makalah 27 fix

29
Talasemia Alfa Minor Pada Pasangan Suami Istri Jimmy Christeven /102012045 Lisa Ambalinggi /102012032 [email protected] [email protected] Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 A. Pendahuluan Talasemia adalah sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat dari ketidakseimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin (komponen darah). Talasemia merupakan penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan secara resesif. Secara molekuler talasemia dibedakan atas talasemia alfa dan beta, sedangkan secara klinis dibedakan atas talasemia mayor dan minor. Ketidakseimbangan dalam rantai protein globin alfa dan beta, yang diperlukan dalam pembentukan hemoglobin, disebabkan oleh sebuah gen cacat yang diturunkan. Untuk menderita penyakit ini, seseorang harus memiliki 2 gen dari kedua orang tuanya. Jika hanya 1gen yang diturunkan, maka orang tersebut hanya menjadi pembawa tetapi tidak menunjukkan gejala-gejala dari penyakit ini. Talasemia digolongkan bedasarkan rantai asam amino yang terkena. 2 jenis yang utama adalah alfa talasemia (melibatkan rantai alfa) dan beta talasemia (melibatkan rantai beta). Talasemia alfa terjadi karena adanya penurunan secara sintesis dari rantai alfa globulin. 1 1

Upload: jimmy-christeven

Post on 02-Feb-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

g

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah 27 Fix

Talasemia Alfa Minor Pada Pasangan Suami Istri

Jimmy Christeven /102012045

Lisa Ambalinggi /102012032

[email protected]

[email protected]

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

A. Pendahuluan

Talasemia adalah sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat dari

ketidakseimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang membentuk

hemoglobin (komponen darah). Talasemia merupakan penyakit anemia hemolitik herediter

yang diturunkan secara resesif. Secara molekuler talasemia dibedakan atas talasemia alfa dan

beta, sedangkan secara klinis dibedakan atas talasemia mayor dan minor. Ketidakseimbangan

dalam rantai protein globin alfa dan beta, yang diperlukan dalam pembentukan hemoglobin,

disebabkan oleh sebuah gen cacat yang diturunkan. Untuk menderita penyakit ini, seseorang

harus memiliki 2 gen dari kedua orang tuanya. Jika hanya 1gen yang diturunkan, maka orang

tersebut hanya menjadi pembawa tetapi tidak menunjukkan gejala-gejala dari penyakit ini.

Talasemia digolongkan bedasarkan rantai asam amino yang terkena. 2 jenis yang utama

adalah alfa talasemia (melibatkan rantai alfa) dan beta talasemia (melibatkan rantai beta).

Talasemia alfa terjadi karena adanya penurunan secara sintesis dari rantai alfa globulin.1

Skenario 3:

Pasangan suami istri yang sudah lama ingin punya anak datang untuk konseling genetik. Mereka di rujuk oleh spesialis kandungan karena mereka berdua sama-sama mempunyai Talasemia-alfa minor.Selama ini istri sudah pernah 2 kali hamil tetapi kehamilan pertama mengalamikeguguran pada usia kehamilan 12 minggu, sedangkan kehamilan kedua melahirkan bayi dengan hydrops foetalis pada gestasi 27 minggu dan meninggal beberapa menit setelah dilahirkan.

1

Page 2: Makalah 27 Fix

Analisis Masalah

B. Pembahasan

Anamnesis

Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara

melakukan serangkaian wawancara Anamnesis dapat langsung dilakukan terhadap pasien

(auto-anamanesis) atau terhadap keluarganya atau pengantarnya (alo-anamnesis). Berikut

adalah beberapa hal yang perlu ditanyakan untuk membantu diagnosis dari suatu penyakit:

Hal-hal yang perlu ditanyakan adalah:

a) Identitas pasien

b) Keluhan utama pasien : hamil 2 kali, tetapi pasien kehamilan yang pertama

mengalami keguguran pada usia 12 minggu sedangkan yang kedua melahirkan

bayi dengan hydrops fetalis pada gestasi 27 minggu dan meninggal beberapa menit

setelah dilahirkan.

c) Riwayat penyakit sekarang yaitu menanyakan yang berhubugan dengan keluhan

utama seperti :

Apakah pasangan suami istri mengalami kelainan berupa kelainan darah

turunan atau penyakit herediter lainnya?

2

Pasangan Suami Istri

dengan Talasemia

MinorAnamesis

PemeriksaanPemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

Diagnosis

WDDD

Etiologi

epidemiologiPatofisiologi

PenatalaksanaanFarmakologiNon farmakologi

Silsilah keluarga

Talasemia Alfa

Manifestais Klinis

Konseling genetik dan Pencegahan

Prognosis

Page 3: Makalah 27 Fix

Apakah sudah mencoba konseling kepada dokter terkait seperti dokter

kandungan dan dokter genetika klinik?

d) Riwayat kehamilan :

Kehamilan pada usia berapa untuk pertama dan kedua?

Apakah ada gangguan kesehatan pada saat kehamilan?

Apakah ibu sering memeriksa kehamilannya kepada dokter? Bagaimana

hasil yang sering diperoleh?

Apakah dokter ada menyarankan untuk menyarankan melakukan

pemeriksaan tambahan?

Bagaimana keadaan fisik dan psikologis ibu saat hamil?

