampuan

untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Pemecahan masalah dapat

mendorong anak didik untuk lebih tegar dalam menghadapi berbagai masalah

belajar dan anak didik akan cepat tanggap dan kreatif.

6. Prinsip Mencari, Menemukan dan Mengembangkan Sendiri

Guru yang bijaksana akan membiatkan dan memberi kesempatan kepada anak

didik untuk mencari dan menemukan sendiri informasi.

Kepercayaan anak didik untuk selalu mencari dan menemukan sendiri

informasi adalah pintu gerbang kearah CBSA yang merupakan konsep belajar

mandiri yang bertujuan melahirkan anak didik yang aktif – kreatif.

7. Prinsip Belajar Sambil Bekerja

Artinya belajar sambil melakukan katifitas lebih banyak mendatangkan hasil

untuk anak didik sebab kesan yang didapatkan anak didik lebih tahan lama

tersimpan di dalam benak anak didik.

8. Prinsip Hubungan Sosial

Hal ini untuk mendidik anak didik terbiasa bekerja sama dalam kebaikan.

Kerja sam memberikan kesan bahwa kondisi sosialisasi juga diciptakan di

kelas yang akan mengakrabkan hubungan anak didik denga anak didik lainnya

dalam belajar.

6

Page 7: makalah

9. Prinsip Perbedaan Individual

Sudut pandang untuk melihat aspek perbedaan anak didik adalah segi

bilologis, intelektual dan psikologis.Semua perbedaan ini memudahkan guru

melakukan pendekatan edukatif kepada setiap anak didik.

Banyak kegagalan guru menuntaskan penguasaan anak didik terhadap bahan

pelajaran salah satunya disebabkan karena guru gagal memahami sifat anak

didik secara individual.

2.3 Tahap – tahap Interaksi Edukatif

R.D. Conners, mengidentifikasi tugas mengajar guru yang bersifat suksesif

menjadi tiga tahap:

1. Tahap Sebelum Pengajaran

Dalam tahap ini guru harus menyusun program tahunan pelaksanaan

kurikulum, program semester atau catur wulan (cawu),program satuan pelajaran

(satpel), dan perencanaan program pengajaran. Dalam merencanakan program-

program tersebut di atas perlu dipertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan

dengan :

a. Bekal bawaan anak didik

b. Perumusan tujuan pembelajaran

c. Pemilihan metode

d. Pemilihan pengalaman – pengalaman belajar

e. Pemilihan bahan dan peralatan belajar

f. Mempertimbangkan jumlah dan karakteristik anak didik

g. Mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia

h. Mempertimbangkan pola pengelompokan

i. Mempertimbangkan prinsip – prinsip belajar

2. Tahap Pengajaran

Dalam tahap ini berlangsung interaksi antara guru dengan anak didik,

anak didik dengan anak didik, anak didik dalam kelompok atau anak didik secara

individual.Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan apa yang telah direncanakan.

7

Page 8: makalah

Ada beberapa aspek yang perlu di pertimbangkan dalam tahap pengajaran ini,

yaitu :

a. Pengelolaan dan pengendalian kelas

b. Penyampaian informasi

c. Penggunaan tingkah laku verbal non verbal

d. Merangsang tanggapan balik dari anak didik

e. Mempertimbangkan prinsip – prinsip belajar

f. Mendiagnosis kesulitan belajar

g. Memperimbangkan perbedaan individual

h. Mengevaluasi kegiatan interaksi

3. Tahap Sesudah Pengajaran

Tahap ini merupakan kegiatan atau perbuatan setelah pertemuan tatap muka

dengan anak didik. Beberapa perbuatan guru yang tampak pada tahap sesuadah

mengajar, antara lain :

a. Menilai Pekerjaan anak didik

b. Menilai pengajaran guru

c. Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya

2.4 CBSA dalam Interaksi Edukatif

Cara belajar siswa aktif (CBSA) atau student active learning (SAL) bukan

disiplin ilmu atau teori, melainkan merupakan cara, teknik atau dengan kata lain

disebut teknologi.

