makalah

9
MAKALAH FARMAKOTERAPI III SOLID ORGAN TRANSPLANTATION OLEH: Oce Pravitasari 06131024 Silvia Rahmi 06131025 Rahmadini Harlya 06131027 Dirgan Yolanda 06131028 Vivi Silviani 06131029 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

Upload: sylvia-rahmi

Post on 21-Jul-2015

54 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MAKALAH FARMAKOTERAPI III

SOLID ORGAN TRANSPLANTATIONOLEH: Oce Pravitasari Silvia Rahmi Rahmadini Harlya 06131027 Dirgan Yolanda Vivi Silviani 06131028 06131029 06131024 06131025

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

2009PENDAHULUANTransplantasi organ padat adalah suatu prosedur bedah dimana jaringan atau organ diangkat dan digantikan dengan organ yang sama yang keduanaya berasaal dari bagian yang lain dari tubuh atau dari orang lain. Transplantasi organ merupakan salah satu ilmu yang paling menantang dan kompleks di bidang kedokteran modern. Beberapa masalah utama dalam manajemen medis adalah masalah penolakan organ, di mana tubuh memiliki kekebalan terhadap benda asing yang menyebabkan kegagalan transplantasi, untuk memastikan bahwa organ dapat disimpan di dalam tubuh donor. Ini adalah waktu yang sangat sensitif proses. Di sebagian besar negara terdapat maasalah dalam pelaksaan transplantasi organ. Pencangkokan juga menimbulkan sejumlah bioethical masalah, termasuk penyebab kematian, kapan dan bagaimana harus melakukan transplantasi organ masih belum ditemukan jawabannya.. Jenis-jenis transplantasi organ :1.Autograft

Yaitu suatu prosedur bedah dimana jaringan atau organ yang diangkat atau digantikan berasal dari jaringan pasien itu sendiri. 2.Isograft/sinergis Yaitu suatu prosedur bedah dimana jaringan atau organ yang diangkat atau digantikan berasal dari identitas genetik donor &resipien sama 3.allograft Yaitu suatu prosedur bedah dimana jaringan atau organ yang diangkat atau digantikan berasal dari identitas genetik donor & resipien spesies sama, genetik tidak identik 4.Xenograft

Yaitu suatu prosedur bedah dimana jaringan atau organ yang diangkat atau digantikan berasal dari identitas genetik donor & resipien dari spesies berbeda

ISIPerkembangan ilmu pengetahuan membawa kemajuan dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk imunologi dan bagian-bagiannya,salah satunya transplantasi organ. Berbagai organ telah berhasil ditranplantasikan, yaitu : 1. Mata (kornea) 2. Paru-paru 3. Jantung dan katup jantung 4. Hati 5. Pankreas 6. Usus 7. Vena paha 8. Kulit 9. Tulang 10. Tendon Dalam pelaksanaan transplantasi organ sering terjadi penolakan. Reaksi yang mendasari penolakan tersebut adalah reaksi hipersensitifitas tipe 2. reaksi hipersensitivitas tipe 2. 1. bersifat sitotoksik 2. alergen terdapat pada permukaan sel

3. melibatkan antibodi igg/igm 4. sel-sel sasaran: sel-sel jaringan sel-sel darah

5. kerusakan jaringan melalui 2 mekanisme sitotoksik aktivasi sistem komplemen oleh reaksi antibodi-antigen, sehingga sel-sel mengalami sitolisis keterlibatan fagosit: opsonisasi (opsonin : antibodi atau c3b) sitolisis oleh mediator dari fagosit

6. manifestasi klinik: muncul lambat setelah terpapar alergen tergantung sel-sel jenis khusus yang rusak