Apakah sedang mengkonsumsi obat-obatan?

e) Riwayat penyakit dahulu :

apakah pasien pernah atau sedang mengalami suatu penyakit berat?

f) Riwayat penyakit keluarga :

Tanyakan penyakit yang sedang atau pernah dialami oleh keluarga atau

kerabat dekat yang dapat memungkinkan pasien tersebut mengalami hal

yang sama dalam penyakit genetic dan tanyakan keadaan mereka. Seperti

keterkaitan kasus ini yaitu talasemia. Tanyakan kepada orangtuanya apakah

kedua orangtua anak tersebut mempunyai genetic talasemia atau memang

penderita talasemia?

Penting hal nya memikirkan atau membuat sebuah pohon keluarga untuk

lebih memastikan penurunan yang akan diterima apabila kelak pasangan

suami istri tersebut akan memiliki keturunan. Dengan pohon keluarga ini

kita dapat memprediksikan thalasemia diturunkan dengan prediksi

perbandingan.1,2

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah keadaan umum dan tanda-tanda vital seperti

suhu, nadi, tekanan darah, dan frekuensi pernapasan. Selain itu pemeriksaan fisik yang

mengarahkan ke diagnosis talasemia bila dijumpai gejala dan tanda pucat yang menunjukkan

anemia, ikterus yang menunjukkan hemolitik, splenomegali yang menunjukkan adanya

3

Page 4: Makalah 27 Fix

penumpukan (pooling) sel abnormal, dan deformitas skeletal, terutama pada thalasemia beta.

Pemeriksaan fisik pada talasemia alfa minor sebenarnya sulit karna sama halnya dengan

seseorang yang seperti sedang menderita anemia.2

Pemeriksaan Penunjang

Yang pertama adalah dilakukannya skrining pada pasangan suami istri ini untuk

memastikan diagnosa talasemia alfanya tersebut. Yang sering dilakukan pada skrining

talasemia adalah dengan hemoglobin elektorforesa yang merupakan pemeriksaan pada

hemoglobin pasien untuk mengidentifikasi lebih dari 150 jenis hemoglobin normal dan

abnormal. Banyak jenis hemoglobin yang abnormal tidak menyebabkan penyakit yang

berbahaya dan hemoglobin yang abnormal ini dapat dideteksi melalui elektroforesis.

Prosedur pemeriksaan adalah dengan mengambil darah vena 7 sampai 10 ml dan masukan ke

dalam tabung dan di periksa di laboratorium, dan pada pasien tidak perlu adanya pembatasan

makan dan cairan. Pada pasien dewasa dengan talasemia alfa ataupun beta maka pada

elektroforesa hemoglobin kita dapat mengetahui rantai globin mana yang mengalami

abnormalitas dan menjadi dasar diagnosa.

Meskipun elektroforesis hb kurang sensitive untuk mendiagnosis talasemia alfa, namun

elektroforesis hb dapat membantu menghitung jumlah dan mengidentifikasi tipe hemoglobin

yang tidak normal. Hb F meningkat: 20%-90% Hb total, elektroforesis Hb : hemoglobinopati

lain dan mengukur kadar Hb F. Elektroforesis hemoglobin pada selulosa asetat atau

elektroforesis gel kanji pada pH basa merupakan uji laboratorium paling mudah untuk

membuktikan adanya hemoglobin abnormal. Pada talasemia alfa, penurunan sintesis rantai

alfa menyebabkan rantai beta menjadi berlebihan. Rantai-rantai beta ini dapat membentuk

tetramer yang mudah dibuktikan dengan pemeriksaan elektroforesis hemoglobin.

Sedangkan pada pemeriksaan DNA merupakan pemeriksaan yang lebih pasti dalam

skrining ataupun menegakkan diagnosa suatu penyakit. Pemeriksaan DNA dilakukan apabila

pada pemeriksaan hemoglobin elektroforesa kita masih meragukan atau curiga mengarah

pada diagnosa yang lainnya. Analisis DNA dilakukan untuk mengidentifikasi genotip

spesifik. Uji ini dapat dilakukan untuk tujuan penelitian, untuk membedakan talasemia alfa

carrier dari talasemia lainnya, untuk mengidentifikasi gen pembawa sifat tersembunyi, atau

melihat pola pewarisan keluarga.

Selanjutnya akan dibahas mengenai pemeriksaan serum besi, TIBC ( Kapasitas Ikatan

Besi Total) dan serum feritin yang saling berkaitan. Dimana pemeriksaan serum besi

berhubungan dengan transferin plasma yang bertanggung jawab terhadap transportasi zat besi

4

Page 5: Makalah 27 Fix

ke sumsum tulang untuk sintesa hemoglobin. Nilai besi serum meningkat bila ada destruksi

sel-sel darah merah yang berlebihan dan nilai menurun pada anemia akibat kekurangan besi.

Biasanya serum besi dan TIBC ditentukan bersamaan karena saling berkaitan satu sama lain.

Kadar normal besi serum pada dewasa 50-150 ug/dL, neonatus 100-200ug/dL dan bayi

6 bulan – 2 tahun 40-100 ug/dL. Dan kadar TIBC pada dewasa 250-450 ug/dL, neonatus 60-

175 ug/dL, bayi 100-400 ug/dL, 6 bulan-2tahun 100-200 ug/dL dan anak lebih dari 2 tahun

mempunyai kadar yang sama dengan dewasa. Sedangkan serum feritin seperti yang telah

diketahui secara luas, jumlah kecil feritin serum dalam serum manusia menggambarkan

simpanan besi tubuh, dimana tes ini sering digunakan sebagai tes untuk mengetahui defisiensi

atau kelebihan besi di dalam tubuh manusia. Pemeriksaan serum besi, kadar feritin dan TIBC

untuk mengkonfirmasi anemia disebabkan oleh defisiensi besi atau karena sebab lain, karena

pada talasemia mempunyai nilai indeks eritrosit (MCV dan MCH) yang rendah, serupa pada

anemia defisiensi besi sehingga dibutuhkan pemeriksaan konfirmasi lebih lanjut.3

Tablel 1. Nilai Indeks Eritrosit pada Talasemia

Red Blood Cell Index Normal Affected Carrier

Sex Male Femaleβ-Thal Major β-Thal Minor

Mean corpuscular

volume (MCV fl)