Sebagai konsep , CBSA adalah suatu proses kegiatan interaksi edukatif yang

subjeknyaadalah anak didik yang terlibat secara intelektual dan emosional,

sehingga ia betul – betula berperan dan berpartisipasi aktif dala melakukan

kegiatan belajar. Pengertian ini menempatkan anak didik sebagai inti dalam

kegiatan interkasi edukatif.

Jadi, yang dimaksud dengan CBSA adalah salah satu strategi interaksi

edukatif yang menuntut keaktifan dan partisipasi anak didik seoptimal mungkin,

sehingga anak didik mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan

efisien.

8

Page 9: makalah

1. Penerapan CBSA dalam Interaksi Edukatif

CBSA yang diharapkan diterapkan dalam kegiatan interaksi edukasi harus

tercermin dalam perencanaan dalam wujud satuan pelajaran. Satuan eplajaran

berisi komponen tujuan pembelajaran , bahan pelajaran, pelajaran berisi

komponen tujuan pembelajaran , bahan pelajaran, KBM, alat dan sumber

pelajaran dan evaluasi.

Guru yang mengajar dengan penekanan CBSA harus memikirikan hal – hal

yang akan dilakukan serta menuangkannya secara tertulis ke dalam satuan

pelajaran. Merumuskan pelajaran harus diatur agar menantang anak didik aktif

mempelajarinya. Kegiatan belajar anak didik ditetapkan dan diurutkan secara

sostematis sehingga memberi peluang kegiatan belajar bersama, kegiatan belajar

kelompok dan kegiatan belajar mandiri atau perorangan. Metode mengajar , alat

dan sumber belajar diusahakan dan dipilih oleh guru agar menunbuhkan belajar

aktif anak didik, bukan mengajar aktif guru dan menempatkan guru sebagai

pembimbing dan fasilitator bagi anak didik. Guru juga sudah menyiapkan daftar

pertanyaan yang problematis, sehingga menuntut anak didik mencurahkan

pemikirannya secar optimal, bila perlu diberikan tgas-tugas yang harus dikerjakan

oleh anak didik di kelas atau dirumah.

2. Derajat Aktivitas Belajar yang optimal

Aktivitas belajar anak didik tidak selalu sama. Hal ini dipengaruhi oleh

metode dan pendekatan belajar mengajar serta orientasi belajar. Ketidak samaan

aktivitas tersebut melahirkan kadar aktivitas belajar yang bergerak dari aktivitas

belajar yang rendah sampai pada aktivitas belajar yang tinggi.

Raka Joni , LP2TK membuat hierarki kadar aktivitas belajar . Dibawah ini

adalah kadar aktivitas mental dalam proses belajar anak didik berserta

karateristiknya :

9

Page 10: makalah

Level Aktivitas

Jenis Aktivitas MentalMetode Mengajar

Yang Utama

Pendekatan Belajar

Mengajar

Orientasi Belajar

I

Mengingat Mengenal Menjelaskan Membedakan

Menyimpulkan

CeramahTanya JawabTegas

Ekspository / Informasi

Produk

II

Menerapkan Menganalisis Menyintensis Menilai Meramalkan

Pelatihan Diskusi

Interaksi sosial

Proses

III

Merumuskan Mengkaji nilai Mengajukan hipotesis Mengumpulkan dan

mengolah data Memecahkan masalah Mengambil keputusan

Problem solving

Eksperimen Praktikum

laboratorium

Inquiry / Discovery

Proses dan Produk

Ada sejumlah tuntutan kualifikasi guru , yaitu :

a. Mengenal dan memahami karakteristik anak didik seperti kemampuan, minat,

motivasi belajar dan aspek kepribadian lainya.

b. Menguasai bahan pengajaran dan cara mempelajari bahan pengajaran.

c. Menguasai pengetahuan tetntang belajar dan mengajar seperti teori-teori

belajar, prinsip –prinsip belajar, teori pengajaran, prinsip-prinsip mengajar dan

model – model mengajar.

d. Terampil membelajarkan anak didik , termasuk merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran seperti membuat satuan pelajaran,

melaksanakan strategi belajar mengajar, memilih dan menggunakan media

serta alat dan alat bantu pengajaran, meilih dan menggunakan metode-metode

mengajar dan memotivasi belajar anak didik.

e. Terampil menilai proses dan hasil belajar anak didk sperti membuat alat-alat

penilaian, mengolah data hasil penilaian, menafsirkan dan meramalkan hasil

penilaian, mendiagnosis kesulitan belajar dan memanfaatkan hasil penilaian

untuk penyempurnaan proses belajar mengajar.