Mekanisme kerja reaksi hipersensitifitas tipe 2 : Terjadi reaksi antigen antibodi yang menyebabkan aktifitaas komplement dengan segala akibatnya, terutama disebabkan karena lisis sel.Sasarannya berupa sel-sel darah atau sel dalam jaringan. Dengan beraksinya antibodi dengan antigen jaringan atau sel, maka antibodi melalui bagian Fc (opsonik) atau pengikatan dengan C3b (imun) akan menempel pada permukaan fagosit yang memiliki reseptor Fc atau C3b.Penempelan akan berlanjut dengan fagositosis sel atau lisis oleh enzim yang dilepaskan fagosit. Reaksi penolakan sel humoral rejection

sering terjadi pada kehamilan dan transfusi darah. antibodi akan mengaktifkan sistem komplemen, menyebabkan kerusaka endotelia, agregasi trombosit, granulosit, monosit, dan koagulasi intravascular.

antibody-dependent cell-mediated cytotoxicity (adcc)

memainkan peranan penting dalam penolakan kronik humoral rejection sering terjadi pada kehamilan dan transfusi darah. antibodi akan mengaktifkan sistem komplemen, menyebabkan kerusaka endotelia, agregasi trombosit, granulosit, monosit, dan koagulasi intravascular. antibody-dependent cell-mediated cytotoxicity (adcc) memainkan peranan penting dalam penolakan kronik ImunosupresanEfek imunosupresi dapat dicapai dengan cara:

1. Menghambat proses fagositosis dan pengolahan Ag menjadi Ag imunogenik oleh makrofag 2. Menghambat pengenalan Ag oleh sel limfoid imunokompeten 3. Merusak sel limfoid imunokompeten 4. Menekan diferensiasi dan proliferasi sel imunokompeten sehingga tidak terbentuk sel plasma penghasil Ab atau sel T yang tersensitisasi untuk respon imun seluler 5.Menghentikan produksi Ab oleh sel plasma serta melenyapkan sel T yang tersensitisasi yang telah terbentuk. 3 kelas imunosupresan Kelas 1

diberikan sebelum fase induksi mekanisme kerja: merusak limfosit imunokompeten Kelas 2 diberikan dalam fase induksi mekanisme kerja: menghambat proses diferensiasi dan proliferasi sel imunokompeten, misalnya antimetabolit

Kelas 3 memiliki sifat imunosupresan kelas 1 dan 2 diberikan sebelum/sesudah perangsangan oleh Ag Obat-obat imunosupresan: -Cyclosporin Mekanisme Kerja : menghambat perbanyakan T-helper dan T killer sel yang tergantung dari IL secara selektif dan produksi atau pelepasan limfokin olehnya dan menstimulasi produksi T supresorsel, sehingga penolakan dari organ transplantasi terhambat. Efek Samping : Gangguan lambung usus, hipertensi, sakit kepala, tremor dan hipertriklosis. Dosis : Oral permulaan 10-15 mg/kg selama 1-2 minggu, lalu berangsur-angsur diturunkan sampai 2-6 mg/kg sehari 2 dosis. -KORTIKOSTEROID Mekanisme : Mencegah produksi IL-1 dan IL-6 oleh makrofag dan menghambat semua stage aktivasi sel. Yang digunakan sebagai imunosupresan adalah glukokortikoid yaitu prednisolon dan prednison.

Prednisolon t = 3 jam

penggunaan: terapi sistemik kadar puncak dalam darah baru tercapai setelah 6-8 jam (peroral) dosis: oral, semula 1 dd 5-60 mg pagi hari selama 4 minggu, diturunkan 5 mg sehari atau 10 mg setiap hari Prednison merupakan derivat keto yang baru aktif setelah diubah dalam hati menjadi derivat hidronya prednisolon

khasiat dan penggunaan: sama dengan prednisolon, hanya tidak digunakan secara lokal dan intraartikular

perhatian : tidak dianjurkan pada pasien dengan gangguan hati

dosis : oral, semula 1 dd 5-60 mg pagi hari, pemeliharaan 5 mg sehari.

PenutupKesimpulan 1. Transplantasi organ padat adalah suatu prosedur bedah dimana jaringan atau organ diangkat dan digantikan dengan organ yang sama yang keduanaya berasaal dari bagian yang lain dari tubuh atau dari orang lain. 2. Masalah transplantasi organ dapat diatasi dengan jalan: a. Manipulasi system imun b. Menggunakan obat-obatan imunodepresan