89,1±5,01 87,6±5,5 50-70 < 79

Mean corpuscular hemoglobin (MCH pg)

30,9±1,9 30,2±2,1 12-20 < 27

Hemoglobin (Hb g/dL)

15,9±1,0 14,,0±0,9 < 7 Males : 11,5-15,3

Females : 9,1-14

Diagnosis Prenatal

Diagnosis prenatal( PND ) pada talasemia pertama kali berhasil dilakukan oleh Nathan

and Kan dengan menggunakan darah fetal. Tujuan dari diagnosis prenatal adalah untuk

mengetahui sedini mungkin, apakah janin yang dikandung menderita talasemia mayor. PND

terutama ditujukan pada janin pasangan baru yang sama sama pengemban sifat talasemia dan

janin pasangan yang telah mendapat bayi talasemia sebelumnya.

5

Page 6: Makalah 27 Fix

Pada kasus talasemia, sekarang PND dapat dilakukan pada usia kehamilan 8 minggu

dengan mengguanakan villi chorialis, untuk mempercepat proses PND, dapat dimulai dengan

pemeriksaan DNA kedua orangtuanya terlebih dahulu. Tindakan ini dapat dilakukan lebih

awal bahkan sebelum kehamilan terjadi, pada saat mereka telah memutuskan untuk

mempunyai anak. Kemudian setelah usia kehamilan mencapai 8 minggu, baru dilakukan

pengambilan sampel jaringan vili chorialis janin serta dilakukan pemeriksaan molekular

sesuai dengan mutan yang diemban oleh kedua orangtuanya. Sedikitnya harus ada dua teknik

berbeda yang dilakukan pada PND, agar hasil identifikasi lebih akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan. PND juga harus dilakukan secepat mungkin (dalam waktu kurang

dari seminggu) agar tidak menjadi beban psikologis kedua orangtua selama menunggu hasil

untuk mengambil keputusan.

Selain itu usia kehamilan juga masih memungkinkan untuk tindakan terminasi

kehamilan kalau memang hal tersebut diperlukan. Biasanya pasangan masih membutuhkan

waktu beberapa hari hingga mingggu, untuk memutuskan nasib janin mereka jika ternyata

sang janin menderita talasemia, dan selama itu mereka mungkin perlu pendampingan.

Beberapa tahun belakangan ini telah dikembangkan teknik inseminasi selektif, pada

pasangan berisiko tinggi. Dengan teknik ini maka kemungkinan lahirnya bayi talasemia dapat

diperkecil. Apabila pada kehamilan normal probabilitas terjadinya bayi talasemia mayor

adalah 25%, maka pada inseminasi selektif, jika ada enam embrio yang dibuahi secara in

vitro, dan hanya dua embrio yang diambil secara acak yang ditanamkan ke rahim maka

probabilita terjadinya bayi talasemia dari pasangan tersebut menjadi lebih rendah dari resiko

kehamilan normal. Teknik inseminasi selektif dianggap lebih menyenangkan terutama bagi

sebagian pasangan yang karena alasan pribadi atau lainnya keberatan untuk melakukan PND

dan terminasi kehamilan.4

Diagnosis Kerja

Talasemia merupakan akibat dari ketidakseimbangan pembuatan rantai asam amino

yang membentuk hemoglobin yang dikandung oleh sel darah merah. Sel darah merah

membawa oksigen ke seluruh tubuh dengan bantuan substansi yang disebut hemoglobin.

Hemoglobin terbuat dari dua macam protein yang berbeda, yaitu globin alfa dan globin beta.

Protein globin tersebut dibuat oleh gen yang berlokasi di kromosom yang berbeda.  Apabila

satu atau lebih gen yang memproduksi protein globin tidak normal atau hilang, maka akan

terjadi penurunan produksi protein globin yang menyebabkan talasemia. Mutasi gen pada

6

Page 7: Makalah 27 Fix

globin alfa akan menyebabkan penyakit alfa- talasemia dan jika itu terjadi pada globin beta

maka akan menyebabkan penyakit beta-talasemia.1

Talasemia alfa terjadi karena adanya penurunan secara sintesis dari rantai alfa globulin.

Akibat adanya kekurangan sintesis rantai alfa, maka dapat menyebabkan timbulnya banyak

rantai beta dan gamma yang tidak dapat berpasangan dengan rantai alfa. Dengan adanya hal

tersebut, maka akan menyebabkan pula terbentuknya tetramer dari rantai beta(HbH) dan juga

tetramer dari rantai gama (Hb Barts), dengan begitu maka diketahui talasemia alfa memiliki

beberapa jenis, yaitu :

a) Delesi pada empat rantai alpha

Delesi pada empat rantai alpha ini sering dikenal juga dengan sebutan Hydrops

fetalis. Dalam delesi pada empat rantai tersebut biasanya sel darah merahnya

banyak terkandung Hb Barts. Gejala dari delesi ini berupa timbulnya ikterus,

pembesaran limfa, dan jika pada orang hamil, maka janinnya akan sangat anemis

dan dapat mati dalam usia kandungan 36-40 bulan. Biasanya pada bayi yang

mengalami kelainan ini akan mati beberapa jam setelah kelahirannya, jika delesi

ini diuji secara elektroforesis, maka akan diketahui kadar Hb nya sebesar 80-90%

Hb Barts, dan diketahui juga tidak adanya HbA ataupun HbF.