10

Page 11: makalah

f. Terampil melaksanakan penilitian dan pengkajian proses belajar mengajar serta

memanfaatkan hasil-hasilnya untuk kepentingan tugas – tugas profesinya

g. Bersikap positif terhadap tugas profesinya, mata pelajaran (keahliannya), anak

didik, rekan sejawat, dan terhadap berbagai inovasi dalam pendidikan dan

pengajaran.

KOMPETENSI KARAKTERISTIK

1. Profesional 1. Menguasai mataeri bidang studi yang diajarkan, konsep dan pola pikir keilmuanyang mendukung mata pelajaran yang diampu.

2. Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar Mata pelajaran Yang diampu

3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif

4. Mengembangklan profesionalitas secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri

2. Pedagogik 1. Penguasaan Karakteristik Peserta didik2. Penguasaan Teori belajar dan prinsip-prinsip belajar3. Pengembangan kurikulum terkait dengan mata

pelajaran yang diampu4. Penyelenggaraan pembelajaran yang membelajarkan5. Pemanfaatan teknologi kokmunikasi untuk

pembelajaran6. Pengembangan fasilitas pengembangan potensi

peserta didik7. Penyelenggaraan penilaian dan evaluasi proses dan

hasil belajar8. Pemanfaatan hasil penilaian dan evaluasi untuk

pembelajaran9. Pemberian tindakan reflektif untuk peningkatan

kualitas pembelajaran10. Mampu membuat Rencana Pembelajaran11. Memilih dan menggunakan metode yang tepat12. Mengelola kelas

11

Page 12: makalah

3. Kepribadian 1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, bertindak sesuai aturan hukum, norma susila dan menghargai kebudayaan Indonesia

2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik

3. manmpilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa.

4. menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasabangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru6. Berkepribadian menarik, hangat, harmonis, terbuka,

kasih sayang, penolong, sabar dan adil, dan bersikap demokratis.

4. Sosial 1. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik

2. Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

3. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.

4. Beradaptasi di tempat tugas di seluruh wilayah republik Indonesia yang memiliki karagaman budaya.

5. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

3. Indikator CBSA

Indikator CBSA akan dilihat dari lima komponen yaitu :

a. Aktivitas Belajar Anak Didik

Belajar , secara individual untuk menerapkan konsep, prinsip dan

generalisasi

Belajar dalam bentuk kelompok untuk memecahkan masalah (problem

solving)

Berpartisipasi dalam melaksanakan tugas belajarnya melalui berbagai

cara

Berani mengajukan pendapat

Ada aktiviitas belajar analisis, sintesis, penilaian dan kesimpulan

12

Page 13: makalah

Terjalin hubungan sosial dalam melaksanakan kegiatan belajar

Bisa mengomentari dan memberikan tanggapan terhadapa pendapat

anak didik lainnya

Berkesempatan menggunaan berbagai sumber belajar yang tersedia.

Berupaya menilai hasil belajar yang dicapainya

Ada upaya untuk bertanya kepada guru dan atau meminta pendapat

guru dalam upaya kegatan belajarnya

b. Aktivitas Guru Mengajar

Memberikan konsep esensial bahan pelajaran

Mengajukan masalah dan atau tugas –tugas belajar kepada anak

didik , baik secara individual atau kelompok.

Memberikan bantuan mempelajari bahan pengajaran dan atau

memecahkan masalahnya

Memberi kesempatan kepada anak didik untuk bertanya

Memberikan bantuan mempelajari uamh diperlukan oleh anak didik

Mengusahakan sumber belajar yang diperlukan

Mendorong motivasi belajar anak didik melalui penghargaan dan atau

hukuman

Menggunakan berbagai metode dan media pengajaran dalam proses

mengajarnya

Melaksanakan penilaian dan monitoring terhadap proses dan hasil

belajar anak didik

Menjelaskan tercapainya tujuan belajar dan menyimpulkan pengajaran

serta tindak lanjutnya.

c. Program Belajar

Disajikan dalam bentuk uraian dan masalah harus dipelajari dan

dipecahkan oleh anak didik

Bahan pelajaran mengandung fakta, konsep prinsip , generalisasi dan

ketrampilan

Setiap bahan pengajaran dapat mengembangkan kemampuan penalaran

anak didik

13

Page 14: makalah

Bahan pengajaran diperkaya dengan media dan alat bantu

Bahan pengajaran menantang anak didik untuk melakukan berbagai

aktivitas belajar

Lingkup bahan pengajaran sesuai dengan kemampuan anak didik

mengacu kepada kurikulum yang berlaku

Urutan bahan pengajaran disusun secara sistematis mulai dari yang

sederhaa menuju yang lebih kompleks

Bahan pengajaran yang dipelajari anak didik dimulai dari apa yang

telah diketahui

Dituangkan dalam bentuk satuan pelajaran yang siap dipakai dan

diopersikan

Dapat melayani perbedaan kemampuan anak didik

d. Suasana Belajar

Terciptanya suasana belajar yang bebas untuk melakukan interaksi

sosial dengan anak didik lainnya

Terjalin hubungan sosial yang baik antar guru dan anak didik

Ada persaingan yang sehat antar kelompok belajar anak didik

Tercipta suasana belajar anak didik yang menyenangkan dan

menggairahkan , bukan paksaan dari guru

Dimungkinkan aktivitas belajar di luar kelas

e. Sarana Belajar

Berbagai sumber belajar tersedia dan dapat digunakan oleh anak didik

Fleksibilitas pengaturan ruang dan tempat belajar

Media dan alat bantu pengajaran tersedia dan dapt dimanfaatkan oleh

anak didik

Setiap anak didik dapat menjadi sumber belajar bagi anak didik

lainnya

Guru bukan satu-satunya sumber belajar bagi anak didik

4. Indikator Keberhasilan Belajar

Ada sejumlah indikator yang dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan

belajar anak didik yaitu :

14

Page 15: makalah

a. Anak didik menguasai bahan pengajaran yang telah dipelajarinya

b. Anak didik menguasai teknik dan cara mempelajari bahan pengajaran

c. Waktu yang diperlukan untuk menguasai bahan pengajaran relatif

lebih singkat

d. Teknik dan cara belajar yang telah dikuasai dapat digunakan untuk

mempelajari bahan pengajaran lain yang serupa

e. Anak didik dapat mempelajari bahan pengajaran lain secara sendiri

f. Timbulnya motivasi instrinsik untuk belajar lebih lanjut

g. Tumbuh kebiasaan anak didik untuk selalu mempersiapkan diri dalam

mengahdapi kegiatan di sekolah

h. Anak didik terampil memecahkan masalah yang dihadapinya

i. Tumbuh kebiasaan dan keterampilan membina kerjasama dan atau

hubungan sosial dengan orang lain

j. Kesediaan anak didik untuk menerima pandangan orang lain dan

memberikan pendapat atau komentar terhadap gagasan orang lain

2.5 Pola Pelaksanaan Ketempilan Proses dan CBSA

1. Pelaksanaan keterampilan proses

Keterampilan proses adalah suatu pendekatan dalam proses interkasi

edukatif. Keterampilan proses bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak

didik menyadari, memahami, dan menguasai rangkaian bentuk kegiatan yang

berhubungan dengan hasil belajar yang telah dicapai anak didik.

a. Tujuan dan lingkup kegiatan

b. Asas pelaksanaan kegiatan

c. Bentuk pelaksanaan kegiatan

d. Langkah – langkah pelaksanaan keterampilan proses

2. Pelaksanaan Cara belajar siswa aktif

a. Tujuan dan ruang lingkup kegiatan CBSA

b. Asas pelaksanaan kegiatan CBSA

15

Page 16: makalah

c. Bentuk pelaksanaan kegiatan CBSA

d. Langkah-langkah CBSA

2.6 Keberhasilan Interkasi Edukatif

1. Pengertian

Suatu proses interaksi edukatif tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan

berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran khusus bahan tersebut.