b) Delesi pada tiga rantai alpha

Delesi berikut ini dapat dikenali sebagai HbH Disease yang biasanya disertai

dengan adanya anemia hipokromik mikrositer dengan banyak terbentuknya HbH,

dengan begitu maka HbH akan mengalami presipitasi dalam sel darah merah

(eritrosit), sehingga akan mengakibatkan penghancuran sel darah merah dengan

mudah. Ini dapat terdeteksi setelah kelahiran dengan adanya anemia berat dan juga

adanya pembesaran pada limfa. Fenotipe HbH disease berupa talasemia intermedia

yang ditandai dengan anemia hemoltik sedang-berat namun dengan inefektivitas

eritropoiesis yang lebih ringan.

c) Delesi pada dua rantai alpha

Delesi berikut ini diketahui dengan adanya anemia hipokromik mikrositer yang

ringan, yaitu dengan terjadi penurunan dari HbA2 dan peningkatan dari HbH,

delesi ini ditandai dengan adanya anemia ringan bahkan ada juga yang tidak

terdapat gejala anemianya.

7

Page 8: Makalah 27 Fix

d) Delesi pada rantai satu alpha

Delesi ini dapat disebut juga sebagai Silent Carreie, karena adanya tiga lokus

globin yang masih bisa menjalankan fungsinya dengan normal, delesi tersebut

kelainan globulinnya sangat minimal dan hanya dapat diketahui melalui

pemeriksaan laboratorium secara molekuler. Penderita tipe ini merupakan

pembawa sifat yang fenotipnya tidak memberikan gejala dan tanda. Kelainan ini

ditemukan pada 15-20% populasi keturunan afrika.1,4

Etiologi

Penurunan kecepatan sintesis atau kemampuan produksi satu atau lebih rantai globin

alfa atau beta, ataupun rantai globin lainnya, dapat menimbulkan defisiensi produksi sebagian

(parsial) atau menyeluruh (komplit) rantai globin tersebut. Akibatnya, terjadi talasemia yang

jenisnya sesuai dengan rantai globin yang terganggu produksinya. Talasemia alfa terjadi

akibat berkurangnya (defisiensi parsial seperti thalasemia-α+) atau tidak diproduksi sama

sekali (defisiensi total seperti talasemia-α0) produksi rantai globin-α.

Epidemiologi

Penyakit talasemia ini menyebar luas di daerah Mediteranian seperti Italia, Yunani,

Afrika bagian utara, Timur Tengah, India Selatan sampai kawasan Asia Tenggara termasuk

Indonesia. Frekuensi talasemia di Asia Tenggara antara 3-9%. Seperti yang sudah dijelaskan

sebelumnya bahwa talasemia merupakan kelainan darah yang bersifat herediter. Risiko

terkena talasemia sama bagi pria maupun wanita sebab kelainan ini terdapat di kromosom

autosom. Karena angka insidens yang cukup besar, maka bila seseorang memiliki riwayat

keluarga yang talasemia disarankan untuk melakukan pemeriksaan skrining terutama saat

akan menikah dan diusahakan menikah dengan orang yang tidak memiliki riwayat talasemia

dalam keluarganya.

Patofisiologi

Pada talasemia terjadi pengurangan atau tidak ada sama sekali produksi rantai globin

satu atau lebih rantai globin. Penurunan secara bermakna kecepatan sintesis salah satu jenis

rantai globin menyebabkan sintesis rantai globin yang tidak seimbang. Bila pada keadaan

normal rantai globin yang disintesis seimbang antara rantai alfa dan rantai beta, maka pada

talasemia beta dimana tidak disintesis sama sekali rantai globin beta maka rantai globin alfa

8

Page 9: Makalah 27 Fix

yang berlebihan, begitu juga sebaliknya pada talasemia alfa dimana rantai globin alfa tidak

diproduksi sama sekali maka rantai globin beta yang diproduksi secara berlebihan.

Pada talasemia alfa umumnya patofisiologinya sama dengan yang dijumpai pada

talasemia beta kecuali beberapa perbedaan utama akibat delesi atau mutasi rantai globin alfa.

Hilangnya gen globin tunggal tidak berdampak pada fenotip. Sedangkan talasemia 2a alfa

homozigot (-a/-a) atau talasemia 1a heterozigot (aa/--) memberi fenotip seperti talasemia beta

carrier. Kehilangan 3 dari 4 gen globin alfa memberikan fenotip tingkat penyakit berat

menengah (moderat), yang dikatakan sebagai HbH disease. Sedangkan talasemia alfa0

homozigot (--/--) tidak dapat bertahan hidup, disebut sebagai Hb-Bart’s hydrops syndrome.

Kelainan dasar talasemia alfa sama dengan talasemia beta, yakni ketidak seimbangan sintesis

rantai globin. Namun perbedaan besar dalam hal patofisiologi kedua jenis ini adalah:

Pertama karena rantai alfa dimiliki bersama oleh hemoglobin fetus ataupun dewasa,

maka talasemia alfa bermanifestasi pada masa fetus.