2. Indikator

Yang menjadi petunjuk, bahan suatu proses belajar itu dianggap berhasil

adalah sebagai berikut :

a. Dayaserap terhadap bahan pengajaran yang di ajarkan mencapai prestasi

tertinggi, baik secara individual maupun kelompok.

b. Perilaku yang di gariskan dalam tujuan pembelajaran khusus (TPK) telah

di capai oleh anak didik, baik secara indiviadual maupun kelompok.

3. Penilaian Keberhasilan

Keberhasilan interkasi edukatif biasanya di ukur dengan tes prestasi (hasil

belajar).Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat di

manfaatkan untuk penilaian berikut :

a . Tes Formatif

Penilaian ini digunakan untuk menguur satu atau beberapa pokok bahasan

tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap anak

didik terhadap pokok bahasan tersebut.

Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses balajar mengajar bahan

tertentu dalam waktu tertentu

b. Tes Subsumatif

Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam

waktu tertentu, bertujuan untuk memperoleh gambaran daya serap anak didik

untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar anak didik.

Hasil tes ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan

diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor

c. Tes Sumatif

16

Page 17: makalah

Tes ini dilakukan untuk mengukur daya serap anak didik terhadap bahan

pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester atau dua

tahun pelajaran,

Tes ini bertujuan untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar anak

didik dalam suatu periode belajar tertentu.

Hasil tes ini daigunakan untuk kenaikan kelas, menyusun rangking atau

sebagai ukuran mutu sekolah

4. Tingkat keberhasilan

Setiap interaksi edukatif selalu menghasilkan prestasi belajar. Masalah yang

dihadapi adalah sampai di tingkat mana prestasi belajar yang telah dicapai.

Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap

proses belajar yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui

keberhasilan mengajar guru, kita dapat menggunakan tingkat acuan sebagai

berikut:

a. Istimewa / maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu

dapat dikuasai siswa,

b. Baik sekal i/ optimal: apabila sebagian besar (85% s/d 94%) bahan

pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa,

c. Baik / minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75% s/d

84% dikuasai siswa

d. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai

siswa.

5. Program perbaikan

Taraf atau tingkat keberhasilan proses interaksi edukatif dapat dimanfaatkan

untuk berbagai upaya. Salah satunya berhubungan dengan perbaikan proses

interaksi edukatif itu sendiri.

Tingkat keberhasilan proses mengajar dapat ddigunakan dalam berbagai

usaha antara lain dengan kelangsungan proses belajar mengajar itu sendiri.

Ada dua point yang dapat dilihat dari hasil tingkat keberhasilan proses

belajar mengajar :

17

Page 18: makalah

a. Apabila 75 % anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar

mencapai tingkat keberhasilan minimal, optimal atau maksimal, maka

dapat dilanjutkan ke proses belajar untuk pokok bahasan yang baru

b. Apabila 75 % anak didik kurang (dibawah taraf minimal ) dalam

mencapai tingkat keberhasilan , maka proses belajar mengajar

berikutnya adalah perbaikan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

18

Page 19: makalah

Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa dalam Interaksi

Edukatif adalah bagaimana guru harus berusaha agar anak didik aktif dan kreatif

secara optimal. Guru tidak harus terlena dengan menerapkan gaya mengajar

tradisional. Karena gaya mengajar seperti itu sudah tidak sesuai dengan konsepsi

pendidikan modern.

Pendidikan modern menghendaki penerapan CBSA (cara belajar siswa

aktif) dalam kegiatan interkasi edukatif. Guru bertindak sebagai fasilitator dan

pembimbing dan anak didik yang lebih aktif, kreatif dalam belajar.

3.2 Saran

Melihat dari pembahasan tentang Interaksi Edukatif di mana peran seorang

pendidik sangat penting untuk terciptanya interaksi secara baik. Untuk itu kepada

guru maupun calon guru agar lebih memperhatikan serta belajar bagaimana bisa

menjadi seorang pendidik yang lebih baik dan berguna bagi Nusa dan Bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta

19

Page 20: makalah

Djamarah, Bahri Syaiful. 2005. Guru Dan Anak Didik Dalam Interkasi Edukatif. PT Rineka Cipta. Jakarta

Nurhayati B. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Badan Penerbit UNM. Makassar

20