Kedua sifat-sifat yang ditimbulkan akibat produksi secara berlebihan rantai globin alfa

dan beta yang disebabkan oleh defek produksi rantai globin alfa sangat berbeda

dibandingkan dengan akibat produksi berlebihan rantai alfa pada talasemia beta. Bila

kelebihan rantai alfa tersebut menyebabkan presipitasi pada prekursel eritrosit, maka

talasemia alfa menimbulkan tetramer yang larut.5

Pewarisan Talasemia

Di dalam mendiagnosa suatu penyakit yang diduga diturunkan secara turun temurun di

dalam keluarga, perlu dikonfirmasi kembali diagnosa yang telah disusun dengan membuat

diagram silsilah keluarga untuk memastikan bahwa penyakit yang diderita pasien memang

sudah ada atau diturunkan dari generasi sebelum pasien sehingga gejala klinis dapat muncul

pada pasien karena penyakit tersebut memang diturunkan dari generasi sebelumnya.

Mempelajari pola pewarisan sifat pada manusia terutama tentang penyakit menurun

mempunyai kendala tersendiri. Kendala-kendala tersebut misalnya: tidak mungkin

melakukan uji coba perkawinan pada manusia, kemungkinan kecil orang mau dikawinkan

secara asal sesuai kehendak peneliti, adanya kemauan untuk menghindari kelainan atau

penyakit menurun, adanya pembatasan jumlah anak karena pertimbangan-pertimbangan

tertentu, dan sebagainya. Oleh karena itu, untuk mempelajari pola pewarisan sifat terutama

kelainan dan penyakit bawaan sering kali dilakukan dengan cara analisis peta silsilah

(pedigree). Peta silsilah ini diharapkan mampu memberikan gambaran dan jawaban yang

9

Page 10: Makalah 27 Fix

memuaskan terhadap sejumlah persoalan yang diakibatkan oleh kelainan atau penyakit

menurun. Pedigree selalu menggunakan simbol silsilah keluarga, seperti:

1. = (kotak tanpa arsiran), simbol untuk laki-laki normal

2. = (kotak dengan arsiran penuh),simbol untuk laki-laki yang menderita kelainan

atau penyakit tertentu.

3. = (kotak dengan arsiran tidak penuh),simbol untuk laki-laki normal carier untuk

penyakit tertentu.

Gambar 1. Silsilah Keluarga dengan Kedua orang tua menderita talasemia alfa minor

(diunduh dari: www.quizlet.com)

Berikut akan dijabarkan mengenai kemungkinan yang terjadi pada pasangan suami istri

penderita talasemia minor yang ingin mempunyai keturunan melalui pewarisan menurut

hukum Mendell yaitu:5

P : Thth >< Thth

G : Th Th

: th th

F1

10

L / P Th Th

Th ThTh Thth

th Thth Thth

Page 11: Makalah 27 Fix

Rasio genotip:

Thalasemia Mayor (ThTh) : 25%

Thalasemia Minor (Thth) : 50%

Normal (thth) : 25%

Dari pewarisan penyakit talasemia yang merupakan autosomal resesif melalui

pewarisan Mendel, maka diperoleh anak dengan kelainan fenotip talasemia mayor atau yang

letal adalah 25% atau seperempat dari seluruh keturunan pasien. Setengah atau 50% anaknya

akan diturunkan sifatnya menjadi carrier atau talasemia trait dan hanya 25% atau seperempat

anaknya yang akan normal tanpa kelainan turunan autosomal resesif.5

Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala dari penyakit thalassemia disebabkan oleh kekurangan oksigen di

dalam aliran darah. Hal ini terjadi karena tubuh tidak cukup membuat sel-sel darah merah dan

hemoglobin. Temuan klinis tergantung pada nomor dari delesi gen α –globin yaitu delesi

pada empat rantai alfa ( hydrops fetalis ), delesi pada tiga rantai alfa ( HbH disease ), delesi

pada dua rantai alfa serta delesi pada satu rantai alfa atau yang disebut dengan silent carrier.

a) Silent Carrier

Pada keadaan ini tidak akan timbul gejala sama sekali pada penderita atau hanya

terjadi sedikit kelainan berupa sel darah merah yang tampak lebih pucat

(hipokrom). Pembawa sifat talasemia alfa jenis ringan artinya mempunyai kelainan

pada gen globin alfa tetapi tidak menyebabkan kelainan atau gangguan fisik, hanya

ada sedikit perubahan pada gambaran sel darah merahnya. Gambaran sel darah

merahnya hampir sulit dibedakan dengan orang normal, kecuali  ukuran sel darah

merahnya (MCV) sedikit lebih kecil dan jumlah hemoglobin per sel darah merah

(MCH) yang sedikit lebih rendah dari ukuran normal. Pembawa sifat talasemia alfa

jenis ini hanya mempunyai 3 globin alfa karena hilangnya 1 gen globin alfa.

Pembawa sifat ini tidak akan mengalami kesehatan yang berarti, dapat melakukan

aktivitas fisik atau mental yang sarna dengan orang yang tidak mempunyai

kelainan ini.

b) Talasemia Alfa Trait

Penderita hanya mengalami anemia kronis yang ringan dengan sel darah merah

yang tampak pucat (hipokrom) dan lebih kecil dari ukuran normal

11

Page 12: Makalah 27 Fix

(mikrositer). Pembawa sifat talasemia alfa jenis berat artinya mempunyai kelainan

pada gen globin alfa tetapi tidak menyebabkan kelainan atau gangguan fisik, hanya

ada perubahan pada gambaran sel darah merah yang sangat jelas yaitu ukuran sel

darah merahnya (MCV) lebih kecil dari ukuran normal dan jumlah hemoglobin per

sel darah merah (MCH) lebih rendah dari jumlah normal. Pembawa sifat talasemia

alfa jenis ini hanya mempunyai 2 gen globin alpha yang berfungsi. Kedua gen

globin alfa ini terletak pada satu belah kromosom dan yang sebelahnya tidak

mempunyai gen globin alfa sama sekali atau pada setiap belah kromosom hanya

ada 1 gen globin alfa. Pembawa sifat jenis ini tidak mengalami masalah kesehatan

yang berarti, dapat melakukan aktivitas fisik atau mental yang sama dengan orang

yang tidak mempunyai kelainan ini, tetapi dapat mengalami anemia ringan pada

saat hamil atau saat menderita infeksi berat.

c) HbH Disease

Gambaran klinis penderta dapat bervariasi dari tidak menunjukkan adanya gejala

sama sekali, hingga anemia yang berat yang disertai dengan perbesaran limpa

(splenomegali). Ditandai dengan hanya 1 gen globin yang berfungsi. Penderita ini

dilahirkan dari pasangan yang salah satunya pembawa sifat talasemia alfa berat

sedangkan yang lainnya pembawa sifat talasemia alfa ringan. Penyakit ini harus

dicurigai pada bayi baru lahir yang semua sel darah merahnya pucat dan

mempunyai Hb Bart yang tinggi. Hb Bart dibentuk dari 4 buah rantai globin

gamma. Hemoglobin ini tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada anak

yang lebih besar penyakit HbH ditandai dengan anemia sedang kadar (kadar Hb

antara 8 sid 10 g/dl), sel darah merahnya kecil dan pucat serta ditemukan adanya

HbH. HbH dibentuk dari 4 rantai globin beta dan tidak berfungsi seperti Hb yang

normal. Kadar Hb pada penderita HbH relatif stabil, tetapi kadar Hb dapat turun

dengan drastis pada saat menderita infeksi virus, dan terekspos atau mengkonsumsi

obat-obat, zat kimia atau makanan yang bersifat oksidan seperti obat jenis sulfa,

"benzene" (terdapat dalam bensin, batubara, bahan kimia untuk pembuatan plastik).

Walaupun jarang, dapat terjadi anemia berat, batu empedu, tukak pada kulit, dan

pembesaran limpa yang hebat sampai memerlukan pengangkatan limpa.

12

Page 13: Makalah 27 Fix

d) Talasemia Alfa Mayor

Merupakan kondisi yang paling berbahaya pada talasemia tipe alfa. Pada kondisi

ini tidak ada rantai globin yang dibentuk (sama sekali tidak mempunyai gen globin

alfa) sehingga tidak ada HbA atau HbE yang diproduksi. Biasanya fetus (janin)

yang menderita talasemia alfa mayor mengalami anemia pada awal kehamilan,

kemudian membengkak karena kelebihan cairan (hydrops fetalis), lalu terjadi

pembesaran hati dan limpa. Fetus (janin) yang menderita kelainan ini biasanya

mengalami keguguran atau meninggal tidak lama setelah dilahirkan. Penderita ini

dilahirkan dari pasangan yang keduanya pembawa sifat talasemia alfa jenis berat.

Pada keadaan ini terjadi kematian janin karena janin mengalami kekurangan

oksigen berat. Ibu dari janin ini dapat mengalami penyakit yang berat.

Penatalaksanaan

Pengobatan talasemia bergantung pada jenis dan tingkat keparahan dari gangguan.

Seseorang pembawa atau yang memiliki sifat alfa atau beta talasemia cenderung ringan atau

tanpa gejala dan hanya membutuhkan sedikit atau tanpa pengobatan. Terdapat 3 (standar)

perawatan umum untuk talasemia tingkat menengah atau berat, yaitu transfusi darah, terapi

besi dan chelation, serta menggunakan suplemen asam folat. Selain itu, terdapat perawatan

lainnya adalah dengan transplantasi sum-sum tulang belakang, pendonoran darah tali pusat.

a) Transfusi darah

Transfusi yang dilakukan adalah transfusi sel darah merah. Terapi ini merupakan

terapi utama bagi orang-orang yang menderita thalassemia sedang atau berat.

Transfusi darah dilakukan melalui pembuluh vena dan memberikan sel darah

merah dengan hemoglobin normal. Untuk mempertahankan keadaan tersebut,

transfusi darah harus dilakukan secara rutin karena dalam waktu 120 hari sel darah

merah akan mati.6

b) Terapi Khelasi Besi (Iron Chelation)

Hemoglobin dalam sel darah merah adalah zat besi yang kaya protein. Apabila

melakukan transfusi darah secara teratur dapat mengakibatkan penumpukan zat

besi dalam darah. Kondisi ini dapat merusak hati, jantung, dan organ-organ

lainnya. Untuk mencegah kerusakan ini, terapi khelasi besi diperlukan untuk

membuang kelebihan zat besi dari tubuh. Terdapat dua obat-obatan yang

digunakan dalam terapi khelasi besi, yaitu:6

13

Page 14: Makalah 27 Fix

Deferoxamine

Deferoxamine adalah obat cair yang diberikan melalui bawah kulit secara

perlahan-lahan dan biasanya dengan bantuan pompa kecil yang digunakan

dalam kurun waktu semalam. Terapi ini memakan waktu lama dan sedikit

memberikan rasa sakit. Efek samping dari pengobatan ini dapat menyebabkan

kehilangan penglihatan dan pendengaran.

Deferasirox

Deferasirox adalah pil yang dikonsumsi sekali sehari. Efek sampingnya adalah

sakit kepala, mual, muntah, diare, sakit sendi, dan kelelahan (kelelahan).

c) Suplemen Asam Folat

Asam folat adalah vitamin B yang dapat membantu pembangunan sel-sel darah

merah yang sehat. Suplemen ini harus tetap diminum di samping melakukan

transfusi darah ataupun terapi khelasi besi.6

d) Transplantasi sum-sum tulang belakang

Bone Marrow Transplantation (BMT) sejak tahun 1900 telah dilakukan. Sumsum

transplantasi sel induk normal akan menggantikan sel-sel induk yang rusak. Sel-sel

induk adalah sel-sel di dalam sumsum tulang yang membuat sel-sel darah merah.

Transplantasi sel induk adalah satu-satunya pengobatan yang dapat

menyembuhkan talasemia. Namun, memiliki kendala karena hanya sejumlah kecil

orang yang dapat menemukan pasangan yang baik antara donor dan resipiennya.6

e) Pendonoran darah tali pusat (Cord Blood)

Cord blood adalah darah yang ada di dalam tali pusat dan plasenta. Seperti tulang

sumsum, itu adalah sumber kaya sel induk, bangunan blok dari sistem kekebalan

tubuh manusia. Dibandingkan dengan pendonoran sumsum tulang, darah tali pusat

non-invasif, tidak nyeri, lebih murah dan relatif sederhana.6

Konseling Genetik

Istilah Konseling Genetik pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Sheldon Redd dari Dight

Institute for Human Genetics, University of Minnesota. Konseling genetic diartikan sebagai

“member informasi atau pengertian kepada masyarakat tentang masalah genetic yang ada

dalam keluarganya”. Penerapan konseling genetic pada masyarakat kita mungkin harus

14

Page 15: Makalah 27 Fix

sedikit berbeda dari apa yang direkomendasikan oleh para ahli di luar negeri, karena struktur

social ekonomi, budaya, dan tingkat pendidikan yang berbeda. Istilah konseling genetic

sendiri masih asing dan mungkin masih sukar diterima oleh sebagian masyarakat kita, yang

sebagian besar berpendidikan dibawah SMU.

Pada prinsipnya sebelum konseling genetic diterapkan, kita harus mempunyai para

konselor genetic yang handal. Yang terpenting adalah seorang konselor sudah terlatih dan

menguasai segala sesuatu yang berkaitan dengan thalassemia. Seorang konselor juga dituntut

untuk dapat bersikap simpatik, tidak terkesan menggurui apalagi memaksa, agar dapat terjalin

suatu komunikasi hubungan batin yang baik antara konselor dengan yang dikonseling.

Seorang konselor harus dapat menyampaikan informasi sebanyak dan selengkap mungkin ada

pada keluarga yang dikonseling (klien). Informasi itu menyangkut 3 hal pokok, yaitu:7

a) Tentang penyakit talasemia itu sendiri, bagaimana cara penurunannya, dan masalah

masalah yang akan dihadapi oleh seorang penderita thalassemia mayor. Konselor

juga terlebih dahulu harus mengumpulkan data medis dari kliennya terutama

riwayat keluarga sang klien sebelum memulai konseling, agar informasi yang

disampaikan tepat dan bersifat khusus untuk pasangan tersebut.

b) Memberi jalan keluar cara mengatasi masalah yang sedang dihadapi oleh sang

klien dan membiarkan mereka yang membuat keputusan sendiri sehubungan

dengan tindakan yang akan dilakukan. Seorang konselor tidak selayaknya

memberikan jalan keluar yang kira kira tidak mungkin terjangkau atau dapat

dilakukan olenh sang klien.

c) Membantu mereka agar keputusan yang telah diambil dapat dilaksanakan dengan

baik dan lancar.

Secara umum sasaran konseling genetic adalah pasangan pranikah, terutama yang

berasal dari populasi atau etnik yang berpotensial tinggi menderita thalassemia, atau kepada

mereka yang mempunyai anggota keluarga yang berpenyakit talasemia. Kepada pasangan

tersebut perlu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan indeks hematologis (full blood

count) terlebih dahulu sebelum menikah untuk memastikan apakah mereka mengemban cacat

genetik talasemia.7

Apabila hanya salah satu dari mereka yang mengemban (pembawa sifat) talasemia

tidak jadi masalah, tetapi jika keduanya pengemban sifat talasemia maka perlu

diinformasikan bahwa jika mereka tetap memutuskan untuk menikah maka 25% dari

keturunannya berpeluang menderita talasemia mayor. Keputusan tergantung pada pasangan

15

Page 16: Makalah 27 Fix

tersebut apakah mereka memutuskan tidak kawin, tetap kawin tanpa mempunyai anak, atau

kawin dan ingin mempunyai anak.7

Konseling genetik secara khusus juga ditujukan untuk pasangan berisiko tinggi, baik

yang terjaring pada pemeriksaan premarital maupun pasangan yang telah mempunyai anak

talasemia sebelumnya. Kepada mereka perlu disampaikan bahwa telah ada teknologi yang

dapat membantu untuk mengetahui apakah janin yang dikandung menderita talasemia atau

tidak pada awal kehamilan atau yang dikenal dengan diagnosis prenatal.7

Perlu diinformasikan pula selengkap lengkapnya tentang prosedur diagnosis tersebut, di

mana mereka dapat melakukannya, siapa yang harus dihubungi, tingkat kesalah diagnosis,

biaya serta kemungkinan keguguran akibat proses sampling. Dengan demikian mereka dapat

mempertimbangkan benar benar untung ruginya sebelum mengambil keputusan agar tidak

timbul kekecewaan atau penyesalan di kemudian hari. Kebanyakan dari pasangan berisiko

tersebut memutuskan tetap menikah tetapi memutuskan untuk tidak mempunyai anak.

Kiranya hal ini agak sukar diterapkan pada masyarakat kita jika sebagian besar masih

beranggapan bahwa keberadaaan seorang anak merupakan target utama dari sebuah

perkawinan. Apabila pandangan seperti itu dapat sedikit dirubah menjadi anak yang sehat

merupakan target dari perkawinan, mungkin konseling genetic akan jauh lebih mudah

dilakukan.7,8

Karena berbagai alasan, baik menyangkut agama maupun aspek psikologis lainnya

yang tidak merestui pengakhiran kehamilan, maka pendampingan perlu melibatkan tokoh

tokoh agama dan para psikolog. Langkah ini perlu dilakukan agar semua tindakan yang

diambil dengan hati yang mantap sehingga tidak timbul penyesalan atau rasa bersalah di

kemudian hari. Prinsip dasar dalam konseling adalah bahwa masing-masing individu atau

pasangan memiliki hak otonomi untuk menentukan pilihan, hak untuk mendapat informasi

akurat secara utuh, dan kerahasiaan mereka terjamin penuh. Hal yang harus diinformasikan

berhubungan dengan kelainan genetik secara detil, prosedur obstetri yang mungkin dijalani

dan kemungkinan kesalahan diagnosis pranatal. Informasi tertulis harus tersedia, dan catatan

medis untuk pilihan konseling harus tersimpan. Pemberian informasi pada pasangan ini

sangat penting karena memiliki implikasi moral dan psikologi ketika pasangan karier

dihadapkan pada pilihan setelah dilakukan diagnosis pranatal. Pilihan yang tersedia tidak

mudah, dan mungkin tiap pasangan memiliki pilihan yang berbeda-beda. Tanggung jawab

utama seorang konselor adalah memberikan informasi yang akurat dan komprehensif yang

memungkinkan pasangan karier menentukan pilihan yang paling mungkin mereka jalani

sesuai kondisi masing-masing.7,8

16

Page 17: Makalah 27 Fix

Pencegahan

Pencegahan yang paling efektif adalah dengan menghindari pernikahan pada penderita

yang memeliki resiko tinggi terhadap talasemia. Jika salah satu pasangan memiliki resiko

tinggi terhadap talasemia kemungkinan besar akan menurun pada anaknya dengan tingkat

resiko yang lebih tinggi dan menghasilkan anak dengan penderita talasemia dengan gen

bawaan dari orangtua, akibat yang terjadi jumlah penderita talasemia semakin meningkat

tajam.

Prognosis

Prognosis bergantung pada tipe dan tingkat keparahan dari talasemia. Seperti

dijelaskan sebelumnya, kondisi klinis penderita talasemia sangat bervariasi dari ringan

bahkan asimtomatik hingga berat dan mengancam jiwa.

Kesimpulan

Talasemia adalah penyakit genetik yang diturunkan secara autosomal resesif menurut

hukum Mendel dari orang tua kepada anak-anaknya. Penyakit talasemia meliputi suatu

keadaan penyakit dari gelaja klinis yang paling ringan (bentuk heterozigot) yang disebut

talasemia minor atau talasemia trait (carrier = pengemban sifat) hingga yang paling berat

(bentuk homozigot) yang disebut talasemia mayor. Bentuk heterozigot diturunkan oleh salah

satu orang tuanya yang mengidap penyakit talasemia, sedangkan bentuk homozigot

diturunkan oleh kedua orang tuanya yang mengidap penyakit talasemia. Di negara-negara

yang mempunyai frekuensi gen talasemia yang tinggi penyakit tersebut menimbulkan

masalah kesehatan masyarakat (Public Health). Pada umumnya anak dengan penyakit

talasemia mayor tidak akan mencapai usia produktif bahkan mati di dalam kandungan atau

mati setelah lahir seperti pada talasemia-α Hb bart’s hydrop fetalis. Talasemia alfa dan beta

juga memerlukan skrining talasemia serta konseling genetic apalagi bagi pasangan yang ingin

memiliki anak dengan risiko talasemia yang besar. 

17

Page 18: Makalah 27 Fix

Daftar Pustaka

1. Atmakusuma D, Setyaningsih I. Dasar-dasar talasemia : salah satu jenis

hemogglobinopati dalam buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-5. Jakarta :

Interna Publishing;2009.h.1379-86.

2. Hoffbrand AV, Moss PAH. Kapita selekta hematologi. Edisi ke-11.

Jakarta: EGC;2011.h.22-35.

3. Sacher RA, Mcpherson RA. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan

laboratorium. Edisi ke-11. Jakarta : EGC;2004.h.93-5.

4. Atmakusuma D, Setyaningsih I. Thalasemia: manifestasi klinis, pendekatan diagnosis

dan thalassemia intermedia dalam buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-5.

Jakarta : Interna Publishing;2009.h.1387-92.

5. Brashers VL. Aplikasi klinis patofisiologi. Edisi ke-2. Jakarta :

EGC;2008.h.173-5.

6. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani W.I, et all, editor. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2.

Ed.3. Jakarta. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI ; 2008, h.497-499.

7. Muttaqin H. Dany F. Dwijayanthi L. ett all. Editor. Esesnsi Pediatri Nelson. Ed.4.

Jakarta: EGC ; 2010. Hal. 159.

8. Curtis GB. Kehamilan diatas usia 30. Edisi ke-1. Jakarta :

EGC;2010.h.67-9.

18